1. 8.
No
ANALISA DATA
Data
Patofisiologi
Masalah
Merangsang pengeluaran
histamin, zat anafilaktik,
eosinofil, bradikinin.
Spasme otot
sekresi se
bronkheolus
kret me
Penyempitan
DO:
DS:
1
2
DO:
bronkhus
Pengeluaran
sekret ter
ganggu
Sukar bernafas.
Hipoksemia
DS:
CO2 me
Asidosis respiratorik.
DO:
DS:
Sukar bernafas.
Perubahan nutrisi:
Kurang dari
kebutuhan tubuh
Anoreksia
BB me
DO:
Asma Bronkhial
Klien terlihat pucat dan
sianosis.
Klien mengalami
Kontraksi
dispnea.
Frekuensi pernafasan
Spastis
>24x/menit
Frekuensi nadi >
95x/menit.
otot polos
Inspirasi
adekuat, eks
pirasi ade
bronkheolus. kuat
DS:
Udara terpe
rangkap
Dispnea,
Kapasitas
nafas cepat
Residu dan
Intoleran aktivitas
dan dangkal.
Volume re
sidu me
Susah ber
aktivitas.
pengguna
an otot ban
tu nafas
Kelemahan
Intoleran Aktifitas
Alergen
DO:
DS:
Imunitas menurun.
Leukosit klien
mengalami
peningkatan
Klien mengatakan
bahwa ia alergi
terhadap debu,
makanan, atau alergen
lainnya.
Leulosit me
Risiko tinggi
terhadap infeksi
Asma Bronkhial
Sukar bernafas.
Hipoksemia
CO2 me
Asidosis respiratorik.
DO:
DS:
Dispnea.
Pucat atau sianosis.
Klien mengalami
penurunan kesadaran.
6
7
Gangguan kesadaran
DO:
asma.
DS:
Klien mengatakan
bahwa ia tidak tahu
Penanganan asma tidak tepat.
tentang Asma
Bronkhial.
Klien mengatakan
kalau ia tidak tahu
tentang cara
Kurang Pengetahuan
penanganan seranagan
Asma.
Serangan asma berulang.
DO:
DS:
1. 9.
Status asmatikus.
Kesukaran bernafas.
Ansietas
Ansietas
DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. Bersihan jalan nafas tak efektif b.d. bronkospasme, yang dibuktikan oleh
bunyi nafas mengi, dispnea, dan penggunaan otot bantu pernafasan.
(Doenges, 1999).
B. Kerusakan pertukaran gas b.d. gangguan suplai oksigen (spasme bronkus),
yang dibuktikan oleh dispnea, bingung, dan gelisah. (Doenges, 1999).
C. Perubahan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh b.d. dispnea dan anoreksia,
yang dibuktikan oleh penurunan berat badan dan ketidakmampuan untuk
makan. (Doenges, 1999).
D. Intoleran aktivitas b.d. ketidakseimbangan antara suplai dengan kebutuhan
oksigen. (Wong, 2003).
PERENCANAAN
N KEPERAWATA
TUJUAN DAN
O
N
KRITERIA HASIL
INTERVENSI
RASIONAL
Kaji/ pantau
frekuensipernafas
an, catat rasio
inspirasi/ekspirasi
.
Beberapa
derajat spasme
bronkus terjadi
dengan
obstruksi jalan
nafas dan
dapat/tidak
dimanifestasika
n dengan
adanya nafas
yang
abnormal..
Takipnea
biasanya ada
pada beberapa
derajat dan
dapat
ditemukan
pada
penerimaan
atau selama
stress/ adanya
proses infeksi
akut.
IMPLEMENTAS
I
EV
Catat adanya
derajat
dispnea,ansietas,
distress
pernafasan,peng
gunaan otot
bantu
pernafasan.
Tempatkan anak
dalam posisi yang
nyaman, seperti
meninggikan
kepala tempat
tidur atau duduk
pada sandaran
tempat tidur
Pertahankan
polusi
lingkunganminim
um, contoh:
debu, asap dll
Tingkatkan
masukan
cairansampai
dengan 3000
ml/harisesuai
toleransi
jantungdenganm
emberikan air
hangat.
Disfungsi
pernafasan
adalah variable
yang
tergantung
pada tahap
proses akut
yang
menimbulkan
perawatan di
rumah sakit.
Peninggian
kepala tempat
tidur
memudahkan
fungsi
pernafasan
dengan
menggunakan
gravitasi.
Pencetus tipe
alergi
pernafasan
dapat
menimbulkan
episode akut.
Hidrasi
membantu
menurunkan
kekentalan
sekret,
penggunaan
cairan hangat
dapat
menurunkan
kekentalan
sekret,
penggunaan
cairan hangat
dapat
menurunkan
spasme
bronkus.
Merelaksasikan
otot halus dan
menurunkan
spasme jalan
nafas, mengi,
dan produksi
mukosa.
Kolaborasi
2 Kerusakan
pertukaran gas
b.d. gangguan
suplai oksigen
(spasme
bronkus), yang
dibuktikan oleh
dispnea,
bingung, dan
gelisah
Tujuan:
Membantu
tindakan untuk
mempermudah
pertukaran gas
Berikan obat
bronkodilator
sesuai dengan
indikasi
Mandiri
Kaji/awasi secara
rutin kulitdan
membran
mukosa.
Kriteria hasil:
Setelah dilakukan
intervensi, anak
akan mempunyai
pertukaran gas
yang adekuat,
dengan GDA dalam
rentang normal,
PO2 80 mmHg,
Pa CO2 = 35-45
mmHg, dan pH =
7,35-7,45.
Palpasi fremitus
Posisikan klien
pada posisi yang
nyaman.
Melihat adanya
sianosis perifer
atau sentral.
Sianosis sentral
mengindikasika
n beratnya
hipoksemia.
Penurunan
getaran vibrasi
diduga adanya
pengumpulan
cairan/udara.
Takikardi,
disritmia, dan
perubahan
tekanan darah
dapat
menunjukan
efek
hipoksemia
sistemik pada
fungsi jantung.
Untuk
meningkatkan
pertukaran gas
yang optimal.
Memperbaiki
atau mencegah
memburuknya
hipoksia.
Kolaborasi
Berikan oksigen
tambahansesuai
dengan indikasi
hasilGDA dan
toleransi pasien.
Mandiri
Tujuan:
Meningkatkan
asupan nutrisi
anak.
Kaji kebiasaan
diet,
masukanmakana
n saat ini dan
catat
derajatkerusakan
makanan.
Sering lakukan
perawatan
oral,buang
sekret, berikan
wadahkhusus
untuk sekali
pakai.
Perubahan
nutrisi: Kurang
dari kebutuhan
tubuh b.d.
Kriteria hasil:
anoreksia, yang
dibuktikan oleh
penurunan
Setelah dilakukan
berat badan
intervensi, anak
dan
akan menunjukkan
Kolaborasi
ketidakmampua peningkatan berat
n unutk makan. badan.
Berikan oksigen
tambahan selama
3
makan sesuai
indikasi.
4 Intoleran
Tujuan:
Dorong aktivitas
aktivitas b.d.
yang sesuai
ketidakseimban
dengan kondisi
Klien mendapatkan
gan antara
dan kemampuan
istirahat yang
suplai dengan
anak
optimal.
kebutuhan
Beri kesempatan
oksigen.
anak untuk tidur,
istirahat, dan
aktivitas yang
tenang.
Untuk
Pasien distress
pernafasan
akut sering
anoreksia
karena dipsnea.
Menurunkan
dipsnea dan
meningkatkan
energi untuk
makan,
sehingga dapat
meningkatkan
masukan.
Mengurangi
penggunaan
energi yang
berlebihan.
Kriteria Hasil:
Setelah dilakukan
intervensi, anak
tampak segar dan
dapat beraktivitas
dengan baik.
menghindari
keletihan pada
anak.
Tujuan:
Mencegah
komplikasi dan
memburuknya
keadaan anak.
Kriteria hasil :
Mandiri
Anak/
Awasi suhu
keluarga
akan dapat
mengidentifi
kasikan
intervensi
untuk
Diskusikan
mencegah
kebutuhan nutrisi
atau
adekuat
menurunkan
resiko
infeksi.
Anak/
keluarga
akan
memperliha
tkan
perubahan Kolaborasi
pola hidup
untuk
Dapatkan
Risiko tinggi
meningkatk
spesimen sputum
terhadap infeksi
an
dengan batuk
b.d. tidak
lingkungan
atau pengisapan
adekuatnya
yang aman.
untuk pewarnaan
5 imunitas
gram, atau
kultur/sensitifitas.
6 Resiko tinggi
Tujuan:
Cegah muntah
cedera (asidosis
pada anak.
respiratorius)
Lakukan tindakan
Klien tidak
b.d.
untuk
Demam dapat
terjadi karena
infeksi dan atau
dehidrasi.
Malnutrisi
dapat
mempengaruhi
kesehatan
umum dan
menurunkan
tahanan
terhadap
infeksi
Untuk
mengidentifikas
i organisme
penyabab dan
kerentanan
terhadap
berbagai anti
mikrobial
Mencegah
terjadinya
asidosis.
Hipoventilasi
mengalami
asidosis.
Kriteria Hasil:
hipoventilasi.
Setelah dilakukan
intervensi, anak
tidak
memperlihatkan
tanda-tanda
asidusis
respiratorius.
Tujuan:
Memberi informasi
tentang proses
penyakit/
prognosis dan
program
pengobatan.
Kriteria hasil:
Kurang
pengetahuan
b.d. kurang
7 informasi
Setelah dilakukan
intervensi, keluarga
menyatakan
pemahaman
kondisi/ proses
penyakit dan
tindakan.
memperbaiki
ventilasi.
Pantau pH darah
dengan cermat.
Beri natrium
bikarbonat sesuai
ketentuan.
dapat
menyebabkan
akumulasi CO2.
pH normal
dapat
meningkatkan
efek
bronkodilator.
Untuk
mencegah atau
memperbaiki
asidosis.
Jelaskan tentang
penyakit individu
Diskusikan obat
pernafasan, efek
samping dan
reaksi yang tidak
diinginkan.
Tunjukkan tekhnik
penggunaan
inhaler.
Menurunkan
ansietas dan
dapat
menimbulkan
perbaikan
partisipasi pada
rencana
pengobatan.
Penting bagi
pasien
memahami
perbedaan
antara efek
samping
mengganggu
dan merugikan.
Pemberian obat
yang tepat
akan
meningkatkan
keefektifanya.
ANALISA DATA
NO
1.
DATA
DS :
Kien mengatakan sesak
napas
DO :
Adanya suara napas
tambahan dan wheezing
Pernapasan >20x/m
ETIOLOGI
Faktor pencetus serangan asma
Ketidake
2.
DS :
Kien mengatakan sesak
napas
Ga
DO :
Frekuensi napas >20x/m
Sianosis
GDA abnormal
3.
DS :
Pasien mengeluh nafsu
keinginan makan)
DO :
BB
Mual/ muntah
Tampak letih dan lemah
4.
DS :
Pasien mengatakan cemas
dengan penyakit yang
dialaminya
DO :
Pasien tampak gelisah
Ketidakseimba
Berkeringat dingin
Ansietas
I. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan tanggal 2 Agustus 2004 jam 10.45 WIB
a. Identitas Pasien
Nama : Nn. M
Umur : 16 tahun
Pekerjaan : Pelajar
Status : Belum Kawin
Alamat : Kalisari, Semarang
No Register : 381478
Diagnosa Medis: Asma Bronchiale
b. Penanggung Jawab
Nama : Ny. S
Umur : 45 tahun
Hubungan dengan pasien: Ibu
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kalisari, Semarang
II. PENGKAJIAN PRIMER
a. Airway
Batuk tidak produktif, sekret kental lengket sulit keluar, wheezing, suara dasar bronkial
expirasi diperpanjang, ronkhi basah area paru.
b. Breathing
Sesak napas, RR 30 x/menit, tarikan nafas dangkal dan cepat irama teratur, inspirasi
memendek, ekspirasi memanjang, tarikan otot intercosta, nafas cuping hidung
c. Circulation
Tekanan darah 90/50 mmHg, nadi 112 x/menit, suhu 36,80 C, akral dingin, gelisah,
sianosis, diaforesis
III. PENGKAJIAN SEKUNDER
1. Keluhan utama
Klien mengeluh sesak nafas terus menerus dan rasanya ampeg.
2. Riwayat penyakit sekarang
Klien mengeluh sesak nafas sejak tadi malan. Batuk disertai sekret kental yang sulit keluar.
Selama tiga minggu terakhir ini klien sudah tiga kali mengalami serangan asma. Bila ada
serangan klien terbiasa minum amoxilin 500 mg dan salbutamol. Karena sesak yang
dirasakan tidak berkurang kemudian klien dibawa ke RSDK.
CATATAN KEPERAWATAN
TGL/JAM NO. DP IMPLEMENTASI EVALUASI TTD
2-8-04
10.45
11.00
10.50
11.45
11.50
BAB II
PENGKAJIAN
Data Biografi
a. Identitas pasien
Nama
Umur
Jenis kelamin
Agama
Alamat
No RM
Tanggal masuk RS
Diagnosa medis
Kategori TRIASE
: Tn.M
: 75 tahun
: laki - laki
: Islam
: Sumpiuh - sumpiuh
: 192.623
: 28 Juni 2011
: Astma
: Merah
Kuning
Hijau
1. Primary Survey
Airway
: Jalan nafas tidak efektif, suara nafas mengi.
Breathing
: Terdengar nafas mengi, tidak ada retraksi
dinding dada, tampak pengguanaan otot bantu pernafasan.
RR 32 x/menit
Circulation
: Akral hangat, TD : 170/100 mmhg, Nadi 90 x/menit,
tidak ada sianosis, konjungtiva an anemis, CRT: <2 detik.
Disability
: Kesadaran compos mentis, GCS : 15 (E4 V5 M6)
Exposure
: Tidak ada oedema, tidak ada jejas
2. Secondary survey
a. Keluhan utama
Hitam
Sesak nafas
4. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
: Bentuk mesocepal
Rambut
: rambut beruban tapi bersih tidak kotor
Mata
: Tidak ada edema palpebra, pupil anisokor kanan 2
mm dan kiri 2 mm, ada reaksi cahaya, konjungtiva ananemis seklera an ikterik
Hidung
: Simetris, tidak ada sekret, nafas cepat
b. Leher
: Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
c. Thorak
:
I : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, penggunaan otot bantu nafas
P : Tidak ada pembesaran kelenjar pleura
P:A : Simetris, Suara nafas mengi
d. Abdomen
I : Datar
Pathway
Alergen, non alergen
genetik, psikologis
Bronkospasme
Etiologi
Bronkospasme
Problem
Ketidakefektifan
bersihan jalan
nafas
Ketidakefektifan
bersihan jln nafas
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan bronkospasme.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan Bronkospasme
NOC :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan bersihan jalan nafas kembali efektif dengan kriteria
hasil : bunyi nafas normal atau bersih, TTV dalam batas normal, batuk berkurang, ekspansi paru
mengembang.
NIC :
1.
2.
3.
4.
TGL/JM
ACTION
RESPON KLIEN
1.
28/06/11
Jm 09.00
-Menerima klien
Jm 09.05
Jm 09.10
-Memberikan
Nebulezer
(Ventolin
Jm 09.15
pulmicot)
menghirup nebu
-RR 28 x/menit
Jm 09.35
-Memberikan O2 3 liter/menit
Jm 09.40
-infus
terpasang,
klien
terlihat
menahan sakit
Jm 09.43
-Mengukur TTV
Jm 09.50
-Evaluasi tindakan
-sesak berkurang
Jm 10.00
EVALUASI TINDAKAN
No.RM
Nama klien
Umur
: 192623
: Tn.M
: 75 tahun
Tgl/jam
No.DX
Evaluasi
28 /06/11
09.50 wib
ttd