Analisa Pola Bidang Sesar Pada Zona Subduksi Di Pulau Sumatera
Analisa Pola Bidang Sesar Pada Zona Subduksi Di Pulau Sumatera
PULAU SUMATERA
(Observasi Berdasarkan Hasil Penelitian yang Telah Dilakukan)
HAYATUL MUNA
1304107010006
OBSERVASI
Analisa Pola Bidang Sesar Pada Zona Subduksi di Wilayah Sumatera Barat
dari Event Gempa pada tahun 2013
Muhammad Miftah Hasan dan Bagus Jaya Santosa, 2014. Jurnal Sains dan Seni
Pomits Vol.3 No.1
Data yang digunakan adalah data event gempa yang terjadi di Sumatera
Barat padatahun 2013 dengan magnituda lebih dari sama dengan 5 SR. Data
tersebut didapatkan dari www.webdc.eu, website dari GFZ yang menyediakan
data gempalokal. Pengolahan data dari GFZ dalam format seed. Diubah kedalam
format SAC yang akan digunakan dalam program ISOLA-GUI untuk menentukan
momen tensor dan focal mechanism. Sebelum dilakukan perhitungan, terlebih
dahulu ditentukan model bumi yang digunakan. Hasil yang diperoleh adalah besar
momen tensor masing-masing event gempa, dapat dilihat pada Gambar.1 berikut:
Gambar.1 Kurva estimasi dari fungsi green dan kurva dari data seismogram
Kurva Gambar.1 yang berwarna merah adalah kurva estimasi dari fungsi
Green dan kurva berwarna hitam adalah kurva dari data seismogram. Besar
kecocokan kurva ditentukan oleh varian reduksinya. Nilai satu menunjukkan
bahwa kurva hasil fitting berimpit penuh sedangkan nilai varian reduksinya nol
Gambar 2. Posisi beach ball menggambarkan posisi epicenter (a). Besar beach
ball bervariasi yang ditentukan oleh besar magnetuda gempa (b). Besar beach ball
dibuat sama untuk mengetahui posisi masing-masing (GMT)
Gambar 5. Hasil fitting kurva displacement dari data event gempa tanggal
02/01/2011 pada pukul 15:19:32 WIB. ((ISOLA-GUI)
Kurva pada gambar 5 yang berwarna merah adalah kurva estimasi dari
fungsi green dan kurva yang berwana hitam adalah kurva dari data seismogram.
Besar kecocokan kurva ditentukan oleh varian reduksinya. Nilai satu
menunjukkan bahwa kurva hasil fitting berimpit penuh sedangkan nilai varian
reduksinya nol maka ketidakcocokan sangat besar, dapat dikatakan bahwa
perbedaan kurvanya sangat jauh berbeda.
bidang sesar adalah reverse, perbedaan ini diduga dikarenakan input data yang
berbeda walaupun tidak terlalu besar perbedaannya. Input data tersebut adalah
input data mengenai kedalaman centroid, pada hasil pengolahan data yang didpaat
dari webdc informasi kedalaman centroid adalah 24 km sedangkan dari global
CMT adalah 32.3 km. dari model ini diperbandingkan dengan hasil rekaman
seismogram
sebenarnya.
Dari
hasil
perbandingan
ini
dapat
diketahui
ketidakcocokan. Pola bidang sesar yang terbentuk didaerah sekitar zona subduksi
adalah dip-slip, hali ini sesuai dengan penelitian sebelumnya bahwa lokasi yang
berada pada zona subduksi mempunyai pola bidang sesar dip-slip yang
mempunyai pengaruh lebih besar dalam menimbulkan sumber gempa yang
mempunyai magnetuda yang besar. Batas lempeng yang konvergen pada dua
lempeng yang rigid antara lempeng Eurasia dan Indo-Australia menimbulkan pola
bidang sesarnya beerbentuk dip-slip yang terjadi disepanjang zina subduksi
Sumatera (megathrust). Wilayah selatan pulau Sumatera diketahui terdapat zona
sesar Sumatera yang dikenal sebagai zona sesar Semangko yang membelah pulau
Sumatera menjadi dua bagian, sesar ini membentang di sepanjang Bukit Barisan
dari Teluk Semangko di Selat Sunda hingga wilayah utara Aceh.
Pemodelan Dua Dimensi Data Gravitasi di Wilayah Riau dengan Metode
Talwani (Studi Kasus Lokasi X)
Supriyanto Rohadi dan Rudi Darsono, 2015 Jurnal Meteorologi dan Geofisika
Vol.16 No. 2 tahun 2015 : 105-112
Data yang digunakan adalah data pengamatan gravitasi yang dilakukan
oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Wilayah Riau
(Lokasi X) dengan menggunakan gravimeter Autograv Scyntrex CG-3. Titik
pengamatan yang dianalisis sebanyak 245 titik dari sebaran titi pengamatan dibuat
grid teratur ( Gambar 7). Data yang diperoleh berupa data pembacaan langsung
dengan koreksi drift dan koreksi pasang surut. Dilakukan juga keroksi uadara
bebas, koreksi Bouger dan koreksi Terrain.
Gambar 10. Grafik estimasi rapat massa (Rho 1.9 2.9 g/cm3)
KESIMPULAN
Pola bidang patahan yang terjadi di Sumatera Barat yang ditandai oleh
gempa pada tahun 2013 adalah pola reverse fault di Sesar Mentawai dan
dip-slip di zona subduksi sunda trench.
DAFTAR PUSTAKA
Diement et al, 1992. Mentawai Fault zone of Sumatra: A New Key to the
Geodynamics of Western Indonesia. Geology, v.20, p. 259-262, March
1992
Fadillah, A., Sari, 2010. Pemodelan Bawah Permukaan dan Zona Subduksi
Daerah Kepulauan Nusa Tenggara Berdasarkan Data Anomali Medan
Gravitasi Regional. Skripsi. Jurusan Fisika, fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Diponogoro, Semarang.
Handayani, L., Permana, H., dan Gaffar, E., Z. 2012. Segmentasi tektonik aktif
pada Lempeng Mikro Sumatera Bagian Utara (Aceh) ditinjau dari
sebaran episenter gempa bumi. Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi,
Vol. 3 No. 2 Agustus 2012: 71-77
Hasan, M., Miftah, dan Santosa, B., Jaya. 2014. Analisa Pola Bidang sesar Pada
Zona Subduksi di Wilayah Sumatera Barat dari Event Gempa pada tahun
2013. Jurnal Sains dan Seni Pomits Vol. 3, No.1, (2014) 2337-3520 (2301928X Print)
Indriana, D., Rina, 2008. Analisa Sudut Kemiringan Lempeng Subduksi di Selatan
Jawa Tengah dan Jawa Timur Berdasarkan Anomali Gravitasi dan
Implikasi Tektonik Vulkanik. Berkala Fisika, Vol. 11, No.3, Juli 2008 hal.
89-96
Rohadi, Supriyanto, dan Darsono, Rudi. 2015. Pemodelan Dua Dimensi Data
Gravit di Wilayah Riau dengan Metode Talwani (Studi Kasus Lokasi X).
Jurnal Meteorologi dan Geofisika, Vol.16, No. 2 Tahun 2015
Salim, Riski, dan Santosa, B., Jaya. 2014. Analisa pola bidang bidang sesar pada
zona subduksi di wilayah selatan pulau sumatera dari event gempa pada
tahun 2011-2014. Jurnal Teknik Pomits, Vol.3, No.2 (2014) ISSN: 23373539 (2301-9271 Print)