BI RATE
2012
2013
2014
2015
9%
8%
7%
6%
5%
4%
3%
2%
1%
0%
2012
Suku bunga mengalami penurunan pada bulan februari, dan berikutnya konstan
sampai akhir tahun 2012. Ditetapkannya penurunan suku bunga untuk memberikan dorongan
bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah menurunnya kinerja ekonomi global, dengan
tetap mengutamakan pencapaian sasaran inflasi dan stabilitas nilai tukar Rupiah. Dan untuk
bulan berikutnya tetap mempertahankan BI Rate sebesar 5,75%. Tingkat suku bunga tersebut
dinilai masih konsisten dengan tekanan inflasi yang rendah dan terkendali sesuai dengan
sasaran inflasi tahun 2013 dan 2014, sebesar 4,5% 1%. Evaluasi terhadap kinerja tahun
2012 dan prospek tahun 2013-2014 secara umum menunjukkan bahwa perekonomian
domestik tumbuh tetap baik dengan stabilitas yang terjaga.
2013
Suku bunga dalam kurun waktu 1 tahun mengalami kenaikan. Januari Mei masih
konsisten dengan sasaran inflasi tahun 2013 dan 2014, sebesar 4,5% 1%. Meskipun Indeks
Harga Konsumen (IHK) bulan April 2013 mengalami deflasi, Bank Indonesia tetap
mewaspadai tekanan inflasi yang berasal dari kenaikan ekspektasi inflasi terkait dengan
rencana kebijakan BBM yang akan ditempuh Pemerintah.
-
yang diharapkan.
Nilai tukar Rupiah mengalami depresiasi secara moderat pada April 2013, dengan
intensitas tekanan yang menurun sejalan dengan kembali meningkatnya aliran
modal masuk.
IHK pada bulan April 2013 mengalami deflasi seiring dengan membaiknya
pasokan dan upaya Pemerintah dalam memperbaiki kebijakan terkait impor
hortikultura.
Stabilitas sistem keuangan dan fungsi intermediasi perbankan tetap terjaga dengan
baik.
Pada bulan bulan berikutnya mengalami kenaikan hal ini dibsebabkan masih
besarnya defisit transaksi berjalan di tengah risiko ketidakpastian global yang masih tinggi.
Dengan demikian, keputusan ini diambil untuk memastikan bahwa defisit transaksi bejalan
menurun ke tingkat yang lebih sehat dan inflasi tetap terkendali menuju ke sasaran 4,51%
pada 2014 sehingga tetap dapat mendukung kesinambungan pertumbuhan ekonomi. Ke
depan, Bank Indonesia mencermati sejumlah risiko dalam perekonomian global dan nasional
serta akan mengoptimalkan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial. Bank Indonesia
juga akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah khususnya dalam pengendalian
inflasi dan defisit transaksi berjalan, termasuk kebijakan-kebijakan untuk memperbaiki
kondisi struktural ekonomi.
2014
Mulai bulan januari Oktober BI Rate tidak mengalami kenaikan maupun penurunan
sebab kebijakan tersebut masih konsisten dengan upaya untuk mengendalikan inflasi menuju
ke sasaran 4,51% pada 2014 dan 41% pada 2015, serta menurunkan defisit transaksi
berjalan ke tingkat yang lebih sehat. Bank Indonesia menilai bahwa kebijakan stabilisasi
ekonomi yang ditempuh selama ini mampu menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem
keuangan serta mendukung proses penyesuaian ekonomi ke arah yang lebih seimbang. Hal
ini tercermin pada defisit transaksi berjalan yang menurun dan permintaan domestik yang
tetap terkelola.
Nilai tukar Rupiah melemah seiring dengan apresiasi dolar AS yang terjadi secara
luas.
Inflasi tetap terjaga dan mendukung prospek pencapaian sasaran inflasi 2015 yakni
4,01%.
Stabilitas sistem keuangan tetap solid ditopang oleh ketahanan sistem perbankan dan
relatif terjaganya kinerja pasar keuangan.