Oleh :
Shift/Kelompok
: A1 / 2
: 1. Agung Ridwan
(240110120009)
(240110120015)
4. Widhya Pratiwi
(240110120020)
5. Insy Alimatun H
(240110120021)
Co. Ass
: 1. Annisa Oktaviani
2. Ahyat Hartono
3. Desny Anggelina
4. Rijki Aulia
5. Rizky Ananda
6. Rudyanto Putra S.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam sebuah penentuan fungsi yang tepat bagi lahan, maka harus
mengetahui sifat fisik dari tanah tersebut terutama kekuatan tanah agar kita tidak
salah dalam mendirikan bangunan atau lahan pertanian. Untuk tanah yang akan
dijadikan sebagai lahan pembangunan maka tanah harus kuat untuk bisa
menopang bangunan di atasnya. Sedangkan untuk pertanian, tanah yang cocok
adalah tanah yang mudah diolah dan memiliki kadar air yang cukup serta
kerapatan yang tidak terlalu tinggi.
Untuk dapat mengetahui itu semua, maka kita dapat mengukur kekuatan
tanah melalui pengukuran cone index dan juga shear strength pada tanah tersebut.
Karena kekuatan tanah ada hubungannya dengan kerapatan tanah dan juga kadar
air yang dikandung oleh tanah tersebut. Hal ini tentunya sangat membantu bagi
dunia pertanian karena dapat mengetahui kekuatan tanah sehingga bisa
menentukan teknik yang tepat untuk pengolahan tanah tersebut dan juga
memperkirakan pertumbuhan akar tanaman. Oleh karena itu, kami sebagai
mahasiswa teknik pertanian melakukan praktikum cone index dan shear strength
ini agar dapat melakukan pengukuran tersebut sebagai pembelajaran.
1
Tujuan
1 Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan shear strength dan cone
index.
2 Mahasiswa dapat mengukur dan menentukan besarnya cone index dan shear
strength.
3 Mahasiswa dapat mengetahui ketahanan tanah terhadap geseran dan tekanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kekuatan Geser Tanah (Shear Strength)
Kuat geser tanah adalah kemampuan tanah melawan tegangan geser yang
terjadi pada saat terbebani. Keruntuhan geser (shear failure) tanah terjadi bukan
disebabkan karena hancurnya butir-butir tanah tersebut tetapi karena adanya gerak
relatif antara butir-butir tanah tersebut. Pada peristiwa kelongsoran suatu lereng
berarti telah terjadi pergeseran dalam butir-butir tanah tersebut. Kekuatan geser
yang dimiliki oleh suatu tanah disebabkan oleh :
1. Pada tanah berbutir halus (kohesif) misalnya lempung kekuatan geser yang
dimiliki oleh suatu tanah disebabkan karena adanya kohesi atau lekatan antara
butir-butir tanah.
2. Pada tanah berbutir kasar (non kohesif), kekuatan geser disebabkan karena
adanya gerakan antara butir-butir tanah sehingga sering disebut sudut gesek
dalam.
3. Pada tanah yang merupakan campuran antara tanah halus dan tanah kasar,
kekuatan geser disebabkan karena adanya lekatan (karena kohesi) dan gesekan
antara butir-butir tanah.
Keamanan atau kenyamanan struktur yang berdiri di atas tanah tergantung
pada kekuatan tanah dibawahnya.
akan runtuh yang merenggut korban dan kerugian ekonomi. Kekuatan tanah yang
dimaksud adalah kekuatan geser tanah (shear strength).
Kekuatan geser (shear strength) tanah merupakan gaya tahanan internal yang
bekerja per satuan luas masa tanah untuk menahan keruntuhan atau kegagalan
sepanjang bidang runtuh dalam masa tanah tersebut. Pemahaman terhadap proses
dari perlawanan geser sangat diperlukan untuk analisis stabilitas tanah seperti kuat
dukung, stabilitas lereng, tekanan tanah lateral pada struktur penahan tanah.
Keruntuhan dalam suatu bahan dapat terjadi akibat kombinasi kritis dari
tegangan normal dan tegangan geser, dan bukan salah satu dari tegangan normal
maksimum atau tegangan geser maksimum. Hubungan antara kedua tegangan
tersebut :
f = f()
Bila tanah mengalami pembebanan akan ditahan oleh kohesi (c) dan gesekan antar
butir-butir tanah ().
f = c+ tan
Gaya atau tenaga yang diperlukan untuk menekan atau memancang sebuah
alat duga kedalam tanah merupakan ukuran kekuatan tanah atau daya dukung
tanah. Selama bertahun-tahun para insinyur telah mengembangkan banyak variasi
alat dan cara-cara berdasarkan ide yang sederhana. Dua metode utama yang
digunakan adalah uji penetrasi standard dan uji penetrasi kerucut. Uji penetrasi
standar digunakan terutama di Amerika Serikat. Uji penetrasi kerucut telah
dikembangkan di Belanda dan secara luas digunakan di Eropa dan bagian dunia
yang lain. Akhir-akhir ini terdapat peningkatan penggunaan uji penetrometer
kerucut di Amerika Serikat.
2. Uji Penetrasi Standar
Jumlah pukulan yang dibutuhkan untuk memancang sebuah alat sampel
tabung belah standar sedalam 0.3 m (12 in) masuk kedalam tanah adalah tahanan
penetrasi standar N. Alat sampel tabung belah standar mempunyai diameter luar
50.8 mm (2 in) dan diameter dalam 34.9 mm (13/8 in). Alat sampel ini panjangnya
sekitar 0.76 mm dan dihubungkan pada batang bor ukuran A (atau lebih besar).
Alat sampel diturunkan sampai dasar lubang bor dan disetel kedudukannya
dengan pemancangan awal sedalam 0.15 m (6 in). Kemudian dilakukan
pemancangan lanjutan masuk sedalam 0.3 m (12 in) dan jumlah pukulan yang
diperlukan untuk memasukkan alat sampel lanjutan 0.3 m dilaporkan sebagai
tahanan penetrasi standar N. Biasanya sebuah sampel tanah terganggu tetapi
representatif didapatkan dari tabung alat sampel guna identifikasi visual.
Pengujian penetrasi standar paling sering digunakan untuk mengukur kepadatan
relative tanah-tanah granular. Meskipun pengujian ini kadang-kadang digunakan
ukuran kuat geser tanah-tanah kohesif. Berbagai faktor dapat mempengaruhi
hitungan pukulan yang diperoleh, sehingga perlu bertindak hati-hati saat
mengevaluasi hasil-hasil pengujian. Dengan bertambahnya kedalaman pada tanah
granular dan bertambahnya berat tanah di atasnya, maka jumlah pukulan yang
diperlukan untuk memancang alat sampel akan bertambah bagi pasir dengan
kepadatan relative yang sama.
Pada pengujian di bawah permukaan air, adalah penting bahwa elevasi
permukaan air dalam lubang bor dibuat ada di atas permukaan air tanah.
bebas dari alat sampel tabung, identifikasi visual tanah dan data permukaan air
adalah vital untuk interpretasi yang akurat dari data penetrometer kerucut.
Tanah yang produktif harus menyediakan lingkungan yang baik bagi
pertumbuhan akar tanaman. Faktor lingkungan tersebut menyangkut berbagai
karakteristik fisik tanah seperti ketersediaan air, aerasi, struktur tanah yang baik,
disamping harus mampu menyediakan unsur hara bagi tanaman (Saufan, 2002).
Kadar air tanah merupakan tingkat kelembaban tanah atau kandungan airi tanah
yang dapat dinyatakan dalam berbagai cara, yaitu relative terhadap :
1. massa bagian padat
2. massa total
3. volume bagian padat
4. volume total
5. volume pori
Untuk perbandingan massa air terhadap massa bagian padat kering, sering juga
disebut kandungan air gravimetrik dalam satuan persen (%). Yang dimaksud
dengan tanah kering adalah tanah yang telah dikeringkan dalam oven pada
temperature 105 110 C hingga beratnya konstan. Kandungan air tanah mineral
dalam keadaan jenuh berkisar antara 25-60 % tergantung dari berat volume tanah
tersebut. Kadar air jenuh tanah berliat lebih tinggi dari tanah berpasir. Sedangkan
pada tanah organik seperti gambut, kandunagn air jenuh dapat lebih dari 100 %
(Arsyud dkk, 1975)
2.4 Penetrometer
Alat ini terdiri dari dua jenis yaitu dinamik penetrometer dan static
penetrometer. Penetrometer (Dynamic Cone Penetrometer) pertama kali
ditemukan dan telah dikembangkan oleh almarhum Prof.George F.Penabur pada
tahun 1959,alat ini menggunakan bahan bahan yang terbuat dari baja yang kira
kira beratnya sebesar 6,8 kg panjangnya sebesar 153 cm, Dan memiliki
kemampuan untuk melakukan penetrasi kedalam tanah kira kira sebesar 3,8 cm
dan memiliki diameter dari kerucutnya sebesar 450.Selain tu ada juga jenis
Piezocone Penetrometer
Alat ini mempunyai kekuatan/gaya dorong dari 20 sampai 200 Kn. Suatu
penetrometer terdiri dari suatu kerucut baja tahan karat lingkar dengan besar sudut
sebesar 30 derajat, Suatu poros penggerak dan suatu alat pengukur tekanan.
Penetrometer pada umumnya terdiri dari dua jenis ukuran kerucut, satu dengan
suatu garis tengah dasar 0.798 ( 3/4) inci untuk lahan yang lembut dan satu lagi
dengan suatu garis tengah dasar 0.505 ( 1/2) inci untuk lahan yang sulit/keras.
Ujung/Persenan ukurannya lebih luas dibanding poros penggerak untuk
membatasi friksi batang dengan lahan Poros penggerak pada umumnya lulus tiaptiap 3 inci untuk mengijinkan penentuan kedalaman compaction. Alat pengukur
tekanan menandakan adanya tekanan di dalam tanah yang memiliki satuan inci.
tersebut tumpul,maka biasanya akan digunakan untuk mengukur tanah yang statis
atau dapat disebut (Static Penetrometer Test) Suatu penetrometer terdiri dari
bagian bagian seperti kerucut,lengan penetrometer,dan sensor untuk mengukur
nilai cone index dari suatu tanah yang akan kita ukur. Kerucut Penetrometer statis
dapat digunakan untuk mengevaluasi konsistensi lahan, tingkatan compaction
suatu lahan, dan kapasitas lahan tersebut. Kerucut penetrometer statis ini
dikembangkan Untuk mengukur jenis lahan yang berserat, terutama lahan yang
sangat lembut, ke kedalaman 30 kaki. Alat ini menggunakan suatu 60 kerucut
dengan suatu area 1.5 cm. Suatu kerucut opsional dengan suatu 3 cm area dapat
untuk digunakan di lahan yang sangat lembut. Semakin lama,alat penetrometer ini
semakin berkembang,dari pertama kali ditemukan sampai saat ini alat ini terus
berevolusi sehingga memudahkan penggunanya untuk menggunakannya
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Berikut ini adalah alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan dalam
praktikum:
1. Alat pengukur Shear Strength
2. Alat pengukur Cone Index
3. sekop
4. Penggaris
3.1.2 Bahan
Bahan yang dibutuhkan dalam praktikum ini yaitu:
1. Tanah dengan luas secukupnya
3.2 Prosedur Praktikum
Shear Strength
Hal-hal yang dilakukan dalam praktikum kali ini untuk mengetahui batas cair
adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Cone Index
Hal-hal yang dilakukan dalam praktikum kali ini untuk mengetahui batas
plastis adalah sebagai berikut:
1. Membersihkan lahan.
2. Menekan penetrometer sehingga kerucutnya masuk menembus tanah
dengan kecepatan kurang lebih 2 m/s. Mencatat beban pada setiap
kedalaman 5, 10, 15, 20 dan 25.
3. Mengulangi kegiatan pada tiga lokasi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Perhitungan Cone index
Tabel 1. Cone index
Kedalama
Tekanan (kN)
Titik 1
Titik 2
Titik 3
(cm)
5
0,16
0,38
0,22
10
0,22
0,46
0,28
15
0,24
0,48
0,38
20
25
r = 1 cm
t = 1,2 cm
0,40
0,44
0,54
0,60
Tekanan (kPa)
Titik 1
Titik 2
Titik 3
0,14843
0,08593
0,0625
8
0,17968
8
0,10937
0,085938
5
0,14843
0,09375
0,1875
0,21093
8
0,17968
0,15625
8
0,23437
8
0,19531
0,171875
0,46
0,50
s=
12+1,22
s = 1,56 cm
Luas permukaan (A) = (r + s)
= 1 cm + 1,56 cm
= 2,56 cm
Hitungan teoritis
Titik 1
Kedalaman 5 m =
0,16 kN
2,56 cm
= 0,0625 kPa
Kedalaman 10 m =
0,22kN
2,56 cm
= 0,0859 kPa
Kedalaman 15 m =
0,24 kN
2,56 cm
= 0,0937 kPa
Kedalaman 20 m =
0,40 kN
2,56 cm
= 0,1562 kPa
Kedalaman 25 m =
0,44 kN
2,56 cm
= 0,1718 kPa
Titik 2
Kedalaman 5 m =
0,38 kN
2,56 cm
= 0,1484 kPa
Kedalaman 10 m =
0,46 kN
2,56 cm
= 0,1796 kPa
Kedalaman 15 m =
0,48 kN
2,56 cm
= 0,1875 kPa
Kedalaman 20 m =
0,54 kN
2,56 cm
= 0,2109 kPa
Kedalaman 25 m =
0,60 kN
2,56 cm
= 0,2343 kPa
Titik 3
Kedalaman 5 m =
0,22kN
2,56 cm
= 0,0859 kPa
Kedalaman 10 m =
0,28 kN
2,56 cm
= 0,1093 kPa
Kedalaman 15 m =
0,38 kN
2,56 cm
= 0,1484 kPa
Kedalaman 20 m =
0,46 kN
2,56 cm
= 0,1796 kPa
Kedalaman 25 m =
0,50 kN
2,56 cm
= 0,1953 kPa
Titik 3
0,10
0,15
0,15
10
0,15
0,20
0,25
15
0,30
0,40
0,40
(kg)
5
20
25
0,35
0,60
0,50
0,65
Titik 3
0,01873
0,01873
0,01249
6
0,02498
6
0,03122
0,018736
1
0,04996
6
0,04996
0,037471
2
0,06245
2
0,05620
0,043717
7
0,06869
0,074943
0,081188 7
0,45
0,55
d = 10 cm
t = 1 cm
s = 5,09 cm
A = 78,54 cm
Hitungan teoritis
Titik 1
Beban 5 kg =
0,10 9,81
78,54
= 0,01249 kPa
Beban 10 kg =
0,15 9,81
78,54
= 0,01873 kPa
Beban 15 kg =
0,30 9,81
78,54
= 0,03747 kPa
Beban 20 kg =
0,35 9,81
78,54
= 0,04371 kPa
Beban 25 kg =
0,60 9,81
78,54
= 0,07494 kPa
Titik 2
Beban 5 kg =
0,15 9,81
78,54
= 0,01873 kPa
Beban 10 kg =
0,20 9,81
78,54
= 0,02498 kPa
Beban 15 kg =
0,40 9,81
78,54
= 0,04996 kPa
Beban 20 kg =
0,50 9,81
78,54
= 0,06245 kPa
Beban 25 kg =
0,65 9,81
78,54
= 0,08118 kPa
Titik 3
Beban 5 kg =
0,15 9,81
78,54
= 0,01873 kPa
Beban 10 kg =
0,25 9,81
78,54
= 0,03122 kPa
Beban 15 kg =
0,40 9,81
78,54
= 0,04996 kPa
Beban 20 kg =
0,45 9,81
78,54
= 0,05620 kPa
Beban 25 kg =
0,55 9,81
78,54
= 0,06869 kPa
4.2 Pembahasan
Agung Ridwan
240110120009
Pada praktikum fisika mekanika tanah kali ini praktikan akan mempelajari
tentang Penentuan Shear Strength dan Cone Index. Adapun pengertian dari
cone index itu sendiri merupakan tingkat kekerasan suatu tanah. Sedangkan, shear
strength merupakan kekuatan geser yaitu gaya maksimum yang dapat ditahan oleh
material tanah tepat sebelum terjadi pergeseran antar partikel tanah, dipengaruhi
oleh total panjang akar, diameter akar, tekstur tanah dan kadar air tanah.
Pada praktikum kali ini untuk menentukan nilai cone index suatu tanah
prinsipnya yaitu dengan menekan tanah dan membaca nilai yang ditunjukan oleh
alat Penetrometer. Nilai yang ditunjukkan dari hasil pengukuran ini seharusnya
sesuai dengan hipotesis yaitu semakin dalam Penetrometer ditekan maka semakin
besar pula tekanannya. Sedangkan, semakin dekat dengan permukaan tanah maka
semakin kecil nilai tekanan tanah tersebut. Hal ini disebabkan karena telah adanya
pengaruh iklim pada tanah yang berada dipermukaan dan sebaliknya, lalu partikel
tanah yang berada dibawahnya memiliki ukuran yang lebih besar.
Adapun untuk nilai Shear Strength dari pengukuran serta perhitungan yang
telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa semakin dalam tanah semakin besar
pula nilai dari kekuatan geser tanah tersebut. Hal tersebut disebabkan karena tanah
yang berada dipermukaan dipengaruhi oleh iklim, air dan sebagainnya sehingga
terjadi pelapukan. Sedangkan untuk tanah yang berada dibawahnya, semakin
dalam maka semakin mendekati tanah atau batuan induknya. Hal ini dapat
dibandingkan ketika perlakuaan dilakukan pada titik 1 dengan beban 5 kg
memiliki nilai Shear Strenght sebesar 124,378 kPa sedangkan pada beban 10
kgShear Strenghtnya sebesar 186,897 kPa dan untuk beban 15 25 kg terus
menunjukkan nilai yang naik, begitupun pada titik 2 dan 3. Sehingga pada grafik
didapat garis yang secara umumbergerak naik.
Untuk praktikum cone index hasil yang didapatkan sesuai dengan literatur.
Dari literatur, didapatkan pemahaman bahwa semakin dalam tanah, maka nilai
cone index yang didapatpun akan semakin besar. Sehingga pada grafik didapatkan
garis yang semakin naik. Yaitu untuk titik 1 pada kedalaman 5 cm nilai cone index
yang didapat bernilai 38,89 kPa.Sedangkan. pada kedalaman 10 cm nilai cone
index yang didapat bernilai 65,79 kPa dan pada kedalaman 15 25 cm terus
menunjukkan nilai yang leih tinggi. Hasil percobaan yang praktikan lakukan
sesuai dengan hipotesa yang ada.
Namun dalam praktikum yang kami lakukan tidak terlepas dari kesalahan,
adapun faktor yang bisa menyebabkan hasil percobaan dan hasil perhitungan
kurang akurat adalah kesalahan pada saat praktikum contohnya seperti tidak
membersihkan dahulu tanah yang menempel pada kerucut penetrometer sehingga
data hasil pengukuran tidak tepat ataupun keadaan lubang yang membesar
menjadikan alat tidak berdiri tegak lurus.
penetrometer yang idealnya adalah 2 m/s, pada saat praktikum dilakukan ternyata
tidak mencapai kecepatan yang sesuai. Kelengkapan alat juga mempengaruhi hasil
praktikum contohnya kekurangan alat pada saat melakukan praktikum akan
mempengaruhi pada lamanya waktu yang diperlukan pada saat praktikum.
Ketidak seragaman data hasil pengukuran dipengaruhi oleh tipe alat yang
digunakan. Seperti alat penetrometer yaitu alat untuk mengukur cone index alat
ini terdiri dari dua tipe yaitu otomatis dan manual. Hal tersebut mempengaruhi
keakuratan data yang didapat. Lalu pada percobaan shear strength, titik awal
pembacaan awal yang tidak seragam kemungkinan besar sangat memengarhi
perbedaan pembacaan yang dilakukan. Dan tentu saja apabila lahan tempat
dilakukannya percobaan masih tidak bersih dari gangguan seperti rumput, akarakaran, dll, permukaan lahan tanah yang tidak rata, akan menyebabkan ketidak
akuratan data yang didapat.
Yang kedua metode shear strength. Metode shear strength merupakan metode
yang menentukan daya geser pada tanah. Praktikan ambil 3 titik sampel yang
berbeda dan berjauhan. Jika berjauhan dan berbeda tempat kemungkinan terjadi
akan mendapatkan tanah asli yang masih utuh belum terujikan oleh praktikan lain.
Berikut hasil pada titik sampel 1 yang mewakili 3 titik sampel pada beban 5 kg
tahana geser yang dapat bergerak sebesar 0,1 kg dan pada beban 10 kg dapat
bergerak sebesar 0,15 kg. Artinya tanah pada lahan tersebut bisa mempertahankan
diri dari splash erosi yang dapat mengurangi tahanan geser pada tanah. Sehingga
jika ditopang dengan bangunan akan mengalami sedikit erosi.
kenaikan beban maka tekananya pun juga menjadi naik. Semakin besar beban
semakin besar pula tekananya. Maka untuk cone index dan shear strength semakin
besar tekanan oleh tanah maka semakin kuat tanah tersebut untuk menahan beban
dan semakin berat beban tanah maka tanah mampu menopang tekanan dengan
jumlah besar pula.
Untuk praktikum ini praktikan sudah melakukan praktikum dengan maksimal.
Namun kemungkinan akan kebenaran data pada praktikum ini masih belum
dikatakan 100%. Kemungkinan masalah yang terjadi adalah pada sampel tanah
yang diambil, keakuratan dan ketepatan perhitungan dan ketelitian dari praktikan
itu sendiri.
Widhya Pratiwi R.
240110120020
Pada praktikum kali ini, kami melakukan praktikum dengan menggunakan
Cone Indeks dan Shear Strength. Untuk percobaan pertama, yaitu menggunakan
Cone Indeks untuk menguji tegangan geser suatu struktur tanah. Pada praktikum
kali ini pula kita akan menganalisis mengenal sifat fisik dan karakteristik tanah
dilihat dari tingkat kekuatan gesernya. Shear ring dengan ukuran A = 2,36 cm 2.
Pada Cone Indeks yang didapatkan pada data bahwa setiap gaya tekan yang naik
rata-rata hingga 0,2 kN maka tekanannya pun berbanding lurus dengan kenaikan
P=
F
A , dari data pun dapat dilihat
mendekati 1, ini menandakan bahwa gaya tekan yang diberikan sesuai dengan
nilai cone indeks yang diharapkan. Cone index adalah ukuran dari resistensi tanah
terhadap tindakan penetrasi dan juga sebagai indikator dari kekuatan tanah. Selain
itu nilai cone indeks yang baik pada literatur yaitu berkisar antara 1,5-2,0 MPa.
Pada percobaan shear strength dengan persamaan perbandigan antara massa
P=
m
g
. Pada
A
percobaan ini didapatkan analisa yang sama pada hasil data yaitu perbandingan
antara Shear strength (kg) dengan Shear strength (kPa) menghasilkan nilai yang
sama pada jumlah beban, walaupun pada beban yang berbeda sekalipun. Namun,
ada beberapa data hasil pengamatan yang jika kita amati tidak sesuai yang
diharapkan, mungkin ini disebabkan oleh penggunaan alat oleh praktikan yang
kurang baik, adanya serasah akar yang mengganggu saat pengukuran berlangsung,
ataupun kondisi alat yang kurang baik sehingga hasilnya tidak akurat. Pada grafik
shear strength jika menunjukkan nilai mendekati 1 pada R 2, maka hal ini
menunjukkan bahwa pada lokasi ini nilai shear strength pada tanah cukup baik
dan sesuai dengan literatur.
Insy Alimatun H
240110120022
Pada praktikum fisika mekanika tanah kali ini kita akan mempelajari tentang
shear strength dan cone index. Cone index merupakan tingkat kekerasan suatu
tanah. Shear strength merupakan kekuatan geser yaitu gaya maksimum yang dapat
ditahan oleh material tanah tepat sebelum terjadi pergeseran antar partikel tanah,
dipengaruhi oleh total panjang akar, diameter akar, tekstur tanah dan kadar air
tanah.
Untuk menentukan nilai cone index pada suatu tanah prinsipnya yaitu dengan
menekan tanah dan membaca skala atau nilai yang ditunjukan oleh alat
Penetrometer. Nilai dari hasil pengukuran ini menunjukan bahwa data yang
didapat sesuai dengan hipotesis yaitu semakin dalam maka semakin besar pula
tekanannya. Hal ini dikarenakan semakin kepermukaan tanah maka semakin kecil
nilai tekanan tanah tersebut. Hal ini disebabkan karena telah adanya pengaruh
iklim pada tanah yang berada dipermukaan dan sebaliknya, partikel tanah yang
berada dibawahnya memiliki ukuran yang lebih besar.
Dari pengukuran serta perhitungan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa semakin dalam tanah semakin besar pula nilai dari kekuatan geser (Shear
Strength) tanah tersebut. Hal tersebut disebabkan karena tanah yang berada
dipermukaan terpengaruh oleh iklim , air dan sebagainnya sehingga terjadi
pelapukan. Berbeda dengan tanah yang berada dibawahnya, semakin dalam maka
semakin mendekati tanah atau batuan induknya. Hal ini dapat dibandingkan ketika
perlakuan dilakukan pada titik 1 dengan beban 5 kg memiliki nilai Shear Strenght
sebesar 0,01249kPasedangkan ketika dilakukan pada beban 10 kg maka Shear
Strenghtnya sebesar 0,018736kPa. Sehingga pada grafik didapat garis yang secara
umumbergerak naik.
Pada praktikum cone index menghasilkan hasil yang sesuai dengan literatur.
Dari literatur, didapatkan pemahaman bahwa semakin dalam tanah, maka nilai
cone index yang didapatpun akan semakin besar. Sehingga pada grafik didapatkan
garis yang semakin naik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Agung Ridwan
240110120009
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum mengenai Penentuan Shear Strength dan Cone
Indexmaka dapat disimpulkan bahwa :
1
Nilai Cone Indeks merupakan hasil bagi dari gaya vertikal dengan luas
permukaan alat ( penetrometer ). Dan nilai tahanan geser adalah hasil
bagi dari gaya tekan vertikal dengan luas permukaan alat shear strength.
Kekuatan geser tanah (Shear Strenght) yaitu gaya maksimum yang
dapat ditahan oleh material tanah tepat sebelum terjadi pergeseran antar
partikel tanah, dipengaruhi oleh total panjang akar, diameter akar,
tekstur tanah dan kadar air tanah. Sedangkan cone index merupakan
tingkat kekerasan suatu tanah.
Semakin dalam tanah, maka semakin besar pula daya yang diperlukan
untuk pengolahan tanah. Dapat dilihat dari grafik yang cenderung naik
pada perbandingan cone iindex dan kedalaman tanah.
Semakin besar tekanan yang diberikan, maka nilai tahanan yang
Kurang bersihnya tempat percobaan dari gangguan rumput dan akarakaran. Kemungkinan daya cengkeram yang terjadi terhadap tanah
5.2 Saran
Setelah melakukan praktikum mengenai Penentuan Shear Strength dan Cone
Indexadanya saran guna sebagai pembelajaran untuk praktikum berikutnya :
1. Sebelum
praktikum
dilaksanakan
praktikan
harus
benar-benar
Bhre Galih M.
240110120015
5.1 Kesimpulan
Adapun beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari praktikum cone index
dan shear strength adalah :
1. Metode cone index ini melibatkan gaya terhadap kedalaman tanah.
2. shear strength adalah gaya maksimum yang dapat ditahan oleh material
tanah tepat sebelum terjadi pergeseran antar partikel tanah.
3. semakin besar tekanan oleh tanah maka semakin kuat tanah tersebut untuk
menahan beban.
4. semakin berat beban tanah maka tanah mampu menopang tekanan dengan
jumlah besar pula.
5.2 Saran
Adapun beberapa saran untuk praktikan pada saat melakukan praktikum ini
adalah:
1. Ambil sampel tanah sebaik mungkin.
2. Sebelum melakukan praktikum setidaknya praktikan sudah mengetahui
tentang cone index dan shear strength.
3. Sebelum mulai praktikum cek kondisi alat.
4. Gunakan alat sebaik-baiknya.
5. Lakukan perhitungan dengan teliti sehingga mendapatkan hasil yang
akurat.
Widhya Pratiwi R.
240110120020
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini yaitu :
1.
4.
3.
lebih diperjelas.
Ketersediaan alat yang akan dipraktikumkan ada baiknya lebih
diperbanyak agar mempermudah dan mempercepat setiap kelompoknya
Insy Alimatun H
240110120022
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat pada praktikum kali ini diantaranya :
1. Kekuatan geser tanah (Shear Strenght) yaitu gaya maksimum yang dapat
ditahan oleh material tanah tepat sebelum terjadi pergeseran antar partikel
tanah.
2. Metode shear strength merupakan metode yang menentukan daya geser
pada tanah.
3. Nilai Cone Indeks merupakan hasil bagi dari gaya vertikal dengan luas
permukaan alat yakni penetrometer.
4. Nilai tahanan geser adalah hasil bagi dari gaya tekan vertikal dengan luas
permukaan alat shear strength.
5. Semakin besar tekanan yang diberikan, maka nilai tahanan yang dihasilkan
tanah untuk menahan tekanan gesek tersebut makin besar. Dapat dilihat
dari grafik yang cenderung naik.
5.2 Saran
1. Praktikan telah memahami cara penggunaan alat dengan baik.
2. Setiap sebelum dilakukan percobaan, alat yang telah digunakan harus
dibersihkan dari tanah yang menempel.
Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. 2006. Sifat Fisik Tanah
Dan Metode Analisanya. Departemen Pertanian: Halaman 83-85.
Masreah B. Siti. Fisika Tanah Lanjut. Pasca Sarjana Unsri: Halaman 51-52.
Olovans.
2011.
Cone
Index
dan
Shear
Index.
Terdapat
pada
http://olovans.word-press.com/2011/05/22/cone-index-dan-shear-strenght/
(Diakses pada Minggu, 4 Mei 2014 pukul 17.00 WIB)