Anda di halaman 1dari 5

1.

5
Komponen-komponen yang berperan dalam sistem imun nonspesifik
dalam rongga mulut adalah:
1. Protein-Enzim
a. Enzim lisozomal : merupakan enzim mukolitik yang mampu
memecahkan ikatan glikopeptide dinding bakteri gram positif,
sehingga lisis. Termasuk kolagenase, elastase, hyaluronidase.
b. Laktoferin dan laktoperoksidase: yang mempunyai aktifitas
antibakteri dan antivirus.
c. Musin: yang menghambat perlekatan virus pada sel epitel.
d. Interferon: diproduksi oleh sel hospes, sebagai reaksi terhadap
invasi virus. Dibedakan tiga tipe interferon manusia, yaitu: (alfa),
dihasilkan oleh sel-ael darah putih,(beta) oleh fibroblas dan
(gamma) oleh limfosit yang teraktivasi.
e. Sitokin: merupakan zat biologik aktif yang diproduksi berbagai
tipe sel dari kelompok non-limfoid, sebagai reaksi terhadap suatu
radang.
2. Komplemen
Sudah ada dalam darah, sebelum dibentuknya IgM dalam mobilitas
elektroforosis termasuk kelompok alfa dan beta globulin. Terutama
dihasilkan oleh hari beredar dalam darah sebagai bentuk yang tidak
aktif, dan bersifat termolabil. Dalam cairan saku gusi ditemukan
bentuk C2, C4, dan C5. Mengenai C3 disamping dalam bentuk yang
tidak aktif, juga dalam bentuk yang berubah, artinya aktivasi
komplemen sudah terjadi secara in vivo. Kehadiran ikatan kompleks
Ag-Ab, akan mengaktifkan komplemen melalui jalur klasik seperti
model kaskade pembekuan darah (self amplifying). Dimulai dengan

pengaktifan C142, berlanjut ke C3 dan berakhir dengan lisisnya


membran sel target oelh C5-9. Pengaktifan C3 juga dapat
brlangsung dengan jalan pintas tanpa adanya antibody yang disebut
jalur alternatif. Plak gigi ternyata berpotensi membuka jalur ini,
akan mengaktifkan C3 yang berakhir juga dengan
membranolisis/antigenolisis. Konsentrasi C2 dan C4 dalam cairan
gingival yang meradang, meningkat dibandingkan dengan normal.
Sel-sel ini baru aktif bekerja kalau tubuh dimasuki zat-zat bersifat
allergen ang biasanya terdapat dalam makanan.
3. Sel N.K (Natural killer)
Sel ini baru jelas peranannya dalam system pertahanan, terutama
menghadapi perubahan komponen tubuh sendiri, sebagai akibat dari
perlakuan virus ataupun zat-zat kimia tertentu. Sel ini tidak memiliki
permukaan sel T ataupun sel B. dapat mengenal benda asing tanpa
memerlukan pengenalan spesifik terlebih dahulu (tidak mempunyai
memori). Tidak memiliki sifat fagosit tetapi mempunyai reseptor
IgG sehingga membunuh sel targetnya dengan mekanisme intim
kontak ekstraseluler. Sel ini menempati garis pertahanan yang
terdapat dalam system pertahanan seperti halnya natural antibody
dari system kekebalan humoral.
1.3
Mekanisme pertahanan non spesifik disebut juga komponen
nonadaptif atau innate, atau imunitas alamiah, artinya mekanisme
pertahanan yang tidak ditujukan hanya untuk satu jenis antigen,
tetapi untuk berbagai macam antigen. Innate immunity terdiri dari
barier fisik dan barier mikrobiologis (flora normal), komponen fase

cair, dan konstituen seluler (Hirsch & Zee, 1999). Imunitas alamiah

proses lisis atau fagositosis oleh makrofag atau leukosit yang

sudah ada sejak bayi lahir dan terdiri atas berbagai macam elemen

distimulasi oleh opsonin dan zat kemotaktik, karena sel-sel ini

non spesifik. Jadi bukan merupakan pertahanan khusus untuk

mempunyai reseptor untuk komponen komplemen (C3b) dan

antigen tertentu. Contoh mekanisme pertahanan non spesifik tubuh

reseptor kemotaktik. Zat kemotaktik akan memanggil sel monosit

kita adalah kulit dengan kelenjarnya, lapisan mukosa dengan

dan

enzimnya, serta kelenjar lain dengan enzimnya seperti kelenjar air

memfagositnya.

mata. Demikian pula sel fagosit (sel makrofag, monosit,


polimorfonuklear)

dan

komplemen

merupakan

d.

komponen

pelbagai elemen lain dari sistem imunitas alamiah.

C dari pneumokok. Interaksi CRP ini juga akan mengaktivasi

Kelenjar dengan enzim dan silia yang ada pada mukosa dan kulit
penetrasi

komplemen jalur alternatif yang akan melisis antigen.


e. Sel natural killer (NK) dan interferon
Sel NK adalah sel limfosit yang dapat membunuh sel yang

mikroorganisme,

dihuni virus atau sel tumor. Interferon adalah zat yang diproduksi

demikian pula silia pada mukosa. Enzim seperti lisozim dapat pula

oleh sel leukosit dan sel yang terinfeksi virus, yang bersifat dapat

merusak dinding sel mikroorganisme.


c.

Protein fase akut

protein khas ini dikenal karena sifatnya yang dapat mengikat protein

juga, maka mikroorganisme yang masuk akan berjumpa dengan

menghambat

dan

satu protein fase akut. Dinamakan CRP oleh karena pertama kali

penetrasi mikroorganisme. Bila penetrasi mikroorganisme terjadi

kelenjar

mikroorganisme

sintesis protein fase akut. C-reactive protein (CRP) merupakan salah

Permukaan tubuh, mukosa dan kulit

Produk

tempat

akibat adanya kerusakan jaringan. Hati merupakan tempat utama

Permukaan tubuh merupakan pertahanan pertama terhadap

b.

ke

Protein fase akut adalah protein plasma yang dibentuk tubuh

mekanisme pertahanan non spesifik.


a.

polimorfonuklear

menghambat replikasi virus di dalam sel dan meningkatkan aktivasi

Komplemen dan makrofag

sel NK.

Jalur alternatif komplemen dapat diaktivasi oleh berbagai


macam bakteri secara langsung sehingga eliminasi terjadi melalui

2.

Mekanisme Pertahanan Spesifik

Mekanisme pertahanan tubuh spesifik atau disebut juga

antibodi yang akan menetralkan atau meningkatkan fagositosis

komponen adaptif atau imunitas didapat adalah mekanisme

antigen dan lisis antigen oleh komplemen, serta meningkatkan

pertahanan yang ditujukan khusus terhadap satu jenis antigen,

sitotoksisitas sel yang mengandung antigen yang dinamakan proses

karena itu tidak dapat berperan terhadap antigen jenis lain..

antibody dependent cell mediated cytotoxicy (ADCC). Limfosit

Bila pertahanan non spesifik belum dapat mengatasi invasi


mikroorganisme

maka

imunitas

spesifik

akan

terangsang.

berperan utama dalam respon imun diperantarai sel. Limfosit terbagi


atas 2 jenis yaitu Limfosit B dan Limfosit T.

Mekanisme pertahanan spesifik adalah mekanisme pertahanan yang


diperankan oleh sel limfosit, dengan atau tanpa bantuan komponen
sistem imun lainnya seperti sel makrofag dan komplemen.

1.6
Jenis

Imunisasi

Imunitas spesifik hanya ditujukan terhadap antigen tertentu

Imunisasi Aktif Adalah tubuh anak dengan sendirinya membuat zat

yaitu antigen yang merupakan ligannya. Di samping itu, respons

anti yang akan bertahan selama bertahun-tahun. Imunisasi aktif ada

imun spesifik juga menimbulkan memori imunologis yang akan

kerena pada tubuh manusia ada sistem imonologi, yang dengan

cepat bereaksi bila host terpejan lagi dengan antigen yang sama di

sendirinya menjadi benteng pertahanan pada saat tubuh terinfeksi

kemudian hari. Akan terbentuk antibodi dan limfosit efektor yang

kuman tertentu secara aktif sistem imonologi akan melakukan

spesifik terhadap antigen yang merangsangnya, sehingga terjadi

tugasnya.

eliminasi antigen. Sel yang berperan dalam imunitas didapat ini


adalah sel yang mempresentasikan antigen (APC = antigen
presenting cell = makrofag) sel limfosit T dan sel limfosit B. Sel

Imunisasi Pasif Adalah tubuh anak tidak membuat sendiri zat nti,

limfosit T dan limfosit B masing-masing berperan pada imunitas

sianak mendapatnya dari luar tubuh dengan cara penyuntikan

selular dan imunitas humoral. Sel limfosit T akan meregulasi

bahan/serum, yang telah mengandung zat anti, atau anak tersebut

respons imun dan melisis sel target yang dihuni antigen. Sel limfosit

mendapat zat anti dari ibunya semasa dalam kandungan (Markum,

B akan berdiferensiasi menjadi sel plasma dan memproduksi

2002)

Perbedaan

antara

jenis

imunisasi

aktif

dan

pasif

adalah:

- Untuk memperoleh kekebalan yang cukup, jumlah zat anti dalam


tubuh harus meningkat, pada imunisasi aktif diperlukan waktu yang

Atau, imunitas aktif dapat terjadi sebagai akibat dari vaksinasi.


Vaksinasi yang efektif melibatkan pengembangan memori, untuk
mencegah infeksi apapun dengan patogen yang relevan. Vaksinasi
biasanya dikembangkan untuk penyakit serius polio, cacar, dan
difteri, misalnya, telah dieliminasi dari berbagai negara (dan dalam
kasus cacar, semua tapi diberantas dari seluruh dunia) mengikuti
pengembangan vaksin yang efektif.
Imunitas pasif

agak lama untuk membuat zat anti itu dibandingkan dengan


imunisasi

pasif

- Kekebalan yang terdapat pada imunisasi aktif bertahan lama


(bertahun-tahun),

sedangkan

pada

imunisasi

pasif

hanya

berlangsung untuk beberapa bulan

munitas aktif
Imunitas aktif diperoleh ketika tubuh Anda me-mount respon imun
terhadap antigen biasanya salah satu berasal dari patogen bakteri
atau virus (atau mungkin parasit, alergen, atau protein lainnya).
Perkembangan imunitas aktif berarti bahwa memori imunologi telah
diperoleh. Jika Anda menemukan bahwa patogen yang sama untuk
kedua kalinya, sistem kekebalan tubuh Anda akan mengingat dan
dengan cepat memasang respon imun untuk menghilangkan sumber
infeksi sering bahkan sebelum Anda memiliki gejala penyakit.

Tapi bagaimana dari bayi yang baru lahir? Hal ini tidak dianggap
aman untuk memvaksinasi bayi yang baru lahir sistem kekebalan
tubuh mereka masih berkembang, dan vaksinasi terlalu dini dapat
menyebabkan sistem berkembang tidak normal, dan bahkan dapat
menyebabkan penyakit, tergantung pada jenis vaksin yang
digunakan. Jadi bagaimana bisa bayi dilindungi dari penyakit dalam
beberapa bulan pertama sebelum vaksinasi?
Jawabannya terletak pada kekebalan pasif. Baik selama kehamilan
dan akibat menyusui setelah lahir, bayi dapat memperoleh kekebalan
pasif terhadap infeksi ibunya pernah terkena.
Hal ini terjadi karena adanya antibodi dalam darah ibu dan ASI.
Antibodi hadir dalam darah dapat ditransfer ke janin yang sedang
berkembang melintasi penghalang plasenta dan ini dapat
memberikan perlindungan untuk waktu yang terbatas setelah lahir.
Lebih penting adalah perlindungan yang diberikan kepada bayi
setelah telah lahir, dalam bentuk antibodi yang hadir dalam susu
sang ibu. Menyusui, oleh karena itu, penting bagi kesehatan bayi
tidak hanya dalam hal gizi, tetapi juga dalam hal memberikan
perlindungan dari penyakit.

Jenis kekebalan yang diberikan ini disebut pasif karena tidak


melibatkan bayi yang sedang berkembang respon imunnya sendiri

perlindungan tidak berasal dari sistem kekebalan tubuh bayi sendiri,


tetapi dari yang ibunya.

Anda mungkin juga menyukai