ELEKTRONIKA INDUSTRI
( Dioda sebagai Pembentuk Gelombang )
Kelompok/ Shift
: Kelompok 5 / Shift 4
Hari/ Tanggalpraktikum
Nama
NPM
: 240110120015
Asisten
: 1. Frans Jackson
2. Ricky Fibonacci
3. Gallery Tjandra
4. Gilang Yudha
5. Dwi Rahayu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak adanya listrik, manusia mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam
berbagai bidang, terutama pada bidang teknologi dan elektronika. Sebelum
manusia mengenal listrik, hampir semua benda dan alat bantu dalam kehidupan
manusia digerakkan dengan tenaga manusia atau alam. Elektronika adalah ilmu
yang mempelajari alat listrik arus lemah yang dioperasikan dengan cara
mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik dalam suatu alat seperti
komputer, peralatan elektronik, termokopel, semikonduktor, dan lain sebagainya.
Ilmu yang mempelajari alat-alat seperti ini merupakan cabang dari ilmu fisika,
sementara bentuk desain dan pembuatan sirkuit elektroniknya adalah bagian dari
teknik elektro, teknik komputer, dan ilmu/teknik elektronika dan instrumentasi.
Alat-alat yang menggunakan dasar kerja elektronika ini disebut sebagai
peralatan elektronik (electronic devices). Contoh peralatan (piranti) elektronik ini:
Tabung Sinar Katode (Cathode Ray Tube, CRT), radio, TV, perekam kaset,
perekam kaset video (VCR), perekam VCD, perekam DVD, kamera video,
kamera digital, komputer pribadi desk-top, komputer Laptop, PDA (komputer
saku), robot dan lain-lain.
Komponen komponen listrik sangatlah beragam, seperti contoh resistor,
transistor, kapasitor dan sebagainya. Benda-benda tersebut tidaklah asing
ditemukan pada alat-alat elektronik. Karena benda-benda tersebut adalah
komponen dasar yang dirangkai sedemikian rupa untuk mencapai fungsi yang
diinginkan. Pada praktikum elektronika industri kali ini membahas secara khusus
tentang muatan pada kapasitor. Adapun yang akan dibahas adalah pengertian dari
kapasitor, cara kerja dari kapasitor dan peranan kapasitor dalam suatu rangkaian.
1.2 Tujuan Praktikum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kapasitor
Kapasitor adalah perangkat komponen elektronika yang berfungsi untuk
menyimpan muatan listrik dan terdiri dari dua konduktor yang dipisahkan oleh
bahan penyekat (dielektrik) pada tiap konduktor atau yang disebut keping.
Kapasitor biasanya disebut dengan sebutan kondensator yang merupakan
komponen listrik dibuat sedemikian rupa sehingga mampu menyimpan muatan
listrik.
Prinsip kerja kapasitor pada umunya hampir sama dengan resistor yang juga
termasuk ke dalam komponen pasif. Komponen pasif adalah jenis komponen yang
bekerja tanpa memerlukan arus panjar. Kapasitor sendiri terdiri dari dua lempeng
logam (konduktor) yang dipisahkan oleh bahan penyekat (isolator). Penyekat atau
isolator banyak disebut sebagai bahan zat dielektrik.
Gambar 1. Kapasitor
(Sumber : http://komponenelektronika.biz/pengertian-kapasitor.html)
Zat dielektrik yang digunakan untuk menyekat kedua komponen tersebut berguna
untuk membedakan jenis-jenis kapasitor. Di dunia ini terdapat beberapa kapasitor
yang menggunakan bahan dielektrik, antara lain kertas, mika, plastik cairan dan
1 nF = 10-9 F
1 pF = 10-12 F
Konversi satuan penting diketahui untuk memudahkan membaca besaran sebuah
kapasitor. Misalnya 0.047F dapat juga dibaca sebagai 47nF, atau contoh lain
0.1nF sama dengan 100pF.
2.2 Rangkaian AC kapasitor
Kapasitor tidak memiliki sifat seperti resistor. Bila resistor membuat nilai arus
langsung berbanding lurus dengan tegangan, kapasitor akan melawan perubahan
tegangan dengan cara menyuplai arus sehingga ia akan charge atau discharge pada
nilai tegangan yang baru. Laju aliran elektron pada kapasitor proporsional
terhadap laju perubahan nilai tegangan kapasitor. Perlawanan terhadap perubahan
nilai tegangan ini disebut dengan reaktansi, tetapi reaktansi yang ini berbanding
terbalik dari reaktansi yang ditimbulkan oleh induktor.
Bila dinyatakan secara matematis, hubungan antara arus yang mengaliri kapasitor
dengan laju perubahan nilai tegangan kapsitor adalah seperti ini :
I = C (dV/dt)
Nilai dv/dt ditemui pada ilmu kalkulus, yang berarti laju perubahan tegangan
sesaat (v) pada suatu waktu, dalam satuan volt per detik. Kapasitansi (C) dalam
Farad, dan arus sesaat (i), tentu saja dalam satuan ampere. Terkadang anda akan
menemui persamaan de/dt, simbol v juga dapat diganti dengan e untuk
melambangkan tegangan, keduanya memiliki arti yang sama. Untuk menunjukkan
apa yang terjadi pada arus bolak-baik, mari kita analisa rangkaian kapasitor
sederhana berikut ini :
Bila kita menggambarkan arus dan tegangan dari rangkaian sederhana ini, maka
hasilnya kurang lebih seperti ini :
Gambar 3. Bentuk gelombang tegangan dan arus pada rangkaian kapasitif murni.
Arus mendahului tegangan sebesar 90 derajat.
(Sumber : http://elkaasik.com/rangkaian-kapasitif-ac/)
Arus yang mengailiri kapasitor merupakan reaksi terhadap perubahan
tegangan kapasitor. Arus sesaatnya akan bernilai nol saat tegangannya mencapai
nilai puncak (perubahannya sama dengan nol, pada gambar gelombang sinus),
arus sesaatnya akan mencapai nilai puncak saat perubahan nilai tegangan
sesaatnya maksimum (titik dimana kemiringan garisnya paling curam pada
gelombang sinus yaitu pada saat nilai tegangannya melintasi nilai nol). Hasilnya
adalah tegangan berupa gelombang sinus yang memiliki beda fase sebesar -90o
dengan gelombang arusnya. Dengan melihat pada gambar, arusnya terlihat
mendahului gelombang tegangannya, arus mendahului (leading) terhadap
tegangan, atau tegangan tertinggal (lagging) di belakang arus (gambar 6)
persamaan
dv/dt.
Arus
linier
dengan
laju
Gambar 5. Daya AC sesaat pada rangkaian kapasitif murni bisa bernilai positif
dan bisa juga bernilai negatif.
(Sumber : http://elkaasik.com/rangkaian-kapasitif-ac/)
Sama seperti pada rangkaian induktor sederhana, beda fase sebesar 90 derajat
antara arus dan tegangan menghasilkan gelombang daya yang berubah-ubah
antara positif dan negatif dalam porsi yang sama. Ini berarti kapasitor tidak hanya
menyerap daya saat melawan perubahan nilai tegangan, tetapi ia juga melepaskan
dan menyerap daya secara bergantian.
Bila terdapat suatu sumber AC dengan magnitudo dan frekuensi tertentu
dihubungkan pada kapasitor, mka kapasitor itu akan menghantarkan arus AC
dengan magnitudo tertentu. Sama seperti arus yang mengalir pada resistor yang
merupakan hasil pembagian antara nilai tegangan resistor dengan nilai resistansi
dari resistor tersebut, arus AC yang mengalir pada kapasitor merupakan hasil
pembagian antara nilai tegangan pada kapasitor itu dibagi dengan reaktansi yang
dihasilkan oleh kapasitor itu sendiri. Sama seperti pada induktor, rekatansi pada
kapasitor juga dinyatakan dalam satuan ohm yang disimbolkan dengan huruf X
(atau lebih spesifiknya Xc).
Karena kapasitor menghantarkan arus yang proporsional dengan laju
perubahan nilai tegangan, kapasitor akan menghantarkan arus yang lebih besar
untuk perubahan nilai tegangan yang lebih cowpat (karena ia akan men- charge
dan discharge dengan tegangan peak yang sama dalam waktu yang lebih singkat).
Ini berarti reaktansi pada kapasitor berbanding terbalik dengan frekuensi arus
bolak-balik.
XC = 1 / 2fC
Tabel hubungan antara frekuensi dengan reaktansi kapasitif
Sama seperti pada reaktansi induktor, persamaan 2f dapat diganti dengan omega
(), dimanna merupakan kecepatan sudut dari rangkaian AC. Simbol
memiliki satuan radian per sekon.
Arus bolak-balik pada rangkaian kapasitif sederhana dapat dihitung dengan
membagi nilai tegangan (dalam volt) dengan nilai reaktansi kapasitif (dalam
ohm), sama seperti pada rangkaian resistif yang menggunakan hukum Ohm.
Contoh rangkaian berikut ini akan mengikustrasikan perhitungannya (gambar 8)
Secara matematis, kita dapat mengatakan bahwa sudut fase dari reaktansi
kapasitor terhadap arus sebesar -90o, yang berarti rekatansi kapasitor terhadap arus
mempunyai nilai imajiner negatif (gambar 9).
2.3 Resistor
Resistor disebut juga dengan tahanan atau hambatan, berfungsi untuk
menghambat arus listrik yang melewatinya. Semakin besar nilai resistansi sebuah
resistor yang dipasang, semakin kecil arus yang mengalir. Satuan nilai resistansu
suatu resistor adalah Ohm ( ) diberi lambang huruf R. Ada dua macam resistor
yang dipakai pada teknik listrik dan elektronika, yaitu Resistor tetap dan resistor
variable.
Kode warna pada resistor menyatakan harga resistansi dan toleransinya.
Semakin kecil nilai toleransi suatu resistor adalah semakin baik, karena harga
sebenarnya adalah harga yang tertera (harga toleransinya). Misalnya suatu resistor
harga yang tertera = 100 Ohm mempunyai toleransi 5%, maka harga yang
sebenarnya adalah 100 (5% x 100) s/d 100 + (5% x 100) = 95 Ohm s/d 105
Ohm.
Gambar 7. Resistor
(Sumber : www.wisegeek.org)
Resistor aksial biasanya menggunakan pola pita warna untuk menunjukkan
resistansi. Resistor pasang-permukaan ditandas secara numerik jika cukup besar
untuk dapat ditandai, biasanya resistor ukuran kecil yang sekarang digunakan
terlalu kecil untuk dapat ditandai. Kemasan biasanya cokelat muda, cokelat, biru,
atau hijau, walaupun begitu warna lain juga mungkin, seperti merah tua atau abuabu.
Resistor awal abad ke-20 biasanya tidak diisolasi, dan dicelupkan ke cat untuk
menutupi seluruh badan untuk pengkodean warna. Warna kedua diberikan pada
salah satu ujung, dan sebuah titik (atau pita) warna di tengah memberikan digit
ketiga. Aturannya adalah "badan, ujung, titik" memberikan urutan dua digit
resistansi dan pengali desimal. Toleransi dasarnya adalah 20%. Resistor dengan
toleransi yang lebih rapat menggunakan warna perak (10%) atau emas (5%)
pada ujung lainnya.
2.4 Dioda
Secara etimologis pengertian dioda berasal dari dua buah kata DI (dua) dan
ODA (elektroda), yang artinya dua elektroda. Secara harfiah pengertian dioda
adalah sebuah komponen elektronika yang memiliki dua buah elektroda dimana
elektroda berpolaritas positif disebut Anoda dan elektroda yang berpolaritas
negatif disebut Kathoda. Fungsi dioda sangat berhubungan dengan sistem
pengendalian arus tegangan.
Dioda merupakan komponen aktif yang bersaluran dua, tapi khusus untuk dioda
termionik mungkin memiliki saluran ketiga sebagai pemanas. Namun pada
umumnya dioda memiliki dua elektroda aktif dimana isyarat listrik dapat
mengalir. Kebanyakan komponen ini digunakan karena karakteristik satu arah
yang dimilikinya, sedangkan dioda varikap (variable capacitor/kondensator
variabel) digunakan sebagai kondensator terkendali tegangan.
Gambar 8. Diode
(Sumber : www.wisegeek.org)
Selain itu banyak juga dioda cahaya ini digunakan sebagai sensor sistem
pengaman (security) misal dalam penggunaan alarm.
Dioda Varactor disebut juga sebagai dioda kapasitas yang sifatnya mempunyai
kapasitas yang berubah-ubah jika diberikan tegangan. Dioda ini bekerja di daerah
reverse mirip dioda Zener. Jika tegangan tegangannya semakin naik, kapasitasnya
akan turun. Dioda varikap banyak digunakan pada pesawat penerima radio dan
televisi di bagian pengaturan suara (Audio).
SCR singkatan dari Silicon Control Rectifier. Fungsi dioda ini sebagai
pengendali. SCR atau Tyristor masih termasuk keluarga semikonduktor dengan
karateristik yang serupa dengan tabung thiratron. Sebagai pengendalinya adalah
gate(G).SCR sering disebut Thirystor. Isi SCR terdiri dari PNPN (Positif Negatif
Positif Negatif) dan biasanya disebut PNPN Trioda.
BAB III
METODOLOGI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Rangkaian ke -1
Penggunting diode seri
Dengan time/div = 1
Volt/div = 1
Vin (+)
Pada tegangan AC
1,0 Volt
Vin ( - )
1,0 Volt
Vout ( + )
1 Volt
Vout ( - )
0 Volt
Dalam dioda tersebut mempunyai sifat yang berbeda dengan komponen elektro
lainya yang bisa memotong hingga menjadi satu arah.
Rangkaian ke -2
Penggunting dioda sejajar, menghasilkan grafik pada osiloskop dengan Vout
sebagai berikut :
V out (+)
1 Volt
V in (-)
0,3 Volt
Membentuk sinusoidal
Rangkaian ke -3
Dioda penggunting terpanjang (biased clipper)
Vout (+)
1 Volt
Vout (-)
0,3 Volt
Dengan menggunakan sumber arus DC yaitu dua buah baterai dengan masing
massing mempunyai voltase 1,5 V. membentuk sinusoidal
Rangkaian ke -4
Dioda sebagai pengiris (slicer)
Menghasilkan sebuah grafik osiloskop dengan Vout
Vout (+)
1
Volt
Vout ( - )
1 Volt
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini melakukan pengecekan bentuk gelombang pada setiap
rangkaian elektronika. Bahan yang digunakan adalah resistor, kapasitor dan dioda.
Hal yang pertama dilakukan adalah melakukan kalibrasi terlebih dulu untuk
osiloskopnya.
Lalu
dilanjutkan
dengan
merangkai
komponen
dengan
osiloskop dengan bentuk bagian atas lurus dan berbentuk lengkungan pada bagian
bawahnya.
Untuk kelompok ini hanya mendapatkan 4 data hasil dari 7 data hasil yang
ditetapkan oleh kegiatan praktikum. Tentu hal ini diakibatkan oleh beberapa faktor
yang memperlambat kinerja praktikum kali ini. Pertama adalah pada alat. Alat
yang digunakan oleh kelompok 5 tidak memenuhi kriteria untuk baik digunakan
dalam praktikum. Terbukti dengan praktikan yang sibuk bertukar kabel
penghubung untuk menemukan kabel yang pas dan baik digunakan. Kemudian hal
lain yang membuat kinerja praktikum sedikit lebih lambat dari yang lain adalah
breadboard, resistor, maupun komponen elektronika lainnya yang tidak 100%
pada kondisi baik. Selain pada alat, tentu praktikan juga tidak lepas dari masalah
keterlambatan dalam menyelesaikan kegiatan praktikum, karena kurang
menguasainya materi dan penggunaan alat.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini adalah :
1. Fungsi dari kapasitor meliputi Penyimpan muatan listrik, Penghubung
( coupling ), Filter frekuensi tertentu, Penyimpang arus ( by Pass ),
Penerus arus AC dan Filter ( penyaring ).
2. Pada rangkaian pengisian kapasitor disamping, saat saklar (S) ditutup
maka akan ada arus yang mengalir dari sumber tegangan (Vin) menuju ke
kapasitor.
3. Kondensator/kapasitor bila dirangkai seri nilai kapasitasnya berbanding
terbalik dengan nilai masing-masing, semakin banyak rangkaiannya
semakin kecil nilai kapasitasnya, akan tetapi tegangan kerjanya bertambah
besar.
4. Fungsi dioda sangat berhubungan dengan sistem pengendalian arus
tegangan.
4.2 Saran
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan pada saat melaksanakan praktikum
yakni :
1. Cek kondisi alat.
2. Pelajari prosedur penggunaan alat sebelum melaksanakan praktikum.
3. Lebih teliti saat melakukan praktikum.
4. Pergunakanlah Stopwatch yang bagus sehingga tidak terjadi kesalahan
perhitungan waktu yang jauh.
5. Jangan banyak berhenti dalam jeda antar tegangan yang diukur atau ketika
pindah.
DAFTAR PUSTAKA
Adhayati,
nungky.
2011.
Kapasitor.
Terdapat
pada
(http://nungky-
diakses
2013.
Cara
Kerja
dan
Fungsi
Kapasitor. Terdapat
pada
LAMPIRAN
Gambar 3.Batere
Gambar 2. multitester
Gambar 5. Dioda