BAB V Piroklas
BAB V Piroklas
37
38
Magma yang merupakan lelehan panas, pijar, dan relatif encer, dapat bergerak
dan menerobos ke permukaan bumi melalui rongga-rongga yang terbentuk oleh
proses tektonik (bidang sesar). Selain berupa padatan, magma juga mengandung uap
air dan gas yang bervariasi komposisinya.Kalau magma tersebut encer dan
bertekanan tinggi, maka akan terjadi letusan gunung api. Sumbat kepundan akan
hancur dan terlempar ke sekitarnya dan bersamaan dengan itu sebagian magma panas
juga akan terlempar ke udara. Akibat dari letusan tersebut terjadi proses pendinginan
yang cepat, sehingga magma akan membeku dengan cepat dan membentuk gelas
(obsidian), tufa atau abu halus, lapili dan bom (berupa batuapung dengan ronggarongga gas). Material yang halus (tufa) akan terlempar jauh dan terbawa angin ke
tempat yang lebih jauh, sedangkan bom, lapili, dan gelas, dan material-material lain
yang berukuran pasir dan kerikil akan jatuh di sekitar puncak gunung.
Pada kenyataannya, batuan hasil letusan gunung api dapat berupa suatu hasil
lelehan yang merupakan lava yang telah dibahas dan diklasifakasikan ke dalam
batuan beku, serta dapat pula berupa produk ledakan atau eksplosif yang bersifat
fragmental dari semua bentuk cair, gas atau padat yang dikeluarkan dengan jalan
erupsi.
V.1.2 Klasifikasi Batuan piroklastik
Material piroklastik dapat dikelompokkan berdasarkan ukurannya sebagai
berikut (Schmid, 1981 vide Fisher, 1984)
1. Endapan piroklastik tak terkonsolidasi :
a. Bomb gunung api
Bomb adalah gumpalan gumpalan lava yang mempunyai ukuran
lebih besar dari 64 mm dan sebagian atau semuanya plastis pada waktu
tererupsi.
Bom ini dapat dibagi atas 3 macam:
a) Bomb pita (ribbon bomb), yaitu bomb yang memanjang seperti suling
dan sebagian besar bergelembung gelembung memanjang dengan
39
c.
Lapilli
Berasal dari bahasa Latin yaitu lapillus, nama untuk hasil erupsi
eksplosif gunung api yang berukuran 2 mm 64 mm. Selain dari fragmen
batuan kadang kadang terdiri dari mineral mineral augit, olivin dan
plagioklas.Bentuk khusus lapili yang terdiri dari jatuhan lava diinjeksi dalam
keadaan sangat cair, dan membeku di udara, mempunyai bentuk membola
atau memanjang dan berakhir dengan meruncing.
d. Debu gunungapi
Debu gunungapi adalah batuan piroklastik yang berukuran 2 mm
1/256 mm yang dihasilkan oleh pelemparan dari magma akibat eksplosif,
namun ada juga debu gunung api yang terjadi karena proses penggesekan
pada waktu erupsi gunung api. Debu gunung api masih dalam keadaan belum
terkonsolidasi. Endapan Piroklastik yang Terkonsilidasi
40
Breksi piroklastik adalah batuan batuan yang disusun oleh blockblock gunung api yang mengalami konsolidasi dalam jumlah lebih 50 %
serta mengandung lebih kurang 25 % lapilli dan debu.
b. Aglomerat (agglomerate)
Aglomerat adalah batuan yang dibentuk oleh konsolidasi material
material dengan kandungannya didominasi oleh bomb gunung api dimana
kandungan lapilli dan abu kurang dari 25 %.
c. BatuLapilli (lapillistone)
Batulapili adalah batuan yang dominan terdiri dari fragmen lapilli
dengan ukuran 2 64 mm.
d. Tuff
Tuff adalah endapan dari gunung api yang telah mengalami
konsolidasi, dengan kandungan abu mencapai 75 %. Macamnya : Tuff
lapilli (lapilli tuff), Tuff aglomerat (agglomerate tuff), Tuff breksi
pirojklastik (pyroclastic breccia tuff)
3. Batuan Akibat Lithifikasi Endapan Piroklastik Aliran
a. Ignimbrit (ignimbrite)
Ignimbrit adalah batuan yang disusun dari endapan material oleh aliran
abu. Material material ini didominasi terdiri dari pecahan-pecahan gelas
dan pumice yang dihasilkan oleh buih-buih magma asam.
b. Breksi aliran piroklastik (pyroclastic flow breccia)
Breksi aliran piroklastik adalah breksi yang dominan yang disusun oleh
fragmen fragmen yang runcing serta ditransportasi oleh glowing avanches
(akibat aliran lava panas).
c. Vitrik tuff
41
4.
Ukuran
butir
(mm)
>6
4
2 64
Runcing
Nama
klastika
<1/16
Terbatukan
e
r
Aglomerat
Breksi piroklastik
Tepra lapili
Batulapili
Kasar
Debu kasar
Tuf kasar
Halus
Debu halus
Tuf halus
Lapili
debu
Tepra Bom,Blok
Lapisan
Bom,Blok
Bom, Blok
1/16
2
Belum
terbatukan
r
k
42
1) Struktur
Seperti halnya batuan volkanik lainnya, batuan piroklastik mempunyai
struktur vesikuler, skoria dan amygdaloidal. Jika klastika pijar dilemparkan ke
udara
dan
kemudian
terendapkan
dalam
kondisi
masih
panas,
43
graded bedding : berlapis sebagai mana terdapat dalam sedimen juga umum
didapatkan dalam batuan piroklastik. Oleh karena itu secara deskriptif batuan
piriklastik dimasukkan dalam batuan endapan atau sedimen.
Ada tiga cara kejadian endapan piroklastik. Pengendapan yang
dikarenakan gaya beratnya dikenal dengan piroklastika jatuhan. Jenis
piroklastika ini umum terjadi disetiap gunung berapi. Struktur dan teksturnya
menyerupai batuan endapan. Dua kelompok piroklastika yang lain adalah
piroklastika aliran dan piroklastik hembusan.
2) Tekstur batuan piroklastik
a. Ukuran Butir Pada Piroklastik
Tabel 5 Ukuran butir piroklastik (Schmid, 1981)
Nama endapan piroklastik
Ukuran
butir (mm)
Nama klastika
Belum
terbatukan
Bom
64
Bom, Blok
Lapilus
Kasa
r
0,0
4
debu
Halu
s
Terbatukan
Tepra bom
Aglomerat
Tepra Bom,
Breksi
Blok
piroklastik
Tepra lapili
Batulapili
Debu kasar
Tuf kasar
Debu halus
Tuf halus
44
45
c. Mineral Tambahan
46