PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk
Rumusan masalah
Apakah yang dimaksud enteral nutrition?
Bagaimana formula enteral nutrition?
Bagaimana cara pemberian enteral nutrition?
Tujuan
Untuk mangetahui apakah yang dimaksud enteral nutrition
Untuk mangetahui bagaimana formula enteral nutrition
Untuk mangetahui bagaimana cara pemberian enteral nutrition
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Formula enteral
Contoh :
1
Makanan cair tinggi energi dan tinggi protein (susu full cream, susu rendah
laktosa, telur, glukosa, gula pasir, tepung beras, sari buah).
Makanan cair rendah laktosa (susu rendah laktosa, telur, gula pasir, maizena)
Makanan khusus (rendah protein untuk penyakit ginjal, rendah purin untuk
penyakit gout, diet diabetes)
b)
Contoh :
1 Polimerik : mengandung protein utuh untuk pasien dengan fungsi saluran
gastrointestinal normal atau hampir normal (panenteral, fresubin)
2 Pradigesti : diet dibuat dengan formula khusus dalam bentuk susu
elementar yang mengandung asam amino dan lemak yang langsung
diserap usus untuk pasien dengan gangguan fungsi saluran gastrointestinal
(pepti 2000)
3 Diet enteral khusus untuk sirosis (aminolebane EN, falkamin), diabetes
(diabetasol), gagal ginjal (nefrisol), tinggi protein (peptisol)
4 Diet enteral tinggi serat (indovita)
2.3
tinggi BCAA, asam amino rendah aromatik. Bila ada ensefalopati hepatik,
protein sebaiknya diberikan <0.5 g/kgBB/hari.
Bolus feeding
Pemberian formula enteral dengan cara bolus feeding dapat dilakukan
diberikan langsung melalui mulut (oral) atau melalui selang makanan bila pasien
tak dapat makan atau tidak boleh per oral. Selang makanan yang ada yaitu:
a)
Selang nasogastrik :
c) Selang dan set untuk gastrotomi atau jejunostomi. Alat yang rutin
dipakai untuk pasien yang tidak dapat makan per oral atau terdapat
obstruksi esophagus / gaster.
2.5
Pasien yang tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya melalui rute oral.
Tujuan dari pemberian nutrisi secara enteral adalah untuk memberikan asupan
nutrisi yang adekuat pada pasien yang belum mampu menelan atau absorbsi
fungsi nutrisinya terganggu. Pemberian nutrisi secara enteral juga berperan
menunjang pasien sebagai respons selama mengalami keradangan, trauma, proses
infeksi, pada sakit kritis dalam waktu yang lama. Makanan enteral sebaiknya
mempunyai komposisi yang seimbang. Kalori non protein dari sumber
karbohidrat berkisar 60-70%, bisa merupakan polisakarida, disakarida, maupun
monosakarida. Glukosa polimer merupakan karbohidrat yang lebih mudah
diabsorbsi. Sedangkan komposisi kalori non protein dari sumber lemak berkisar
30-40%. Protein diberikan dalam bentuk polimerik (memerlukan enzim pancreas)
atau peptide.
Jenis Makanan / Nutrisi Enteral diantaranya:
a)
Makanan cair tinggi energi dan tinggi protein (susu full cream, susu
rendah laktosa, telur, glukosa, gula pasir, tepung beras, sari buah).
Makanan cair rendah laktosa (susu rendah laktosa, telur, gula pasir,
maizena)
Pemberian dukungan nutrisi enteral dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
bolus feeding dan continuous drip feeding.
1. Bolus feeding
Pemberian formula enteral dengan cara bolus feeding dapat dilakukan dengan
menggunakan NGT/OGT, dan diberikan secara terbagi setiap 3-4 jam
sebanyak 250-350 ml.Bolus feeding dengan formula isotonik dapat dimulai
dengan
jumlah
keseluruhan
sesuai
yang
dibutuhkan
sejak
hari
diberikan
dengan
kecepatan
20-40
ml/jam
dalam
8-12
jam
10
Selang nasogsatrik biasa yang terbuat dari plastic, karet, dan polietilen.
Ukuran selang ini bermacam-macam tergantung kebutuhan. Selang ini
hanya tahan dipakai maksimal 7 hari.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
12
13