Makalah Kimia Analisis
Makalah Kimia Analisis
Makalah Kimia Analisis
DISUSUN OLEH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan
ilmu
pengetahuan
sejalan
dengan
perkembangan
tekhnologi. Berbagai alat dengan kecanggihan semakin meningkat. Hal ini juga
termasuk perkembangan dalam ilmu farmasi, tidak terkecuali bidang Analisis
farmasi.
Dalam
bidang
ini,
selama
beberapa
tahun
terakhir
terjadi
sifat
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
makalah ini yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
Tipis (KLT)?
Bagaimana prosedur kerja pemisahan sampel dengan Kromatografi Lapis Tipis
6.
7.
(KLT)?
Bagaimana cara deteksi bercak dalam Kromatografi Lapis Tipis (KLT)?
Bagaimana penggunaaan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) untuk analisis obatobatan?
C. Tujuan
Tujuan makalah ini yaitu :
1.
2.
3.
4.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi KLT
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) pertama kali dikembangkan oleh Izmailof
dan Schraiber pada tahun 1938. KLT merupakan bentuk kromatografi planar ,
yang fase diamnya berupa lapisan seragam (uniform) pada permukaan bidng
datar yang didukung oleh lempeng kaca, plat aluminium, atau plat plastik
(Gandjar dan Rohman, 2007).
KLT merupakan salah satu metode isolasi yang terjadi berdasarkan
perbedaan daya serap (adsorpsi) dan daya partisi serta kelarutan dari
komponen-komponen kimia yang akan bergerak mengikuti kepolaran eluen. Oleh
karena daya serap adsorben terhadap komponen kimia tidak sama, maka
komponen bergerak dengan kecepatan yang berbeda sehingga hal inilah yang
menyebabkan pemisahan (Hostettmann et al, 1995).
Pada proses adsorpsi senyawa kimia dapat terpisah-pisah disebabkan oleh
daya serap adsorban terhadap tiap-tiap komponen kimia tidak sama. Sedangkan
partisi adalah kelarutan tiap-tiap komponen kimia dalam cairan pengelusi (eluen)
tidak sama dimana arah gerakan eluen disebabkan oleh gaya sentrifugal
sehingga komponen kimia dapat bergerak dengan kecepatan yang berbedabeda.
Kromatografi lapis tipis merupakan
ditaruh
dalam
bejana
tertutup
rapat
yang
berisi
larutan
B.
3.
4.
Ketepatan penentuan kadar akan lebih baik karena komponen yang akan
ditentukan merupakan bercak yang tidak bergerak.
5.
6.
7.
8.
9.
2.
Butuh sistem trial and eror untuk menentukan sistem eluen yang cocok.
3.
Memerlukan waktu yang cukup lama jika dilakukan secara tidak tekun
Pada
proses
pemisahan
dengan
kromatografi
lapis
tipis,
kromatografi
lapis
fase
gerak
yang
berperan penting pada proses elusi bagi larutan umpan (feed) untuk
melewati
fase
diam
(adsorbent).
komponen.
secara kromatografi
umpan. Eluent dapat
Oleh
menentukan
sebab
dipengaruhi
digolongkan
Interaksi
oleh
terjadinya
itu
pemisahan
laju
menurut
ukuran
komponen
jumlah
kekuatan
campuran
sedangkan
fase
gerak
akan
melarutkan
zat
fase
gerak
yang
berperan
penting pada proses elusi bagi larutan umpan (feed) untuk melewati fase
diam
(adsorbent).
Interaksi
antara adsorbent
Bagaimana senyawa melekat pada fase diam, misalnya gel silika. Hal ini
tergantung pada bagaimana besar atraksi antara senyawa dengan gel
silika. (Abdillah. 2011)
Fase diam yang digunakan dalam KLT merupakan penjerap berukuran kecil
dengan diameter partikel antara 10-30 m (Gandjar dan Rohman, 2007).
Semakin kecil ukuran rata-rata partikel fase diam dan semakin sempit kisaran
ukuran fase diam, maka semakin baik kinerja KLT dalam hal efisiensi dan
resolusinya.
Silika gel salah satu contoh fase diam yang terbentuk dari silikon dioksida
(silika). Atom silikon dihubungkan oleh atom oksigen dalam struktur kovalen
yang besar. Namun, pada permukaan silika gel, atom silikon berlekatan pada
gugus -OH.
Jadi, pada permukaan jel silika terdapat ikatan Si-O-H selain Si-O-Si.
Gambar ini menunjukkan bagian kecil dari permukaan silika.
Permukaan silika gel sangat polar dan karenanya gugus -OH dapat
membentuk ikatan hidrogen dengan senyawa-senyawa yang sesuai disekitarnya,
sebagaimana halnya gaya van der Waals dan atraksi dipol-dipol.
Fase diam lainnya yang biasa digunakan adalah alumina dari aluminium
oksida. Atom aluminium pada permukaan juga memiliki gugus -OH. Pada
dasarnya sifat serta penggunaannya mirip silika gel.
Tabel 1. Fase diam yang sering digunakan pada KLT (Kealey dan Haines,
2002)
Fasa Diam
Mekanisme Sorpsi
Penggunaan
Silika gel
Adsorpsi
Serbuk selulosa
Partisi
Selulosa
penukar ion
Pertukaran ion
Gel sephadex
Eksklusi
-siklodekstrin
Interaksi adsorpsi
stereospesifik
Campuran enansiomer
Selain fasa diam, dalam KLT juga diperlukan fasa gerak/eluent yang
berperan penting pada proses elusi bagi larutan umpan (feed) untuk melewati
fasa diam (adsorbent). Interaksi antara adsorbent dengan eluent sangat
menentukan terjadinya pemisahan komponen. Oleh sebab itu pemisahan
komponen secara kromatografi dipengaruhi oleh laju alir eluent dan jumlah
umpan. Eluent dapat digolongkan menurut ukuran kekuatan teradsorpsinya
pelarut atau campuran pelarut tersebut pada adsorben dan dalam hal ini yang
banyak digunakan adalah jenis adsorben alumina atau sebuah lapis tipis silika.
Suatu pelarut yang bersifat larutan relatif polar, dapat mengusir pelarut yang tak
polar dari ikatannya dengan alumina (gel silika). Semakin dekat kepolaran antara
senyawa dengan eluen maka senyawa akan semakin terbawa oleh fase gerak
tersebut. Hal ini berdasarkan prinsip like dissolved like (Watson, 2010).
E.
plat
sesuai
ukuran.
Biasanya,
untuk
satu
spot
plat
eluen. Base
line jangan
mencapai
garis
akhir,
angkat
plat
dengan
pinset,
keringkan dan ukur jarak spot. Jika spot tidak kelihatan, amati
pada lampu UV. Jika masih tak terlihat, semprot dengan pewarna
tertentu seperti kalium kromat atau ninhidrin (Anonim. 2013)
Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar 2.2 di bawah ini:
kecil ditempatkan
(sebagai
titik
noda)
di
atas
permukaan
tegak
dalam
bejana
pengembang
yang
berisi
sedikit pelarut
contoh
berbeda-beda,
memanjat
tergantung pada
pelat KLT
dengan
kecepatan
kelarutan komponen
yang
dalam pelarut
bercak-becak
(noda-noda)
yang
tegak
lurus
Gambar 2.3 Prosedur analisis KLT, (a) Proses penempatan noda; (b) Proses
pengembangan noda
Yang
menyebabkab
warna
dari
senyawa-senyawa
pada
bejana.
Setelah
kertas
saring
jenuh
dengan
uap
pelarut
yang
suatu
diamati. Senyawa-senyawa
(fluoresence)
dapat
ditampakkan melalui
prosedur
untuk mendeteksi
pelat
sinar
dengan
sinar ultraviolet (lampu ultra violet) di dalam tempat yang gelap. Senyawa
seperti itu akan memancarkan sinar yang diserap sehingga tampak
sebagai noda yang terang pada pelat (Firdaus. 2011).
Jika padatan penyerap pada pelarut KLT telah mengandung
indikator fluoresent, maka seluruh pelat akan menjadi terang bila
disinari dengan lampu ultraviolet kecuali daerah di mana senyawa
berada. Keberadaan senyawa ditandai dengan noda hitam pada saat
penyinaran (Firdaus. 2011).
noda
keluarkan
dengan
pelat KLT
dari
sudah cukup
bejana
dan
warna
jelas
segera
noda
yang
bisa
digunakan
untuk
mendeteksi
senyawa-senyawa
noda
tampak
seperti
tercoreng
atau
bulan
F. Deteksi Bercak
Ada dua cara untuk menyelesaikan analisis sampel yang tidak berwarna,
yaitu:
1.
Menggunakan pendarflour
Fase diam pada sebuah lempengan lapis tipis seringkali memiliki substansi
yang ditambahkan kedalamnya, supaya menghasilkan pendaran flour ketika
diberikan sinar ultraviolet (UV). Itu berarti jika sinar UV disinarkan, maka sampel
akan berpendar.
Pendaran ini ditutupi pada posisi dimana bercak pada kromatogram
berada, meskipun bercak-bercak itu tidak tampak berwarna jika dilihat dengan
mata. Itu berarti bahwa jika disinarkan sinar UV pada lempengan, akan timbul
pendaran dari posisi yang berbeda dengan posisi bercak-bercak. Bercak tampak
sebagai bidang kecil yang gelap.
Gambar 6. Deteksi Bercak dengan UV
daerah bercak-bercak itu. Karena jika kita mematikan sinar UV tersebut, bercakbercaknya tidak tampak kembali.
2.
G. Penerapan KLT
KLT bisanya merupakan metode pilihan pertama jika sesorang ingin
memisahkan suatu campuran. Hal ini disebabkan karena KLT merupakan metode
yang sederhana dan cepat. KLT digunakan secara luas untk analisis obat. Berikut
adalah penggunaan KLT untuk analisis beberapa sediaan farmasi:
Tabel 2. Penerapan KLT untuk analisis obat (gandjar dan Rohman, 2007)
Obat (sediaan)
Fase diam
Fase gerak
Deteksi
Asetaminofen
(serbuk)
Silika gel
Heksan:aseton (75:25)
UV
Albendazol
(serbuk)
Silika
UV panjang
gelombang
pendek
Amoksisilin
(tablet, kapsul,
suspensi)
Silika
Metanol-piridin-kloroformair (90:10:80:10)
Ninhidrin
Ampisilin
Silika
Aseton-toluen-air-asam
Ninhidrin
(kapsul, suspensi
oral)
asetat (650:100:10025)
Vitamin C
(serbuk)
silika
Metanol-aseton-air
(20:40:3)
UV
Dosisiklin
Silika
disemprot
EDTA 10%, pH
9,0
Metilen klorid-metanol-air
(59:35:6)
UV 280 nm
Ketamin (serbuk)
Silika
Benzen-metanol-amonium
hidroksida (80:20:1)
Dragendorf
Morfin
(penyalahgunaa
n obat)
Silika
(dijenuhkan
dengan NaOH
0,1 N)
Dikembangkan dengan
cara 2 dimensi:
sikloheksan-toluendietilamin (75:15:10) lalu
kloroform-metanol (9:1)
UV 279 nm
Nifedipin
(serbuk)
Silika
Diisopropill eter
UV 254
Nitrofurantoin
(serbuk)
Silika
Nitrometan-metanol (9:1)
Dipanaskan,
UV 254
Nistatin (salep
dengan kliquinol)
Silika
Benzen-metanol (9:1)
UV 254 nm
Progesteron
(serbuk)
Silika (yang
telah
diaktifkan
pada suhu
105oC)
UV 241 nm
Prostaglandin
(serbuk)
Silika
Asam
fosfomolibdat
Teofilin (kapsul
dengan
guuaifensin)
Selulosa
Metanol-air
UV 254 nm
Vinblastin
(serbuk)
Silika
Benzen-kloroformdietilamin (40:20:3)
UV 254 nm
Vinkristin
(injeksi)
Silika
Eter-metanol-metilamin
40% (40:20:3)
Amonium
sulfat
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan:
1. KLT merupakan bentuk kromatografi planar , yang fase diamnya berupa
lapisan seragam (uniform) pada permukaan bidng datar yang didukung
oleh lempeng kaca, plat aluminium, atau plat plastik.
2. Keuntungan KLT yaitu ketepatan penentuan kadar baik karena komponen
yang
akan
ditentukan
merupakan
bercak
yang
tidak
bergerak.
atau
partisi
oleh
fase
diam
dibawah
gerakan
pelarut
pengembang.
4. Fase diam yang sering digunakan pada KLT yaitu silika gel sedangkan fase
5.
6.
kimia tertentu.
7. KLT bisa digunakan untuk analisis obat seperti Asetaminofen, Albendazol,
Amoksisilin, Ampisilin, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Gandjar, IG dan Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Gritter RJ, Bobbit JM, Arthur SE. 1991. Pengantar Kromatografi. Penerbit ITB. Bandung
Kealey D dan Haines PJ. 2002. Instant Notes: Analytical Chemistry. BIOS Scientific
Publishers Limited. New York.