Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA MEKANIKA TANAH


(Shear strength dan Cone index)

Oleh :
Shift/Kelompok

: A1 / 2

Nama dan NPM

: 1. Agung Ridwan

(240110120009)

2. Adhitya Ahmad A. (240110120011)


3. Bhre Galih M.

(240110120015)

4. Widhya Pratiwi

(240110120020)

5. Insy Alimatun H

(240110120021)

Hari, Tanggal Praktikum : Kamis, 27 Maret 2014


Waktu

: 15.00 - 16.40 WIB

Co. Ass

: 1. Annisa Oktaviani
2. Ahyat Hartono
3. Desny Anggelina
4. Rijki Aulia
5. Rizky Ananda
6. Rudyanto Putra S.

LABORATORIUM FISIKA MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam sebuah penentuan fungsi yang tepat bagi lahan, maka harus
mengetahui sifat fisik dari tanah tersebut terutama kekuatan tanah agar kita tidak
salah dalam mendirikan bangunan atau lahan pertanian. Untuk tanah yang akan
dijadikan sebagai lahan pembangunan maka tanah harus kuat untuk bisa
menopang bangunan di atasnya. Sedangkan untuk pertanian, tanah yang cocok
adalah tanah yang mudah diolah dan memiliki kadar air yang cukup serta
kerapatan yang tidak terlalu tinggi.
Untuk dapat mengetahui itu semua, maka kita dapat mengukur kekuatan
tanah melalui pengukuran cone index dan juga shear strength pada tanah tersebut.
Karena kekuatan tanah ada hubungannya dengan kerapatan tanah dan juga kadar
air yang dikandung oleh tanah tersebut. Hal ini tentunya sangat membantu bagi
dunia pertanian karena dapat mengetahui kekuatan tanah sehingga bisa
menentukan teknik yang tepat untuk pengolahan tanah tersebut dan juga
memperkirakan pertumbuhan akar tanaman. Oleh karena itu, kami sebagai
mahasiswa teknik pertanian melakukan praktikum cone index dan shear strength
ini agar dapat melakukan pengukuran tersebut sebagai pembelajaran.
1

Tujuan

1 Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan shear strength dan cone
index.
2 Mahasiswa dapat mengukur dan menentukan besarnya cone index dan shear
strength.
3 Mahasiswa dapat mengetahui ketahanan tanah terhadap geseran dan tekanan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kekuatan Geser Tanah (Shear Strength)
Kuat geser tanah adalah kemampuan tanah melawan tegangan geser yang
terjadi pada saat terbebani. Keruntuhan geser (shear failure) tanah terjadi bukan
disebabkan karena hancurnya butir-butir tanah tersebut tetapi karena adanya gerak
relatif antara butir-butir tanah tersebut. Pada peristiwa kelongsoran suatu lereng
berarti telah terjadi pergeseran dalam butir-butir tanah tersebut. Kekuatan geser
yang dimiliki oleh suatu tanah disebabkan oleh :
1. Pada tanah berbutir halus (kohesif) misalnya lempung kekuatan geser yang
dimiliki oleh suatu tanah disebabkan karena adanya kohesi atau lekatan antara
butir-butir tanah.
2. Pada tanah berbutir kasar (non kohesif), kekuatan geser disebabkan karena
adanya gerakan antara butir-butir tanah sehingga sering disebut sudut gesek
dalam.
3. Pada tanah yang merupakan campuran antara tanah halus dan tanah kasar,
kekuatan geser disebabkan karena adanya lekatan (karena kohesi) dan gesekan
antara butir-butir tanah.
Keamanan atau kenyamanan struktur yang berdiri di atas tanah tergantung
pada kekuatan tanah dibawahnya.

Jika tanah runtuh, maka struktur tersebut

akan runtuh yang merenggut korban dan kerugian ekonomi. Kekuatan tanah yang
dimaksud adalah kekuatan geser tanah (shear strength).
Kekuatan geser (shear strength) tanah merupakan gaya tahanan internal yang
bekerja per satuan luas masa tanah untuk menahan keruntuhan atau kegagalan
sepanjang bidang runtuh dalam masa tanah tersebut. Pemahaman terhadap proses
dari perlawanan geser sangat diperlukan untuk analisis stabilitas tanah seperti kuat
dukung, stabilitas lereng, tekanan tanah lateral pada struktur penahan tanah.
Keruntuhan dalam suatu bahan dapat terjadi akibat kombinasi kritis dari
tegangan normal dan tegangan geser, dan bukan salah satu dari tegangan normal
maksimum atau tegangan geser maksimum. Hubungan antara kedua tegangan
tersebut :
f = f()
Bila tanah mengalami pembebanan akan ditahan oleh kohesi (c) dan gesekan antar
butir-butir tanah ().
f = c+ tan

2.2 Cone Index


Cone index adalah ukuran dari resistensi tanah terhadap tindakan penetrasi
dan juga sebagai indicator dari kekuatan tanah. Cone index telah ditentukan
nilainya dari 1,5 2 MPa sebagai indikasi yang cukup dan beberapa perlambatan
pertumbuhan akar dengan berturut-turut, analisa yang berdasarkan nilai cone
index terhadap kedalaman dari tiap sampel lokasinya. Cone index memiliki
hubungan linier terhadap bulk density dan dipengaruhi oleh kelembaban.
Selain itu, cone index merupakan besaran yang menunjukkan harga
ketahanan tanah terhadap gaya penetrasi dari cone (vertical) dibagi luas dasar
cone. Satuan besaran ini dinyatakan dalam satuan gaya per satuan luas (kg/cm).
Cone index atau index kerucut suatu tanah adalah kemampuan tanah untuk
menahan gaya penetrasi kerucut, dengan menggunakan penetrometer adalah suatu
teknik peluang untuk mendapatkan index kerucut tanah. Di dalam praktikum ini,
kita menggunakan penetrometer dengan kombinasi dari suatu sensor kapasitansi
dan suatu ASAE tangkai penetrasi standar diuraikan. TDR yang dibandingkan
Dengan mengkombinasikan penetrometer, didapat beberapa keuntungan, yaitu :

Tanggapan cepat untuk pengukuran yang berlanjut,

Biaya rendah dengan ketelitian yang cukup,

Ketahanan/ kesehatan relatif dalam kaitan dengan struktur yang


geometrisnya.

Dalam kaitan dengan pemulihan geometris yang menyangkut tangkai penetrasi,


suatu pendugaan yang berlebihan untuk pengukuran index kerucut didalam bidang
diamati dan suatu best-fit penyamaan ditemukan melakukan koreksi kesalahan ini.
Di samping itu pula, literatur menunjukkan bahwa nilai aplikasi untuk teknik ini
tergantung betul-betul pada mutu penafsiran yang menyangkut data yang
dikumpulkan itu. Oleh karena itu, studi lebih lanjut akan mengarahkan ke suatu
pemahaman lebih dalam dalam menyangkut korelasi antar parameter fisik tanah.
2.3 Pengukuran Cone Index
1. Uji Penetrasi atau Uji Duga

Gaya atau tenaga yang diperlukan untuk menekan atau memancang sebuah
alat duga kedalam tanah merupakan ukuran kekuatan tanah atau daya dukung
tanah. Selama bertahun-tahun para insinyur telah mengembangkan banyak variasi
alat dan cara-cara berdasarkan ide yang sederhana. Dua metode utama yang
digunakan adalah uji penetrasi standard dan uji penetrasi kerucut. Uji penetrasi
standar digunakan terutama di Amerika Serikat. Uji penetrasi kerucut telah
dikembangkan di Belanda dan secara luas digunakan di Eropa dan bagian dunia
yang lain. Akhir-akhir ini terdapat peningkatan penggunaan uji penetrometer
kerucut di Amerika Serikat.
2. Uji Penetrasi Standar
Jumlah pukulan yang dibutuhkan untuk memancang sebuah alat sampel
tabung belah standar sedalam 0.3 m (12 in) masuk kedalam tanah adalah tahanan
penetrasi standar N. Alat sampel tabung belah standar mempunyai diameter luar
50.8 mm (2 in) dan diameter dalam 34.9 mm (13/8 in). Alat sampel ini panjangnya
sekitar 0.76 mm dan dihubungkan pada batang bor ukuran A (atau lebih besar).
Alat sampel diturunkan sampai dasar lubang bor dan disetel kedudukannya
dengan pemancangan awal sedalam 0.15 m (6 in). Kemudian dilakukan
pemancangan lanjutan masuk sedalam 0.3 m (12 in) dan jumlah pukulan yang
diperlukan untuk memasukkan alat sampel lanjutan 0.3 m dilaporkan sebagai
tahanan penetrasi standar N. Biasanya sebuah sampel tanah terganggu tetapi
representatif didapatkan dari tabung alat sampel guna identifikasi visual.
Pengujian penetrasi standar paling sering digunakan untuk mengukur kepadatan
relative tanah-tanah granular. Meskipun pengujian ini kadang-kadang digunakan
ukuran kuat geser tanah-tanah kohesif. Berbagai faktor dapat mempengaruhi
hitungan pukulan yang diperoleh, sehingga perlu bertindak hati-hati saat
mengevaluasi hasil-hasil pengujian. Dengan bertambahnya kedalaman pada tanah
granular dan bertambahnya berat tanah di atasnya, maka jumlah pukulan yang
diperlukan untuk memancang alat sampel akan bertambah bagi pasir dengan
kepadatan relative yang sama.
Pada pengujian di bawah permukaan air, adalah penting bahwa elevasi
permukaan air dalam lubang bor dibuat ada di atas permukaan air tanah.

Penarikan secara cepat alat-alat pemboran akan dapat menurunkan elevasi


permukaan air dalam lubang bor sampai dibawah elevasi permukaan air tanah. Air
tanah yang mengalir masuk pada dasar pemboran akan mengurangi kepadatan
tanah granular, sehingga menyebabkan hitungan pukulan pada pengujian penetrasi
berikutnya menjadi rendah.
Hasil-hasil pengujian penetrasi standar dipengaruhi oleh banyak faktor lainnya,
seperti adanya kerikil dalam tanah, penggunaan batang bor yang lebih berat dari
tipe A, sepatu alat sampel yang tumpul, kecerobohan menjatuhkan palu terhadap
tinggi jatuh yang dipersyaratkan, dan banyak faktor lainnya. Meskipun memiliki
sifat-sifat yang agak kasar dari pengujian ini, tetapi tetap digunakan secara luas.
3. Uji Penetrasi Kerucut
Penetrometer kerucut terdiri dari kerucut 60 dengan luas dasar lingkaran 1000
mm. Kerucut ditekan masuk kedalam tanah pada kecepatan 10 sampai 20
mm/detik dengan tekanan hidrolis yang diberikan pada batang-batang bor yang
memanjang dari kerucut hingga ke permukaan tanah. Tahanan penetrasi qc didapat
dengan membagi gaya terukur dengan luas kerucut sebesar 1000 mm. Tahanan ini
juga biasa disebut dengan cone index yaitu besarnya tekanan yang diberikan pada
batang bor dibagi dengan luas dasar kerucut.
Kerucut gesekan Begeman (Begeman, 1965) mempunyai suatu selubung
gesekan yang dipasang pada batang-batang dibelakang kerucut. System batang
dalam dan batang luar memungkinkan gerakan kerucut sendirian ataupun kerucut
dan selubung secara bersamaan. Sehingga kedua-duanya yaitu daya dukung
kerucut qc dan gesekan selubung terhadap tanah fs terukur sekaligus.

Gambar 1. Penetrometer Kerucut

Penetrometer ditekan masuk sampai keadaan awal pengujian dengan


menggunakan batang dorong luar. Batang dorong dalam digunakan untuk
menekan kerucut maju 40 mm. pada kedudukan ini suatu kait dalam batang
mengkait selubung dan sekali lagi, dengan menggunakan batang dalam, duaduanya, kerucut dan selubung maju lagi sejauh 40 mm. gaya yang terukur pada
masing-masing keadaan tadi dicatat adn digunakan untuk menghitung qc dan fs.
Batang pendorong luar, menempatkan unit ini pada posisi 200 mm di bawah
posisi semula. Perhatikan bahwa dukungan dan gesekan yang terukur pada satu
pendorongan tidak pada satu elevasi. Tekanan dukung qc terukur pada satu
pendorongan harus dikorelasikan dengan gesekan fs terukur pada pendorongan
berikutnya.
Selain qc dan fs, angka rasio gesekan Rf sama dengan fs/qc (%) juga dihitung.
Kemudian dibuat gambar yang memperlihatkan variasi qc, fs danRf telah
dikorelasikan terhadap karakteristik tanah dalam berbagaicara.
Beberapa keuntungan dari penggunaan penetrometer kerucut dibandingkan
dengan prosedur pemboran konvensional dengan pengujian penetrasi standar dan
pengambilan sampel dengan tabung meliputi:
1. Diperoleh informasi berguna yang lebih akurat dan secara langsung
mengenai sifat-sifat tanah.
2. Kecepatan pendugaan yang lebih tinggi dan lebih murah
3. interval pengujian yang lebih pendek memungkinkan mengidentifikasi
lapisan-lapisan tanah bawah permukaan yang lebih teliti.
4. Beberapa kelemahan penetrometer kerucut adalah:
5. Tidak ada sampel bahan bawah permukaan yang diperoleh.
6. Kondisi air tanah tidak dapat segera dievaluasi.
7. prosedur terbatas bagi tanah-tanah yang tidak mengandung batuan besar
atau lapisan-lapisan keras yang menghalangi penetrasi kerucut.
8. Pada beberapa tanah, interpretasi data tahanan kerucut ada kemungkinan
sulit.
Informasi tambahan dari pemboran-pemboran tanah secara konvensional. Data
dari pemboran konvensional, yaitu hitungan pukulan penetrasi standar, kuat geser

bebas dari alat sampel tabung, identifikasi visual tanah dan data permukaan air
adalah vital untuk interpretasi yang akurat dari data penetrometer kerucut.
Tanah yang produktif harus menyediakan lingkungan yang baik bagi
pertumbuhan akar tanaman. Faktor lingkungan tersebut menyangkut berbagai
karakteristik fisik tanah seperti ketersediaan air, aerasi, struktur tanah yang baik,
disamping harus mampu menyediakan unsur hara bagi tanaman (Saufan, 2002).
Kadar air tanah merupakan tingkat kelembaban tanah atau kandungan airi tanah
yang dapat dinyatakan dalam berbagai cara, yaitu relative terhadap :
1. massa bagian padat
2. massa total
3. volume bagian padat
4. volume total
5. volume pori
Untuk perbandingan massa air terhadap massa bagian padat kering, sering juga
disebut kandungan air gravimetrik dalam satuan persen (%). Yang dimaksud
dengan tanah kering adalah tanah yang telah dikeringkan dalam oven pada
temperature 105 110 C hingga beratnya konstan. Kandungan air tanah mineral
dalam keadaan jenuh berkisar antara 25-60 % tergantung dari berat volume tanah
tersebut. Kadar air jenuh tanah berliat lebih tinggi dari tanah berpasir. Sedangkan
pada tanah organik seperti gambut, kandunagn air jenuh dapat lebih dari 100 %
(Arsyud dkk, 1975)

2.4 Penetrometer
Alat ini terdiri dari dua jenis yaitu dinamik penetrometer dan static
penetrometer. Penetrometer (Dynamic Cone Penetrometer) pertama kali
ditemukan dan telah dikembangkan oleh almarhum Prof.George F.Penabur pada
tahun 1959,alat ini menggunakan bahan bahan yang terbuat dari baja yang kira
kira beratnya sebesar 6,8 kg panjangnya sebesar 153 cm, Dan memiliki
kemampuan untuk melakukan penetrasi kedalam tanah kira kira sebesar 3,8 cm
dan memiliki diameter dari kerucutnya sebesar 450.Selain tu ada juga jenis

Penetrometer (Static Cone Penetrometer), Alat ini pertama kali ditemukan di


Belanda, alat ini memiliki diameter kerucutnya sebesar 60 0 dan untuk mengukur
lahan dengan luas 1,5 cm2 dan dari masa ke masa peralatan ini semakin
berkembang dan semakin canggih. Saat ini harga sebuah penetrometer yang dijual
di pasaran adalah $ 200, Alat ini dapat dibagi menjadi tiga kelompok utama, Yaitu
-

Penetrometer kerucut mekanis

Penetrometer kerucut elektris

Piezocone Penetrometer

Alat ini mempunyai kekuatan/gaya dorong dari 20 sampai 200 Kn. Suatu
penetrometer terdiri dari suatu kerucut baja tahan karat lingkar dengan besar sudut
sebesar 30 derajat, Suatu poros penggerak dan suatu alat pengukur tekanan.
Penetrometer pada umumnya terdiri dari dua jenis ukuran kerucut, satu dengan
suatu garis tengah dasar 0.798 ( 3/4) inci untuk lahan yang lembut dan satu lagi
dengan suatu garis tengah dasar 0.505 ( 1/2) inci untuk lahan yang sulit/keras.
Ujung/Persenan ukurannya lebih luas dibanding poros penggerak untuk
membatasi friksi batang dengan lahan Poros penggerak pada umumnya lulus tiaptiap 3 inci untuk mengijinkan penentuan kedalaman compaction. Alat pengukur
tekanan menandakan adanya tekanan di dalam tanah yang memiliki satuan inci.

Gambar 2. Penetrometer dan Bagian-bagiannya


Ujung dari penetrometer sendiri memiliki berbagai macam jenisnya seperti
terlihat pada gambar diatas,ujng penetrometer itu sendiri memiliki fungsi yang
berbeda beda,sesuai dengan tujuan penggunannya, misalnya apabila ujung
penetrometer tersebut runcing biasanya akan mengukur tanah yang dinamis atau
biasa disebut (Dynamic Penetrometer Test) dan apabila ujung penetrometer

tersebut tumpul,maka biasanya akan digunakan untuk mengukur tanah yang statis
atau dapat disebut (Static Penetrometer Test) Suatu penetrometer terdiri dari
bagian bagian seperti kerucut,lengan penetrometer,dan sensor untuk mengukur
nilai cone index dari suatu tanah yang akan kita ukur. Kerucut Penetrometer statis
dapat digunakan untuk mengevaluasi konsistensi lahan, tingkatan compaction
suatu lahan, dan kapasitas lahan tersebut. Kerucut penetrometer statis ini
dikembangkan Untuk mengukur jenis lahan yang berserat, terutama lahan yang
sangat lembut, ke kedalaman 30 kaki. Alat ini menggunakan suatu 60 kerucut
dengan suatu area 1.5 cm. Suatu kerucut opsional dengan suatu 3 cm area dapat
untuk digunakan di lahan yang sangat lembut. Semakin lama,alat penetrometer ini
semakin berkembang,dari pertama kali ditemukan sampai saat ini alat ini terus
berevolusi sehingga memudahkan penggunanya untuk menggunakannya

BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Berikut ini adalah alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan dalam
praktikum:
1. Alat pengukur Shear Strength
2. Alat pengukur Cone Index
3. sekop
4. Penggaris
3.1.2 Bahan
Bahan yang dibutuhkan dalam praktikum ini yaitu:
1. Tanah dengan luas secukupnya
3.2 Prosedur Praktikum
Shear Strength
Hal-hal yang dilakukan dalam praktikum kali ini untuk mengetahui batas cair
adalah sebagai berikut:

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Membersihkan lahan dari rumput dan serasah.


Menggali tanah sedalam 10 cm dengan lebar sesuai alat.
Shear ring dipasang pada ujung spindle.
Alat ditekan dengan gaya 5, 10, 15, 20 dan 25 kg.
Ring diputar perlahan dengan lengan torsi.
Membaca dan mencatat skala pada lengan torsi sebelum nilai turun.
Mengulangi percobaan pada tiga titik berbeda.

Cone Index
Hal-hal yang dilakukan dalam praktikum kali ini untuk mengetahui batas
plastis adalah sebagai berikut:
1. Membersihkan lahan.
2. Menekan penetrometer sehingga kerucutnya masuk menembus tanah
dengan kecepatan kurang lebih 2 m/s. Mencatat beban pada setiap
kedalaman 5, 10, 15, 20 dan 25.
3. Mengulangi kegiatan pada tiga lokasi.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Perhitungan Cone index
Tabel 1. Cone index
Kedalama

Tekanan (kN)
Titik 1
Titik 2

Titik 3

(cm)
5

0,16

0,38

0,22

10

0,22

0,46

0,28

15

0,24

0,48

0,38

20
25

r = 1 cm
t = 1,2 cm

0,40
0,44

0,54
0,60

Tekanan (kPa)
Titik 1
Titik 2

Titik 3

0,14843

0,08593

0,0625

8
0,17968

8
0,10937

0,085938

5
0,14843

0,09375

0,1875
0,21093

8
0,17968

0,15625

8
0,23437

8
0,19531

0,171875

0,46
0,50

s=

12+1,22

s = 1,56 cm
Luas permukaan (A) = (r + s)
= 1 cm + 1,56 cm
= 2,56 cm

Hitungan teoritis
Titik 1
Kedalaman 5 m =

0,16 kN
2,56 cm

= 0,0625 kPa

Kedalaman 10 m =

0,22kN
2,56 cm

= 0,0859 kPa

Kedalaman 15 m =

0,24 kN
2,56 cm

= 0,0937 kPa

Kedalaman 20 m =

0,40 kN
2,56 cm

= 0,1562 kPa

Kedalaman 25 m =

0,44 kN
2,56 cm

= 0,1718 kPa

Titik 2
Kedalaman 5 m =

0,38 kN
2,56 cm

= 0,1484 kPa

Kedalaman 10 m =

0,46 kN
2,56 cm

= 0,1796 kPa

Kedalaman 15 m =

0,48 kN
2,56 cm

= 0,1875 kPa

Kedalaman 20 m =

0,54 kN
2,56 cm

= 0,2109 kPa

Kedalaman 25 m =

0,60 kN
2,56 cm

= 0,2343 kPa

Titik 3
Kedalaman 5 m =

0,22kN
2,56 cm

= 0,0859 kPa

Kedalaman 10 m =

0,28 kN
2,56 cm

= 0,1093 kPa

Kedalaman 15 m =

0,38 kN
2,56 cm

= 0,1484 kPa

Kedalaman 20 m =

0,46 kN
2,56 cm

= 0,1796 kPa

Kedalaman 25 m =

0,50 kN
2,56 cm

= 0,1953 kPa

4.1.2 Perhitungan Shear strength


Tabel 2. Shear strength
Beban

Shear strength (kg)


Titik 1
Titik 2

Titik 3

0,10

0,15

0,15

10

0,15

0,20

0,25

15

0,30

0,40

0,40

(kg)
5

20
25

0,35
0,60

0,50
0,65

Shear strength (kPa)


Titik 1
Titik 2

Titik 3

0,01873

0,01873

0,01249

6
0,02498

6
0,03122

0,018736

1
0,04996

6
0,04996

0,037471

2
0,06245

2
0,05620

0,043717

7
0,06869

0,074943

0,081188 7

0,45
0,55

d = 10 cm
t = 1 cm
s = 5,09 cm
A = 78,54 cm

Hitungan teoritis
Titik 1
Beban 5 kg =

0,10 9,81
78,54

= 0,01249 kPa

Beban 10 kg =

0,15 9,81
78,54

= 0,01873 kPa

Beban 15 kg =

0,30 9,81
78,54

= 0,03747 kPa

Beban 20 kg =

0,35 9,81
78,54

= 0,04371 kPa

Beban 25 kg =

0,60 9,81
78,54

= 0,07494 kPa

Titik 2
Beban 5 kg =

0,15 9,81
78,54

= 0,01873 kPa

Beban 10 kg =

0,20 9,81
78,54

= 0,02498 kPa

Beban 15 kg =

0,40 9,81
78,54

= 0,04996 kPa

Beban 20 kg =

0,50 9,81
78,54

= 0,06245 kPa

Beban 25 kg =

0,65 9,81
78,54

= 0,08118 kPa

Titik 3
Beban 5 kg =

0,15 9,81
78,54

= 0,01873 kPa

Beban 10 kg =

0,25 9,81
78,54

= 0,03122 kPa

Beban 15 kg =

0,40 9,81
78,54

= 0,04996 kPa

Beban 20 kg =

0,45 9,81
78,54

= 0,05620 kPa

Beban 25 kg =

0,55 9,81
78,54

= 0,06869 kPa

4.2 Pembahasan
Agung Ridwan
240110120009
Pada praktikum fisika mekanika tanah kali ini praktikan akan mempelajari
tentang Penentuan Shear Strength dan Cone Index. Adapun pengertian dari
cone index itu sendiri merupakan tingkat kekerasan suatu tanah. Sedangkan, shear
strength merupakan kekuatan geser yaitu gaya maksimum yang dapat ditahan oleh
material tanah tepat sebelum terjadi pergeseran antar partikel tanah, dipengaruhi
oleh total panjang akar, diameter akar, tekstur tanah dan kadar air tanah.
Pada praktikum kali ini untuk menentukan nilai cone index suatu tanah
prinsipnya yaitu dengan menekan tanah dan membaca nilai yang ditunjukan oleh
alat Penetrometer. Nilai yang ditunjukkan dari hasil pengukuran ini seharusnya
sesuai dengan hipotesis yaitu semakin dalam Penetrometer ditekan maka semakin
besar pula tekanannya. Sedangkan, semakin dekat dengan permukaan tanah maka
semakin kecil nilai tekanan tanah tersebut. Hal ini disebabkan karena telah adanya
pengaruh iklim pada tanah yang berada dipermukaan dan sebaliknya, lalu partikel
tanah yang berada dibawahnya memiliki ukuran yang lebih besar.

Adapun untuk nilai Shear Strength dari pengukuran serta perhitungan yang
telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa semakin dalam tanah semakin besar
pula nilai dari kekuatan geser tanah tersebut. Hal tersebut disebabkan karena tanah
yang berada dipermukaan dipengaruhi oleh iklim, air dan sebagainnya sehingga
terjadi pelapukan. Sedangkan untuk tanah yang berada dibawahnya, semakin
dalam maka semakin mendekati tanah atau batuan induknya. Hal ini dapat
dibandingkan ketika perlakuaan dilakukan pada titik 1 dengan beban 5 kg
memiliki nilai Shear Strenght sebesar 124,378 kPa sedangkan pada beban 10
kgShear Strenghtnya sebesar 186,897 kPa dan untuk beban 15 25 kg terus
menunjukkan nilai yang naik, begitupun pada titik 2 dan 3. Sehingga pada grafik
didapat garis yang secara umumbergerak naik.
Untuk praktikum cone index hasil yang didapatkan sesuai dengan literatur.
Dari literatur, didapatkan pemahaman bahwa semakin dalam tanah, maka nilai
cone index yang didapatpun akan semakin besar. Sehingga pada grafik didapatkan
garis yang semakin naik. Yaitu untuk titik 1 pada kedalaman 5 cm nilai cone index
yang didapat bernilai 38,89 kPa.Sedangkan. pada kedalaman 10 cm nilai cone
index yang didapat bernilai 65,79 kPa dan pada kedalaman 15 25 cm terus
menunjukkan nilai yang leih tinggi. Hasil percobaan yang praktikan lakukan
sesuai dengan hipotesa yang ada.
Namun dalam praktikum yang kami lakukan tidak terlepas dari kesalahan,
adapun faktor yang bisa menyebabkan hasil percobaan dan hasil perhitungan
kurang akurat adalah kesalahan pada saat praktikum contohnya seperti tidak
membersihkan dahulu tanah yang menempel pada kerucut penetrometer sehingga
data hasil pengukuran tidak tepat ataupun keadaan lubang yang membesar
menjadikan alat tidak berdiri tegak lurus.

Lalu kecepatan saat menekan

penetrometer yang idealnya adalah 2 m/s, pada saat praktikum dilakukan ternyata
tidak mencapai kecepatan yang sesuai. Kelengkapan alat juga mempengaruhi hasil
praktikum contohnya kekurangan alat pada saat melakukan praktikum akan
mempengaruhi pada lamanya waktu yang diperlukan pada saat praktikum.
Ketidak seragaman data hasil pengukuran dipengaruhi oleh tipe alat yang
digunakan. Seperti alat penetrometer yaitu alat untuk mengukur cone index alat

ini terdiri dari dua tipe yaitu otomatis dan manual. Hal tersebut mempengaruhi
keakuratan data yang didapat. Lalu pada percobaan shear strength, titik awal
pembacaan awal yang tidak seragam kemungkinan besar sangat memengarhi
perbedaan pembacaan yang dilakukan. Dan tentu saja apabila lahan tempat
dilakukannya percobaan masih tidak bersih dari gangguan seperti rumput, akarakaran, dll, permukaan lahan tanah yang tidak rata, akan menyebabkan ketidak
akuratan data yang didapat.

Aditya Ahmad Azhary


240110120011
Pada praktikum kali ini praktikan akan membahas daya tahan tanah dengan
menggunakan metode shear strength dan Cone index. kedua metode ini
merupakan metode yang dapat mengetahui daya ketahan tanah pada beban
diatasnya. Jenis beban tersebut yaitu beban bergerak dan beban diam, contoh
beban bergerak seperti manusia, mobil dan sebagainya sedangkan beban diam
seperti pondasi rumah gedung dan sebagainya.
Pertama praktikan akan membahas metode Cone index. Metode Cone index ini
melibatkan gaya tekan terhadap kedalaman tanah yang dijadikan sampel. Sampel
yang praktikan ambil disebut titik dan titik praktikan ambil terdapat tiga titik yang
berbeda dan berjauhan. Pada titik pertama kedalaman 5 cm gaya yang harus diberi
tekanan sebesar 0,16 kN jika dilanjutkan pada 10 cm gaya tersebut bertambah
menjadi 0,22 kN. Jika dikonversikan pada tekanan cone maka akan dihasilkan
tekanan sebesar 0,0625 kPa dan 0,0859 kPa. Ini disebabkan tanah tersebut
memiliki tekstur yang rapat sehingga jika semakin mencapai kedalaman tertentu
tekanan yang diberikan akan sebanding dengan gaya yang diberikan oleh tanah.
Kegunaan pada Cone index dapat mengetahui kekuatan pondasi bangunan
sehingga tanah tersebut mampu menopang bangunan tinggi. Pada metode ini gaya
yang dikeluarkan pada ketiga titik sampel tersebut yaitu sebesar 0,60 kN dengan
tekanan yang harus dikeluarkan sebesar 0,23437 kPa. Artinya semakin besar
tekanan yang dikeluarkan terhadap tanah semakin kuat tanah untuk menopang
tekanan pada benda diatasnya.

Yang kedua metode shear strength. Metode shear strength merupakan metode
yang menentukan daya geser pada tanah. Praktikan ambil 3 titik sampel yang
berbeda dan berjauhan. Jika berjauhan dan berbeda tempat kemungkinan terjadi
akan mendapatkan tanah asli yang masih utuh belum terujikan oleh praktikan lain.
Berikut hasil pada titik sampel 1 yang mewakili 3 titik sampel pada beban 5 kg
tahana geser yang dapat bergerak sebesar 0,1 kg dan pada beban 10 kg dapat
bergerak sebesar 0,15 kg. Artinya tanah pada lahan tersebut bisa mempertahankan
diri dari splash erosi yang dapat mengurangi tahanan geser pada tanah. Sehingga
jika ditopang dengan bangunan akan mengalami sedikit erosi.

Bhre Galih Maulana


240110120015
Pada praktikum kali ini tentang perlakuan Cone index dan Shear strength pada
tanah. Hal ini dilakukan dengan tujuan menentukan tingkat kekerasan suatu tanah
dan kekuatan geser dari tanah. Metode cone index ini melibatkan gaya terhadap
kedalaman tanah. Lebih tepatnya merupakan hasil bagi dari gaya vertical dengan
luas permukaan alat sedangkan nilai tahanan geser merupakan hasil bagi dari gaya
tekan vertical dengan luas permukaan alat. Untuk shear strength adalah gaya
maksimum yang dapat ditahan oleh material tanah tepat sebelum terjadi
pergeseran antar partikel tanah. Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi shear
strength pada suatu tanah yakni panjang akar, diameter akar, tekstur tanah dan
kadar air tanah.
Pada data hasil dapat dilihat hasil perhitunganya. Pada table 1 yakni tentang
cone index dapat dilihat bahwa pada titik 1 kedalaman 5 cm tekananya adalah
0,0625 kPa, untuk kedalaman 10 cm tekananya 0,0859 kPa dan seterusnya hingga
kedalaman 25 cm. dapat disimpulkan jika semakin dalam suatu kedalaman tanah
maka semakin besar pula tekanannya. Hal ini juga terjadi pada titik 2 dan titik 3.
Sedangkan pada table 2 yakni tentang shear strength dapat dilihat juga bahwa
pada beban 5 kg tekananya menjadi 0,01249 kPa, untuk beban 10 kg tekananya
menjadi 0,01873 kPa dan seterusnya hingga beban 25 kg. dapat dilihat pada setiap

kenaikan beban maka tekananya pun juga menjadi naik. Semakin besar beban
semakin besar pula tekananya. Maka untuk cone index dan shear strength semakin
besar tekanan oleh tanah maka semakin kuat tanah tersebut untuk menahan beban
dan semakin berat beban tanah maka tanah mampu menopang tekanan dengan
jumlah besar pula.
Untuk praktikum ini praktikan sudah melakukan praktikum dengan maksimal.
Namun kemungkinan akan kebenaran data pada praktikum ini masih belum
dikatakan 100%. Kemungkinan masalah yang terjadi adalah pada sampel tanah
yang diambil, keakuratan dan ketepatan perhitungan dan ketelitian dari praktikan
itu sendiri.

Widhya Pratiwi R.
240110120020
Pada praktikum kali ini, kami melakukan praktikum dengan menggunakan
Cone Indeks dan Shear Strength. Untuk percobaan pertama, yaitu menggunakan
Cone Indeks untuk menguji tegangan geser suatu struktur tanah. Pada praktikum
kali ini pula kita akan menganalisis mengenal sifat fisik dan karakteristik tanah
dilihat dari tingkat kekuatan gesernya. Shear ring dengan ukuran A = 2,36 cm 2.
Pada Cone Indeks yang didapatkan pada data bahwa setiap gaya tekan yang naik
rata-rata hingga 0,2 kN maka tekanannya pun berbanding lurus dengan kenaikan

tersebut. Hal ini terbukti dari persamaan

P=

F
A , dari data pun dapat dilihat

bahwa kedalaman tidak mempengaruhi nilai tekanan pada tanah. Contohnya di


kedalaman 5 cm sampel pada titik 3 menghasilkan gaya 0,22 kN dan kedalaman
10 cm dengan gaya tekan yang sama pula menghasilkan gaya 0,28 kN . Begitu
juga dengan di sampel pada titik 1 dan 2 kedalaman 5 cm, 10 cm, 15 cm, 20 cm
dan 30 cm dengan gaya tekan yang sama penghasilkan gaya tekan yang terus
meningkat.
Menurut literatur, jika pada grafik perbandingan antara tekanan terhadap
kedalaman terlihat bahwa nilai terbesar R2 yang mendapatkan nilai hampir

mendekati 1, ini menandakan bahwa gaya tekan yang diberikan sesuai dengan
nilai cone indeks yang diharapkan. Cone index adalah ukuran dari resistensi tanah
terhadap tindakan penetrasi dan juga sebagai indikator dari kekuatan tanah. Selain
itu nilai cone indeks yang baik pada literatur yaitu berkisar antara 1,5-2,0 MPa.
Pada percobaan shear strength dengan persamaan perbandigan antara massa

tanah dengan luasan ring dikalikan dengan gravitasi

P=

m
g
. Pada
A

percobaan ini didapatkan analisa yang sama pada hasil data yaitu perbandingan
antara Shear strength (kg) dengan Shear strength (kPa) menghasilkan nilai yang
sama pada jumlah beban, walaupun pada beban yang berbeda sekalipun. Namun,
ada beberapa data hasil pengamatan yang jika kita amati tidak sesuai yang
diharapkan, mungkin ini disebabkan oleh penggunaan alat oleh praktikan yang
kurang baik, adanya serasah akar yang mengganggu saat pengukuran berlangsung,
ataupun kondisi alat yang kurang baik sehingga hasilnya tidak akurat. Pada grafik
shear strength jika menunjukkan nilai mendekati 1 pada R 2, maka hal ini
menunjukkan bahwa pada lokasi ini nilai shear strength pada tanah cukup baik
dan sesuai dengan literatur.

Insy Alimatun H
240110120022
Pada praktikum fisika mekanika tanah kali ini kita akan mempelajari tentang
shear strength dan cone index. Cone index merupakan tingkat kekerasan suatu
tanah. Shear strength merupakan kekuatan geser yaitu gaya maksimum yang dapat
ditahan oleh material tanah tepat sebelum terjadi pergeseran antar partikel tanah,
dipengaruhi oleh total panjang akar, diameter akar, tekstur tanah dan kadar air
tanah.
Untuk menentukan nilai cone index pada suatu tanah prinsipnya yaitu dengan
menekan tanah dan membaca skala atau nilai yang ditunjukan oleh alat
Penetrometer. Nilai dari hasil pengukuran ini menunjukan bahwa data yang
didapat sesuai dengan hipotesis yaitu semakin dalam maka semakin besar pula
tekanannya. Hal ini dikarenakan semakin kepermukaan tanah maka semakin kecil

nilai tekanan tanah tersebut. Hal ini disebabkan karena telah adanya pengaruh
iklim pada tanah yang berada dipermukaan dan sebaliknya, partikel tanah yang
berada dibawahnya memiliki ukuran yang lebih besar.
Dari pengukuran serta perhitungan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa semakin dalam tanah semakin besar pula nilai dari kekuatan geser (Shear
Strength) tanah tersebut. Hal tersebut disebabkan karena tanah yang berada
dipermukaan terpengaruh oleh iklim , air dan sebagainnya sehingga terjadi
pelapukan. Berbeda dengan tanah yang berada dibawahnya, semakin dalam maka
semakin mendekati tanah atau batuan induknya. Hal ini dapat dibandingkan ketika
perlakuan dilakukan pada titik 1 dengan beban 5 kg memiliki nilai Shear Strenght
sebesar 0,01249kPasedangkan ketika dilakukan pada beban 10 kg maka Shear
Strenghtnya sebesar 0,018736kPa. Sehingga pada grafik didapat garis yang secara
umumbergerak naik.
Pada praktikum cone index menghasilkan hasil yang sesuai dengan literatur.
Dari literatur, didapatkan pemahaman bahwa semakin dalam tanah, maka nilai
cone index yang didapatpun akan semakin besar. Sehingga pada grafik didapatkan
garis yang semakin naik.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Agung Ridwan
240110120009
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum mengenai Penentuan Shear Strength dan Cone
Indexmaka dapat disimpulkan bahwa :
1

Nilai Cone Indeks merupakan hasil bagi dari gaya vertikal dengan luas
permukaan alat ( penetrometer ). Dan nilai tahanan geser adalah hasil

bagi dari gaya tekan vertikal dengan luas permukaan alat shear strength.
Kekuatan geser tanah (Shear Strenght) yaitu gaya maksimum yang
dapat ditahan oleh material tanah tepat sebelum terjadi pergeseran antar
partikel tanah, dipengaruhi oleh total panjang akar, diameter akar,
tekstur tanah dan kadar air tanah. Sedangkan cone index merupakan
tingkat kekerasan suatu tanah.

Semakin dalam tanah, maka semakin besar pula daya yang diperlukan
untuk pengolahan tanah. Dapat dilihat dari grafik yang cenderung naik
pada perbandingan cone iindex dan kedalaman tanah.
Semakin besar tekanan yang diberikan, maka nilai tahanan yang

dihasilkan tanah untuk menahan tekanan gesek tersebut makin besar.


Dapat dilihat dari grafik yang cenderung naik.
Ketidak sesuaian data yang didapat bisa dikarenakan diantaranya oleh:

Kurang bersihnya tempat percobaan dari gangguan rumput dan akarakaran. Kemungkinan daya cengkeram yang terjadi terhadap tanah

menjadi lebih kecil dari seharusya pada percobaan shear strength.


Penggalian dilakukan pada permukaan tanah yang kurang rata pada

percobaan shear strength.


Tidak membersihkan dahulu tanah yang menempel pada kerucut
penetrometer sehingga data hasil pengukuran tidak tepat ataupun
keadaan lubang yang membesar menjadikan alat tidak berdiri tegak

lurus pada percobaan cone index.


Kecepatan saat menekan penetrometer yang idealnya adalah 2 m/s,
pada saat praktikum dilakukan ternyata tidak mencapai kecepatan

yang sesuai pada percobaan cone index.


Ketidak seragaman data hasil pengukuran dipengaruhi oleh tipe alat
yang digunakan(otomatis dan manual) pada percobaan cone index.

5.2 Saran
Setelah melakukan praktikum mengenai Penentuan Shear Strength dan Cone
Indexadanya saran guna sebagai pembelajaran untuk praktikum berikutnya :
1. Sebelum

praktikum

dilaksanakan

praktikan

harus

benar-benar

memahami alat yang akan digunakan dan prosedur praktikum.


2. Praktikan harus menggunakan alat praktikum dengan baik dan benar
agar tidak terjadi kesalahan.
3. Diperlukan kerjasama yang baik antar anggota kelompok untuk
kelancaran jalannya praktikum.
4. Pada saat pembacaan dilakukan, tekanan yang diberikan tidak boleh
berubah-ubah, sehingga pembacaan hasil dapat dilakukan lebih mudah
dan cepat.

5. Pembersihan lahan/titik tempat dilakkannya percobaan dilakukan


dengan lebih cermat. Sehingga hasil yang didapat lebih akurat.
6. Untuk praktikum lebih cepat dilaksanakan, maka alat yang digunakan
bisa ditambah.
Aditya Ahmad A
240110120011
5.1 Kesimpulan
1. Metode Cone index ini melibatkan gaya tekan terhadap kedalaman tanah
yang dijadikan sampel.
2. Pada Metode Cone Index jika bertambahnya gaya tekan maka akan
semakin besar tanah tersebut bisa dijadikan pondasi bangunan.
3. Metode shear strength merupakan metode yang menentukan daya geser
pada tanah.
4. Pada Metode shear strength jika kuatnya gaya geser terhadap tanah maka
tanah tersebut bisa tahan terhadap erosi.
5.2 Saran
Untuk praktikum selanjutnya yang praktikan harapkan yaitu :
1. Praktikan harus mengetahui sebelumnya shear strength dan cone index
2. Praktikan harus memahami yang akan dipraktikumkan.
3. Peralatan praktikum harus lebih menunjang praktikan.

Bhre Galih M.
240110120015

5.1 Kesimpulan
Adapun beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari praktikum cone index
dan shear strength adalah :
1. Metode cone index ini melibatkan gaya terhadap kedalaman tanah.
2. shear strength adalah gaya maksimum yang dapat ditahan oleh material
tanah tepat sebelum terjadi pergeseran antar partikel tanah.

3. semakin besar tekanan oleh tanah maka semakin kuat tanah tersebut untuk
menahan beban.
4. semakin berat beban tanah maka tanah mampu menopang tekanan dengan
jumlah besar pula.
5.2 Saran
Adapun beberapa saran untuk praktikan pada saat melakukan praktikum ini
adalah:
1. Ambil sampel tanah sebaik mungkin.
2. Sebelum melakukan praktikum setidaknya praktikan sudah mengetahui
tentang cone index dan shear strength.
3. Sebelum mulai praktikum cek kondisi alat.
4. Gunakan alat sebaik-baiknya.
5. Lakukan perhitungan dengan teliti sehingga mendapatkan hasil yang
akurat.

Widhya Pratiwi R.
240110120020

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini yaitu :
1.

Tegangan normal berbanding lurus dengan shear strength.


2. Kekuatan geser suatu massa tanah meupakan perlawanan internal tanah
tersebut per satuan luas terhadap keruntuhan atau pergeseran sepanjang
bidang geser dalam tanah.
3. Pemampatan tanah pada setiap cm-nya berbeda-beda, hal ini tergantung
pada deformasi partikel tanah, relokasi partikel, air dan udara di dalam
pori dan lain-lain.

4.

Pamampatan tanah berpengaruh terhadap daya tumbuh akar.


5.2 Saran

Agar mendapatkan praktikum yang lebih baik, maka ada baiknya


memperhatikan saran sebagai berikut :
1.
2.

Penjelasan metode praktikum dapat dijelaskan dengan lebih baik.


Penyampaian keterkaitan materi praktikum dengan materi perkuliahan

3.

lebih diperjelas.
Ketersediaan alat yang akan dipraktikumkan ada baiknya lebih
diperbanyak agar mempermudah dan mempercepat setiap kelompoknya

untuk melaksanakan praktikum.


4. Adanya pembagian tugas perkelompok yang lebih baik.
5. Adanya kerja sama tim yang baik untuk melancarkan jalannya praktikum.

Insy Alimatun H
240110120022
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat pada praktikum kali ini diantaranya :
1. Kekuatan geser tanah (Shear Strenght) yaitu gaya maksimum yang dapat
ditahan oleh material tanah tepat sebelum terjadi pergeseran antar partikel
tanah.
2. Metode shear strength merupakan metode yang menentukan daya geser
pada tanah.
3. Nilai Cone Indeks merupakan hasil bagi dari gaya vertikal dengan luas
permukaan alat yakni penetrometer.
4. Nilai tahanan geser adalah hasil bagi dari gaya tekan vertikal dengan luas
permukaan alat shear strength.
5. Semakin besar tekanan yang diberikan, maka nilai tahanan yang dihasilkan
tanah untuk menahan tekanan gesek tersebut makin besar. Dapat dilihat
dari grafik yang cenderung naik.

5.2 Saran
1. Praktikan telah memahami cara penggunaan alat dengan baik.
2. Setiap sebelum dilakukan percobaan, alat yang telah digunakan harus
dibersihkan dari tanah yang menempel.

3. Pada saat pembacaan dilakukan, tekanan yang diberikan tidak boleh


berubah-ubah, sehingga pembacaan hasil dapat dilakukan lebih mudah dan
cepat.
4. Pembersihan lahan/titik tempat dilakkannya percobaan dilakukan dengan
lebih cermat. Sehingga hasil yang didapat lebih akurat.
5. Untuk praktikum lebih cepat dilaksanakan, maka alat yang digunakan bisa
ditambah.
DAFTAR PUSTAKA

Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. 2006. Sifat Fisik Tanah
Dan Metode Analisanya. Departemen Pertanian: Halaman 83-85.
Masreah B. Siti. Fisika Tanah Lanjut. Pasca Sarjana Unsri: Halaman 51-52.

Moetangad K., Ade. 2006. Fisika Mekanika Tanah. Keteknikan Dan


Teknologi

Olovans.

Pertanian. FTIP. Unpad

2011.

Cone

Index

dan

Shear

Index.

Terdapat

pada

http://olovans.word-press.com/2011/05/22/cone-index-dan-shear-strenght/
(Diakses pada Minggu, 4 Mei 2014 pukul 17.00 WIB)

Sarief Saifudin. 1986. Fisika-Kimia Tanah Pertanian. Pustaka Buana.Bandung

Triya. 2011. Cone Index Fisika Mekanika Tanah. Terdapat pada :


http://triyadirikky06.blogspot.com/2011/10/cone-index-fisika-mekanikatanah.html (Diakses pada Senin, 5 Mei 2014 pukul 17.15 WIB)

Anda mungkin juga menyukai