Anda di halaman 1dari 37

Ideologi adalah ide atau gagasan.

Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Antoine Destutt de


Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan "sains tentang ide". Ideologi dapat
dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu
(bandingkan Weltanschauung), secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan
beberapa arah filosofis (lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas
yang dominan pada seluruh anggota masyarakat.

Karakter ideologi
Sistem pemerintahan

Bab I
Pembahasan
Kata Ideologi pertama sekali diperkenalkan oleh filsuf Prancis Destutt de Tracy pada tahun 1796. Kata ini
berasal dari bahasa Prancis idologie, merupakan gabungan 2 kata yaitu, ido yang mengacu kepada
gagasan dan logie yang mengacu kepada logos, kata dalam bahasa Yunani untuk menjelaskan logika dan
rasio. Destutt de Tracy menggunakan kata ini dalam pengertian etimologisnya, sebagai "ilmu yang meliputi
kajian tentang asal usul dan hakikat ide atau gagasan".

Definisi ideologi menurut beberapa pendapat:

Drs. Moerdiono

Ideologi berarti a system of ideas, akan mensistematisasikan seluruh pemikiran mengenai


kehidupan ini dan melengkapinya dengan sarana serta kebijakan dan strategi dengan tujuan
menyesuaikan keadaan nyata dengan nilai-nilai yang terkandung dalam filsafat yang menjadi
induknya.

Gunawan Setiardjo :
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan atau aqidah 'aqliyyah (akidah yang sampai
melalui proses berpikir) yang melahirkan aturan-aturan dalam kehidupan

Destutt de Tracy:

Ideologi adalah studi terhadap ide ide/pemikiran tertentu. 2 april 2004

Descartes:

Ideologi adalah inti dari semua pemikiran manusia. 5 mei 2004

Machiavelli:

Ideologi adalah sistem perlindungan kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa. 1 agustus 2006

Thomas H:

Ideologi adalah suatu cara untuk melindungi kekuasaan pemerintah agar dapat bertahan dan
mengatur rakyatnya. 23 oktober 2004

Francis Bacon:

Ideologi adalah sintesa pemikiran mendasar dari suatu konsep hidup. 5 januari 2007

Karl Marx:

Ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan bersama dalam
masyarakat. 1 mei 2005

Napoleon:
Ideologi keseluruhan pemikiran politik dari rivalrivalnya. 22 desember 2003

Muhammad Ismail:
Ideologi (Mabda) adalah Al-Fikru al-asasi al-ladzi hubna Qablahu Fikrun Akhar,
pemikiran mendasar yang sama sekali tidak dibangun (disandarkan) di atas pemikiran
pemikiran yang lain. Pemikiran mendasar ini merupakan akumulasi jawaban atas
pertanyaan dari mana, untuk apa dan mau ke mana alam, manusia dan kehidupan ini
yang dihubungkan dengan asal muasal penciptaannya dan kehidupan setelahnya? 24
april 2007

Dr. Hafidh Shaleh:


Ideologi adalah sebuah pemikiran yang mempunyai ide berupa konsepsi rasional
(aqidah aqliyah), yang meliputi akidah dan solusi atas seluruh problem kehidupan
manusia. Pemikiran tersebut harus mempunyai metode, yang meliputi metode untuk
mengaktualisasikan ide dan solusi tersebut, metode mempertahankannya, serta metode
menyebarkannya ke seluruh dunia. 12 november 2008

Taqiyuddin An-Nabhani:
Mabda adalah suatu aqidah aqliyah yang melahirkan peraturan. Yang dimaksud aqidah
adalah pemikiran yang menyeluruh tentang alam semesta, manusia, dan hidup, serta
tentang apa yang ada sebelum dan setelah kehidupan, di samping hubungannya dengan
Zat yang ada sebelum dan sesudah alam kehidupan di dunia ini. Atau Mabda adalah
suatu ide dasar yang menyeluruh mengenai alam semesta, manusia, dan hidup.
Mencakup dua bagian yaitu, fikrah dan thariqah. 17 juli 2005

Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa Ideologi (mabda) adalah pemikiran yang
mencakup konsepsi mendasar tentang kehidupan dan memiliki metode untuk
merasionalisasikan pemikiran tersebut berupa fakta, metode menjaga pemikiran tersebut agar
tidak menjadi absurd dari pemikiran-pemikiran yang lain dan metode untuk menyebarkannya.

Ideologi politik
Dalam ilmu sosial, ideologi politik adalah sebuah himpunan ide dan prinsip yang
menjelaskan bagaimana seharusnya masyarakat bekerja, dan menawarkan ringkasan order
masyarakat tertentu. Ideologi politik biasanya mengenai dirinya dengan bagaimana mengatur
kekuasaan dan bagaimana seharusnya dilaksanakan.
Teori komunis Karl Marx, Friedrich Engels dan pengikut mereka, sering dikenal
dengan marxisme, dianggap sebagai ideologi politik paling berpengaruh dan dijelaskan
lengkap pada abad 20.
Contoh ideologi lainnya
termasuk: anarkisme, kapitalisme, komunisme, komunitarianisme, konservatisme, neoliberali
sme, Demokrasi Islam, demokrasi
kristen,fasisme, monarkisme, nasionalisme, nazisme, liberalisme, libertarianisme, sosialisme,
dan demokrat sosial.
Kepopuleran ideologi berkat pengaruh dari "moral entrepreneurs", yang kadangkala bertindak
dengan tujuan mereka sendiri. Ideologi politik adalah badan dariideal,
prinsip, doktrin, mitologi atau simbol dari gerakan sosial, institusi, kelas, atau grup besar
yang memiliki tujuan politik dan budaya yang sama. Merupakan dasar dari pemikiran politik
yang menggambarkan suatu partai politik dan kebijakannya.

Macam-macam ideologi di dunia dan ciri-cirinya:


Antara negara satu dengan negara lain ideologinya tidak sama. Perbedaan ini karena setiap
negara memiliki perbedaan pandangan dalam menilai suatu kebenaran serta latar belakang
sejarah yang tidak sama. Pancasila yang oleh bangsa Indonesia dipandang sebagai sesuatu
yang baik dan benar belum tentu dinilai sama oleh bangsa lain. Demikian juga ideologi
bangsa lain tidak mungkin sesuai bila diterapkan di Indonesia.
Berikut ini seputarpengetahuan.com akan menjelaskan tentang macam-macam ideologi yakni
kapitalisme, sosialisme, komunisme dan fasisme yang berlaku di dunia berikut ciri-cirinya.
Macam-Macam Ideologi
Kapitalisme
Kapitalisme yakni berasal dari bahasa Latin yang akar katanya "caput" yang berarti kepala.
Pada abad 12 dan 13 kata tersebut diartikan dengan dana, persediaan barang, sejumlah uang,
atau uang bunga pinjaman. Dalam abad 18 istilah tersebut diartikan sebagai kapital produktif.
Karl Marx menyatakan istilah tersebut menjadi suatu konsep sentral yang disebut dengan
"cara produksi". Adapun Max Weber menganggap kapitalisasi sebagai suatu kegiatan
ekonomi yang ditujukan pada suatu pasar dan dipacu untuk menghasilkan laba dengan
adanya pertukaran pasar.
Sejarah perkembangan kapitalisme dibagi menjadi 3 fase yaitu sebagai berikut:

Kapitalisme awal (1500-1750)

Kapitalisme klasik ( 1750-1914)

Kapitalisme lanjut (1914-sekarang)

Berawal dari kapitalisme liberal akhirnya berkembang menjadi ideologi liberal. Ideologi ini
banyak dianut oleh negara-negara Eropa dan Amerika, seperti Inggris, Spanyol, Italia,
Belanda, Amerika Serikat dan Kanada. Adapun ciri-ciri negara penganut ideologi
kapitalisme adalah sebagai berikut.

Kebebasan warga negara dijunjung tinggi. Warga negara bebas melakukan apa saja
asalkan tidak melanggar tertib hukum.

Negara hanya bertindak sebagai pengawas jalannya tertib hukum.

Pada kapitalis monopolis mengesampingkan nilai-nilai agama sehingga melahirkan


sekulerisme (paham yang memisahkan agama dengan negara).

Sosialisme
Sosialisme merupakan doktrin atau ajaran ekonomi yang berdasarkan pada ekonomi
kolektivisme. Doktrin ini menentang kepemilikan pribadi dan mendukung pemakaian milik
tersebut untuk kesejahteraan umum. Adapun yang menjadi dasar dari sosialisme adalah:

Kontrol kolektivitas atas sekurang-kurangnya alat-alat produksi, dan

Perluasan dari fungsi dan aktivitas negara


Menurut ideologi sosialisme bahwa suatu komunitas atau kelompok yang terorganisir
memiliki kewenangan atau hak dalam mengelola modal, tanah, mekanisme produksi,
pendistribusian barang-barang, dan hal-hal yang dianggap perlu bagi kesejahteraan umum
secara mandiri. Intinya ekonomi yang bersifat kolektif lebih mampu bersikap adil. Produksi
secara bebas dan kompetitif harus dihilangkan.
Adapun ciri-ciri ideologi sosialisme adalah sebagai berikut:

Menolak kapitalisme dan berusaha menghapuskannya lewat perjuangan kaum buruh,


tetapi menerima demokrasi parlementer.

Merencanakan masyarakat berdasarkan dorongan kerja sama dan tidak ada hak milik
perseorangan. Tidak ada kelas kaya dan miskin, ataupun kelas majikan dan buruh, sebab
semua sama.

Mencita-citakan masyarakat yang didalamnya dapat bekerja sama dan solidaritas


dengan hak-hak yang sama.

Penentuan nasib sendiri bagi semua orang hanya dapat dicapai melalui solidaritas

Menolak kebebasan yang cenderung berpihak bagi kepentingan hak milik.

Demokrasi tidak akan berjalan karena penguasa menekan kebebasan individu.

Komunisme
Pada awalnya sosialisme dan komunisme mempunyai arti yang sama. Namun komunisme
lebih bersifat radikal. Komunisme berdasarkan pada teori Marxis. Menurut Marxis bahwa
pengawasan alat produksi tidak saja sebagai kunci kekuasaan ekonomi tetapi juga kunci
kekuasaan politik dalam negara. Negara dipandang sebagai alat pemaksa yang diciptakan
oleh pengawas masyarakat kapitalis untuk kepentingan mereka sendiri.
Dalam memindahkan alat-alat produksi ke tangan negara, dilakukan dengan cara
kediktatoran.
Ideologi komunisme memiliki ciri-ciri antara lain sebagai berikut:

Menghapus hak milik pribadi atas alat-alat produksi, dan beralih ke tangan negara.

Hak milik seperti mobil, rumah dan tanah tidak di akui negara.

Mendirikan masyarakat tanpa perbedaan kelas apapun.

Kepentingan warga nomor dua setelah kepentingan negara.

Bersifat materialistis.

Menyangkal adanya jiwa, roh dan Tuhan, serta menindas kebebasan pribadi dan
agama.

Menyangkal semua nilai-nilai dan kebutuhan rohani.

Fasisme
Fasisme mempunyai konsep dasar bahwa negara memiliki suatu kehidupan, kesatuan dan
kewenangan yang tidak selalu sama seperti yang diinginkan individu. Orang dibuat seragam
dan menjalani disiplin tertentu dalam rangka meraih tujuan moral. Pemerintah atas nama
negara diberi wewenang untuk mengendalikan kegiatan warga negaranya. Buruh dan pemilik
modal harus dapat bekerja samadan dalam pengawasanserta tekanan dari negara. Rakyat
sebagai kekuatan bagi tentara modern dan industri.
Adapun ciri-ciri ideologi fasisme adalah sebagai berikut:

Pemerintahan bersifat otoriter dan totaliter.

Sistem pemerintahan satu partai.

Negara dijadikan alat permanen untuk mencapai tujuan negara.

Mempercayai adanya perbedaan antara orang yang memerintah dan yang diperintah,
antara elite dan massa.

Membenci kemerdekaan berbicara dan berkumpul.

TUJUAN, FUNGSI, DAN IDEOLOGI NEGARA

solus

populi superamelex, kata orang romawi. Artinya, bahwa kepentingan rakyat,


kesejahteraan rakyat adalah hokum (undang-undang) yang tinggi. Umumnya, kesehjateraan
rakyat adalah tujuan Negara. Fungsi Negara adalah penyelenggaraan langkah-langkah dan
kegiatan untuk mencapai kesejahteraan rakyat itu.

Tujuan Negara adalah melakukan suatu cita-cita luhur bangsa dan Negara. Letaknya dalam
ruang lingkup yang di harapkan, atau yang ingin dicapai. Lazimnya di sebut sebagai
das sollen. Bukan das sein (kenyataan yang ada, yang sekarang berlaku) karena tujuan
adalah arah jangka panjang yang menjadi pedoman bagi penyelenggaraan Negara. Tujuan,
bersifat abstrak-idiil.
Sedangkan fungsi Negara berada dalam lapangan das sein yaitu kenyataan yang ada. Apa
yang perlu di laksanakan pada masa kini, tentunya dalam rangka membina dan
mempersiapkan bangsa dan Negara mengahadapi masa mendatang dan mencapai tujuan
nasional.
Ideology adakan dasar, patokan, pegangan yang di yakini untuk bersama-sama mengerahkan
pelaksanaan kegiatan dalam mencapai tujuan nasional. Ideology menjadi wawasan
pemikiran dan kesepakatan mengenai pola-pola dalam melaksanakan fungsi Negara guna
dapat mencapai nasional atau cita-cita luhur bangsa dan Negara.

Tujan Negara dapat berbeda-beda, bergantung pada idielogi yang di anut masyarakatnya.
Fungsi Negara dalam penyelenggaraannya di pengaruhi oleh Negara itu, sehingga fungsi
Negara juga dipengaruhi oleh tujuan Negara. (Muchtar Affandi, 1982: 232).

Tujuan Negara
Aristoteles mengemukakan bahwa:
the state come into exintence originating in the bare needs of life and continuing in existence
for the sake of good life.

(Negara mendapat eksintensinya berdasarkan kebutuhan hidup yang mendesak, dan tetap di
perlukan keberadaanya untuk mebina kehidupan yang baik).

Pada hakekatnya, Negara itu adalah suatu lembaga yang merupakan alat yang di gunakan
manusia untuk dapat memenuhi kebutuhanya. Kebutuhan ini bukanlah kebutuhan bagi
sebagain saja dari orang yang menjadi rakyat Negara itu, melainkan kebutuhan bersama atau
kebutuhan kolektif dari seluruh rakyat.

Negara adalah jembatan emas atau bahtera yang didirikan untuk membawa seluruh
rakyat kepelabuhan kesejahteraan. (lihat dalam F.Iswara, 1982: hlm.163). tujuan Negara
republic Indonesia adalah seperti tercantum dalam mukidah/ pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945, alinea keempat, sebagai berikut:

Untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi sengenap


bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social

Secara garis besar, tujuan Negara (pada tiap-tiap Negara di dunia) dapat di sederhanakan
dalam 2 (dua) hal pokok, yaitu:
1.

Keamanan dan keselamatan (security and safety)

2.

Kesejahteraan dan kemakmuran (walfare and prosperity)

Namun, jika di jabarkan lebih lanjut dapat lebih dari dua tujuan. Dan, ada pula yang
membaginya atas tujuan Negara yang sebenarnya (eigenlijke staatsdoel) dan tujuan Negara
yang tidak sebenarnya (oneigenlijke staatsdoel) (J. barentz). Yang memebagi atas tujuan
primer, sekunder, dan di bidang peradaban (mission of civilization) (James W. Garner). Selain
itu, ada pula yang tidak membedakan antara fungsi Negara dan tujuan Negara (Leslie Lipson,
R>M> Mac Iver, Loiyd Verno Ballard).

Kebutuahan yang mendasar (fundamental) yang ingin di capai dan di penuhioleh manusia
melalui adanya Negara, yang oleh karena itu merupakan tujuan Negara, menurut seorang
sarjana Indonesia, Mucthar Affandi, adalah:

1. Terpeliharnya keamanan dan ketertiban dalam kehidupan bersama manusia (rakyat


negeri)
2.
Mempertahankan eksistensi orang-orang yang bekerja sama dan mendirikan Negara itu
terhadap serangan dari luar yang bertujuan mengganggu atau bahkan
mengahancurkankelangsungan hidup mereka.
3. Tercapainya kemakmuran materil-ekonomis dan kesejahteraan mental-psikologis dari
setiap individu anggota masyarakat di dalam Negara, maupun di seluruh masyarakat secara
kolektif.
4.

Terselengaranya keadilan bagi setiap orang di dalam Negara.

(Mucthar Affandi, ilmu-ilmu kenegaraan, 1982;233).

Charles E. Merriam (pelopor penerapan metode ilmiah ke dalam ilmu politik)


mengemukakan bahwa tujuan Negara adalah:

1.

Keamaman eksternal (externalsecurity)

2.

Ketertiban internal (internal order)

3.

Keadilan (justice)

4.

Kesejahteraan umum (general welfare)

5.

Kebebasan (freedom).

(C.E. Merriam, systematic politics, 1957. University of chicago press, chicago, hlm. 30-320)
G.A. Jacobsen dan M.H.Lipman, dua sejarah wanita yang cukup terkemuka, mengemukakan
4 tujuan negara, yaitu:
1.

Memelihara ketertiban;

2.

Memajukan kesejahteraan individu;

3.

Membina kesejahteraan umum;

4.

Mengikat moral.

(Jacobsen & Lipman, political science, 1956, Barnes & Nobele, New York, hlm. 15-18 dan F.
Isyawara, 1982, hlm. 17)
B.

Teori-teori fungsi negara

Unutk ini, penulis mengambil pembahasan fungsi negara yang terlengkap yaitu dari Jacobsen
dan Limpan, serta R.N. Gilchrist.
Teori-teori fungsi negara berkaitan dengan hal penyelenggaraan kesejahteraan dan usaha
perekonomian, selaras dengan adanya perkembangan konsep welfare state ( negara
kesejahteraan).

Ada 8 teori mengenai fungsi negara, yaitu:


1.

Anarkisme
Menurut paham anarkisme, negara tidak perlu ada. Manusia pada hakikatnya aalah
baik dan berbudi, dan justru rusak budi pekertinya bila ada pengaturan memaksa
yang di terapkan oleh negara. Paham anarkis menyangkal adanya fungsi negara. Jika
pun ada, mak sebernya fungsi itu dapat di serahkan untuk melaksanakan melalui
bentuk-bentuk sukarela tanpa menerapkan adanya unsur paksaan seperti oleh
negara.

2.

Indivualisme (liberalisme)
Paham ini menempatkan kepentingan individu sebagai tujuan hidup manusia. Fungsi
negara haruslah ditujuakn untuk pemenuhan atau pencapaian kepentingan individu.
Fungsinya cukup di batasi untuk memelihara ketertiban dan keamanan saja tidak
perlu ada campur tangan negara dalam hal lainnya. Negara berfungsi sebagai penjaga
malam (nachtwavhter staat) saja. Semboyan paham ini adalah the less gevornment
the better.

3.

Sosialisme
Paham ini beranggapan bahwa kepentingan bersama ayau kepentingan umum harus
lebih di utamakan di bandingkan kepentingan individu ( perorangan ). Fungsi negara
adalah mengatur perimbangan, agar anggota masyarakat memperoleh kesempatan
yang sama dalam memprjuangkan hidunya secara layak. Unutk ini, negara tidak
membiarkan perjuangan hidup itu berlangsung bebas. Perlu ada pengaturan melalui
campur tangan negara. Sosialisme, menghendaki campur tangan negara seluasluasnya, terutama dalam bidang perekonomian. Saran-sarana produksi vital di kelola

oleh negara, namun industri menengah kebawah bolwh di kelola oleh individu atau
kelompok dalam masyarakat.

4.

Komunisme
Hampir sama dengan sosialisme, komunisme adalah menghendaki penguasaan saransaran produksi yang vital oleh negara. Namun, pribadi (individu) tidak di benarkan
memiliki sarana produksi sebagai hak milik, apa lagi sarana yang vital untuk
kepentingan umum. Selain itu bedanya adalah bahwa komunisme menggangap negara
di perlukan untuk mengendalikan perjuangan kelas dan menghapus perbedaa kelas.
Jika ini sudah tercapai, maka fungsi negar tidak di perlukan lagi. Sosialisme tetap
menggangap negara di perlukan. Juga lebih lunak dan bersifat evalusioner
(menumpuh usaha melaui jalan damai). Sedangkan komunisme bersifat revolusioner
serta tidak jarang pula menganut prinsip tujuan mengahalakan cara. Mengenai
penerapan fungsi negara, komunisme tidak jauh berbeda ( dan masalah sama, kecuali
dalan hal berakhirnya negara jika perjuangan kelas sudah berakhir) dengan
sosialisme, yaitu mengingikan pelaksanaan campur tangan negara seluas-luasnya
(dalam kehidupan sosial, ekonomi dam politik) rakyatnya.

5.

Sindikalisme
Hampir sama dengan anarkisme yang menghendaki berkurangnya campur tangan
negara. Hany di sini, fungsi negara itu agar di serahkan kepada serikat-serikat pekrja.
Kalangan seriakat buruh yang akan bertindak unutk mengatur pola kehidupan
masyarakat. Paham ini muncul dan berkembang di perancis (1890-1930).

6.

Guild socialism
Paham ini merupakan suatu ajaran yang beerkembang di inggris pada aawal abad XX.
Bahwa, badan-badan koperasi umum akan mengambil ahli penyelenggaraan fungsi
negara di bidang kesejahteraan. Hampir sama dengan sindikalisme, namum
pelaksanaan oleh gild yaitu organisasi otonomi semacam bentuk koperasi. Bukan
oleh serikat pekerja seperti pada sindikalisme.

7.

Fasisme
sifat khas fasisme adalah di anut dioktrin organis mengenai negara. Bahwa negara
mempersamakan (dianologiakan ) sebagai makhluk hidup yang mempunyai political

will sendiri, lepas dan terpisah dari kehendak atau aspirasi rakyatnya. Fasisme tidak
mengenal batas bagi pelaksanaan fungsi negara. Negara dan pemerintah sebagai
oragan pelaksaan kekuasaan negara berhak melakukan apa saja, serta mencampuri
berbagai hal dan urusan di lingkungan masyarakat.

8.

Emperical collectivism
Paham ini berkembang di Amerika Seriakat dan Eropa Barat, setelah prang dunia I.
Bahwa negara berfungsi untuk menyelenggarakan kesejahteraan umum, yang tidak
dapat di berikan oleh usaha pihak swasta. Adalah di benarkan dan juga di harapkan
adanya penguasaan dan pengelolaan negara terhadap usaha yang menyangkut hidup
orang banyak, seperti tansportasi umum, gas, dan listrik. Dngan kata lain, paham dan
jaran ini menganut perlunya fungsi-fungsi negara untuk meyelenggarakan usaha dan
pelayanan yang menyangkut kepentingan bersama (kolektif). Dengan di dasarkan
kepada faktor pengalaman (empirik), mengenai bidang-bidang apa saja yang tidak
mampu atau tidak baik jika di kelola oleh usaha swasta.

C.

Ragan Ideologi

Cukup banyak ragam ideologi yang terdapat di dunia ini, bahkan dapat di katakan bahwa
masing-masing negara mempunyai ideologi sendiri-sendiri. Walau pun begitu, antara ideologi
yang satu dengan ideologi yang lain terdapat beberapa persamaan, sehingga dapat di
kelompokan dalam satu kelompok.

Misalnya, Leninisme, Stalinisme, Maoisme, dapat di kelompokan ke dalam ideologi


komunis. Castroisme dan Titoisme dapat di kelompokan ke dalam ideologi sosialis.
Francoismedan peronisme dapat di kelompokan ke dalam ideoligi fasis. Tahtcherisme dan
Reaganisme dapat di kelompokan ke dalam ideologi konservatif
C.C. Rodee dan kawan-kawan membagi ideologi atas 6 ragam yang di golongkan pula ke
dalam dua perumusan. Yaitu, bahwa ada ideologi kiri (ideologies on the left) dan ideologi
tengan dan kanan (ideologies of the center dan right.

Ideologi kiri terdiri dari ragam ideologi sebagai berikut:


1.

Anarkisme (Anarchism)

2.

Komunisme (Communism)

3.

Sosialisme (Socialsm)

Ideologi tengah dan kanan terdiri dari ragam ideologi sebagi berikut:

D.

1.

Liberalisme (Liberalism)

2.

Konservatisme (Conservatism)

3.

Fasisme (Fascim)

Konsep Machiavalestik

Nicollo Machiavelli menulis bukunya II princip ( the Prince) pada tahun 1532. Pandangan
Machiavelli mengenai apa yang sebainya di lakukan oleh pemerintah serta para pemimpin
negara. Sering di sebut sebagai konsep yang realistik namun amoral.
Machiavelli menulis anjuran kepada para negarawan, berupa rangkaian kalimat yang terkenal
hingga kini.

adalah baik memberi kesan pengasih, penyayang, setia, berperikemanusian, tulus dan
taat beragama, dan juga untuk benar-benar berperilaku seprti itu. Namun engakau harus
menyiapkan diri bahwa jika di perlukan untuk hal-hal yang sebaliknya, maka engakau
mampu berubah keperilaku berlawanan.
(it is well to seem merciful, faithful, humane, sincere, religious, and also to be so. But you
must have the mind do diposed that when it is needful to be otherwise you may be able to
change to the oppsite qualities).
Machiavelli berpendapat bahwa tujuan utama suatu pemerintah adalah perlindungan terhadap
(kelangsungan) negara. Oleh karena itu, pencapain tujuan negara menghalalkan segala cara,
baik cara yang bermoral maupun cara yang tidak bermoral. Bukunya berjudul Sang
pangeran, karena ia menulis buku itu pada era kekuasaan raja-raja (belum di kenal adanya
bentuk republik) di abad ke 16. Isi bukunya adalah upaya mengklsifikasikan raja dan
pangeraan yang bagaimana yang di perlukan untuk memelihara ketertiban negara
(mencengah dan menanggulangi anarki, serta mencapai tujuan negara).

Konsep Machiavelli mengenai negara dan negarawan, adalah:


1.
Negarawanyang baik harus menghindari adanya penghinaan dan luapan
kebencian (dari dan oleh rakyat).

2.

Benteng terbaik bagi negara dan pemimpin negara adalah kecintaan dari rakyatnya.

3.
Namun adalah lebih selamat untuk di takuti (oleh rakyat) di bandingkan dengan di
cintai, walupun memang yang terbaik adalah untuk di takuti dan sekaligus di cintai.

4.
Negarawan yang baik harus lepas dari tindakan merampas atau menjarah milik
dan harta orang lain, karena manusia lebih mudah melupakan kematian ayahnya di
bandungkan melupakan kehilangan harta bendanya (yang di rampas itu).

5.
Lebih baik yakin kekuatan sendiridi bandingkan mengaharapkan atau mempercayai
itikat baik dari orang lain.

6.
Berlakukan hukum yang baik, (tetapi) siapkan persenjataan kuat dan lengkapuntuk
mendukungnya.

7.
Penggunaan undang-undang adalah ciri manusia, sedangkan penggunaan kekuatan
adalah ciri bintang buas. Namum, adalah baik jika tidak hanya bergantung kepada penerapan
hukum dan ketentuan undang-undang.

8.
Contolah serigala dan singa. Serigal bersifat bengis da licik. Singa adalah kuat dan
berani. Seandainya terdesak memilih salah satu saja di antara keduanya, pilihan jadi serigala.

9.
Jangan percaya kepada tentara sewaan dan orang-orang yang patuh kepadamu
karena memperoleh bayaran.

10. Bertindaklah hati-hati dengan penuh perhitungan. Kehati-hatian adalah kemampuan


untuk menyimak hakikat kesukaran dan berdasrkan itu memilih tingakt kesukaran rendah
untuk di hadapi dan di tanggulangi.

Sebenarnya, pandangan Machiavelli cukup realistik dan kurang tepat unutk di sebut
mengeriakn sebagaimana anggapan dari banyak orang. Namun, memang terdapat unsurunsur amoral yang kuraang memprtimbangkan segi etika (penilaian baik dan buruk).
Khususnya argumentasi bahwa tujuan menghalalkan cara membuat orang menyebut aliran
dan sikap machiavelistik dengan sinis di sertai bulu kuduk berdiri karena seram dan
ngeri.

Coulombis dan Wolfe, membahas penampilan berciri penggunaan kekuasaan secara kasar,
dengan menyebut Henry Kissinger merupakan salah satu negarawan in the machiavellian
mold. Misalnya, bahwa ketika menjabat menteri luar negari AS, 1973, Kissinger
menafsirkan situasi :I hope we get a militery solution quickly and then we can work on a
diplomatic solution.

Banyak lagi yang dapat di golongkan machiavelistik, misalnya: Adolf Hitler, Benito
Musolini, Idi Amin, Shas reza Pahlevi, joseph Stalin, Leonid Brezhnev, untuk meyebutkan
hanya beberapa pemimpin yang cukup di kenal saja, sampai kepada sikap para pemimpin
RRC yang memerintahkan penindasan terhadap para mahasiswa yang melakukan unjuk-rasa
di Tian-an-men (3-4 juni 1989).

Arti Pentingnya Ideologi bagi Suatu Negara|


Pentingnya ideologi dilihat dari fungsi dan peranannya. Makna dan arti ideologi bagi suatu
negara/bangsa adalah sesuatu memiliki fungsi sebagai pandangan hidup dan sebagai petunjuk
arah semua dalam kehidupan hidup serta penghidupan bangsa di berbagai aspek-aspek atau
bidang dalam kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara. Sebelum mengarah ke topik
kita 'Pentingnya Ideologi bagi Suatu Negara' , masih ingatkah teman-teman mengenai
pengertian ideologi itu sendiri ?...Secara umum, Pengertian Ideologi adalah kumpulan
suatu gagasan-gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan dengan menyeluruh dan sistematis,
menyangkut seluruh bidang kehidupan manusia.
Pentingnya Ideologi Bagi Suatu Negara - Ideologi suatu negara sangat penting karena
sangat bermakna dalam bagi suatu negara. Pentingnya ideologi bagi suatu negara dapat
disimpulkan dalam beberapa point-point antara lain sebagai berikut...

Negara mampu membangkitkan kesadaran mengenai kemerdekaan, memberikan


orientasi mengenai dunia beserta isinya, serta memberikan motivasi perjuangan untuk
mencapai apa yang dicita-citakan.

Dengan ideologi nasionalnya suatu bangsa dan negara dapat berdiri kukuh dan tidak
mudah terombang ambing oleh pengaruh ideologi lain serta dalam menghadapi
persoalan-persoalan yang ada.

Ideologi memberikan arah dan tujuan yang jelas menuju kehidupan yang di citacitakan.

Ideologi dapat mempersatukan orang dari seluruh pandangan hidup atau berbagai
ideologi

Ideologi mempersatukan orang dari seluruh agama

Ideologi memiliki arti yang penting karena mampu mengatasi konflik atau ketegangan
sosial

Indonesia menganut ideologi Pancasila, karena pancasila merupakan pandangan hidup


bangsa Indonesia. Pancasila berfungsi sebagai petunjuk arah bagi seluruh rakyat indonesia
dalam membentuk sikap, moral, watak, perilaku, tata nilai, etika karena Pancasila adalah way
of life. Dengan demikian, pancasila selalu terpancar dalam segala tingkah laku dan perbuatan
setiap rakyat indonesia.

IDEOLOGI POLITIK INDONESIA

Pancasila
Negara Indonesia mempunyai landasan Pancasila sebagai dasar Negara merupakan bagian
lama dari kedudukan pancasila dalam system kenegraan Indonesia.
Dasar Negara Indonesia adalah pancasila sejak tahun 1945, Pancasila yaitu Panca adalah lima (
5 ) sedangkan Sila adalah dasar, jadi Pancasila adalah lima dasar yaitu yang terdiri dari : 1.
Ketuhanan yang Maha Esa 2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab 3. Persatuan Indonesia 4.
Kerakyatan yang Dipimpin Oleh hikmat dan kebijaksanaan dalam permusawaratan dan
perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Yang sudah sesuai dengan kesepakatan bangsa dan Negara Indonesia. Meskipun sempat
mengalami beberapa periode polemic dan tingkat pembahasan, sebagai mana diuraikan secara
lengkap diatas, pada akhirnya Pancasila dan Undang Undang 1945 yang disingkat UUD 1945
di tetapkan menjadi dasar Negara. Pancasila dipandang sebagai dasar Negara yang paling
sesuai dengan kondisi dan perkembangan politik Indonesia. Sejak itu keabsahan Pancasila
sebagai dasar Negara, dalam konteks konstitusi Negara Repiblik Indonesia ( R.I ), tidak perlu
ditangakan lagi, karena sudah ada kesepakatan dan sudah di tetapkan oleh Undang Undang
1945 bahkan sudah tercantum di dalam Pembukaan Undang Undang 1945 yang terdapat di
dalam bait yang terahir.
Kedudukan pancasila sebagai dasar Negara bagi bangsa Indonesia, berbeda tingkatannya
dengan kedudukan dan fungsi pancasila sebagai ideology, sebagai alat pemersatu, maupun
fungsi kedudukan pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara lainya. Tanpa
kedudukan dan peran pancasila sebagai dasar Negara, fungsi fungsi dan kedudukan pancasila
dalam pedoman kehidupan dan kenegaraan yang lain tidak akan bisa di lakukan. Pancasila yang
berakar pada kehidupan bangsa Indonesia pada hakekatnya mengandung pandangan yang
mengutamakan harmoni dalam kehidupan masyarakat. Sekalipun dikatakan bahwa pancasila
pancasila adalah idiologi terbuka, tetapi itu tak menghilangkan hakikat pancasila yang
subtansinya adalah harmoni. Harmon bisa di artikan tidak adanya pengutamaan kepada
kepentingan individu saja sebagaimana di kehendaki individualisme, tepi juga tidak ada negasi
atau peniadaan individu dalam kehidupan masyarakat seperti dalam komunisme. Dengan

diterimanya pancasila sebagai dasar Negara itu mestinya harus ada usaha yang serius dan
konsisten dari pihak pemimpin Negara untuk menjadikan nilai nlia pancasila tersebut sebagai
kenyataan dalam kehidupan bangsa. Jika hal tersebut gagal di lakukan maka anak muncul
pandangan dan arugan bahwa pancasila tidak mampu menjawab tentang kehidupan bangsa dan
Negara yang berjalan sedara dinamis. Bila hal itu yang pada gilirannya akan mendisteribusikan
pancasila dan menjadikan argument kuat untuk menolak pancasila. Pancasila sebagai idiologi
merupakan bagian terpenting dari fungsi dan kedudukan pancasila dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. Idiologi adalah kumpulan ide ide yang muncul dan tumbuh dalam satu
pemerintahan Negara. Membicarakan Pancasila sebagai idiologi atau ide ide yang penting
dalam berbagai bidang kehidupan yang di pandang perlu ataupun di pandang penting untuk
rangka mencari titik temu dalam rangka menyampaikan dan menyerasikan orientasi, persepsi
dan penghayatan terhadap idiologi atau ide ide Pancasila dalam berbagai bidang kehidupan.
Melalui proses pengmbangan pemikiran tentang pancasila, diharapkan bangsa Indonesia dapat
memelihara dan mengembangkan gagasan gasan, konsep konsep, teori teori dan ide ide
baru tentang kehidupan politik, ekonomi, sosial, budaya, hokum, hankam dan semua proses
kehidupan bangsa yang tidak saja bersumber pada pancasila dan Undang Undang 1945, tapi
juga mengandung relevansi yang kuat dengan kepentingan pembangunan masyarakat, bangsa
dan Negara bahkan termasuk di dalamnya system kehidupan keagamaan, tanpa mengurangi
etika dan nilai nilai serta pengalaman keagamaan masing masing agama. Suatu konsep
yang abstrak seperti Pancasila adalah idiologi terbuka memerlukan waktu untuk
memantapkan proses pemahaman, penghayatan pembudayaan, dan pengalamannya dalam
masyarakat. Idiologi terbuka, berdasarkan banyak pemahaman, mengandung semacam
dinamika internal yang memungkinkan di lakukan perubahan terhadap makna pada setiap wktu,
sehingga isisnya tetap relevan dan komunitetif sepanjang zaman, tanpa menyimpang dan
mengurangi hakekatnya. Perubahan bukan berarti mengganti nilai nilai dasar yang terkandung
didalamnya. Bila mana idiologi itu direvisi, apalagi dig anti maka idiologi tersebut sudah
kehilangan jati dirinya. Sehingga kendati secara formal idiologi itu masi ada, tetapi secara
subtansial ia tidak ada lagi, karena sudah berganti dengan nilai nilai yang baru. Dinamika yang
terkandung dalam suatu idiologi terbuaka biasanya mempermantap, mempermapan dan
memperkuat releansi idiologi itu dalam masysrakat. Tetapi factor itu terkandung dari beberapa
factor. Sala satu faktornya adalah nilai nilai dasar yang terkandung dalam idiologi tersebut.
Faktor kedua adalah seperti sikap dan tingkah laku masyarakat terhadapnya. Ketiga,
kemampuan masyarakat mengembangkan pemikiran pemikiran baru yang relevan tentang
idiologi yang dimilikinya itu. Keempat, menyangkut seberapa jauh nilai nilai yang terkandung
dalam idiologi itu membudaya dan diamalkan dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan
Negara. Salah Satu dinamis dari idiologi politik adalah : pencerminan realitas yang hidup di
masyarakat yang muncul untuk pettama kali atau paling tidak pada awal kelahirannya . Jadi
idiologi merupakan gambaran tentang sejumlah mana suatu masyarakat mampu memahami
dirinya. Dinamis kedua dari idiologi adalah

dinamis idealisme, yaitu lukisan kemampuan memberikan harapan kepada berbagai kelompok
yang ada dalam masyarakat untuk memiliki kehidupan bersama secara lebih baik, dan masa
depan yang lebih cerah. Sedangkan dinamis ketiga adalah : Dinamis fleksibilitas, lukisan
kemampuan uuntuk mempengaruhi, sekaligus menyesuaikan diri dengan pertumbuhan atau
perkembangan masyarakat. Adanya fleksibilitas dapat membuika jalan bagi generasi baru
masyarakat untuk mengembangkan dan memanfaatkan kemampuan intelektualnya untuk
mencari dan meneliti interpretasi - interpretasi baru yang mungkin bisa di berikan terhadap nilai
nilai dasar idiologi dengan perubahan dan pengmbangan masyarakat. Menurut Soerjanto
popowardojo, idiologi adalah suatu pemilihan yang jelas dan bahwa komitmen untuk
mewujudkannya. Sejalan dengan itu, Sastrapratadja mengemukakan bahwa idiologi membuat
orientasi pada tindakan. Ada bergagai factor yang dapat melahirkan dam mengembangkan
persepsi dan tingkalaku yang tidak wajar dan kurang sehat tentang idiologi. Penembangan ini
sajalan dengan pendapat dan di kemukakan oleh Sastrapratadja bahwa idiologi memiliki
kecenderungan untuk indicator. Obsesi dan komitmen yang berlebihan terhadap idiologi
biasanya merangsang orang untuk berpersipsi, bersikap dan bertingkah laku sangan doktiner.
Fenomena itu akan menjadikan idiologi sebagai dogma yang sempit, beku dan tak bernyawa.
Dokmatise sempit mematikan jiwa atau roh idiologi yang menghidupkannya wabagai wawasan
atau pandangan hidup bersama yang relative dan dinamis. Ditengah masyarakat, masih sering
terdengar bahwa kita harus membangun Negara berdasarkan pancasila dan persatuan
Indonesia atau yang kemudian lazim disebut istilah persatuan nasional merupakan cita cita
yang cukup mendasar bagi bangsa Indonesia. Untuk memenuhi cita cita tersebut, konstitusi
Indonesia perlu meletakkannya dalam system kehidupan kenegaraan. Sala satu sila dalam
dasar Negara pancasila mencantumkannya sebagai konsep dasar kehidupan berbangsa dan
bernegara. Sila Persatuan Indonesia mengandung prinsip Nasionalisme, Cinta bangsa dan
tanah air menggalang terus persatuan dan kesatuan bangsa. Nasionalisme dalaha rakyat mutlak
bagi pertumbuhan dan kelangsungan suatu bangsa dalam abad moderen sekarang ini.
Nasionalisme pancasila mengharuskan kita menghilangkan penjolan kesukuan, keturunan
ataupun perbedaan warna kulit. Sala satu bentuk penggalang an semangat persatuan adalah
dilangsungkannya sumpah pemuda yang menyatakan adanya satu kesatuan bagi rakyat
Indonesia, yaitu kesatuan tanah air, bangsa dan bahasa Indonesia. Adanya sumpah pemuda
semangat manusia Indonesia lebih diwarnai oleh semangat golongan dan kedaerahan. Filsafat
adalah suwatu usaha untuk secara rasional dan sistematis mencari pemecahan atau jawaban
atas persoalan persoalan yang menyangkut universe ( alam semesta ) dan kehidupan
manusia. Filsafat menjawab pertanyaan pertanyaan seperti : 1. apakah asas asas mendasari
fakta ? 2. apakah yang saya ketahui ? 3. apakah asas asas dari kehidupan ? Filsafat sering
kali menjadi pedoman bagi manusia dalam menetapkan sikap hidup dan tingkah lakunya.
Konsep Negara yang berorientasi filsafat pernah di kembangkan oleh beberapa filsuf abad
pertengahan. Pada abad pertengahan juga ada Al-farabi dengan pemikiran Negara utama. Alfarabi menuangkan konsep Negara secara filosofi dan dalam bentuk secara territorial, yatu apa
yang ia sebut dengan : Negara kota sebagai bentuk Negara dalam satu bangsa. Negara
sedang Sebagai bentuk Negara regional. Negara Utama Yang merupakan bentuk Negara

yang mencakup keseluruhan masyarakat internasional. Dalam posisi seperti itu, pancasila
sebagai mana disampaikan oleh Prof. Notonagoro, merupakan buah ruangan yang dalam, hasil
dari penyelidikan yang teratur dan pemikiran yang mendalam yang luas. Tentang pemikiran sila
pertama ketuhanan yang maha esa misalnya, kandungan filosofisnya sangat dominan. Ada
pun Rakyat Indonesia cara berkehidupanya masi bergantung dengan alam dan juga masi
mengenal dengan adanya kepercayaan kepercayaan tentang roh roh atau pun sejenisnya
terutama rakyat Indonesia pada jaman dahulu kalah masih mengenal alam gaib yang dinama
kan animisme dan dinamisme. Ada indikasi kuat bahwa sebagian orang Indonesia kurang
menyukai subtansi pancasila dan memilih pandangan hidup lain, yaitu individualisme dan
riberalisme. Agaknya menarik apa yang di kemukaan oleg Saydiman Surjohadiprodjo mamtan
gubernur lehannas ini menyatakan bahwa factor yang paling menyudukan dan bahkan yang
mencelakakan pancasila adalah bahwa sejak diterima sebagai dasar Negara, belum perna ada
usaha serius dan konsisten dari pihak pemimpin Negara untuk menjadikan nilai nilai pancasila
tersebut sebagai kenyataan dalam kehidupan bangsa. Dengan demokrasi terpimpin itu
Soekarno melakukan kebijakan kebijakan politik yang tidak sesuai dengan prinsip prinsip
pancasila. Soekarno telah memainkan perannya melalui batas kelayakan. Sebagai dirokrat, ia
telah sepenuhnya mengidentifikasikan diri dengan partai, untuk selanjutnya mencampur adukan
kepentingan pribadi dengan kepentingan organisasi Negara. Sebagai mana terungkapkan Robet
Michels : seorang revolusi oner berhak nmenindas, menipu, memeras dan juga perlu
memusnahkan siapa saja yang tidak tanpa syarat menyutujui metode dan tujuannya. Karena ia
hanya perlu memandang mereka tak lebih dari chair aconspiration. Satu satunya tujuan
haruslah untuk memastikan kemenangan gagasan gagasannya yang pada hakekatnya bersifat
pribadi, tanpa rasa hormat terhadap oaring. Mungkin ungkapan Michels tidak seluruhnya benar
tapi dalam tragedy soekarno, hal ini menjadi gambaran. Demikian juga dengan melihat realitas
politik selama pemerintahan Orde Baru, kecenderungan rezim penguasa menjadikan
kekuasaannya semakin nyata. Namun kehendak para anggota MPR menyadari bahwa
terpuruknya bangsa Indonesia bukan karena pancasila, tetapi lantaran pihak yang berkuasa tak
pernah secara bersungguh sungguh menusahakan agar pancasila bener bener menjadi
kenyataan dalam kehidupan bangsa. Yang langsung kita rasakan adalah akibat dari kebebasan
individu tanpa batas. Kita juga melihat bahwa pengaturan ekonomi atas dasar liberalisme akan
jauh menguntungkan pihak yang sudah kuat dan kaya ketimbang yang masi harus memulai dan
masih miskin keadaannya. Tapi peran pemerintah itu harus mengutamakan penigkatan
kesejahtrahan umum dan bukan memperkuat pihak yang kaya saja, seperti terjadi di area Orde
Baru.
Dengan demikian, pancasila masih tetap cocok untuk menjadi dasar Negara dan pandangan
hudup bangsa Indonesia sepanjang pancasila dilakukan dan diwujudkan, bukan hanya dipajang
sebagai dekorasi yang indah. Pancasila adalah paham yang terbuka, maka bangsa Indonesia
harus bersedia mengambil segi segi positif dari paham paham yang lain, termasuk
individualisme dan liberalisme, guna memperkaya dan memperkuat nilai pancasila.

Bila pancasila dilaksanakan secara serius dan konstan, kehidupan bangsa Indonesia akan selalu
memperhatikan kemanusiaan dan hak asasi manusia. Selain itu, akan ada keadilan sosial dan
berlakunya kekuasaan hokum, serta yang paling positif adanya persatuan Indonesia dan
ketuahanan yang maha esa.

Liberalisme
Kebebasan telah muncul sejak adanya manusia di dunia, karena pada hakikatnya manusia
selalu mencari kebebasan bagi dirinya sendiri. Bentuk kebebasan dalam politik pada zaman
dahulu adalah penerapan demokrasi di Athena dan Roma. Tetapi, kemunculan liberalisme
sebagai sebuah paham pada abad akhir abad 17.
Liberalisme berasal dari kata liberalis yang berarti bebas. Dalam liberalisme, kebebasan individu,
pembatasan kekuasaan raja (pemerintah), dan persaingan pemilik modal (kapital). Karena itu,
liberalisme dan kapitalisme terkadang dilihat sebagai sebuah ideologi yang sama.
Liberalisme muncul pada abad ke akhir abad 17, berhubungan dengan runtuhnya feodalisme di
Eropa dan dimulainya zaman Renaissance, lalu diikuti dengan gerakan politik masa Revolusi
Prancis. Liberalisme pada zaman ini terkait dengan Adam Smith, dikenali sebagai liberalisme
klasik. Pada masa ini, kerajaan (pemerintahan) bersifat lepas tangan, sesuai dengan konsep
Laissez-Faire. Konsep ini menekankan bahwa kerajaan harus memberi kebebasan berpikir
kepada rakyat, tidak menghalang pemilikan harta indidvidu atau kumpulan, kuasa kerajaan yang
terbatas dan kebebasan rakyat.
Seruan kebebasan ini dikumandangkan setelah sebelumnya pada abad 16 dan awal abad 17,
Reformasi Gereja dan kemajuan ilmu pengetahuan menjadikan masyarakat yang tertekan
dengan kekuasaan gereja ingin membebaskan diri dari berbagai ikatan, baik agama, sosial, dan
pemerintahan. Menurut Adam Smith, liberal berarti bebas dari batasan (free from restraint),
karena liberalisme menawarkan konsep hidup bebas dari pengawasan gereja dan raja.
Di Inggris, setelah beberapa kali berlangsung perang Napoleon, liberalisme kembali
berpengaruh dengan bangkitnya Benthamites dan Mazhab Manchester. Keberhasilan terbesar
liberalisme terjadi di Amerika, hingga menjadi dominan sejak tahun 1776 sampai sekarang.
Dengan liberalisme, Amerika sekarang menjadi sebuah negara yang besar dan dianggap polisi
dunia. Di sana kebebasan dijunjung tinggi karena hak-hak tiap warganya dijamin oleh
pemerintah. Sehingga jangan heran kalau tingkat kompetisi di sana sangat tinggi.

Kapitalisme
Kapitalisme (capitalism) berasal dari kata kapital (capital), yang berarti modal. Modal disini
maksudnya adalah alat produksi, seperti tanah dan uang. Jadi, arti kapitalisme adalah ideologi
dimana kekuasaan ada di tangan kapital atau pemilik modal, sistem ekonomi bebas tanpa batas
yang didasarkan pada keuntungan, di mana masyarakat bersaing dalam batasan-batasan ini.
Menurut cara pandang kapitalisme, setiap individu bukanlah bagian dari masyarakat, tetapi
merupakan suatu pihak yang harus berjuang untuk kepentingan sendiri. Dalam perjuangan ini,
faktor penentunya adalah produksi. Produsen unggul akan tetap bertahan, dan produsen lemah
akan tersingkir.
Kapitalisme berawal pada zaman feodal di Mesir, Babilonia, dan Kekaisaran Roma. Ahli ilmu
sosial menyebut kapitalisme pada zaman ini sebagai commercial capitalism (kapitalisme
komersial). Kapitalisme komersial berkembang ketika pada zaman itu perdagangan lintas suku
dan kekaisaran sudah berkembang dan membutuhkan sistem hukum ekonomi untuk menjamin
keadilan perdagangan ekonomi yang dilakukan oleh para pedagang, tuan tanah, kaum
rohaniwan.
Kapitalisme berlanjut menjadi sebuah hukum dan kode etik bagi kaum pedagang. Karena terjadi
perkembangan kompetisi dalam sistem pasar, keuangan, dan lain-lain, maka diperlukan hukum
dan etika yang relatif mapan. Para pedagang membuka wacana baru tentang pasar. Setiap
membicarakan pasar, mereka membicarakan tentang komoditas, dan nilai lebih yang akan
menjadi keuntungan bagi pedagang.

Pandangan kaum pedagang dan perkembangan pasar menyebabkan berubahnya sistem


ekonomi feodal yang dimonopoli tuan tanah, bangsawan, dan rohaniwan. Ekonomi mulai
menjadi bagian dari perjuangan kelas menengah, dan mulai berpengaruh. Periode ini disebut
dengan kapitalisme industri. Ada tiga tokoh yang berpengaruh besar pada periode ini, yaitu
Thomas Hobbes, John Locke, dan Adam Smith.
Thomas Hobbes menyatakan bahwa setiap orang secara alamiah akan mencari pemenuhan
kebutuhan bagi dirinya sendiri. John Locke berpendapat bahwa manusia itu mempunyai hak
milik personalnya. Adam Smith menganjurkan pasar bebas dengan aturannya sendiri, dengan
kata lain, tidak ada campur tangan pemerintah di dalam pasar. Teori-teori dari para tokoh
tersebut semakin berkembang dengan adanya Revolusi Industri.
Pada perkembangannya, kapitalisme memasuki periode kapitalisme lanjut, yaitu lanjutan dari
kapitalisme industri. Pada periode ini, kapitalisme tidak hanya mengakumulasikan modal, tapi
juga investasi. Selanjutnya, kapitalis menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi tidak hanya
berdasarkan pada faktor produksi, tetapi juga faktor jasa dan kestabilan sistem masyarakat.
Kapitalisme berkembang tidak hanya untuk terus mendapatkan keuntungan, tetapi juga menjadi
lahan pendapatan yang cukup bagi para konsumennya. Tetapi karena pada prakteknya
kapitalisme lebih banyak merugikan kaum kelas bawah, muncullah sosialisme yang dipelopori
oleh Karl

Falsisme
Falsisme Konservatif muncul pada abad ke 21, org yg pertama kali menyuarakan ide Falsisme
Konservatif adalah Moh. Asro Safaudin di Indonesia. Fals yg diambil dari bahasa belanda, Vals
yg artinya "menyimpang" . Dan Konservatif padanan kata yg berasal dari kata dalam bahasa
latin, Conservare yg berarti melestarika, menjaga, memelihara dan mengamalkan. Dalam kontek
ini didevinisikan Falsisme Konservatif adalah penyimpang ideologi yg menjaga kelestarian
Tradisi musyawarah mufakat Yg semakin hilang. Dharma Bhakti Falsisme ;
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Permusyawaratan/perwakilan
3. Persatuan dan Kesatuan
4. Kemanusian Yang Adil dan beradap
5. Keadilan sosial
6.. Kesejahteraan kemandirian dan berdikari
7. Keikhlasan dan mengabdi pada negeri

8. Cinta Alam dan kasih sayang sesama manusia.


9. Trilogi (semangat nasional, kemauan nasional dan perbuatan nasional)

Sosialisme
Sosialisme adalah paham yang bertujuan mengubah bentuk masyarakat dengan menjadikan
perangkat produksi menjadi milik bersama, dan pembagian hasil secara merata disamping
pembagian lahan kerja dan bahan konsumsi secara menyeluruh. Dalam sosialisme setiap
individu harus berusaha untuk mendapatkan layanan yang layak untuk kebahagiaan bersama,
karena pada hakikatnya, manusia hidup bukan hanya untuk bebas, tapi juga saling menolong.
Sosialisme yang kita kenal saat ini Sosialisme sebenarnya telah lahir sebelum dicetuskan oleh
Karl Marx. Orang yang pertama kali menyuarakan ide sosialisme adalah Francois Noel Babeuf,
pada abad 18. Kemudian muncul tokoh lain seperti Robert Owen di Inggris, Saint Simon dan
Fourier di Perancis. Mereka mencoba memperbaiki keadaan masyarakat karena terdorong oleh
rasa perikemanusiaan tetapi tidak dilandasi dengan konsep yang jelas dan dianggap hanya
angan-angan belaka, karena itu mereka disebut kaum sosialis utopis.
Karl Marx juga mengecam keadaan masyarakat di sekelilingnya, tapi ia menggunakan hukum
ilmiah untuk mengamati perkembangan masyarakat, bukan sekedar harapan dan tuntutan
seperti yang dilakukan oleh kaum sosialis utopis. Marx menamakan idenya sebagai sosialisme
ilmiah. Setelah itu, pada abad 19, sosialisme ilmiah marx diadopsi oleh Lenin, hingga tercipta
komunisme. Komunisme lebih radikal daripada sosialisme, karena dalam komunisme diajarkan
untuk memberontak dan merebut kekuasaan dengan Partai Komunis sebagai pemimpinya. Inilah
yang lebih dikenal sebagai sosialisme sampai saat ini.
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa setiap ideologi politik mempunyai dampak
besar bagi kehidupan manusia. Dalam sistem liberalisme dan kapitalisme manusia hidup
berkompetisi dalam kebebasan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan negara tidak boleh
mencampuri hidup pribadi warga negaranya, namun di sisi lain, rakyat kelas bawah seringkali
menjadi pihak yang dirugikan. Sedangkan sosialisme lebih mementingkan kesejahteraan yang
merata bagi rakyatnya, dengan mengorbankan hak milik pribadi warga negaranya.

Ideologi politik yang lain

Anarkisme / anti otoriter, atau maupun Anomie, a-: tanpa, dan


nomos: hukum atau peraturan, tanpa norma, tanpa budaya, tanpa adat, keadaan yang
kacau, tanpa peraturan. Seperti acara tanpa program. Anomie juga merupakan
bentuk penyimpangan masyarakat dan penyimpangan sosial karena ketidak pedulian
terhadap aturan yang berlaku, yang seharusnya mengikat perilaku mereka agar tidak barbar.

Crypto-anarchism

Collectivist anarchism

Anarcha-feminism

Feminisme

Anarcha-feminism

Psychoanalytic feminism

Socialist feminism

Separatist feminism

Sindikalisme

Anarko-Sindikalisme, percaya terhadap metode aksi langsung, instant


sindikalisme, candak langsung (dengan atau tanpa negosiasi rundingan) yaitu, aksi
yang secara langsung memperoleh keuntungan, sebagai lawan dari aksi tak langsung,
seperti memilih perwakilan untuk duduk dalam pemerintahan.

IDEOLOGI PAKISTAN

Pakistan yang didirikan pada tahun 1947 adalah negara Islam, dimana Al-Qur`an dan Sunnah
ditetapkan sebagai sumber hukum tertinggi negara. Masyarakat Pakistan yang mayoritas
Islam memiliki nilai historis dan emosional dengan syariat Islam serta selalu menyambut
positif segala kegiatan yang bermotivasikan Islam.

Negara Pakistan berhasil dibentuk dengan semangat IDEOLOGI ISLAM setelah melalui
perjuangan dakwah dan jihad. Kaum muslimin mengenal ulama dan pemikir Islam Pakistan
yang gigih memperjuangkan penerapan syariat Islam seperti Abul Ala Al Mauddui,
Muhammad Iqbal, Muhammad Ali Jinah, juga Zia Ul-Haq, mantan Presiden Pakistan.
Sayangnya, idealisme negara Islam masih menjadi pertanyaan besar dan menjadi bahan
perdebatan serta tarik menarik antara kaum sekuler nasionalis dengan aktivis Islam. Sebagian
orang masih mempertanyakan, eksistensi keislaman dalam masyarakat Pakistan sebagaimana
yang dicita-citakan founding father Muhammad Ali Jinnah, dan lain-lain. Ironis, kata Zia ul
Haq, salah seorang Presiden Pakistan yang giat mengkampanyekan syariat Islam secara
kaafah di negerinya, dalam sebuah negara yang mengklaim diri sebagai negara Islam, tapi
masyarakatnya malu berbicara tentang Islam.

Pakistan sejak awal didirikan sebagai ekpresi dari keinganan masyarakat muslim India untuk
memiliki independensi identitas dan mental dari tekanan mayoritas Hindu. Mereka ingin
mewujudkan idealisme Islam dalam sebuah negara. Ide ini semakin menguat setelah
Muhammad Iqbal memimpin Muslim League pada tahun 1930. Dia menyerukan pendirian
negara Muslim yang akan meliputi Punjab, Sind, provinsi perbatasan sebelah barat daya dan
Baluchistan. Sejak berdirinya negara Pakistan, Ali Jinnah sudah menegaskan bahwa dakwah
Islam akan memungkinkan negara baru ini untuk bangkit dan mampu saling bahu membahu
dengan negara yang kuat.

Dalam sejarahnya, Pakistan merasakan dipimpin oleh seorang Presiden yang bersemangat
untuk menerapkan syariat Islam secara kaafah. Dia adalah Muhammad Zia Ul-Haq. Beliau
dilahirkan pada tanggal 12 Agustus 1924, dua puluh tiga tahun sebelum berdirinya negara
Pakistan, dalam keluarga kelas menengah sederhana dari suku Arain di Jullundur.
Keluarganya telah menanamkan pandangan dan nilai-nilai Islamiah yang dinamakan dengan
istilah orang-orang syurafaa (mulia) dalam dirinya.

Kekuasaan Zia pada dasarnya ingin mengembalikan Pakistan pada cita-cita para pendirinya
membangun negara Islam. Zia punya keyakinan bahwa sebuah negara tidak mungkin
bertahan hidup tanpa berpegang teguh pada akidah dasarnya (basic creed) Akidah dasar atau
ideologi ini tidak bisa diganti seperti mengganti pakaian yang cenderung berganti dari masa
ke masa mengikuti kemajuan mode sebab akidah itu bagaikan jiwa bagi badan. Tanpa jiwa,
badan hanyalah benda mati yang tidak bisa berbuat apa-apa.

Zia Ul-Haq memimpin atau menjadi presiden Pakistan lewat sebuah kudeta tak berdarah,
menumbangkan pemerintahan Zulfikar Ali Bhutto, ayah Benazir Bhutto yang sebelumnya
memimpin Pakistan dengan faham sekuler nasionalis. Setelah berhasil menumbangkan
pemerintahan Bhutto, Zia menyampaikan pidato nasional dimana dia menyampaikan

alasannya melakukan kudeta. Ketika pemimpin politik gagal menyelematkan negara dari
krisis adalah dosa besar yang tak terampuni apabila kekuatan militer hanya duduk menonton
berpangku tangan. Inilah alasan untama mengapa pihak militer melakukan intervensi.
Dia juga menegaskan bahwa tujuan utamanya melakukan kudeta bukan karena ambisi politik
atau militer ingin dijauhkan diri dari tugas kemiliteran. Saya telah menerima tantangan ini
sebagai prajurit Islam yang sejati. Tujuan murni saya hanya ingin mengorganisir pemilihan
yang adil dan bebas yang akan diadakan pada bulan Oktober tahun ini.

Akhirnya, prajurit Islam sejati ini benar-benar membuktikan diri sebagai prajurit sejati. Pada
tanggal 2 Desember 1978 bertepatan dengan 1 Muharram 1399 Hijriah, dia menyampaikan
pidato penerapan Nizam al-Islam kepada rakyat secara resmi.

Namun, semangat dan keterusterangan Zia Ul-Haq mendapat tantangan serius dari para
Jenderal Sekuler Pakistan. Pemerintahan Muhammad Zia Ul-Haq yang baru berjalan 11 tahun
tersebut (mulai Juli 1977 s/d Agustus 1988) diguncang sebuah operasi militer yang ditengarai
dibuat oleh Amerika dan Badan Intelejen Pakistan. Beliau dibunuh dalam sebuah
penerbangan kapal terbang pada tanggal 17 Agustus 1988. Dan sejak saat itu, para jenderal
sekuler negeri itu berlomba mengkudeta konstitusi Pakistan yang bermaksud menerapkan
syariat Islam secara kaafah tersebut. Kudeta militer telah terjadi berkali-kali, termasuk
naiknya Jenderal Pervez Musharraf menjadi Presiden Pakistan adalah melalui kudeta militer
di tahun 1999.

Apa yang dilakukan Pervez Musharraf, juga lawan politik Benazir Bhutto tidaklah jauh
berbeda, yakni memusuhi Islam dan mujahidin. Serangan Pervez Musharraf di Lal Masjid
(Masjid Merah) hanya disebabkan karena mereka, kaum muslimin di Masjid LAL memiliki
keberanian untuk menyuarakan penegakan Syariah dan karena mereka secara fisik mencegah
kemungkaran di tengah masyarakat Pakistan, yang seharusnya menjadi pekerjaan Musharraf
yang gagal dilaksanakannya.

Hal ini pulalah, yakni memusuhi Islam dan kaum muslimin (mujahidin) yang secara
konsisten disuarakan oleh Benazir Bhutto. Jadi, selain dia adalah seorang Syiah, Benazir
Bhutto jelas-jelas mendukung dan komitmen kepada syirik demokrasi dan anti kepada syariat
Islam dan memusihi Ahlut Tauhid dan para Mujahidin.

Dengan demikian meskipun sebagian pendukung Benazir Bhutto di Iran, Pakistan, dan Iraq
dan beberapa negeri muslim sekarang sedang meratap menangisi kematiannya, maka
sebenarnya seorang Ahlut Tauhid, seorang muslim yang sejati dan memiliki Al Wala wal
Baro yang lurus sedang bersuka cita dengan kematian salah satu pemimpin tawaghit ini.

Bahkan kematian Benazir Bhutto seharusnya menjadi pelajaran bagi semua pemimpin di
seluruh dunia, terutama pemimpin-peminpin negeri-negeri kaum muslimin, apakah dia lebih
memilih untuk menerapkan hukum-hukum sekuler kufur dan dengan begitu dia akan
mendapat ridho dari Amerika dan sekutu-sekutunya. Atau dia lebih memilih untuk
menerapkan syariat Islam, hukum Allah SWT yang tidak hanya akan menyelamatkannya di
dunia dan akhirat akan tetapi juga menyelamatkan masyarakat dan bangsanya bahkan
menyelamatkan seluruh penduduk di muka bumi ini. Karena Islam adalah Rahmatan lil
Alamein.

IDEOLOGI POLITIK AMERIKA SERIKAT

Amerika Serikat adalah sebuah republik konstitusional federal, di mana Presiden (kepala
negara dan kepala pemerintahan),Kongres, dan lembaga peradilan berbagi kekuasaan yang
melekat pada pemerintah nasional, dan pemerintah federal berbagikedaulatan dengan
pemerintah-pemerintah negara bagian.
Cabang eksekutif dikepalai oleh Presiden dan tidak memiliki kebergantungan terhadap
cabang legislatif. Kekuasaan legislatif berada pada dua kamar Kongres, Senat dan Dewan
Perwakilan Rakyat. Cabang yudikatif (atau peradilan), terdiri atasMahkamah Agung dan
pengadilan-pengadilan federal yang lebih rendah kedudukannya, menjalankan kekuasaan
yudikatif(atau peradilan). Fungsi peradilan adalah untuk menafsirkan konstitusi dan hukumhukum federal dan peraturan-peraturan yang berlaku di Amerika Serikat. Hal ini termasuk
menyelesaikan sengketa antara cabang-cabang eksekutif dan legislatif. Susunan dan
kedudukan pemerintah federal dijelaskan di dalam konstitusi. Dua partai politik, Partai
Demokrat dan Partai Republik, mendominasi politik di Amerika sejak perang saudara,
meskipun partai-partai lain juga ada.

Ideologi Amerika
Republikanisme, bersama-sama dengan sebentuk liberalisme klasik masih menjadi ideologi
dominan. Dokumen-dokumen sentral di antaranya Deklarasi Kemerdekaan (1776), Konstitusi
(1787), Makalah Federalis (1788), Bill of Rights (1791), dan "Gettysburg Address" karya
Lincoln (1863), dan lain-lain. Prinsip-prinsip inti dari ideologi ini di antaranya:

Tugas warga negara: warga negara bertanggung jawab untuk memahami dan
mendukung pemerintah, turut serta dalam pemilihan umum, membayar pajak, dan
menjalankan tugas kemiliteran (apabila negara meminta).
Melawan korupsi.

Demokrasi: Pemerintah mampu memenuhi keinginan warga negara, yang dapat


mengubah wakil-wakilnya melalui pemilihan umum.

Kesamaan di depan hukum: Undang-undang tidak boleh memuat perlakuan khusus


bagi warga negara. Pegawai pemerintah juga menjadi subjek hukum seperti masyarakat
lainnya.

Kebebasan beragama: Pemerintah tidak boleh membantu ataupun menekan agama


tertentu.

Kebebasan berbicara: Pemerintah dilarang membatasi orang (melalui undangundang/peraturan lain) untuk mengemukakan pendapat selagi tidak memicu tindak
kekerasan; pasar pemikiran.

Pada permulaan didirikannya Amerika Serikat, ekonomi bertumpu pada pertanian dan usaha
kecil swasta, dan pemerintah negara bagian meninggalkan isu-isu kesejahteraan kepada pihak
swasta atau inisiatif daerah. Seperti di Britania Raya dan negara industri lainnya,
ideologi laissez-faire secara luas diragukan pada periode Kelesuan Besar Ekonomi. Di antara
dasawarsa 1930-an dan 1970-an, kebijakan fiskal dicirikan oleh konsensus Keynes, suatu
masa di mana liberalisme modern Amerika mendominasi kebijakan ekonomi yang secara
virtual tidak dapat ditantang.[6][7] Tetapi, sejak penghujung dasawarsa 1970-an dan permulaan
dasawarsa 1980-an, ideologi laissez-faire menjadi kekuatan yang lebih besar dalam politik
Amerika.[8] Sementara negara kesejahteraan Amerika membesar lebih dari tiga kali lipat
setelah Perang Dunia II, justru besaran PDB-nya sebesar 20% PDB dasawarsa 1970-an.[9]
[10]
Kini, liberalisme Amerika modern, dankonservatisme Amerika modern terlibat dalam
peperangan politik tanpa henti, dicirikan oleh apa yang dijelaskan para ekonom sebagai
"perpecahan besar [dan] tertutup, tetapi melawan pemilihan umum secara keras."[11]
Sebelum Perang Dunia II, Amerika Serikat menganut kebijakan politik luar negeri yang jauh
dari upaya campur tangan kepada pihak asing, yakni dengan tidak mengambil bagian dalam
silang sengketa di antara kuasa-kuasa asing. Amerika Serikat mengabaikan kebijakan ini
ketika ia menjadi adikuasa, dan negara ini sangat menganjurkan prinsip internasionalisme.

Hak suara
Hak suara hampir hampir bersifat universal bagi warga negara berusia 18 tahun atau lebih
tua. Seluruh negara bagian dan Washington, D.C. berkontribusi pada pemilihan presiden.
Tetapi, Washington D.C., dan wilayah Amerika Serikat lain yang tidak berstatus negara
bagian, seperti Puerto Rico dan Guam, hanya memiliki sedikit perwakilan di Kongres.
Wilayah-wilayah konstituen ini tidak memiliki hak untuk memilih tokoh politik manapun di
luar wilayah mereka masing-masing. Masing-masing persemakmuran, teritorial, atau distrik
hanya dapat memilih wakil yang tak memiliki hak suara untuk bertugas di Dewan Perwakilan
Rakyat.
Hak suara kadang-kadang dilarang sebagai hasil dari kejahatan keyakinan, tetapi undangundang atau peraturan daerah tersebut beraneka ragam, bergantung kebijakan negara bagian
masing-masing. Pemilihan presiden adalah hak suara yang tidak langsung: para pemilik hak
suara memberikan suaranya kepada para pemilih, yang pada gilirannya akan memilih
presiden. Teorinya, para pemilih ini memberikan suaranya menurut kehendak mereka, tetapi
pada pelaksanaan modernnya, mereka biasanya tidak melawan keinginan para pemilik hak
suara yang diwakilinya (meskipun mereka abstain pada pemungutan suara protes).
Pemerintahan negara bagian[sunting | sunting sumber]
Pemerintahan negara bagian memiliki kekuasaan untuk membuat undang-undang pada semua
subjek yang tidak diberikan kepada pemerintah federal atau yang diserahkan kepada negara
bagian menurut konstitusi. Kekuasaan-kekuasaan ini di antaranya pendidikan, hukum
keluarga, kontrak, dan sebagian besar hukum pidana. Tidak seperti pemerintah federal, yang
hanya memiliki kekuasaan-kekuasaan itu berdasarkan konstitusi, pemerintah negara bagian
memiliki kekuasaan melekat yang memungkinkannya bertindak, kecuali jika dibatasi oleh
konstitusi nasional atau ketentuan negara bagian.
Seperti pemerintah federal, pemerintah negara bagian memiliki tiga cabang: eksekutif,
legislatif, dan yudikatif. Kepala eksekutif negara bagian adalah gubernuryang dipilih
langsung oleh rakyat, yang biasanya bertugas untuk masa bakti empat tahun (meskipun di
beberapa negara bagian lain hanya dua tahun). Kecuali untuk Nebraska, yang
memiliki legislatif satu kamar, semua negara bagian memiliki legislatif dua kamar, di mana
biasanya majelis tinggi disebut Senat dan majelis rendah disebut Dewan Perwakilan
Rakyat, badan deliberatif atau yang serupa dengannya. Di sebagian besar negara bagian, para
senator bekerja untuk masa bakti empat tahun, dan para anggota majelis rendah bekerja untuk
masa bakti dua tahun.
Konstitusi negara-negara bagian berbeda dalam beberapa rinciannya, tetapi secara umum
mengikuti pola yang sama dengan konstitusi federal, termasuk pernyataan hak-hak rakyat dan
rencana perlembagaan pemerintah. Tetapi, konstitusi negara bagian lebih terperinci.

Pemerintahan daerah
Terdapat 89.500 pemerintah daerah, meliputi 3.033 kabupaten (county), 19.492 munisipalitas,
16.500 kota kecil, 13.000 distrik sekolah, dan 37.000 distrik khusus lainnya yang berkenaan
dengan perkara-perkara perlindungan kebakaran.[12] Pemerintah daerah secara langsung
melayani kebutuhan-kebutuhan masyarakat, menyediakan segala hal dari kepolisian dan
perlindungan kebakaran sampai kepada kode-kode kebersihan (sanitarium), peraturan
kesehatan, pendidikan, angkutan umum, dan perumahan. Biasanya pemilihan umum daerah
bersifat nonpartisanpegiat daerah melepaskan keterkaitan mereka terhadap partai politik
ketika berkampanye dan memerintah.[13]
Kira-kira 28% penduduk menetap di kota-kota dengan 100.000 populasi atau lebih.
Pemerintah-pemerintah kota memiliki dasar hukum yang ditetapkan oleh negara bagian, dan
dasar hukum masing-masing merinci maksud/tujuan dan kekuasaan pemerintah daerah.
Untuk mayoritas kota besar, organisasi-organisasi kerja sama federal dan negara bagian
adalah penting untuk memenuhi kebutuhan penduduk setempat. Jenis-jenis pemerintah kota
berbeda-beda di seluruh wilayah negara. Tetapi, hampir semuanya memiliki dewan pusat
(central council), yang dipilih oleh para pemilik suara, dan seroang petugas eksekutif,
dibantu oleh beberapa kepala departemen, untuk mengelola urusan kota. Kota-kota di Barat
dan Selatan biasanya memiliki politik daerah nonpartisan.
Ada tiga jenis umum pemerintah kota: wali kota-dewan, komisi, dan dewan-pengelola.
Ketiga-tiga ini adalah bentuk murni; banyak kota telah mengembangkan kombinasi dari dua
atau tiga pola di atas.

Walikota-Dewan
Ini adalah bentuk tertua pemerintah kota di Amerika Serikat, dan hingga awal abad ke-20,
digunakan oleh hampir semua kota di Amerika. Struktur ini seperti pemerintah nasional dan
pemerintah negara bagian, dengan wali kota terpilih sebagai kepala cabang eksekutif dan
dewan terpilih yang mewakili berbagai macam perkampungan yang membentuk cabang
legislatif. Walikota menunjuk kepala-kepala departemen kota dan pegawai-pegawai lainnya,
kadang-kadang harus memerlukan persetujuan dewan. Dia memiliki kekuasaan veto di atas
peraturan (undang-undang kota) dan seringkali bertanggung jawab mempersiapkan anggaran
kota. Dewan meloloskan peraturan kota, menetapkan besaran pajak bangunan (propertas),

dan membagi-bagi pendanaan berbagai departemen kota. Seiring tumbuhnya kota-kota,


sebuah kursi di dewan biasanya mewakili lebih dari satu perkampungan.

Komisi
Ini memadukan fungsi-fungsi legislatif dan eksekutif dalam satu kelompok kepegawaian,
biasanya sebanyak tiga orang atau lebih, dipilih oleh penduduk kota. Masing-masing anggota
komisi mengawasi dan mengendalikan kerja pada satu departemen kota atau lebih. Salah
satunya digelari ketua badan dan biasanya disebut wali kota, meskipun kekuasaannya setara
dengan anggota komisi lainnya.

Dewan-Pengelola
Pengelola kota adalah sebuah jawaban atas meningkatnya kerumitan masalah-masalah
perkotaan yang memerlukan kemampuan pengurusan yang jarang dimiliki oleh pegawaipegawai umum terpilih. Jawaban ini meyakinkan sebagian besar kekuasaan eksekutif,
termasuk pemberdayaan hukum dan ketentuan pelayanan, kepada pengelola kota yang
terlatih baik, berpengalaman, dan profesional.
Rencana pengelola kota telah diterapkan oleh sejumlah kota. Di bawah rencana ini, sebuah
dewan terpilih yang berukuran kecil membuat peraturan-peraturan kota dan menentukan
kebijakan, tetapi merekrut tenaga administrasi yang digaji, juga disebut pengelola kota, untuk
mengeluarkan keputusan. Pengelola menggambarkan anggaran kota dan
mengawasi/mengendalikan sebagian besar departemen. Biasanya, tidak ada istilah himpunan;
pengelola bekerja selama dewan merasa puas dengan kerjanya.
Pemerintahan county
County atau setara dengan kabupaten adalah pembagian wilayah Amerika Serikat di
bawah negara bagian, kadang-kadang (tidak selalu) berisi dua kota kecil atau lebih dan
beberapa desa. Kota New York begitu luas, sehingga ia dibagi ke dalam lima kawasan
perkotaan (borough), masing-masing setara dengan countydengan hak-hak yang saling bebas.
Di pihak lain, Arlington County, Virginia, county terkecil di Amerika Serikat, terletak di
seberang Sungai Potomac dariWashington, D.C., kedua-duanya kawasan perkotaan dan
pinggiran kota, diperintah oleh sebuah administrasi county kesatuan. Di kota-kota lain,
pemerintah kota dan county digabungkan, menghasilkan pemerintah kota-county terpadu.
Di sebagian besar county di Amerika Serikat, sebuah kota atau kota kecil dirancang
sebagai ibu kota county, dan di tempat inilah kantor-kantor pemerintahan berada dan para

anggota dewan komisi atau pengawas mengadakan rapat bersama. Di county yang lebih kecil,
para anggota dewan komisi dipilih oleh county; sedangkan di county yang lebih besar, para
pengawas mewakili distrik-distrik atau kota-kota kecil yang terpisah. Dewan komisi
mengumpulkan pajak untuk pemerintah negara bagian dan pemerintah daerah; meminjam dan
menyediakan dana; menetapkan gaji pegawai county; mengawasi pemilihan umum;
membangun dan memelihara jalan raya dan jembatan; dan mengurus program-program
kesejahteraan yang disusun oleh pemerintah nasional, negara bagian, dan county.
Di county yang sangat kecil, kekuasaan eksekutif dan legislatif bisa saja keseluruhannya
terletak pada anggota komisi tunggal, yang dibantu oleh lembaga-lembaga yang mengawasi
dan mengatur perpajakan dan pemilihan umum. Di beberapa negara bagian di kawasan New
England, county tidak memiliki fungsi pemerintahan manapun, melainkan hanya pembagibagian tanah.

Pemerintahan kota kecil dan desa


Ribuan wilayah hukum adalah terlalu kecil untuk dinyatakan sebagai pemerintah kota.
Wilayah-wilayah hukum ini diresmikan sebagai kota kecil atau desa dan berurusan dengan
keperluan setempat, seperti pengaspalan dan penerangan jalan, menjamin persediaan air
bersih, menyediakan jasa perlindungan kebakaran dan kepolisian, dan pengelolaan sampah.
Di banyak negara bagian di Amerika Serikat, istilah town (kota kecil) tidaklah memiliki arti
khusus; melainkan hanya istilah informal yang diterapkan bagi tempat-tempat yang
berpenduduk (bisa berupa munisipalitas tergabung ataupun munisipalitas tidak-tergabung).
Lebih jauh lagi, di beberapa negara bagian, istilah town (kota kecil) adalah setara dengan
sebutan civil township (kawasan permukiman sipil) yang digunakan di negara bagian lainnya.
Pemerintah pada tingkatan ini biasanya dipercayakan kepada sebuah badan atau dewan
terpilih, yang dapat dikenali dalam beberapa ragam nama: dewan desa atau town (kota kecil),
badan orang terpilih, badan pengawas, badan komisi. Badan ini dapat memiliki seorang ketua
atau presiden yang berfungsi sebagai petugas eksekutif tertinggi, atau dapat juga memiliki
wali kota yang dipilih. Para pegawai pemerintah dapat berupa juru tulis (clerk), bendahara
(treasurer), kepolisian, pemadam kebakaran, dan petugas kesehatan dan kesejahteraan rakyat.
Satu aspek unik pada pemerintah daerah, yang terutama banyak dijumpai di kawasan New
England di Amerika Serikat, adalah sidang kota kecil (town meeting). Setahun sekali, atau
lebih sering jika diperlukan, para pemilik suara terdaftar di kota kecil itu bertemu dalam suatu
sesi terbuka untuk memilih petugas pemerintahan, memperdebatkan persoalan-persoalan
daerah, dan menyepakati peraturan-peraturan daerah untuk menjalankan pemerintahan.
Sebagai sebuah badan, mereka menentukan konstruksi jalan dan perbaikan/perawatannya,

konstruksi gedung dan fasilitas umum, besaran pajak, dan anggaran kota kecil tersebut.
Sidang kota kecil, yang telah terwujud selama lebih dari tiga abad di beberapa tempat, sering
dianggap sebagai bentuk paling asli demokrasi langsung, di mana kekuasaan pemerintah
tidak didelegasikan, tetapi dijalankan secara langsung dan berkala oleh seluruh rakyat di
wilayah yang bersangkutan.

PERBANDINGAN IDEOLOGI INDONESIA & AMERIKA

1.

Idiologi demokrasi Indonesia dan AS memiliki prinsip yang sama, yaitu prinsip
demokrasi, hanya saja berbeda dari etos kerja sosio historisnya. Indonesia lebih
mengedepankan musyawarahdan kebersamaan. Sedangkan Amerika Serikat lebih
mengedepankan kebebasan aktualisasi individu. Meskipun demikian, rasa berserikat dan

berkumpul masih dimiliki oleh bangsa Amerika, terbukti dari terbentuknya federasi-federasi
pada setiap negara bagian.
2.
Demokrasi tidak berjalan semestinya di Indonesia dan tidak menjadikan bangsa Indonesia
meraih cita-cita bangsa dikarenakan Indonesia menggunakan prinsip demokrasi barat yang
individualistis yang nyatanya berbeda dengan etos kerja gotong-royong bangsa Indonesia.
3.
Amerika bukan merupakan bangsa Sekuler. Prinsip demokrasi Indonesia memasukkan
unsur agama kedalam sistem ketatanegaran dan dalam sistem masyarakat, sedangkan AS
tidak memasukkan unsur agama dalam sistem ketatanegaraan, namun dalam sistem
kemasyarakatan, agama menjadi unsur penting dalam sejarah perkembangan bangsa Amerika
Serikat.
4.
Menurut Tocqueville, Sistem Demokrasi pada dasarnya menganut sistem kesetaraan untuk
mendapatkan kebebasan. Lebih lanjut Menurut Rawl dalam (dalam Ujan, 2001), kebebasan
dan kesamaan merupakan unsur utama dari teori keadilan.
5.
Sehingga dengan adanya demokrasi, dengan sendirinya akan menciptakan keadilan bagi
masyarakat.
6.
Menurut Rawl, Prinsip keadilan ada dua, yaitu yang pertama setiap orang harus memiliki
hak yang sama atas kebebasan dasar yang paling luas, seluas kebebasan yang sama bagi
semua orang. Kedua, masalah kesejahteraan ekonomi dan sosial harus diatur sedemikian rupa
sehingga memberikan keuntungan bagi setiap manusia
7.
Teori Kedaulatan Rakya telah tampak dalam prinsip-prinsip Revolusi Prancis tahun 1789
yang setelah itu dicantumkan pada Undang Undang Dasar Negara Perancis, dimana pasal ke
6 dari pengumuman hak-hak tahun 1789 menegaskan bahwa: Undang-undang adalah
ungkapan dari keinginan rakyat . Dari uraian yang diatas dapat jelaslah bahwa demokrasi
pada intinya adalah kedaulatan rakyat, dan bahwa kedaulatan ini pada dasarnya bermuara
pada hak yang mutlak dalam pembuatan hukum yang tidak tunduk terhadap kekuasaan yang
lain.
8.
Prinsip-prinsip demokrasi yaituadanya pembagian kekuasaan, pemilihan umum yang
bebas, kebebasan individu, pengakuan hak minoritas, pemerintahan yang berdasarkan hukum,
pers yang bebas, beberapa partai politik, konsensus, pengawasan, perlindungan hak asasi,
persaingan keahlian.
9.
Hanya dalam masyarakat madani yang kuat demokrasi dapat ditegakkan dengan baik dan
hanya dalam suasana demokratislah masyarakat madani dapat berkembang secara wajar.
Masyarakat madani adalah masyarat yang beradab.
10. Menurut Tocqueville, budi pekerti masyarakat satu-satunya alat yang membuat rakyat
diseluruh mampu mendukung pemerintahan yang demokratis, dan pengaruh budi pekertilah
yang menghasilkan derajat-derajat keteraturan dan kemakmuran di negara demokratis.

Anda mungkin juga menyukai