Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PEDOMAN
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
(PKB)
PERAWAT INDONESIA
Edisi ke 2
PENYUSUN
diselesaikan dalam waktu yang tidak terlalu lama sejak kepengurusan DPP PPNI periode
2015-2020 dikukuhkan. Buku pedoman edisi ke 1 yang terbit pada tahun 2012 memang
dirasakan perlu direvisi karena banyak perkembangan baru baik dalam peraturan setelah
terbitnya Undang-undang No. 38 tahun 2014 tentang Keperawatan, kemajuan ilmu
pengetahuan dan tehknologi kesehatan maupun kebutuhan anggota, agar proses
resertifikasi makin mudah tanpa mengurangi bobot mutu dalam rangka registrasi ulang di
MTKI .
PPNI sebagai organisasi profesi perawat turut bertanggung jawab serta siap bekerjasama
dengan pemerintah dalam menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu,
aman, efisien dan terjangkau, khususnya dalam bidang keperawatan, melalui pembinaan
mutu profesionalisme anggotanya dengan merujuk Undang-Undang no. 38 tentang
Keperawatan pasal 53 ayat : 3 yaitu Pendidikan nonformal atau pendidikan berkelanjutan
ditempuh setelah menyelesaikan pendidikan Keperawatan. Untuk itu, PPNI mengeluarkan
Pedoman Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Perawat Indonesia yang akan
menjadi acuan operasional bagi semua perawat dalam mengembangkan kariernya maupun
Pengurus PPNI dalam pemberian Satuan Kredit Profesia (SKP) bagi perawat yang telah
berupaya mengembangkan dirinya
Penghargaan dan terima kasih saya ucapkan pada tim penyusun buku edisi ke 2 dan semua
pihak terkait yang telah bekerja tanpa mengenal lelah sehingga pedoman ini dapat
diterbitkan. Semoga Allah SWT meridhoi PPNI mengeluarkan Pedoman Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Perawat Indonesia
DPP PPNI
Ketua Umum
Harif Fadhillah, SKp., SH
2
KATA PENGANTAR EDISI KE 1
TIM PENYUSUN DPP PPNI
(PERIODE 2010 2015)
Undang-Undang RI no 36 th 2009 mengamanatkan bahwa Setiap orang mempunyai hak
dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau.
Dalam undang undang tersebut pada pasal 16 dinyatakan bahwa, pemerintah bertanggung
jawab atas ketersediaan sumber daya di bidang kesehatan yang adil dan merata bagi
seluruh masyarakat untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Sementara itu, pasal 19 menyatakan : Pemerintah
bertanggung
jawab
atas
ketersediaan segala bentuk upaya kesehatan yang bermutu, aman, efisien, dan
terjangkau.
Upaya kesehatan yang bermutu, aman, efisien dan terjangkau oleh seluruh masyarakat
Indonesia ini dapat terwujud antara lain dengan mendayagunakan tenaga profesional
keperawatan secara optimal. Perawat, sebagai tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan fundamental bagi terwujudnya masyarakat sehat, mempunyai peranan penting,
baik dalam upaya preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif di berbagai tatanan kesehatan,
diseluruh pelosok Tanah Air.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), sebagai organisasi profesi perawat turut
bertanggung jawab serta siap bekerjasama dengan pemerintah dalam menjamin
terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, aman, efisien dan terjangkau,
khususnya
dalam
bidang
keperawatan,
melalui
pembinaan
mutu
profesionalisme
Dengan tersusunnya Pedoman ini, diharapkan mutu pelayanan keperawatan lebih terjamin,
serta ada kejelasan tentang pola pengembangan profesionalisme bagi setiap perawat.
Jakarta, Juni 2012
Tim Penyusun
PPNI Pusat
VISI
MISI
kebijakan perawat
pemerintah dalam
TUJUAN
1. Terbentuknya kepengurusan yang kuat
dan kelembagaan
2. Terlaksananya
kegiatan
dalam
Mengupayakan
dan
mengutamakan
kebijakan perawat
pemerintah dalam
5
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman PKB Perawat Indonesia
BAB II
BAB III
Pengertian
Tujuan
Bentuk PKB Perawat Indonesia
Prinsip PKB Perawat Indonesia
Ketentuan Umum
Satuan Kredit Profesi
7
7
8
9
9
9
9
9
9
12
13
14
16
16
16
17
17
18
18
PENATALAKSANAAN
25
25
26
BAB V
27
27
28
29
30
BAB VI
PENUTUP
31
Referensi
Daftar Lampiran
Lampiran 1 : Form A, Laporan evaluasi diri
Lampiran 2 : Form B, Permohonan rekomendasi
Lampiran 3 : Form C, Format rekomendasi
Lampiran 4 : Mekanisme rekomendasi SKP Re-registrasi STR
Lampiran 5 : Mekanisme alur permohonan SKP
Lampiran 6 : Format Kurikulum pelatihan berbasis kompetensi
Lampiran 7 : Pembiayaan Pengajuan SKP dan Instituasional Fee
32
33
BAB IV
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
7
Undang Undang No. 36 th 2009 pasal 24 ayat (2) menyatakan : Ketentuan
mengenai kode etik dan standar profesi diatur oleh organisasi profesi. Sementara
itu, Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 17 Tahun 2013 sebagai perubahan
HK.02.02/MENKES/148/1/ 2010 Tentang : Izin dan Penyelanggaraan Praktik
Perawat, pasal 12 ayat 2 yang menyatakan: Perawat dalam menjalankan Praktik
senantiasa
meningkatkan
mutu
pelayanan
profesinya
dengan
mengikuti
Persatuan
Perawat
Nasional
Indonesia
(PPNI)
telah
menetapkan
sesuai
Tujuan umum
Tersedianya
pedoman
untuk
pelaksanaan
Pengembangan
Keprofesian
Tujuan khusus
Pedoman ini memberikan penjelasan berupa :
1. Sistem kredensial perawat di Indonesia
2. Ketentuan Umum Berdasarkan Sistem Kredensial Perawat di Indonesia
3. Ketentuan
Pengembangan
Keprofesian
Berkelanjutan
Indonesia
4. Sistem evaluasi dan monitoring.
(PKB)
perawat
8
BAB II
KETENTUAN UMUM
BERDASARKAN SISTEM KREDENSIAL PERAWAT DI INDONESIA
A. Pengertian
B. Tujuan
Tujuan utama kredensial adalah untuk melindungi masyarakat penerima jasa
pelayanan kesehatan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh perawat.
mengabdikan
diri
sebagai
tenaga
profesi
atau
vokasi
dibidangnya
6) Memenuhi kecukupan 25 (dua puluh lima) Satuan Kredit Profesi (SKP)
dalam kegiatan pelayanan, pendidikan, pelatihan dan atau kegiatan
ilmiah lainnya.
10
c. Registrasi Bagi Perawat Asing
Perawat
warga
negara
asing
yang
akan
melaksanakan
praktik
Rekomendasi
diberikan
oleh
PPNI
Propinsi
berdasarkan
11
3) SKP yang diakui adalah SKP PPNI yang dikeluarkan sejak tahun 2011
4) Setiap tahun pada bulan kelahiran yang bersangkutan, setiap perawat
mengisi laporan evaluasi diri dan melampirkan bukti-bukti sesuai
kebijakan PPNI yang tertuang dalam pedoman, dengan menggunakan
form A (Lampiran 1)
5) Laporan evaluasi diri dan bukti-bukti pendukung dikirimkan ke sekretariat
PPNI Kabupaten / kota untuk diverifikasi oleh evaluator PKB Perawat
Indonesia yang ditetapkan melalui SK PPNI Pusat.
6) Setelah diverifikasi, evaluator PPNI Kabupaten / Kota memasukkan data
hasil evaluasi diri anggotanya (Perolehan SKP setahun) ke Sistem
Informasi Manajemen Keanggotaan (SIM-K) PPNI. Jika perolehan SKP
kurang dari 5, maka evaluator PPNI Kabupaten / Kota memberikan
umpan balik pertama kepada yang bersangkutan secara langsung atau
melalui PPNI Komisariat untuk mendapatkan pembinaan/pengarahan.
Pada akhir 3 tahun pertama PPNI Kab/Kota harus memberikan umpan
balik kedua kepada anggotanya atau melalui PPNI Komisariat apabila
perolehan SKP kurang dari 15, dan membantu mencarikan solusi agar
pada tahun ke lima, dapat tercapai 25 SKP.
7) Setiap akhir lima tahun, evaluator PPNI Kabupaten / Kota melakukan
verifikasi data evaluasi diri dan menyerahkan hasil verifikasi ke Pengurus
PPNI Propinsi untuk dimasukkan ke SIM-K Nasional
8) Pengurus
PPNI
Propinsi,
atas
nama
PPNI
Pusat
memberikan
12
Sertifikat Kompetensi digolongkan dalam dua jenis ;
1) Sertifikat kompetensi dasar adalah bukti pengakuan terhadap sesorang
perawat mempunyai kompetensi sebagai perawat sesuai dengan dasar
kemampuan keilmuan yang didapat pada pendidikan formal (D III, Ners,
Ners Spesialis, Ners Spesialis Konsultan) melalui proses uji kompetensi
atau kegiatan lain.
2) Sertifikat
kompetensi
lanjutan
atau
kekhususan
adalah
bukti
3. LISENSI
Lisensi adalah ijin legal yang diberikan oleh pemerintah kepada perawat
untuk dapat melakukan praktik profesinya. Berdasarkan Undang-Undang No
38 Tahun 2014 tentang Keperawatan pasal 28 menyebutkan bahwa Praktik
Keperawatan dilaksanakan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan tempat
lainnya sesuai denan Klien sasarannya, yaitu terdiri atas praktik keperawatan
mandiri dan praktik keperawatan di fasilitas kesehatan.
kabupaten/Kota
atas
rekomendasi
pejabat
kesehatan
yang
13
Ketentuan mendapatkan SIPP, sebagai berikut :
1) Melampirkan Fotokopi Kartu NIRA yang aktif dan melunasi iuran anggota
PPNI.
2) Surat permohonan rekomendasi ke organisasi profesi yaitu PPNI
Kabupaten/Kota setempat, sebanyak 3 rangkap untuk pemohon, propinsi
(sebagai laporan) dan pertinggal. (Form B dalam lampiran 2)
3) Melampirkan STR yang masih berlaku
4) Rekomendasi dari organisasi profesi PPNI. (Form C dalam lampiran 3)
5) Surat pernyataan memiliki tempat praktik atau surat keterangan dari
pimpinan fasilitas pelayaan kesehatan.
4. AKREDITASI
Akreditasi adalah pengakuan terhadap suatu lembaga dan program
pelatihan keperawatan yang menunjukkan bahwa lembaga atau program
pelatihan tersebut telah memenuhi standar yang ditetapkan oleh PPNI.
Akreditasi lembaga dan program pelatihan dilakukan oleh PPNI Pusat
bersama himpunan / ikatan terkait dengan melibatkan pengurus propinsi
a. Kriteria Standar Akreditasi lembaga pelatihan:
Setiap lembaga pelatihan keperawatan diharapkan memenuhi kriteria
standar penyelenggara pelatihan keperawatan yang meliputi :
Standar 1. Organisasi dan Administrasi
Standar 2: Sumber Daya Manusia
Standar 3: Peserta pelatihan
Pedoman Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Perawat
(PKBPerawat Indonesia-PPNI_Pusat-2015)
14
Standar 4: Rancangan Program Pendidikan
Standar 5: Sumber Materi/bahan dan Fasilitas
Standar 6: Catatan dan Laporan
Standar 7: Evaluasi
15
BAB III
KETENTUAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)
PERAWAT INDONESIA
A. Pengertian
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Perawat Indonesia adalah proses
pengembangan keprofesian yang meliputi berbagai kegiatan yang dilakukan
seseorang dalam kapasitasnya sebagai perawat praktisi, guna mempertahankan
dan meningkatkan profesionalismenya sebagai seorang perawat sesuai standar
kompetensi yang ditetapkan. Kegiatan dapat berupa pengalaman memberikan
asuhan
keperawatan,
melakukan
penelitian
mengikuti
ataupun
pendidikan/
publikasi
pelatihan,
karya
ilmiah.
menulis
artikel,
Pengembangan
pasal
27
yang
menyatakan
Tenaga
kesehatan
dalam
ditingkatkan.
Tujuan khusus pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi perawat adalah:
1. Memelihara dan meningkatkan kemampuan profesional perawat
sesuai
16
bentuk-bentuk
kegiatan
sosial,
memberikan
penyuluhan,
kejenuhan,
dan
mendapatkan
kepuasan
diri
dengan
17
E. Ketentuan Umum
Ketentuan umum PKB perawat Indonesia adalah:
1. Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan
merupakan
syarat
untuk
No.
Proporsi
20% (5 SKP)
Pendidikan Berkelanjutan
40 % (10 SKP)
20% (5 SKP)
Pengabdian Masyarakat
20% (5 SKP)
SKP dalam 5 tahun. Satuan Kredit Profesi dalam kegiatan Praktik Profesional
ditentukan berdasarkan kegiatan sebagai berikut :
1) Pengalaman kerja mengelola pasien secara langsung selama 1 tahun = 1
SKP. Dibuktikan dengan: Surat Keterangan atasan yang berwenang bahwa
yang bersangkutan masih aktif sebagai perawat yang memberikan
pelayanan langsung ke pasien di fasilitas pelayanan kesehatan.
2) Pengalaman sebagai dosen pembimbing klinik : 1 tahun = 1 SKP
Dibuktikan dengan: surat keterangan sebagai pembimbing klinik dari
pimpinan institusi pelayanan tempat bimbingan klinik dilakukan.
Pedoman Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Perawat
(PKBPerawat Indonesia-PPNI_Pusat-2015)
18
3) Pengalaman sebagai pengelola pelayanan keperawatan: 1 tahun = 1 SKP
Dibuktikan dengan: SK atasan yang berwenang bahwa yang bersangkutan
masih aktif sebagai pengelola pelayanan keperawatan di fasilitas
pelayanan kesehatan terkait.
4) Pengalaman sebagai praktisi mandiri keperawatan : 1 tahun = 1 SKP.
Dibuktikan dengan Surat Keterangan Kepala Puskesmas atau Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota wilayah tempat perawat berpraktik.
2. Pendidikan Berkelanjutan
Pendidikan berkelanjutan perlu dicapai sebesar 40% setara dengan 10 SKP
dalam 5 tahun. Satuan Kredit Profesi dalam kegiatan pendidikan
berkelanjutan ditentukan berdasarkan kegiatan :
a. Seminar
Seminar adalah
sebuah pertemuan
Item
100% Profesi Perawat
50% pembicara perawat dan
50% tenaga kesehatan lain
50-100% dilaksanakan profesi
lain ( profesi serumpun)
Lokal
2 SKP
1 SKP
Nasional
3 SKP
2 SKP
Internasional
4 SKP
3 SKP
1 SKP
2 SKP
2 SKP
19
b. Workshop, Loka karya/ Semi loka,
Suatu pertemuan ilmiah untuk membahas masalah tertentu oleh para pakar
dalam bidang tertentu. Hasil yang didapat dari lokakarya menjadi sebuah
produk yang dapat digunakan peserta lokakarya.
Jumlah Jam
5 - 10 jam
> 10 - 30 jam
> 30 - 60 jam
> 60 - 90 jam
> 90 - 120 jam
> 120 - 150 jam
> 150 - 210 jam
> 210 270
>270 330
> 330 390
> 390 450
> 450
c. Pelatihan
Suatu cara yang digunakan untuk memberikan atau meningkatkan
keterampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaaan sekarang,
Sedangkan pendidikan
lebih
berorientasi
kepada
dan
pada
peningkatan
kemampuan
lebih menekankan
masa
depan
seseorang
Pelatihan yang diberikan sertifikat oleh DPP PPNI adalah pelatihan level
tiga (3) dan sertifikat di tanda tangani oleh ketua umum, Ikatan dan
Himpunan. Pelatihan level 1 dan 2 dapat diberikan oleh DPW, DPD dan
DPL serta sertifikat di tanda tangani oleh ketua PPNI dan Panitia.
20
Pelatihan yang termasuk level 3 adalah sebagai berikut:
1) Emergency Nursing/BTCLS
2) Kamar Bedah Dasar
3) Hemodialisis
4) Critical Care
5) Manajemen
Bangsal
dan
Manajemen
Asuhan
Keperawatan
Profesional
6) Perawatan Luka & Stoma
7) Kardiologi Dasar
8) Orthopedi advance skill & Velo
9) Endoscopy saluran cerna
10) Bronkoskopi
11) Psychiatric Intensive Care Unit
12) Flight nursing
13) Pelatihan Intensif Care Pediatrik dan Neonatus (PICU dan NICU)
14) Maternity Care Advance
15) Disaster Nursing
16) Pelatihan ESWL untuk Perawat
17) Pelatihan Diagnostik Urologi untuk Perawat (Uroflowmetri, Biopsi
Prostat dan Urodinamik)
18) Pelatihan Uroendoskopi
19) Pelatihan Transplantasi Ginjal
20) Perawatan Mata Dasar
21) Pelatihan Infection Prevention Control Nurses (Dasar, Tingkat Lanjut,
dan Training of Trainer)
22) Pelatihan ICU Basic, Intermediate, dan Advance
23) Perawat Endoskopi (Basic 1 2, Intermediate, Advance, Expert)
21
b) Kegiatan membahas isu kesehatan dan atau keperawatan yang
terjadi di propinsi terkait, dan hubungannya dengan masalah
kesehatan nasional.
Untuk lingkup lokal, SKP dapat diberikan oleh PPNI Propinsi.
Pencantuman SKP pada sertifikat harus menyebutkan PPNI Propinsi
mana yang memberikan SKP.
merupakan
pelatihan
yang
menyangkut
standar
22
> 60 - 90 jam
> 90 - 120 jam
> 120 - 150 jam
> 150 - 210 jam
> 210 270
>270 330
> 330 390
> 390 450
> 450
4
5
6
7
8
9
10
11
12
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Pengurus
Pusat,
diantaranya
Pelatihan-pelatihan
yang
di
Lokal
2 SKP
Nasional
3 SKP
Internasional
4 SKP
1 SKP
1 SKP
2 SKP
2 SKP
3 SKP
3 SKP
Peran
SKP
1) Peneliti utama
3 SKP / penelitian
2) Anggota
1 SKP / penelitian
- Penulis utama
5 SKP
- Penulis anggota
2 SKP
masalah di pelayanan)
b) Publikasi ilmiah:
- Jurnal Internasional
23
- Penulis utama
3 SKP
- Penulis anggota
1 SKP
Penilus utama
2 SKP
terakreditas
Penulis anggota
1 SKP
-
Penulis, Penerjemah,
dan penyuntung:
d) Presentasi Oral
a. Nasional
3 SKP
b. Internasional
5 SKP
- Nasional
2 SKP
- Internasional
3 SKP
SKP Penelitian akan dinilai dan diberikan oleh PP PPNI bersama kolegium
terkait.
4. Pengabdian kepada masyarakat
Pengabdian kepada masyarakat dapat dicapai sampai dengan 20% (5 SKP)
selama 5 tahun
Bentuk -bentuk pengabdian masyarakat yang dapat diakui:
a. Berpartisipasi dalam pemberdayaan masyarakat melalui bentuk-bentuk
kegiatan sosial, penanggulangan bencana, dan anggota pokja kegiatan
keprofesian.
No
Kegiatan
Ketua
Anggota/Pelaksana
Penanggulangan Bencana
Pokja Keprofesian
Dibuktikan dengan:
1) Surat Keputusan atau Surat tugas dari atasan/ pihak yang berwenang
2) Laporan kegiatan yang disahkan oleh penanggung jawab kegiatan
24
b. Berpartisipasi Sebagai Pengabdian Profesi per tahun
No
Kepengurusan
Jabatan
Pengurus
Pengurus
Anggota
Inti
Bidang
Pengurus
DPP PPNI
DPW. PPNI
DPD PPNI
DPK. PPNI
DPL. PPNI
Ikatan
Himpunan (PP)
Ikatan
Himpunan
(PW)
25
BAB IV
PENATALAKSANAAN
26
B. Pelaporan Perolehan SKP
3. Individu perawat membuat laporan evaluasi diri pelaksanaan kegiatan PKB
PERAWAT INDONESIA sesuai dengan yang diikutinya mencakup
1) Kegiatan praktik profesional
2) Pendidikan dan Pelatihan
3) Pengembangan Ilmu Pengetahuan.
4) Pengabdian masyarakat
4. Proses pelaporan selanjutnya lihat pada penjelasan tentang Registrasi.
5. Batasan nilai kredit minimal 5 SKP/ tahun
Format laporan lihat form A terlampir.
keahliannya.
27
BAB V
MONITORING DAN EVALUASI
A. Monitoring
1. Pengertian
Monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis informasi (
berdasarkan indikator yang ditetapkan) secara sistematis dan
kontinu tentang kegiatan program sehingga dapat dilakukan
tindakan koreksi untuk penyempurnaan program selanjutnya.
2. Tujuan
a. Mengkaji apakah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan telah
sesuai dengan rencana
b. Mengidentifikasi masalah yang dapat timbul agar langsung
dapat diatasi
c. Melakukan penilaian apakah pola kerja dan manajemen yang
digunakan sudah tepat untuk mencapai tujuan program kegiatan
d. Mengetahui kaitan antara kegiatan dengan tujuan untuk
memperoleh ukuran kemajuan
e. Menyesuaikan kegiatan dengan lingkungan yang berubah, tanpa
menyimpang dari tujuan
3. Manfaat monitoring
a. Salah satu fungsi manajemen yaitu pengendalian atau supervisi.
b. Sebagai bentuk pertanggungjawaban (akuntabilitas) kinerja
c. Untuk meyakinkan pihak-pihak yang berkepentingan
d. Membantu penentuan langkah-langkah yang berkaitan dengan
kegiatan program
28
4. Tipe dan Jenis Monitoring
a. Aspek
masukan
(input)
program
pendidikan
profesi
B. Evaluasi
1. Pengertian
Aktivitas
yang
konseptualisasi,
sistematis
desain,
dan
kontinyu
implementasi,
untuk
dan
menilai
manfaat
kebijakan/program
2. Tujuan
a. Untuk mendapatkan informasi dan menarik pelajaran dari
pengalaman
mengenai
pengelolaan
program
keluaran,
perencanaan,
pelaksanaan,
pemantauan
dan
29
3. Manfaat
Evaluasi awal kegiatan, yaitu penilaian terhadap kesiapan proyek
atau mendeteksi kelayakan proyek.
digunakan
sebagai
bahan
untuk
perbaikan
atau
30
3. Mengacu pada asas manfaat, Monitoring dan evaluasi sudah
seharusnya dilaksanakan dengan manfaat yang jelas. Manfaat
tersebut adalah berupa saran, masukan atau rekomendasi untuk
perbaikan program kerjasama di masa mendatang
4. Dilakukan
secara
obyektif.
Monitoring
dan
evaluasi
harus
31
BAB VI
PENUTUP
mutu
keprofesiannya,
serta
oleh
sarana
kesehatan
untuk
32
Referensi
1. Undang-Undang No. 38 tahun 2014 tentang Keperawatan
2. AD dan ART DPP PPNI tahun 2015
3. PPNI, 2012 Pengembangan Profesi Berkelanjutan (PKB )
33
Daftar Lampiran
Lampiran 1 : Form A, Laporan evaluasi diri
Lampiran 2 : Form B, Permohonan rekomendasi
Lampiran 3 : Form C, Format rekomendasi
Lampiran 4 : Mekanisme rekomendasi SKP Re-registrasi STR
Lampiran 5 : Mekanisme alur permohonan SKP
Lampiran 6 : Format Kurikulum pelatihan berbasis kompetensi
Lampiran 7 : Pembiayaan Pengajuan SKP dan Instituasional Fee