6 Pembahasan
6 Pembahasan
PEMBAHASAN
4.1
proses salah satunya adalah High Vacuum Unit I (HVU I). Pada HVU I
terdapat dua kolom, yaitu kolom 21C-1 yang mengolah long residue dari CDU
1 kolom 11C-1 dan kolom 21C-2 yang mengolah intermediate residue dari
kolom 21C-1. Kolom 21C-2 memiliki kapasitas design untuk mengolah 1519
T/D intermediate residue dari hasil proses distilasi vakum kolom 21C-1.
Pada prinsipnya kolom 21C-2 berfungsi untuk memisahkan intermediate
residue dengan distilasi vakum menjadi beberapa fraksi yaitu LMMO, MMO,
Black Oil, dan Short Residue.
Prinsip distilasi vakum adalah pemisahan komponen menjadi
beberapa fraksi berdasarkan perbedaan titik didihnya pada tekanan di
bawah
didih
tekanan
maka titik didih fraksi akan turun, sehingga dapat dipisahkan tanpa
suhu yang terlampau tinggi dan mengurangi kemungkinan terjadinya
25
perengkahan.
Kolom distilasi hampa merupakan tempat terjadinya pemisahaan fraksi
ringan dan fraksi berat berdasarkan titik didihnya pada tekanan dibawah
atmosfir dengan menggunakan ejector dua tingkat untuk memvakumkan
kolom.
4.2
Item
Keterangan
Tipe
Tinggi Kolom
Diameter Top Kolom
Diameter Bottom Kolom
Jenis Tray
Vertikal
19,45 m
2,6 m
4,0 m
16
Valve Tray
8 23
Susunan Packing
385oC
26
9
10
11
12
13
15
150oC
60 mmHg Abs
150oC
245oC
360oC
350oC
Overhead Temperatur
Overhead Presure
Temperatur MMO Draw Off
Temperatur LMMO Draw Off
Temperatur Black Oil Draw Off
Temperatur Short Residue
4.2.2 BagianBagian Kolom Distilasi 21C-2
BCR Section
TCR Section
Bottom Section
masuk
kolom
21C-2
diatas
tray
melalui
alat
memasuki
27
28
29
Seksi residue atau seksi bottom ini merupakan bagian yang terletak
paling bawah di kolom 21C-2. Pada bagian ini waktu tinggal dan temperatur
cenderung menyebabkan terjadinya perengkahan, maka harus diusahakan agar
waktu tinggal perengkahan dalam bagian dasar ini tidak menyebabkan
endapan coke yang menyulitkan. Short Residue dari bawah kolom 21C-2
dipompa dengan 21P7 A/B melalui 21E4 dan 21E1, dan melalui pendingin
21E5 dimana aliran ini didinginkan hingga 125 C.
variabel
mendapatkan kualitas
proses
maupun
adalah
kuantitas
penting
produk
mengakibatkan
yang
sekali
untuk
dikehendaki.
penyimpangan
yang
menyeluruh terhadap mutu maupun jumlah produk. Oleh karena itu kontrol
terhadap kualitas produk di laboratorium sangat penting artinya untuk
mengendalikan/mengatur variabel proses. Variabel proses yang pokok dan
perlu dikehendaki secara cermat di dalam proses distilasi adalah :
30
sehingga
akan
membebani
condensor.
Hal
ini
dapat
Temperatur outlet dan flow steam normalnya dalam kondisi konstan, akan
tetapi pada kondisi tertentu dapat diatur untuk menjaga kualitas produk.
Penurunan temperatur outlet furnace akan mengakibatkan turunnya yield
distillate, karena semakin sedikit fraksi ringan yang teruapkan.
pada column
dengan
menggunakan
31
flow
controller.
Pada
steam
yang
diinjeksikan
pada
nd
bottom
2nd
vacuum
residu
di
bottom
32
33
Oil Bed, BCR Bed, dan TCR section yang terdiri dari 4 tray. Umpan memasuki
kolom di atas tray 6, melalui schoepentoeter untuk meningkatkan efisiensi
pemisahan fase gas dan fase cair. Short Residue dari bawah kolom 21C-2
dipompa dengan 21P7 A/B melalui 21E4 dan 21E1, dan melalui pendingin
21E5 dimana aliran ini didinginkan hingga 125 C.
Cairan total draw off tray 7 mengalir ke Black Oil Vessel 21V5. Dari
sini, dipompa dengan 21P8 sebagai refluks menuju tray 6. Sebagian kecil aliran
ini dikembalikan ke 21V5 setelah sebelumnya didinginkan di 21E15 hingga
310 C. Hal ini untuk menjaga agar temperatur black oil reflux tetap pada 355
C.
Cairan total draw off tray 8 (di bawah BCR bed) mengalir ke 2nd Vacuum
Column Drum 21V3, kemudian dari sini dipompakan dengan 21P9 dan dibagi
menjadi dua aliran, lower BCR yang dikembalikan menuju Wash Oil Bed, dan
aliran upper BCR/heavy MMO. Wash Oil Bed berada di atas flash zone,
digunakan untuk mencegah entrainment Short Residue ke dalam cairan pada
tray 8. Aliran upper BCR/heavy MMO didinginkan di 21E2, dan dibagi
menjadi dua aliran, aliran upper BCR yang dikembalikan ke dalam kolom 21C2 sebagai internal refluks, dan aliran heavy MMO yang kemudian didinginkan
hingga76 C di 21E6. Sejumlah kecil dari aliran heavy MMO dingin
dicampurkan kembali dengan aliran upper BCR untuk mengatur temperatur
refluks pada 210 C. Sebagian besar aliran upper BCR digabungkan dengan
34
sejumlah kecil cooled Light MMO dari TCR section dan dialirkan menuju
intermediate storage sebagai MMO produk.
Gambar 4.1 Skema Aliran Proses 21C-2
Light MMO total draw off dari tray 9 pada TCR section 2nd Vacuum
Column 21V4. Sebuah wire mesh demister diletakkan diantara BCR bed dan
tray 9, untuk mencegah entrainment upper BCR ke dalam LMMO. Dari 21V4,
LMMO dipompakan dengan 21P10 ke pendingin 21E11 dan didinginkan
hingga 73 C. Sebagian besar aliran ini dikembalikan ke kolom 21C-2 sebagai
internal refluks ke tray 12 pada TCR section. Sebuah wire mesh demister
ditempatkan di atas tray 12 untuk mencegah terjadinya entrainment waxy
distillate ke dalam overhead. Sebaian kecil LMMO keluaran dari 21E11
35
Uap overhead dari puncak kolom 21C-2 yang mengandung steam dan
hidrokarbon ringan mengalir menuju 2nd Vacuum Column Overhead Condenser
21E21A/B. Vacuum Gas Oil diinjeksikan secara berkesinambungan ke dalam
uap masukan 21E21 untuk mencegah akumulasi wax pada permukaan luar
tube-tube condenser.
36
Target
o
C
360
385
385
150
37
TCR 21C-2
MMO upper reflux
MMO under reflux
MMO to storage
Black oil to storage
Short residue to storage
80
210
2899
80
90
120
64
188
266
69
150
121
61
187
264
65
139
120
62
189
275
69
139
121
64
188
279
69
150
120
Tabel 4.3 Data Pengamatan Kondisi Temperatur Operasi Kolom 21C-2 HVU I
Target
o
C
Temperatue
Intermediate residue to 21F-2
Intermediate residue inlet
21C-2 zone 21C-2
Flash
Overhead 21C-2
TCR 21C-2
MMO upper reflux
MMO under reflux
MMO to storage
Black oil to storage
Short residue to storage
360
385
385
150
80
210
2899
80
90
120
Tabel 4.4 Data Pengamatan Kondisi Tekanan Operasi Kolom 21C-2 HVU I
Data Pengamatan (April 2016)
4
5
6
7
8
11 12
F Zone C2
21PI-002 101,2 mmHg 98,3 96,4 102,6 108 104 104 106,7
FG 21F-2 21PIC-012 Kg/cm2 G 1,665 1,466 1,764 1,671 1,291 1,536 1,552
Pressure
Target
Tabel 4.5 Data Pengamatan Kondisi Flow Operasi Kolom 21C-2 HVU I
Flo
21C-2 TRC
w
21C-2 MMO BCR
21C-2 MMO Under Reflux
4
27
652
122
38
12
27
554
126
428
376
419
335
424
376
424
331
425
384
425
330
423
380
427
334
426
379
427
332
423
377
430
328
425
375
428
330
Tabel 4.6 Data Pengamatan Kondisi Steam Flow Operasi Kolom 21C-2 HVU I
Data pengamatan (April 2016)
Steam Injection Flow
4
5
6
7
8
11
12
21C-2 Bottom
48 T/D 36,0 33,6 34,2 33,2 33 33,6 33,4
21F-2 Coil 1
13 T/D 14,91 15,02 15,21 15,28 14,9 15,05 14,43
21F-2 Coil 2
13 T/D 16,77 17,04 17,2 17,11 16,91 17,0 16,84
21F-2 Coil 3
13 T/D 19,39 19,74 20,11 19,18 18,13 18,83 18,21
21F-2 Coil 4
13 T/D 19,5 19,7 20,0 20,15 19,7 19,62 19,5
Tabel 4.7 Data Pengamatan Kondisi Short residue Operasi Kolom 21C-2 HVUI
Analisis
o
SG at 70 C
Viscosity at
O
100 c
797,60 765,30
757,2
Tabel 4.8 Data Pengamatan Kondisi Produk Operasi Kolom 21C-2 HVU I
MMO (April 2016)
4
5
6
7
8
11
12
o
SG at 70 C 0,904 0,9080 0,9080 0,9155 0,9170 0,9165 0,9160 0,9160
ASTM Colour L 8,0 L 8,0 L 8,0 L 8,0
L 8,0
L 8,0
L 8,0 L 8,0
o
Flash point 250 C
258
256
256
268
268
264
262
PMcc
Viscosity at 83,9
84,01 83,12 80,45
83,38
85,05 85,72 85,02
o
60 C
cSt
o
RI at 70 C
1,5108 1,5128 1,5115 1,5135 1,5135 1,5130 1,5728
Analisis
39
beban
yang
berlebih
pada
40
4.7 Start Up, Shut Down dan Emergency Shut Down Unit HVU I
4.7.1 Start up
1. Umum
Selama proses start up, air harus bebas dari sistem dan menghindari
perubahan yang mendadak pada kondisi proses. Air berubah menjadi steam
jika menguap, dan volumenya akan berlipat 30 kali dari volume awal. Hal ini
dapat memudahkan konstruksi bagian dalam kolom mudah lepas dan rusak.
41
Hal ini juga mempermudah air menguap di bawah 100C pada kondisi vakum.
2. Persiapan Start up
Drain semua air dari sistem lewat lower point di unit. Jika
furnace sudah dihidrotest, coil disteaming out ke kolom vakum beberapa
saat. Setelah steaming out selesai dapat dibiarkan untuk menghindari steam
condensasi lebih lanjut. Pada TA besar, tes tekanan coil dengan tes vakum
(vakum dianggap baik jika kenaikan tekanan kurang dari 20 mmHg perjam).
3. Memasukan Flushing oil untuk sirkulasi
Jika tes vakum memuaskan, masukan flushing oil melalui 43P-1,
21C-1, 21P-2, 21C-2 dan 21P-7 ke IFO blending lewat short residue sistem.
Atur atau sesuaikan level pada kondisi normal di 21C-1 dan 21C-2, isi
semua vessel untuk persiapan reflux (21V-1, 21V-2, 21V-3, 21V-4 dan
21V-5) sampai penuh dan overflow akan sampai ke kolom. Flush out reflux
ke kolom isi dengan flushing oil juga ke 21C-3 dan 21C-4 sampai overflow
ke kolom 21C-1. Pompakan 21C-3 dan 21C-4 sampai habis ke IFO
blending.
Flush juga line make up SPO ke hot oil sistem. Drain air secara
periodik dari lower point, masukan cooling water ke semua condenser
dan
42
suhu outlet 95 C perjam sampai 130C jalankan steam ke 1st ejector 21J1. Jika suhu bottom 21C-2 belum mencapai 100 C, start-up 21F-2 dengan
api minimum sampai mencapai suhu bottom 21C-2 lebih besar 100 C.
Sirkulasikan secara continue sampai flushing bebas air.
4. Masukan Feed long residue
Pelan-pelan masukan long residue dari 43T-1 melalui 43P-1 ke unit
line up semua produk distillate dan short residue kembali ke tangki. Naikan
feed rate sampai 1900 T/D. Naikan suhu outlet 21F-1 dan 21F-2 30 C/jam.
Bila suhu outlet sudah mencapai di atas 200 C masukan pelan-pelan steam
ke coil furnace. Dengan kenaikan suhu outlet dapur jumlah penguapan
distillate dari long residue juga meningkat dan ini akan
naiknya
level
vessel-vessel
reflux
drum,
start
terlihat
dari
reflux-reflux setelah
dicheck air dari sistem ini lewat lower point (exchanger pompa) yang
mungkin adanya air dari line reflux yang dingin ke kolom.
Jika ada kenaikan level 21C-3 dan 21C-4, hubungkan level
kontrolnya dan hubungkan pipa instrumentasi untuk semua reflux / vessel
produk. Masukan stripping steam ke 21C-1, 21C-2, 21C-3 dan, 21C-4 bila
suhu outlet dapur di atas 250 C. Apabila distilat sudah on grade flash
point, viscosity dan color, pompakan ke intermediate storage. Apabila short
residue on grade flash point dan viscosity, pompakan ke tank PDU feed.
43
Alirkan vakum gas oil ke IFO (tank gas oil jika diperlukan). Masukan sour
gas dari 21V-6 ke 21F-1, tutup hubungan ke atmosfer dan naikan kapasitas
pengolahan sesuai rencana operasi.
44
45
terbesar
bahaya
ledakan
pada
Furnace
terjadi
saat
pengoperasian awal Furnace baik pada waktu start up atau setelah terjadi
kondisi emergency trip. Jika ada akumulasi gas dalam ruang pembakaran
maka akan terjadi campuran fuel gas dengan udara yang berada pada batas
terjadinya ledakan (explotion limit). Untuk menghindari hal tersebut,
sebelum
penyalaan
menggunakan
(firing)
Forced
Draft
ruang
Fan
pembakaran
dapur
dan
harus
diperiksa
di-
purging
kandungan
Sistem
yang
akan
yang membahayakan.
mematikan
nyala
api
jika
terjadi
46
Apabila
hal
ini
47
Limbah
cair
mengandung H2S dikirim ke Sour Water Stripper (SWS) unit di FOC II.
Sedangkan limbah cair yang berasal dari pelumas bekas hasil pemakaian
pada peralatan dan dari bocoran peralatan dibuang ke Corrugated Plate
Interceptor (CPI). CPI berfungsi memisahkan minyak dengan air sehingga
air yang dibuang sudah terbebas dari minyak.
2. Limbah padat
Limbah padat yang ada di HVU I antara lain isolasi bekas dan kain lap
yang telah terkontaminasi minyak. Barang-barang tersebut dibuang di tempat
sampah khusus limbah B3.
3. Limbah gas
Limbah gas di HVU I berupa flue gas hasil dari proses pembakaran di
21F-1 dan Waste gas
hasil
melalui
cerobong
Gas
hasil
proses
distilasi
48
49