Makalah
o
Makalah Keperawatan
Makalah Kebidanan
Laporan Pendahuluan
Daftar Artikel
Wednesday, September 14, 2016
Topics :
Disusun Oleh :
Satya Putra Lencana
M11.01.0015
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pneumonia adalah penyakit umum di semua bagian dunia. Ini adalah penyebab utama
kematian di antara semua kelompok umur. Pada anak-anak, banyak dari kematian ini terjadi
pada masa neonatus. Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa satu dari tiga
kematian bayi baru lahir disebabkan pneumonia. Lebih dari dua juta anak balita meninggal
setiap tahun di seluruh dunia. WHO juga memperkirakan bahwa sampai dengan 1 juta ini
(vaksin dicegah) kematian yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus''''pneumoniae, dan
lebih dari 90% dari kematian ini terjadi di negara-negara berkembang. Kematian akibat
pneumonia umumnya menurun dengan usia sampai dewasa akhir. Lansia individu,
bagaimanapun, berada pada risiko tertentu untuk pneumonia dan kematian terkait. Karena
beban yang sangat tinggi penyakit di negara berkembang dan karena kesadaran yang relatif
rendah dari penyakit di negara-negara industri, komunitas kesehatan dunia telah
menyatakan untuk 2 November Hari Pneumonia Dunia, sehari untuk warga yang prihatin
dan pembuat kebijakan untuk mengambil tindakan terhadap penyakit. Di Inggris, kejadian
tahunan dari pneumonia adalah sekitar 6 kasus untuk setiap 1000 orang untuk kelompok
usia 18-39. Bagi mereka 75 tahun lebih dari usia, ini meningkat menjadi 75 kasus untuk
setiap 1000 orang. Sekitar 20-40% individu yang membutuhkan pneumonia kontrak yang
masuk rumah sakit antara 5-10% diterima ke unit perawatan kritis. Demikian pula, angka
kematian di Inggris adalah sekitar 5-10%. Individu-individu ini juga lebih cenderung
memiliki episode berulang dari pneumonia. Orang-orang yang dirawat di rumah sakit untuk
alasan apapun juga berisiko tinggi untuk pneumonia. Pneumonia merupakan komplikasi
yang sering terjadi setelah stroke yang menyulitkan penyembuhan pasien. Insidens yang
tinggi dari pneumonia nosokomial merupakan masalah yang sering terjadi di rumah sakit.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu pneumonia?
2. Mengapa sesorang bisa terkena pneumonia?
3. Apa yang menyebabkan seseorang terkena pneumonia?
4. Bagaimana tanda serta gejala dari pneumonia?
5. Bagaimana Asuhan Keperawatan serta diagnosa keperawatan yang tepat pada kasus
pneumonia?
C. TUJUAN
BAB II
LANDASAN TEORI
A. DEFINISI
Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru atau alveoli.
Terjadinya pneumonia, khususnya pada anak, seringkali bersamaan dengan proses infeksi
akut pada bronkus, sehingga biasa disebut dengan bronchopneumonia. Gejala penyakit
tersebut adalah nafas yang cepat dan sesak karena paru-paru meradang secara mendadak.
Pneumonia adalah infeksi atau radang yang cukup serius pada paru-paru. Dari jenis-jenis
pneumonia itu ada yang spesifik/khusus yang disebut dengan tuberkulosis atau tbc atau Tb,
yang disebabkan oleh bakteri tuberkulosa. Jenis yang lain, adalah SARS yang adalah
pneumonia akibat -sampai hari ini- virus.
Pneumonia merupakan radang paru yang disebabkan mikroorganisme (bakteri, virus, jamur,
dan parasit).
Pneumonia adalah penyakit inflamasi pada paru yang dicirikan dengan adanya konsolidasi
akibat eksudat yang masuk dalam area alveoli. (Axton & Fugate, 1993).
Penumonia adalah inflasi parenkim paru, biasanya berhubungan dengan pengisian cairan di
dalam alveoli. Hal ini terjadi terjadi akibat adanya invaksi agen atau infeksius adalah
adanya kondisi yang mengganggu tahanan saluran. Trakhabrnkialis, adalah pun beberapa
keadaan yang mengganggu mekanisme pertahanan sehingga timbul infeksi paru misalnya,
kesadaran menurun, umur tua, trakheastomi, pipa endotrakheal, dan lain-lain. Dengan
demikian flora endogen yang menjadi patogen ketika memasuki saluran pernafasa.
( Ngasriyal, Perawatan Anak Sakit, 1997)
Pneumonia adalah sebuah penyakit pada paru-paru di mana pulmonary alveolus (alveoli)
yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer menjadi "inflame" dan terisi oleh
cairan. Pneumonia dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, termasuk infeksi oleh
bakteria, virus, jamur, atau parasit. Pneumonia dapat juga disebabkan oleh iritasi kimia atau
fisik dari paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau
terlalu banyak minum alkohol.
B. TANDA DAN GEJALA
Batuk nonproduktif
Retraksi intercosta
Demam
Ronchii
Cyanosis
Leukositosis
Batuk
Sakit kepala
Sesak nafas
Menggigil
Berkeringat
Lelah.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan: - kulit yang lembab - mual dan muntah kekakuan sendi.
Secara umum dapat dibagi menjadi :
Manifestasi nonspesifik infeksi dan toksisitas berupa demam, sakit kepala, iritabel, gelisah,
malise, nafsu makan kurang, keluhan gastrointestinal. Gejala umum saluran pernapasan
bawah berupa batuk, takipnu, ekspektorasi sputum, napas cuping hidung, sesak napas, air
hunger, merintih, dan sianosis. Anak yang lebih besar dengan pneumonia akan lebih suka
berbaring pada sisi yang sakit dengan lutut tertekuk karena nyeri dada. Tanda pneumonia
berupa retraksi (penarikan dinding dada bagian bawah ke dalam saat bernapas bersama
dengan peningkatan frekuensi napas), perkusi pekak, fremitus melemah, suara napas
melemah, dan ronki. Tanda efusi pleura atau empiema berupa gerak ekskursi dada
tertinggal di daerah efusi, perkusi pekak, fremitus melemah, suara napas melemah, suara
napas tubuler tepat di atas batas cairan, friction rub, nyeri dada karena iritasi pleura (nyeri
berkurang bila efusi bertambah dan berubah menjadi nyeri tumpul), kaku
kuduk/meningismus (iritasi meningen tanpa inflamasi) bila terdapat iritasi pleura lobus
atas, nyeri abdomen (kadang terjadi bila iritasi mengenai diafragma pada pneumonia lobus
kanan bawah). Pada neonatus dan bayi kecil tanda pneumonia tidak selalu jelas. Efusi
pleura pada bayi akan menimbulkan pekak perkusi.
C. ETIOLOGI
Sebagian besar pneumonia disebabkan oleh bakteri, yang timbul secara primer atau
sekunder setelah infeksi virus. Penyebab tersering pneumonia bakterialis adalah bakteri
positif-gram, Streptococus pneumoniae yang menyebabkan pneumonia streptokokus.
Bakteri Staphylococcus aureus dan streptokokus beta-hemolitikus grup A juga sering
menyebabkan pneumonia, demikian juga Pseudomonas aeruginosa. Pneumonia lainnya
disebabkan oleh virus, misalnya influenza. Pneumonia mikoplasma, suatu pneumonia yang
relatif sering dijumpai, disebabkan oleh suatu mikroorganisme yang berdasarkan beberapoa
aspeknya, berada di antara bakteri dan virus. Individu yang mengidap acquired
immunodeficiency syndrome, (AIDS) sering mengalami pneumonia yang pada orang
normal sangat jarang terjadi yaitu pneumocystis carinii. Individu yang terpajan ke aerosol
dari air yang lama tergenang, misalnya dari unit pendingin ruangan (AC) atau alat
pelembab yang kotor, dapat mengidap pneumonia Legionella. Individu yang mengalami
aspirasi isi lambung karena muntah atau air akibat tenggelam dapat mengidap pneumonia
asporasi. Bagi individu tersebut, bahan yang teraspirasi itu sendiri yang biasanya
menyebabkan pneumonia, bukan mikro-organisme, denmgan mencetuskan suatu reaksi
peradangan.
Etiologi:
pneumocytis carini
Aspirasi : Makanan, cairan, lambung
Inhalasi : Racun atau bahan kimia, rokok, debu dan gas
Pneumonia virus bisa disebabkan oleh:
Hantavirus
Virus influenza
Virus parainfluenza
Adenovirus
Rhinovirus
Sitomegalovirus.
Virus Influensa
Adenovirus
Rubeola
Varisella
Pneumococcus
Streptococcus
Staphilococcus
Pada bayi dan anak-anak penyebab yang paling sering adalah: - virus sinsisial pernafasan adenovirus - virus parainfluenza dan - virus influenza.
Faktor-faktor risiko terkena pneumonia, antara lain, Infeksi Saluran Nafas Atas (ISPA), usia
lanjut, alkoholisme, rokok, kekurangan nutrisi, Umur dibawah 2 bulan, Jenis kelamin lakilaki , Gizi kurang, Berat badan lahir rendah, Tidak mendapat ASI memadai, Polusi udara,
Kepadatan tempat tinggal, Imunisasi yang tidak memadai, Membedong bayi, efisiensi
vitamin A dan penyakit kronik menahun.
D. PATHOFISIOLOGI
Pneumonia dapat terjadi akibat menghirup bibit penyakit di udara, atau kuman di
tenggorokan terisap masuk ke paru-paru. Penyebaran bisa juga melalui darah dari luka di
tempat lain, misalnya di kulit. Jika melalui saluran napas, agen (bibit penyakit) yang masuk
akan dilawan oleh pelbagai sistem pertahanan tubuh manusia. Misalnya, dengan batukbatuk, atau perlawanan oleh sel-sel pada lapisan lendir tenggorokan, hingga gerakan
rambut-rambut halus (silia) untuk mengeluarkan mukus (lendir) tersebut keluar. Tentu itu
semua tergantung besar kecilnya ukuran sang penyebab tersebut.
E.
PATHWAY
Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui
selang nasogastrik dengan feeding drip.
Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan beta
agonis untuk memperbaiki transport mukosilier. Koreksi gangguan keseimbangan
asam basa dan elektrolit.
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Isomnia
Intoleransi aktivitas
Hipertermi
H. NOC
Respiratory status
1. Tidak ada sianosis dan dyspneu
2. Pasien mampu bernafas dengan mudah
3. Tidak ada pursed lips
4. Menunjukkan jalan nafas yang paten (pasien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi
5.
I.
NIC
Respiratory Monitoring
1. Monitor Frekuensi, ritme, kedalaman pernafasan
2. Catat pergerakan dada, kesimetrisan, penggunaan otot tambahandan retraksi otot intracosta
3. Monitor pernafasan hidung
4. Monitor pola nafas : bradipnea, takipnea, hiperventilasi
5. Palpasi ekspansi paru
6. Monitor hasil rongen
7. Auskultasi suara pernafasan
Airway Management
1. Buka jalan nafas
2. Gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
3. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
4. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
5. Lakukan fisioterapi dada bila perlu
6. Keluarkan secret dengan batuk efektif atau suction
7. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
8. Monitor respirasi dan status O2
9. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
10. Kolaborasi pemberian bronkodilator bila perlu
11. Pasang mayo bila perlu
12. Lakukan suction pada mayo
Airway Management
1. Buka jalan nafas
2. Gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
3. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
4. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
5. Lakukan fisioterapi dada bila perlu
6. Keluarkan secret dengan batuk efektif atau suction
7. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
8. Monitor respirasi dan status O2
9. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
10. Kolaborasi pemberian bronkodilator bila perlu
11. Pasang mayo bila perlu
12. Lakukan suction pada mayo
Nutrition Management
1. Kaji adanya alergi makanan
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukkan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
pasien
3. Monitor julkah nutrisi dan kandungan kalori
4. Berikan makanan yang terpilih yang disukai pasien
5. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
Sleep enhancement
1. Monitor pola tidur dan jam tidur pasien
2. Sesuaikan lingkungan (cahaya, kebisingan, suhu, tempat tidur
3. Tentukan jam tidur pasien
Temperature regulation
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
kedinginan
10. Beritahukan tentang indikasi terjadinya keletihan dan penanganan emergency yang
diperlukan
11. Ajarkan indikasi dari hipertemi dan penanganan yang diperlukan
12. Berikan ant pireti jika perlu
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY.K DI BANGSAL MELATI DENGAN
DIAGNOSA MEDIS PNEUMONIA DI RSUD MADANI YOGYAKARTA
Ny. K sudah 2 hari yang lalu mengeluh sesak napas batuk susah mengeluarkan dahak, dari
pemeriksaan perawat diperoleh data : suhu tubuh 37, TD 120/90 mmHg, RR 30, auskultasi
suara paru ronchy, terlihat menggunakan otot bantu pernafasan, setelah di rontgen thorax
photo menunjukkan filtrasi melebar.
A. PENGKAJIAN
IDENTITAS PASIEN
No Rek
: 12345
Tanggal masuk : 5 Desember 2011
Nama
: Ny. K
Alamat
: wonosari
Usia
: 50 tahun
Jenis Kelamin
: laki-laki
Status
: kawin
Pendidikan
: SMA
Agama
: islam
Keluhan utama :
Pasien mengeluh sesak napas
IDENTITAS KELUARGA
Nama
: Tn. A
Alamat
: wonosari
Usia
: 58 th
Jenis Kelamin
: Perempuan
Status
: kawin
Pendidikan
: SMA
Agama
: islam
Hubungan dg Pasien : suami
Ket :
Pasien perempuan
a.
derita ini
Perilaku untuk mengatasi masalah kesehatan
pasien mengatakan jika merasa sesak napas, saya langsung duduk sebentar
kelelahan.
b. Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit
Aktivitas
Makan
Mandi
Berpakaian
Eliminasi
Mobilisasi ditempat tidur
Berpindah
Ambulansi
Naik Tangga
Keterangan :
: mandiri
: dibantu sebagian
: dibantu orang lain
: dibantu orang dan alat
: Ketergantungan/tidak mampu
Selama Sakit
Aktivitas
Makan
Mandi
Berpakaian
Eliminasi
Mobilisasi ditempat tidur
Berpindah
Ambulansi
Naik Tangga
Keterangan :
: mandiri
: dibantu sebagian
: dibantu orang lain
: dibantu orang dan alat
: Ketergantungan/tidak mampu
c.
Pola Eliminasi
Sebelum sakit
Selama sakit
d. Pola Nutrisi-Metabolik
Sebelum sakit
Selama sakit
seharinya .
Pasien mengatakan saya jarang makan di
karenakan tidak nafsu makan, terkadang saya
makan hanya sekali saja dalam sehari dan tidak
habis dengan lauk ayam goreng, telur rebus, kuah
sop sapi, minumnya tidak ada perubahan sekitar 10
gelas / harinya.
e. Pola istirahat-tidur
Sebelum sakit :
Selama sakit :
f.
Sebelum sakit
pasien mengatakan saya mampu berkomunikasi
dengan baik dan mengerti apa yang dibicarakan,
Selama sakit
koping
Sebelum sakit
Selama sakit
i.
Pola Reproduksi-seksualitas
Tidak dikaji (pasien menolak)
j.
Sebelum sakit
selama sakit
sekitarnya .
Pasien mengatakan hubungan saya sama keluarga
dan masyarakat disekitar masih baik-baik saja
tidak ada rasa saya di kucilkan dari orang-orang
malahan teman dan kerabat banyak yang
mendoakan saya agar cepat sembuh .
Sebelum sakit
pasien mengatakan saya ibadah tidak rutin,
Selama sakit
B.
PEMERIKSAAN FISIK
1. PENAMPAKAN UMUM
Keadaan
Sedang
umum
Kesadaran
Composmentis
GCS
15
TD : 120/90
Suhu : 37C
mmHg
Skala Nyeri
E:4
V:5
M:6
RR : 30x/mnt
Nadi : 90x/mnt
b. Mata
c.
Telinga
d. Hidung
prosesus mastoideus
Inspeksi : Lubang hidung simetris,tidak terdapat
lesi, pernapasan cuping hidung.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada hidung ,tidak
e.
Mulut
f.
Leher
3. DADA
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
suara napas ronchi.
Auskultasi
4. Jantung
Inspeksi
Palpasi
clavicula sinistra
Ictus cordis teraba,tidak ada nyeri tekan
Perkusi
Auskultasi
5. Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
Inspeksi
Tidak terdapat lesi pada ektremitas pada atas & bawah ,tidak terjadi patah tulang.
Palpasi
Tidak ada nyeri tekan pada kedua tangan dan kaki, akral terasa hangat , tidak ada
edema.
Kekuatan otot
4
4
4
4
C. TERAPI OBAT
1.
2.
3.
4.
Sefotoksim
: 2x1
Amikasin
: 2x1
O2
: 2L/mnt
Infus NaCl 0,9% : 3x1
D. DATA FOKUS
Data Subjektif
Pasien mengeluh sesak napas, pada
Data Obyektif
RR 30x/mnt
auskultasi suara paru ronchy
terlihat menggunakan otot bantu
berkurang
Pasien mengatakan saya kurang bisa
pernafasan
pernapasan cuping hidung
dada cekung
Fase ekspirasi terlihat memanjang
E.
hiperperistaltik 40x/mnt
palpebra menghitam (terlihat sembab)
Nyeri tekan pada abdomen
Mulut terlihat sianosis
ANALISA DATA
Symtom
Ds :
Etiologi
Sputum dalam jumlah
Problem
Ketidakefektifan
berlebihan
Hiperventilasi
Ketidakefektifan pola
ronchy
Mulut terlihat sianosis
RR 30 x/mnt
Ds :
nafas
memanjang
terlihat menggunakan
hidung
dada cekung
Ds :
Faktor psikologis
Ketidakseimbangan
Pasien mengatakan
kebutuhan tubuh
Do :
hiperperistaltik 40x/mnt
nyeri tekan pada daerah
abdomen
Ds :
Ketidaknyamanan fisik
Pasien mengatakan
(sesak napas)
Insomnia
Palpebra menghitam
(terlihat sembab)
jam
NOC/ tujuan
NIC / intervensi
Setelah dilakukan
Airway Management
o
D
10
08.0
des
x
1
ketidakefektifan bersihan
tindakan keperawatan
2011
ventilation-0403
memaksimalkan ventilasi
Identifikasi pasien
jalan nafas buatan
Lakukan fisioterapi dada
sesak napas
bila perlu
Pasien bisa mengeluarkan
Keluarkan secret dengan
dahak dengan batuk yang
efektif
sianosis
tambahan
RR dalam rentang normal
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
Respiratory Monitoring
kedalaman pernafasan
Catat pergerakan dada,
kesimetrisan, penggunaan
Ttd
hasil :
Respiratory Status-0415
otot intracosta
Monitor pernafasan
bantu pernafasan
Fase ekspirasi dan
normal
Setelah dilakukan
pernafasan
Nutrition Management
tindakan keperawatan
ketidakseimbangan nutisi
makanan
Kolaborasi dengan ahli
kandungan kalori
Berikan makanan yang
Nutitional status-1004
rentang normaL
Asupan makanan adekuat
Asupan cairan seimbang
Asupan nutrisi dalam
rentang normal
Berat badan dalam batas
Monitor BB pasien
Monitor makanan
kesukaan pasien
Monitor mual dan muntah
Sleep enhancement
Sleep-0004
tempat tidur)
Tentukan jam tidur pasien
normal
bradipnea, takipnea,
hiperventilasi
Palpasi ekspansi paru
Monitor hasil rongen
Auskultasi suara
hidung
Monitor pola nafas :
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 2x24 jam
susah tidur
Jam tidur pasien dalam
rentang normal
G. IMPLEMENTASI
Hari/
Jam
No
Tindakan
Respon
tgl
10
08.0
Dx
1
Menganamnesa Pasien
Ds : Pasien mengatakan
des
sesak napas
Do : terpasang infus
2011
08.1
Mengukur TTV
5
1
Memberikan injeksi
sefotaksim melalui IV
Memposisikan pasien
08.2
RR 30x/mnt
DO : sefotaksim 100 mg
melalui selang infus.
Ds : pasien mengatakan
menggunakan otot
bantu pernafasan
Ds : pasien mengatakan
saya masih sesak
09.3
x/mnt TD 110/80mmHg
masih sesak
Do : terlihat masih
08.3
NaCl 20tpm
Do : suhu 37, Nadi 90
memasang oksigen
napas
Do : terlihat ekspirasi
lebih dalam
Ds : pasien mengatakan
saya mau dipasang alat
bantu pernapasan
Do : terpasang alat
Memantau pergerakan
dada, kesimetrisan,
2
11.00
1,2
Do : Ekspirasi
memanjang, dada tidak
1
Melakukan tindakan
11.15
1130
menggunakan otot
bantu pernafasan
Do : ekspirasi
memanjang
Do : suara napas roncy
12.0
0
simetris, masih
Menyarankan kepada
Paraf
14.0
Do : suhu 36,9 TD
120/80mmHg, nadi
80x/mnt, RR 28x/mnt
Ds : pasien mengatakan
saya tidak nafsu
mengeluarkan sputum
makan
Do : pasien makan
menghabiskan hanya
2/3 porsi.
Ds : pasien mengatakan
2
3
16.0
Memantau pergerakan
dada, kesimetrisan,
dikeluarkan, walaupun
penggunaan otot
tambahan
sesak berkurang
walaupun biasanya
Mengganti cairan infus
NaCl
Memonitor Hasil
rongen
Melakukan tindakan
auskultasi suara paru
NaCl 20tpm
Do : bagian paru terlihat
paru
Mengukur TTV
20.1
5
21.0
0
bantu pernafasan
Do : Infus terpasang
3
Memberikan makanan
ekspirasi masih
disukai pasien
memanjang
Memberikan injeksi
sefotaksim melalui IV
DO : S: 37,5o TD :
120/90 mmHg RR:
26x/mnt N : 98x/mnt.
DO : pasien makan
dengan nasi+sup+telur
11 des
2011
21.3
0
Menyesuaikan
DO : sefotaksim 100 mg
lingkungan (cahaya,
kebisingan, suhu,
tempat tidur)
DS : Pasien mengatakan
biasanya tidur jam 10
malam.
DS : pasien mengatakan
tidak bisa tidur dalam
keadaan terang dan
12.0
5
06.3
pasien
panas
DO : pasien terlihat
risih dengan
pencahayaan di ruangan
kamarnya.
DO : lampu di setting
redup dan suhu kamar
disesuaikan
Memberikan informasi
07.0
DO : meminta pasien
tidur jam 22.00.
DS : pasien mengatakan
saya akan tidur jam
22.00
Ds : Pasien mengatakan
saya akan tidur dengan
3 bantal
Memberikan pasien
sarapan pagi dengan
menu tinggi protein,
nutrisi dan kalori.
Do : terpasang cairan
infus NaCl 20tpm
Do : suhu 36,7 Nadi
80x/mnt, TD
120/80mmHg, RR
26x/mnt
Ds : pasien mengatakan
tidak ada nafsu
makan
Do : Pasien tidak
menghabiskan
makanannya, pasien
hanya makan 2/3 porsi
H. EVALUASI
Tgl/h
ari
11
Jam
07.00
No
Catatan perkembangan
Dx
1 S : pasien mengatakan senang ketika dahak
des
2011
11
07.00
des
RR26x/mnt)
P : lanjutkan intervensi
Airway Management
S : Pasien mengatakan sesak berkurang walaupun
biasanya kambuh pada malam hari
O : suara paru sonor, dada tidak simetris, pasien
2011
11
07.00
des
makanan
A : Tujuan belum tercapai (pasien tidak nafsu
2011
11
des
2011
tidak simetris)
P : Lanjutkan Intervensi
Respiratory Monitoring
S : pasien mengatakan saya tidak nafsu makan
O : pasien hanya mampu menhabiskan 2/3 porsi
07.00
Ttd
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah kami membahas makalah mengenai asuhan keperawatan terhadap pasien
pneumonia, sebagaimana yang telah dipaparkan dalam makalah menyatakan bahwa
pneumonia merupakan inflamasi parenkim paru, biasanya berhubungan dengan pengisian
alfeoli dengan cairan. Penyebabnya termasuk berbagai agen infeksi, iritan kimia, dan terapi
radiasi
B. SARAN
Saran untuk mahasiswa :
a. Untuk mahasiswa yang baru mengenal tentang penyakit pneumonia sebelum melakukan
tindakan haruslah mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum ke pasien, dan jangan lupa
memakai alat perlindungan diri seperti handscoun atau masker.
b. Jika tidak mengerti atau tidak memahami tindakan-tindakan pada kasus pneumonia
hendaklah bertanya, agar tidak ada kesalahpahaman dalam melakukan tindakan karena ini
menyangkut pasien pneumonia
Saran untuk kampus/dosen:
a. Sebelum mahasiswa dibebaskan kelahan praktek, hendaklah dosen dapat memastikan
bahwa mahasiswa menguasai prasat-prasat yang ditargetkan seperti tindakan-tindakan pada
kasus pneumonia agar mahasiwa memiliki bekal terlebih dahulu sebelum kelahan praktek.
b. Dosen hendaklah tetap membimbing mahasiswa agar lebih memahami tentang konsep
pneumonia
Saran untuk RS :
a. Diharapkan untuk tetap dan selalu meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, karena pasien
butuh kenyamanan dirumah sakit jadi buatlah pasien merasa senyaman mungkin, dengan
pelayanan pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan dirumah sakit
b. Lingkungan rumah sakit haruslah tetap bersih dan rapi, karena ini salah satu faktor
menentukan kenyamanan pasien dirumah sakit.
Johnson, M., & Maas,M. Nursing Outcomes Classification (NOC). St. Louis: Mosby
McCloskey, J.C., & Bulechek, M.C. Nursing Intervention Classification (NIC).
St. Louis: Mosby
http://www.medicastore.com/med/detail_pyk.php?
id=&iddtl=448&idktg=2&idobat=&UID=20070925204927125.160.92.2 : Browsing 12
desember 2011
http://www.info-sehat.com/content.php?s_sid=797
http://www.suarapembaruan.com/News/2003/04/27/Kesehata/kes1.htm
http://www.medistra.com/Artikel_Kesehatan/Pneumonia.html
http://asuhan-keperawatan.blogspot.com/2006/05/pneumionia.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Pneumonia
http://spiritia.or.id/li/bacali.php?lino=512
0 Comments
0 Comments
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Recent Post
Blog Archive
2015 (4)
2014 (1)
2013 (53)
2012 (113)
o
Pathway Hipertensi
PATHWAY PNEUMONIA
Deklarasi Djuanda
Jurnal UGM
Jurnal UI
Jurnal UII
Jurnal UNDIKSHA
Jurnal UNDIP
Jurnal UNILA
Jurnal UNY
Publikasi Ilmiah
Accademic Journals
AHA Journal
Bioline International
EBSCO
Environmental Health
Journal NEJM
Journal of Epidemology
Journal Sciencedirect
Journal Spingerlink
Nutrition Journal
Occupational Medicine
PMC Journal
ProQuest Journal
The Oncologist
Followers
Murottal Terjemah Rodja
Blogroll
About
Try Relay: the free SMS and picture text app for iPhone.
It's Me