Anda di halaman 1dari 10

BAB V

PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK

V.1 Pengertian dan Klasifikasi


V.1.1 Pengertian
Batuan piroklastik atau pyroclastics adalah batuan clastic yang tersusun
terutama dari material vulkanik. Dimana materi vulkanik telah diangkut dan
tertranspor melalui agen geologi, seperti oleh angin atau air. Batu-batuan ini disebut
volcaniclastic. Umumnya terkait dengan aktivitas gunung berapi ledakan, seperti
Plinian atau letusan Krakatau gaya, atau letusan phreatomagmatic, piroklastik
deposito yang umumnya terbentuk dari udara abu, dan bom lapilli atau blok yang
dikeluarkan dari gunung berapi itu sendiri, dicampur dengan negara hancur batu.
Batuan piroklastik adalah batuan yang terbentuk dari letusan gunung api
(berasal dari pendinginan dan pembekuan magma) namun seringkali bersifat klastik.
Menurut william (1982) batuan piroklastik adalah batuan volkanik yang bertekstur
klastik yang dihasilkan oleh serangkaian proses yang berkaitan dengan letusan
gunung api, dengan material asal yang berbeda, dimana material penyusun tersebut
terendapkan dan terkonsolidasi sebelum mengalami transportasi (rewarking) oleh
air atau es.

Gambar 14 Letusan gunung api


( Sumber : http://blogofgeo.files.wordpress.com/2009/04/picture.jpg )

37

38

Magma yang merupakan lelehan panas, pijar, dan relatif encer, dapat bergerak
dan menerobos ke permukaan bumi melalui rongga-rongga yang terbentuk oleh
proses tektonik (bidang sesar). Selain berupa padatan, magma juga mengandung uap
air dan gas yang bervariasi komposisinya.Kalau magma tersebut encer dan
bertekanan tinggi, maka akan terjadi letusan gunung api. Sumbat kepundan akan
hancur dan terlempar ke sekitarnya dan bersamaan dengan itu sebagian magma panas
juga akan terlempar ke udara. Akibat dari letusan tersebut terjadi proses pendinginan
yang cepat, sehingga magma akan membeku dengan cepat dan membentuk gelas
(obsidian), tufa atau abu halus, lapili dan bom (berupa batuapung dengan ronggarongga gas). Material yang halus (tufa) akan terlempar jauh dan terbawa angin ke
tempat yang lebih jauh, sedangkan bom, lapili, dan gelas, dan material-material lain
yang berukuran pasir dan kerikil akan jatuh di sekitar puncak gunung.
Pada kenyataannya, batuan hasil letusan gunung api dapat berupa suatu hasil
lelehan yang merupakan lava yang telah dibahas dan diklasifakasikan ke dalam
batuan beku, serta dapat pula berupa produk ledakan atau eksplosif yang bersifat
fragmental dari semua bentuk cair, gas atau padat yang dikeluarkan dengan jalan
erupsi.
V.1.2 Klasifikasi Batuan piroklastik
Material piroklastik dapat dikelompokkan berdasarkan ukurannya sebagai
berikut (Schmid, 1981 vide Fisher, 1984)
1. Endapan piroklastik tak terkonsolidasi :
a. Bomb gunung api
Bomb adalah gumpalan gumpalan lava yang mempunyai ukuran
lebih besar dari 64 mm dan sebagian atau semuanya plastis pada waktu
tererupsi.
Bom ini dapat dibagi atas 3 macam:
a) Bomb pita (ribbon bomb), yaitu bomb yang memanjang seperti suling
dan sebagian besar bergelembung gelembung memanjang dengan

39

arah sama. Bomb ini sangat kentalmempunyai bentuk menyudut serta


retakan kulitnya tidak teratur.
b) Bomb teras (cored bomb), yaitu bomb yang mempunyai inti dan
material yang terkonsolidasi lebih dahulu, mungkin dari fragmen
fragmen sisa erupsi terdahulu pada gunung api yang sama.
c) Bomb kerak roti (bread crust bomb), yaitu bomb yang bagian luarnya
retak retak persegi seperti nampak pada kulir roti yang mekar, hal ini
b.

disebabkan oleh bagian kulitnya cepat mendingin dan menyusut.


Block gunung api
Merupakan batuan piroklastik yang dihasilkan oleh erupsi eksplosif
dari fragmen batuan yang sudah memadat lebih dahulu dengan ukuran lebih
besar dari 64 mm. Block block ini selalu menyudut bentuknya atau
eguidimensional.

c.

Lapilli
Berasal dari bahasa Latin yaitu lapillus, nama untuk hasil erupsi
eksplosif gunung api yang berukuran 2 mm 64 mm. Selain dari fragmen
batuan kadang kadang terdiri dari mineral mineral augit, olivin dan
plagioklas.Bentuk khusus lapili yang terdiri dari jatuhan lava diinjeksi dalam
keadaan sangat cair, dan membeku di udara, mempunyai bentuk membola
atau memanjang dan berakhir dengan meruncing.
d. Debu gunungapi
Debu gunungapi adalah batuan piroklastik yang berukuran 2 mm
1/256 mm yang dihasilkan oleh pelemparan dari magma akibat eksplosif,
namun ada juga debu gunung api yang terjadi karena proses penggesekan
pada waktu erupsi gunung api. Debu gunung api masih dalam keadaan belum
terkonsolidasi. Endapan Piroklastik yang Terkonsilidasi

2. Akibat litifikasi endapan piroklastik jatuhan (Terkonsolidasi)


a. Breksi piroklasik (pyroklastic breccia )

40

Breksi piroklastik adalah batuan batuan yang disusun oleh blockblock gunung api yang mengalami konsolidasi dalam jumlah lebih 50 %
serta mengandung lebih kurang 25 % lapilli dan debu.
b. Aglomerat (agglomerate)
Aglomerat adalah batuan yang dibentuk oleh konsolidasi material
material dengan kandungannya didominasi oleh bomb gunung api dimana
kandungan lapilli dan abu kurang dari 25 %.
c. BatuLapilli (lapillistone)
Batulapili adalah batuan yang dominan terdiri dari fragmen lapilli
dengan ukuran 2 64 mm.
d. Tuff
Tuff adalah endapan dari gunung api yang telah mengalami
konsolidasi, dengan kandungan abu mencapai 75 %. Macamnya : Tuff
lapilli (lapilli tuff), Tuff aglomerat (agglomerate tuff), Tuff breksi
pirojklastik (pyroclastic breccia tuff)
3. Batuan Akibat Lithifikasi Endapan Piroklastik Aliran
a. Ignimbrit (ignimbrite)
Ignimbrit adalah batuan yang disusun dari endapan material oleh aliran
abu. Material material ini didominasi terdiri dari pecahan-pecahan gelas
dan pumice yang dihasilkan oleh buih-buih magma asam.
b. Breksi aliran piroklastik (pyroclastic flow breccia)
Breksi aliran piroklastik adalah breksi yang dominan yang disusun oleh
fragmen fragmen yang runcing serta ditransportasi oleh glowing avanches
(akibat aliran lava panas).
c. Vitrik tuff

41

Vitrik tuff adalah batuan yang dihasilkan oleh endapan piroklastik


aliran, terdiri dari fragmen abu dan lapilli, telah mengalami lithifikasi dan
belum terlaskan.
d. Welded tuff
Welded tuff adalah batuan piroklastik hasil dari piroklastik aliran yang
telah dilithifikasikan dan merupakan bagian ignimbrit (istilah ini umum
dipakai di AS dan Australia). Material piroklastik dapat dikelompokkan
berdasarkan ukurannya sebagai berikut (Schmid, 1981 )
Tabel 4 Ukuran butir piroklastik (Schmid 1981)

4.

Ukuran
butir
(mm)
>6
4
2 64

Nama endapan piroklastik


Bentuk butir

Runcing

Nama
klastika

<1/16

Terbatukan

e
r

Aglomerat
Breksi piroklastik

Tepra lapili

Batulapili

Kasar

Debu kasar

Tuf kasar

Halus

Debu halus

Tuf halus

Lapili

debu

Tepra Bom,Blok
Lapisan
Bom,Blok

Bom, Blok

1/16
2

Belum
terbatukan

r
k

an klasifikasi genetik, batuan piroklastik terdiri dari 3 jenis endapan piroklastik


yaitu:
a. Endapan jatuhan piroklastik (pyroclastic fall deposits), dihasilkan dari letusan
eksploif material vulkanik dari lubang vulkanik ke atmosfer dan jatuh kembali
ke bawah dan terkumpul di sekitar gunung api. Endapan ini umumnya
menipis dan ukuran butir menghalus secara sistimatis menjauhi pusat erupsi,
pemilahannya baik, menunjukan grading normal pumis dan fragmen litik,
mungkin menunjukan stratifikasi internal dalam ukuran butir atau komposisi,
komposisi pumis lebih besar daripada litik.

42

b. Endapan aliran piroklastik (pyroclastic flow deposits), dihasilkan dari


pergerakan lateral di permukaan tanah dari fragmen-fragmen piroklastik yang
tertransport dalam matrik fluida (gas atau cairan), material vulkanik ini
tertransportasi jauh dari gunung api. Endapan ini umumnya pemilahannya
buruk, mungkin menunjukan grading normal fragmen litik, dan butiran litik
yang padat semakin berkurang menjauhi pusat erupsi.
Contoh: lahar yaitu masa piroklastik yang mengalir menerus antara aliran
temperatur tinggi (> 1000C) di mana material piroklastik ditransportasikan
oleh fase gas dan aliran temperatur rendah yang biasanya bercampur dengan
air.
c. Endapan surge piroklastik (pyroclastic surge deposits), termasuk pergerakan
lateral fragmen piroklatik sebagai campuran padatan/gas konsentrasi rendah
yang panas. Karekteristiknya, endapan ini menunjukan stratifikasi bersilang,
struktur dunes, laminasi planar, struktur anti dunes dan pind and swell,
endapan sedikit menebal di bagian topografi rendah dan menipis pada
topografi tinggi.
Tiga jenis fagmen yang ditemukan dalam endapan piroklastik
a. Fragmen dari lava baru atau disebut fragmen juvenil, berupa material padat
tidak mempunyai vesikuler sampai fragmen lava yang banyak vesikulernya.
b. Kristal individu, yang dihasilkan dari fenokris yang lepas dalam lava juvenil
sebagai hasil fragmentasi.
c. Fragmen litik, termasuk batuan yang lebih tua dalam endapan piroklastik,
tetapi sering terdiri dari lava yang lebih tua.
V.2 Cara pemeriaan batuan piroklastik.

1) Struktur
Seperti halnya batuan volkanik lainnya, batuan piroklastik mempunyai
struktur vesikuler, skoria dan amygdaloidal. Jika klastika pijar dilemparkan ke
udara

dan

kemudian

terendapkan

dalam

kondisi

masih

panas,

berkecenderungan mengalami pengelasan antara klastika satu dengan lainnya.


Struktur tersebut dikenal dengan pengelasan atau welded. Struktur struktur

43

graded bedding : berlapis sebagai mana terdapat dalam sedimen juga umum
didapatkan dalam batuan piroklastik. Oleh karena itu secara deskriptif batuan
piriklastik dimasukkan dalam batuan endapan atau sedimen.
Ada tiga cara kejadian endapan piroklastik. Pengendapan yang
dikarenakan gaya beratnya dikenal dengan piroklastika jatuhan. Jenis
piroklastika ini umum terjadi disetiap gunung berapi. Struktur dan teksturnya
menyerupai batuan endapan. Dua kelompok piroklastika yang lain adalah
piroklastika aliran dan piroklastik hembusan.
2) Tekstur batuan piroklastik
a. Ukuran Butir Pada Piroklastik
Tabel 5 Ukuran butir piroklastik (Schmid, 1981)
Nama endapan piroklastik
Ukuran
butir (mm)

Nama klastika

Belum
terbatukan

Bom
64

Bom, Blok

Lapilus
Kasa
r

0,0
4

debu

Halu
s

Terbatukan

Tepra bom

Aglomerat

Tepra Bom,

Breksi

Blok

piroklastik

Tepra lapili

Batulapili

Debu kasar

Tuf kasar

Debu halus

Tuf halus

Ukuran butir pada piroklastika tersebut merupakan salah satu kriteria


untuk menamai batuan piroklastik tanpa mempertimbangkan cara terjadi
endapan piroklastik tersebut.Ada tiga cara kejadian endapan piroklastik.
Pengendapan yang dikarenakan gaya beratnya dikenal dengan piroklastik
jatuhan. Jenis piroklastik ini biasanya terjadi disetiap gunung api. Struktur dan

44

teksturnya menyerupai batuan endapan. Dua kelompok piroklastik yang lain


adalah piroklastik aliran dan piroklastik hembusan.
b. Derajat pembundaran
Kebundaran adalah nilai membulat atau meruncingnya bagian tepi
butiran pada batuan sedimen klastik sedang sampai kasar. Kebundaran dibagi
menjadi:
a) Membundar sempurna (well rounded), hampir semua permukaan
cembung (ekuidimensional).
b) Membundar (rounded), pada umumnya memiliki permukaan
bundar, ujung-ujung dan tepi butiran cekung.
c) Agak membundar (subrounded), permukaan umumnya datar
dengan ujung-ujung yang memmbundar.
d) Agak menyudut (sub angular), permukaan datar dengan ujungujung yang tajam.
e) Menyudut (angular), permukaan kasar dengan ujung-ujung butir
runcing dan tajam.
c. Derajat Pemilahan
Pemilahan adalah keseragaman ukuran besar butir penyusun batuan
endapan / sedimen. Dalam pemilahan dipergunakan pengelompokan sebagai
berikut :
a) Terpilah baik (well sorted). Kenampakan ini diperlihatkan oleh
ukuran besar butir yang seragam pada semua komponen batuan
sedimen.
b) Terpilah buruk (poorly sorted). Merupakan kenampakan pada
batuan sedimen yang memiliki besar butir yang beragam
dimulai dari lempung hingga kerikil atau bahkan bongkah.

45

c) Selain dua pengelompokan tersebut adakalanya seorang


peneliti menggunakan pemilahan sedang untuk mewakili
kenampakan yang agak seragam.
d. Kemas (Fabric)
Kemas yaitu banyak sedikitnya rongga antar butir pada batuan
sedimen. Batuan sedimen yang memiliki kemas tertutup memiliki sedikit
ruang antar butir dan sebaliknya batuan sedimen berkemas terbuka berarti
bahwa banyak ruang tau rongga antar butir yang cenderung tertutup yang
memiliki ukuran butir pasir halus sampai lempung karena pada ukuran
tersebut cenderung sekali memiliki ruang antar butir.
3. Komposisi batuan piroklastik
a. Mineral-mineral Sialis
Mineral-mineral sialis terdiri dari :
a) Kuarsa (SiO2), ditemukan hanya pada batuan gunung api yang kaya
kandungan silica atau bersifat asam.
b) Feldspar, baik alkali maupun kalsium feldspar (Ca).
c) Feldspatoid, merupakan kelompok mineral yang tejadi jika kondisi
b.

larutan magma dalam keadaan tidak atau kurang jenuh silica.


Mineral Ferromagnesian
Merupakan kelompok mineral yang kaya kandungan Fedan Mg silikat
yang kadang-kadang disusul oleh Ca silikat. Mineral tersebut hadir berupa
kelompok mineral :
a) Piroksen, mineral penting dalam batuan gunung api.
b) Olivine, merupakan mineral yang kaya akan besi dan magnesium dan
miskin silika.
c) Hornblende, biasanya hadir dalam andesit.
d) Biotit, merupakan mineral mika yang terdapat dalam batuan volkanik
berkomposisi intermediet hingga asam.

c. Mineral Tambahan

46

Mineral tambahan yang sering hadir adalah ilmenit dan magnetit.


Keduaa mineral ini merupakan mineral bijih. Selain itu sering kali didapati
mineral senyawa sulfide atau sulfur murni.
d. Mineral Ubahan
Dalam batuan piroklastik mineral ubahan seringkali muncul saat
batuan terlapukan atau terkena alterasi hidrotermal. Mineral tersebut seperti :
Klorit, epidot, serisit, limonit, montmorilonit, lempung, dan kalsit.

Anda mungkin juga menyukai