Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

ELEKTRONIKA INDUSTRI
( Dioda sebagai Pembentuk Gelombang )

Kelompok/ Shift

: Kelompok 5 / Shift 4

Hari/ Tanggalpraktikum

: Senin/ 1 Oktoberr 2014

Nama

: Bhre Galih Maulana

NPM

: 240110120015

Asisten

: 1. Frans Jackson
2. Ricky Fibonacci
3. Gallery Tjandra
4. Gilang Yudha
5. Dwi Rahayu

LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA


JURUSAN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak adanya listrik, manusia mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam
berbagai bidang, terutama pada bidang teknologi dan elektronika. Sebelum
manusia mengenal listrik, hampir semua benda dan alat bantu dalam kehidupan
manusia digerakkan dengan tenaga manusia atau alam. Elektronika adalah ilmu
yang mempelajari alat listrik arus lemah yang dioperasikan dengan cara
mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik dalam suatu alat seperti
komputer, peralatan elektronik, termokopel, semikonduktor, dan lain sebagainya.
Ilmu yang mempelajari alat-alat seperti ini merupakan cabang dari ilmu fisika,
sementara bentuk desain dan pembuatan sirkuit elektroniknya adalah bagian dari
teknik elektro, teknik komputer, dan ilmu/teknik elektronika dan instrumentasi.
Alat-alat yang menggunakan dasar kerja elektronika ini disebut sebagai
peralatan elektronik (electronic devices). Contoh peralatan (piranti) elektronik ini:
Tabung Sinar Katode (Cathode Ray Tube, CRT), radio, TV, perekam kaset,
perekam kaset video (VCR), perekam VCD, perekam DVD, kamera video,
kamera digital, komputer pribadi desk-top, komputer Laptop, PDA (komputer
saku), robot dan lain-lain.
Komponen komponen listrik sangatlah beragam, seperti contoh resistor,
transistor, kapasitor dan sebagainya. Benda-benda tersebut tidaklah asing
ditemukan pada alat-alat elektronik. Karena benda-benda tersebut adalah
komponen dasar yang dirangkai sedemikian rupa untuk mencapai fungsi yang
diinginkan. Pada praktikum elektronika industri kali ini membahas secara khusus
tentang muatan pada kapasitor. Adapun yang akan dibahas adalah pengertian dari
kapasitor, cara kerja dari kapasitor dan peranan kapasitor dalam suatu rangkaian.
1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum Elektronika Industri tentang muatan kapasitor ini


adalah :
1. Mengetahui dan mengenal beberapa aplikasi sederhana dari dioda.
2. Menganalisa bentuk gelombang keluaran pada rangkaian setara dc.
3. Menganalisa bentuk gelombang keluaran pada rangkaian pembentuk
gelombang penggunting dioda seri, penggunting diode sejajar, pengiris,
penggunting diode zener, pengapit diode dan pelipat dua tegangan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kapasitor
Kapasitor adalah perangkat komponen elektronika yang berfungsi untuk
menyimpan muatan listrik dan terdiri dari dua konduktor yang dipisahkan oleh
bahan penyekat (dielektrik) pada tiap konduktor atau yang disebut keping.
Kapasitor biasanya disebut dengan sebutan kondensator yang merupakan
komponen listrik dibuat sedemikian rupa sehingga mampu menyimpan muatan
listrik.
Prinsip kerja kapasitor pada umunya hampir sama dengan resistor yang juga
termasuk ke dalam komponen pasif. Komponen pasif adalah jenis komponen yang
bekerja tanpa memerlukan arus panjar. Kapasitor sendiri terdiri dari dua lempeng
logam (konduktor) yang dipisahkan oleh bahan penyekat (isolator). Penyekat atau
isolator banyak disebut sebagai bahan zat dielektrik.

Gambar 1. Kapasitor
(Sumber : http://komponenelektronika.biz/pengertian-kapasitor.html)
Zat dielektrik yang digunakan untuk menyekat kedua komponen tersebut berguna
untuk membedakan jenis-jenis kapasitor. Di dunia ini terdapat beberapa kapasitor
yang menggunakan bahan dielektrik, antara lain kertas, mika, plastik cairan dan

masih banyak lagi bahan dielektrik lainnya. Dalam rangkaian elektronika,


kapasitor sangat diperlukan terutama untuk mencegah loncatan bunga api listrik
pada rangkaian yang mengandung kumparan. Selain itu, kapasitor juga dapat
menyimpan muatan atau energi listrik dalam rangkaian, dapat memilih panjang
gelombang pada radio penerima dan sebagai filter dalam catu daya (Power
Supply).
Fungsi kapasitor dalam rangkaian elektronik sebagai penyimpan arus atau
tegangan listrik. Untuk arus DC, kapasitor dapat berfungsi sebagai isulator
(penahan arus listrik), sedangkan untuk arus AC, kapasitor berfungsi sebagai
konduktor (melewatkan arus listrik). Dalam penerapannya, kapasitor banyak di
manfaatkan sebagai filter atau penyaring, perata tegangan yang digunakan untuk
mengubah AC ke DC, pembangkit gelombang AC (Isolator) dan masih banyak
lagi penerapan lainnya.
Jenis-Jenis Kapasitor terbagi menjadi bermacam-macam. Karena dibedakan
berdasarkan polaritasnya, bahan pembuatan dan ketetapan nilai kapasitor. Selain
memiliki jenis yang banyak, bentuk dari kapasitor juga bervariasi. Contohnya
kapasitor kertas yang besar kapasitasnya 0.1 F, kapasitor elektrolit yang besar
kapasitasnya 105 pF dan kapasitor variable yang besar kapasitasnya bisa kita
rubah hingga maksimum 500 pF.
Untuk rangkaian elektronik praktis, satuan farad adalah sangat besar sekali.
Umumnya kapasitor yang ada di pasaran memiliki satuan : F, nF dan pF.
1 Farad = 1.000.000 F (mikro Farad)
1 F = 1.000.000 pF (piko Farad)
1 F = 1.000 nF (nano Farad)
1 nF = 1.000 pF (piko Farad)
1 pF = 1.000 F (mikro-mikro Farad)
1 F = 10-6 F

1 nF = 10-9 F
1 pF = 10-12 F
Konversi satuan penting diketahui untuk memudahkan membaca besaran sebuah
kapasitor. Misalnya 0.047F dapat juga dibaca sebagai 47nF, atau contoh lain
0.1nF sama dengan 100pF.
2.2 Rangkaian AC kapasitor
Kapasitor tidak memiliki sifat seperti resistor. Bila resistor membuat nilai arus
langsung berbanding lurus dengan tegangan, kapasitor akan melawan perubahan
tegangan dengan cara menyuplai arus sehingga ia akan charge atau discharge pada
nilai tegangan yang baru. Laju aliran elektron pada kapasitor proporsional
terhadap laju perubahan nilai tegangan kapasitor. Perlawanan terhadap perubahan
nilai tegangan ini disebut dengan reaktansi, tetapi reaktansi yang ini berbanding
terbalik dari reaktansi yang ditimbulkan oleh induktor.
Bila dinyatakan secara matematis, hubungan antara arus yang mengaliri kapasitor
dengan laju perubahan nilai tegangan kapsitor adalah seperti ini :
I = C (dV/dt)
Nilai dv/dt ditemui pada ilmu kalkulus, yang berarti laju perubahan tegangan
sesaat (v) pada suatu waktu, dalam satuan volt per detik. Kapasitansi (C) dalam
Farad, dan arus sesaat (i), tentu saja dalam satuan ampere. Terkadang anda akan
menemui persamaan de/dt, simbol v juga dapat diganti dengan e untuk
melambangkan tegangan, keduanya memiliki arti yang sama. Untuk menunjukkan
apa yang terjadi pada arus bolak-baik, mari kita analisa rangkaian kapasitor
sederhana berikut ini :

Gambar 2. Rangkaian kapasitif murni : tegangan kapasitor tertinggal dari arus


kapasitor sebesar 90 derajat.
(Sumber : http://elkaasik.com/rangkaian-kapasitif-ac/)

Bila kita menggambarkan arus dan tegangan dari rangkaian sederhana ini, maka
hasilnya kurang lebih seperti ini :

Gambar 3. Bentuk gelombang tegangan dan arus pada rangkaian kapasitif murni.
Arus mendahului tegangan sebesar 90 derajat.
(Sumber : http://elkaasik.com/rangkaian-kapasitif-ac/)
Arus yang mengailiri kapasitor merupakan reaksi terhadap perubahan
tegangan kapasitor. Arus sesaatnya akan bernilai nol saat tegangannya mencapai
nilai puncak (perubahannya sama dengan nol, pada gambar gelombang sinus),
arus sesaatnya akan mencapai nilai puncak saat perubahan nilai tegangan
sesaatnya maksimum (titik dimana kemiringan garisnya paling curam pada
gelombang sinus yaitu pada saat nilai tegangannya melintasi nilai nol). Hasilnya
adalah tegangan berupa gelombang sinus yang memiliki beda fase sebesar -90o
dengan gelombang arusnya. Dengan melihat pada gambar, arusnya terlihat
mendahului gelombang tegangannya, arus mendahului (leading) terhadap
tegangan, atau tegangan tertinggal (lagging) di belakang arus (gambar 6)

Gambar 4. Arus kapasitor mendahului tegangan kapasitor sebesar 90 derajat.


(Sumber : http://elkaasik.com/rangkaian-kapasitif-ac/)
Gambar ini mengilustrasikan hubungan tegangan dan arus pada kapasitor sesuai
dengan

persamaan

dv/dt.

Arus

linier

dengan

laju

perubahan/diferensial/turunan dari tegangan kapasitor.


Gambar gelombang dari nilai daya pada kapasitor sama seperti yang terlihat pada
induktor.

Gambar 5. Daya AC sesaat pada rangkaian kapasitif murni bisa bernilai positif
dan bisa juga bernilai negatif.
(Sumber : http://elkaasik.com/rangkaian-kapasitif-ac/)
Sama seperti pada rangkaian induktor sederhana, beda fase sebesar 90 derajat
antara arus dan tegangan menghasilkan gelombang daya yang berubah-ubah

antara positif dan negatif dalam porsi yang sama. Ini berarti kapasitor tidak hanya
menyerap daya saat melawan perubahan nilai tegangan, tetapi ia juga melepaskan
dan menyerap daya secara bergantian.
Bila terdapat suatu sumber AC dengan magnitudo dan frekuensi tertentu
dihubungkan pada kapasitor, mka kapasitor itu akan menghantarkan arus AC
dengan magnitudo tertentu. Sama seperti arus yang mengalir pada resistor yang
merupakan hasil pembagian antara nilai tegangan resistor dengan nilai resistansi
dari resistor tersebut, arus AC yang mengalir pada kapasitor merupakan hasil
pembagian antara nilai tegangan pada kapasitor itu dibagi dengan reaktansi yang
dihasilkan oleh kapasitor itu sendiri. Sama seperti pada induktor, rekatansi pada
kapasitor juga dinyatakan dalam satuan ohm yang disimbolkan dengan huruf X
(atau lebih spesifiknya Xc).
Karena kapasitor menghantarkan arus yang proporsional dengan laju
perubahan nilai tegangan, kapasitor akan menghantarkan arus yang lebih besar
untuk perubahan nilai tegangan yang lebih cowpat (karena ia akan men- charge
dan discharge dengan tegangan peak yang sama dalam waktu yang lebih singkat).
Ini berarti reaktansi pada kapasitor berbanding terbalik dengan frekuensi arus
bolak-balik.
XC = 1 / 2fC
Tabel hubungan antara frekuensi dengan reaktansi kapasitif

Perhatikan bahwa hubungan antara reakatansi kapasitor dengan frekuensi


berbanding terbalik (tidak sama seprti pada rekatansi induktor). Reaktansi
kapasitif (dalam ohm) berkurang bila frekuensi AC meningkat. Namun sebalinya,
reaktansi induktif (dalam ohm) akan semakin besar bila frekuensi AC semakin
besar. Induktor melawan perubahan arus yang lebih besar dengan menghasilkan
drop tegangan yang lebih besar pula, sedangkan kapasitor melawan perubahan
drop tegangan yang lebih besar dengan mengalirkan arus yang lebih besar pula.

Sama seperti pada reaktansi induktor, persamaan 2f dapat diganti dengan omega
(), dimanna merupakan kecepatan sudut dari rangkaian AC. Simbol
memiliki satuan radian per sekon.
Arus bolak-balik pada rangkaian kapasitif sederhana dapat dihitung dengan
membagi nilai tegangan (dalam volt) dengan nilai reaktansi kapasitif (dalam
ohm), sama seperti pada rangkaian resistif yang menggunakan hukum Ohm.
Contoh rangkaian berikut ini akan mengikustrasikan perhitungannya (gambar 8)

Gambar 7. Reaktansi kapasitif dalam suatu rangkaian AC


XC = 1/C = 1/2fC = 1/2(60)(10-4F) = 26.5258
I = E/X = 10 V/ 26.5258 = 0.3770 A
Tegangan dan arus tidak sefase. Seperti telah dijelaskan sebelumya, arus
memiliki beda fase sebesar +90o terhadap tegangan. Bila kita menunjukkan sudut
fase dari arus dan tegangan secara matematis, kita dapat menghitung sedut fase
dari reaktansi kapasitor berlawanan dengan arusnya.
perlawanan/reaktansi = tegangan/arus
perlawanan/reaktansi = 10 V 0o / 0.3770 A 90o
perlawanan/reaktansi = 26.5258 -90o

Gambar 6. Diagram fasor dari rangkaian kapasitif murni. Arus mendahului


tegangan sebesar 90 derajat.
(Sumber : http://elkaasik.com/rangkaian-kapasitif-ac/)

Secara matematis, kita dapat mengatakan bahwa sudut fase dari reaktansi
kapasitor terhadap arus sebesar -90o, yang berarti rekatansi kapasitor terhadap arus
mempunyai nilai imajiner negatif (gambar 9).
2.3 Resistor
Resistor disebut juga dengan tahanan atau hambatan, berfungsi untuk
menghambat arus listrik yang melewatinya. Semakin besar nilai resistansi sebuah
resistor yang dipasang, semakin kecil arus yang mengalir. Satuan nilai resistansu
suatu resistor adalah Ohm ( ) diberi lambang huruf R. Ada dua macam resistor
yang dipakai pada teknik listrik dan elektronika, yaitu Resistor tetap dan resistor
variable.
Kode warna pada resistor menyatakan harga resistansi dan toleransinya.
Semakin kecil nilai toleransi suatu resistor adalah semakin baik, karena harga
sebenarnya adalah harga yang tertera (harga toleransinya). Misalnya suatu resistor
harga yang tertera = 100 Ohm mempunyai toleransi 5%, maka harga yang
sebenarnya adalah 100 (5% x 100) s/d 100 + (5% x 100) = 95 Ohm s/d 105
Ohm.

Gambar 7. Resistor
(Sumber : www.wisegeek.org)
Resistor aksial biasanya menggunakan pola pita warna untuk menunjukkan
resistansi. Resistor pasang-permukaan ditandas secara numerik jika cukup besar
untuk dapat ditandai, biasanya resistor ukuran kecil yang sekarang digunakan

terlalu kecil untuk dapat ditandai. Kemasan biasanya cokelat muda, cokelat, biru,
atau hijau, walaupun begitu warna lain juga mungkin, seperti merah tua atau abuabu.
Resistor awal abad ke-20 biasanya tidak diisolasi, dan dicelupkan ke cat untuk
menutupi seluruh badan untuk pengkodean warna. Warna kedua diberikan pada
salah satu ujung, dan sebuah titik (atau pita) warna di tengah memberikan digit
ketiga. Aturannya adalah "badan, ujung, titik" memberikan urutan dua digit
resistansi dan pengali desimal. Toleransi dasarnya adalah 20%. Resistor dengan
toleransi yang lebih rapat menggunakan warna perak (10%) atau emas (5%)
pada ujung lainnya.

2.4 Dioda
Secara etimologis pengertian dioda berasal dari dua buah kata DI (dua) dan
ODA (elektroda), yang artinya dua elektroda. Secara harfiah pengertian dioda
adalah sebuah komponen elektronika yang memiliki dua buah elektroda dimana
elektroda berpolaritas positif disebut Anoda dan elektroda yang berpolaritas
negatif disebut Kathoda. Fungsi dioda sangat berhubungan dengan sistem
pengendalian arus tegangan.
Dioda merupakan komponen aktif yang bersaluran dua, tapi khusus untuk dioda
termionik mungkin memiliki saluran ketiga sebagai pemanas. Namun pada
umumnya dioda memiliki dua elektroda aktif dimana isyarat listrik dapat
mengalir. Kebanyakan komponen ini digunakan karena karakteristik satu arah
yang dimilikinya, sedangkan dioda varikap (variable capacitor/kondensator
variabel) digunakan sebagai kondensator terkendali tegangan.

Gambar 8. Diode
(Sumber : www.wisegeek.org)

Pada gambar struktur dioda di atas terlihat jelas adanya sambungan


semikonduktor PN. Pada bagian sambungan terdapat sebagian area yang
ternetralkan yang disebut lapisan deplesi (depletion layer), dimana terdapat
keseimbangan hole dan elektron artinya elektron pada sisi N melompat sebagian
ke sisi P sehingga area tersebut menjadi area ternetralkan. Seperti yang sudah kita
ketahui bersama, pada sisi P banyak terbentuk hole-hole yang siap menerima
elektron sedangkan di sisi N banyak terdapat elektron-elektron yang siap untuk
bebas.
Jika dioda diberi bias positif (forward bias/bias maju), dengan kata lain
memberi tegangan potensial sisi P lebih besar dari sisi N, maka elektron dari sisi
N akan tergerak untuk mengisi hole di sisi P. Setelah elektron bergerak
meninggalkan tempatnya mengisi hole disisi P, maka akan terbentuk hole pada sisi
N. Terbentuknya hole hasil dari perpindahan elektron ini disebut aliran hole dari P
menuju N, Kalau mengunakan terminologi arus listrik, maka dikatakan terjadi
aliran listrik dari sisi P ke sisi N.
Dioda pada umumnya terbuat dari bahan silikon yang mempunyai tegangan
pemicu sebesar 0.7 Volt. Tegangan ini menurut uraian di atas adalah tegangan
minimum yang diperlukan agar elektron bisa melompat mengisi hole melalui area
penetralan (depletion layer). Di dalam dioda tidak akan terjadi atau sulit sekali

terjadi perpindahan elektron atau aliran hole dari P ke N maupun sebaliknya.


Karena baik hole dan elektron masing-masing tertarik ke arah kutub yang
berlawanan. Bahkan lapisan deplesi (depletion layer) semakin besar dan
menghalangi terjadinya arus.
Berbagai jenis dioda dibuat sesuai dengan fungsinya, tapi fungsi dioda ini tidak
meninggalkan karakteristik serta spesifikasinya, seperti dioda penyearah
(rectifier), dioda Emisi Cahaya (LED), dioda Zenner, dioda photo (Photo-Dioda)
dan Dioda Varactor.
Dioda penyearah (rectifier) berfungsi sebagai penyearah tegangan / arus dari
arus bolak-balik (AC) ke arus searah (DC) atau mengubah arus AC menjadi DC.
Jenis dioda ini terbuat dari bahan Silikon. Dioda Zener merupakan dioda junction
P dan N yang terbuat dari bahan dasar silikon. Dioda ini dikenal juga sebagai
Voltage Regulation Diode yang bekerja pada daerah reverse (kuadran III). Fungsi
dari komponen ini biasanya dipakai untuk pengamanan rangkaian setelah
tegangan Zener.
Dioda emisi cahaya (LED) adalah Solid State Lamp yang merupakan piranti
elektronik gabungan antara elektronik dengan optik, sehingga dikategorikan pada
keluarga Optoelectronic. Ada tiga fungsi umum penggunaan LED, yaitu :
sebagai lampu indikator, untuk transmisi sinyal cahaya yang dimodulasikan dalam
suatu jarak tertentu, dan sebagai penggandeng rangkaian elektronik yang terisolir
secara total.
Dioda cahaya ini bekerja pada daerah reverse, jadi hanya arus bocor saja yang
melewatinya. Dalam keadaan gelap, arus yang mengalir sekitar 10 A untuk dioda
cahaya dengan bahan dasar germanium dan 1A untuk bahan silikon.
Penggunaan dioda cahaya diantaranya adalah sebagai sensor dalam pembacaan
pita data berlubang (Punch Tape), dimana pita berlubang tersebut terletak diantara
sumber cahaya dan dioda cahaya. Sedangkan penggunaan lainnya adalah dalam
alat pengukur kuat cahaya (Lux-Meter), dimana dalam keadaan gelap resistansi
dioda cahaya ini tinggi sedangkan jika disinari cahaya akan berubah rendah.

Selain itu banyak juga dioda cahaya ini digunakan sebagai sensor sistem
pengaman (security) misal dalam penggunaan alarm.
Dioda Varactor disebut juga sebagai dioda kapasitas yang sifatnya mempunyai
kapasitas yang berubah-ubah jika diberikan tegangan. Dioda ini bekerja di daerah
reverse mirip dioda Zener. Jika tegangan tegangannya semakin naik, kapasitasnya
akan turun. Dioda varikap banyak digunakan pada pesawat penerima radio dan
televisi di bagian pengaturan suara (Audio).
SCR singkatan dari Silicon Control Rectifier. Fungsi dioda ini sebagai
pengendali. SCR atau Tyristor masih termasuk keluarga semikonduktor dengan
karateristik yang serupa dengan tabung thiratron. Sebagai pengendalinya adalah
gate(G).SCR sering disebut Thirystor. Isi SCR terdiri dari PNPN (Positif Negatif
Positif Negatif) dan biasanya disebut PNPN Trioda.

BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
1. Osiloskop
2. Breadboard
3. Sinyal generator
4. Kabel penghubung
3.1.2 Bahan
1. Resistor
2. Kapasitor
3. Dioda

3.2 Langkah Kerja


1. Melakukan kalibrasi terhadap osiloskop.
2. Merangkai resistor, dioda dan kapasitor.

3. Melihat bentuk gelombang Vin dan Vout pada osiloskop.


4. Melakukan percobaan tersebut sebanyak 7 kali dengan rangkaian yang
berbeda.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Rangkaian ke -1
Penggunting diode seri
Dengan time/div = 1
Volt/div = 1

Vin (+)

Pada tegangan AC

1,0 Volt

Vin ( - )
1,0 Volt

Dengan menggunakan dioda sebagai penggunting sehingga grafik arusnya


berubah :

Vout ( + )
1 Volt

Vout ( - )
0 Volt

Dalam dioda tersebut mempunyai sifat yang berbeda dengan komponen elektro
lainya yang bisa memotong hingga menjadi satu arah.

Rangkaian ke -2
Penggunting dioda sejajar, menghasilkan grafik pada osiloskop dengan Vout
sebagai berikut :

V out (+)
1 Volt

V in (-)
0,3 Volt

Membentuk sinusoidal
Rangkaian ke -3
Dioda penggunting terpanjang (biased clipper)

Vout (+)
1 Volt

Vout (-)
0,3 Volt

Dengan menggunakan sumber arus DC yaitu dua buah baterai dengan masing
massing mempunyai voltase 1,5 V. membentuk sinusoidal
Rangkaian ke -4
Dioda sebagai pengiris (slicer)
Menghasilkan sebuah grafik osiloskop dengan Vout

Vout (+)
1

Volt

Vout ( - )
1 Volt

4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini melakukan pengecekan bentuk gelombang pada setiap
rangkaian elektronika. Bahan yang digunakan adalah resistor, kapasitor dan dioda.
Hal yang pertama dilakukan adalah melakukan kalibrasi terlebih dulu untuk
osiloskopnya.

Lalu

dilanjutkan

dengan

merangkai

komponen

dengan

menggunakan resistor, kapasitor dan dioda.


Kegiatan merangkai ini dilakukan sebanyak 7 kali. Dari kegiatan tersebut
didapatkan bentuk gelombang Vin dan Vout nya. Dengan time/div 1 untuk volt/div
1 dan pada tegangan AC, untuk rangkaian ke 1 gelombang yang dihasilkan normal
dengan jarak rapat antar satu gelombang. Pada Voutnya jarak antar satu
gelombang melebar dan terdapat garis lurus pada puncak gelombangnya.
Sedangkan untuk rangkaian ke 2 bentuk Vin nya sama dengan rangkaian 1 namun
jaraknya sedikit melebar. Dan untuk Voutnya juga sama namun lebih lebar jarak
antar gelombang nya. Kemudian untuk rangkaian ke 3 dengan menggunakan arus
DC yaitu dengan dua baterai. Gelombang yang dihasilkan adalah sinusoidal.
Selain itu terdapat garis lurus pada puncak gelombangnya. Kemudian untuk
rangkaian ke 4 yakni dioda sebagai pengiris menghasilkan gelombang pada

osiloskop dengan bentuk bagian atas lurus dan berbentuk lengkungan pada bagian
bawahnya.
Untuk kelompok ini hanya mendapatkan 4 data hasil dari 7 data hasil yang
ditetapkan oleh kegiatan praktikum. Tentu hal ini diakibatkan oleh beberapa faktor
yang memperlambat kinerja praktikum kali ini. Pertama adalah pada alat. Alat
yang digunakan oleh kelompok 5 tidak memenuhi kriteria untuk baik digunakan
dalam praktikum. Terbukti dengan praktikan yang sibuk bertukar kabel
penghubung untuk menemukan kabel yang pas dan baik digunakan. Kemudian hal
lain yang membuat kinerja praktikum sedikit lebih lambat dari yang lain adalah
breadboard, resistor, maupun komponen elektronika lainnya yang tidak 100%
pada kondisi baik. Selain pada alat, tentu praktikan juga tidak lepas dari masalah
keterlambatan dalam menyelesaikan kegiatan praktikum, karena kurang
menguasainya materi dan penggunaan alat.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini adalah :
1. Fungsi dari kapasitor meliputi Penyimpan muatan listrik, Penghubung
( coupling ), Filter frekuensi tertentu, Penyimpang arus ( by Pass ),
Penerus arus AC dan Filter ( penyaring ).
2. Pada rangkaian pengisian kapasitor disamping, saat saklar (S) ditutup
maka akan ada arus yang mengalir dari sumber tegangan (Vin) menuju ke
kapasitor.
3. Kondensator/kapasitor bila dirangkai seri nilai kapasitasnya berbanding
terbalik dengan nilai masing-masing, semakin banyak rangkaiannya
semakin kecil nilai kapasitasnya, akan tetapi tegangan kerjanya bertambah
besar.
4. Fungsi dioda sangat berhubungan dengan sistem pengendalian arus
tegangan.

4.2 Saran
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan pada saat melaksanakan praktikum
yakni :
1. Cek kondisi alat.
2. Pelajari prosedur penggunaan alat sebelum melaksanakan praktikum.
3. Lebih teliti saat melakukan praktikum.
4. Pergunakanlah Stopwatch yang bagus sehingga tidak terjadi kesalahan
perhitungan waktu yang jauh.
5. Jangan banyak berhenti dalam jeda antar tegangan yang diukur atau ketika
pindah.

DAFTAR PUSTAKA
Adhayati,

nungky.

2011.

Kapasitor.

Terdapat

pada

(http://nungky-

adhayati.blogspot.com/) diakses pada 2 Oktober 2014 pukul 21.00 WIB

Dasar elektronika. 2011. Pengertian dan fungsi Kapasitor. Terdapat pada :


(http://dasarelektronika.com/pengertian-dan-fungsi-kapasitor/) diakses
pada 2 Oktober 2014 pukul 21.00 WIB
Elektronika dasar. 2011. Pengertian dan Fungsi dioda. Terdapat pada :
(http://dasarelektronika.com/pengertian-dan-fungsi-dioda-2//)

diakses

pada 2 Oktober 2014 pukul 21.05 WIB


Gomuda.

2013.

Cara

Kerja

dan

Fungsi

Kapasitor. Terdapat

pada

(http://www.gomuda.com/2013/09/cara-kerja-dan-fungsi-kapasitorpada.html) diakses pada 28 September 2014 pukul 21.10 WIB

LAMPIRAN

Gambar1. kapasitor, resistor dll

Gambar 3.Batere

Gambar 2. multitester

Gambar 4.kabel penguhubung

Gambar 5. Dioda

Anda mungkin juga menyukai