Metode Penelitian Kualitatif
Metode Penelitian Kualitatif
A.
Pendahuluan
Setiap kegiatan penelitian sejak awal sudah harus ditentukan dengan jelas
pendekatan/desain penelitian apa yang akan diterapkan, hal ini dimaksudkan agar
penelitian tersebut dapat benar-benar mempunyai landasan kokoh dilihat dari sudut
metodologi penelitian, disamping pemahaman hasil penelitian yang akan lebih
proporsional apabila pembaca mengetahui pendekatan yang diterapkan.
Obyek dan masalah penelitian memang mempengaruhi pertimbangan-pertimbangan
mengenai pendekatan, desain ataupun metode penelitian yang akan diterapkan. Tidak
semua obyek dan masalah penelitian bisa didekati dengan pendekatan tunggal,
sehingga diperlukan pemahaman pendekatan lain yang berbeda agar begitu obyek dan
masalah yang akan diteliti tidak pas atau kurang sempurna dengan satu pendekatan
maka pendekatan lain dapat digunakan, atau bahkan mungkin menggabungkannya.
1.
B.
Paradigma Penelitian
paradigma
penelitian yang cukup dominan adalah paradigma penelitian kuantitatif dan penelitian
kualitatif. Dari segi peristilahan para ahli nampak menggunakan istilah atau penamaan
yang berbeda-beda meskipun mengacu pada hal yang sama, untuk itu guna
menghindari kekaburan dalam memahami kedua pendekatan ini, berikut akan
dikemukakan penamaan yang dipakai para ahli dalam penyebutan kedua istilah
tersebut seperti terlihat dalam tabel 1 berikut ini :
Tabel 1.
Quantitative and Qualitative Research : Alternative Labels
Quantitative
Qualitative
Authors
Rasionallistic
Naturalistic
Guba &Lincoln
(1982)
Functionalist
Interpretative
Positivist
Constructivist
Guba (1990)
Positivist
Naturalisticethnographic
Hoshmand (1989)
N
o
1
Perspektif
Ethnography
Phenomenolo
gy
Heuristics
Akar Ilmu
Pertanyaan Utama
Anthropology
Philosophy
Psikologi
Humanistik
secara intens ?
Ethnomethod
ology
Symbolic
interactionis
m
Echological
Psychology
System
theory
Chaos theory:
non -linier
dynamics
Sosiology
Psikologi sosial
Psikologi
lingkungan
Bagaimana orang-orang
mencapai tujuan mereka
melalui prilaku tertentu
dalam lingkungan yang
tertentu ?
interdisipliner
Fisika teoritis :
ilmu-ilmu alam
Hermeneutics
Teologi, filsafat,
kritik sastra
1
0
Orientaional,
qualitative
Ideologi,
ekonomi politik
Salah satu buah pikirannya yang sangat penting dan berpengaruh adalah tentang tiga
tahapan/tingkatan cara berpikir manusia dalam berhadapan dengan alam semesta yaitu
: tingkatan Teologi, tingkatan Metafisik, dan tingkatan Positif
Tingkatan Teologi (Etat Theologique). Pada tingkatan ini manusia belum bisa
memahami hal-hal yang berkaitan dengan sebab akibat. Segala kejadian dialam
semesta merupakan akibat dari suatu perbuatan Tuhan dan manusia hanya bersifat
pasrah, dan yang dapat dilakukan adalah memohon pada Tuhan agar dijauhkan dari
berbagai bencana. Tahapan ini terdiri dari tiga tahapan lagi yang berevolusi yakni dari
tahap animisme, tahap politeisme, sampai dengan tahap monoteisme.
Tingkatan Metafisik (Etat Metaphisique). Pada dasarnya tingkatan ini merupakan
suatu variasi dari cara berfikir teologis, dimana Tuhan atau Dewa-dewa diganti dengan
kekuatan-kekuatan abstrak misalnya dengan istilah kekuatan alam. Dalam tahapan ini
manusia mulai menemukan keberanian dan merasa bahwa kekuatan yang
menimbulkan bencana dapat dicegah dengan memberikan berbagai sajian-sajian
sebagai penolak bala/bencana.
Tingkatan Positif (Etat Positive). Pada tahapan ini manusia sudah menemukan
pengetahuan yang cukup untuk menguasai alam. Jika pada tahapan pertama manusia
selalu dihinggapi rasa khawatir berhadapan dengan alam semesta, pada tahap kedua
manusia mencoba mempengaruhi kekuatan yang mengatur alam semesta, maka pada
tahapan positif manusia lebih percaya diri, dengan ditemukannya hukum-hukum alam,
dengan bekal itu manusia mampu menundukan/mengatur (pernyataan ini
mengindikasikan adanya pemisahan antara subyek yang mengetahui dengan obyek
yang diketahui) alam serta memanfaatkannya untuk kepentingan manusia, tahapan ini
merupakan tahapan dimana manusia dalam hidupnya lebih mengandalkan pada ilmu
pengetahuan.
Dengan memperhatikan tahapan-tahapan seperti dikemukakan di atas nampak bahwa
istilah positivisme mengacu pada tahapan ketiga (tahapan positif/pengetahuan positif)
dari pemikiran Comte. Tahapan positif merupakan tahapan tertinggi, ini berarti dua
tahapan sebelumnya merupakan tahapan yang rendah dan primitif, oleh karena itu
filsafat Positivisme merupakan filsafat yang anti metafisik, hanya fakta-fakta saja yang
dapat diterima. Segala sesuatu yang bukan fakta atau gejala (fenomin) tidak
mempunyai arti, oleh karena itu yang penting dan punya arti hanya satu yaitu
mengetahui (fakta/gejala) agar siap bertindak (savoir pour prevoir).
Manusia harus menyelidiki dan mengkaji berbagai gejala yang terjadi beserta
hubungan-hubungannya diantara gejala-gejala tersebut agar dapat meramalkan apa
yang akan terjadi, Comte menyebut hubungan-hubungan tersebut dengan konsepkonsep dan hukum-hukum yang bersifat positif dalam arti berguna untuk diketahui
karena benar-benar nyata bukan bersifat spekulasi seperti dalam metafisika.
2. Fenomenologi
Edmund Husserl adalah filosof yang mengmbangkan metode Fenomenologi, dia lahir di
Prostejov Cekoslowakia dan mengajar di berbagai Universitas besar Eropa, meninggal
pada tahun 1938 di Freiburg. Hasil pemikirannya dapat diselamatkan dari kaum Nazi,
dengan membawa seluruh buku dan tulisannya ke Universitas Leuven Belgia, sehingga
kemudian dapat dikembangkan lebih lanjut oleh murid-muridnya. Diantara tulisantulisan pentangnya adalah: Logische Untersuchungen (Penyelidikan-penyelidikan Logis)
dan Ideen zu einer reinen Phanomenologie und Phanomenologischen Philosophie
(gagasan-gagasan untuk suatu fenomenologi murni dan filsafat fenomenologi)
Dalam faham fenomenologi sebagaimana diungkapkan oleh Husserl, bahwa kita harus
kembali kepada benda-benda itu sendiri (zu den sachen selbst), obyek-obyek harus
diberikan kesempatan untuk berbicara melalui deskripsi fenomenologis guna mencari
hakekat gejala-gejala (Wessenchau). Husserl berpendapat bahwa kesadaran bukan
bagian dari kenyataan melainkan asal kenyataan, dia menolak bipolarisasi antara
kesadaran dan alam, antara subyek dan obyek, kesadaran tidak menemukan obyekobyek, tapi obyek-obyek diciptakan oleh kesadaran.
Kesadaran merupakan sesuatu yang bersifat intensionalitas (bertujuan), artinya
kesadaran tidak dapat dibayangkan tanpa sesuatu yang disadari. Supaya kesadaran
timbul perlu diandaikan tiga hal yaitu : ada subyek, ada obyek, dan subyek yang
terbuka terhadap obyek-obyek. Kesadaran tidak bersifat pasif karena menyadari
sesuatu berarti mengubah sesuatu, kesadaran merupakan suatu tindakan, terdapat
interaksi antara tindakan kesadaran dan obyek kesadaran, namun yang ada hanyalah
kesadaran sedang obyek kesadaran pada dasarnya diciptakan oleh kesadaran.
Berkaitan dengan hakekat obyek-obyek, Husserl berpandapat bahwa untuk menangkap
hakekat obyek-obyek diperlukan tiga macam reduksi guna menyingkirkan semua hal
yang mengganggu dalam mencapai wessenchau yaitu: Reduksi pertama. Menyingkirkan
segala sesuatu yang subyektif, sikap kita harus obyektif, terbuka untuk gejala-gejala
yang harus diajak bicara. Reduksi kedua. Menyingkirkan seluruh pengetahuan tentang
obyek yang diperoleh dari sumber lain, dan semua teori dan hipotesis yang sudah
ada Reduksi ketiga.Menyingkirkan seluruh tradisi pengetahuan. Segala sesuatu yang
sudah dikatakan orang lain harus, untuk sementara, dilupakan, kalau reduksi-reduksi
N
o
Paradigma
Positivisme
Paradigma
Alamiah/Kualitatif
Hakikat
kenyatan
Kenyataan adalah
tunggal, nyata dan
fragmentaris
Kenyataan adalah
ganda,dibentuk, dan
me-rupakan
keutuhan
Hubungan
pencari tahu
dan yang
tahu
Generalisasi atas
dasar bebas-waktu
dan bebas-konteks
(pernyataan
nomotetik)
Kemungkina
n hubungan
sebab akibat
Terdapat penyebab
sebenarnya yang
secara temporer
terhadap, atau
secara simultan
terhadap akibatnya
Setiap keutuhan
berada dalam
keadaan mempengaruhi secara
bersama-sama
sehingga sukar membedakan mana sebab
dan mana akibat
Peranan nilai
Inkuirinya bebas
nilai
Aksioma
Tentang
Kemungkina
n
Generalisasi
N
o
Metode Kuantitatif
Metode Kualitatif
Hipotesis dikembangkan
sejalan dengan
penelitian/saat penelitian
Deskripsi naratif/kata-kata,
ungkapan atau pernyataan
Lebih memperhatikan
reliabilitas skor yang
diperoleh melalui instrumen
penelitian
Penilaian validitas
menggunakan berbagai
prosedur dengan
mengandalkan hitungan
statistik
Mengunakan deskripsi
prosedur yang jelas (terinci)
Menggunakan deskripsi
prosedur secara naratif
sampling random
Sampling purposive
Mengandalkan peneliti
dalam mengontrol bias
1
0
Menyimpulkan hasil
menggunakan statistik
1
1
Memecah gejala-gejala
menjadi bagian-bagian untuk
dianalisis
1
2
C.
Kualitatif
Kuantitatif
Credibility
Berpadanan dengan
Validitas internal
Transferability
Berpadanan dengan
Validitas eksternal
Dependability
Berpadanan dengan
Realibilitas/Keajega
n
Confirmability
Berpadanan dengan
Obyektivitas
D.
Penelitian kualitatif menggunakan latar alamiah atau pada konteks dari suatu
keutuhan (enity).
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Penelitian kualitatif menghendaki adanya batas dalam penelitian nya atas dasar
fokus yang timbul sebagai masalah dalam peneltian.
9.
10. Penelitian kualitatif menyusun desain yang secara terus menerus disesuaikan
dengan kenyataan lapangan (bersifat sementara).
11. Penelitian kualitatif menghendaki agar pengertian dan hasil interpretasi yang
diperoleh dirundingkan dan disepakati oleh manusia yang dijadikan sumber data.
1.
E.
Kegiatan generik dalam penelitian kualitatif selalu menampilkan lima fase tataran yang
dimiliki oleh masing-masing pendekatan; (1) peneliti dan apa yang diteliti sebagai
subjek multi-kultural; (2) paradigma penting dan sudut pandang interpretatif; (3)
strategi penelitian; (4) metode pengumpulan data dan penganalisisan bahan empiris
dan (5) seni menginterpretasi dan memaparkan hasil penelitian. Untuk lebih jelasnya
lihat tabel berikut:
Tabel 5. Lima fase Tataran Penelitian
N
o
1
2
3
4
5
Fase/langkah
Uraian
Strategi Peneliti
Metode pengumpulan data
dan analisisan data empiris
Pengembangan
interpretatif dan
pemaparan
Kriteria dari
kesepakatan,seni dan politik
penafsiran, penafsiran
tulisan, strategi analisis,
tradisi evaluasi dan
penelitian terapan.
Diambil dari Denzin dan Lincoln (1994),Introduction: Entering the Field of Qualitative
Research in Handbook of Qualitative Research, hlm.12. Dikutip penulis dari Agus
Salim (2001), hal.26.
Dibalik lima fase generik itu, terdapat peneliti yang berada secara biografis. Individu ini
memasuki proses penelitian dari dalam suatu masyarakat interpretatif yang
memasukkan tradisi penelitiannya sendiri ke dalam suatu sudut pandang yang berbeda.
Sudut pandang ini mengakibatkan para peneliti mengadopsi pandangan sebagai yang
lain yang dipelajari. Pada saat yang sama, politik dan etika peneliti juga harus
dipertimbangkan, karena permasalahan ini menembus fase penelitian.
Dari bentuknya yang interpretatif, penelitian kualitatif dihadapkan pada masalah yang
cukup mengganggu. Di satu sisi, peneliti kualitatif telah mengasumsikan bahwa peneliti
yang memiliki kualifikasi tertentu dan kompeten akan bisa melaporkan hasil temuannya
secara objektif, jelas dan akurat mengenai pengamatan mereka sendiri mengenai dunia
sosial, termasuk pengalaman orang lain. Di sisi lain, para peneliti berpegang pada
keyakinan terhadap subjek yang sebenarnya. Dengan berbekal pada hal tersebut, para
peneliti bisa mencampurkan pengamatan mereka dan pengamatan yang diberikan
subjek melalui wawancara dan cerita kehidupan, pengalaman pribadi, studi kasus dan
dokumen lain.
1.
F.
2.
1.
Pengamatan (observation) merupakan cara yang sangat baik untuk meneliti tingkah
laku manusia. Dalam melakukan pengamatan sebaiknya peneliti sudah memahami
terlebih dahulu pengertian-pengertian umum dari objek penelitiannya. Apabila tidak
maka hasil pengamatannya menjadi tidak tajam.
Dalam penelitian naturalistik, pengamatan terhadap suatu situasi tertentu harus
dijabarkan dalam ketiga elemen utamanya, yaitu lokasi penelitian, pada pelaku atau
aktor, dan kegiatan atau aktivitasnya. Kemudian ketiga elemen utama tersebut harus
diuraikan lebih terperinci lagi.
Terdapat beberapa pengamatan berdasarkan dimensinya yaitu pengamatan berperan
serta dan pengamatan tidak perperan serta, pengamatan terbuka dan pengamatan
tertutup, pengamatan pada latar alamiah/tak terstruktur dan pengamatan
eksperimental dan pengamatan non-eksperimental.
1.
2.
Metode Wawancara
3.
Metode Dokumenter
Metode atau teknik dokumenter adalah teknik pengumpulan data dan informasi melalui
pencarian dan penemuan bukti-bukti. Metode dokumenter ini merupakan metode
pengumpulan data yang berasal dari sumber non-manusia. Sumber-sumber informasi
non-manusia ini seringkali diabaikan dalam penelitian kualitatif, padahal sumber ini
kebanyakan sudah tersedia dan siap pakai. Dokumen berguna karena dapat
memberikan latar belakang yang lebih luas mengenai pokok penelitian.
Foto merupakan salah satu bahan dokumenter. Foto bermanfaat sebagai sumber
informasi karena foto mampu membekukan dan menggambarkan peristiwa yang terjadi.
Akan tetapi dalam penenlitian kita tidak boleh menggunakan kamera sebagai alat
pencari data secara sembarangan, sebab orang akan menjadi curiga. Gunakan kamera
ketika sudah ada kedekatan dan kepercayaan dari objek penelitian dan mintalah ijin
ketika akan menggunakannya.
1.
G.
2.
1.
Tahap-Tahap Penelitian
Tahap-Tahap Pra-Lapangan
Kegiatan yang harus dilakukan dalam penelitian kualitatif pada tahap pra-lapangan
adalah menyusun rancangan penelitian yang memuat latar belakang masalah dan
alasan pelaksanan penelitian, studi pustaka, penentuan lapangan penelitian, penentuan
jadwal penelitian, pemilihan alat penelitian, rancangan pengumpulan data, rancangan
prosedur analisa data, rancangan perlengkapan yang diperlukan di lapangan, dan
rancangan pengecekan kebenaran data.
Pemilihan lapangan penelitian didasarkan pada kondisi lapangan itu sendiri untuk dapat
dilakukan penelitian sesuai dengan tema penelitian. Pertimbangan lain adalah kondisi
geografis, keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga.
Mengurus ijin penelitian hendaknya dilakukan dengan mengetahui terlebih dahulu
siapa-siapa yang berwenang memberikan ijin. Pendekatan yang simpatik sangat perlu
baik kepada pemberi ijin di jalur formal maupun informal.
Menjajaki lapangan penting artinya selain untuk mengetahui apakah daerah tersebut
sesuai untuk penelitian yang ditentukan, juga untuk rnengetahui persiapan yang harus
dilakukan peneliti. Secara rinci dapat dikemukakan bahwa penjajakan lapangan ini
adalah untuk memahami pandangan hidup dan penyesuaian diri dengan keadaan
lingkungan tempat tinggal.
Dalam memilih dan memanfaatkan informan, perlu ditentukan bahwa informan adalah
orang-orang yang tahu tentang situasi dan kondisi daerah penelitian, jujur, terbuka, dan
mau memberikan informasi yang benar.
Persiapan perlengkapan penelitian berkaitan dengan perijinan, perlengkapan alat tulis,
alat perekam, jadwal waktu penelitian, obat-obatan dan perlengkapan lain untuk
keperluan akomodasi.
1.
2.
Dalam kegiatan pada tahap pekerjaan lapangan, peneliti harus mudah memahami
situasi dan kondisi lapangan penelitiannya. Penampilan fisik serta cara berperilaku
hendaknya menyesuaikan dengan norma-norma, nilai-nilai, kebiasaan, dan adat-istiadat
setempat. Agar dapat berperilaku demikian sebaiknya harus memahami betul budaya
setempat.
Dalam pelaksanaan pengumpulan data, peneliti dapat menerapkan teknik pengamatan
(observation), wawancara (interview), dengan menggunakan alat bantu seperti tape
recorder, foto, slide, dan sebagainya.
Usahakan hubungan yang rapat dengan objek sampai penelitian berakhir. Apabila
hubungan tersebut dapat tercipta, maka dapat diharapkan informasi yang diperoleh
tidak mengalami hambatan.
1.
3.
Pada analisa data, peneliti harus mengerti terlebih dahulu tentang konsep dasar analisa
data. Analisa data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam
pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat
dirumuskan hipotesa kerja seperti yang disarankan oleh data.
Analisa data dalam penelitian kualitatif sudah dapat dilakukan semenjak data diperoleh
di lapangan. Usahakan jangan sampai data tersebut sudah terkena bermacam-macam
pengaruh, antara lain pikiran peneliti sehingga menjadi terpolusi. Apabila terlalu lama
baru dianalisa maka data menjadi kadaluwarsa.
Dari analisa data dapat diperoleh tema dan rumusan hipotesa. Untuk menuju pada
tema dan mendapatkan rumusan hipotesa, tentu saja harus berpatokan pada tujuan
penelitian dan rumusan masalahnya.
1.
H.
2.
1.
Penelitian dinyatakan sebagai sebuah kegiatan mencari kembali data yang setelah
diolah dan dianalisa dapat memberikan jawaban terhadap permasalahan yang
dirumuskan. Sudah tentu jawaban yang dimaksudkan tersebut hendaknya dapat
memberikan gambaran yang sebenarnya dari keadaan sasaran penelitian. Untuk itu
penelitian harus memperhatikan sifat objektif dari kegiatan penelitiannya, yaitu suatu
sifat yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Untuk mencapai objektivitas itu, penelitian harus menggunakan perangkat yang tepat
guna, yang dalam bahasa penelitian disebut sebagai alat yang bersifat valid.
Maksudnya adalah alat yang tepat dan tajam di dalam mengukur sesuatu yang
ditelitinya. Untuk penelitian yang memiliki alat ukur yang valid, maka proses
pengambilan kesimpulan menjadi tidak sulit dilakukan, namun apabila tidak, maka
masih diperlukan proses pengecekan mengenai seberapa besar hasil penelitian itu
menunjukan keadaan yang sebenarnya dari sasaran penelitian.
Dalam kenyataannya, untuk mendapatkan alat ukur yang memiliki tingkat validitas
yang sempurna, tidaklah mudah. Oleh karena itu dalam penelitian diperlukan juga
adanya proses pengecekan melalui penggunaan konsep reliabilitas, untuk melihat
berapa besar kebenaran yang ditemukan dalam penelitian itu, jika dibandingkan
dengan kebenaran yang terjadi dalam sasaran penelitian.
1.
2.
Kualitatif
Penelitian merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mencari kebenaran. Untuk
mendapatkan kebenaran tersebut diperlukan serangkaian langkah yang dapat
menuntun peneliti untuk menghasilkan sesuatu yang tidak menyimpang dari keadaan
yang sebenarnya dari sasaran penelitian. Serangkaian langkah tersebut antara lain
meliputi langkah-langkah untuk mendapatkan objektivitas, validitas dan reliabilitas.
I.
2.
1.
Analisis dan interpretasi data merupakan tahap yang harus dilewati oleh seorang
penelitian. Adapun urutannya terletak pada tahap setelah tahap pengumpulan data.
Dalam arti sempit, analisis data di artikan sebagai kegiatan pengolahan data, yang
terdiri atas tabulasi dan rekapitulasi data.
Tabulasi data dinyatakan sebagai proses pemaduan atau penyatupaduan sejumlah data
dan informasi yang diperoleh peneliti dari setiap sasaran penelitian, menjadi satu
kesatuan daftar, sehingga data yang diperoleh menjadi mudah dibaca atau dianalisis.
Rekapitulasi merupakan langkah penjumlahan dari setiap kelompok sasaran penelitian
yang memiliki karakter yang sama, berdasar kriteria yang telah dirumuskan terlebih
dahulu oleh peneliti.
Dalam proses pelaksanaannya, tahap pengolahan data tidak cukup hanya terdiri atas
tabulasi dan rekapitulasi saja, akan tetapi mencakup banyak tahap. Di antaranya adalah
tahap reduksi data, penyajian data, interpretasi data dan penarikan
kesimpulan/verifikasi. Lebih dari sekedar itu, pengolahan data, yang tidak lain
merupakan tahap analisis dan interpretasi data mencakup langkah-langkah reduksi
data, penyajian data, interpretasi data dan penarikan kesimpulan /verifikasi.
Reduksi data diartikan secara sempit sebagai proses pengurangan data, namun dalam
arti yang lebih luas adalah proses penyempurnaan data, baik pengurangan terhadap
data yang kurang perlu dan tidak relevan, maupun penambahan terhadap data yang
dirasa masih kurang.
Penyajian data merupakan proses pengumpulan informasi yang disusun berdasar
kategori atau pengelompokan-pengelompokan yang diperlukan.
Interpretasi data merupakan proses pemahaman makna dari serangkaian data yang
telah tersaji, dalam wujud yang tidak sekedar melihat apa yang tersurat, namun lebih
pada memahami atau menafsirkan mengenai apa yang tersirat di dalam data yang
telah disajikan..
Penarikan kesimpulan/verifikasi merupakan proses perumusan makna dari hasil
penelitian yang diungkapkan dengan kalimat yang singkat-padat dan mudah difahami,
serta dilakukan dengan cara berulangkali melakukan peninjauan mengenai kebenaran
dari penyimpulan itu, khususnya berkaitan dengan relevansi dan konsistensinya
terhadap judul, tujuan dan perumusan masalah yang ada.
1.
2.
Tahap analisis dan interpretasi data merupakan tahap yang pasti akan dilalui oleh para
peneliti termasuk peneliti kualitatif. Dalam uraian pokok di atas telah dikemukakan
bahwa tahap dan proses analisis dan interpretasi data, setidak-tidaknya terdiri atas tiga
komponen penting yang meliputi (1) reduksi, (2) penyajian, dan (3) kesimpulan/
verifikasi.
Sedangkan tahap dan proses selengkapnya meliputi (1) Pengolahan data, yang terdiri
dari kategorisasi dan reduksi data, (2) penyajian data, (3) interpretasi data dan (4)
penarikan kesimpulan-kesimpulan/verifikasi. Tahap tahap di atas hendaknya dilakukan
sedemikian rupa sehingga proses analisis dan Intepretastasi tersebut dapat
menghasilkan suatu kesimpulan yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
1.
J.
2.
Penelitian apapun baik penelitian kualitatif maupun penelitian kuantitatif tidak akan
luput dari suatu tahap yang disebut dengan istilah tahap persiapan. Tahap persiapan ini
meliputi kegiatan penjajagan atau orientasi lapangan atau orientasi medan dan tahap
penyusunan rencana penelitian serta instrumen penelitian.
Walaupun penelitian kualitatif lebih mendasarkan diri pada aktivitas di lapangan
(sasaran penelitian) namun bukan berarti bahwa penyusunan rencana penelitian dapat
ditinggalkan. Mengapa demikian karena bagaimanapun juga kegiatan penelitian itu
harus bersifat terarah dan terfokus, termasuk juga penelitian kualitatif.
Penyusunan rencana penelitian dimaksudkan sebagai upaya menentukan arah, fokus,
dan tujuan penelitian. Rencana penelitian sebagaimana dimaksudkan di sini seringkali
tampil dalam berbagai ragam istilah, seperti rancangan penelitian, proposal penelitian,
usul penelitian, project statement, project proposal, research design, dan lain-lain.
1) Istilah perencanaan berasal dari kata rencana, serta berarti pembuatan rencana
atau hasil merencanakan.
2) Rencana atau rancangan (khususnya rencana atau rancangan penelitian) memuat
tujuan dan cara-cara mencapainya.
3) Menuju tujuan diperlukan pencegahan/penanggulangan hambatan dan
pemeliharaan/ peningkatan dukungan agar setidak-tidaknya hasil pelaksanaan rencana
mendekati tujuan rencananya.
4) Konsekuensinya (c) terdapat sejumlah unsur yang harus dimuat ke dalam rencana
penelitian yang disusun.
1.
1)
komponen penyerta
b)
komponen utama
2)
sempit, terdapat pula penulis yang mengkomponenisasikannya secara luas masingmasing dengan keunggulan dan kelemahannya.
1.
1)
Research desaign terkadang dianggap menjadi bagian dari usul proyek penelitian
penelitian).
4)
Pegangan pokok penelitian (term of reference) sering pula disamakan dengan usul
Penelitian, khususnya penelitian lapangan survey, akan dapat mencapai tujuan bila
didahului dengan perencanaan yang benar. Pengorbanan dalam pembuatan rencana
penelitian ini akan ditukar dengan kepuasan, karena penelitian yang dilakukan berhasil
dengan baik.
1.
1)
terpenuhi.
3)
4)
K.
Penutup
L.
Pustaka
Agus Salim (ed.), Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, Yogyakarta, Tiara Wacana,
2001.
Guba, Egon G. & Lincoln, Yvonna S. (1981). Effective Evaluation. San Fransisco: JosseyBass Publishers
Kirk, J. & Miller, M.I. (1986). Reability and Validity in Qualitative Research, Vol.1, Beverly
Hills: Sage Publication
Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, cet. 13, bandung, PT. Remaja
Rosdakarya, 2000
Lincoln, Yvonna S. & Guba, Egon G. (1985). Naturalistic Inquiry. California, Beverly Hills:
Sage Publications
Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif, edisi IV, Jogjakarta, Penerbit Rake
Sarasin, 2000.
Sarasin Noeng Muhadjir. (2001). Filsafat Ilmu, Positivisme, Post Positivisme dan Post
Modernisme. Edisi II. Yogyakarta
Sayekti P.S. (2001). Metodologi Penelitian Kualitatif (Diktat). Program Pascasarjana
Universitas Negeri Yogyakarta.