PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pertusis adalah penyakit saluran napas yang disebabkan oleh Bordetella
pertusis. Nama lain penyakit ini adalah tussis quinta, whooping cough, batuk
rejan, batuk 100 hari. (Arif Mansjoer, 2000)
Pertusis adalah penyakit infeksi yang ditandai dengan radang saluran nafas
yang menimbulkan serangan batuk panjang yang bertubi-tubi, berakhir dengan
inspirasi berbising. (Ramali, 2003)
Penyakit ini ditandai dengan demam dan perkembangan batuk semakin
berat. Batuk adalah gejala khas dari batuk rejan atau pertusis. Seranagn batuk
terjadi tiba-tiba dan berlanjut terus tanpa henti hingga seluruh udara di dalam
paru-paru terbuang keluar. Akibatnya saat napas berikutnya pasien pertusis
telah kekurangan udara shingga bernapas dengan cepat, suara pernapasan
berbunyi separti pada bayi yang baru lahir berumur kurang dari 6 bulan dan
pada orang dewasa bunyi ini sering tidak terdengar. Batuk pada pertusis
biasanya sangat parah hingga muntah-muntah dan penderita sangat kelelahan
setelah serangan batuk.
B. Etiologi
Pertusis biasanya disebabkan diantaranya Bordetella pertussis (Hemophilis
pertusis). Suatu penyakit sejenis telah dihubungkan dengan infeksi oleh
bordetella para pertusis, B. Bronchiseptiea dan virus.
C. Manifestasi Klinis
dan
(pathway_ http://documents.tips/download/link/askep-pertusis-55f9c54e7a8e4)
E. Komplikasi
1. Pada saluran pernafasan
a. Bronkopnemonia
Infeksi saluran nafas atas yang menyebar ke bawah dan
menyebabkan timbulnya pus dan bronki, kental sulit dikeluarkan,
berbentuk gumpalan yang menyumbat satu atau lebih bronki besar,
udara tidak dapat masuk kemudian terinfeksi dengan bakteri. Paling
sering terjadi dan menyebabkan kematian pada anak dibawah usia 3
tahun terutama bayi yang lebih muda dari 1 tahun. Gejala ditandai
dengan batuk, sesak nafas, panas, pada foto thoraks terlihat bercakbercak infiltrate tersebar.
b. Otitis media / radang rongga gendang telinga
Karena batuk hebat kuman masuk melalui tuba eustaki yang
menghubungkan dengan nasofaring, kemudian masuk telinga tengah
sehingga menyebabkan otitis media. Jika saluran terbuka maka
saluran eustaki menjadi tertutup dan jika penyumbat tidak
dihilangkan pus dapat terbentuk yang dapat dipecah melalui gendang
telinga yang akan meninggalkan lubang dan menyebabkan infeksi
tulang mastoid yang terletak di belakang telinga.
c. Bronkhitis
Batuk mula-mula kering, setelah beberapa hari timbul lender jernih
yang kemudian berubah menjadi purulen.
d. Atelaktasis
Timbul akibat lender kental yang dapat menyumbat bronkioli.
e. Emphisema Pulmonum
Terjadi karena batuk yang hebat sehingga alveoli pecah dan
menyebabkan adanya pus pada rongga pleura.
f.
Bronkhiektasis
Terjadi pelebaran bronkus akibat tersumbat oleh lender yang kental
G. Penatalaksanaan
1. Antimikroba
Berbagai antimikroba telah dipakai dalam pengobatan pertusis namun
tidak ada antimikroba yang dapat mengubah perjalanan penyakit ini
terutama diberikan pada stadium paroksimal. Oleh karena itu obat
obat ini lebih dianjurkan pemakaiannya pada stadium kataralis yang
dini.
Eritromisin merupakan antimikroba yang lebih efektif dibanding
kloramfenikol maupun tetrasiklin. Kebanyakan peneliti menganjurkan
dosis 50mg/kg.bb/hari, dalam 2 - 4 dosis, selama 5 - 7 hari
2. Kortikosteroid
Beberapa peneliti menggunakan :
- Betametason oral dengan dosis 0,05mg/kg.bb/24jam
paroksimal.
3. Salbutamol
Beberapa peneliti menganjurkan bahwa salbutamol efektif terhadap
pengobatan pertusis dengan cara kerja sebagai berikut :
- Beta 2 adrenergik stimulant
- Mengurangi parokosismal
- Mengurangi frekuensi dan lamanya whoop
- Mengurangi frekunensi apnue
- Dosis yang dianjurkan 0,3 - 0,5mg/kgbb/hari, dibagi dalam 3 dosis.
4. Terapi suportif
- Lingkungan perawatan yang tenang
- Pemberian makanan, hindari makanan yang sulit ditelan, sebaiknya
-
H. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium : LED dan leukosit meningkat.
Pada stadium kataralis dan permulaan stadium plasmodik jumlah
leukosit meningkat antara 15.000 - 45.000 per mm3 dengan
limfositosis. Diagnosis dapat diperkuat dengan mengisolasi kuman
dari sekresi jalan nafas yang dikeluarkan pada waktu batuk.
b. Foto thorax, CT Scan.
c. Periksa sputum.
I. Pengkajian
Aktivitas/istirahat
Makanan/cairan
Nyeri/kenyamanan
Integritas ego
Tanda: gelisah
Pernafasan
Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan sputum
Pengelompokan Data
a)
Data Subyektif
b)
Data Obyektif
Mual-muntah