Anda di halaman 1dari 5

CITRA DEWI INDAH SAVITRI

12/331375/PA/14634
ANALISIS GRAVIMETRI MASIH DI PERLUKAN DALAM ANALISIS KIMIA
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kimia analitik adalah cabang dari ilmu kimia yang mempelajari teori dan cara
melakukan analisis kimia terhadap suatu bahan atau zat kimia. Analisis kimia diperoleh
dengan dua metode yakni analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Kedua metode analisis ini
memiliki

tujuan

penggunaan

yang

berbeda.

Analisis

kualitatif

dilakukan

untuk

mengidentifikasi kandungan suatu sampel sedangkan analisis kuantitatif dilakukan untuk


menetapkan jumlah zat yang terdapat dalam suatu sampel. Terdapat beberapa metode yang
bisa digunakan dalam melakukan analisis secara kuantitatif. Diantaranya dengan analisis
gravimetri, analisis volumetri, dan analisis menggunakan instrumentasi (spektrokimia).
Kimia analisis adalah salah satu bagian dari ilmu kimia yang membahas masalah
pengenalan bentuk dan keadaan zat. Kimia analisis terbagi menjadi dua aspek yaitu analisis
kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif adalah suatu kegiatan yang bertujuan
mengetahui jenis/identitas. Sedangkan analisis kuantitatif bertujuan untuk mengetahui jumlah
dan komposisi zat. Pada analisis kuantitatif terdapat sub pembahasan salah satunya yaitu
titrasi, terdapat beberapa bagian titrasi yaitu titrasi volumetrik, titrasi pengendapan, titrasi
reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri dan titrasi asam basa.
Penggolongan berdasarkan reaksi kimianya adalah reaksi asam-basa (reaksi
netralisasi). Reaksi asam-basa didasarkan pada proses netralisasi. Jika larutan bakunya adalah
larutan basa, maka zat yang akan ditentukan haruslah bersifat asam. Pada reaksi redoks ini
yang terjadi adalah reaksi antara senyawa atau ion yang bersifat oksidator sebagai analit
dengan senyawa atau ion yang bersifat reduktor sebagai titran. Untuk reaksi pengendapan,
yang terjadi adalah reaksi penggabungan ion yang menghasilkan endapan dan titrasi
pembentukan kompleks (kompleksometri) digunakan untuk menetapkan kadar ion-ion alkali
dan alkali tanah atau ion-ion logam larutan bakunya adalah EDTA.

BAB II
PEMBAHASAN
I.1 Gravimetri
Gravimetri dalam ilmu kimia merupakan salah satu metode kimia analitik untuk
menentukan kuantitas suatu zat atau komponen yang telah diketahui dengan cara mengukur
berat komponen dalam keadaan murni, setelah melalui proses pemisahan. Analisis gravimetri
adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu. Bagian terbesar
dari penentuan secara analisis gravimetri meliputi transformasi unsure atau radikal senyawa
murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti.
Metode gravimetri memakan waktu yang cukup lama, adanya pengotor pada konstituen dapat
diuji dan bila perlu faktor-faktor dapat digunakan, Zat ini mempunyai ion yang sejenis dengan
endapan primernya. Postpresipitasi dan kopresipitasi merupakan dua phenomena yang
berbeda. Sebagai contoh pada postpresipitasi, semakin lama waktunya maka kontaminasi
bertambah, sedangkan pada kopresipitasi sebaliknya. Kontaminasi bertambah akibat
pengadukan larutan hanya pada postpresipitasi tetapi tidak pada kopresipitasi (Khopkar, S.
M,1990). Dalam analisis Gravimetri terdapat tiga metode yang digunakan yaitu : metode
pengendapan, metode penguapan, dan metode elektrolisis. Metode gravimetri memakan
waktu yang cukup lama, adanya pengotor pada konstituen dapat diuji dan bila perlu faktorfaktor koreksi dapat digunakan. Untuk metode pengandapan prinsip kerjanya yaitu senyawa
yang akan dianalisis diendapkan dengan menambahkan pereaksi yang sesuai dan selanjutnya
dipisahkan endapannya. Untuk metode Penguapan prinsipnya yaitu zat yang mudah menguap
diadsorpsi dengan adsorben yang sesuai, dimana sebelumnya bisa ditambahkan pereaksi
untuk membuat suatu zat menjadi lebih mudah menguap atau lebih sulit menguap. Untuk
metode elektrolisis prinsipnya senyawa ion
Analisis gravimetri atau analisa kuantitatif berdasakan bobot adalah proses isolasi
serta pertimbangan suatu unsur atau senyawa tertentu dari unsur tersebut dalam bentuk yang
semurni mungkin. Bagian besar penetapan-penetapan pada gravrimetri menyangkut
pengubaahan unsur atau radikal yang akan ditetapkan menjadi sebuah senyawa yang murni
dan stabilyang dapat dengan mudah diubah menjadi satu bentuk yang sesuai dan
ditimbang. Metode pengendapan adalah metode yang paling penting dalam analisis gravimetri
( Vogel, 1994 ).

Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau
senyawa tertentu. Berat molekul dihitung berdasarkan rumus senyawa dan berat atom unsur
yang menyusunnya. Pemisahan unsur-unsur atau senyawa dapat dilakukan dengan beberapa
cara yaitu seperti metode penguapan, pengendapan elektroanalisis atauberbagai metode
lainnya. Kekurangan dari metode gravimetri adalah memakan banyak waktu, sedangkan
kelebihan dari analisa gravimetri adalah bahan penyususn zat telah diisolasi ( Khopkar, 2002).
Analisis gravimetri merupakan salah satu divisi dari kimia analitik. Tahap pengukuran
dari metode gravimetrik adalah timbangan. Analit fisik dipisahkan dari semua komponen lain
dari sampel itu maupun dari pelarutnya. Pengendapan merupakan tehnik yang paling meluas
penggunaannya untuk memisahkan analit-analit dari pelarutnya (Underwood, 1998).
Dasar-dasar Analisis Gravimetri :
a. Analisis gravimetri merupakan salah satu metode analisis kuantitatif dengan
penimbangan.
b. Tahap awal analisis gravimetri adalah pemisahan komponen yang ingin diketahui dari
komponen-komponen lain yang terdapat dalam suatu sampel kemudian dilakukan
pengendapan.
c. Pengukuran dalam metode gravimetri adalah dengan penimbangan, banyaknya
komponen yang dianalisis ditentukan dari hubungan antara berat sampel yang hendak
dianalisis, massa atom relatif, massa molekul relatif dan berat endapan hasil reaksi.
d. Analisis gravimetri dapat dilakukan dengan cara pengendapan, penguapan dan
elektrolisis.
Sumber-sumber kesalahan analisis gravimetri
a. Metode tidak sesuai (kadar terlalu rendah)
b. Penyiapan contoh tidak tepat: tercemar, tidak mencerminkan keseluruhan
bahan, contoh berubah selama penyimpanan.
c. Penimbangan: pengeringan bahan/wadah belum cukup, cara menimbang salah.
d. Kurang sempurna melarutkan komponen yang dicari.
e. Bahan pengganggu tidak tersingkir seluruhnya, atau penyingkiran penggangu
menyebabkan komponen yang dicari ikut hilang.
f. Pengendapan, penyaringan dan pencucian : pengendapan belum sempurna,
kontaminasi karena endapan lain, kehilangan endapan sewaktu menyaring dan
karena air pencuci.
g. Pemijaran dan pengeringan endapan: belum tercapai bentuk penimbangan yang
tepat, kertas saring belum habis terbakar, penguraian endapan karena
pemijaran/pemanasan berlebihan, kerusakan wadah pengeringan/pemijaran,
reduksi endapan oleh kertas saring, penyerapan H2O dari udara atau dari bahan
pengering yang sudah jenuh.

h. Perhitungan tidak tepat.


i. Teknik Analisis Gravimetri
Faktorfaktor yang mempengaruhi berhasilnya cara pengendapan adalah:
a. Endapan harus sedemikian tidak larut, sehingga tidak ada kehilangan yang berarti
pada penyaringan. Dalam kenyataannya, keadaan ini diijikan asalkan banyaknya
masih terendapkan tidak melampaui batas minimum yang dapat ditunjukkan oleh
neraca analitik 0,1 mg.
b. Keadaan fisis endapan harus sedemikian rupa sehingga dapat segera dipisahkan dari
larutannya dengan penyaringan serta dicuci hingga bebas dari pengotor. Zarah-zarah
endapan harus dapat ditahan alat penyaring serta besarnya zarah tidak berubah selama
pencucian.
c. Endapan harus dapat diubah menjdai senyawa murni dengan susunan kimia yang
pasti. Ini dapat dicapai dengan penguapan/pengeringan memakai cairan yang cocok.
Kelebihan dari analisis gravimetri adalah pengotor dalam sampel dapat diketahui,
mudah dilakukan, hasil analisisnya spesifik dan akurat, presisi, sensitif sedangkan kekurangan
dari analisis gravimetri adalah membutuhkan waktu yang cukup lama.
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan Analisis gravimetri merupakan salah satu metode analisis kuantitatif
dengan penimbangan. Analisis gravimetri adalah pemisahan komponen yang ingin diketahui
dari komponen-komponen lain yang terdapat dalam suatu sampel kemudian dilakukan
pengendapan.
Metode gravimetri bukanlah metode analisis kuantitatif yang spesifik, sehingga dapat
digantikan dengan analisis modern seperti spektroskopi dan kromatografi. Meskipun
demikian metode gravimetri menjadi pilihan karena peralatan dan prosedur pelaksanaannya
yang sederhana.

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Khopkar S.M, 2002, Konsep Dasar Kimia Analitk, UI, Jakarta.

Khopkar S.M, 1990, Konsep Dasar Kimia Analitk, UI, Jakarta.


Underwood, A. L, dan R. A DAR, JR, 1998, Analisis Kuantitatif, Erlangga, Jakarta.
Vogel, 1994, Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik, Buku Kedakteran, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai