SKRIPSI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
PENGESAHAN SKRIPSI
, Tanggal
Juni 2010
Pembimbing Utama
Nama :
NIP
Pembimbing Pendamping
Nama :
Kusmadewi Eka, dr
NIP
Penguji Utama
Nama :
NIP
Anggota Penguji
Nama :
NIP
Surakarta, .20..
Ketua Tim Skripsi
Dekan FK UNS
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya ya
ng
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ya
ng
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka
ABSTRAK
Marisa Rizqiana Dewi., G0006202, 2010, Pengaruh Hepatoprotektor Madu
terhadap Kerusakan Histologis Sel Hepar Mencit (Mus musculus ) yang Dibe
ri
Perlakuan Natrium Siklamat. Skripsi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebela
s
Maret, Surakarta.
Tujuan
penelitian
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui
pengar
uh
pemberian madu secara peropal dalam mengurangi derajat kerusakan sel hepa
r
mencit yang terpapar natrium siklamat, dan untuk mengetahui peng
aruh
peningkatan dosis madu dalam meningkatkan efek proteksinya.
Metode Penelitian : penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik dengan post
test only controlled group design. Sampel berupa hewan mencit berjenis kelamin
jantan berumur 2-3 bulan dengan berat badan 20 gram. Sampel sebanyak
28
ekor dibagi dalam 4 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 7 e
kor
mencit. Teknik sampling yang digunakan adalah accidental sampling. Hari ke-15,
mencit dikorbankan dengan cara dislokasi vertebra cervikalis kemudian orga
n
hepar dextra diambil untuk selanjutnya dibuat preparat histologi dengan metode
blok parafin dan pengecatan Hematoksilin Eosin (HE). Gambaran histologis hepar
diamati dan dinilai berdasarkan kerusakan histologis yang berupa inti pyknosi
s,
karyorrhexis dan karyolysis. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan
uji statistik Kruskal Wallis ( = 0,05) dan dilanjutkan dengan uji Mann Whitney (
= 0,05).
Hasil Penelitian : Hasil uji Kruskal Wallis menunjukkan adanya perbedaan yang
bermakna antara keempat kelompok perlakuan. Hasil uji Mann Whi
tney
menunjukkan perbedaan yang bermakna antara KK dan KP1, KK dan KP2, K
K
dan KP3, KP1 dan KP3 serta KP2 dan KP3. Sedangkan perbedaan yang ti
dak
bermakna antara KP1 dan KP2.
Simpulan Penelitian : Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
terbukti adanya efek proteksi dari madu terhadap hepar yang berupa pengurangan
derajat kerusakan sel hepar mencit yang diinduksi oleh natrium siklamat. Ef
ek
proteksi madu terhadap kerusakan sel hepar yang ditimbulkan oleh natri
um
siklamat dapat diamati secara jelas pada dosis II yaitu 0,4 mL/20 gram BB menci
t
yang terdapat pada kelompok perlakuan III.
Kata kunci : madu, natrium siklamat, kerusakan histologis hepar
ABSTRACT
Marisa Rizqiana Dewi., G0006202, 2010, The Effect of Honey on Histological
appearance of Liver Damage Induced by Cyclamate on mice. Script, Faculty
of
Medicine, Sebelas Maret University, Surakarta.
Objective: The objectives are to know about the influence of honey in reducing
the liver cell damage of mice which is induced by cyclamate and also to kn
ow
about the conection within the increase of honey dose and its effect in the live
r
cell damage of mice which is induced by cyclamate.
Methods: this was a laboratory experimental research with post test
only
controlled group design. The sample in this research were 28 male mice,
2-3
months old and 20 grams weight each of them. The sample were divided into
4
groups, each group has seven mice. All of them were treatent in Histology
cal
th
Laboratory for about 14 days. On day 15 , all of them were sacrificed with nec
k
dislocation method. After that, we made preparation from the liver that
was
stained with Hematoksilin Eosin ( HE ). The preparation was observed based on
the liver histologycal damage ( Pyknosis, karyorrexis and karyolysis ). The dat
a
were analized with Kruskal Wallis Test ( = 0,05), and continued with Ma
nn
Whitney ( =0,05) statistic test.
Result : the result of Kruskal Wallis test showed that there was a signific
ant
difference between 4 groups. The result of Mann Whitney test showed that there
was a significant difference between KK and KP1, KK and KP2, KK and KP
3,
KP1 and KP3 and also KP2 and KP3. And there was not a significant differenc
e
between group KP1 and KP2.
Conclusion : According to this research, we conclude that honey has ability i
n
decreasing the liver cell damage of the mice which is induced by cyclamate.
It
protection effect can be seen clearly at honey dose II (0,4 mL/20 gram weight o
f
mice) in KP III.
Key words : honey, cyclamate, liver cell damage
PRAKATA
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpaha
n
rizki-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pengaruh
Hepatoprotektor Madu terhadap Kerusakan Histologis Sel Hepar Mencit (M
us
musculus ) yang Diberi Perlakuan Natrium Siklamat yang merupakan salah satu
syarat memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak menemui kendala da
n
hambatan, namun berkat bimbingan, arahan, dan bantuan berbagai pihak, penulis
dapat menyelesaikannya. Untuk itu perkenankanlah dengan setulus hati penuli
s
menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. A. A. Subijanto, dr., MS selaku Dekan Fakultas Kedokt
eran
Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
2. Sri Wahjono, dr., M.Kes, selaku Ketua Tim Skripsi Fakultas Kedokter
an
Universitas Sebelas Maret, Surakarta
3. Suyatmi, dr., M Biomed Sci. selaku Pembimbing Utama yang
telah
memberikan bimbingan, saran, masukan dan pengarahan yang berharga
4. Kusmadewi Eka, dr selaku Pembimbing Pendamping yang telah memberikan
bimbingan metodologi penelitian, saran dan petunjuk cara penelitian yan
g
baik dan benar.
5. Muthmainah, dr., M.Kes selaku Penguji Utama yang telah berkenan menguji
dan menambah serta melengkapi hal-hal yang masih kurang sempurna
6. Anik Lestari, dr., M.Kes selaku Anggota Penguji yang telah berke
nan
memberikan masukan dan koreksi kepada penulis dalam penyusunan skripsi
7. Pak Sukidi, Bu Kus dan Mbak Dewi yang telah banyak membantu sela
ma
proses perlakuan, pembuatan preparat dan pengambilan data.
8. Keluarga yang tercinta Papa, Mama, Kakak dan Adikku atas dukungan, doa
,
semangat dan cinta kasih yang telah kalian berikan.
9. Mamaku, inspirasiku, the strong woman, sosok ibu masa kini yang w
ajib
dicontoh oleh semua wanita di dunia.
10. Mas Dadang H. yang telah banyak membantu, mendukung dan memb
eri
perhatian baik dalam penyusunan skripsi maupun dalam hal lainnya.
11. Bagian Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret yang tela
h
berkenan memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan penyelesai
an
skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi ya
ng
berkepentingan khususnya dan bagi pembaca umumnya. Penulis menyadari masih
banyak kekurangan, karenanya kritik dan saran sangat diharapakan. Semoga karya
ini bermanfaat untuk semua.
Surakarta, 7 Juni 2010
DAFTAR ISI
PRAKATA............................................................................................
vi
DAFTAR ISI.............................................................................................
vii
DAFTAR TABEL.....................................................................................
ix
DAFTAR GRAFIK...................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR..............................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................
xiii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................
LANDASAN TEORI..................................................................
A. Tinjauan Pustaka...................................................................
B. Kerangka Pemikiran..............................................................
21
C. Hipotesis................................................................................
22
23
23
B. Lokasi Penelitian..................................................................... 23
C. Subjek Penelitian..................................................................... 23
D. Teknik Sampling....................................................................... 24
E. Desain Penelitian...................................................................... 24
F. Instrumen dan Bahan Penelitian...............................................26
G. Identifikasi Variabel penelitian................................................. 27
H. Operasional Variabel Penelitian................................................ 27
I. Cara Kerja.................................................................................30
J.
39
39
B. Analisis Data........................................................................... 41
BAB V PEMBAHASAN............................................................................
44
51
A. Simpulan .................................................................................. 51
B. Saran........................................................................................ 51
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................
52
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Komposisi Madu
Tabel 2.
Tabel 3.
Tabel 4.
Tabel 5.
r
Tabel 6.
Tabel 7.
Tabel 8.
Tabel 9.
Tabel 10.
Tabel 11.
Tabel 12.
Tabel 13.
Tabel 14.
Tabel 15.
Tabel 16.
DAFTAR GRAFIK
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
on
nutritif telah diakui untuk mengontrol diabetes ataupun untuk tujuan lain
yang pada intinya adalah membatasi asupan gula. Sakarin ditemuk
an
secara tidak sengaja pada 1879 dan telah digunakan selama bertahun-tahun
oleh para penderita diabetes. Pemanis yang lain diperkenalkan o
leh
industri minuman kaleng, dengan zat yang paling sukses adalah natriu
m
siklamat karena tidak meninggalkan rasa pahit seperti sakarin (Hodgso
n
dan Levi, 2000). Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan d
an
Bahan Berbahaya Badan Pengawasan Obat dan Makanan (POM)
RI
Fardiaz
(2009)
mengungkapkan
bahwa
di
Indonesia
masih
ban
yak
permasalahan terkait dengan penggunaan
h
ada ketentuan batas maksimum yang diizinkan, penggunaan peman
is
buatan masih sering dilakukan semena-mena melebihi batas maksimu
m
yang
diperbolehkan.
Produk-produk
yang
melanggar
ketentuan
ini
umumnya dibuat oleh para perajin dan pedagang makanan jajanan sert
a
industri rumah tangga yang belum mendapat pembinaan atau penyuluhan.
Pemakaian pemanis buatan banyak dipakai pedagang kecil dan indust
ri
rumahan karena dapat menghemat biaya produksi. Harga pemanis buatan
jauh lebih murah dibandingkan dengan gula asli. Pemanis buatan hany
a
sedikit ditambahkan untuk memperoleh rasa manis yang kuat. Badan POM
hanya melakukan kajian terhadap siklamat dan sakarin karena disinyali
r
pemanis buatan ini digunakan tanpa batas oleh pedagang jajanan an
ak
sekolah. Sakarin dan siklamat harganya jauh lebih murah dibandingka
n
dengan pemanis lainnya, seperti aspartam, acesulfam, alitam, dan neotam
(Fardiaz, 2009).
Siklamat
cid
atau
asam
siklamat
atau
cyclohexylsulfamic
bahwa
Siklamat memunculkan
banyak
gangguan
ba
kuat
untuk
berkompetisi
dengan
radikal
bebas.
Kekuran
kulit, kosmetika dan memerangi kanker (Suranto, 2007). Madu dalam Al-
Quran banyak disebut sebagai cairan yang enak rasanya dan bany
ak
manfaatnya untuk kesehatan. Sedangkan aplikasinya sebagai obat
di
Indonesia masih sangat terbatas pada kalangan tertentu.
Dengan besarnya potensi antioksidan yang terkandung dalam madu
dan efek proteksi madu terhadap hepar belum banyak diteliti, m
aka
peneliti bermaksud ingin mengetahui apakah madu dapat memberikan efek
proteksi terhadap hepar mencit yang diinduksi natrium siklamat.
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah pada penelitian ini adalah :
1.
el
hepar akibat pemberian pemanis buatan Natrium Siklamat pa
da
mencit (Mus musculus) ?
2.
i
terhadap
kerusakan
sel
ium
Siklamat?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
hepar
mencit
yang
terpapar
Natr
1.
apat
Mengetahui
apakah
pemberian
madu
secara
per
oral
2.
n
efek proteksinya terhadap paparan Natrium Siklamat.
D. Manfaat Penelitian
1.
Manfaat Teoritis :
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmi
ah
tentang madu dalam mengurangi kerusakan sel hepar mencit akibat
pemberian Natrium Siklamat
b. Penelitian ini diharapkan dapat berguna menjadi bahan acu
an
untuk penelitian lebih lanjut.
2.
Manfaat Aplikatif
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi
masyarakat untuk menggunakan madu sebagai obat alternatif untuk
mencegah kerusakan hepar.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1.
Hepar
a.
n
cerna dan bagian tubuh lainnya, mengemban tugas yang sang
at
berat untuk mempertahankan homeostasis metabolik tubuh. Tugas
tersebut mencakup mengolah asam amino, karbohidrat, lemak, dan
vitamin
dari
makanan,
membentuk
protein
serum,
serta
1)
2)
3)
4)
5)
Unit
fungsional
dasar
hati
adalah
lobulus
hati,
milimeter
ang
berbentuk
an
silindris
dengan
panjang
beberapa
Zona 1
n
pembuluh
darah,
akibatnya
zona
ini
ya
ng
pertama kali dipengaruhi oleh perubahan darah
yang masuk.
Zona 2
Zona 3
n
tampak aktif bila kebutuhan meningkat
Juga di dalam septum terdapat venula porta kecil ya
ng
menerima darah terutama dari vena saluran pencernaan melal
ui
vena porta. Dari venula ini darah mengalir ke sinusoid he
par
gepeng dan bercabang yang terletak di antara lempenglempeng
hepar kemudian ke vena sentralis. Dengan demikian sel hepar terus
menerus terpapar dengan darah vena porta. Selain vena porta juga
ditemukan
ris.
arteriole
hepar
di
dalam
septum
interlobula
Disse.
Jutaan
ruang
Disse
kemudian
menghubungk
(Suselo, 2009)
(Suselo,2009)
b.
en
toksikannya, berat intoksikasi, dan lama menderita baik a
kut
maupun kronis (Hodgson dan Levi, 2000).
Suatu proses degeneratif yang mengarah pada kematian sel
disebut nekrosis. Nekrosis biasanya adalah kerusakan hepar yan
g
bisa terjadi secara fokal maupun masif. Fokal nekrosis adal
ah
plasma,
seperti
retikuloendoplasmik,
dan didahului
edema
akumulasi
oleh
beberapa
sitoplasma,
trigliserid,
perubaha
dilatasi
dari
pembengkakan
nukleusnya.
Peristiwa
biokimiawi
yang
mungkin
dan
selanjutnya
pengrusakan
membran),
gangguan
keseimbangan
ur
homeostasis
Ca2+
seluler, gangguan
pada jal
kimia
ditambahkan
pada
makanan
untuk
degradasinya (sikloheksil
amina)
bersifat
karsinogeni
mendasari
pelarangan
k.
Meskipun
demikian,
penelitian
yang
Hasil
sikloheksilamina
metabolisme
mempunyai
dari
sifat
natrium
karsinogenik
siklamat
yaitu
(Lutfi,
2004).
bahkan
Al-Quran
pun
menjelaskan
manfaat
lebah
Rata-rata
Deviasi Standar
Kisaran
Fruktosa / Glukosa
1,23
0,76-1,86
0,126
Fruktosa %
38,38
30,91-44,26
1,77
Glukosa %
30,31
22,89-44,26
3,04
Maltosa %
7,3
2,7-16,0
2,1
Sukrosa %
1,31
0,25-7,57
0,87
Gula %
83,72%
Mineral %
0,169
0,020-1,028
0,15
Asam bebas
0,43
0,13-0,92
0,16
Nitrogen
0,041
0,000-0,133
0,026
Air %
17,2
13,4-22,9
1,5
Ph
3,91
3,42-6,01
Total
keasaman
29,12
10,33
8,68-59,49
meq/kg
Protein mg/100g
168,6
57,7-56,7
70,9
(Suranto, 2007)
Nutrisi
alam 100 gr
adu
Kalori
Kkal
2.800
304
IU
5.000
Mg
1,5
Mg
1,7
Vitamin :
A
B1 (thiamin)
B2 (riboflavin)
Asam
Mg
nikotinat
(niasin)
B6 (piridoksin)
Asam folat
B12
(sianokobalamin)
C
D
Mg
0,002-0,06
0,11-0,36
20
Mg
2,0
Mg
10
Mg
0,4
Asam pantotenat
0,004-0,006
6
IU
60
IU
400
0,008-0,32
0,02-0,11
2,2-2,4
-
E (tokoferol)
30
Biotin
0,3
Mineral :
Kalsium
Klorin
Tembaga
Mg
1.000
Mg
Mg
4-30
2-20
0,01-0,12
Yodium
Mg
0,15
Besi
Mg
18
Mg
400
Mg
1.00
Mg
Mg
Mg
15
Magnesium
Fosfor
Kalium
Natrium
Seng
1-3,4
0,7-13
2-60
10-470
0,6-40
0,2-0,5
(Suranto,2007)
Honey
Board
2005
mengungkapkan
yaitu
sebagai
sumber
salah
atu
kelebihan
madu
menunjukkan
dan
bahwa
madu
kaya
akan
antioksidan.
Penelitian
antioksidan.
Jumlah
di
University
konsumsi
dan
madu
bisa
of
Zagreb
menghentikan
Croatia
menemukan
perkembangan
ba
tumor
yang
terkandung
pada
madu.
Antioksidan
Molekul
ini
mengalami
suatu
reaksi
berantai
yang
1-2
kali/hari
sendok
makan.
Sedangkan
untuk
4.
dan
menimbulkan
kerusakan
sel.
Akumula
si
natrium siklamat dapat mempengaruhi aktivitas sistem antioksidan
,
yaitu menyebabkan penurunan SOD (Superoksida Dismutase) da
n
katalase juga penumpukan lemak pada hepar (Hanim dkk, 199
8).
Penumpukan natrium siklamat menyebabkan stress oksidatif sehingga
asam lemak esensial pada membran plasma menghilang dan hal i
ni
mengganggu permeabilitas membran. Akibatnya radikal bebas dar
i
pemanis buatan dapat dengan mudah masuk ke dalam sel
dan
mempengaruhi organel dalam sel, selanjutnya radikal bebas tersebu
t
dapat merusak lisosom, inti sel dan sebagainya sehingga menimbulkan
mutagenesis (Hanim dkk, 1998).
antioksidan
lain.
Antioksidan
tersebut
dapat
mereda
kerja
hepar.
Efek
yang
bagus
dari
madu
ters
ar
gula dalam darah
b.
c.
B. Kerangka Pemikiran
Natrium
Siklamat
Madu
Dalam tubuh
manusia
Sel hepar
Flavonoid,
Polifenol, Mangan,
Vit C, Vit E,
Katalase
SOD
metabolisme
Menangkap oksidan,
mencegah reaksi
berantai
Mencegah
terbentuknya
radikal bebas yang
baru
Sikloheksilamina (Radikal
Bebas) di dalam sel
Ketidakseimbangan antara
oksidan dan anti oksidan
: menghambat
Mikroskopis :
Atrofi lobulus dan sinusoid
Vena Sentralis menyempit
Degenerasi dan Nekrosis Sel
Hati
Keterangan :
: mengandung
: menyebabkan
plasma
hilang
permeab
ilitas
membran terganggu
Radikal bebas masuk se
l
mempengaruhi organel merus
ak
lisosom, inti sel, dsb
Penumpukan lemak
sel hepatosit
C. Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah :
1.
cit
(Mus musculus) yang terpapar Natrium Siklamat.
2.
Peningkatan
dosis
Madu
dapat
meningkatkan
efek
prot
eksi
terhadap kerusakan sel hepar mencit (Mus musculus) yang terpapar
Natrium Siklamat.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian
ini
merupakan
penelitian
eksperimental
laboratori
k.
Peneliti mengadakan perlakuan terhadap sampel yang telah ditentuka
n
yaitu berupa hewan coba di laboratorium.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian
ini
dilakukan
di
Laboratorium
Histologi
Fakul
tas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
C. Subjek Penelitian
Populasi
n
berat badan 20 gram berjenis kelamin jantan.
Sampel
ng
digunakan berdasarkan rumus federer, yaitu:
(k-1)(n-1) > 15
(4-1)(n-1) > 15
3n-3 > 15
3n > 18
n>6
Keterangan :
k : jumlah kelompok
n : jumlah sampel dalam tiap kelompok
Pada penelitian ini, jumlah sampel untuk tiap kelompok ditentuk
an
sebanyak 7 ekor mencit berjenis kelamin jantan (n > 6), dan j
umlah
kelompok mencit ada 4 sehingga penelitian ini membutuhkan 28 men
cit
dari populasi yang ada.
D. Teknik Sampling
Teknik sampling yang dipakai adalah accidental sampling. Sam
pel
diperoleh dengan mengambil begitu saja subyek penelitian yang dite
mui
dari populasi yang ada.
E. Desain Penelitian
Rancangan penelitian ini adalah The post test only control
group
design
KK
Sampel
Mencit 28
ekor
: (-)
KP1
O0
Bandingkan
dengan uji
statistik
: (X1)
O1
KP2
: (X2)
O2
KP3
: (X3)
O3
Keterangan :
KK
trium
KP1
a
diberi madu
KP2
n
madu dosis I
KP3
n
madu dosis II
(-)
0,1
X1
0,1
Pemberian larutan madu per oral dosis I yaitu 0,2 mL/ 20g
BB mencit selama 14 hari berturut turut dan pada hari
ke
12, 13 dan 14 diberi natrium siklamat 0,1 mL / 20 gr
am
mencit
X3
Pemberian larutan madu per oral dosis II yaitu 0,4 mL/ 20g
BB selama 14 hari berturut turut dan hari ke 12, 13 dan 1
4
diberikan natrium siklamat 0,1 mL / 20 gram mencit
O0
ada
Hasil
Pengamatan
derajat
kerusakan
sel
hepar
derajat
kerusakan
sel
hepar
kelompok kontrol
O1
ada
Hasil
Pengamatan
kelompok perlakuan I
O2
Hasil
Pengamatan
derajat
kerusakan
sel
hepar
derajat
kerusakan
sel
hepar
ada
kelompok perlakuan II
O3
Hasil
Pengamatan
ada
kelompok perlakuan III
Alat :
a.
b.
c.
Sonde lambung
d.
n
meja lilin)
e.
f.
g.
Foto Canon
h.
Bahan :
a.
b.
c.
Madu
d.
Natrium siklamat
Variabel bebas
ordinal
2.
Variabel terikat
3.
Variabel luar
a.
an
umur.
b.
ia
adalah
1-2
kali/hari
sendok
makan
(Suranto,
2007).
Dosis
dikonversikan dengan table konversi Ngatidjan sehingga ditemuka
n
dosis yang sesuai untuk mencit (Mus musculus). Pemberian Ma
du
diberikan peroral dengan sonde lambung dalam 2 dosis
Dosis I
an
hingga 0,2 cc
Dosis II
an
hingga 0,4 cc
Madu akan diberikan selama 14 hari berturut-turut.
2.
al
dalam Wongnawa (2006) membaginya seperti berikut ini:
0
(normal )
(ringan)
(sedang)
(berat)
,
berwarna gelap batasnya tidak teratur.
b.
c.
adi
pucat,
inti
sel
kehilangan
kemampuan
untuk
diwarnai
dan
menghilang begitu saja.
3.
Jenis makanan
Makanan yang diberikan berupa pelet dan minuman dari air PAM
yang tidak terbatas.
b.
Variasi genetik
Mencit (Mus musculus)
c.
Jenis kelamin
Mencit berjenis kelamin jantan
d.
Umur
Mencit berumur 2-3 bulan.
e.
Suhu udara
Hewan percobaan ditaruh dalam ruangan dengan suhu yang sama
f.
Berat badan
Berat badan hewan percobaan 20 gram.
4.
r,
lingkungan yang terlalu ramai dan gaduh, pemberian perlakua
n
yang
berulang
kali
dan
perkelahian
antar
mencit
dapat
c.
i
sehingga mungkin saja ada mencit yang sebelum perlakuan hatinya
sudah mengalami kelainan.
I. Cara Kerja
1.
Menyiapkan Madu.
Madu yang digunakan dalam penelitian ini adalah madu mur
ni
yang terstandar sesuai dengan Standar Nasional indonesia (S
NI)
dengan nama dagang Madu Al-Ghuroba . Dosis yang diberik
an
ditentukan
berdasarkan
hasil
konversi
dari
manusia
ke
me
ncit
(Ngatidjan, 1991) yang setara dengan pemberian 1 sendok mak
an
penuh (15mL) dan 2 sendok makan penuh (30mL) pada orang dewasa
dengan berat badan 70 kg.
Pada manusia, konsumsi madu untuk pencegahan penyakit adalah
1-2 kali / hari 1 sendok makan (Suranto, 2007). Dosis pemberian madu
ini dibedakan dalam 2 dosis , yaitu 0,04 mL/20 gram BB mencit da
n
0,08 mL/20 gram BB mencit. Masing masing dosis yang disondeka
n
tersebut adalah madu yang telah diencerkan dengan aquadest menjadi
L
madu
Pengenceran madu : 2 mL madu + aquadest
10 mL larutan
madu
Dalam 1 mL larutan mengandung 0,2 mL madu
0,2 mL larutan mengandung 0,04 mL madu
Madu yang disondekan adalah madu yang telah diencerkan. Ja
di
madu yang akan disondekan pada mencit dengan berat badan 2
0
gram adalah 0,2 mL yang diberikan selama 14 hari berturut turut.
b.
i
dengan dosis 0,4 mL
Di luar jadwal perlakuan, mencit diberi makan pelet dan air minum
PAM ad libitum.
2.
Natrium Siklamat
Natrium Siklamat yang digunakan pada penelitian ini adal
ah
Natrium Siklamat yang dibeli dari toko pemanis buatan terdekat. Dosis
yang diberikan ditentukan berdasarkan konversi dosis dari tikus
ke
pada
tikus
putih
yang
menyebabkan
kerusakan
ta
npa
menimbulkan kematian adalah 18,5 g/kg BB/ hari.
Perhitungan dosis Natrium siklamat :
Dosis pada tikus putih dikonversikan ke dosis mencit :
= 18,5 g/kg BB / hari X 0,14
= 2,59 g/kg BB / hari
= 2.590 mg/ 1.000 g BB / hari
= 51,8 mg/ 20gr / hari
Natrium siklamat 25g dilarutkan dengan aquadest sampai menjadi
48,2
amat
mL
sehingga
dalam
0,1
mL
larutan
Natrium
sikl
hari ke -12, 13 daan 14. Pemberian Natrium siklamat dengan cara ini
dimaksudkan untuk menimbulkan kerusakan pada sel hepar berup
a
nekrosis dan juga penyempitan vena sentralis tanpa menimbulk
an
kematian pada mencit.
3.
Persiapan mencit
Mencit diperoleh dari Universitas Setia Budi (USB) Surakart
a.
Mencit diadaptasikan selama tujuh hari di Laboratorium Histolo
gi
4.
Pengelompokan subjek
Pengelompokan subjek dilakukan secara random
a.
0,1
mL/20 gram BB mencit dan 0,1 mL/20 gram BB mencit setiap hari
selama 14 hari berturut-turut.
b.
0,1
mL/20 gram BB mencit selama 14 hari berturut-turut dan pada hari
ke 12, 13 dan 14 juga diberikan natrium siklamat per oral 0,1 mL
/
20 gram BB mencit
c.
al
dosis ke I yaitu 0,2 mL/20 gram BB mencit selama 14 hari berturu
t
turut dimana pada hari ke 12, 13 dan 14 juga diberikan natri
um
siklamat per oral 0,1 mL / 20 gram BB mencit setelah 1
jam
pemberian madu.
d.
II
per oral yaitu 0,4 mL/20 gram BB mencit selama 14 hari berturut
turut dimana pada hari ke 12, 13 dan 14 juga diberikan natri
um
siklamat per oral 0,1 mL / 20 gram BB mencit setelah 1
jam
pemberian madu.
mulai
dilakukan
pada
minggu
II
dan
percob
Kelomp Kelompok
ok
Perlakuan I
Kontr
ol
Kelompok
Perlakuan
III
Kelompok
Perlakuan
II
Aquadest 0,1 mL
Madu dosis 0,08
l/ 20grBB
ml/ 20grBB
encit yang
mencit yang
itambah
quadest sampai
,4 ml
ditambah
aquadest sampai
0,2 ml
Setelah kurang lebih 1 jam
m
d
a
0
5.
Pengukuran Hasil
Pada hari ke 15 setelah perlakuan pertama diberikan, semua hewan
percobaan dikorbankan dengan cara dislokasi vertebra cervikali
s,
kemudian organ hepar diambil untuk selanjutnya dibuat prepar
at
histologi dengan metode blok paraffin dengan pengecatan HE. Hal ini
dilakukan
yata.
pada
hari
ke-15
agar
efek
perlakuan
tampak
dengan
yang lain
kira-kira 25
irisan.
Dari masing-
derajat
kerusakan
sel hepar.
Dalam percobaan
ini
pada
sentrolobuler
lobulus
hepar.
Dari
tiap
daerah
1 (ringan)
2 (sedang)
3 (berat)
Dalam
percobaan
ini
menggunakan
hewan
coba
Normal
Rusak Ringan
Rusak Sedang
Rusak Berat
KK
21
18
42
KP1
26
42
KP2
12
28
42
KP3
15
17
42
yang
didapat
dianalisis
secara
statistik
dengan
PSS
(Statistical
Product
and2010
Service Solution) 17.0 for Windows menggunakan
Sumber : Data
Primer,
uji Kruskall-Wallis untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan di antar
a
kelompok perlakuan. Jika terdapat perbedaan yang signifikan dilanjutkan
dengan uji Mann-Whitney untuk mengetahui letak perbedaan terdapat d
i
antara kelompok yang mana. Derajat kemaknaan yang digunakan adalah
lompok
= 0,05.
perlakuan I, kelompok perlakuan II, dan kelompok perlakuan III
disajikan
pada lampiran 1-4. Dari data tersebut didapatkan hasil seperti yan
g terlihat
pada tabel 3 dan perbandingannya dapat lebih jelas terlihat pada grafik
1.
Normal
Rusak Ringan
25
Rusak Sedang
20
Rusak Berat
15
10
5
0
KK
KP1
KP2
KP3
a.
1
mL/20 gram BB mencit dan 0,1 mL/20 gram BB mencit setiap
hari selama 14 hari berturut-turut.
b.
c.
KP2 sebagai kelompok perlakuan II, diberi larutan madu per oral
dosis ke I yaitu 0,2 mL/20 gram BB mencit selama 14
hari
berturut turut dimana pada hari ke 12, 13 dan 14 juga diberikan
natrium siklamat per oral 0,1 mL / 20 gram BB mencit setelah
1
jam pemberian madu.
d.
hari
berturut turut dimana pada hari ke 12, 13 dan 14 juga diberikan
natrium siklamat per oral 0,1 mL / 20 gram BB mencit setelah
1
jam pemberian madu.
Dari table dan grafik di atas dapat dilihat bahwa kelom
pok
perlakuan I (KP1) memiliki jumlah nilai dengan kerusakan berat palin
g
banyak yaitu 7 dan nilai normalnya ada 0. Sedangkan untuk kelomp
ok
kontrol (KK) memiliki jumlah nilai normal paling banyak yaitu 21 nil
ai
sedangkan nilai kerusakan beratnya ada 0. Pada kelompok perlaku
an
lainnya didapatkan gambaran yang lebih bervariasi yaitu pada kelompo
k
perlakuan
II
(KP2)
mayoritas
menunjukkan
kriteria
rusak
seda
ng,
sedangkan pada proporsi yang lebih sedikit terlihat pada kriteria rus
ak
ringan dan rusak berat. Pada kelompok perlakuan III(KP3) mayorit
as
menunjukkan kriteria rusak sedang, sedangkan pada proporsi yang lebi
h
sedikit terlihat pada kriteria normal, rusak ringan dan rusak berat.
B. Analisis Data
Data yang diperoleh dari pengamatan secara mikroskopis di
uji
dengan uji statistik menggunakan program SPSS ver.17. Ada 2 uji statistik
yang digunakan, yaitu :
1.
m
seluruh kelompok populasi. Hasil yang diharapkan dalam uji ini adala
h
hasil
perhitungan
statistik
dengan
uji
Kruskal-
Wallis
diperoleh nilai p adalah 0,000. Nilai ini lebih kecil daripada P hit
ung
(0,05) atau p < 0,05 maka hipotesis nihil ditolak dan hipotesis k
erja
diterima. Jadi terdapat perbedaan bermakna antara lima kelompok sampel.
Hasil perhitungan Kruskal-Wallis dengan program SPSS dapat dilih
at
pada lampiran.
Karena
terdapat
perbedaan
yang
bermakna
di
antara
ima
kelompok sampel, maka uji statistik dilanjutkan dengan uji Ma
nn-
Nilai p
Keterangan
KK dan KP1
Perbedaan bermakna
KK dan KP2
Perbedaan bermakna
KK dan KP3
Perbedaan bermakna
0.154
KP1dan KP3
0.002
Perbedaan bermakna
0,024
Perbedaan bermakna
bermakna antara KK dan KP1, KK dan KP2, KK dan KP3, KP1 dan KP
3
serta KP2 dan KP3. Sedangkan perbedaan yang tidak bermakna anta
ra
KP1 dan KP2. Data ringkasan hasil perhitungan dengan uji Mann-Whitney
(=0,05) dapat dilihat pada table 4. Adapun data mengenai perhitungan uji
Mann-Whitney dengan program SPSS dapat dilihat pada lampiran.
BAB V
PEMBAHASAN
Penelitian
an
pengaruh
hepatoprotektor
madu
terhadap
kerusak
dapat
mempengaruhi
aktivitas
sistem
antioksidan,
yaitu
plasma
menghilang
dan
hal
ini
mengganggu
permeabil
membran. Akibatnya radikal bebas dari pemanis buatan dapat dengan mudah
masuk ke dalam sel dan mempengaruhi organel dalam sel, selanjutnya radikal
bebas tersebut dapat merusak lisosom, inti sel dan sebagainya sehin
gga
menimbulkan
jadi
mutagenesis
(Hanim
dkk,
1998).
Kematian
sel
ter
akan
berakumulasi
di
dalam
sel,
mitokondria
membengk
dosis II (0,4 mL) yaitu dua kali lipat dari larutan madu dosis I ( 0,2 mL) dala
m
jangka waktu pemberian yang sama yaitu 14 hari.
Pada hasil uji statistik Kruskal-Wallis diperoleh hasil perbedaa
n
bermakna, atau dengan kata lain terdapat perbedaan gambaran histologis pada
seluruh kelompok perlakuan tanpa diketahui kelompok mana yang berbeda.
Setelah dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney didapatkan has
il
perbedaan
pok
yang
bermakna
antara
kelompok
kontrol
dengan
kelom
antioksidan
yaitu
menyebabkan
penurunan
SOD
(Superoks
menghilang
dan
hal
ini
mengganggu
permeabilitas
membr
Akibatnya radikal bebas dari pemanis buatan dapat dengan mudah masuk ke
dalam sel dan mempengaruhi organel dalam sel, selanjutnya radikal beb
as
tersebut dapat merusak lisosom, inti sel dan sebagainya (Hanim dkk, 1998).
Pada hasil uji Mann-Whitney antara kelompok perlakuan I denga
n
kelompok perlakuan II menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna. Hal ini
berarti pemberian larutan madu dosis I yaitu 0,2 mL/20 gram BB me
ncit
selama 14 hari berturut-turut belum dapat memberikan efek perlindung
an
maksimal terhadap kerusakan hepar yang disebabkan oleh natrium siklamat
.
Dalam
am
dosis
tersebut,
madu
belum
menunjukkan
pengaruhnya
dal
siklamat dapat diamati secara jelas pada dosis II yaitu 0,4 mL/20 gram
BB
mencit yang terdapat pada kelompok perlakuan III.
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan
1.
II
yaitu 0,4mL / 20 gram BB mencit selama 14 hari berturut-turut da
pat
mengurangi kerusakan sel hepar mencit akibat pemberian natri
um
siklamat.
2.
Terdapat
peningkatan
efek
hepatoprotektor
madu
sesuai
den
gan
peningkatan dosis yaitu sebesar 200% dari dosis I.
B. Saran
1.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan dosis madu yang leb
ih
bervariasi dan dengan lama pemberian madu yang lebih bervari
asi
sehingga diketahui dosis dan waktu pemberian yang efektif un
tuk
mencegah kerusakan sel hepar mencit yang diinduksi natrium siklamat.
2.
g
lebih canggih dan menggunakan parameter selain gambaran histologi
s
DAFTAR PUSTAKA
Arief dan Irfan. 2008. Zat Tambahan pada Pangan, Seberapa Aman
?.
http://www.pjnhk.go.id (22 September 2009)
Bagiada A. 1995. Radikal Bebas dan Antioksidan. Jurnal Kedokter
an
Universitas Udayana 26(89). Penerbit Unud. pp :136-9
BPOM.
1999.
Hukum
Perundangan
http://www.pom.go.id/public/hukum_perundangan/pdf/PerubPerm
enkes.pdf(22 September 2009)
BPOM. 2004. Kajian Keamanan Bahan Tambahan Pangan Pema
nis
Buatan.
http://www1.pom.go.id:8796/nonpublic/makanan/standard/News1.
html (22 September 2009)
rd
nd
Wortel
(daucus
carota
l.)
dalam
Tanaman
Leeson C.R., Leeson T.S., Paparo A A. 1996. Buku Teks Histology. Alih
Bahasa : Yann Tambayong, dkk. Jakarta : Penerbit B
uku
Kedokteran EGC, pp: 383-7.
Lutfi A, drs. Kimia Lingkungan. Surabaya. 2007
Ngatidjan, 1991. Petunjuk Laboratorium Metode Laboratorium dala
m
Toksikologi. Yogyakarta : Pusat Antar Universitas Bioteknologi
UGM, pp : 94-132.
Price S.A. dan Wilson L. M. 1994 Patofisiology, konsep klinis prose
sproses penyakit. Edisi 4. Jakarta : EGC. Pp :773-5
Purawisastra S. 2001. Penelitian Pengaruh Isolat Galaktomannan Kelapa
Kelompok
Jumlah
Normal Rusak
Ringan
Rusak Sedang
Rusak Berat
P2.1
0
3
3
0
P2.2
0
2
3
1
P2.3
0
0
6
0
Derajat
Kerusakan
Sel
Hepar
Kelompok
P2.4
0
0
6
0
Rusak
Rusak
Kontrol
P2.5
0Normal Rusak
2 Ringan
4 Sedang
0 Berat
K.1
4
2
0
P2.6
0
2
3
1 0
K.2
P2.7
0 1
3 4
3 1
0 0
K.3
2
3
1
Jumlah
0
12
2 0
Derajat Kerusakan28Sel Hepar
Kelompok
K.4
5
1 LAMPIRAN 0
0
Normal Rusak Ringan
Rusak Sedang
Rusak Berat
Perlakuan 3
K.5
4
1
1
0
P3.1
3
1
2
0
K.6
2
4
0
0
P3.2
0
3
3
0
K.7
3
3
0
0
P3.3
0
2
3
1
Jumlah
21
18
3
0
P3.4
1
2
2
1
Jumlah
Normal
Rusak
Ringan
Rusak Sedang
Rusak 0
Berat
P3.5
2
4
0
P1.1
0
3
2
1
P3.6
1
1
3
1
P1.2
00
02
34
30
P3.7
P1.3
07
015
517
13
Jumlah
P1.4
0
1
5
0
P1.5
0
3
3
0
P1.6
0
1
4
1
P1.7
0
1
4
1
Jumlah
0
9
26
7
6
6
6
6
Jumlah
6
6 6
6 6
42 6
6
Jumlah
6
6
6
6
6
6
42
6
6
66
66
642
6
6
6
6
42
Lampiran 1.
Data hasil pengamatan mikroskopis
Tabel 5. Hasil pengamatan mikroskopis derajat kerusakan histologis hepar pada
kelompok kontrol
Lampiran 2
Hasil Uji Statistik Kruskal Wallis dan Mann Whitney
Tabel 9. Analisa uji statistik Kruskal Wallis
Ranks
kelompok
perlakuan
grade
Mean Rank
kontrol
42
39.57
perlakuan I
42
112.95
perlakuan 2
42
103.26
perlakuan 3
42
82.21
Total
168
Test Statistics
a,b
grade
Chi-Square
df
Asymp. Sig.
64.522
3
.000
Tabel 10. Analisa uji statistik Mann Whitney antara kelompok kontrol dengan
kelompok perlakuan 1
Ranks
kelompok
perlakuan
grade
Mean Rank
Sum of Ranks
kontrol
42
25.00
1050.00
perlakuan I
42
60.00
2520.00
Total
84
Ranks
kelompok
perlakuan
grade
Test Statistics
N
Mean Rank
kontrol
42
perlakuan 2
42
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Sum of Ran
25.93
1089.00
59.07
2481.00
grade
147.000
1050.000
-6.894
.000
Tabel 11. Analisa uji statistik Mann Whitney antara kelompok kontrol dengan
kelompok perlakuan 2
Test Statistics
grade
Mann-Whitney U
186.000
Wilcoxon W
1089.000
-6.605
.000
a. Grouping Variable: kelo
Ranks
mpok
kelompok
perlakuan
grade
Mean Rank
kontrol
42
perlakuan 3
42
kontrol dengan
Sum of Ran
31.64
1329.00
53.36
2241.00
perlakuan
kelompok perlakuan 3
Test Statistics
grade
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
426.000
1329.000
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
-4.327
.000
Tabel 13. Analisa uji statistik Mann Whitney antara kelompok perlakuan 1
Mean Rank
Sum of Ranks
perlakuan I
42
45.71
1920.00
perlakuan 2
42
39.29
1650.00
Total
84
Ranks
kelompok
perlakuan
Mean Rank
Test Statistics
Sum of Ran
a
grade
perlakuan 2
42
perlakuan 3
42
47.90
2012.00
37.10
1558.00
grade
Mann-Whitney U
747.000
Wilcoxon W
1650.000
-1.426
.154
Tabel 14. Analisa uji statistik Mann Whitney antara kelompok perlakuan 1
dengan kelompok perlakuan 3
Ranks
kelompok
perlakuan
grade
Mean Rank
Sum of Ranks
perlakuan I
42
50.24
2110.00
perlakuan 3
42
34.76
1460.00
Total
84
Test Statistics
grade
Mann-Whitney U
557.000
Wilcoxon W
1460.000
-3.172
.002
Tabel 15. Analisa uji statistik Mann Whitney antara kelompok perlakuan 2
dengan kelompok perlakuan 3
Mencit
Mencit
Tikus
Marmut
Kelinci
Kucing
Kera
Anjing
Manusia
(20 g)
(200 g)
(400 g)
(1,5 kg)
(2 kg)
(4 kg)
(12 kg)
(70 kg)
1,0
7,0
12,25
27,8
29,7
64,1
124,2
387,9
0,14
1,0
1,74
3,9
4,2
9,2
17,8
56,0
0,08
0,57
1,0
2,25
2,4
5,2
10,2
31,5
0,04
0,25
0,44
1,0
1,08
2,4
4,5
14,2
0,03
0,23
0,41
0,92
1,0
2,2
4,1
13,0
0,016
0,11
0,19
0,42
0,45
1,0
1,9
6,1
0,008
0,06
0,1
0,22
0,24
0,52
1,0
3,1
0,0026
0,018
0,031
0,07
0,076
0,16
0,32
1,0
(20 g)
Tikus
(200 g)
Marmut
(400 g)
Kelinci
(1,5 kg)
Kucing
(2 kg)
Kera
(4 kg)
Anjing
(12 kg)
Manusia
(70 kg)
Lampiran 3.
Konversi Dosis untuk Manusia dan Hewan
Tabel 16 Tabel konversi dosis manusia dan hewan
Lampiran 4.
Foto-foto Preparat
Gambar 3. Foto mikroskopis hepar mencit yang normal (pengecatan
HE;
perbesaran atas 400x dan bawah 1000x)
Keterangan :
A: Gambaran miskroskopis hepar
normal (tidak terlihat inti
piknosis)
A
Keterangan :
A: Gambaran miskroskopis hepar
normal (tidak terlihat inti
piknosis)
Keterangan :
A: 1 atau 2 Inti sel hepar piknosis,
karioreksis, kariolisis terbatas
pada zona 3
Keterangan :
A: Inti sel hepar piknosis,
karioreksis, kariolisis mel
uas
terbatas pada zona 3
A
Keterangan :
A: Inti sel hepar piknosis,
karioreksis, kariolisis meluas
melebihi zona 3
Keterangan :
A: Inti sel hepar piknosis,
karioreksis, kariolisis meluas
melebihi zona 3