Anda di halaman 1dari 6

Pendahuluan

Fungi atau cendawan adalah organisme hetrotrofik yang memerlukan


senyawa organik untuk nutrisinya. Morfologi jamur (fungi) dapat dilihat secara
mikroskopis sel-selnya. Jamur tersususun dari benang-benang sel panjang yang
dihubungkan dari ujung ke ujung. Benang-benang itu disebut hifa. Pengamatan
secara morfologi fungi baik secara makrokopis dapat dipakai untuk determinasi.
Secar mikroskopis, perlu diperhatikan ada tidaknya sekat pada hifa, percabangan
hifa, badan buah, dasar badan buah, sel kaki, dan bentuk spora (Volk 1993). Jamur
(fungi) merupakan suatu kelompok organisme yang mempunyai inti, tidak
berklorofil, mempunyai spora, umumnya berkembang biak secara seksual dan
atau aseksual, umumnya berbentuk filamen, struktur somatilnya bercabangcabang, dinding selnya terdiri dari sellulosa, kitin atau kombinasi dari antara
keduanya (Lay 1994). Jamur dibagi menjadi 3 yaitu Kapang (jamur benang),
Khamir (yeast), cendawan (Mushroom). Kapang merupakan jamur benang yang
membentuk filamen panjang yang disebut hifa dan merupakan ciri utama fungi.
Hifa mempunyai 2 struktur yaitu bersepta dan tidak bersepta. Septa ini menyekat
sel sehingga filamen yang panjang ini terlihat sebagai rantai sel. Hifa yang tidak
bersepta disebut hifa kenosistik. Hifa kenosistik mempunyai ciri oomycetes dan
zygomycetes, sepanjang hifa bersepta lazim ditemukan pada asomycetes,
basisiomycetes dan deoteromycetes. Beberapa contoh kapang adalah Rhizopus sp,
Aspergillus, Penicillium (Dwidjoseputro 1993).
Jamur tidak memiliki klorofil, sel pada jamur ada yang uniseluler, ada pula
yang mutiseluler. Dinding sel pada jamur terdiri dari kitin. Jamur multiseluler
terbentuk dari rangkaian sel membentuk benang seperti kapas, yang disebu
benang hifa. Hifa memiliki sekat-sekat yang melintang, tiap-tiap sekat memiliki
satu sel, dengan satu atau beberapa inti sel. Namun adapula hifa yang tidak
memiliki sekat melintang, yang mengandung banyak inti dan disebut senositik.
Ada tidaknya sekat pada hifa ini dijadikan dasar dalam penggolongan jamur. Hifa
ada yang berfungsi sebagai pembentuk alat reproduksi. Misalnya, hifa yang
tumbuh menjulang ke atas menjadi sporangiofor yang artinya pembawa
sporangium.sporangium artinya kotak spora. Didalam sporangium terisi spora.
Ada pula hifa yang tumbuh menjadi konidiofor yang artinya pembawa konidia,
yang dapat menghasilkan konidium. (Syamsuri 2004)
Tujuan
Pada percobaan kali ini adalah untuk mempelajari kultur teknik mikologis
dan mengidentifikasi komponen struktur kapang.
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan ialah pembakar bunsen, cawan petri yang berisi :
potongan kertas saring, pipa U, gelas objek, cover glass, kawat Ose dan pinset.
Bahan-bahan yang digunakan ialah isolat kapang yang akan dibuat slide
culture dan agar Sabouraud.
Prosedur
Media agar Sabouraud dicairkan diatas penangas air dan didinginkan
hingga 45oC lalu diletakkan kertas saring pada dasar cawan dan dimasukkan
batang kaca U pada tiap cawan. Pinset dan kawat Ose di pijarkan terlebih dahulu

kemudian dimasukkan 0,1 ml media agar Sabouraud ke dalam cawan petri yang
sudah berisi kertas saring, pipa U, kaca preparat dengan menggunakan pipet
Pateur lalu diambil spora dengan menggunakan kawat Ose dan diletakkan diatas
media tersebut. Spora kemudian ditutup dengan cover glass lalu diteteskan 0,1 ml
gliserin di atas kertas saring tersebut lalu dibiarkan selama 3 hari pada suhu ruang
lalu diamati morfologi kapang dengan Lactophenol Cotton Blue.
Data dan Hasil Pengamatan
Tabel 1 hasil isolasi dan morfologi kapang
Gambar

Keterangan

Jenis sampel : kapang

Nama sampel : Tape bagus

Keterangan gambar
1
2

1. Hifa
2. Septa
Pewarna yang digunakan :
Jenis sampel : kapang

Nama sampel : oncom busuk

Keterangan gambar
1. Spora
2. Sporangium
3. Hifa

Pewarna yang digunakan : Lactofenol


blue

Perbesaran : 40 x 10

Jenis sampel : kapang

Nama sampel : oncom bagus

Keterangan gambar
1. Sporangium
2. Miselium
3. Hifa
Pewarna yang digunakan : Lactofenol
blue

Perbesaran : 40 x 10

Jenis sampel : kapang

Nama sampel : cake busuk


2
3

Keterangan gambar
1. Sporangium
2. Miselium
3. Hifa
Pewarna yang digunakan : Lactofenol blue

Perbesaran : 40 x 10

Pembahasan
Dalam pengertian mikrobiologi secara umum isolasi artinya memisahkan
suatu spesies mikroorganisme tertentu dari organisme lain yang umum dijumpai
dalam habitatnya, lalu ditumbuhkan menjadi biakan murni. Biakan murni ialah
biakan yang sel-selnya berasal dari pembelahan satu sel tunggal. Pengisolasian
untuk mendapatkan biakan murni ini diperlukan karena semua metode
mikrobiologis yang digunakan untuk menelaah dan mengidentifikasi mikroorganisme termasuk penelaahan ciri-ciri kultural, morfologis, fisiologis, maupun
serologis, memerlukan suatu populasi yang terdiri dari satu macam mikroorganisme saja (Hadioetomo 1993).
Fungi tingkat tinggi maupun tingkat rendah mempunyai ciri yang khas,
yakni berupa benang tunggal atau yang bercabang-cabang yang disebut dengan
hifa. Fungi merupakan organisme eukariotik yang mempunyai ciri-ciri yaitu
mempunyai spora, memproduksi spora, tidak mempunyai klorofil sehingga tidak
berfotosintesis, dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual, tubuh
berfilamen dan dinding sel mengandung kitin, glukan, selulosa dan manan
(Waluyo 2007). Fungi dibedakan menjadi dua golongan yakni: kapang dan
khamir. Kapang merupakan fungi yang berfilamen atau mempunyai miselium.
Sedangkan khamir merupakan fungi bersel tunggal dan tidak berfilamen. Fungi
ada yang bersifat parasit dan ada pula bersifat saprofit. Parasit apabila dalam
memenuhi kebutuhan makanannya dengan mengambil dari benda hidup yang
ditumpanginya. Sedangkan bersifat saprofit apabila memperoleh makanan dari
benda mati dan tidak merugikan benda itu sendiri. Fungi mensintesis protein
dengan mengambil sumber karbon dan karbohidrat (misalnya glukosa, sukrosa
atau maltosa), sumber nitrogen dari bahan organik atau anorganik, dan mineral
dari substratnya. Ada juga beberapa fungi yang dapat mensintesis vitamin-vitamin
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan sendiri. Tetapi ada
juga yang tidak dapat mensintesis sendiri, sehingga harus mendapatkan dari
substrat, misalkan thaimin dan biotin Fungi multiseluler atau kapang mempunyai
miselia atau fillamen dan pertumbuhannya dalam bahan makanan mudah sekali
dilihat, yakni seperti kapas. Pertumbuhan fungi mula-mula berwarna putih, tetapi
bila telah memproduksi spora maka akan terbentuk berbagi warna tergantung dari
jenis kapang. Sifat-sifat yang penampakan mikroskopik ataupun makroskopik
digunakan untuk identifikasi dan klasifikasi kapang. Kapang dapat dibedakan
menjadi dua kelompok berdasarkan struktur hifa, yaitu hifa tidak bersekat atau
nonseptat dan hifa bersekat atau septat yang membagi hifa dalam manganmangan, setiap mangan mempunyai inti satu atau lebih. Dinding penyekat pada
kapang disebut dengan septum yang tidak tertutup rapat sehingga sitoplasma
masih dapat bebas bergerak dari satu ruang ke ruang lainnya. Kapang bersepta
yaitu terutama kelas Ascomycetes. Sedangkan kapang tak bersepta yakni kelas
Phycomycetes. Kapang yang tak bersepta intinya tersebar disepanjang septa
(Waluyo 2007). Baik jamur yang bersahaja maupun jamur yang tingkat tinggi
tubuhnya mempunyai ciri yang khas, yaitu berupa benang tunggal bercabangcabang yang disebut miselium. Atau berupa kumpulan benang-benang yang dapat

menjadi satu. Hanya golongan ragi itu tubuhnya berupa sel-sel tunggal. Ciri kedua
ialah jamur tidak mempunyai klorofil, sehingga hidupnya terpaksa heterotrof.
Sifat ini menguatkan pendapat bahwa jamur itu merupakan kelanjutan bakteri di
dalam evolusi (Dwidjoseputro 1994). Golongan jamur mencangkup lebih daripada
55000 spesies, jumlah ini jauh lebih banyak dari spesies bakteri. Tentang
klasifikasinya belum ada kesatuan pendapat yang menyeluruh dari para sarjana
taksononi. Bakteri dan jamur merupakan golongan tumbuh-tumbuhan yang
tubuhnya tidak mempunyai diferensiasi. Oleh karena itu disebut tumbuhan talus
(thallophyta) lengkapnya thallopyta yang tidak berklorofil (Dwidjoseputro, 1994).
Cendawan dapat bertahan dalam keadaan alam sekitar yang tidak menguntukan
dibandingkan dengan jasad jasad renik lainnya lebih kurang mampu. Sebagai
contoh, khamir dan kapang dapat tumbuh dalam suatu substrat atau medium
berisikan konsentrasi gula yang dapat menghambat kebanyakan bakteri. Demikian
pula, kapang dan khamir umumnya dapat bertahan terhadap keadaan yang lebih
asam dari pada kebanyakan mikroba yang lain (Pelczar 1986).
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan diperoleh jamus yang
terdapat dalam sampel ialah kapang. Kapang (Inggris: mold) merupakan anggota
regnum Fungi ("Kerajaan" Jamur) yang biasanya tumbuh pada permukaan
makanan yang sudah basi atau terlalu lama tidak diolah. Sebagian besar kapang
merupakan anggota dari kelas Ascomycetes. Kapang adalah mikroorganisme yang
termasuk dalam anggota Kingdom Fungi yang membentuk hifa. Kapang bukan
merupakan kelompok taksonomi yang resmi, sehingga anggota-anggota dari
kapang tersebar ke dalam filum Glomeromycota, Ascomycota, dan
Basidiomycota. Selain kapang, organisme lainnya yang tergolong ke dalam fungi
dan penting dalam mikrobiologi pangan adalah khamir dan jamur.
Simpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui pada
sampel tape bagus, oncom bagus, oncom busuk, dan cake busuk menunjukkan
bahwa jamur yang mampu hidup ialah kapang.
Daftar Pustaka
Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Imagraph.
Hadioetomo.1993.Mikrobiologi Dasar Dalam Praktik, Teknik dan Prosedur dasar
Laboraturium. Jakarta. PT Gramedia Pustaka
Lay, B. W. 1994. Analisis Mikrobia Di Laboratorium. Jakarta : Raja Grafindo
Persada,.
Madigan. 2005 MT. Brock Biology of Microorganisms (edisi ke-Edisi ke-12). San
Francisco: Pearson Benjamin Cummings.
Pelczar, Michael J. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI Press. Jakarta.
Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi. Erlangga :Jakarta.
Volk. 1993. Mikrobiologi Dasar. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Waluyo. 2007. Mikrobiologi Umum. UMM PRESS. Malang

Anda mungkin juga menyukai