UNIVERSITAS INDONESIA
PELAPORAN KORPORAT
TUGAS KELOMPOK
MAKALAH ANALISIS KASUS
PERTEMUAN 3: PELAPORAN KEUANGAN ETAP DAN NIRLABA
STATEMENT OF AUTHORSHIP
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah terlampir adalah murni hasil
pekerjaan saya sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya gunakan tanpa menyebutkan
sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah pada mata ajaran
lain kecuali saya menyatakan dengan jelas bahwa saya menggunakannya.
Saya memahami bahwa tugas yang saya kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.
_________________________________________________________________________________
Nama
: Nirwana Puri
NPM
: 1406524732
Tandatangan
Nama
: Ratna Sari
NPM
: 1406590583
Tandatangan
Nama
: Sagita Fajarahayu
NPM
: 1406524745
Tandatangan
Mata Ajaran
: Pelaporan Korporat
Judul Makalah
Tanggal
: 10 Maret 2015
Dosen
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
LAMPIRAN
Lampiran A. Contoh Laporan Keuangan Berdasarkan ETAP Beserta Opini Audit
Lampiran B. Contoh Laporan Keuangan Berdasarkan PSAK 45 Beserta Opini Audit
ii
Universitas Indonesia
I.
1.1
PSAK-IFRS based sulit diterapkan bagi perusahaan menengah dan kecil mengingat
ketentuan fair value memerlukan biaya yang tidak murah
PSAK-IFRS rumit dalam implementasinya misal seperti PSAK 50 dan PSAK 55 meskipun
sudah disahkan tahun 2006 namun tertunda dalam implementasinya bahkan sampai tahun
2010 telah keluar lagi revisi dari PSAK 50 ini
PSAK-IFRS menggunakan principle based sehingga membutuhkan banyak professional
judgement
PSAK-IFRS memerlukan dokumentasi dan IT yang kuat
Dengan diterbitkannya SAK ETAP diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut
SAK ETAP membuat perusahaan kecil, menengah, mampu untuk menyusun laporan
keuangannya sendiri, dapat diaudit dan mendapatkan opini audit sehingga dapat
menggunakan laporan keuangannya untuk mendapatkan dana (misalnya dari Bank) untuk
pengembangan usaha.
Universitas Indonesia
2
1.2 Latar Belakang Pelaporan Keuangan Nirlaba
1.2.1 Pendahuluan
Karakterisitik entitas nirlaba berbeda dengan entitas bisnis. Perbedaan utama yang mendasar
terletak pada cara entitas nirlaba memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan
berbagai aktivitas operasinya. Entitas nirlaba memperoleh sumber daya atau manfaat ekonomi
yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan. Sebagai akibat dari karakteristik
tersebut, dalam entitas nirlaba timbul transaksi tertentu yang jarang atau bahkan tidak pernah
terjadi dalam entitas bisnis, misalnya penerimaan sumbangan. Namun demikian, dalam praktik
entitas nirlaba sering tampil dalam berbagai bentuk, sehingga sering kali sulit dibedakan dengan
entitas bisnis pada umumnya. Pada beberapa bentuk entitas nirlaba, meskipun tidak ada
kepemilikan, entitas nirlaba tersebut mendanai kebutuhan modalnya dari utang dan kebutuhan
operasinya dari pendapatan atas jasa yang diberikan kepada publik. Akibatnya, pengukuran
jumlah, saat, dan kepastian arus kas masuk menjadi ukuran kinerja penting bagI pengguna
laporan keuangan, seperti kreditur dan pemasok dana lain. Entitas tersebut memiliki karakteristik
yang tidak jauh berbeda dengan entitas bisnis pada umumnya.
Pengguna laporan keuangan memiliki kepentingan bersama yang tidak berbeda dengan entitas
bisnis, yaitu untuk menilai:
1. Jasa yang diberikan oleh entitas nirlaba dan kemampuannya untuk terus memberikan jasa
tersebut;
2. Cara manajer melaksanakan tanggung jawab dan aspek kinerjanya.
Kemampuan entitas nirlaba untuk memberikan jasa dikomunikasikan melalui laporan posisi
keuangan yang menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas, aset neto, dan informasi
mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut. Laporan ini menyajikan secara terpisah asset
neto baik yang terikat maupun yang tidak terikat penggunaannya. Pertanggungjawaban manajer
mengenai kemampuannya mengelola sumber daya entitas nirlaba yang diterima dari para pemberi
sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali disajikan melalui laporan aktivitas
dan laporan arus kas. Laporan aktivitas menyajikan informasi mengenai perubahanyang terjadi
dalam kelompok aset neto.
1.2.2 Tujuan
PSAK 45 bertujuan untuk mengatur pelaporan keuangan entitas nirlaba. Dengan adanya pedoman
pelaporan, diharapkan laporan keuangan entitas nirlaba dapat lebih mudah dipahami, memiliki
relevansi, dan memiliki daya banding yang tinggi.
1.2.3 Ruang Lingkup
PSAK 45 berlaku bagi laporan keuangan yang disajikan oleh entitas nirlaba yang memenuhi
karakteristik sebagai berikut:
a. Sumber daya entitas nirlaba berasal dari pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan
pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang
diberikan.
b. Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan jika entitas nirlaba
menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak dibagikan kepada pendiri atau pemilik entitas nirlaba
tersebut.
c. Tidak ada kepemilikan seperti umumnya pada entitas bisnis, dalam arti bahwa kepemilikan
dalam entitas nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut
tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas nirlaba pada saat likuidasi atau
pembubaran entitas nirlaba.
Universitas Indonesia
3
PSAK 45 dapat diterapkan oleh lembaga pemerintah dan unit sejenis lain sepanjang tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Laporan keuangan untuk entitas nirlaba terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan aktiitas,
laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut berbeda
dengan laporan keuangan untuk entitas bisnis pada umumnya
PSAK 45 menetapkan informasi dasar tertentu yang disajikan dalam laporan keuangan entitas
nirlaba. Pengaturan yang tidak diatur dalam Pernyataan ini mengacu pada SAK atau SAK ETAP
untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan.
1.2.4 Definisi
Berikut ini adalah pengertian istilah yang digunakan dalam PSAK 45:
a. Pembatasan permanen adalah pembatasan penggunaan sumber daya yang ditetapkan oleh
pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali agar sumber daya
tersebut dipertahankan secara permanen, tetapi entitas nirlaba diizinkan untuk menggunakan
sebagian atau semua penghasilan atau manfaat ekonomi lain yang berasal dari sumber daya
tersebut.
b. Pembatasan temporer adalah pembatasan penggunaan sumber daya oleh pemberi sumber
daya tidak mengharapkan pembayaran kembali yang menetapkan agar sumber daya tersebut
dipertahankan sampai dengan periode tertentu atau sampai dengan terpenuhinya keadaan
tertentu.
c. Sumber daya terikat adalah sumber daya yang penggunaannya dibatasi untuk tujuan tertentu
oleh pemberi sumber daya yang tidak mengaharapkan pembayara kembali. Pembatasan
tersebut dapat bersifat permanen atau temporer.
d. Sumber daya tidak terikat adalah sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi untuk tujuan
tertentu oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali.
1.2.5 Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan utama laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang relevan untuk memenuhi
kepentingan pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, anggota,
kreditur, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi entitas nirlaba.
Pihak pengguna laporan keuangan memiliki kepentingan bersama dalam rangka menilai:
a. Jasa yang diberikan oleh entitas nirlaba dan kemampuannya untuk terus memberikan jasa
tersebut;
b. Cara manajer melaksanakan tanggung jawab dan aspek lain dari kinerjanya. Secara rinci,
tujuan laporan keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan, adalah untuk menyajikan
informasi mengenai:
Jumlah dan sifat aset, liabilitas, dan aset neto entitas nirlaba;
Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah nilai dan sifat aset neto;
Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam satu periode dan
hubungan antar keduanya;
Cara entitas nirlaba mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh pinjaman
dan melunasi pinjaman, dan faktor lain yang berpengaruh terhadap likuiditasnya;
Usaha jasa entitas nirlaba. Setiap laporan keuangan menyediakan informasi yang
berbeda, dan informasi dalam laporan keuangan biasanya melengkapi informasi
dalam laporan keuangan yang lain.
Universitas Indonesia
4
1.2.6 Laporan Keuangan Entitas Nirlaba
Laporan keuangan entitas nirlaba meliputi laporan posisi keuangan pada akhir periode laporan,
laporan aktivitas dan laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan, dan catatan atas laporan
keuangan.
a. Laporan Posisi Keuangan
1) Tujuan Laporan Posisi Keuangan
Tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas,
dan aset neto serta informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada waktu
tertentu. Informasi dalam laporan posisi keuangan yang digunakan bersama pengungkapan, dan
informasi dalam laporan keuangan lain dapat membantu pemberi sumber daya yang tidak
mengharapkan pembayaran kembali, anggota, kreditur, dan pihak lain untuk menilai:
a) Kemampuan entitas nirlaba untuk memberikan jasa secara berkelanjutan; dan
b) Likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, dan kebutuhan
pendanaan eksternal. Laporan posisi keuangan mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan dan
menyajikan totalaset, liabilitas, dan aset neto.
2) Klasifikasi Aset dan Liabilitas
Laporan posisi keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan, menyediakan informasi yang
relevan mengenai likuiditas, fleksibilitas keuangan, dan hubungan antara aset dan liabilitas.
Informasi tersebut umumnya disajikan dengan pengumpulan aset dan liabilitas yang memiliki
karakteristik serupa dalam suatu kelompok yang relatif homogen. Sebagai contoh, entitas nirlaba
biasanya melaporkan masing-masing unsur aset dalam kelompok yang homogen, seperti:
a) Kas dan setara kas;
b) Piutang pasien, pelajar, anggota, dan penerima jasa yang lain;
c) Persediaan;
d) Sewa, asuransi, dan jasa lain yang dibayar di muka;
e) Instrumen keuangan dan investasi jangka panjang;
f) Tanah, gedung, peralatan, serta aset tetap lain yang digunakan untuk menghasilkan barang
dan jasa.
Kas atau aset lain yang dibatasi penggunaannya oleh pemberi sumber daya yang tidak
mengharapkan pembayaran kembali disajikan terpisah dari kas atau aset lain yang tidak terikat
penggunaannya. Informasi likuditas diberikan dengan cara sebagai berikut:
a) Menyajikan aset berdasarkan urutan likuiditas, dan liabilitas berdasarkan tanggal jatuh
tempo;
b) Mengelompokkan aset ke dalam kelompok lancar dan tidak lancar, dan liabilitas ke dalam
kelompok jangka pendek dan jangka panjang;
c) Mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aset atau saat jatuh tempo liabilitas,
termasuk pembatasan penggunaan aset, dalam catatan atas laporan keuangan.
3)Klasifikasi Aset Neto Terikat atau Tidak Terikat
Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing kelompok aset neto berdasarkan
pada ada atau tidaknya pembatasan oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan
pembayaran kembali, yaitu: terikat secara permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat.
Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanen atau temporer diungkapkan
dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan atau dalam catatan atas
laporan keuangan.
Pembatasan permanen terhadap aset, seperti tanah atau karya seni, yang diberikan untuk tujuan
tertentu, untuk dirawat dan tidak untuk dijual; atau aset yang diberikan untuk investasi yang
mendatangkan pendapatan secara permanen dapat disajikan sebagai unsur terpisah dalam
kelompok aset neto yang penggunaannya dibatasi secara permanen atau disajikan dalam catatan
Universitas Indonesia
5
atas laporan keuangan. Pembatasan permanen kelompok kedua tersebut berasal dari hibah atau
wakaf dan warisan yang menjadi dana abadi.
Pembatasan temporer terhadap sumber daya berupa aktivitas operasi tertentu; investasi untuk
jangka waktu tertentu; penggunaan selama periode tertentu dimasa depan; atau pemerolehan
asset tetap; dapat disajikan sebagai unsur terpisah dalam kelompok aset neto yang
penggunaannyadibatasi secara temporer atau disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.
Pembatasan temporer oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali
dapatberbentuk pembatasan waktu atau pembatasan penggunaan, atau keduanya.
Aset neto tidak terikat umumnya meliputi pendapatan dari jasa, penjualan barang,
sumbangan, dan dividen atau hasil investasi, dikurangi beban untuk memperoleh pendapatan
tersebut. Batasan terhadap penggunaan aset neto tidak terikat dapat berasal sifat entitas nirlaba.
Informasi mengenai batasan tersebut umumnya disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.
B. Laporan Aktivitas
1)Tujuan Laporan Aktivitas
Tujuan utamanya adalah menyediakan informasi mengenai:
a) pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aset neto,
b) hubungan antar transaksi dan peristiwa lain,dan
c) bagaimana penggunaan sumber daya dalam berbagai pelaksanaan berbagai program atau
jasa.
Informasi pada laporan aktivitas yang digunakan bersama dengan pengungkapan informasi pada
laporan keuangan lainnnya, dapat membantu pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan
pembayaran kembali, anggota, kreditur, dan pihak lain untuk:
a) mengevaluasi kinerja dalam suatu periode;
b) menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan entitas nirlaba dalam memberikan jasa;
c) dan menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer.
Laporan aktivitas mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan dan menyajikan perubahan
jumlah aset neto selama suatu periode. Perubahan aset neto dalam laporan aktivitas tercermin
pada aset neto atau ekuitas dalam posisi keuangan.
2)Perubahan Kelompok Aset Neto
Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aset neto terikat permanen, terikat temporer, dan
tidak terikat dalam satu periode.
3)Klasifikasi pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian
Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aset neto tidak terikat, kecuali jika
penggunaannya dibatasi oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran
kembali, dan menyajikan beban sebagai pengurang aset neto tidak terikat.
Sumber daya disajikan sebagai penambah aset neto tidak terikat, terikat permanen, atau terikat
temporer, bergantung pada ada tidaknya pembatasan. Dalam hal sumber daya terikat yang
pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat disajikan sebagai sumber
dayatidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan
akuntansi.
Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aset lain
(atau liabilitas) sebagai penambah atau pengurang aset neto tidak terikat, kecuali jika
penggunaannya dibatasi.
Klasifikasi pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian dalam kelompok aset neto tidak menutup
peluang adanya klasifikasi tambahan dalam laporan aktivitas. Misalnya, entitas nirlaba dapat
mengklasifikasikan unsur-unsurnya menurut kelompok operasi atau nonoperasi, dapat
Universitas Indonesia
6
dibelanjakan atau tidak dapat dibelanjakan, telah direalisasi atau belum direalisasi, berulang atau
tidak berulang, atau dengan cara lain.
Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara bruto, kecuali diatur berbeda
oleh SAKlain atau SAK ETAP.
Laporan aktivitas menyajikan jumlah neto keuntungan dan kerugian yang berasal dari transaksi
insidential atau peristiwa lain yang berada di luar pengendalian entitas nirlaba dan manajemen.
Misalnya, keuntungan atau kerugian penjualan tanah dan gedung yang tidak digunakan lagi.
4)Informasi pemberian jasa
Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan menyajikan informasi mengenai beban
menurut klasifikais fungsional, seperti menurut kelompok program jasa utama dan aktivitas
pendukung.
Klasifikasi secara fungsional bermanfaat untuk membantu pemberi sumber daya yang tidak
mengharapkan pembayaran kembali, anggota, kreditur, dan pihak lain dalam menilai pemberian
jasa dan penggunaan sumber daya. Di samping penyajian klasifikasi beban secara fungsional,
entitas nirlaba dianjurkan untuk menyajikan informasi tambahan mengenai beban menurut
sifatnya. misalnya gaji, sewa listrik, bunga dan penyusutan.
Program pemberian jasa merupakan aktivitas untuk menyediakan barang dan jasa kepada
penerima manfaat, pelanggan atau anggota dalam rangka mencapai tujuan atau misi entitas
nirlaba. Pemberian jasa tersebut merupakan tujuan dan hasil utama yang dilaksanakan melalui
berbagai program utama.
Aktivitas pendukung meliputi semua aktivitas selain program pemberian jasa. Pada umumnya
aktivitas pendukung meliputi aktivitas manajemen dan umum, pencarian dana danpengembangan
anggota. Aktivitas manajemen dan umum meliputi pengawasan, manajemen bisnis, pembukuan,
penganggaran, pendanaan dan aktivitas administrasi lain serta semua aktivitas manajemen dan
adminstrasi kecuali program pemberian jasa atau pencarian dana.
Aktivitas pencarian dana meliputi publikasi dan dan kampanye pencarian dana, pengadaan daftar
alamat pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, pelaksanaan acara
khusus pencarian dana, pembuatan dan penyebaran manual, petunjuk dan bahan lain dan
pelaksanaan aktivitas lain dalam rangka pencarian dana dari individu, yayasan, pemerintah dan
lain-lain. Aktivitas pengembangan anggota meliputi pencarian anggota baru dan pengumpulan
iuran anggota, hubungan dan aktivitas sejenis.
3.Laporan Arus Kas
1) Tujuan
Tujuan utama laporan arus kas adalah menyediakan informasi mengenai penerimaan dan
pengeluaran kas dalam suatu periode.
2)Klasifikasi Penerimaan dan Pengeluaran Kas
Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK 2: Laporan Arus Kas atau SAK ETAP Bab 7 dengan
tambahan sebagai berikut:
a) aktivitas pendanaan
(1) penerimaan kas dari pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali
yang penggunaanya dibatasi dalam jangka panjang
(2) penerimaan kas dari peberi sumber daya dan penghasilan onvestasi yang penggunaannya
dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan pemeliharaan aset tetap atau peningkatan dana
abadi
(3) bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya dalam jangka panjang
b)Pengungkapan informasi mengenai aktivitas dan epndanaan non kas, misalnya sumbangan
berupa bangunan atau aset investasi
Universitas Indonesia
7
II.
No
Elemen
1. Unsur-unsur
Laporan
Keuangan
2. Neraca
4. Laporan
perubahan ekuitas
6. Catatan
atas
laporan keuangan
7. Laporan keuangan
konsolidasian dan
laporan keuangan
tersendiri
8. Kebijakan
akuntansi
Neraca
Laporan laba rugi
Laporan perubahan ekuitas
Laporan arus kas
Catatan
atas
laporan
keuangan
(terdapat perbedaan nama
unsur-unsur
laporan
keuangan)
Pos minimal yang disajikan
lebih sedikit
Pengungkapan
lebih
sederhana
Laba rugi
Pos minimal lebih sedikit
Pos minimal lebih sedikit
Tidak
ada
pengungkapan
distribusi dividen
Laporan perubahan ekuitas
dan
saldo
laba
dapat
menggantikan laporan laba
rugi dan laporan perubahan
ekuitas
Arus kas operasi disajikan
dengan metode tidak langsung
Arus kas bunga & dividen,
pajak
penghasilan,
dan
transaksi nonkas
Tidak ada penyajian kas yang
dibatasi
Kebijakan akuntansi
Sumber
ketidakpastian
Tidak
menyusun
laporan
keuangan konsolidasian
estimasi
Universitas Indonesia
8
No
Elemen
9. Instrumen
Keuangan
13. Investasi
pada
entitas anak
15. Aset
berwujud
tidak
Sama
Sama
Tidak ada
Sama
Metode biaya
Aset tetap
o Model biaya
o Model revaluasi
Berasal
dari
internal
dan
eksternal
Umur manfaat terbatas dan tidak
terbatas
Goodwill
Model biaya dan model revaluasi
Perjanjian sewa dan perjanjian
mengandung sewa
Klasifikasi sewa: indikator dan
16. Sewa
11. Investasi
pada
entitas asosiasi
12. Investasi
pada
joint venture
10. Persediaan
dan praktik
Dampak penerapan PSAK yang
akan berlaku
SAK ETAP
Aset tetap
o Model biaya (revaluasi
harus mendapat ijin
pemerintah)
Berasal dari eksternal
Umur manfaat terbatas
Tidak ada goodwill
Model biaya
Perjanjian sewa
Klasifikasi sewa: indikator yang
tidak perlu judgment:
Universitas Indonesia
9
No
Elemen
SAK ETAP
situasi
yang
memerlukan
judgment.
Sewa
modal
jika
terjadi
perpindahan risiko dan manfaat
o
o
o
o
o
17. Kewajiban
diestimasi
(provisi),
aset
kontijensi
dan
kewajiban
kontijensi
18. Biaya pinjaman
19. Penurunan nilai
Dikapitalisasi
22. Mata
uang
pelaporan
23. Transaksi valas
Dibebankan
Instrumen
loss
incurred
Konsep
pajak
tangguhan
(deferred tax concept)
Laba fiskal dan laba akuntansi
Aset
dan
liabilitas
pajak
tangguhan
Rupiah atau mata uang asing
pengalihan aset
opsi beli
min
75%
umur
ekonomis
min 90% nilai wajar
aset bersifat khusus
keuangan:
Universitas Indonesia
10
III.
Bab
Ruang Lingkup
16
17
Sewa
18
Neraca
19
Ekuitas
20
Pendapatan
21
Biaya Pinjaman
22
23
Imbalan Kerja
24
Pajak Penghasilan
10
25
11
Persediaan
26
12
27
13
28
14
Propoerti Investasi
29
Pengungkapan
Pihak-pihak
Mempunyai Hubungan Istimewa
Ketentuan Transisi
15
Aset Tetap
30
Tanggal Efektif
yang
SAK ETAP dimaksudkan untuk digunakan oleh Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP), yaitu
entitas yang:
Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal. Contoh
pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan
usaha, kreditur dan lembaga pemeringkat kredit
Universitas Indonesia
11
Menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat,
seperti bank, entitas asuransi,pialang dan atau pedagang efek, dana pensiun, reksa
dana dan bank investasi.
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan SAK ETAP jika otoritas
berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan SAK ETAP. Contoh: Bank Perkreditan
Rakyat (BPR)
kewajiban diestimasi
j)
ekuitas.
SAK ETAP tidak menentukan format atau urutan terhadap pos-pos yang disajikan.
Klasifikasi Aset dan Kewajiban
Entitas harus menyajikan aset lancar dan aset tidak lancar, kewajiban jangka pendek dan kewajiban
jangka panjang sebagai suatu klasifikasi yang terpisah dalam neraca kecuali jika penyajian berdasarkan
likuiditas memberikan informasi yang andal dan lebih relevan. Jika pengecualian tersebut diterapkan
maka semua aset dan kewajiban harus disajikan berdasarkan likuiditasnya.
Universitas Indonesia
12
Aset Lancar
diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan, dalam jangka
waktu siklus operasi normal entitas;
diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir periode
pelaporan; atau
berupa kas atau setara kas, kecuali jika dibatasi penggunaannya dari pertukaran atau
digunakan untuk menyelesaikan kewajiban setidaknya 12 bulan setelah akhir periode
pelaporan.
diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi entitas;
entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian kewajiban
setidaknya 12 bulan setelah akhir periode pelaporan.
Jumlah piutang usaha, piutang dari pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa, pelunasan
dipercepat dan jumlah lainnya;
Rincian persediaan
Modal disetor
Saldo laba
Universitas Indonesia
13
Menyajikan laporan laba rugi suatu periode tertentu yang menunjukan kinerja keuangan selama
periode tersebut
Minimal mencakup pos-pos sebagai berikut:
pendapatan
beban keuangan
bagian laba atau rugi investasi yang menggunakan metode ekuitas
beban pajak
laba atau rugi neto
Entitas tidak boleh menyajikan atau mengungkapkan pos pendapatan dan beban sebagai pos
luar biasa, baik dalam laporan laba rugi maupun dalam catatan atas laporan keuangan
Menyajikan laba atau rugi entitas untuk suatu periode, pos pendapatan dan beban yang diakui
secara langsung dalam ekuitas untuk periode tersebut, pengaruh perubahan kebijakan akuntansi
dan koreksi kesalahan yang diakui dalam periode tersebut dan jumlah investasi oleh dan dividen
dan distribusi lain ke, pemilik ekuitas selama periode tersebut
Menyajikan laporan perubahan ekuitas yang menunjukkan:
Laba rugi tahun berjalan
Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas
Pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan
Rekonsiliasi jumlah tercatat awal dan akhir periode dari komponen ekuitas
Menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas yang menunjukkan secara
terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode dari aktivitas operasi, aktivitas investasi
dan aktivitas pendanaan.
Klasifikasi
Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan dan aktivitas lain yang
bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta investasi
lain yang tidak termasuk setara kas
Bunga dan dividen harus diungkap secara terpisah secara konsisten sebagai aktivitas operasi,
investasi atau pendanaan.
Pajak penghasilan diungkapkan terpisah sebagai aktivitas operasi kecuali dapat secara spesifik
diidentifikasi sebagai aktivitas investasi atau pendanaan.
Transaksi non kas tidak dapat disajikan dalam laporan arus kas.
Universitas Indonesia
14
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi
tertentu, mengungkapkan informasi yang disyaratkan dalam SAK ETAP tetapi tidak disajikan
dalam laporan keuangan, memberikan informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan
keuangan tetapi relevan untuk memahami laporan keuangan
Urutan penyajian catatan atas laporan keuangan adalah sebagai berikut.
Pernyataan kepatuhan sesuai SAK ETAP
Ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan
Informasi yang mendukung pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan, sesuai
dengan urutan penyajian dalam laporan keuangan
Pengungkapan lain
Universitas Indonesia