Anda di halaman 1dari 12

Bab 3

Pengkajian Lingkungan Perilaku


Sejak jaman virtruvius, tujuan tujuan arsitektur telah dinyatakan dalam pengertian
kemantapan, komoditas, dan kesenangan. Dalam bahasa lain, nilai nilai ini adalah
teknologi, fungsi, dan estetika. Arsitektur merupakan disiplin sintesis yang berasal dari
teknik, ilmu sosial, dan kesenian. Dalam bab ini akan dibahas pengkajian lingkunganperilaku.
Pengkajian lingkungan-perilaku merupakan bidang disiplin majemuk dan profesi majemuk,
yang aspek aspeknya diajarkan oleh sebagian besar sekolah arsitektur dan juga oleh banyak
jurusan psikologi dan geografi dan oleh beberapa jurusan antropologi, sosiologi serta
perencanaan kota. Pengkajian lingkungan-perilaku dalam arsitektur meliput penyelidikan
sistematis tentang hubungan hubungan antara lingkungan dan perilaku manusia dan
penerapannya dalam proses perancangannya.
Pengkajian lingkungan-perilaku juga meliputi estetika. Bila fungsi bertalian dengan perilaku
dan kebutuhan orang, estetika bertalian dengan pilihan, pengalaman mereka, dan tentu saja
persepsi mereka terhadap dunia. Pengkajian lingkungan-perilaku juga meluas ke teknologi
karena kita dapat bertanya syarat syarat arsitektur seperti apa yang dapat memberikan
penampilan kematangan atau perlindungan, bertolak belakang dari penampilan yang ceroboh
dan ringan.

Telaah Lingkungan-Perilaku Dalam Proses Perancangan


Sejumlah besar penelitian menunjukan bahwa sikap dan nilai kalangan profesional sangat
berbeda dari para kaum awam dan pemakai yang mereka layani. Profesional menuntun para
arsitek untuk memandang dan memikirkan tata lingkungan dengan cara cara yang sama
sekali berbeda dengan cara cara yang dilakukan oleh sebagian orang. Kebanyakan orang
adalah pemikir verbal, sedangkan arsitek adalah pemikir visual. Oleh sebab itu banyak
perbedaan pandngan antara arsitek dan kaum awam sehingga saat merancang akan banyak
kekurangan yang dirasakan oleh arsitek. Namun bila arsitek menyenangi suatu gedung karena
bangunan itu indah maka mereka akan cenderung memaafkan kekurangan kekurangan
fungsional yang ada.

Dalam Design for the Real World, Victor Papanek mengemukakan bahwa kita telah
mengucilkan diri dari dunia nyata, bahw kita telah mengucilkan dan merintangi diri sendiri
dari masalah masalah kemanusiaan yang nyata, dan bahwa kita telah mengucilkan bagian
bagian sangat kecil dari masalah masalah lingkungan perilaku sosial yang harus digarap,
dengan sesuka hati memanipulasi beberapa jendela atau halaman halaman yang dikitari
tembok bila ini tidak mulai menduga dalamnya pengalaman manusia dan kebutuhan
kebutuhan manusia.
Untuk memperhatikan telaah telaah lingkungan perilaku dalam arsitektur, kita harus
memahami dua kerangka konsep, yang satu menjelaskan jajaran informasi lingkunganperilaku yang tersedia, dan yang lain memperlihatkan dimana dalam proses perancangan
informasi lingkungan-perilaku paling mempengaruhi pengambilan keputusan arsitektur.

Ruang Lingkup Informasi Lingkungan-Perilaku


Ruang lingkup lingkungan-perilaku terdapat tiga komponen pokok: fenomena lingkunganperilaku, kelompok pemakai, dan pelataran.
Fenomena lingkungan perilaku. Merupakan aspek perilaku manusia yang berbeda
sehubungan dengan lingkungan fisik tiap hari. Contoh contoh umum memuat proxemic dan
privacy. Proxemic adalah jarak yang berbeda antarmanusia yang dianggap menyenangkan
untuk melakukan interaksi sosial. Privacy adalah suatu mekanisme pengendalian antarpribadi
yang mengukur dan mengatur interaksi dengan orang orang lain. Contoh lain merupakan
makna dan simbolisme. Makna dan simbolisme, menunjuk pada faktor faktor penentu
lingkungan ini penting bagi para perancang karena mereka saling berkaitan dan dengan
demikian muncul lagi sebagai pertimbangan dalam merancang berbagai tipe bangunan untuk
berbagai kelompok pemakai.

Kelompok pemakai. Kelompok pemakai yang berbeda mempunyai kebutuhan yang berbeda
dan dipengaruhi dalam berbagai cara oleh sifat lingkungan. Banyak informasi kini terdapat
mengenai anak anak dan lingkungan, kelompok etnis yang berbeda beda, dan kelompok
kelompok pemakai khusus seperti mereka yang tak mampu belajar dan cacat jasmaniah.
Pentingnya mempelajari faktor faktor perilaku dari pendirian seorang pemakai ialah bahwa
ia memberi kepada arsitek perbendaharaan pengalaman yang dapat diterapkan dalam setiap
proyek perancangan yang melibatkan para pemakai tersebut.
Pelataran. Komponen terakhir dari model meliputi semua skala pelataran, mulai dari skala
kamar sampai kepada agama, bangsa, dan dunia. Skala kamar terhadap bangunan dan
terhadap kelompok bangunan penting sekali bagi arsitek. Skala bangunan terhadap kota
adalah urusan perancang kota. Ciri yang unik tentang orientasi ini terhadap perhatianperhatian perilaku dalam arsitektur adalah fokus holistik pada semua faktor perilaku, sosial,
dan budaya yang harus diperhatikan dalam merancang tipe bangunan yang berbeda beda.
Tempat informasi lingkungan-perilaku dalam proses perancangan
Proses perancangan melibatkan penelitian pemakai terapan, keputusan-keputusan kebijakan,
pemrograman,

alternatif-alternatif

rancangan

pendahuluan,pemilihan,pengembangan

rancangan,pengelolaan lingkungan, penilaian pascahuni (sesudah ditempati), dan umpan


balik ke dalam penelitian tambahan, pengembalian keputusan, dan pemrograman, dan ke
dalam pengetahuan perancangan umum yang ditingkatkan.

Lingkungan-Perilaku: Fenomena dan Rancangan

Beberapa fenomena, seperti antropometrik, menunjukkan pada kondisi-kondisi yang sebagian


besar adalah nyata, kongkret, dan dapat diamati, sedangkan yang lain-lain, seperti semiotik,
menunjukkan kepada pengaruh-pengaruh lingkungan yang laten, yang hanya sementara saja
berlangsung dan terselubung.
Pelataran Perilaku: Kecocokan dan Ketidakcocokan
Konsep bagi analisa perilaku manusia dalam arsitektur adalah pelataran perilaku.
Berdasarkan karya psikolog ekologi Roger Baker, suatu pelataran perilaku dapat diterapkan
untuk tujuan tujuan arsitektur sebagai suatu unit dasar analitis interaksi lingkungan-perilaku
yang meliputi empat kekhususan: Suatu pola perilaku tetap atau suatu tipe perilaku yang
berulang kali, aturan aturan dan tujuan tujuan sosial yang menentukan perilaku yang
dapat ditafsirkan sebagai norma norma yang berlaku, ciri ciri fisik kritis dari pelataran
yaitu unsur dan hubungan lingkungan fisik yang terjalin tak terpisahkan dengan perilaku
seperti ukuran dan bentuk ruang sosial dalam perumahan untuk kaum tua di mana percakapan
percakapan terjadi, tempat waktu kerangka waktu di mana perilaku terjadi untuk berbagai
perilaku yang memiliki ritme harian, mingguan, bulanan dan tahunan.

Antropometrik
Antropometrik adalah proporsi dan dimensi tubuh manusia dan karakteristik-karakteristik
fisiologis lain-lainnya dan kesanggupan-kesanggupan relatif terhadap kegiatan manusia yang
berbeda beda dan mikrolingkungan. Disebut juga faktor manusiawi, atau, dalam
penerapannya, ergonomik, mereka berkenan dengan masalah masalah seperti tingginya
permukaan kerja bagi berbagai kegiatan, batas batas ketinggian yang akan menyenangkan
bagi semuanya kecuali yang terpendek dan terpanjang, dan dimensi kritis yang
mempengaruhi perancangan unsur unsur arsitektur mikro atau yang memenuhi ruang untuk
anak-anak, pria, wanita, dan kaum tua.

Proksemik, ruang pribadi, teritorialitas, dan ruang yang dapat dipertahankan


Kita menetapkan proksemik sebagai pengamatan dan teori yang berangkut-paut mengenai
faktor ruang dalam interaksi berhadap-hadapan. Pada awal tahun 1950-an, Robert Sommer,
seorang psikolog lingkungan, mempelajari faktor ruang dalam tipe yang berbeda beda dari

interaksi-inter berhadap-hadapan di beberapa rumah sakit Saskatchewan, dan lembaga


lembaga lain. Ia mempelajari bahwa jarak berbicara yang paling menyenangkan adalah 5 kak,
6 inci berhadapan muka. Ia juga mempelajari bahwa pembicaraan yang menyenangkan terjadi
pada saat posisi duduk siku-siku.
Ruang pribadi adalah suatu konsep lingkungan perilaku yang khas, Robert Sommer telah
mendefiniskannya sebagai suatu bulatan atau gelembung pelingdung, tak terlihar, kecil yang
dibawa suatu organisme dan dipasangnya antaranya dirinya dan orang lain.yaitu daerah
penyangga tubuh dari ruang pribadi yang tidak berbagi. Ruang pribadi individu adalah
dinamis. Dimencinya berubah, dan ketegangan jiwa dan kegelisaan dapat terjadi bila raung
pribadi ini terganggu
Teritori memiliki lima ciri yang menegaskan memuat daerah ruang dimiliki dikendalikan oleh
seorang individu atau kelompok; memuaskan beberapa kebutuhan atau dorongan, seperti
kawin atau status; ditandai secara konkrit atau simbolik dan orang akan mempertahankanya
atau setidak nya merasa tidak senang bila teritori mereka dilanggar dengan cara apapun oleh
pengacau. Konsep teritori telah diperluas untuk mengemukakan bagaimana daerah
perumahan dan kediaman dapat dirancang untuk bisa bertahan terhadap kejahatan dan
vandalisme. Ruang yang dapat dipertahankan adalah suatu istilah yang diciptakan oleh
perancang arsitektur dan peneliti Oscar Newman. Newman menentukan empat ciri ruang
yang menjadikannya lebih dapat bertahan terhadap gangguan vandalisme dan kejahatan
sehingga menjadi lebih aman:

Pengawasan atau apa yang disebut Jane Jacob mata tertuju pada jalanan, yang
diciptakan oleh tata guna lahan campuran, keragaman penghuni, rancangan denah

terbuka dan kehidupan jalanan dua puluh empat jam.


Wilayah yang diamati dan dapat dipertahankan, termasuk pemahaman yang jelas akan
daerah umum versus swasta dan pemahaman yang jelas akan gerbang antara

daerah-daerah.
Citra dan lingkungan sekitar, atau gagasan bahwa daerah-daerah tertentu memiliki cita

keamanan yang menyeluruh atau kebanggaan lingkungan ketetanggaan.


Daerah aman, atau pemisahan ruangan aman yang diinginkan dari daerah kegiatan
tinggi atau berbahaya, dan penjajaran daerah aman dan daerah dapat bertahan.

Ekologi kelompok kecil

Ekologi kelompok kecil adalah nama yang diberikan bagi pertimbangan pertimbangan
tentang hubungan lingkungan-perilaku kritis dalam keadaan kelompok kecil. Dalam
konteks ini, misalnya suatu perancangan untuk suatu ruangan seminar mungkin berupa
suatu ruang persegi empat, tanpa jendela guna menghindarkan alih perhatian, dengan
jalan terbatas guna menunjukan sifat pribadi pertemuan pertemuan, dan mudah saling
lihat dan pengaruh-mempengaruhi bagi semua peserta.
Disebelah ruang seperti ini seharusnya adalah daerah bebas-ruang yang mirip ruang
depan yang memungkinkan para peserta tinggal sebentar dan berbicara dengan yang lainlain sebelum memasuki arus peredaran yang bergerak cepat. Daerah bebas ini harus
mempunyai jalan masuk yang mudah dari bagian bagian lain gedung dan
menyenangkan bagi ruang sirkulasi utama. Daerah bebas harus segera bisa kelihatan
ketika meninggalkan ruang seminar dan harus menjadi tempat untuk berkumpul selama
dan sesudah pertemuan.

Privacy, kepadatan, kesesakan, dan stress


Privacy adalah tuntutan orang perorangan, kelompok, atau kelembagaan untuk
mengendalikan jalan masuk menuju mereka sendiri dan sejauh mana informasi tentang
mereka sendiri akan disampaikan. Bagan bidang privacy menurut Chermayeff dan
Alexander:

Daerah pribadi perorangan, sehubungan dengan orangnya


Daerah pribadi keluarga, atau kelompok kecil sehubungan dengan kelompok

Daerah pribadi kelompok besar, sehubungan dengan kelompok sekunder


Daerah umum kelompok besar, yang meliputi interaksi kelompok besar dengan

umum
Daerah setengah umum kota, yang mungkin diawasi pemerintah atau intuisi

dengan jalan masuk untuk umum sesuai dengan keperluan


Daerah umum kota, ditandai dengan pemilikan umum dan jalan masuk umum
sepenuhnya

Kepadatan adalah ukuran matematis dari jumlah orang per unit ruang. Di pihak lain,
kesesakan merupakan pengertian psikologis atau yang menunjuk kepada pengalaman
yang terkurung, dirintangi, terhalang oleh kehadiran terlalu banyak orang.
Altman telah memajukan suatu model yang menghubungkan privacy, ruang pribadi,
teritorialitas, dan kesesakan. Dengan menganggap kesesakan sebagai akibat dari
kegagalan mecapai tingkat privacy yang diinginkan, dikemukakannya bahwa
mempertahankan ruang pribadi dan memperlihatkan perilaku teritorial merupakan dua
mekanisme yang digunakan orang untuk mecapai tingkat privacy yang diinginkan dalam
keadaan keadaan bersesakan guna menghindari stress yang tidak semestinya.
Citra bangunan
Orang teringat akan bangunan pertama tama dan terutama dari segi pentingnya untuk
digunakan, bukan karena kekhususan-kekhususan arsitekturnya. Orang juga lebih
mengingat bangunan atas dasar visibilitas daripada atas dasar bentuk fisik. Telaah ini
menunjukan bahwa citra bangunan yang paling umum adalah murahan dan tak
berkesan dan ramah dan menyenangkan. Ramah dan menyenangkan adalah citra
yang paling disukai rata rata di semua kelompok, disusul dekat dengan unik dan
menarik.
Pemetaan kognitif perkotaan
Salah satu telaah yang paling dini dan paling terkenal tentang pemetaan kognitif
perkotaan adalah Image of the City oleh Kevin Lynch. Dikemukakannya bahwa citra kota
memiliki tiga komponen: suatu identitas yang jelas untuk unsur unsur yang membuat
mereka menonjol; hubungan ruang antara unsur unsur; dan makna unsur-unsur itu
sehubungan dengan para pengamat. Penelitiannya mengungkapkan bahwa terdapat lima
tipe unsur dan hubungan yang menentukan bagi suatu lingkungan yang mudah diartikan :

jalan-jalan setapak, tepi-tepi atau rintangan-rintangan, bongkol-bongkol, hal-hal yang


menonjol, dan distrik-distrik.
Makna dan simbolisme
Para arsitek modern dini berupaya memberikan makna arsitektur dari segi makna arsitek,
bukan makna si pemakai. Karya baru baru ini dalam telaah lingkungan-perilaku telah
mulai menetapkan dasar empiris yang berorientasikan pemakai bagi makna dalam
arsitektur dan menjurus kepada pembentukan suatu bahasa tata lingkungan.
Semua tipe bangunan mempunyai laten yang berbeda bagi kelompok pemakai yang
berbeda beda. Komunikasi dikalangan masyarakat mungkin dipengaruhi oleh
pengaturan ruang. Sejumlah telaah membuktikan bahwa manusia menyadari makna yang
diberikan arsitektur dan ada kalanya menggunakan untuk berkomunikasi tentang diri,
membentuk lingkungan, rumah tangga, dll.

Kelompok Pemakai dan Perancang


Usia dan Lingkungan
Semakin bertambah panjangnya umur yang diharapkan, pengobatan yang lebih baik, dan
lebih banyak keluarga yang memiliki anak sedikit, piramida usia bergerser ke atas secara
mencolok. Proporsi yang lebih besar dari masyarakat kita dibandingkan dengan yang
sebelumnya berusia lebih dari enam puluh tahun. Hal ini mnegakibatkan semakin
banyaknya keperluan fasilitas lingkungan untuk orang lanjut usia karena jumlahnya yang
semakin bertambah.
Anak anak dan lingkungan
Anak anak berkembang dari suatu interaksi antara gerakan = gerakan dalam dan
kondisi kondisi lingkungan luar. Perkembangan juga merupakan hasil dari hubungan
sosial anak dengan lingkungan tergantung bagaimana anak-anak menggunakan fungsi
dari lingkungan tersebut.
Tipe tipe dan rancangan bangunan
Sebuah sekolah denah terbuka, yang juga disebut sekolah-tanpa-dinding, benar benar
suatu konsep perencanaan, dengan pusat pusat kegiatan yang tebuka dari segi
pandangan visual dan sirkulasi. Tetapi pendidikan terbuka merupakan suatu konsep
pendidikan yang meliputi satu atau lebih dari : tim pengajar, kelompok penampilannya,

kemajuan berdasarkan penampilan, petunjuk seorang seorang belajar yang diprakarsai


siswa, dan kebebasan ruang dan waktu.

Kesimpulan kesimpulan mengemukakan bahwa di sekolah sekolah denah terbuka,


anak anak memasuki lebih banyak rona belajar, menemui lebih banyak guru, dan
bekerja dalam keragaman ukuran kelompok yang lebih luas. Terdapat lebih banyak
belajar berdasarkan pengamatan di kalangan staf. Semua ini mungkin dianggap positif,
tapi untung rugi lainnya, para siswa menggunakan lebih banyak waktu tidak belajar
mengalami lebih banyak keributan, dan diganggu oleh hal visual yang mengalihkan
perhatian.
Tantangan perancangan jelas yaitu merancang atau merenovasi sekolah sekolah guna di
kalangan staf, identitas siswa dengan keseluruhan, keragaman rona belajar yang lebih
banyak, seraya memecahkan ketidakcocokan yang dibuat oleh denah denah terbuka.
Kantor
Konsep perancangan perencanaan kantor terbuka atau kantor bentang alam sangat
berpengaruh dan kini mendapat kecaman pedas. Hal yang paling menimbulkan masalah
dalam kantor denah terbuka adalah masalah akustik dan ventilasi, tapi soal cahaya dan
tata letak juga merupakan faktor penting. Telaah telaah lain telah memperlihatkan
bahwa dalam kantor kantor denah terbuka versus denah tertutup, berlaku :

Tak terdapat perbedaan jelas dalam jumlah waktu manajemen yang digunakan

untuk sebagian besar kegiatan


Konperensi merupakan satu satunya kegiatan yang dilakukan untuk periode

waktu yang lebih lama


Tak terdapat perbaikan yang menyeluruh dalam efisiensi pekerja
Terdapat lebih banyak kerja sama dan komunikasi dikalangan pekerja
Sebagian pekerja merasa kadar ketegangan dan rasa tersinggung yang lebih besar
Sebagian orang memiliki supervisi yang lebih besar dan diselidiki
Banyak personel manajemen merasa kurang terkenal karena hilangnya citra

wilayah dan status yang jelas


Karena itu terdapat lebih banyak keinginan untuk menyaring penglihatan dan

pendengaran
Terdapat lebih banyak penggunaan objek objek dan pengaturan ruang sebagai

tanda wilayah
Terdapat perbedaan perbedaan perorangan yang besar, di mana sebagian
karyawan yang tegas lebih menyukai struktur terbuka, perwajahan visual terbuka,
dan jalan masuk informasi yang terbuka.

Intinya, denah terbuka terlihat paling cocok untuk kelompok yang tidak memiliki
privacy perorangan yang tinggi atau kebutuhan kebutuhan wilayah yang tinggi, dan
untuk kelompok kelompok yang agak kohesif secara internal atau yang relatif
homogen mengenai kepribadian dan tugas tugas. Kantor pribadi dan tata letak

tradisional sebaliknya tampak paling baik bagi sebagian besar eksekutif, orang yang
paling menyadari dirinya, orang yang sangat individualistis, orang yang
membutuhkan lebih banyak privacy, dan orang yang menempuh tugas yang sangat
berbeda beda.

Ikhtisar
Bab ini secara singkat meninjau beberapa pertimbangan lingkungan-perilaku yang
diperhitungkan para arsitek dalam rancangan bangunan dan rancangan perkotaan. Hal
ini sebagai pertanggungjawaban dalam perancangan-arsitek pertama tama dan
terutama bertanggung jawab kepada masyarakat, kebutuhan-kebutuhan pemakai, dan
hubungan hubungan lingkungan-perilaku, dengan pertimbangan perilaku,sosial,
dan budaya merupakan kendali proses. Karena tujuan arsitektur yang dilakukan
dengan cara ini adalah kesejahteraan dan kepuasan hati para pemakai bangunan,
maka informasi tentang peran arsitektur dalam perilaku manusia haruslah dimasukan
sejak awal dalam proses perancangan dan pendidikan arsitektur.
Penerapan pertimbangan pertimbangan lingkungan-perilaku dalam proses
perancangan membutuhkan kesadaran, pengetahuan dan keterampilan. Melakukan
penelitian dalam hubungan lingkungan-perilaku membutuhkan kesadaran,
pengetahuan, dan ketrampilan tambahan. Arsitektur adalah profesi pluralistis. Ia
mengembangkan kemampuannya guna penelitian dalam faktor faktor lingkunganperilaku dan perlu menggunakan pengetahuan itu lebih akrab pada proses
perancangan arsitektural.

Anda mungkin juga menyukai