Anda di halaman 1dari 19

ANATOMI MAKROSKOPIS SALURAN REPRODUKSI

PRIA

TESTIS dan EPIDIDIMIS


Testis adalah sepasang struktur oval , agak gepeng dengan panjang
sekitar 4 cm dan diameter sekitar 2.5 cm. Bersama dengan epididimis, testis berada
dalam kantung skrotum. Dinding yang memisahkan testis dengan epididimis disebut
tunica vaginalis.
Tunica vaginalis dibentuk dari peritoneum abdominalis yang mengadakan migrasi
kedalam skrotum saat berkembangnya genitalia interna pria.
Epididimis adalah struktur berbentuh koma yang berada di batas posterolateral testis.
Merupakan saluran berkelok kelok tidak teratur dengan panjang sekitar 600 cm. Duktus
berawal dari puncak testis (kaput epididimis) dan setelah melewati jalan berliku-liku
duktus ini berakhir sebagai ekor epididimis dan kemudian menjadi vas (duktus)
deferen. Epdidimis adalah lokasi maturasi sperma
Testis merupakan tempat terjadinya spermatogenesis dan produksi steroid seks pada
pria.

VAS DEFEREN & VESICULA SEMINALIS


Vas deferen adalah kelanjutan dari epididimis dengan panjang sekitar 45 cm dan dimulai
dari ujung bawah epididimis kemudian naik sepanjang aspek posterior testis. Setelah
meninggalkan bagian belakang testis, vas deferen melewati chorda spermatica menuju
kedalam abdomen. Setelah menyilang ureter , vas deferen menuju ke duktus vesikula
seminalis. Vas deferen dan duktus vesikula seminalis bersama sama membentuk ductus
ejaculatorius yang bermuara pada urethra pars prostatica. Ductus ejaculatorius
berukuran sekitar 2.5 cm dan sangat dekat dengan duktus kontralateralnya saat menuju
kearah depan melalui prostate.
Vesicula Seminalis sepasang struktur berongga dan berkantung pada dasar vesika
urinaria didepan rektum. Masing-masing vesikula seminalis memiliki panjang 5 cm dan
menempel erat pada vesika urinaria
Vas deferen berperan dalam mengalirkan sperma. Vesicla seminalis memproduksi sekitar
50 60% total cairan semen. Komponen penting semen yang berasal dari vesikula
seminalis adalah fruktosa dan prostaglandin .

KELENJAR PROSTAT
Kelenjar Prostat sebagian struktur berupa kelenjar dan sebagian lainnya otot. Struktur ini
mengelilingi urethra pria.
Organ berukuran 2.5x3.5x4.5 cm. Lobus media prostat secara histologis merupakan zona
transisional berbentuk baji yang secara langsung mengelilingi urethra dan
memisahkannya dengan ductus ejaculatorius. Saat terjadi hipertrofi, lobus media dapat
menyumbat aliran urine.
Prostat bagian anterior sebagian besar terdiri dari jaringan fibromuskular.
Semua jaringan otot pada vas deferen , prostat , prostat disebitar urethra dan vesicula
seminalis terlibat dalam proses ejakulasi. Sekresi prostat menyumbang 15% volume total
cairan semen.
Komponen penting yang dihasilkan kelenjar prostat adalah : asam fosfatase, zinc, sitrat
dam protease yang membuat semen menjadi lebih encer.

PENIS

Penis terdiri dari jaringan cavernosa (erektil) dan dilalui urethra. Permukaan posterior
yang lunak adalah yang paling dekat dengan urethra.
Sebagian besar jaringan erektil penis tersusun dalam 3 kolom longitudinal yaitu sepasang
corpus cavernosum dan sebuah corpus spongiosum dibagian tengah.
Ujung penis disebut glans penis yang dilapisi dengan preputium .
Arteri Pudenda memasok penis dari permukaan dorsal dan memasuki corpus
cavernosum.
Ereksi penis terjadi ketika ruang cavernosa dan corpus spongiosum terisi dengan darah.
Pasokan saraf penis berasal dari nervus pudendus ( S2,3 dan 4 ) dan pleksus otonom
pelvis.
Diposkan oleh Bambang Widjanarko di 13:25
Label: Anatomi dan Fisiologi Saluran Reproduksi Pria, Sistem Reproduksi
b. Testis
Testis atau buah zakar ada dua buah, terletak dalam sebuah kanting (scrotum) yang
tergantung dalam dibawah penis (batang kemaluan). Testis memproduksi :
1) Hormon androgen dan testoteron, yang menyebabkan tumbuhnya tanda-tanda
kelaki-lakian pada orang tersebut, seperti kumis dan jenggot, jakun, otot yang kuat,
suara yang berat, buku kemaluan dan ketiak. Hormon testoteron juga menyebabkan
timbulnya birahi (seks, nafsu dan libido). Hormon androgen juga dibuat oleh
kelenjar adrenal, sedangkan pada wanita jumlah hormon testoteron dibuat dalam
jumlah yang sedikit oleh indung telur,sehingga wanita juga mempunyai birahi.
2) Benih laki-laki (spermatozoa). Sejak remaja hingga lanjut usia, spermatozoa ini
diproduksi beratus-ratus juta setiap harinya. Benih inilah yang jika bertemu dengan
telur (ovum) dalam rahim wanita akan membuahi telur sehingga terjadi kehamilan

Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Laki-Laki

A. Anatomi Sistem Reproduksi Pria


1. Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari : penis, skrotum (kantung
zakar) dan testis (buah zakar).

a) Penis
Penis terdiri dari:
- Akar (menempel pada didnding perut)
- Badan (merupakan bagian tengah dari penis)
- Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).
Lubang uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air kemih) terdapat di umung glans
penis. Dasar glans penis disebut korona. Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit
depan (preputium) membentang mulai dari korona menutupi glans penis.
Badan penis terdiri dari 3 rongga silindris (sinus) jaringan erektil:
- 2 rongga yang berukuran lebih besar disebut korpus kavernosus, terletak bersebelahan.
- Rongga yang ketiga disebut korpus spongiosum, mengelilingi uretra. Jika rongga
tersebut terisi darah, maka penis menjadi lebih besar, kaku dan tegak (mengalami ereksi).
b) Skrotum
Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan melindungi testis.
Skrotum juga bertindak sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis, karena agar sperma

terbentuk secara normal, testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah
dibandingkan dengan suhu tubuh.
Otot kremaster pada dinding skrotum akan mengendur atau mengencang sehinnga testis
menggantung lebih jauh dari tubuh (dan suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih dekat
ke tubuh (dan suhunya menjadi lebih hangat).
c) Testis
Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun dan terletak di dalam
skrotum. Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari testis kanan.
Testis menghasilkan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH)
juga hormon testosterone.
Fungsi testis, terdiri dari :
a) Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di Tubulus seminiferus.
b) Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstial (sel leydig).
2. Struktur dalamnya terdiri dari : vas deferens, uretra, kelenjar prostat dan vesikula
seminalis.Alat kelamin laki-laki terbagi atas 3 bagian :
a) Vas deferens
Vas deferens merupakan saluran yang membawa sperma dari epididimis. Saluran ini
berjalan ke bagian belakang prostat lalu masuk ke dalam uretra dan membentuk duktus
ejakulatorius. Struktur lainnya (misalnya pembuluh darah dan saraf) berjalan bersamasama vas deferens dan membentuk korda spermatika.
b) Uretra
Uretra berfungsi 2 fungsi:
- Bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari kandung kemih
- Bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen.
c) Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih di dalam pinggul dan mengelilingi
bagian tengah dari uretra. Biasanya ukurannya sebesar walnut dan akan membesar sejalan
dengan pertambahan usia.
Prostat mengeluarkan sekeret cairan yang bercampur secret dari testis, perbesaran
prostate akan membendung uretra dan menyebabkan retensi urin. Kelenjar prostat,
merupakan suatu kelenjar yang terdiri dari 30-50 kelenjar yang terbagi atas 4 lobus yaitu:
-

Lobus posterior
Lobus lateral
Lobus anterior
Lobus medial

Fungsi Prostat:
Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk menlindungi
spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan vagina. Di bawah kelenjar
ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis yang memilki panjang 2-5 cm. fungsi hampir sama
dengan kelenjar prostat.
d) Vesikula seminalis.
Prostat dan vesikula seminalis menghasilkan cairan yang merupakan sumber makanan
bagi sperma. Cairan ini merupakan bagian terbesar dari semen. Cairan lainnya yang
membentuk semen berasal dari vas deferens dan dari kelenjar lendir di dalam kepala
penis.
Fungsi Vesika seminalis :
Mensekresi cairan basa yang mengandung nutrisi yang membentuk sebagian besar cairan
semen
3. Duktus Duktuli
a) Epididimis
Merupakan saluran halus yang panjangnya 6 cm terletak sepanjang atas tepi dan
belakang dari testis. Epididimis terdiri dari kepala yang terletak di atas katup kutup testis,
badan dan ekor epididimis sebagian ditutupi oleh lapisan visceral, lapisan ini pada
mediastinum menjadi lapisan parietal.
Saluran epididimis dikelilingi oleh jaringan ikat, spermatozoa melalui duktuli eferentis
merupakan bagian dari kaput (kepala) epididimis. Duktus eferentis panjangnya 20 cm,
berbelok-belok dan membentuk kerucut kecil dan bermuara di duktus epididimis tempat
spermatozoa disimpan, masuk ke dalam vas deferens
Fungsi dari epididimis yaitu sebagai saluran penhantar testis, mengatur sperma sebelum
di ejakulasi, dan memproduksi semen.
b)

Duktus Deferens

Merupakan kelanjutan dari epididimis ke kanalis inguinalis, kemudian duktus ini berjalan
masuk ke dalam rongga perut terus ke kandung kemih, di belakang kandung kemih
akhirnya bergabung dengan saluran vesika seminalis dan selanjtnya membentuk
ejakulatorius dan bermuara di prostate. Panjang duktus deferens 50-60 cm.
c)

Uretra.

Uretra berfungsi 2 fungsi:


- Bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari kandung kemih
- Bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen.

4. Bangunan Penyokong atau Penyambung


Funikulus Spermatikus
Bagian penyambung yang berisi duktus seminalis, pembuluh limfe, dan serabut-serabut
saraf.

B. Fisiologi Sistem Reproduksi Pria


1. Hormon pada Laki-laki
a. FSH

Menstimulir spematogenesis.
b. LH

Menstimulir Sel Interstitiil Leydig untuk memproduksi Testosteron.


c. Testosteron

Bertanggung jawab dalam perubahan fisik laki-laki terutama organ seks sekundernya.
Efek hormon testoteron pada pria:
Sebelum lahir:
a. Maskulinasi saluran reproduksi dan genital eksterna
b. Mendorong penurunan testis ke skrotum
Efek reproduksi

c. Pertumbuhan dan pematangan organ reproduksi


d. Penting dalam spermatogenesis
e. Pertumbuhan tanda kelamin sekunder
2. Spermatogenesis

Spermatogenesis adalah perkembangan spermatogonia menjadi spermatozoa.


Berlangsung 64 hari. Spermatogonia berkembang menjadi spermatozit primer.
Spermatozit primer menjadi spermatozit sekunder. Spermatozit sekunder berkembang
menjadi spermatid. Tahap akhir spermatogenesis adalah pematangan spermatid menjadi
spermatozoa. Ukuran spermatozoa adalah 60 mikron. Spermatozoa terdiri dari kepala,
badan dan ekor

ALAT KELAMIN PEREMPUAN BAGIAN LUAR (GENETALIA EXTERNA)

Vulva
Alat kelamin wanita bagian luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum ),
terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum,
orificium urethrae externum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.

Perineum adalah jaringan otot yang berbeda di antara vagina dan anus yang
menopang rongga panggul dan membantu menjaga organ panggul tetap pada
tempatnya. Perineum merupakan bagian kelamin luar wanita.
1.Mons veneris (Mons Pubis)
Merupakan suatu bangunan yang terdiri atas kulit yang di bawahnya terdapat
jaringan lemak menutupi tulang kemaluan /simphisis. Pada masa pubertas, Mons
veneris mulai ditutupi rambut kemaluan
Fungsi Mons veneris adalah sebagai pelindung terhadap benturan-benturan dari
luar dan dapat menghindari infeksi dari luar
2. Labia Mayora (Bibir Besar)
Terdiri atas bagian kanan dan kiri lonjong mengecil ke bawah dan bersatu di
bagian bawah. Bagian luar labia mayora terdiri dari kulit berambut, kelenjar
lamak, dan kelenjar keringat. Bagian dalamnya tidak berambut dan mengandung
kelenjar lemak, bagian ini mengandung banyak ujung syaraf sehingga sensitif
terhadap hubungan seks.
3. Labia Minora (Bibir Kecil)
Merupakan lipatan kecil di bagian dalam labia mayora. Bagian depannya
mengelilingi klitoris. Kedua labia ini mempunyai pembuluh darah, sehingga dapat
menjadi besar saat keinginan seks bertambah. Labia ini analog dengan kulit
skrotum pada pria.
4. Klitoris
Klitoris merupakan suatu bangunan yang terdiri dari:
- Glans klitoris
- Korpus klitoris
- Krura klitoris
Merupakan bagian yang erektil, seperti penis pada pria. Mengandung banyak
pembuluh darah dan serat saraf sehingga sangat sensitif saat hubungan seks.
5. Vestibulum
Bagian kelamin ini dibatasi oleh kedua labia kanan-kiri dan bagian atas oleh
klitoris serta bagian belakang pertemuan labia minora. Pada bagian vestibulum
terdapat muara vagina (liang senggama), saluran kencing, kelenjar Bartholini
dan kelenjar Skene (kelenjar ini akan mengeluarkan cairan pada saat permainan
pendahuluan dalam hubungan seks sehingga memudahkan penetrasi penis).

6. Himen (selaput dara)


Merupakan selaput tipis yang menutupi sebagian lubang vagina luar. Pada
umumnya himen berlubang sehingga menjadi saluran aliran darah menstruasi
atau cairan yang dikeluarkan oleh kelenjar rahim dan kelenjar endometrium
(lapisan dalam rahim).
Pada perempuan yang tidak mempunyai introitus himenalis disebut Atresia
Himenalis (Hymen Inferforata), akibatnya darah mens tidak bisa keluar,
Pada saat hubungan seks pertama himen akan robek dan mengeluarkan darah.
Setelah melahirkan himen merupakan tonjolan kecil yang disebut kurunkula
mirtiformis.
Namun, ada atau tidak adanya selaput dara bukan merupakan indikasi
keperawanan seorang gadis. Tak seorangpun dapat menentukan dengan
pemeriksaan fisik sendiri apakah seorang wanita atau remaja telah melakukan
hubungan seks lewat vagina. Hanya sekitar 50% dari remaja dan wanita
mengalami pendarahan pada saat pertama melakukan hubungan seks, sehingga
darah dapat mewarnai seprai tempat tidur bukanlah merupakan indikator dari
awal keperawanan. Selaput dara dari beberapa wanita robek lebih dari satu kali
(biasanya). Bahkan ada selaput dara yang cukup elastis sehingga
memungkinkan penis untuk masuk tanpa merobek, atau hanya merobek
sebagian. Ini biasanya benar jika pelebaran pertama terjadi secara bertahap
dengan tangan atau objek lainnya selama kurun waktu tertentu. Virginity
merupakan atribut spiritual, bukan hanya fisik.
Berikut ini adalah perbandingan kondisi vagina yang masih memiliki selaput dara
dengan yang tidak memiliki selaput dara :

MASIH ADA SELAPUT DARA

TIDAK ADA SELAPUT DARA

B. ALAT KELAMIN PEREMPUAN BAGIAN DALAM (GENETALIA INTERNA)

1. Vagina (Saluran Senggama)


Merupakan saluran muskulo-membranasea (otot-selaput) yang menghubungkan
rahim dengan dunia luar.
Bagian ototnya berasal dari otot levator ani dan otot sfingter ani (otot dubur)
sehingga dapat dikendalikan dan dilatih. Dinding vagina mempunyai lipatan
sirkuler (berkerut) yang disebut rugae. Dinding depan vagina berukuran 9cm
dan dinding belakangnya 11cm. Selaput vagina tidak mempunyai kelenjar
sehingga cairan yang selalu membasahi berasal dari kelenjar rahim atau lapisan
dalam rahim. Sebagian dari rahim yang menonjol pada vagina disebut porsio
(leher rahim).
Vagina (saluran senggama) mempunyai fungsi penting :
- sebagai jalan lahir bagian lunak,
- sebagai sarana hubungan seksual,
- saluran untuk mengalirkan lendir dan darah menstruasi.
Lendir vagina banyak mengandung glikogen yang dapat dipecah oleh bakteri
Doderlein, sehingga keasaman cairan vagina sekitar 4,5 (bersifat asam).
2. Rahim (Uterus)
Bentuk rahim seperti buah pir/Alpukat, dengan berat sekitar 30 gr. Terletak di
panggul kecil diantara rektum (bagian usus sebelum dubur) dan di depannya
terletak kandung kemih. Hanya bagian bawahnya disangga oleh ligamen yang
kuat, sehingga bebas untuk tumbuh dan berkembang saat kehamilan. Ruangan
rahim berbentuk segitiga, dengan bagian besarnya di atas. Dari bagian atas
rahim (fundus) terdapat ligamen menuju lipatan paha (kanalis inguinalis),

sehingga kedudukan rahim menjadi ke arah depan. Lapisan otot rahim terdiri dari
tiga lapis, yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh-kembang sehingga dapat
memelihara dan mempertahankan kehamilan selama sembilan bulan. Rahim
juga merupakan jalan lahir yang penting dan mempunyai kemampuan untuk
mendorong jalan lahir. Segera setelah persalinan otot rahim dapat menutup
pembuluh darah untuk menghindari perdarahan. Setelah persalinan, rahim
dalam waktu 42 hari dapat mengecil seperti semula.
Fungsi rahim:
- Sebagai alat tempat terjadinya menstruasi
- Sebagai alat tumbuh dan berkembangnya hasil konsepsi
- Tempat pembuatan hormon misal HCG
Bagian-bagian dari rahim (uterus):
- Servik uteri
- Korpus uteri
- Fundus uteri
Secara histologis uterus dibagi menjadi tiga bagian:
- Endometrium, yaitu lapisan uterus yang paling dalam yang tiap bulan lepas
sebagai darah menstruasi
- Miometrum, yaitu lapisan tengah lapisan ini terdiri dari otot polos
- Perimetrium, merupakan lapisan luar yang terdiri dari jaringan ikat
Uterus di dalam perut terapung-apung tetapi terfiksasi oleh jaringan-jaringan ikat
& ligamentum
Ligamentum-ligamentum yang mengfiksir uterus :
a.Ligamentum cardinale sinistra & dextra (Mackenrodt)
Ligamen ini fungsinya:
a.Mencegah supaya uterus tidak turun
b.di dalamnya terdapat pembuluh darah yang arteria & vena uterina
Ligamen ini berjalan dari servix uteri dan puncak vagina ke arah lateral dinding
panggul
Penyebab uterus turun:
a.Sering melahirkan
b.Perempuan yang sering melahirkan sering dipijat

c.Orang yang sudah tua


b. Ligamentum Sakro Uterinum sinistra & dextra
Fungsi : menahan uterus supaya Tidak dapat bergerak
Ligamen ini berjalan dari servik bagian belakang kiri kanan ke Os sacrum
c. Ligamentum Rotundum sinistra & dextra
Ligamen ini berjalan dari daerah Fundus uteri ke dinding panggul. Pada
perempuan hamil sering mengalami nyeri pada daerah kaki bawah dikarenakan
ligamen rotundum tegang
d. Ligamentum Latum sinistra & dextra
Merupakan suatu jaringan lapis tipis yang menutupi tuba uterina dan uterus di
sebelah belakang ligamentum latum terdapat ovarium/indung telur
e. Ligamentum infundibulum pelvikum sinistra & dextra
Di dalam ligamen ini terdapat urat-urat syaraf kelenjar limfa serta arteria dan
vena ovarika untuk darah yang memberikan ke ovarium dan uterus
f. Ligamentum ovarii proprium
Yang berjalan dari ovarium menuju ke bagian belakang Fundus uteri.
Ligamentum ini secara embriologi berasal dari Gubernaculum seperti juga
ligamentum rotundum
3. Tuba Fallopii (Oviduk)
Tuba Fallopii berasal dari ujung ligamentum latum berjalan ke arah lateral,
dengan panjang sekitar 12 cm. Tuba Fallopii bukan merupakan saluran lurus,
tetapi mempunyai bagian yang lebar sehingga membedakannya menjadi empat
bagian. Di ujungnya terbuka dan mempunyai fimbriae (rumbai-rumbai), sehingga
dapat menangkap ovum (telur) saat terjadi pelepasan telur (ovulasi). Saluran
telur ini menyalurkan saluran hasil konsepsi (hasil pembuahan) menuju rahim.
Tuba fallopii merupakan bagian yang paling sensitif terhadap infeksi dan menjadi
penyebab utama terjadinya kemandulan (infertilitas).
Fungsi tuba fallopii sangat vital dalam proses kehamilan, yaitu menjadi saluran
tempat bertemunya spermatozoa dan ovum, mempunyai fungsi penangkap
ovum, tempat terjadinya pembuahan (fertilitas), menjadi saluran dan tempat
pertumbuhan hasil pembuahan sebelum mampu menanamkan diri pada lapisan
dalam rahim

Fungsi tuba:
- Tempat terjadinya fertilisasi
- Saluran yang mengeluarkan hasil konsepsi
- Fimbria mengangkat ovum yang keluar dari ovarium
4. Indung Telur (Ovarium)
Indung telur terletak antara rahim dan dinding panggul, dan digantung ke rahim
oleh ligamentum ovarii proprium dan ke dinding panggul oleh ligamentum
infundibulo-pelvikum. Indung telur merupakan sumber hormonal perempuan
yang paling utama, sehingga mempunyai dampak keperempuanan dalam
pengatur proses menstruasi. Indung telur mengeluarkan telur (ovum) setiap
bulan silih berganti kanan dan kiri. Pada saat telur (ovum) dikeluarkan
perempuan di sebut dalam masa subur.
Produksi telur pada perempuan sesuai dengan usia adalah sebagai berikut:
Saat lahir bayi: mempunyai sel telur 750.000
Umur 6-15 tahun: mempunyai sel telur 439.000
Umur 6-25 tahun: mempunyai sel telur 159.000
Umur 26-35 tahun: mempunyai sel telur 59.000
Umur 35-45 tahun: mempunyai sel telur 34.000
Masa menopause semua telur menghilang
Fungsi ovarium:
- Sebagai penghasil sel telur / ovum
- Sebagai organ yang menghasilkan hormon (estrogen dan progesteron)
5. Parametrium (Penyangga Rahim)
Merupakan
lipatan
peritonium
dengan
berbagai
penebalan,
yang
menghubungkan rahim dengan tulang panggul. Lipatan atasnya mengandung
tuba fallopii dan ikut serta menyangga indung telur. Bagian ini sensitif terhadap
infeksi sehingga mengganggu fungsinya.
Hampir keseluruhan alat reproduksi perempuan berada di rongga panggul.
Setiap individu perempuan mempunyai rongga panggul (pelvis ) yang berbeda
satu sama lain. Bentuk dan ukuran ini mempengaruhi kemudahan suatu proses
persalinan. Dan perubahan ukuran pada panggul ini pula untuk mengukur umur
kehamilan seorang perempuan.

Menurut strukturnya ovarium terdiri dari :


a. Kulit (korteks) atau zona parenkimatosa, terdiri dari :
1. Tunika albuginea, yaitu epitel berbentuk kubik
2. Jaringan ikat di sela-sela jaringan lain
3. Stroma, folikel primordial dan folikel de graaf
4. Sel-sel warthard
b. Inti (medulla) atau zona vaskulosa, terdiri dari:
1. Stroma berisi pembuluh darah
2. Serabut saraf
3. Beberapa otot polos
Pada waktu dilahirkan bayi mempunyai sekurang-kurangnya 750.000 oogonium. Jumlah
ini berkurang akibat pertumbuhan dan degenerasi folikel-folikel. Pada umur 6-15 tahun
ditemukan 439.000, pada 16-25 tahun 159.000, antara umur 26-35 tahun menurun sampai
59.000, dan antara 34-45 tahun hanya 34.000. Pada masa menopause semua folikel sudah
menghilang.

Fisiologi
Ovarium
Ovarium memiliki dua fungsi utama yaitu :
1. Fungsi proliferatif (generatif) yaitu sebagai sumber ovum selama masa
reproduksi. Di ovarium terjadi pembentukan folikel primer, folikel de graaf,
peristiwa ovulasi dan pembentukan korpus luteum
2. Fungi sekretorik (vegetatif), yaitu tempat pembentukan dan pengeluaran hormon
steroid (esterogen, progesteron dan androgen).
Terkait dengan fungsinya, ovarium memiliki siklus yang turut serta dalam
pengaturan haid. Siklus haid terjadi sebagai akibat pertumbuhan dan pengelupasan
apisan endometrium uterus, sedangkan perubahan endometrium dikontrol oleh siklus
ovarium. Rata-rata siklus 28 hari dan terdiri atas :
1.
Fase
folikular
Hari
ke
1-8
Pada awal siklus, kadar FSH dan LH relatif tinggi dan memacu perkembangan 0-20
folikel dengan satu folikel dominan. Folikel dominan tersebut tampak pada mid-folikuler

dan sisa folikel mengalami atresia. Selama dan segera setelah haid kadar estrogen relatif
rendah dan mulai meningkat karena terjadi perkembangan folikel.
Hari
ke
9-14
Sesuai peningkatan ukuran folikel, terjadi transformasi folikel primer menjadi folikel de
graaf, dimana dikelilingi oleh 2-3 lapis sel granulose yang disebut kumulus ooforus.
Sehubungan dengan pematangan folikel, terjadi kenaikan yang progresif dalam produksi
esterogen (terutama estradiol) oleh sel granulose folikel. Mencapai puncak 18 jam
sebelum ovulasi. Karena kadar esterogen meningkat, pelepasan gonadotropin FSH dan
LH ditekan untuk mencegah hiperstimulasi ovarium dan pematangan banyak folikel.
2.
Fase
ovulasi
Hari
ke-14
Ovulasi adalah pembesaran folikel secara cepat yang diikuti oleh protusi dari permukaan
korteks ovarium dan pecahnya folikel dengan ekskrusinya oosit yang ditempeli oleh
cumulus
ooforus.
Perubahan
hormon
yang
terjadi
yaitu
:
estrogen meningkatkan sekresi LH (melalui hipotalamus) mengakibatkan meningkatnya
produksi androgen dan estrogen (umpan balik positif), segera sebelum ovulasi terjadi
penurunan kadar estradiol yang cepat dan peningkatan produksi progesteron. Ovulasi
terjadi
dalam
8
jam
dan
mid-cycle
surge
LH
3.
Fase
luteal
Hari
ke
15-28
Sisa folikel tertahan dalam ovarium dan dipenetrasi oleh kapilar dan fibroblast dari teka.
Sel granulose mengalami luteinisasi menjadi korpus luteum. Korpus luteum merupakan
sumber utama hormon steroid seks, estrogen dan progesterone disekrei oleh ovarium
pada fase pasca ovulasi. Korpus luteum meningkatkan produksi progesteron dan
estradiol. Kedua hormon tersebut diproduksi dari prekursor yang sama. Selama fase
luteal kadar gonadotropin mencapai nadir dan tetap rendah sampai terjadi regresi korpus
luteum yang terjadi pada hari ke 26-28. Jika terjadi konsepsi dan implantasi, korpus
luteum tidak mengalami regresi karena dipertahankan oleh gonadotropin yang dihasilkan
oleh trofoblas. Jika konsepsi dan implantasi tidak terjadi korpus luteum akan mengalami
regresi dan terjadilah haid. Setelah kadar hormon steroid turun akan diikuti peningkatan
gonadotropin untuk inisiasi siklus berikutnya. Terkait dengan fungsi sekretorik, ovarium
membentuk hormon estrogen, progesteron dan sedikit andeogen. Estrogen secara umum
berfungsi untuk peningkatan sintesis protein. Terhadap endometrium, esterogen
berfungsi memicu proliferasi dan memperkuat kontraksi otot uterus. Terhadap serviks,
esterogen meningkatkan sekresi getah serviks dan mengubah konsentrasinya pada saat
ovulasi menjadi encer dan bening sehingga memudahkan penyesuaian dan memperlancar
perjalanan spermatozoa. Terhadap vagina, estrogen menyebabkan perubahan selaput
vagina, meningkatkan produksi getah dan meningkatkan kadar glikogen, sehingga terjadi
peningkatan produksi asam laktat oleh bakteri Doderlein. Nilai pH yang
rendah memperkecil kemungkinan terjadinya infeksi. Terhadap ovarium sendiri, estrogen
berfungsi memicu sintesis reseptor FSH dan LH di sel-sel teka, mengatur kecepatan
pengeluaran ovum dan mempersiapkan spermatozoa dalam genitalia wanita agar dapat
menembus
selubung
ovum
(proses
kapisitasi).
Progesteron secara umum berfungsi mempersiapkan tubuh untuk menerima kehamilan,

sehingga merupakan syarat mutlak untuk konsepsi dan implantasi. Semua fungsi
progesterone terjadi karena ada pengaruh estradiol sebelumnya, karena estradiol
mensintesis reseptor untuk progesteron. Terhadap endometrium, progesteron
menyebabkan perubahan sekretorik yang mencapai puncaknya pada hari ke-22 siklus
haid normal. Bilamana progesteron terlalu lama memperngaruhi endometrium, maka
akan terjadi degenerasi, sehingga tidak cocok lagi untuk menerima nidasi. Terhadap
serviks pengaruh progesteron, jumlah getah serviks berkurang dan membentuk jala tebal
sehingga merupakan sawar yang tidak dapat dilintasi oleh spermatozoa. Bersamaan
dengan itu pula, porsio dan serviks menjadi sangat sempit, getahnya menjadi kental dan
daya membenang menghilang. Terhadap miometrium progesteron menurunkan tonus,
sehingga kontraksi berjalan lambat. Dalam kehamilan, fungsi ini sangat penting karena
membuat uterus menjadi tenang. Progesterone juga menyebabkan peningkatan suhu
badan basal segera setelah ovulasi. Hal tersebut terjadi melalui peningkatan sekresi
norepinefrin yang timbul sekunder akibat meningkatnya kadar progesteron plasma
terhadap pengaruh termogenik pusat pengaturan panas di hipotalamus.

Anda mungkin juga menyukai