Jawab :
Anemia herediter pada thalassemia menyebabkan pasien harus mendapatkan transfusi darah
terusmenerus yang dapat menimbulkan komplikasi penimbunan zat besi dalam tubuh. Pada
pasien yang tidak sering mendapatkan transfusi darah pun, tetap terjadi absorpsi besi
abnormal yang menyebabkan penumpukan besi berkisar 2 5 gram per tahun. Kelebihan besi
ini menyebabkan kapasitas transferin serum untuk mengikat besi bebas akan terlampaui
sehingga besi bebas ini akan menghasilkan radikal bebas yang berbahaya bagi tubuh.
Kelebihan besi (iron overload) ini dideposit dalam berbagai organ terutama di hati dan
jantung hingga terjadi disfungsi organ tersebut dan mengakibatkan gangguan tumbuh
kembang.
Kelebihan besi merupakan komplikasi yang fatal pada thalassemia bila tidak diatasi dengan
baik, karena itu hal ini menjadi fokus utama dalam tata laksana thalassemia.6 Bila seorang
pasien thalassemia tidak mendapatkan kelasi besi, akan terjadi disfungsi pada hati, jantung,
dan kelenjar endokrin yang progresif berakibat timbulnya fibrosis hati, sirosis hati, gagal
jantung, diabetes melitus, hipogonadism, hipotiroidism, hipoparatiroidism hingga kematian.
Kematian pada thalassemia dilaporkan terbanyak akibat kelainan jantung yang didasari oleh
hemokromatosis pada jantung. Borgna-Pignatti6 di Italia, mendapatkan penyebab utama
kematian pasien thalassemia adalah gagal jantung (50,8%). Pusat Thalassemia Jakarta juga
mendapatkan penyebab kematian terbanyak pada thalassemia adalah gagal jantung.
Angka kesintasan thalassemia dilaporkan semakin membaik dengan mulai diberikannya
terapi kelasi besi (deferoksamin/DFO) sejak pertengahan 1970-an, namun mortalitas akibat
kelainan jantung terkait kelebihan besi masih tetap tinggi.6 Adanya obat kelasi oral tahun
1990-an yang dapat digunakan secara monoterapi maupun kombinasi dengan deferoksamin
dilaporkan menurunkan mortalitas thalassemia akibat kelainan jantung.
Terapi kelasi besi
Tujuan utama terapi kelasi besi adalah mencapai kadar besi tubuh yang aman. Pemberian
terapi kelasi besi yang adekuat dan kepatuhan pasien sangat menentukan keberhasilan terapi
ini.9 ,10 Terapi kelasi besi dimulai apabila kadar feritin serum mencapai 1000 ng/dL, yaitu
kira-kira setelah 10-20 kali transfusi untuk mencegah kerusakan jaringan. Terapi kelasi besi
yang ideal mempunyai syarat-syarat sebagai berikut : Afinitas tinggi dan spesifik terhadap
Fe3+, Stabilitas kompleks besi-kelator, Efisiensi kelasi tinggi, Laju metabolisme rendah,
Berat molekul tidak terlalu besar, Penetrasi jaringan dan sel, Solubilitas dalam air dan lipid,
Tidak ada redistribusi besi, Relatif non-toksik, Pencapaian keseimbangan besi negatif,
Murah, Dapat diberikan secara oral
(Referensi : Djajadiman Gatot, Pustika Amalia, Teny Tjitra Sari, Novie Amelia Chozie,
Mutakhir Kelasi Besi pada Thalassemia Sari Pediatri vol 8 no. 4, Divisi Hematologi
onkologi, Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI RS Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta)
SINTESIS HEMOGLOBIN
Proeritroblas pada stadium retikulosit pembentukan SDM
Eritrosit yang matur
1.Mula - KoA, berikatan dengan glisin untuk membentuk molekul pirol
Kemudian, 4 pirol bergabung untuk membentuk protoporfirin IX
& bergabung dengan zat besi untuk membentuk molekul heme
Molekul heme bergabung dengan rantai polipeptida
Panjang : globin yg di sintesis oleh ribosom
Yang di sebut rantai hemoglobin
4 rantai ini berikatan secara longgar untuk membentuk molekul
Hubungan yang lengkap
Ref : fisiologi kedokteran, edisi 11 Arthur C. Guyton John E Hall jakarta : EGC :
2007
3. Penegakan diagnosis thalasemia mayor (gold standar)
Diagnosis untuk Thalassemia terdapat dua yaitu secara screening test dan definitive
test.
Screening test
Di daerah endemik, anemia hipokrom mikrositik perlu diragui sebagai
gangguan Thalassemia.
a. Interpretasi apusan darah
Anemia
Akibat
Trait
Thalassemia
Anemia
Sideroblastik
Penyakit
Kronik
Derajat
Ringan sampai
anemia
berat
MCV
Menurun
MCH
Menurun
Besi serum
Menurun<30
Menurun<50
Normal/Naik
Normal/Naik
TIBC
Meningkat>36
0
Menurun<30
0
Normal/Turun
Normal/Turun
Saturasi
Transferin
Menurun<15%
Menurun/N 1020%
Meningkat>20
%
Meningkat>20
%
Negatif
Positif
Positif kuat
Meningkat
Meningkat
Normal
Normal
Menurun<20
Normal 20-200
Meningkat>50
Meningkat>50
g/l
g/l
g/l
g/l
Normal
Normal
Hb.A2 meningkat
Normal
Besi
sumsum
Ringan
Menurun/
Normal
Menurun/
Normal
Ringan
Menurun
Menurun
tulang
Protoporfirin
eritrosit
Feritin serum
Elektroforesi
s Hb
Ringan sampai
berat
Menurun/
Normal
Menurun/
Normal
Positif dengan
ring sideroblast