Anda di halaman 1dari 18

PELAPORAN KEUANGAN

ETAP DAN NIRLABA


MAKALAH ANALISIS KASUS
MATA KULIAH
PELAPORAN KORPORAT

Disusun Oleh Kelompok 2:


1. Nirwana Puri (1406524732)
2. Ratna Sari (1406590583)
3. Sagita Fajarahayu (1406524745)

UNIVERSITAS INDONESIA

PELAPORAN KORPORAT

TUGAS KELOMPOK
MAKALAH ANALISIS KASUS
PERTEMUAN 3: PELAPORAN KEUANGAN ETAP DAN NIRLABA

NIRWANA PURI (1406524732)


RATNA SARI (1406590583)
SAGITA FAJARAHAYU (1406524745)

PROGRAM PROFESI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS INDONESIA
SALEMBA
MARET 2015

STATEMENT OF AUTHORSHIP

Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah terlampir adalah murni hasil
pekerjaan saya sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya gunakan tanpa menyebutkan
sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah pada mata ajaran
lain kecuali saya menyatakan dengan jelas bahwa saya menggunakannya.
Saya memahami bahwa tugas yang saya kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.
_________________________________________________________________________________
Nama

: Nirwana Puri

NPM

: 1406524732

Tandatangan

Nama

: Ratna Sari

NPM

: 1406590583

Tandatangan

Nama

: Sagita Fajarahayu

NPM

: 1406524745

Tandatangan

Mata Ajaran

: Pelaporan Korporat

Judul Makalah

: Pertemuan 3: Pelaporan Keuangan ETAP Dan Nirlaba

Tanggal

: 10 Maret 2015

Dosen

: Elisabeth Imelda, M.Ak.

Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

Statement of Authorship ......................................................................................................................... i


Daftar Isi .................................................................................................................................................ii

Pelaporan Keuangan ETAP dan Nirlaba.............................................................................................1


Perbedaan Standar Akuntansi Untuk ETAP Dengan IFRS....................................................................7
Penerapan Standar Akuntansi Untuk ETAP.........................................................................................10

LAMPIRAN
Lampiran A. Contoh Laporan Keuangan Berdasarkan ETAP Beserta Opini Audit
Lampiran B. Contoh Laporan Keuangan Berdasarkan PSAK 45 Beserta Opini Audit

ii

Universitas Indonesia

I.
1.1

PELAPORAN KEUANGAN ETAP DAN NIRLABA

Latar Belakang Pelaporan Keuangan ETAP


Standar Akuntansi untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) disahkan oleh Dewan
Standar Akuntansi Keuangan IAI dan diterbitkan pada bulan Juli 2009. SAK ETAP ini berlaku
secara efektif untuk penyusunan laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011
dan penerapan dini diperkenankan.
Standar Akuntansi yang berbasis IFRS (SAK Umum) ditujukan bagi entitas yang mempunyai
tanggung jawab publik signifikan dan entitas yang banyak melakukan kegiatan lintas negara. SAK
umum tersebut rumit untuk dipahami serta diterapkan oleh sebagian besar entitas usaha di
Indonesia yang berskala kecil dan menengah. Dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan
banyak kemudahan untuk suatu entitas dibandingkan dengan SAK Umum yang ketentuan
pelaporannya lebih kompleks.
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP, maka standar ini dimaksudkan untuk digunakan oleh
entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas
yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan
umum bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat
langsung dalam pengelola usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.
Namun, entitas yang mempunyai tanggung jawab publik signifikan dapat juga menggunakan SAK
ETAP apabila diizinkan oleh regulator. Contohnya adalah Bank Perkreditan Rakyat yang telah
diizinkan oleh Bank Indonesia menggunakan SAK ETAP mulai 1 Januari 2010 sesuai dengan SE
No. 11/37/DKBU tanggal 31 Desember 2009.
SAK ETAP diterbitkan sebagai solusi dari beberapa masalah berikut:

PSAK-IFRS based sulit diterapkan bagi perusahaan menengah dan kecil mengingat
ketentuan fair value memerlukan biaya yang tidak murah
PSAK-IFRS rumit dalam implementasinya misal seperti PSAK 50 dan PSAK 55 meskipun
sudah disahkan tahun 2006 namun tertunda dalam implementasinya bahkan sampai tahun
2010 telah keluar lagi revisi dari PSAK 50 ini
PSAK-IFRS menggunakan principle based sehingga membutuhkan banyak professional
judgement
PSAK-IFRS memerlukan dokumentasi dan IT yang kuat

Dengan diterbitkannya SAK ETAP diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut

SAK ETAP membuat perusahaan kecil, menengah, mampu untuk menyusun laporan
keuangannya sendiri, dapat diaudit dan mendapatkan opini audit sehingga dapat
menggunakan laporan keuangannya untuk mendapatkan dana (misalnya dari Bank) untuk
pengembangan usaha.

Lebih sederhana dibandingkan dengan PSAK-IFRS sehingga lebih mudah dalam


implementasinya

Tetap memberikan informasi yang handal dalam penyajian laporan keuangan.

Universitas Indonesia

2
1.2 Latar Belakang Pelaporan Keuangan Nirlaba
1.2.1 Pendahuluan
Karakterisitik entitas nirlaba berbeda dengan entitas bisnis. Perbedaan utama yang mendasar
terletak pada cara entitas nirlaba memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan
berbagai aktivitas operasinya. Entitas nirlaba memperoleh sumber daya atau manfaat ekonomi
yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan. Sebagai akibat dari karakteristik
tersebut, dalam entitas nirlaba timbul transaksi tertentu yang jarang atau bahkan tidak pernah
terjadi dalam entitas bisnis, misalnya penerimaan sumbangan. Namun demikian, dalam praktik
entitas nirlaba sering tampil dalam berbagai bentuk, sehingga sering kali sulit dibedakan dengan
entitas bisnis pada umumnya. Pada beberapa bentuk entitas nirlaba, meskipun tidak ada
kepemilikan, entitas nirlaba tersebut mendanai kebutuhan modalnya dari utang dan kebutuhan
operasinya dari pendapatan atas jasa yang diberikan kepada publik. Akibatnya, pengukuran
jumlah, saat, dan kepastian arus kas masuk menjadi ukuran kinerja penting bagI pengguna
laporan keuangan, seperti kreditur dan pemasok dana lain. Entitas tersebut memiliki karakteristik
yang tidak jauh berbeda dengan entitas bisnis pada umumnya.
Pengguna laporan keuangan memiliki kepentingan bersama yang tidak berbeda dengan entitas
bisnis, yaitu untuk menilai:
1. Jasa yang diberikan oleh entitas nirlaba dan kemampuannya untuk terus memberikan jasa
tersebut;
2. Cara manajer melaksanakan tanggung jawab dan aspek kinerjanya.
Kemampuan entitas nirlaba untuk memberikan jasa dikomunikasikan melalui laporan posisi
keuangan yang menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas, aset neto, dan informasi
mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut. Laporan ini menyajikan secara terpisah asset
neto baik yang terikat maupun yang tidak terikat penggunaannya. Pertanggungjawaban manajer
mengenai kemampuannya mengelola sumber daya entitas nirlaba yang diterima dari para pemberi
sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali disajikan melalui laporan aktivitas
dan laporan arus kas. Laporan aktivitas menyajikan informasi mengenai perubahanyang terjadi
dalam kelompok aset neto.
1.2.2 Tujuan
PSAK 45 bertujuan untuk mengatur pelaporan keuangan entitas nirlaba. Dengan adanya pedoman
pelaporan, diharapkan laporan keuangan entitas nirlaba dapat lebih mudah dipahami, memiliki
relevansi, dan memiliki daya banding yang tinggi.
1.2.3 Ruang Lingkup
PSAK 45 berlaku bagi laporan keuangan yang disajikan oleh entitas nirlaba yang memenuhi
karakteristik sebagai berikut:
a. Sumber daya entitas nirlaba berasal dari pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan
pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang
diberikan.
b. Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan jika entitas nirlaba
menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak dibagikan kepada pendiri atau pemilik entitas nirlaba
tersebut.
c. Tidak ada kepemilikan seperti umumnya pada entitas bisnis, dalam arti bahwa kepemilikan
dalam entitas nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut
tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas nirlaba pada saat likuidasi atau
pembubaran entitas nirlaba.

Universitas Indonesia

3
PSAK 45 dapat diterapkan oleh lembaga pemerintah dan unit sejenis lain sepanjang tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Laporan keuangan untuk entitas nirlaba terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan aktiitas,
laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut berbeda
dengan laporan keuangan untuk entitas bisnis pada umumnya
PSAK 45 menetapkan informasi dasar tertentu yang disajikan dalam laporan keuangan entitas
nirlaba. Pengaturan yang tidak diatur dalam Pernyataan ini mengacu pada SAK atau SAK ETAP
untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan.
1.2.4 Definisi
Berikut ini adalah pengertian istilah yang digunakan dalam PSAK 45:
a. Pembatasan permanen adalah pembatasan penggunaan sumber daya yang ditetapkan oleh
pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali agar sumber daya
tersebut dipertahankan secara permanen, tetapi entitas nirlaba diizinkan untuk menggunakan
sebagian atau semua penghasilan atau manfaat ekonomi lain yang berasal dari sumber daya
tersebut.
b. Pembatasan temporer adalah pembatasan penggunaan sumber daya oleh pemberi sumber
daya tidak mengharapkan pembayaran kembali yang menetapkan agar sumber daya tersebut
dipertahankan sampai dengan periode tertentu atau sampai dengan terpenuhinya keadaan
tertentu.
c. Sumber daya terikat adalah sumber daya yang penggunaannya dibatasi untuk tujuan tertentu
oleh pemberi sumber daya yang tidak mengaharapkan pembayara kembali. Pembatasan
tersebut dapat bersifat permanen atau temporer.
d. Sumber daya tidak terikat adalah sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi untuk tujuan
tertentu oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali.
1.2.5 Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan utama laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang relevan untuk memenuhi
kepentingan pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, anggota,
kreditur, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi entitas nirlaba.
Pihak pengguna laporan keuangan memiliki kepentingan bersama dalam rangka menilai:
a. Jasa yang diberikan oleh entitas nirlaba dan kemampuannya untuk terus memberikan jasa
tersebut;
b. Cara manajer melaksanakan tanggung jawab dan aspek lain dari kinerjanya. Secara rinci,
tujuan laporan keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan, adalah untuk menyajikan
informasi mengenai:
Jumlah dan sifat aset, liabilitas, dan aset neto entitas nirlaba;

Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah nilai dan sifat aset neto;
Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam satu periode dan
hubungan antar keduanya;
Cara entitas nirlaba mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh pinjaman
dan melunasi pinjaman, dan faktor lain yang berpengaruh terhadap likuiditasnya;
Usaha jasa entitas nirlaba. Setiap laporan keuangan menyediakan informasi yang
berbeda, dan informasi dalam laporan keuangan biasanya melengkapi informasi
dalam laporan keuangan yang lain.

Universitas Indonesia

4
1.2.6 Laporan Keuangan Entitas Nirlaba
Laporan keuangan entitas nirlaba meliputi laporan posisi keuangan pada akhir periode laporan,
laporan aktivitas dan laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan, dan catatan atas laporan
keuangan.
a. Laporan Posisi Keuangan
1) Tujuan Laporan Posisi Keuangan
Tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas,
dan aset neto serta informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada waktu
tertentu. Informasi dalam laporan posisi keuangan yang digunakan bersama pengungkapan, dan
informasi dalam laporan keuangan lain dapat membantu pemberi sumber daya yang tidak
mengharapkan pembayaran kembali, anggota, kreditur, dan pihak lain untuk menilai:
a) Kemampuan entitas nirlaba untuk memberikan jasa secara berkelanjutan; dan
b) Likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, dan kebutuhan
pendanaan eksternal. Laporan posisi keuangan mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan dan
menyajikan totalaset, liabilitas, dan aset neto.
2) Klasifikasi Aset dan Liabilitas
Laporan posisi keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan, menyediakan informasi yang
relevan mengenai likuiditas, fleksibilitas keuangan, dan hubungan antara aset dan liabilitas.
Informasi tersebut umumnya disajikan dengan pengumpulan aset dan liabilitas yang memiliki
karakteristik serupa dalam suatu kelompok yang relatif homogen. Sebagai contoh, entitas nirlaba
biasanya melaporkan masing-masing unsur aset dalam kelompok yang homogen, seperti:
a) Kas dan setara kas;
b) Piutang pasien, pelajar, anggota, dan penerima jasa yang lain;
c) Persediaan;
d) Sewa, asuransi, dan jasa lain yang dibayar di muka;
e) Instrumen keuangan dan investasi jangka panjang;
f) Tanah, gedung, peralatan, serta aset tetap lain yang digunakan untuk menghasilkan barang
dan jasa.
Kas atau aset lain yang dibatasi penggunaannya oleh pemberi sumber daya yang tidak
mengharapkan pembayaran kembali disajikan terpisah dari kas atau aset lain yang tidak terikat
penggunaannya. Informasi likuditas diberikan dengan cara sebagai berikut:
a) Menyajikan aset berdasarkan urutan likuiditas, dan liabilitas berdasarkan tanggal jatuh
tempo;
b) Mengelompokkan aset ke dalam kelompok lancar dan tidak lancar, dan liabilitas ke dalam
kelompok jangka pendek dan jangka panjang;
c) Mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aset atau saat jatuh tempo liabilitas,
termasuk pembatasan penggunaan aset, dalam catatan atas laporan keuangan.
3)Klasifikasi Aset Neto Terikat atau Tidak Terikat
Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing kelompok aset neto berdasarkan
pada ada atau tidaknya pembatasan oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan
pembayaran kembali, yaitu: terikat secara permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat.
Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanen atau temporer diungkapkan
dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan atau dalam catatan atas
laporan keuangan.
Pembatasan permanen terhadap aset, seperti tanah atau karya seni, yang diberikan untuk tujuan
tertentu, untuk dirawat dan tidak untuk dijual; atau aset yang diberikan untuk investasi yang
mendatangkan pendapatan secara permanen dapat disajikan sebagai unsur terpisah dalam
kelompok aset neto yang penggunaannya dibatasi secara permanen atau disajikan dalam catatan

Universitas Indonesia

5
atas laporan keuangan. Pembatasan permanen kelompok kedua tersebut berasal dari hibah atau
wakaf dan warisan yang menjadi dana abadi.
Pembatasan temporer terhadap sumber daya berupa aktivitas operasi tertentu; investasi untuk
jangka waktu tertentu; penggunaan selama periode tertentu dimasa depan; atau pemerolehan
asset tetap; dapat disajikan sebagai unsur terpisah dalam kelompok aset neto yang
penggunaannyadibatasi secara temporer atau disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.
Pembatasan temporer oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali
dapatberbentuk pembatasan waktu atau pembatasan penggunaan, atau keduanya.
Aset neto tidak terikat umumnya meliputi pendapatan dari jasa, penjualan barang,
sumbangan, dan dividen atau hasil investasi, dikurangi beban untuk memperoleh pendapatan
tersebut. Batasan terhadap penggunaan aset neto tidak terikat dapat berasal sifat entitas nirlaba.
Informasi mengenai batasan tersebut umumnya disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.
B. Laporan Aktivitas
1)Tujuan Laporan Aktivitas
Tujuan utamanya adalah menyediakan informasi mengenai:
a) pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aset neto,
b) hubungan antar transaksi dan peristiwa lain,dan
c) bagaimana penggunaan sumber daya dalam berbagai pelaksanaan berbagai program atau
jasa.
Informasi pada laporan aktivitas yang digunakan bersama dengan pengungkapan informasi pada
laporan keuangan lainnnya, dapat membantu pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan
pembayaran kembali, anggota, kreditur, dan pihak lain untuk:
a) mengevaluasi kinerja dalam suatu periode;
b) menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan entitas nirlaba dalam memberikan jasa;
c) dan menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer.
Laporan aktivitas mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan dan menyajikan perubahan
jumlah aset neto selama suatu periode. Perubahan aset neto dalam laporan aktivitas tercermin
pada aset neto atau ekuitas dalam posisi keuangan.
2)Perubahan Kelompok Aset Neto
Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aset neto terikat permanen, terikat temporer, dan
tidak terikat dalam satu periode.
3)Klasifikasi pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian
Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aset neto tidak terikat, kecuali jika
penggunaannya dibatasi oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran
kembali, dan menyajikan beban sebagai pengurang aset neto tidak terikat.
Sumber daya disajikan sebagai penambah aset neto tidak terikat, terikat permanen, atau terikat
temporer, bergantung pada ada tidaknya pembatasan. Dalam hal sumber daya terikat yang
pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat disajikan sebagai sumber
dayatidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan
akuntansi.
Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aset lain
(atau liabilitas) sebagai penambah atau pengurang aset neto tidak terikat, kecuali jika
penggunaannya dibatasi.
Klasifikasi pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian dalam kelompok aset neto tidak menutup
peluang adanya klasifikasi tambahan dalam laporan aktivitas. Misalnya, entitas nirlaba dapat
mengklasifikasikan unsur-unsurnya menurut kelompok operasi atau nonoperasi, dapat

Universitas Indonesia

6
dibelanjakan atau tidak dapat dibelanjakan, telah direalisasi atau belum direalisasi, berulang atau
tidak berulang, atau dengan cara lain.
Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara bruto, kecuali diatur berbeda
oleh SAKlain atau SAK ETAP.
Laporan aktivitas menyajikan jumlah neto keuntungan dan kerugian yang berasal dari transaksi
insidential atau peristiwa lain yang berada di luar pengendalian entitas nirlaba dan manajemen.
Misalnya, keuntungan atau kerugian penjualan tanah dan gedung yang tidak digunakan lagi.
4)Informasi pemberian jasa
Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan menyajikan informasi mengenai beban
menurut klasifikais fungsional, seperti menurut kelompok program jasa utama dan aktivitas
pendukung.
Klasifikasi secara fungsional bermanfaat untuk membantu pemberi sumber daya yang tidak
mengharapkan pembayaran kembali, anggota, kreditur, dan pihak lain dalam menilai pemberian
jasa dan penggunaan sumber daya. Di samping penyajian klasifikasi beban secara fungsional,
entitas nirlaba dianjurkan untuk menyajikan informasi tambahan mengenai beban menurut
sifatnya. misalnya gaji, sewa listrik, bunga dan penyusutan.
Program pemberian jasa merupakan aktivitas untuk menyediakan barang dan jasa kepada
penerima manfaat, pelanggan atau anggota dalam rangka mencapai tujuan atau misi entitas
nirlaba. Pemberian jasa tersebut merupakan tujuan dan hasil utama yang dilaksanakan melalui
berbagai program utama.
Aktivitas pendukung meliputi semua aktivitas selain program pemberian jasa. Pada umumnya
aktivitas pendukung meliputi aktivitas manajemen dan umum, pencarian dana danpengembangan
anggota. Aktivitas manajemen dan umum meliputi pengawasan, manajemen bisnis, pembukuan,
penganggaran, pendanaan dan aktivitas administrasi lain serta semua aktivitas manajemen dan
adminstrasi kecuali program pemberian jasa atau pencarian dana.
Aktivitas pencarian dana meliputi publikasi dan dan kampanye pencarian dana, pengadaan daftar
alamat pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, pelaksanaan acara
khusus pencarian dana, pembuatan dan penyebaran manual, petunjuk dan bahan lain dan
pelaksanaan aktivitas lain dalam rangka pencarian dana dari individu, yayasan, pemerintah dan
lain-lain. Aktivitas pengembangan anggota meliputi pencarian anggota baru dan pengumpulan
iuran anggota, hubungan dan aktivitas sejenis.
3.Laporan Arus Kas
1) Tujuan
Tujuan utama laporan arus kas adalah menyediakan informasi mengenai penerimaan dan
pengeluaran kas dalam suatu periode.
2)Klasifikasi Penerimaan dan Pengeluaran Kas
Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK 2: Laporan Arus Kas atau SAK ETAP Bab 7 dengan
tambahan sebagai berikut:
a) aktivitas pendanaan
(1) penerimaan kas dari pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali
yang penggunaanya dibatasi dalam jangka panjang
(2) penerimaan kas dari peberi sumber daya dan penghasilan onvestasi yang penggunaannya
dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan pemeliharaan aset tetap atau peningkatan dana
abadi
(3) bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya dalam jangka panjang
b)Pengungkapan informasi mengenai aktivitas dan epndanaan non kas, misalnya sumbangan
berupa bangunan atau aset investasi

Universitas Indonesia

7
II.
No

Elemen

PERBEDAAN STANDAR AKUNTANSI UNTUK ETAP DENGAN IFRS


SAK berbasis IFRS
SAK ETAP

1. Unsur-unsur
Laporan
Keuangan

Laporan posisi keuangan


Laporan laba rugi komprehensif
Laporan perubahan ekuitas
Laporan arus kas
Catatan atas laporan keuangan

2. Neraca

Pos minimal yang disajikan


banyak
Pengungkapan banyak

Laba rugi dan pendapatan


komprehensif lain
Pos minimal banyak
Pos minimal banyak
Pengungkapan distribusi dividen
dan dividen per saham
Tidak diperkenankan penyajian
alternatif

Arus kas operasi disajikan


dengan metode langsung atau
tidak langsung
Arus kas valas, bunga dan
dividen,
pajak
penghasilan,
investasi pada entitas anak,
ventura bersama & entitas
asosiasi, perubahan kepemilikan,
dan transaksi nonkas
Kas yang dibatasi
Kebijakan akuntansi
Sumber estimasi ketidakpastian
Modal
Dividen dan informasi umum
entitas
Pengaturan dalam PSAK 4

Pemilihan kebijakan akuntansi


PSAK serupa
Conceptual framework
Other pronouncements, literatur

3. Laporan laba rugi

4. Laporan
perubahan ekuitas

5. Laporan arus kas

6. Catatan
atas
laporan keuangan

7. Laporan keuangan
konsolidasian dan
laporan keuangan
tersendiri
8. Kebijakan
akuntansi

Neraca
Laporan laba rugi
Laporan perubahan ekuitas
Laporan arus kas
Catatan
atas
laporan
keuangan
(terdapat perbedaan nama
unsur-unsur
laporan
keuangan)
Pos minimal yang disajikan
lebih sedikit
Pengungkapan
lebih
sederhana
Laba rugi
Pos minimal lebih sedikit
Pos minimal lebih sedikit
Tidak
ada
pengungkapan
distribusi dividen
Laporan perubahan ekuitas
dan
saldo
laba
dapat
menggantikan laporan laba
rugi dan laporan perubahan
ekuitas
Arus kas operasi disajikan
dengan metode tidak langsung
Arus kas bunga & dividen,
pajak
penghasilan,
dan
transaksi nonkas
Tidak ada penyajian kas yang
dibatasi

Kebijakan akuntansi
Sumber
ketidakpastian

Tidak
menyusun
laporan
keuangan konsolidasian

Pemilihan kebijakan akuntansi


Bagian SAK serupa
Conceptual framework
Other
pronouncements,

estimasi

Universitas Indonesia

8
No

Elemen

SAK berbasis IFRS

9. Instrumen
Keuangan

13. Investasi
pada
entitas anak

15. Aset
berwujud

tidak

Sama

Sama
Tidak ada

Sama
Metode biaya

Pengendalian bersama operasi


Pengendalian bersama aset
Pengendalian bersama entitas
o Metode
ekuitas
atau
proporsional konsolidasi
Pengendalian, termasuk entitas
bertujuan khusus
Metode ekuitas dan
harus
dikonsolidasikan
Properti investasi
o Model biaya
o Model nilai wajar

Pengendalian bersama operasi


Pengendalian bersama aset
Pengendalian bersama entitas
o Metode biaya

Pengendalian, tidak mengatur


entitas bertujuan khusus
Metode ekuitas dan tidak
dikonsolidasikan
Properti investasi
o Model biaya

Aset tetap
o Model biaya
o Model revaluasi

Berasal
dari
internal
dan
eksternal
Umur manfaat terbatas dan tidak
terbatas
Goodwill
Model biaya dan model revaluasi
Perjanjian sewa dan perjanjian
mengandung sewa
Klasifikasi sewa: indikator dan

16. Sewa

14. Properti investasi


dan aset tetap

Terdapat pengaturannya dalam


PSAK 50/55
o Diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi
o Tersedia untuk dijual
o Dimiliki
hingga
jatuh
tempo
o Pinjaman yang diberikan
dan piutang
Maksud dan kemampuan
Biaya perolehan atau nilai
realisasi neto (mana lebih rendah)
FIFO dan rata-rata tertimbang
Persediaan
pialang-pedagang
komoditi menggunakan fair value
Persediaan pemberi jasa
Metode ekuitas

literatur dan praktik


Tidak ada

11. Investasi
pada
entitas asosiasi
12. Investasi
pada
joint venture

Efek yang diperdagangkan


(marketable securities
o Diperdagangkan
o Tersedia untuk dijual
o Dimiliki hingga jatuh
tempo
Maksud

10. Persediaan

dan praktik
Dampak penerapan PSAK yang
akan berlaku

SAK ETAP

Aset tetap
o Model biaya (revaluasi
harus mendapat ijin
pemerintah)
Berasal dari eksternal
Umur manfaat terbatas
Tidak ada goodwill
Model biaya

Perjanjian sewa
Klasifikasi sewa: indikator yang
tidak perlu judgment:

Universitas Indonesia

9
No

Elemen

SAK berbasis IFRS

SAK ETAP

situasi
yang
memerlukan
judgment.
Sewa
modal
jika
terjadi
perpindahan risiko dan manfaat

o
o
o
o
o

17. Kewajiban
diestimasi
(provisi),
aset
kontijensi
dan
kewajiban
kontijensi
18. Biaya pinjaman
19. Penurunan nilai

Jual dan sewa-balik (sale and


leaseback)
Sewa dan sewa lanjut (lease and
sublease)
PSAK 57

Dikapitalisasi

22. Mata
uang
pelaporan
23. Transaksi valas

Hanya penggunaan istilah yang


berbeda,
SAK
ETAP
masih
menggunakan
istilah
kewajiban
diestimasi bukan provisi

Dibebankan

Instrumen
loss

incurred

Goodwill dan aset tidak berwujud


dengan umur manfaat tidak
terbatas
Persediaan
Aset lain

Imbalan kerja jangka pendek


Imbalan pasca kerja
Imbalan kerja jangka panjang
lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Imbalan berbasis saham

Konsep
pajak
tangguhan
(deferred tax concept)
Laba fiskal dan laba akuntansi
Aset
dan
liabilitas
pajak
tangguhan
Rupiah atau mata uang asing

Rupiah atau mata uang asing

Kurs tanggal transaksi

Kurs rata-rata bulanan (mingguan)

21. Pajak penghasilan

Tidak ada sale and leaseback


Tidak ada lease and sublease

20. Imbalan kerja

pengalihan aset
opsi beli
min
75%
umur
ekonomis
min 90% nilai wajar
aset bersifat khusus

keuangan:

Pinjaman yang diberikan dan


piutang: expected loss (aging
schedule)
Diamortisasi
Selisih nilai buku dan nilai
realisasi bersih
Selisih nilai buku dan nilai jual
dikurangi
dengan
biaya
menjual
Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan
pasca
kerja,
perhitungan lebih sederhana
Imbalan kerja jangka panjang
lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Tidak ada imbalan berbasis
saham
Konsep pajak terutang (tax
liability concept)
Laba fiskal
Utang pajak

Universitas Indonesia

10
III.

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI UNTUK ETAP

Isi dari SAK ETAP dapat dilihat pada tabel berikut.


Bab

Bab

Ruang Lingkup

16

Aset Tidak Berwujud

Konsep dan Prinsip Pervasif

17

Sewa

Penyajian Laporan Keuangan

18

Kewajiban Diestimasi dan Kontijensi

Neraca

19

Ekuitas

Laporan Laba Rugi

20

Pendapatan

Laporan Perubahan Ekuitas

21

Biaya Pinjaman

Laporan Arus Kas

22

Penurunan Nilai Aset

Catatan atas Laporan Keuangan

23

Imbalan Kerja

24

Pajak Penghasilan

10

Kebijakan Akuntansi, Perubahan Kebijakan


Akuntansi dan Koreksi Kesalahan
Investasi pada Efek Tertentu

25

Mata Uang Pelaporam

11

Persediaan

26

Transaksi dalam Mata Uang Asing

12

27

Peristiwa setalah Akhir Periode Pelaporan

13

Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas


Anak
Investasi pada Joint Venture

28

14

Propoerti Investasi

29

Pengungkapan
Pihak-pihak
Mempunyai Hubungan Istimewa
Ketentuan Transisi

15

Aset Tetap

30

Tanggal Efektif

yang

Ruang Lingkup SAK ETAP

SAK ETAP dimaksudkan untuk digunakan oleh Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP), yaitu
entitas yang:

Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan

Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal. Contoh
pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan
usaha, kreditur dan lembaga pemeringkat kredit

Entitas memiliki akuntabilitas publik signifikan apabila:

Telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau sedang dalam proses pengajuan


pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek
di pasar modal; atau

Universitas Indonesia

11

Menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat,
seperti bank, entitas asuransi,pialang dan atau pedagang efek, dana pensiun, reksa
dana dan bank investasi.

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan SAK ETAP jika otoritas
berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan SAK ETAP. Contoh: Bank Perkreditan
Rakyat (BPR)

Laporan Keuangan Lengkap suatu entitas meliputi:


a) Neraca;
b) Laporan Laba Rugi;
c) Laporan Perubahan Ekuitas yang juga menunjukkan:
i.
Seluruh perubahan dalam ekuitas
ii.
Perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan pemilik dalam
kapasitasnya sebagai pemilik;
d) Laporan Arus Kas; dan
e) Catatan Atas Laporan Keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang siginifikan dan
informasi penjelasan lainnya
NERACA
Neraca menyajikan aset, kewajiban dan ekuitas entitas pada suatu tanggal tertentu-akhir periode
pelaporan. Neraca minimal mencakup pos-pos berikut:
a) kas dan setara kas,
b) piutang usaha dan piutang lain-lain,
c) persediaan,
d) properti investasi,
e) aset tetap,
f)

aset tidak berwujud,

g) utang usaha dan utang lainnya,


h) aset dan kewajiban pajak,
i)

kewajiban diestimasi

j)

ekuitas.

SAK ETAP tidak menentukan format atau urutan terhadap pos-pos yang disajikan.
Klasifikasi Aset dan Kewajiban
Entitas harus menyajikan aset lancar dan aset tidak lancar, kewajiban jangka pendek dan kewajiban
jangka panjang sebagai suatu klasifikasi yang terpisah dalam neraca kecuali jika penyajian berdasarkan
likuiditas memberikan informasi yang andal dan lebih relevan. Jika pengecualian tersebut diterapkan
maka semua aset dan kewajiban harus disajikan berdasarkan likuiditasnya.

Universitas Indonesia

12
Aset Lancar

Entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar jika:

diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan, dalam jangka
waktu siklus operasi normal entitas;

dimiliki untuk diperdagangkan;

diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir periode
pelaporan; atau

berupa kas atau setara kas, kecuali jika dibatasi penggunaannya dari pertukaran atau
digunakan untuk menyelesaikan kewajiban setidaknya 12 bulan setelah akhir periode
pelaporan.

Aset lainnya diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar

Kewajiban Jangka Pendek

Entitas mengklasifikasikan kewajiban sebagai kewajiban jangka pendek jika:

diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi entitas;

dimiliki untuk diperdagangkan;

kewajiban akan diselesaikan dalamjangka waktu 12 bulan setelah akhir periode


pelaporan; atau

entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian kewajiban
setidaknya 12 bulan setelah akhir periode pelaporan.

Entitas mengklasifikasikan semua kewajiban lainnya sebagai kewajiban jangka panjang.

Informasi yang disajikan di neraca atau Catatan atas Laporan Keuangan

Kelompok aset tetap;

Jumlah piutang usaha, piutang dari pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa, pelunasan
dipercepat dan jumlah lainnya;

Rincian persediaan

Kewajiban imbalan kerja dan kewajiban diestimasi lainnya

Kelompok ekuitas seperti:

Modal disetor

Tambahan modal disetor

Saldo laba

Pendapatan dan beban yang langsung diakui ke ekuitas

Entitas yang berbentuk Perseroan Terbatas, juga mengungkapkan:


o
o
o
o
o

jumlah modal dasar


jumlah saham yang diterbitkan dan disetor penuh
nilai nominal saham
ikhtisar perubahan jumlah saham beredar
hak, keistimewaan dan pembatasan yang melekat pada setiap jenis saham, termasuk
pembatasan atas dividen dan pembayaran kembali atas modal

Universitas Indonesia

13

LAPORAN LABA RUGI

Menyajikan laporan laba rugi suatu periode tertentu yang menunjukan kinerja keuangan selama
periode tersebut
Minimal mencakup pos-pos sebagai berikut:
pendapatan
beban keuangan
bagian laba atau rugi investasi yang menggunakan metode ekuitas
beban pajak
laba atau rugi neto
Entitas tidak boleh menyajikan atau mengungkapkan pos pendapatan dan beban sebagai pos
luar biasa, baik dalam laporan laba rugi maupun dalam catatan atas laporan keuangan

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Menyajikan laba atau rugi entitas untuk suatu periode, pos pendapatan dan beban yang diakui
secara langsung dalam ekuitas untuk periode tersebut, pengaruh perubahan kebijakan akuntansi
dan koreksi kesalahan yang diakui dalam periode tersebut dan jumlah investasi oleh dan dividen
dan distribusi lain ke, pemilik ekuitas selama periode tersebut
Menyajikan laporan perubahan ekuitas yang menunjukkan:
Laba rugi tahun berjalan
Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas
Pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan
Rekonsiliasi jumlah tercatat awal dan akhir periode dari komponen ekuitas

LAPORAN ARUS KAS

Menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas yang menunjukkan secara
terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode dari aktivitas operasi, aktivitas investasi
dan aktivitas pendanaan.

Klasifikasi

Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan dan aktivitas lain yang
bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.

Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta investasi
lain yang tidak termasuk setara kas

Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah


serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan

Aktivitas operasi hanya dapat disajikan secara tidak langsung.

Bunga dan dividen harus diungkap secara terpisah secara konsisten sebagai aktivitas operasi,
investasi atau pendanaan.

Pajak penghasilan diungkapkan terpisah sebagai aktivitas operasi kecuali dapat secara spesifik
diidentifikasi sebagai aktivitas investasi atau pendanaan.

Transaksi non kas tidak dapat disajikan dalam laporan arus kas.

Universitas Indonesia

14
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi
tertentu, mengungkapkan informasi yang disyaratkan dalam SAK ETAP tetapi tidak disajikan
dalam laporan keuangan, memberikan informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan
keuangan tetapi relevan untuk memahami laporan keuangan
Urutan penyajian catatan atas laporan keuangan adalah sebagai berikut.
Pernyataan kepatuhan sesuai SAK ETAP
Ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan
Informasi yang mendukung pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan, sesuai
dengan urutan penyajian dalam laporan keuangan
Pengungkapan lain

Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai