Ius Constitutum
Ius Constitutum
ini/ sekarang untuk masyarakat dari dalam suatu daerah tertentu. Ius Constitutum
merupakan hukum yang berlaku untuk suatu masyarakat dalam suatu tempat pada
suatu waktu tertentu. Contoh : Perda.
Objek yang diatur di dalam hukum positif/ Ius Constitutum adalah sekaligus
subjek/ pelaku. Ini berakibat penting untuk metode keilmuannya serta kualitas
hukum/ penjelasan mengenai sebab akibat hukum. Yang menjadi objek ilmu
hukum positif berbeda dengan hukum ilmu pasti/ ilmu alam. Hukum positif
sebagai sebuah perangkat kaidah untuk manusia masyarakat, ia diatur oleh metode
keilmuan Humanities/ Humaniora, bukan diatur oleh metode keilmuan ilmu pastialam.
Hukum postif hukum yang mengatur perilaku manusia yang merupakan bukan
benda mati tetapi makhluk hidup yang memiliki pikiran serta kemampuan
membedakan hal yang baik dan hal yang buruk (Etika).
Hukum positif/ Ius Constitutum jika di kaitkan dengan etika maka juga
berhubungan dengan moral. Maksudnya bahwa hukum positif juga memiliki
hubungan yang erat dengan moral dan norma yang ada dalam masyarakat.
Demikian penjelasan tentang Pengertian Ius Constitutum (Hukum Positif),
semoga bermanfaat.
negara lain, itu disebut dengan wilayah ekstrateritorial Indonesia. Jadi kantor
kedutaan suatu negara berada di luar negeri itu merupakan wilayah
ekstrateritorial.
3. Adanya Pemerintahan
Unsur pokok terbentuknya suatu negara yaitu adanya pemerintahan. Yang
dimaksud unsur pemerintahan di sini yaitu pemerintahan yang sah dan
mempunyai kedaulatan. Maksud dari pemerintahan yang sah yaitu pemerintahan
yang telah diakui rakyatnya untuk menjalankan pemerintahan. Selanjutnya,
maksud dari pemerintahan yang berdaulat yaitu pemerintahan yang mempunyai
kekuasaan penuh untuk mengatur berjalannya suatu negara.
Tujuan negara menurut Imamnuel Kant yaitu menjamin kebebasan dan hak setiap
manusia. Menurut Imamnuel Kant bahwa kedudukan setiap warga negara harus
dijamin oleh negara. Karena itulah penguasa tidak diperbolehkan bertindak
sewenang-wenang terhadap setiap warga negara. Untuk mewujudkan tujuan
tersebut maka negara perlu membentuk hukum yang mengatur hal tersebut,
sehingga dengan begitu maka setiap tindakan negara akan berpedoman pada
hukum yang berlaku.
Tujuan Negara Menurut R. Kranenburg
Menurut R. Kranenburg tujuan negara adalah untuk mensejahterakan rakyat
(mewujudkan kesejahteraan). Negara, dalam hal ini di anggap sebagai alat yang
diciptakan manusia untuk menggapai tujuan bersama, keadilan sosial bagi semua
raykat, dan juga kemakmuran.
Tujuan Negara Menurut Niccolo Machiavelli
Tujuan negara menurut Niccolo Machiavelli yaitu membentuk kekuasaan negara.
Niccolo Machiavelli menjelaskan dalam bukunya II Principle (Sang Pangeran),
bahwa pemerintahan merupakan satu-satunya cara untuk mendapatkan dan
menjalankan kekuasaan. Niccolo Machiavelli menegaskan bahwa pemerintah bisa
berbuat apa saja untuk membentuk kekuasaan Negara. Bila perlu pemerintah juga
dapat berbuat kecurangan untuk menyelamatkan negaranya. Karena itulah
pemerintah yang sudah lemah tidak akan bisa bertahan lama bahkan bisa
mengalami kehancuran.
Tujuan Negara Menurut Dante Alighieri
Tujuan negara menurut Dante Alighieri yaitu negara bertujuan untuk menggapai
perdamaian dunia. Pendapat Dante Alighieri dalam teori perdamaian dunia
menyatakan bahwa sebaiknya di dunia ini hanya ada satu negara yang mempunyai
kedaulatan penuh dan letak kekuasaannya pada satu orang. Apabila di dunia ada
banyak negara yang merdeka, maka perdamaian dan ketentraman tidak akan bisa
terwujud. Itu dikarenakan setiap negara mempunyai kepentingan dan tujuan yang
berbeda sehingga akan menimbulkan koflik atau benturan yang bisa mengarah ke
peperangan.
Tujuan Negara Menurut Shang Yang
Satu-satunya tujuan negara menurut pendapat Shang Yang yaitu untuk
mengumpulkan kekuasaan negara sebanyak-banyaknya melalui cara menyediakan
tentara yang disiplin dan kuat. Apabila negara ingin kuat maka rakyat harus
lemah.
Tujuan Negara Menurut Harold J. Laski
Menurut Harold J. Laski tujuan negara yaitu untuk menciptakan sebuah keadaan
yang bisa membuat rakyat bisa mengapai keinginan-keinginannya secara
maksimal.
Tujuan Negara Menurut J. Barents
Terdapat 3 tujuan negara menurut J. Barents, yaitu:
- Untuk mempertahankan kekuasaan
- Menjaga ketentraman dan ketertiban.
- Untuk mengurus hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum.
Tujuan Negara Menurut Roger H. Soltau
Menurut Roger H. Soltau tujuan negara yaitu sebisa mungkin membuat rakyat
penting. Bertahan atau tidaknya suatu bangsa dan negara dapat ditentukan dengan
adanya pertahanan negara. Fungsi pertahanan negara ada hubungannya dengan
ketahanan sebuah negara dari serangan negara lain. Karena itulah dibutuhkan
personil keamanan yang tangguh, terlatih dan juga alat-alat pertahanan negara.
4. Fungsi Menegakkan Keadilan
Selanjutnya fungsi negara yaitu keadilan. Keadilan harus ditegakkan untuk semua
warga negara tanpa membeda-bedakan. Karena itulah untuk menjamin keadilan
setiap warga negara dibentuklah badan-badan peradilan negara. Usaha yang bisa
dilakukan oleh badan-badan peradilan yaitu memberikan keputusan yang adil
sesuai hukum yang berlaku. Jika keadilan dalam negara ditegakkan maka
kehidupan masyarakat akan menjadi nyaman dan tentram. Tetap,i jika dalam suatu
negara tidak ditegakkan keadilan maka akan muncul masalah dalam mayarakat
yang dapat mengganggu ketentraman negara.
Baca juga Artikel: Unsur-unsur Terbentuknya Negara
at sifat Negara
Sifat sifat Negara Istilah negara tentunya sudah tidak asing lagi bagi kita.
Bahkan kita ini hidup di sebuah negara. Negara adalah sebuah bentuk organisasi
yang sifatnya khas dan berbeda dengan organisasi atau asosiasi yang lain. Sifatsifat yang melekat pada negara lah yang menjadi nilai kekhasan sebuah negara.
Dari banyaknya sifat-sifat umum yang melekat pada negara, dalam artikel ini akan
kami bahas 3 sifat khas yang melekat negara. Apa sajakah sifat-sifat negara ?
Sifat-sifat negara perlu kita ketahui sebagai pelengkap dalam memahami tentang
Negara. Oleh sebab itu dalam blog Temukan Pengertian ini akan kami uraikan
secara rinci penjelasan tentang 3 sifat khas negara. Berikut ini adalah penjelasan
secara rincinya.
Sifat-Sifat Negara
Salah satu pengetahuan tentang sifat-sifat negara dari pendapat Prof Miriam
Budiardjo yang menyebutkan bahwa sifat Negara adalah sebagai berikut:
Sifat
Memaksa
Negara
Maksud dari sifat memaksa di sini yaitu supaya peraturan perundang-undangan
dipatuhi/ ditaati. Melalui cara yang memaksa tersebut maka ketertiban dalam
masyarakat bisa terwujud serta tidak akan menimbulkan anarkhi. Sifat memaksa
di sini juga termasuk mempunyai kekuasaan secara legal untuk melakukan
kekerasan fisik. Untuk melakukan itu negara memakai perangkat-perangkat
seperti badan peradilan, tentara dan polisi. Sifat memaksa ini tidak akan begitu
menonjol kalau masyarakatnya bersifat homogen dan terdapat konsensus nasional
tentang tujuan-tujuan bersama yang kuat. Sebaliknya sifat memaksa akan sangat
menonjol jika negara baru berdiri dan rakyatnya bersifat heterogen dan ikatan
konsensus
tentang
tujuan
bersama
tidak
begitu
kuat.
Baca
juga
Artikel:
Pengertian
Negara
Meskipun demikian, dalam prakteknya di negara demokratis sifat memaksa tidak
diutamakan, tetapi yang diutamakan yaitu meyakinkan (persuasi). Contoh sifat
memaksa suatu Negara yaitu ketetapan mengenai pajak. Pajak wajib dibayar
oleh setiap warga negara. Jadi jika ada orang yang tidak membayar pajak atau
telat membayar pajak akan dikenakan denda, barang disita, dan ada juga di
beberapa
negara
yang
dikenakan
hukuman
kurungan
penjara.
Sifat
Monopoli
Negara
Dalam menetapkan tujuan bersama dari masyarakat negara mempunyai sifat
monopoli. Jadi negara akan memonopoli apa saja yang menyangkut kehidupan
orang banyak. Contoh sifat monopoli suatu Negara yaitu negara memberikan
larangan adanya kelompok politik atau kepercayaan tertentu yang sifatnya
bertentangan
dengan
paham
yang
ada
negara.
Sifat
Menyeluruh
Negara
atau
Sifat
Mencakup
Semua
Sifat negara yang menyeluruh itu artinya mencakup semua lapisan masyarakat
yang menjadi warga negera. Contoh sifat menyeluruh negara: Semua peraturan
perundang-undangan berlaku untuk semua orang, misalnya, kewajiban untuk
membayar pajak. Itu semua karena untuk menjadi seorang warga negara bukan
karena kemauan sendiri, lain hal nya jika dalam organisasi atau asosiasi lainnya
sifat keanggotaannya sukarela.
Teori Pers Tanggung Jawab Sosial adalah teori yang mengemukakan kebebasan
pers yang harus disertai dengan tanggung jawab kepada masyarakat, kebebasan
pers diatasi oleh dasar moral dan hati nurani insan pers sebab kemerdekaan pers,
harus disertai dengan tanggung jawab kepada masyarakat. Tanggung jawab sosial
muncul karena respons atas teori libertarian. Dari akhir tahun 1940-an, Komisi
Serikat mengajukan model bahwa pers harus memiliki kewajiban tertentu kepada
masyarakat. Kewajiban itu diungkapkan dalam sebuah semboyan, yaitu
informatif, benar, libertarian di mana teori tanggung jawab sosial menuntut
jurnalis untuk memiliki tanggung jawab, baik itu kepada pemerintah maupun juga
kepada
masyarakat
khususnya.
Tugas
teori
tanggung
jawab
sosial
yaitu:
- Memberikan penerapan kepada masyarakat, sehingga masyarakat dapat
mengatur
dirinya
sendiri.
- Memberikan pelayanan kepada sistem politik dengna menyediakan informasi,
diskusi, dan perdebatan dalam masalah-masalah yang ada di masyarakat.
Menyediakan
hiburan.
Mandiri
dalam
biaya,
sehingga
bebas
dalam
kepentingan.
- Melayani sistem ekonomi dengan mempertemukan pembeli dan penjual barang
atau
jasa
dalam
periklanan.
- Sebagai pengawas pemerintah.