Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
yang
membutuhkan
dan
bertujuan
untuk
pencegahan,
profesional
(menyeluruh)
merupakan
pelayanan
gizi
yang
gizi
puskesmas
dalam
memberikan
pelayanan
gizi
kepada
pengunjung
3. Komunikasi bersifat dua arah dan menggunakan alat peraga/media
penyuluhan yang tepat
4. Data jenis pelayanan gizi/dietetik dan hasil yang dicapai dicatat secara
tertib pada kartu status gizi dan catatan harian pelayanan gizi
b. SDM (Ketenagaan)
Tenaga pelaksana gizi puskesmas merupakan tenaga gizi terdidik dan
terlatih yang telah dilatih dalam bidang pelayanan gizi menyeluruh (tenaga
berpendidikan gizi atau tenaga non gizi yang telah dilatih khusus dibidang
gizi/konseling dietetik). (Depkes RI,2001)
c. Sistem Rujukan
Sistem rujukan yang baik adalah alur pelayanan gizi yang jelas dan
terkoordinasi dengan baik bagi pengunjung puskesmas baik di dalam unitunit dalam yang berada di puskesmas itu sendiri maupun pengunjung yang
datang berdasarkan rujukan dari pustu, polindes, posyandu, atau unit lain di
luar puskesmas (Depkes RI,2001)
d. Sistem Pencatatan dan pelaporan
Sistem pencatatan dan pelaporan standar merupakan salah satu cirri
pelayanan gizi menyeluruh yang harus dilaksanakan oleh petugas gizi
puskesmas dengan menggunakan formulir pencatatn dan pelaporan khusus
dan mekanisme pelaporan yang sesuai dengan buku pedoman pelaksanaan
pelayanan gizi puskesmas. (Depkes RI,2001)
2.2.2 Pengorganisasian
a. Tingkat pusat
Penanggung jawab : Direktorat Gizi Masyarakat
Tugas dan Fungsi :
1.
Mengkoordinir
kegiatan
yang
bersifat
kebijaksanaan,
pembinaan,
dan
bahan-bahan
penyuluhan,
serta
melaksanakan
pembinaan
serta
Melaksanakan
kegiatan
pembinaan,
pemantauan,
dan
penilaian
Menyusun
perencanaan
pelaksanaan
POZI
selanjutnya,
meliputi
mendiskusikan
permasalahan
dengan
pemimpin,
menyusun
dapat
melaksanakan
pelayanan
gizi
secara
menyeluruh
dan
berkualitas maka diperlukan tenaga gizi terdidik D3, S1 gizi. Bagi puskesmas
yang belum memiliki tenaga gizi terdidik, maka tenaga para medis
puskesmas (bidan dan perawat) yang diberi tugas melaksanakan pelayanan
gizi dengan syarat telah mengikuti pelatihan gizi POZI terlebih dahulu.
(Depkes RI, 2001)
kesehatan
di
BKIA,
balai
pengobatan
(BP),
dan lain-lain.
Dietetik
Dietetik yaitu anjuran pemberian makanan khusus atau diet yang sesuai
dengan penyakit seseorang termasuk pemberian suplementasi gizi
Konseling gizi dan dietetik adalah teknik dan prinsip penerapan gizi dan
dietetik komunikasi dan nasehat gizi kepada pasien berkaitan dengan
penyakit. Anamnesa diet dan terapi diet (Depkes RI,2006).
Adapun yang dimaksud dengan :
1. Pengkajian gizi adalah kegiatan mengkaji hasil pengukuran antropometri
yaitu pengukuran TB, BB terhadap setiap pengunjung POZI di puskesmas,
berdasarkan standar yang telah ditentukan (KMS, IMT, LILA)
2. Pengkajian status gizi adalah proses yang digunakana untuk menentukan
status
gizi
pasien,
mengidentifikasi
gizi
(kurang
atau
lebih,
untuk
menentukan rencana diet, dan menu makanan yang harus diberikan kepada
pasien)
dengan
pedoman
yang
sudah
ada.
Untuk
pencegahan
kekurangan vitamin A pada bayi usia 6-12 bulan diberikan 1 kapsul vitamin A
dosis 100.000 IU, dan anak balita diatas 1 tahun dosisnya 200.000 IU
diberikan kapsul vitamin A dosis tinggi 2 kalisetahun pada bulan Februari dan
Agustus. Untuk ibu nifas diberikan 1 kapsul Vitamin A setelah melahirkan.
Untuk pencegahanterjadinya anemia gizi ibu hamil diberikan tablet Fe
sebanyak 1 tablet setiap hari selama 3 bulan berturut-turut, sedangkan
untuk remaja putri diberikan tablet Fe sebanyak 1 tablet sehari selama masa
haid / menstruasi (7-10 hari). (Depkes RI,2001)
b. Gizi salah
Gizi salah atau gangguan gizi adalah keadaan patologis akibat kekurangan
atau kelebihan secara relatif maupun absolute satu atau lebih zat gizi
(Supariasa, 2001).
Gizi salah satu gangguan gizi adalah suatu kondisi dimana seseorang
menderita kekurangan atau kelebihan gizi. Penyakit yang termasuk dalam
gizi salah adalah penyakit kelainan gizi dan kegemukan (obesitas). Penyakit
kelainan gizi merupakan masalah gizi utama di Indonesia yaitu KEP, KVA,
GAKY, dan AGB. (Depkes RI,2001)
2.2.4.5 Penyakit Terkait Gizi Lainnya
1. Hipertensi
Bila
kemampuan
puskesmas
terbatas
maka
POZI
4. pedoman MP-ASI
5. pedoman makanan ibu hamil dan menyusui
6. pedoman makanan usia lanjut
7. KMS balita, anak sekolah, ibu hamil dan usila
8. Poster grafik IMT dan buku Pedoman IMT
9. PUGS
10. Pedoman penanggulangan kelainan gizi (KVA, Anemia, GAKI, KEP)
11. Angka Kecukupan Gizi (AKG)
12. Daftar bahan makanan penukar
13. Daftar komposisi bahan makanan
14. Formulir kajian kebasaan makan dan asupan makanan sehari
15. Kartu status / formulir registrasi dan formulir rekapitulasi
b. Bahan paket pertolongan gizi terdiri dari :
1. Kapsul iodium
2. Kapsul vitamin A
3. Tablet/sirup Fe
4. Obat cacing
5. Oralit
6. Layanan dietetik
7. Pemberian makanan tambahan pemulihan
c. Alat alat :
Alat-alat yang digunakan di POZI / Klinik Gizi puskesmas adalah sebagai
berikut :
1. Hb meter
2. Tensi meter
3. Timbangan
4. Mikrotoa
5. LILA
6. Reagen reduksi urin
7. Mikroskop
8. Filling kabinet
2.2.7 Pencatatan dan Pelaporan
Setiap pengunjung POZI di daftar pada kartu status. Pada kartu status
tersebut berisi informasi tentang identitas responden, keluhan/diagnosa,
hasil spesimen (BB, TB, LILA, lab, klinik, diagnosa gizi ) anamnesis (konsumsi
energi, frekuensi makan dan pantangan) dan nasehat gizi (diet dan
suplementasi). Kartu status ini disimpan oleh pelaksana POZI di puskesmas.
Data pada kartu status dicatat dalam formulir catatan harian POZI. Sebagai
laporan pelayanan POZI di tingkat puskesmas catatan harian perbulan
dipindahkan ke formulir rekapitulasi triwulan. Baik catatan harian maupun