DD GNA Pemeriksaan
DD GNA Pemeriksaan
pemeriksaan fisik dijumpai hidrosefalus dengan shunt yang terpasang, suhu tubuh
meninggi, hipertensi, edema, kadang-kadang dengan asites dan tanda-tanda
peningkatan tekanan intrakranial. Urinalisis menunjukkan hematuria, proteinuria,
silinderuria, fungsi ginjal biasanya terganggu. Kadar total protein dan albumin
serum biasanya rendah. Kultur yang diperoleh dari shunt yang terinfeksi (+).
d. Lupus Eritematosus Sistemik (LES)
Diagnosis SLE ditegakkan berdasarkan :
Keluhan yang dijumpai pada anamnesis dapat berupa : panas lama, berat badan
turun, anoreksia, nausea, muntah, sakit kepala, depresi, psikosis, kejang, sakit
sendi, ruam pada kulit.
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan : Alopesia, butterfly rash, discoid lupus
photosensitivity, ulkus pada mulut / nasofaring, pleuritis, perikarditis, hepatitis,
nyeri abdomen, asites, splenomegali.
Pemeriksaan laboratorium :
Darah tepi : Anemia normositik normokrom, retikulositosis, trombositopenia,
leukopenia, waktu protrombin / waktu tromboplastin partial biasanya memanjang.
Imunoserologis : Uji Coomb (+), Sel LE (+).
Diagnosis dari nefritis lupus ditegakkan berdasarkan kelainan diatas, dengan
gambaran biopsi ginjal, mulai dari yang ringan berupa GN proliferatif fokal ringan
sampai yang berat berupa proliferatif difusa.
Gambar 9. Pada histopatologi terdapat gambaran bentuk bulan sabit pada sebelah
dalam kapsula Bowman dan terdiri dari : sel-sel epitel kapsul yang berproliferasi,
fibrin, bahan seperti membrana basalis, serta makrofag. Rangsangan untuk
pembentukan bulan sabit diduga adalah endapan fibrin dalam ruang Bowman,
sebagai akibat nekrosis / gangguan dinding kapiler glomerolus.
Uji anti nuclear antibodies negatif. Trombosit, waktu protrombin, dan tromboplastin
normal. Pada PHS dengan kelainan ginjal berat, biopsi ginjal perlu dilakukan untuk
melihat morfologi dari glomeruli, pengobatan dan untuk keperluan prognosis.
Gambar 10. Penderita PHS
b. Nefropati IgA
Kecurigaan kearah nefropati IgA pada seorang anak dibuat bila timbulnya serangan
hematuria makroskopik secara akut dipicu oleh suatu episode panas yang
berhubungan dengan ISPA. Hematuria makroskopik biasanya bersifat sementara
dan menghilang bila ISPA mereda, namun akan berulang kembali bila penderita
mengalami panas yang berkaitan dengan ISPA. Diantara 2 episode, biasanya
penderita tidak menunjukkan gejala, kecuali hematuria mikroskopik dengan
proteinuria ringan masih ditemukan pada urinalisis. Edema, hipertensi, dan
penurunan fungsi ginjal biasanya tidak ditemukan. Kadar IgA serum biasanya
meningkat pada 10-20% dari jumlah kasus yang telah dilaporkan, kadar komplemen
(C3 dan C4) dalam serum biasanya normal. Diagnosis pasti biasanya dibuat
berdasarkan biopsi ginjal.
Gambar 11. (Kiri) Gambaran fluoresen dari deposit IgA di sel Mesangial. (Kanan)
Deposit IgA dengan pewarnaan PAS.