PENDAHULUAN
A. Judul Percobaan
Analisis Aspirin dan Kafein dalam Tablet
B. Tujuan Praktikum
1. Menentukan kadar aspirin suatu tablet
2. Menentukan kadar kafein suatu tablet
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Aspirin merupakan obat paten pertama, yaitu asetosal yang kurang lebih
100 tahun lalu ditemukan oleh seorang ahli kimia dari pabrik Bayer (Tan dan
Kirana, 2010). Aspirin merupakan senyawa ester fenil yang tersubstitusi. Gugus
rawan yang terdapat pada aspirin sangat peka sehingga jika diberi pengaruh
hidrolisis aspirin menjadi tidak stabil (Gisvold dkk., 1982).
Aspirin merupakan komponen sintetis dan tidak terdapat di alam,
meskipun ada beberapa yang mengatakan bahwa salisilat dapat ditemukan di kulit
batang pohon willow dan meadowsweet (Smith, 2011). Kadar aspirin dapat
diketahui dengan menggunakan metode titrasi alkalimetri (Justiana dan
Muchtaridi, 2008). Menurut Yurida dkk. (2013), titrasi alkalimetri merupakan
titrasi yang menggunakan larutan standar basa untuk menentukan asam. Prinsip
dari titrasi alkalimetri yaitu menggunakan basa kuat sebagai titrannya dan
analitnya yaitu asam atau senyawa yang bersifat asam.
Menurut Rainsford (2004), sifat aspirin dapat dilihat dari sifat kimia dan
sifat fisikanya. Berdasarkan sifat kimianya, yaitu :
1. Larut dalam etanol dan eter
2. Kelarutan aspirin dalam air 10 mg/ml dalam suhu 20C
3. Merupakan senyawa polar
Berdasarkan sifat fisikanya, yaitu :
1. Titik didih aspirin sebesar 140C
2. Titik leleh aspirin sebesar 133,4 C
3. Berat jenis aspirin sebesar 1,4 gram/ml
4. Berat molekul aspirin sebesar 180,2 gram/mol
REVISI
5. Massa molekul relatif aspirin sebesar 180 gram/mol
6. Aspirin adalah senyawa padat yang berbentuk kristal yang berwarna putih
Aspirin memiliki rumus kimia, yaitu C9H8O4 (Riswiyanto, 2009). Menurut
Sumardjo (2006), gambar struktur kimia aspirin, yaitu :
Menurut Jumhari (1995), aspirin dapat dibuat dari asam salisilat yang
diasetilisasikan dengan asetil klorida atau anhidrin asam asetat dengan
menggunakan katalis H2SO4. Reaksinya yaitu :
REVISI
REVISI
III.
METODE
g. Pipet tetes
h. Kertas saring
i. Buret
j. Statif
k. Timbangan elektrik
l. Gelas ukur
m. Pengaduk gelas
n. Sendok
2. Bahan-bahan yang dibutuhkan pada praktikum kali ini, yaitu :
a. Tablet aspirin
b. Tablet kafein
c. Indikator Phenolphtalein
d. Aquades
100
X V NaOH X 18,02
20
n. Keterangan :
o. V adalah jumlah volume
2. Analisis Kafein dalam Tablet
p.
Tablet kafein sebanyak 1 tablet ditimbang dengan timbangan
elektrik lalu dicatat merk dan kadarnya. Tablet kafein digerus halus dalam
lumpang porselin hingga tablet menjadi halus. Tablet yang telah halus
kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml. Larutan H 2SO4 10 %
sebanyak 5 ml dan 20 ml larutan Iod 0,1 N ditambahkan kedalam labu
ukur. Larutan kemudian ditambahkan aquades sampai pada tanda batas,
lalu diaduk dan didiamkan selama 10 menit.
q.
Larutan yang telah didiamkan disaring dengan menggunakan
kertas saring. Hasil saring diletakkan ke dalam erlenmeyer, kemudian
larutan diambil sebanyak 25 ml dan diletakkan ke dalam erlenmeyer lain
lalu ditambahkan 3 tetes amilum. Titrasi larutan dengan Na2S2O3 hingga
[ (
)]
bj. 1
bk. 1,7
bl. 0,4
bo. 2
bp. 1,7
bq. 0,4
bm. 76,58
mg/400mg
bt. Rata
bu. 1,7
bv. 0,4
5
-rata
by.
Tabel 2. Hasil Penentuan Kadar Kafein suatu Tablet
bz. No
ca. Volume
cb. Berat
cc. Kadar Kafein
cg. %
ch. mg/tablet
Na2S2O3 (ml)
Tablet (gr)
ci. 1
cj. 1,5
ck. 0,660
cn. 2
co. 1,2
cp. 0,660
cl. 10,684
cm. 70,518
cs. Rata
ct. 1,35
cu. 0,660
-rata
cx.
B. Pembahasan
cy. Menurut Pranata (2013), aspirin merupakan turunan dari asam
salisilat yang diasetilisasi dengan asetil klorida atau anhidrin asam asetat
dengan menggunakan katalis H2SO4. Kegunaan aspirin yaitu sebagai pehilang
sakit atau nyeri (analgenik) dan obat demam. Penggunaan dari aspirin ini
mempunyai efek samping yaitu pendarahan pada saluran pencernaan dan
apabila dikonsumsi pada dosis yang tinggi bisa mengakibatkan kematian.
cz. Aspirin memiliki bentuk bubuk kristal yang berwarna putih.
Aspirin sedikit larut dalam air, namun dapat larut dalam alkohol, kloroform,
eter, dan gliserin. Aspirin bersifat stabil jika dalam keadaan udara kering
namun akan terurai secara perlahan pada keadaan lembab. Aspirin memiliki
satu sisi buruk, yaitu pada lapisan perut karena aspirin memiliki sifat asam,
maka dapat mengganggu bahkan merusak lapisan protein (Feinman, 1994).
da.Menurut Sutedjo (2008), efek samping aspirin yaitu :
1. Iritasi mukosa lambung jika dikonsumsi pada keadaan lambung kosong
REVISI
yang dapat berakibat gastritis.
2. Volume pembuluh darah yang meningkat pada anak dengan adanya
gejala letih, muntah, dan koma.
3. Kadar gula darah yang meningkat dan glukosurie.
4. Dosis lebih dari 6 gram per hari dapat memperpanjang waktu
pendarahan.
5. Gangguan penglihatan, tinnitus, serta flushing atau rasa panas.
6. Reaksi alergi, yaitu oedem, bercak merah pada kulit.
db.
REVISI
titrasi ini adalah titrasi alkalimetri atau netral. Percobaan ini diulang
sebanyak 2 kali. Percobaan diulang 2 kali dengan tujuan agar
mendapatkan data yang lebih akurat.
dg.
Menurut Gisvold dkk. (1982), reaksi yang terjadi yaitu :
dh.
di.
dj.
dk.
+ NaOH
dl.
dm.
dn. Gambar 4.1 Reaksi Aspirin dengan Larutan
O
O C CH3
C ONa
O
+ H2O
NaOH
do. Aspirin semula bersifat asam dan sesudah diencerkan keasamannya, jika
dititrasi dengan NaOH maka secara perlahan akan
O
O C CH3
C OH
O
REVISI
dr. Kafein adalah salah satu jenis alkaloid yang banyak terdapat dalam biji
kopi, daun teh dan biji coklat (Maramis dkk., 2013). Kafein adalah
senyawa alkaloid yang merupakan turunan dari purin dengan penamaan
kimia 1,3,7-trimethyl xanthine (Vogel, 1985). Kafein terdapat pada biji
kopi sebesar 0,5%, dan teh 2-4%, hal ini menyebabkan efek physiologi
sebagai stimulan. Kafein bisa dihasilkan secara tiruan dan digunakan
untuk penambah atau perisai didalam setengah mekanan (Abdulla, 2002).
ds.
titrasi iodometri yang merupakan salah satu dari titrasi redoks. Titrasi iodometri
memakai larutan iod (I2) yang merupakan oksidator dan sebagai larutan standar.
Larutan iod dengan konsentrasi tertentu dengan jumlah yang berlebih
ditambahkan ke dalam sampel, sehingga menyebabkan terjadinya reaksi antara
sampel dengan iod. Selanjutnya sisa iod yang berlebih dihitung dengan cara
mentitrasinya dengan larutan standar yang mempunyai fungsi sebagai reduktor
(Karyadi, 1994).
dt. Sampel yang digunakan dalam penentuan kadar kafein adalah tablet
saridon dengan berat sebesar 0,660 gram. Tablet kafein sebanyak 1 tablet
ditimbang dengan timbangan elektrik lalu dicatat merk dan kadarnya.
Penimbangan dilakukan untuk mengetahui berat dari tablet kafein tersebut. Tablet
kafein digerus halus dalam lumpang porselin hingga tablet menjadi halus dan
berubah menjadi serbuk agar kafein lebih mudah untuk direaksikan serta
mempercepat larutnya kafein ketika ditambahkan larutan. Pengocokan berfungsi
agar larutan dapat memiliki sifat homogen atau mudah larut.
du. Tablet yang telah halus kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 100
ml. Larutan H2SO4 10 % sebanyak 5 ml dan 20 ml larutan Iod 0,1 N ditambahkan
kedalam labu ukur. Penambahan larutan H2SO4 10% berfungsi sebagai
katalis dan
REVISI
menyebabkan suasana asam.
dv. Larutan Iod 0,1 N berfungsi untuk memutuskan ikatan rangkap dari
senyawa kafein yang terdapat didalam tablet, ikatannya akan dipecah menjadi
ikatan-ikatan tunggal.
dw.Larutan kemudian ditambahkan aquades sampai pada tanda batas, lalu
diaduk dan didiamkan selama 10 menit. Didiamkan 10 menit berfungsi agar
ef.
eg.
eh.
ei.
ej.
ek.
el.
em.
en.
eo.
ep.
eq.
er.
es.
et.
eu.
ev.
ew.
ex.
ey.
ez.
fa.
fb.
fc.
fd.
fe.
V.
KESIMPULAN
ff.
fg. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Kadar aspirin dalam persen sebesar 76,585 % dan kadar aspirin per tablet
sebesar 400 mg/tablet.
2. Kadar kafein dalam persen sebesar 10,684 % dan kadar kafein per tablet
sebesar 660 mg/tablet.
fh.
fi.
fj.
fk.
fl.
fm.
fn.
fo.
fp.
fq.
fr.
fs.
ft.
fu.
fv.
fw.
fx.
fy.
fz.
ga.
gb.
gc.
gd.
ge.
REVISI
REVISI
Yogyakarta.
Rainsford,D. 2004. Aspirin and Related Drugs. Erlangga, Jakarta.
Riswiyanto. 2009. Kimia Organik. Erlangga, Jakarta.
Shearn. 1989. Farmakologi Dasar dan Klinik. Baiti Ilmina, Jakarta.
Smith, J. G. 2011. Organic Chemistry 3rd edition. Mc graw-hill, New York.
Suhendi, Andi. 2009. Analisis kadar asam salisilat. Jurnal Kimia 2(1) : 1-8.
Sumardjo, D. 2006. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksakta. Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
he. Sutedjo, A. Y. 2008. Mengenal Obat-obatan Secara Mudah. Amara Books,
Yogyakarta.
hf. Tan, T. H. dan Kirana Rahardja. 2010. Obat-obat Sederhana untuk Gangguan
Sehari-hari. PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
hg. Vogel. 1985. Analisa Anorganik Kualitatis. Kalmen Media Pustaka, Jakarta.
hh. Yeboah F. A. dan Oppong, S. Y. 2013. Caffeine: The Wonder Compound,
Chemistry and Properties. Tropical Series in Health Science 1 : 27-37
hi. Yurida, Mutia, Evi A. dan Susila A. R. 2013. Asidi-alkalimetri. Jurnal Teknik
Kimia 9(2) : 1-8.
hj.
hk.
hl.
hm.
hn.
ho.
hp.
hq. LAMPIRAN
hr.
A. Perhitungan
1. Perhitungan kadar aspirin
hs.
ht.
hu.
hv.
Massa aspirin =
=
= 0,30634 gram
Kadar % aspirin dalam tablet
hw.
massa aspirin
x 100
400 mg
hx.
0,30634
x 100
400
hy.
= 76,585 %
2. Perhitungan kadar kafein
100
X Na2 S2 O3
25
Massa kafein = 20 ( ] X 0,00483
hz.
ia.
ib.
ic.
id.
ie.
=
if.
B. Dokumentasi
70,518
X 100
660
= 10,684 %
ig.
ih. Gambar 1. Hasil percobaan kadar aspirin dalam tablet (Dokumentasi Pribadi,
2016).
ii.
ij. Gambar 2. Hasil percobaan kadar kafein dalam tablet sebelum dititrasi
dengan larutan Na2S2O3 0,1 N (Dokumentasi Pribadi, 2016).
ik.
il.
Gambar 3. Hasil percobaan kadar kafein dalam tablet setelah dititrasi dengan