Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Hipotesis dapat didefinisikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasi
yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang akan dikumpulkan dari sampel
penelitian. Dari segi konstruksinya, hipotesis merupakan jawaban teoretik dan dianggap
paling tinggi tingkat kebenarannya terhadap permasalahan atau pertanyaan penelitian.
Jawaban teoretik ini perlu diuji kebenarannya secara empiris melalui data penelitian.
Oleh karena itu, dalam menguji hipotesis dengan statistic, harus terlebih dahulu
dikemukakan/dirumuskan hipotesis statistiknya, yang dinyatakan dalam hipotesis nul
(H0) dan hipotesis tandingan (H1). Uji hipotesis ini menggunakan aturan keputusan
untuk menerima atau menolak hipotesis yang diajukan, dengan menyatakan
taraf signifikansi yang digunakan. Taraf signifikansi dinyatakan dalam persen (%).
Persentase itu menunjukkan besarnya kemungkinan kekeliruan dalam kesimpulan yang
menolak hipotesis nul dibawah pengandaian hipotesis nul itu benar. Taraf kekeliruan
tersebut sering disebut kesalahan tipe I atau taraf kesalahan alfa ().
Bab ini akan menguraikan pengujian rerata, baik dengan uji z maupun dengan
uji t. Pengujian rerata atau perbedaan rerata itu ada bermacam-macam. Bermacammacamnya itu disebabkan karena: apakah rerata itu diperoleh dari satu sampel, dua
sampel, atau lebih: apakah peubah-peubah atau sampel-sampelnya itu bebas atau
bergantungan: apakah deviasi populasinya diketahui atau tidak: dan apakah ukuran
sampelnya besar atau kecil.
Untuk lebih lengkapnya, kami akan membahasnya dalam makalah ini.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, rumusan masalahnya adalah:
1. Bagaimana cara Melakukan uji z untuk rerata satu sampel?
2. Bagaimana cara Melakukan uji t untuk rerata satu sampel?
3. Bagaimana cara Melakukan rerata dua sampel bebas yang kedua buah variansi
populasinya diketahui.?
4. Bagaimana cara Melakukan rerata dua sampel bebas yang kedua buah variansi
populasinya tidak diketahui tetapi diasumsikan sama?
5. Bagaimana cara Melakukan uji rerata dua sampel bebas yang kedua buah variansi
populasinya tidak diketahui?
6. Bagaimana cara Melakukan uji rerata dua sampel terikat yang kedua buah variansi
populasinya tidak diketahui?
1.3. Tujuan Penulisan
Setelah mempelajarinya, kita diharapkan dapat:
1. Melakukan uji-z untuk rerata satu sampel
2. Melakukan uj- t untuk rerata satu sampel
3. Melakukan rerata dua sampel bebas yang kedua buah variansi populasinya
diketahui.
4. Melakukan rerata dua sampel bebas yang kedua buah variansi populasinya tidak
diketahui tetapi diasumsikan sama.
5. Melakukan uji rerata dua sampel bebas yang kedua buah variansi populasinya
tidak diketahui.
6. Melakukan uji rerata dua sampel terikat yang kedua buah variansi populasinya
tidak diketahui.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengujian rata-rata sampel tunggal digunakan ketika kita ingin tahu apakah
sampel kita berasal dari populasi tertentu tetapi kita tidak memiliki informasi populasi
yang tersedia bagi kita. Sebagai contoh, kita mungkin ingin tahu apakah nilai ujian
sampel mahasiswa tertentu mirip atau berbeda dari nilai ujian mahasiswa pada
umumnya. Dengan demikian , tes hipotesisnya apakah rata-rata sampel menunjukkan
bahwa mahasiswa berasal dari populasi tersebut atau apakah itu berasal dari populasi
yang berbeda. berikut hipotesis yang terdapat pada pengujian rata-rata sample tunggal.
H0 = 1
HA = 1
H0 = 1
HA = 1 <
H0 = 1
HA = 1 >
Untuk bisa disebut Rata-rata sampel tunggal parametrik maka harus memenuhi
asumsi yang harus dipenuhi.
1. Skala Pengukuran Variabel: Skala pengukuran variabel harus variabel numerik
2. Sebaran data: sebaran data harus normal.
3. Sample menggambarkan populasi
Hal yang membedakan uji z dan uji t sebenarnya pada kapan penggunaannya.
Hal yang pelu diingat dari uji z yaitu parameter. maksudnya bahwa penggunaan dari
uji z ini ketika parameter tersedia. Dalam hal ini uji rata-rata sampel tunggal
parameternya yaitu Standar Deviasi.
Contoh kasus:
Data yang dikeluarkan oleh suatu lembaga menyatakan bahwa pendapatan ratarata per hari pedagang kaki lima di kota Pn sebesar Rp. 7.250,-. Seorang peneliti
menduga bahwa pendapatan rata-rata perhari pedagang kaki lima tersebut lebih dari Rp.
7.250,-. Untuk membuktikan dugaan peneliti tersebut maka diambil sampel sebanyak 20
pedagang kaki lima untuk diwawancarai. Dari hasil wawancara diketahui bahwa ratarata pendapatan perhari pedagang kaki lima di kota Pn sebesar Rp. 8.100,- dengan
diketahui standar deviasi penelitian sebelumnya sebesar Rp. 2.300,-. Jika dalam
pengujian digunakan taraf signifikan sebesar 5%, ujilah kebenaran data yang
dikeluarkan lembaga tersebut.
Penjelasan:
Pada kasus di atas terlihat seorang peneliti ingin menguji apakah pendapatan
rata-rata per hari pedagang kaki lima (rata- rata yang mau diuji) Rp. 7.250. dimana
sampel (n) = 20, rata-rata sampel =Rp.8.100. nah yang menyebabkan menggunakan z
test yaitu diketahuinya standar deviasi sebesar Rp.2.300. dengan taraf signifikansi 5%.
sehingga kita dapat menemukan nilai z sesuai dengan rumus di atas.
Bila kita melakukan Uji-z rerata satu sampel, langkah-langkah yang perlu
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Tentukan populasinya.
2. Rumuskan hipotesis nol; ini jelas berkaitan dengan rerata yang terikat pada
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Hitung X , yaitu X
; diperoleh z
. Bila tidak diketahui
X
n
bahwa menggunakan s X
s
dengan s
n
n 1
X 0
sX
pelanggaran terhadap keacakan itu dapat menyebabkan deviasi baku dan rerata dari
distribusi rerata sampel yang kita peroleh tidak sesuai dengan semestinya.
2. Sampel yang diperoleh melalui penempatan kembali.
Namun dalam prakteknya pengambilan sampel sering tidak di tempatkan kembali.
Dengan cara demikian dapat memperbesar galat standar rerata yang akibatnya akan
memperbesar peluang untuk menerima hipotesis nol yang seharusnya ditolak. Untuk
penyelamatannya digunakan galat standar rerata korensian X .
X
N n
N 1
Dengan,
x
z 6,2 70
0,8
0,8
z
10,11
0,5 n
0,5 / 6,32 0,0791
40
Daerah Tolak H0
Daerah Tolak H0
Daerah Terima H0
/2
/2
-1,67
1,67
peluang 0,4750
Letakkan nilai z (-10,11) di atas dalam daerah kritis. Jika z terletak di daerah kritis
berarti tolak H0
Karena z terletak di daerah kritis maka tolak Ho, artinya tolak hipotesis bahwa daya
pakai produk sama dengan 7 tahun.
2.2.
identik dengan statistik. maksudnya bahwa uji t dapat digunakan apabila nilai parameter
tidak diperoleh dan hanya mengambil nilai statistik dari sampel yang digunakan.
sehingga yang membedakan uji z dan uji t yaitu cara memperoleh standar deviasi
apakah dari populasi atau sampel. berikut ini uji statistik dari uji t:
x 0
s
n
Contoh Kasus:
Pemda kota B ingin mengetahui apakah rata-rata pendapatan art shop di bulan
Juni dapat mencapai Rp. 5.000.000,- per hari. Dari 100 art shop yang di survey,
didapatkan rata-rata penjualan pada bulan Juni adalah Rp. 4.000.000,-. Diketahui dari
data tersebut, simpangan baku Rp. 500.000,-. Dapatkah dikatakan bahwa rata-rata
pendapatan art shop di bulan Juni mencapai Rp. 5.000.000,-? Ujilah dengan = 5%!
Penjelasan:
Contoh kasus ini hampir sama dengan contoh kasus yang di atas. tetapi yang
membedakannya yaitu standar deviasi/simpangan baku diperoleh dari sampel sehingga
menggunakan uji t.
6
Contoh soal
Pabrik bola lampu Caang menyatakan bahwa produknya mempunyai daya pakai lebih
dari 2 tahun. Hasil pengujian yang dilakukan oleh yayasan lembaga konsumen terhadap
10 lampu mendapatkan bahwa rata-rata daya tahan bola lampu tersebut adalah 2,2 tahun
dengan simpangan baku 0,4 tahun. Dari hasil ini apakah pernyataan tersebut dapat
diterima dengan taraf keyakinan 5%.
Rumusan Hipotesis
H0 : m = 2
H1 : m > 2
Statistik uji
x 0
s
n
2,2 2,0
0,2
1,581
0,4
0,1265
10
Daerah Tolak H0
/2
/2
Daerah Terima H0
0,05
2,262
t=1,581
Kesimpulan : nilai t masuk dalam daerah terima H0, berarti maka pernyataan pabrik
tersebut bahwa daya tahan produknya lebih besar dari 2 tahun tidak dapat diterima
2.3.
x-y
(n adalah banyak
pasangan). Dengan demikian, pertanyaan yang akan dijawab itu bukan Apakah X
dengan Y berbeda secara signifikan? tetapi Apakah X
x-y
x y
s x y / n
.. (12.6)
ROA
Konvensional
0,46
0,32
0,54
0,34
0,41
0,36
0,27
0,26
0,47
0,65
ROA berindeks
harga
0,49
0,33
0,57
0,33
0,45
0,38
0,28
0,27
0,46
0,68
Dengan menggunakan level signifikasi 95% ujilah apakah ada perbedaan rata-rata
antara ROA konvensional dengan ROA laporan keuangan berindeks harga.
Jawab
Untuk menguji kita gunakan uji t dengan hipotesis sebagai berikut:
Ho: x-y = 0
HA: x-y
ROA
konvensional
(X)
0,46
0,32
0,54
0,34
0,41
0,36
0,27
0,26
0,47
0,65
4,08
0,408
ROA berindeks
harga (Y)
Perbedaan
(X-Y)
0,49
0,33
0,57
0,33
0,45
0,38
0,28
0,27
0,46
0,68
4,24
0,424
-0,03
-0,01
-0,03
0,01
-0,04
-0,02
-0,01
-0,01
0,01
-0,03
-0,16
-0,016
Kuadrat
Perbedaan
(X-Y)2
0,0009
0,0001
0,0009
0,0001
0,0016
0,0004
0,0001
0,0001
0,0001
0,0009
0,0052
x y
x y
(X Y)
n
0,16
10
= -0,016
( X Y ) X Y
2
Sx-y =
/n
n 1
(0,16) 2
10
9
0,0052
0,00264
9
= 0,017127
X
s x y
0,016
0,016
= 0,017
= 0,00537
/ n
10
x y
= -2,97
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut terlihat bahwa nilai t
hitung
terletak pada
daerah penerimaan HA dengan demikian kita menolak Ho, yang berarti rata-rata ROA
laporan keuangan konvensional dan laporan keuangan berindeks harga adalah berbeda.
Kita bisa juga menggunakan nilai p untuk menguji hipotesis, dengan melihat pada tabel
t di df = 9 kita bisa menemukan bahwa nilai t berada pada level signifikansi dibawah
0,05 sehingga kita menolak Ho.
Pengujian perbedaan rerata dari dua sampel itu bervariasi. Bervariasinya itu bisa
karena kedua buah sampel yang dipilih secara acak itu bergantungan atau tidak, dan
apakah variansi dari kedua kelompok populasinya diketahui atau tidak.
2.4.
2.4.1
Apabila kita mengambil secara acak dua kelompok sampel X dan Y dengan
ukuran samprl nx dan ny , maka distribusi selisih antara pasangan acak rerata sampel
X Y
2
2
itu normal dengan rerata x - y dan dengan variansi x / n x y / n y . ( x
10
dan y adalah rerata populasi dan x dan y adalah variansi populasi masing-masing).
Dengan demikian, hipotesis nolnya H0 : x = y dan uji statistiknya
z
X Y
x / nx y / n y
2
.(12.7)
(z pada rumus 12.7 itu berdistribusi normal dengan luasnya sama dengan satu).
Contoh:
Sampel berukuran nx = 20 diambil secara acak dari suatu populasi berdistribusi
normal. Dari populasi itu diketahui pula deviasi bakunya x = 10. Kemudian dari
populasi berdistribusi normal lainnya diambil secara acak pula sampel dengan ukuran n y
= 25. Dari populasi yang kedua itu deviasi bakunya diketahui y = 12,5. Tetapi dari
kedua distribusi itu rerata populasinya tidak diketahui.
Andaikan rerata sampel dari kedua kelompok itu berturut-turut X = 75 dan Y =
87,5 pertanyaannya ialah, ujilah apakah pada tahap keberartian 5% kedua buah rerata
populasinya itu berbeda secara signifikan.
z
X Y
( x / n x y / n y )
2
75 85,5
(10 / 20 12,5 2 / 25 )
2
12,5
11,25
z = -3,7268
Untuk
2.4.2. Pengujian Dua Sampel Bebas dan Kedua Variansi Populasinya Tidak
Diketahui Tetapi Diasumsikan Sama
11
Pada model ini, variansi populasi kedua kelompok itu dianggap sama besar.
Variansi populasi pendekatan diperoleh dari
s x y2
(X X )
(Y Y ) 2
nx n y 2
X Y
s x y 2 (1 / n x 1 / n y )
.(12.8)
(X
X )2
(X X )
n 1
. Maka
2
(Y Y ) = s y (n y 1) = 12,52 (25-1) = 3750. Sehingga
2
s x y2
(X X )
(Y Y ) 2
nx n y 2
1900 3750
20 25 2
5650
43
= 131,395
Karena sx-y2 sudah diketahui, maka t dapat dihitung.
12
X Y
s x y 2 (1 / n x 1 / n y )
75 87,5
131,395(1 / 20 1 / 25)
12,5
11,8256
= -3,6350
Untuk = 0.05 dan dk = 43, t kritis = -2,014. Sedangkan thitung = -3,6350. Maka thitung
ada di daerah penolakan. Jadi, hipotesa nol yang mengatakan x = y ditolak.
2.4.3. Pengujian Dua Sampel Bebas dan Kedua Variansi Tidak Diketahui
Pemecahan dari pengujian sampel ini menggunakan estimasi dari galat baku. Yang
dapat digunakan untuk pemecahan ini adalah distribusu z dengan uji statistic
' z'
X Y
s x y
Dalam model itu, penyelesaiannya dimulai dengan menghitung rerata sampel masingmasing. Deviasi baku populasi pendekatan dari setiap sampel, dan galat baku selisih
rerata.
Contoh:
Andaikan
kita
ingin
mengetahui
apakah
pengaruh
mengajar
teman
(peer-
teaching)sebelum praktek mengajar terhadap prestasi mengajar itu ada atau tidak ada.
Untuk itu kita ambil 20 mahasiswa praktek mengajar 10 diantaranya sebelum praktek
mengajar pernah memperoleh kegiatan mengajar teman. Dalam penelitian itu telah
diusahakan kedua kelompok mahasiswa kemampuannya serupa. Andaikan prestasi
(skor) praktek mengajar kedua kelompok mahasiswa itu sebagai berikut. (Y=kelompok
yang memperoleh dasar mengajar teman)
X : 70 38 46 57 68 34 80 57 42 65
Y : 75 48 95 41 52 69 70 85 64 76
Pertanyaannya ialah, dengan dua pihak dan
13
70 38 46 57 68 34 80 57 42 65
10
557
10
X 55,7
75 48 95 41 52 69 70 85 64 76
10
675
10
Y 67,5
n x X 2 ( X )
s
2
x
n X ( n x 1)
10(33127 310429)
90
= 233,57
s
2
x
n x Y 2 ( Y )
n y ( n y 1)
10(48097 455625)
90
= 281,61
Sx-y = ( s
2
x
nx
s y2 n y )
( 233,57 / 10 281,61 / 10
51,518
= 7,1776
X Y
z = Sx y
=
55,7 67,5
7,1776
11,8
= 7,1776
= -1,644
14
hipotesis nol itu diteima.jadi, diadakannya mengajar teman sebelum praktek mengajar
tidak ada pengaruhnya terhadap prestasi calon guru dalam praktek mengajar.
2.4.4. Pengujian Dua Sampel Terikat dan Kedua Variansi Populasinya Tidak
Diketahui
Pada pembahasan rerata dan dua sampel sebelumnya peubahnya bebas artinya
perolehan nilai dan sebagainya pada kelompok yang satu itu tidak dipengaruhi oleh
kegiatan pada kelompok yang satu lagi, dan sebaliknya. Ada kejadian di mana peubah
yang satu tidak bisa bebas dari pengaruh peubah yang lain, misalnya skor postes pada
umumnya tidak bisa lepas dari pengaruh pretesnya. Sebab, skor seseorang pada postes
ada kemungkinan nilainya kan lebih jelek bila orang itu tidak menempuh pretes.
Bila antara peubah-peubah itu ada hubungan seperti demikian, peubah-peubah
itu disebut terikat atau bergantungan. Pada pengujian hipotesis, rumus-rumus yang
dipergunakan untuk peubah-peubah bergantung, lain daripada yang dipergunakan untuk
peubah-peubah bebas. Galat baku untuk selisih antara dua rerata yang bergantungan
adalah:
x y x2 y2 2 xy x y
Dengan,
y galat
Dengan,
2
x
s y2 2rs x s y
15
' z'
X Y
s x y
Untuk lebih jelasnya perhatikan dua kelompok data berikut yang bergantungan:
X
Y
65
75
70
48
38
95
46
41
57
52
68
69
34
70
80
85
57
64
42
76
Diminta untuk menguji apakah perbedaan rerata signifikan pada 0.05 dan diuji dua
pihak.
Menentukan ' z ' .
X
65 70 38 46 57 68 34 80 57 42
10
557
10
X 55,7
75 48 95 41 52 69 70 85 64 76
10
675
10
Y 67,5
nx X 2 X
s
2
x
s x2
n x n x 1
10 65 70 38 46 57 68 34 80 57 42 557
1010 1
2
s x2
10 33127 310429
90
s x2
21021
90
s x2 233,57
s x2
s x2
nx
s x2
233.57
10
16
s x2 23,357
ny Y 2 Y
s
2
y
s y2
n y n y 1
10 75 48 95 41 52 69 70 85 64 76 675
1010 1
2
s 2y
10 48097 455625
90
s 2y
25345
90
s 2y 281,61
s y2
s y2
ny
s y2
281.61
10
s y2 28,161
X Y
XY
r
X
n
XY 65 75 70 48 38 95 46 41 57 52 68 69 34 70 80 85 57 64 42
XY
36189
Maka,
557 675
10
36189
2
2
10
10
36189 37597,5
17
1408,5
2102,1 2534,5
r 0,6102
s x y
s x y
s x y
s x y
51,518 31,299
s x y
82,8181
2
x
s y2 2rs x s y
s x y 9,1004
X Y
s x y
' z'
55,7 67,5
9,1004
' z'
11,8
9,1004
Untuk tahap keberartian 0,05 dan uji pihak z kritis 1,96 . Jadi, ' z' hitung ada di
daerah penerimaan. Karena itu hipotesis nol tidak ditolak.
18
BAB III
KESIMPULAN
Pengujian rerata:
1. Melakukan uji z untuk rerata satu sampel
x 0
z
X Y
( x / n x y / n y )
2
4. Melakukan rerata dua sampel bebas yang kedua buah variansi populasinya tidak
diketahui tetapi diasumsikan sama.
s x y2
(X X )
(Y Y ) 2
nx n y 2
5. Melakukan uji rerata dua sampel bebas yang kedua buah variansi populasinya
tidak diketahui.
' z'
X Y
s x y
6. Melakukan uji rerata dua sampel terikat yang kedua buah variansi populasinya
tidak diketahui.
s x y
2
x
s y2 2rs x s y
19