Anda di halaman 1dari 38

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme
dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari organorgan, serta menghasilkan energi.
Balita adalah anak usia kurang dari lima tahun termasuk bayi usia di bawah satu
tahun juga termasuk dalam golongan ini. Sesuai dengan
pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasannya, balita mengalami
perkembangan sehingga jenis makanan dan cara pemberiannya harus disesuaikan
dengan keadaannya Kebutuhan zat gizi pada balita disesuaikan dengan kecukupan
gizi yang dianjurkan disesuaikan dengan kelompok umur dan kemampuan anak
menerima makanan yang diberikan. Anak usia di bawah lima tahun atau Balita
termasuk golongan yang mudah kena penyakit. Pertumbuhan dan perkembangan
pada golongan balita dipengaruhi oleh keturunan dan faktor lain yang terkait
seperti faktor lingkungan, penyakit, keadaan gizi dan sosial
ekonomi. Di negara berkembang, kesakitan dan kematian pada anak balita banyak
dipengaruhi oleh status gizi. Dengandemikian status gizi balita perlu dipertahankan
dalam status gizi baik, dengan cara memberikan makanan bergizi seimbang yang
sangat penting untuk pertumbuhan. Menurut data tahun 2006 di Indonesia, jumlah
balita yang mengalami
gizi buruk mencapai 4,8 juta anak. Pada tahun 2007 ada penurunan, yaitu jumlah
balita yang mengalami gizi buruk mencapai 4,1 juta anak. Dan pada tahun 2008
juga mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, yaitu jumlah balita yang
mengalami gizi buruk mencapai 4 juta anak. Dari jumlah itu, 5.315 balita
diantaranya dinyatakan sudah sembuh dan 41 balita meninggal dunia. Pada tahun
2008 juga mengalami penurunan ,yaitu jumlah gizi buruk mencapai 3.420 anak.
Sedangkan pada tahun 2009 jumlah gizi buruk mengalami kenaikan lagi, yaitu
mencapai 4.676 anak. Dari jumlah itu, 43 anak meninggal dunia. Balita sangat
tergantung dengan pola asuh orang tua, sehingga pengetahuan ibu berperan dalam
status gizi balita. Pola asuh terhadap anak berpengaruh terhadap timbulnya

masalah gizi. Perhatian cukup dan pola asuh yang tepat akan memberi pengaruh
yang besar dalam memperbaiki status gizi.

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui dan memahami tentang manajemen Puskesmas Tanah Garam serta
gambaran umum pelaksanaan program-program kesehatan di Puskesmas Tanah
Garam.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui dan memahami tentang Pemantauan Perkembangan Balita sebagai
bagian program Pelayanan Gizi.
2. Mengetahui dan memahami tentang Pemantauan Perkembangan Balita secara
umum.
3. Mengetahui dan memahami tentang Pemanatauan Perkembangan Balita di
Puskesmas Tanah Garam.
4. Mengetahui dan memahami

tentang

permasalahan

pada

Pemantauan

Perkembangan Balita di Puskesmas Tanah Garam.


1.3 Manfaat Penulisan
1.3.1 Manfaat Bagi Peneliti
Memberikan kesempatan bagi peneliti untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan
kesehatan

masyarakat

terhadap

pelaksanaan

program-program

kesehatan

masyarakat di Puskesmas Tanah Garam, serta mengembangkan pengetahuan


tentang Pemantauan Perkembangan Balita.
1.3.2

Manfaat Bagi Puskesmas


Menjadi sumber informasi terkait pelaksanaan program-program kesehatan
mayarakat, khususnya program Pemantauan Perkembangan Balita di wilayah kerja
Puskesmas Tanah Garam, sehingga dapat menjadi pertimbangan terhadap rencana
kerja selanjutnya bagi program-program tersebut.

1.3.3

Manfaat Bagi Dinas Kesehatan Kota Solok

Menjadi sumber informasi terkait pelaksanan program-program kesehatan


masyarakat di Puskesmas Tanah Garam khususnya program Pemantauan
Perkembangan Balita.

1.4 Ruang Lingkup


Ruang lingkup pembahasan makalah ini adalah mengenai pelaksanaan manajemen
program Pemantauan Perkembangan Balita sebagai bagian dari program pelayanan
gizi Puskesmas Tanah Garam tahun 2015 dengan sasaran bayi dan balita yang dang
mengunjungi posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Defenisi Gizi
Kata gizi itu sebenarnya berasal dari bahasa Arab, ghidza, yang berarti
makanan. Dalam dialek Mesir, ghidza dilafalkan ghizi. Inilah yang kemudian

dalam Bahasa Indonesia diucapkan dan ditulis sebagai gizi. Dalam perspektif ini,
gizi lebih bermakna materi, yang lebih sering disebut zat gizi, bukan proses.
Istilah gizi dan ilmu gizi di Indonesia baru dikenal sekitar tahun 1952-1955
sebagai terjemahan kata bahasa Inggris nutrition. Memang terdapat sebagian orang
menerjemahkan nutrition (bahasa Inggris) dengan mengejanya sebagai nutrisi
dalam Bahasa Indonesia. Terjemah-an ini terdapat dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia Badudu-Zain tahun 1994. Dalam perspektif ini gizi lebih dilihat sebagai
proses, bukan materi.
Supariasa, Bakri dan Fajar (2002) mendefinisikan, gizi (nutrition) adalah
suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal
melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan makanan dan
minuman terhadap kesehatan tubuh manusia agar tidak mengalami penyakit
gangguan gizi, dimana gangguan gizi sendiri adalah sebuah penyakit yang
diakibatkan oleh kurangnya zat-zat vitamin tertentu sehingga mengakibatkan tubuh
kita mengalami gangguan gizi.
2.2 Zat-Zat Makanan Yang Mengandung Gizi
Makanan diperlukan tubuh manusia untuk pertumbuhan dan melakukan
kegiatan sehingga tubuh tetap sehat. Kegiatan yang dilakukan, misalnya belajar,
pergi ke sekolah, dan bermain. Makanan yang kamu makan sebaiknya
mengandung gizi. Asupan gizi yang baik tidak akan terpenuhi tanpa makanan yang
sehat. Makanan yang sehat adalah makanan yang mengandung semua zat gizi. Zatzat gizi tersebut dibutuhkan tubuh untuk memperoleh energi. Selain itu, zat gizi
digunakan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan sel-sel tubuh serta
memelihara kesehatan. Zat-zat makanan yang diperlukan tubuh, di antaranya
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Untuk lebih jelasnya, akan
dijelaskan sebagai berikut.

Makanan sehat, bergizi, dan seimbang harus kita perhatikan dalam kehidupan
sehari-hari. Zat makanan disebut juga biomolekul karena merupakan senyawa atau
molekul kimia yang dibutuhkan untuk dapat hidup dengan baik (bio = hidup;
molekul = senyawa). Zat makanan tersebut dapat dikelompokkan menurut jumlah
yang dibutuhkan oleh makhluk hidup yaitu zat makanan makro dan zat makanan
mikro.
1.Karbohidrat
Karbohidrat mempunyai beberapa fungsi bagi tubuh antara lain sebagai berikut.
1. Sumber energi utama dan tidak dapat diganti dengan sumber energi yang
lain pada beberapa organ, yaitu otak, lensa mata, dan sel saraf.
2. Menjaga keseimbangan asam dan basa dalam tubuh.
3. Membantu proses penyerapan kalsium.
4. Bahan pembentuk senyawa kimia yang lain, misalnya lemak dan protein.
5. Berperan penting dalam penurunan sifat, misalnya karbohidrat dengan atom
C lima buah merupakan komponen asam nukleat (DNA, RNA).

Makanan Sumber Karbohidrat


Jika diuraikan, ternyata karbohidrat hanya terdiri dari tiga unsur, yaitu karbon (C),
hidrogen (H), dan oksigen (O). Senyawa yang termasuk karbohidrat sangat banyak
mulai dari senyawa sederhana hingga senyawa dengan berat molekul 500.000 atau
lebih. Karbohidrat mempunyai fungsi yang sangat penting yaitu sebagai sumber

energi utama bagi tubuh. Dengan mengonsumsi karbohidrat yang cukup. manusia
dapat memperoleh energi untuk melakukan berbagai aktivitas sehari-hari. Oleh
karena itu, untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat maka kita harus mengonsumsi
makanan

yang

mengandung

karbohidrat.

Di dalam tubuh, karbohidrat disimpan dalam dua bentuk, yaitu tersimpan dalam
otot dan hati berupa glikogen dan tersimpan dalam darah berupa glukosa. Untuk
menjadi dua bentukan seperti itu, karbohidrat melalui serangkaian proses
metabolisme

dalam

tubuh.

Macam-macam karbohidrat.
Monosakarida
Merupakan golongan gula sederhana yang memiliki satu gugus gula. Golongan ini
memiliki karakteristik mudah larut dalam air dan terasa manis. Monosakarida
terdiri

atas

glukosa,

fruktosa,dan,galaktosa

Disakarida
Merupakan golongan gula majemuk, yang memiliki dua gugus gula. Golongan ini
memiliki karakteristik sama seperti pada monosakarida. Disakarida terdiri atas dua
monosakarida.
Polisakarida
Merupakan golongan gula majemuk yang memiliki lebih dari sepuluh gugusan
gula. Golongan ini memiliki karakteristik tidak terasa manis, tidak dapat larut
dalam air, tetapi larut dalam koloid dan tidak dapat melewati membran
semipermiabel.
Apabila kita mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, maka
karbohidrat akan masuk dalam sistem pencernaan dan akhirnya sampai pada usus
halus sehingga terjadi penyerapan karbohidrat. Selanjutnya, karbohidrat masuk ke
dalam aliran darah dalam bentuk glukosa (B), kemudian melalui vena porta
glukosa dibawa ke hati dan diubah menjadi glikogen (C). Pembentukan glikogen
ini terbatas, sehingga kelebihan glukosa akan diubah menjadi asam lemak yang

akan disimpan di dalam jaringan lemak (D). Dari peristiwa ini kita dapat
menjelaskan, penyebab seseorang yang kelebihan karbohidrat menjadi gemuk.
Glukosa dapat diubah menjadi glikogen dengan bantuan hormon insulin. Pada
kasus seseorang kekurangan hormon insulin, maka proses pembentukan glikogen
menjadi glukosa terhambat, akibatnya kadar glukosa dalam darah meningkat dan
inilah yang mengakibatkan seseorang menderita penyakit diabetes melitus.
Glikogen juga dapat diubah menjadi glukosa apabila dibutuhkan dengan adanya
hormon adrenalin. Melalui proses glikolisis dan rangkaian proses kimiawi, maka
glukosa dan glikogen akan diubah menjadi asam piruvat (E) dan kemudian melalui
proses siklis masuk siklus krebs menghasilkan karbon dioksida dan air kemudian
melepaskan energi berupa ATP. Proses ini berlangsung dengan dibantu enzim
sitokrom (F). Asam piruvat tidak semuanya masuk dalam siklus krebs, sebagian
lagi diubah menjadi asam laktat yang disimpan di dalam jaringan otot. Inilah yang
menyebabkan pegal dan lelah pada otot kita (G). Dari jaringan otot, asam laktat ini
akan diangkut oleh darah menuju hati dan diubah menjadi asam piruvat, kemudian
diubah

kedalam

bentuk

glikogen

kembali

(H).

2.protein
Tahu, tempe, atau kedelai merupakan makanan yang banyak mengandung protein
Protein merupakan senyawa organik kompleks yang terdiri atas unsur C, H, O dan
kadang-kadang mengandung unsur S dan P (belerang dan fosfor). Protein hewani
antara lain berasal dari ikan, susu, daging, telur dan lain-lain, sedangkan protein
nabati diperoleh dari biji-bijian, kacang-kacangan, dan juga sayuran. Protein
hewani lebih baik daripada protein nabati karena mengandung asam-asam amino
esensial yang lengkap, baik macam dan jumlahnya, sehingga disebut protein yang
sempurna. Protein nabati kurang sempurna karena walaupun mengandung asam
amino esensial yang lengkap tetapi jumlahnya sedikit, sehingga jumlahnya tidak
dapat mencukupi untuk proses pertumbuhan tubuh Protein sangat dibutuhkan oleh
tubuh, tetapi kebutuhannya berbedabeda untuk masing-masing orang. Hal ini
tergantung dari usia, berat badan, jenis kelamin, wanita hamil, kondisi kesehatan,
iklim, dan lain-lain. Pada dasarnya protein memiliki fungsi di dalam tubuh, antara
lain:

1. menghasilkan energi dan kalori, kalori yang dihasilkan dari protein, yaitu
setiap 1 gram menghasilkan 4,1 kalori;
2. sebagai unsur pembangun jaringan yang rusak;
3. untuk membantu pertumbuhan tubuh;
4. sebagai sistem buffer, artinya dapat menjaga keseimbangan asam dan basa;
5. dapat membentuk enzim, hormon, dan pigmen;
6. membantu proses metabolisme tubuh.
Unsur-unsur protein meliputi asam amino. Ada dua macam asam amino, yaitu
sebagai berikut.
a. Asam Amino Esensial Asam amino esensial tidak dapat dibuat sendiri oleh
tubuh, sehingga dapat dicukupi dari makanan yang kita makan. Ada 10
macam asam amino esensial, antara lain: isoleusin, leusin, lisin, metionin,
valin, treolin, fenilalanin, triptofan, histidin dan arginin. Arginin dan
histidin esensial terutama dibutuhkan pada masa anak-anak
b. Asam Amino Non-Esensial
Asam amino ini dapat dibuat sendiri oleh tubuh. Golongan ini terdiri atas
11 asam amino, antara lain alanin, asparagin, asam aspartat, sistin, asam
glutamat, sistein, glisin, glutamin, serin, prolin, dan tirosin. Kekurangan
protein pun tidak baik bagi tubuh. Gangguan kekurangan protein biasanya
terjadi bersamaan dengan kekurangan karbohidrat. Gangguan tersebut
dinamakan busung lapar atau Hunger Oedema (HO). Ada dua bentuk
busung, yaitu kwashiorkor dan marasmus.
3.glukosa
Glukosa, suatu gula monosakarida, adalah salah satu karbohidrat terpenting yang
digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan
salah satu hasil utama fotosintesis dan awal bagi respirasi. Bentuk alami (Dglukosa) disebut juga dekstrosa, terutama pada industri pangan. Glukosa dan
fruktosa diikat secara kimiawi menjadi sukrosa. Pati, selulosa, dan glikogen
merupakan polimer glukosa umum polisakarida). Glukosa diserap ke dalam

peredaran darah melalui saluran pencernaan. Sebagian glukosa ini kemudian


langsung menjadi bahan bakar sel otak, sedangkan yang lainnya menuju hati dan
otot, yang menyimpannya sebagai glikogen (pati hewan) dan sel lemak, yang
menyimpannya sebagai lemak. Glikogen merupakan sumber energi cadangan yang
akan dikonversi kembali menjadi glukosa pada saat dibutuhkan lebih banyak
energi.
4.lemak
Udara di pegunungan sangat dingin. Melihat kenyataan ini, pendaki gunung yang
berpengalaman selalu membekali diri dengan makanan berlemak seperti coklat dan
keju.
Lemak merupakan penghasil energi terbesar. Dalam setiap satu gram lemak yang
dioksidasi akan menghasilkan 9,3 kalori. Fungsi lemak yang lain, adalah sebagai
pelarut vitamin (A, D, E, dan K), pelindung alat-alat tubuh, penahan rasa lapar
karena lemak membutuhkan waktu yang lama untuk dicerna dan sebagai penyedap
makanan. Seperti halnya karbohidrat, lemak tersusun atas unsur karbon (C),
hidrogen (H), oksigen (O), dan kadangkala ditambah fosfor (P) serta nitrogen (N).
Tidak seperti karbohidrat dan protein, lemak tidak larut dalam air, tetapi larut
dalam pelarut organik. Contoh makanan yang mengandung lemak adalah daging,
susu,

keju,

mentega,

minyak,

kemiri,

kacang-kacangan,

dan

avokad.

Di dalam tubuh, lemak mengalami metabolisme. Lemak akan dihidrolisis menjadi


asam lemak dan gliserol dengan bantuan enzim lipase. Proses ini berlangsung
dalam saluran pencernaan. Sebelum diserap usus, asam lemak akan bereaksi
dengan garam- garam empedu membentuk senyawa seperti sabun, selanjutnya
senyawa seperti sabun akan diserap jonjot usus. dan akan terurai menjadi asam
lemak dan garam empedu. Asam lemak tersebut akan bereaksi dengan gliserol
membentuk lemak, kemudian diangkut oleh pembuluh getah bening usus menuju
pembuluh getah bening dada kiri, selanjutnya ke pembuluh balik bawah selangka
kiri. Lemak dikirim dari tempat penimbunannya ke hati dalam bentuk lesitin untuk
dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol. Selanjutnya gliserol akan diubah
menjadi gula otot atau glikogen dan asam lemak akan diubah menjadi asetil
koenzim Gangguan metabolisme berupa tertimbunnya senyawa aseton dapat

menyebabkan

gangguan

pernapasan.

Kesulitan

bernapas

terjadi

karena

meningkatnya tingkat keasaman dan jumlah CO2 yang tertimbun. Kelainan ini
dinamakan asidosis.
5.vitamin
Vitamin merupakan senyawa organik yang sangat dibutuhkan oleh tubuh,
walaupun dalam jumlah yang sedikit, namun fungsinya sangat penting dan tidak
dapat digantikan oleh unsur-unsur lain. Vitamin berfungsi untuk memperlancar
proses metabolisme tubuh dan tidak dapat menghasilkan energi. Di dalam tubuh,
vitamin bekerja sebagai katalisator tubuh, yaitu mempercepat reaksi-reaksi kimia
dalam tubuh. Menurut sifat kelarutannya, vitamin dibedakan menjadi dua.
a. Vitamin yang Larut dalam AirJenis vitamin ini, antara lain vitamin B dan C.
b. Vitamin yang Larut dalam LemakJenis vitamin yang larut dalam lemak antara
lain

A,

D,

E,

dan,K.

6.mineral
Mineral sangat dibutuhkan oleh tubuh. Defisiensi mineral dalam tubuh akan
mengganggu proses metabolisme. Jenis mineral ada dua, yaitu makroelemen dan
mikroelemen.

a. Makroelemen
Makroelemen merupakan mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah banyak.
Unsur-unsur makroelemen, antara lain kalsium, natrium, magnesium, kalium,
fosfor,

klor,

dan

belerang.

b. Mikroelemen

10

Jika makroelemen merupakan mineral yang banyak dibutuhkan tubuh, maka


mikroelemen merupakan mineral yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, tetapi
defisiensinya dapat mengakibatkan proses metabolisme terganggu. Unsur-unsur
mikroelemen, antara lain besi, yodium, tembaga, fluor, mangan, kobalt, kromium,
dan

selenium.

Untuk menguji kandungan zat karbohidrat, protein, glukosa dan lemak pada
makanan biasanya dilakukan penelitian. Penelitiannya adalah dengan cara
meneteskan larutan lugol, larutan biuret, larutan fehling dan untuk uji lemak
biasanya memakai kertas minyak.
2.3 status gizi
1. Pengertian Status Gizi
Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara
asupan zat gizi dengan kebutuhan. Keseimbangan tersebut dapat dilihat dari
variabel pertumbuhan, yaitu berat badan, tinggi badan/panjang badan, lingkar
kepala, lingkar lengan, dan panjang tungkai.
2. Penilaian Status Gizi
Untuk menilai status gizi digunakan dua metode penilaian status gizi, yaitu secara
langsung dan tidak langsung. Penilaian status gizi secara langsung, dapat dibagi
menjadi empat penilaian, yaitu penilaian antropometri, klinis, biokimia, dan
biofisik. Sedangkan untuk penilaian status gizi secara tidak langsung, dapat dibagi
menjadi tiga yaitu survey konsumsi makanan, statistic vital, dan faktor ekologi.
3. Metode Antropometri
Kata antropometri berasal dari bahasa latin antropos yang berarti manusia (human
being). Sehingga antropometri dapat diartikan sebagai pengukuran pada tubuh
manusia. Metode antropometri mencakup pengukuran dari dimensi fisik dan
komposisi nyata dari tubuhPengukuran antropometri, khususnya bermanfaat bila
ada ketidakseimbangan antara protein dan energi. Dalam beberapa kasus,
pengukuran antropometri dapat mendeteksi malnutrisi tingkat sedang maupun
parah, namun metode ini tidak dapat digunakan untuk mengidentifikasi status

11

kekurangan (defisiensi) gizi tertentu Pengukuran antropometri memiliki beberapa


keuntungan dan kelebihan, yaitu mampu menyediakan informasi mengenai riwayat
gizi masa lalu, yang tidak dapat diperoleh dengan bukti yang sama melalui metode
pengukuran lainnya. Pengukuran ini dapat dilakukan dengan relatif cepat, mudah,
dan reliable menggunakan peralatan-peralatan yang portable, tersedianya metodemetode yang terstandardisasi, dan digunakannya peralatan yang terkaliberasi.
Untuk membantu dalam menginterpretasi data antropometrik, pengukuran
umumnya dinyatakan sebagai suatu indeks, seperti tinggi badan menurut umur.
4. Jenis Parameter
Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur
beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia, antara
lain : umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar
dada, lingkar pinggul, dan tebal lemak di bawah kulit .
a. Umur.
Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan penentuan
akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil penimbangan berat
badan maupun tinggi badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai
dengan penentuan umur yang tepat. Kesalahan yang sering muncul adalah adanya
kecenderunagn untuk memilih angka yang mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2
tahun. Oleh sebab itu penentuan umur anak
perlu dihitung dengan cermat. Ketentuannya adalah 1 tahun adalah 12 bulan, 1
bulan adalah 30 hari. Jadi perhitungan umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa
umur dalam hari tidak
diperhitungkan.
b.Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa
jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang
mendadak baik karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun.

12

Berat badan ini dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat Badan menurut
Umur) atau melakukan penilaian dengam melihat perubahan berat badan pada saat
pengukuran dilakukan, yang
dalam penggunaannya memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan paling
banyak digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja
tergantung

pada

ketetapan

umur,

tetapi

kurang

dapat

menggambarkan

kecenderungan perubahan situasi gizi dari waktu ke waktu.


c. Indeks BB/U
Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil. Dalam keadaan
normal, keadaan kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan
zat gizi terjamin, maka berat badan akan bertambah mengikuti pertambahan umur.
Sebaliknya dalam keadaan yang abnormal, terdapat 2 kemungkinan perkembangan
berat badan, yaitu dapat berkembang lebih cepat atau lebih lambat dari keadaan
normal. Mengingat karakteristik berat badan yang labil, maka penggunaan indeks
BB/U lebih menggambarkan status seseorang saat ini (current nutritional status).
Kelebihan dalam penggunaan indeks BB/U sebagai parameter antropometri yaitu:
1) Dapat dengan mudah dan cepat dimengerti oleh masyarakat umum;
2) Sensitif untuk melihat perubahan status gizi dalam jangka waktu pendek;
3) Dapat mendeteksi kegemukan
Tabel 2.1 . Penilaian Status Gizi berdasarkan Indeks BB/U,TB/U, BB/TB
Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS

13

Selain memiliki kelebihan, indeks BB/U juga mempunyai beberapa kelemahan,


yaitu:
1) Dapat terjadi interprestasi yang salah apabila terdapat pembengkakan, oedem,
atau asites; 2) Sulitnya diperoleh data umur yang akurat, terutama di negara-negara
berkembang;
3) Dapat terjadi kesalahan pengukuran akibat pengaruh dari pakaian atau gerakan
anak saat penimbangan;
4) Faktor sosial budaya setempat dapat mempengaruhi orangtua untuk tidak
menimbang
anaknya (Soekirman, 2000).
d. Tinggi Badan
Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari keadaan
kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk melihat keadaan
gizi masa lalu terutama yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah
dan kurang gizi pada masa balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk Indeks
TB/U ( tinggi badan menurut umur), atau juga indeks BB/TB ( Berat Badan
menurut Tinggi Badan) jarang dilakukan karena perubahan tinggi badan yang
lambat dan biasanya hanya dilakukan setahun sekali. Keadaan indeks ini pada
umumnya memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak baik, kemiskinan
dan akibat tidak sehat yang menahun ( Depkes RI, 2004). Berat badan dan tinggi
badan adalah salah satu parameter penting untuk menentukan status kesehatan
manusia, khususnya yang berhubungan dengan status gizi. Penggunaan Indeks
BB/U, TB/U dan BB/TB merupakan indikator status gizi untuk melihat adanya

14

gangguan fungsi pertumbuhan dan komposisi tubuh Penggunaan berat badan dan
tinggi badan akan lebih jelas dan sensitive/peka dalam menunjukkan keadaan gizi
kurang bila dibandingkan dengan penggunaan BB/U. Dinyatakan dalam BB/TB,
menurut standar WHO bila prevalensi kurus/wasting < - 2SD diatas 10%
menunjukan suatu daerah tersebut mempunyai masalah gizi yang sangat serius dan
berhubungan langsung dengan angka kesakitan.
5. Z skore
Pengukuran Skor Simpang Baku (Z-score) dapat diperoleh dengan mengurangi
Nilai Induvidual Subjek (NIS) dengan Nilai Median Baku Rujukan (NMBR) pada
umur yang bersangkutan, hasilnya dibagi dengan Nilai Simpang Baku Rujukan
(NSBR). Atau dengan menggunakan

Tabel 2.2. Interpretasi Status Gizi

6. Kategori Status Gizi


Berdasarkan SK Menkes RI No; 920/Menkes/SK/VIII/2002, status
gizi dikategorikan menjadi:
a. Gizi Lebih : Apabila nilai Z score yang diperoleh > 2 SD
b. Gizi baik : Apabila nilai Z score yang diperoleh -2 SD s.d +2 SD 16
c. Gizi Kurang : Apabila nilai Z score yang diperoleh < -2 SD s.d -3 SD

15

d. Gizi buruk : Apabila nilai Z score yang diperoleh <-3 SD


7. Faktor-faktor yang mempengaruhi statu kecukupan gizi pada bayi
Status gizi dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi di
dalam tubuh. Bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi dan digunakan secara
efisien akan tercapai status gizi optimal yang memungkinkan pertumbuhan fisik,
perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat
setinggi mungkin Selain konsumsi makanan, tingkat pengetahuan ibu juga
mempengaruhi status gizi bayi, kebiasaan yang salah atau kurang tepat dalam
pemberian makanan pada bayi akan mempengaruhi status gizi bayi. Kesalahan
pemberian makan pada bayi dapat diartikan sebagai kekeliruan dalam menyajikan
makanan, baik dari segi jenis jumlah dan waktu pemberian. Dalam keadaan
demikian diperlukan pengetahuan yang cukup agar anak dapat terjamin kebutuhan
gizi akibat pengetahuan tentang makanan bergizi bagi anak yang dimiliki ibunya
Pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita sebagian besar ditentukan oleh
jumlah ASI yang diperoleh, termasuk energi dan zat gizi 17 lainnya yang
terkandung di dalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi
kebutuhan pertumbuhan usia sekitar enam bulan. Pemberian ASI tanpa pemberian
makanan lain selama enam bulan tersebut dengan menyusui secara eksklusif. Pada
bukti-bukti yang telah ada menunjukkan bahwa pada tingkat populasi dasar,
pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan adalah cara yang paling optimal dalam
pemberian makan kepada bayi. Setelah 6 bulan, biasanya bayi membutuhkan lebih
banyak zat besi dan seng daripada yang tersedia didalam ASI pada titik inilah,
nutrisi tambahan bisa diperoleh dari sedikit porsi makanan padat. Menurut WHO,
terjadinya kekurangan gizi dalam hal ini gizi kurang dan gizi buruk lebih
dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni, penyakit infeksi dan asupan makanan yang
secara langsung berpengaruh terhadap kejadian kekurangan gizi, pola asuh serta
pengetahuan ibu juga merupakan salah satu faktor yang secara tidak langsung
dapat berpengaruh terhadap kekurangan gizi. Faktor yang menyebabkan kurang
gizi telah diperkenalkan UNICEF dan telah digunakan secara internasional, yang
meliputi beberapa tahapan penyebab timbulnya kurang gizi pada anak balita, baik
penyebab langsung, tidak langsung, akar masalah dan pokok masalah. 18

16

Berdasarkan Soekirman dalam materi Aksi Pangan dan Gizi nasional.penyebab


kurang gizi dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pertama, penyebab langsung yaitu makanan anak dan penyakit infeksi yang
mungkin diderita anak. Penyebab gizi kurang tidak hanya disebabkan makanan
yang kurang tetapi juga karena penyakit. Anak yang mendapat makanan yang baik
tetapi karena sering sakit diare atau demam dapat menderita kurang gizi. Demikian
pada anak yang makannya tidak cukup baik maka daya tahan tubuh akan melemah
dan mudah terserang penyakit. Kenyataannya baik makanan maupun penyakit
secara bersama-sama merupakan penyebab kurang gizi.
Kedua, penyebab tidak langsung yaitu ketahanan pangan di keluarga, pola
pengasuhan anak, serta pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan. Ketahanan
pangan adalah kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh
anggota keluarga dalam jumlah yang cukup dan baik mutunya. Pola pengasuhan
adalah kemampuan keluarga untuk menyediakan waktunya, perhatian dan
dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal baik
fisik, mental, dan sosial. Pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan adalah
tersedianya air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh
seluruh keluarga.
2.4 Konsep Dasar Dan Faktpr Yang Mempengaruhitimbulnya Masalah Gizi
masalah merupakan keadaan dimana terjadi kesenjangan antara harapan dan
kenyataan. Masalah gizi dianggap kesenjangan antara keadaan gizi yang
diharapkan dengan kenyataan yang ada. Konsumsi gizi seseorang menentukan
tercapainyatingkat kesehatan atau disebut status gizi. Apabila konsumsi makan
pada seseorang tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh, maka akan terjadi
kesalahan akibat gizi (malnutrition). Malnutrisi ini mencakup kelebihan
nutrisi/gizidisebut gizi lebih, dan kekurangan gizi atau kurang gizi.
Masalah gizi masyarakat bukan menyangkut aspek kesehatan saj, melainkan terkait
denganaspek lain. Seperti, ekonomi, social-budaya, pendidikan, kependudukan,.
Masalah dasar yang menyebabkan timbul masalah gizi di Negara Indonesia adalah
krisi politik dan ekonomi. Kemudian muncu maslah utama berupa kemiskinan,
pendidikan rendah, ketersediaan pangan tingkat rumah tangga, prilaku keshatan

17

ibudan ank, danpelayanan kesehatan menjadi penyebab tidak langsung timbul


masalah gizi sedangkanasupan gizi dan penyakit infeksi secara lansung
mempengaruhi masalah gizi masyarakat.

2.5 kelainan gizi


1. KEP (kekurangan energy protein)
Adalah penyakit gizi akibat defisiensi energi dalam jangka waktu yang cukup
lama.
Prevalensi tinggi terjadi pada balita, ibu hamil (bumil) dan ibu menyusui/meneteki
(buteki)
Pada derajat ringan pertumbuhan kurang, tetapi kelainan biokimiawi dan gejala
klinis (marginal malnutrition). Derajat berat adalah tipe kwashiorkor dan tipe
marasmus atau tiep marasmik-kwashiorkor Terdapat gangguan pertumbuhan,
muncul gejala klinis dan kelainan biokimiawi yang khas. Penyebab Masukan
makanan atau kuantitas dan kualitas rendah Gangguan sistem pencernaan atau
penyerapan makanan Pengetahuan yang kurang tentang gizi Konsep klasik diet
cukup energi tetapi kurang pprotein menyebabkan kwashiorkor Diet kurang energi
walaupun zat gizi esensial seimbang menyebabkan marasmus Kwashiorkor terjadi
pada hygiene yang buruk , yang terjadi pada penduduk desa yang mempunyai
kebiasaan memberikan makanan tambahan tepung dan tidak cukup mendapatkan
ASI Terjadi karena kemiskinan sehingga timul malnutrisi dan infeksi.

18

Gejala klinis KEP ringan

Pertumbuhan mengurang atau berhenti


BB berkurang, terhenti bahkan turun
Ukuran lingkar lengan menurun
Maturasi tulang terlambat
Rasio berat terhadap tinggi normal atau menurun
Tebal lipat kulit normal atau menurun
Aktivitas dan perhatian kurang
Kelainan kulit dan rambut jarang ditemukan

Pembagian

Marasmus
Kwashiorkor

Marasmus-kwashiorkor
Marasmus adalah kekurangan energi pada makanan yang menyebabkan cadangan
protein tubuh terpakai sehingga anak menjadi kurus dan emosional. Sering
terjadi pada bayi yang tidak cukup mendapatkan ASI serta tidak diberi makanan
penggantinya, atau terjadi pada bayi yang sering diare.
Penyebab
Ketidakseimbangan konsumsi zat gizi atau kalori didalam makanan
Kebiasaan makanan yang tidak layak
Penyakit-penyakit infeksi saluran pencernaan
Tanda dan gejala
Wajah seperti orang tua, terlihat sangat kurus, Mata besar dan dalam, sinar mata
sayu, Mental cengeng, Feces lunak atau diare, Rambut hitam, tidak mudah dicabut,
Jaringan lemak sedikit atau bahkan tidak ada, lemak subkutan menghilang hingga
turgor kulit menghilang, Kulit keriput, dingin, kering dan mengendur, Torax atau
sela iga cekung, Atrofi otot, tulang terlihat jelas, Tekanan darah lebih rendah dari
usia sebayanya, Frekuensi nafas berkurang, Kadar Hb berkurang, Disertai tandatanda kekurangan vitamin, Kwashiorkor adalah penyakit yang disebabkan oleh
kekurangan protein dan sering timbul pada usia 1-3 tahun karena pada usia ini

19

kebutuhan protein tinggi. Meski penyebab utama kwashiorkor adalah kekurangan


protein, tetapi karena bahan makanan yang dikonsumsi kurang menggandung
nutrient lain serta konsumsi daerah setempat yang berlainan, akan terdapat
perbedaan gambaran kwashiorkor di berbagai negara.
Penyebab

Kekurangan protein dalam makanan


Gangguan penyerapan protein
Kehilangan protein secara tidak normal
Infeksi kronis
Perdarahan hebat
Tanda dan gejala
Wajah seperti bulan moon face
Pertumbuhan terganggu
Sinar mata sayu
Lemas-lethargi
Perubahan mental (sering menangis, pada stadium lanjut menjadi apatis)
Rambut merah, jarang, mudah dicabut
Jaringan lemak masih ada
Perubahan warna kulit (terdapat titik merah kemudian menghitam, kulit

tidak keriput)
Iga normal-tertutup oedema
Atrofi otot
Anoreksia
Diare
Pembesaran hati
Anemia
Sering terjadi acites
Oedema
Kwashiorkor-marasmik memperlihatkan gejala campuran antara marasmus
dan kwashiorkor

Penatalaksanaan
Secara umum

Ruangan cukup hangat dan bersih


Posisi tubuh diubah-ubah (karena mudah terjadi dekubitus)
Pencegahan infeksi nosokomial
Penimbangan BB tiap hari

20

2 Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (Gaky)


Yodium merupakan zat essensial bagi tubuh, karena merupakan komponen
dari Hormon tiroksin. Terdapat dua ikatan organik yang menunjukkan bioaktifitas
hormon ini, ialah trijodotyronin T3 dan Tetrajodotyronin T4, yang terakhir juga
disebut juga Tiroksin. (Sediaoetama, 2006). Dalam tubuh terkandung sekitar 25 mg
yodium yang tersebar dalam semua jaringan tubuh, kandungannya yang tinggi
yaitu sekitar sepertiganya terdapat dalam kelenjar tiroid dan yang relatif lebih
tinggi dari itu ialah pada ovari, otot, dan darah.
Yodium diserap dalam bentuk yodida, yang di dalam kelenjar tiroid dioksidasi
dengan cepat menjadi yodium, terikat pada molekul tirosin dan tiroglobulin.
Selanjutnya tiroglobulin dihidrolisis menghasilkan tiroksin dan asam amino
beryodium, tiroksin terikat oleh protein. Asam amino beryodium selanjutnya
segera dipecah dan menghasilkan asam amino dalam proses deaminasi,
dekarboksilasi dan oksidasi.
Anjuran Asupan Yodium Setiap Hari Di Dalam Makanan
1.

Dosis 50 g/hari untuk kisaran usia 0-12 Bulan.

2.

Dosis 90 g/hari untuk kisaran usia 1-6 tahun.

3.

Dosis 120 g/hari untuk kisaran usia 7-12 tahun.

4.

Dosis 150 g/hari untuk kisaran usia 12-Dewasa.

5.

Dosis 200 g/hari untuk kisaran Ibu hamil dan menyusui. (Arisman, 2004).

Gangguan Akibat Kekurangan Yodium

21

Gangguan akibat kekurangan yodium adalah sekumpulan gajala yang dapat


ditimbulkan karena tubuh seseorang kekurangan unsur yodium secara terusmenerus dalam waktu cukup lama.

Gangguan akibat kekurangan yodium adalah rangkaian kekurangan yodium


pada tumbuh kembang manusia, Sprektum seluruhnya terdiri dari gondok dalam
berbagai stadium, kretin endemik yang ditandai terutama oleh gangguan mental,
gangguan pendengaran, gangguan pada aak dan dewasa, sering dengan kadar
hormon rendah angka lahir dan kematian janin meningkat.
3. ANEMIA
Anemia adalah jenis penyakit akibat kekurangan gizi pada bayi dan balita. Anemia
juga bisa disebabkan karena kekurangan vitamin B12. Penyakit ini menyebabkan
tubuh menjadi lebih lemah dan tidak bisa melakukan berbagai aktivitas. Anemia
tidak hanya terjadi pada wanita dan anak-anak namun juga pada bayi. Anemia bisa
terjadi ketika sel darah merah tidak memiliki banyak oksigen sehingga
menyebabkan jaringan tubuh menjadi lebih lemah.
Ada berbagai kondisi tertentu yang sering menyebabkan anemia pada bayi seperti
kelainan sel darah merah. Anemia bisa sangat berbahaya pada bayi bahkan resiko
mental dan fisik yang bisa berdampak hingga dewasa.
Gejala :
Kulit menjadi lebih pucat, Nafas menjadi lebih pendek, Anak-anak menjadi lebih
lemah dan mudah menangis, Pucat dan tidak berdaya Kondisi anemia pada bayi
dan balita biasanya terjadi setelah bayi berumur lebih dari enam bulan. Berbagai
jenis nutrisi tambahan yang mengandung zat besi, sangat disarankan karena itu
kekurangan gizi memberi dampak yang serius untuk bayi dan balita.
4.Defesiensi Vitamin A
sutau zat pasti akan menimbulkan suatu dampak jika kekurangan atau kelebihan.
Demikian sama halnya dengan vitamin A. jika tubuh anda kekurangan vitamin A,
pasti akan berakibat negatif pada tubuh anda. Dampak tersebut bisa terlihat jelas
bisa juga kurang jelas. Jika pada postingan sebelumnya sudah saya paparkan

22

tantang sumber makanan yang banyak mengandung vitamin A dan manfaat vitamin
A bagi kesehatan tubuh kita, maka rasanya tak lengkap jika saya tidak membagikan
informasi tentang akibat jika kita kekurangan vitamin A . Lalu apa saja dampak
yang ditimbulkan jika tubuh kita kekurangan asupan vitamin A? untuk
mengetahuinya, silahkan simak penjelasan berikut ini. Namun sebelumnya,
silahkan simak terlebih dahulu tanda tanda kekurangan vitamin A berikut ini.
Tanda tanda kekurangan Vitamin A
Apakah anda pernah mendengar bayi yang lahir dengan berat badan yang rendah,
berat badan kurang dari 2,5 kilogram? Jika pernah, itu adalah salah satu ciri
kekurangan vitamin A. ini terjadi mungkin karena sang ibu kurang mengkonsumsi
vitamin A pada saat mengandung bayi. Jika setelahnya si bayi tidak segera di beri
asupan vitamin A yang cukup, kemungkinan rabun senja dan xerosis kornea kan
dideritanya.Penyakit paru paru autoimun dan ISPA atau Infeksi Saluran
Pernafasan Akut juga merupakan salah satu tanda kekurangan vitamin A.Memang
kebiasaan penyakit paru paru autoimun ini menyerang orang dewasa yang
mempunyai kebiasaan merokok. Namun, bayi juga dapat terserang penyakit ini,
karena menurut tabel defisiensi vitamin. Vitamin A akan memberikan pengaruh
yang cukup besar dalam sel T. dimana sel T inilah yang akan berperan dalam
imunitas tubuh, maka dari itu jika vitamin A kurang maka sel T andapun akan
lemah.
6. Kadarzi dan PUGS
Kadarzi dilakukan untuk menilai kondisi gizi masyarakat dan kepedulian
masyarakat terkait masalah gizi. Pelaksanaannya berupa penyebaran angket
untuk menilai sikap masyarakat terhadap 5 indikator :
Menimbangan BB secara teratur
ASI eksklusif
Konsumsi aneka ragam makanan
Konsumsi garam beryodium
Konsumsi suplemen gizi
13 pesan dasar gizi seimbang

1. Makanlah aneka ragam makanan


2. Makanla makanan untuk memenuhi kecukupan energy
3. Makan makanan sumber karbohidrat setengah (1/2) dari kebutuhan energy

23

4. Batasi konsumsi lemak dan minyah sampai seperempat (1/4) dari


kecukupan energy
5. Gunakan garam beriodium
6. Makanlah makan sumber zat besi
7. Berikan asi saja pada bayi sampai umur 6 bulan
8. Biasakan sarapan pagi
9. Minumlah air bersih, aman, dan cukup jumlahnya
10. Lakukan kegeitan fisik dan olah ragasecara teratur
11. Hindari minum-minuman alcohol
12. Makanlah makan yang aman bagi kesehatan
13. Untuk makanan dalam kemasan baca label terlebih dahulu

BAB III
HASIL KEGIATAN

3.1 Gambaran Umum Puskesmas Tanah Garam


3.1.1 Profil Puskesmas Tanah Garam
Puskesmas Tanah Garam berdiri tahun 1975, terletak di kelurahan VI Suku,
kecamatan Lubuk Sikarah. Rencana pembangunan awal Puskesmas Tanah Garam
adalah di Kelurahan Tanah Garam, namun adanya tanah hibah dari masyarakat
kelurahan VI Suku, maka dibangunlah Puskesmas di Kelurahan VI Suku, tetapi
nama tetap Puskesmas Tanah Garam. Puskesmas Tanah Garam dibangun dengan
luas tanah 1010 m2.
Topografi kota Solok, yaitu sungai Batang Lembang, sungai Batang Gawan
dan sungai Batang Air Binguang. Suhu udara berkisar 26,1C sampai 28,9C.
Dilihat dari jenis tanah 21,76 tanah di kota Solok merupakan tanah sawah dan
sisanya 78,24% berupa tanah kering.

24

Hasil registrasi penduduk Kota Solok tahun 2008 tercetat sebanyak 59.172
jiwa, terdiri atas 28.989 laki-laki dan 30.173 perempuan, dengan sex ratio sebesar
0,96. Ini berarti setiap 1.000 perempuan berbanding 960 laki-laki. Dengan luas
wilayah 5.764 km2, kepadatan penduduk Kota Solok adalah sebanyak 1.026
jiwa/km2. Kecamatan Tanjung Harapan adalah kecamatan dengan kepadatan
penduduk tertinggi yaitu sebesar 1.223 jiwa/km2.
Batas wilayah Puskesmas Tanah Garam adalah Utara Kecamatan Nagari
Tanjuang Bingkuang, Aripan dan Kuncir Kabupaten Solok.
Tingkat pendidikan yang paling besar adalah universitas 9,68%, SLTA
33,64%, SLTP 18,94% dan tamat SD/MI 15,78%. Masih ada 16,68% penduduk
tidak/belum tamat SD.
Sementara iyu, penduduk kota Solok dihuni oleh suku Minang, Jawa Batak,
tetapi yang lebih dominan adalah suku Minang. Upacara-upacara keagamaan di
kota Solok masih ada, seperti acara tolak bala, adat dalam kematian, dan upacara
adat perkawinan Solok.
3.1.2 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Garam

Gambar 3.1: Peta Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Garam


3.1.3 Visi dan Misi Puskesmas
a. Visi

25

Terwujudnya Puskesmas Tanah Garam yang informatif dengan


pelayanan pada masyarakat secara profesional dan bermutu dibidang
pelayanan kesehatan dasar dalam rangka menuju Puskesmas terbaik di
Indonesia tahun 2020.

b. Misi
1. Memperlancar kegiatan proses pelayanan kesehatan dasar yang
bermutu bagi perorangan (Private Goods) serta pelayanan kesehatan
masyarakat (Public Goods).
2. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses layanan kesehatan
dasar di Puskesmas melalui perbaikan yang berkesinambungan.
3. Memastikan akurasi data pasien dan pelanggan melalui sistem
pendokumentasian yang divalidasi dan abdating data.
4. Menghasilkan produk-produk layanan kesehatan dasar yang
berinovasi.
5. Menyosialisasikan tentang kegiatan layanan kesehatan prima dan
kepuasan pelanggan.
6. Meningkatkan pemberdayaan potensi sumber daya organisasi.
7. Merencanakan dan melaksanakan setiap program dengan
bersumber pada evidence base (data berdasarkan fakta).
1.1.4 Sarana dan Prasarana serta Keadaan Tenaga
1. Fasilitas Puskesmas
a. Gedung Puskesmas
Satu buah gedung Puskesmas Tanah Garam yang terletak di
Kelurahan VI Suku, Kecamatan Lubuk Sikarah Kota Solok.
Data sarana dan prasarana kesehatan di Puskesmas Tanah Garam
tahun 2015 :
- Rekam Medik
- Poli Umum
- Poli Gigi
- UGD 24 jam
- Laboratorium Klinik
- Farmasi
- Klinik Gizi
- Klinik Sanitasi
- Klinik TB, VCT, dan IMS
- Poli Ibu

26

- Poli Anak
- Poli KB
- Poli Imunisasi
- Klinik PKPR
- Klinik Tumbuh Kembang
- Rawatan Ibu dan Anak
- Rawatan Dewasa
b. Puskesmas Pembantu dan Poskeskel
Puskesmas Tanah Garam mempunyai lima Puskesmas Pembantu
dan tiga Poskeskel, yaitu :
1) Pustu Payo
2) Pustu Bandar Pandung
3) Pustu Gurun Bagan
4) Pustu Sawah Piai
5) Pustu Bancah
6) Poskeskel Tanah Garam
7) Poskeskel Gurun Bagan
8) Poskeskel Sinapa Piliang
c. Transportasi Puskesmas Tanah Garam
Transportasi Puskesmas Tanah Garam berupa :
1) Kendaraan roda 4 : 2 unit
2) Kendaraan roda 2 : 21 unit
d. Keadaan Tenaga Puskesmas

Tabel 3.1 : SDM Puskesmas Tanah Garam


NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

JENIS TENAGA
S2 Kesehatan Masyarakat
Dokter Umum
Dokter Gigi
Sarjana Kesehatan Masyarakat
S1 Keperawatan
Dokter Spesialis Anak
D3 Bidan
D3 Kesling
D3 Gizi
D3 Labor
D3 Gigi
D3 Apikes
D3 Refraksi
D3 Fisiotherapi
D3 Atem
D1 Kebidanan
Perawat SPK
Perawat Gigi

JUMLAH
1
5
1
5
2
1
32
2
5
2
1
1
1
2
1
5
2
1

KETERANGAN

27

19
20
21
22
23
24
25
26

Asisten Apoteker
Analis Labor
SMF
D3 Perawat
Sopir
Petugas Jaga Malam
Kebersihan
Radiologi
JUMLAH

3
1
2
33
5
5
5
1
126

2. Sarana Pendukung di Luar Puskesmas


a. Sarana Pendidikan
Sarjana pendidikan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tanah
Garam adalah PAUD, 4 taman kanak-kanak, 2 SLB Autis, 13 Sekolah
Dasar, 3 SLTP/MTsN, 4 SMU/SMK, dan 1 Akper.
b. Sarana Kesehatan
Tabel 3.2 : Data Sarana dan Prasarana Kesehatan di Wilayah Kerja
Puskesmas Tanah Garam
No
1
2
3
4

JENIS SARANA
Poliklinik Swasta
Bidan Praktek Swasta
Dokter Prakter Swasta
Apotik

3. Sasaran
a. Data Kependudukan
Jumlah penduduk
Jumlah Bulin
Jumlah Buteki
Jumlah Bayi
Jumlah Anak Balita
Jumlah PUS
Jumlah Bumil
Jumlah WUS
Jumlah Anak Remaja Sekolah
b. Peran serta Masyarakat
Jumlah Posyandu
Jumlah Kader Posyandu
Jumlah TOGA
Jumlah Posyandu Lansia
Jumlah Kelompok Dana Sehat
Jumlah UKK
Jumlah KK Miskin

JUMLAH
1
10
3
1

: 21.942 orang
: 415 orang
: 396 orang
: 4.383 orang
: 1.206 orang
: 3.628 orang
: 458 orang
: 5.114 orang
: 3.444 orang
: 25 buah
: 92 orang
: 3 kelurahan
: 10 buah
: - buah
: - buah
: 644 KK

28

3.2 Gambaran

Umum

Program-program

Kesehatan

Masyarakat

di

Puskesmas Tanah Garam


Dalam pelaksanaan program pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas
Tanah Garam terdapat 2 program Puskesmas yaitu program wajib dan program
pengembangan, dimana pencapaian target pada masing-masing program wajib di
tahun 2015 adalah :
1. Promosi Kesehatan
Kegiatan :
1. Promosi kesehatan di dalam gedung Puskesmas Tanah Garam.
2. Promosi kesehatan di luar gedung, berupa :
a. Usaha Kesehatan Sekolah
- Skrining murid kelas 1 SD/SLTP/SLTA
- Pembinaan sekolah sehat
- Pelatihan dokter kecil/kader kesehatan/PKPR
b. Pembinaan kelurahan model PHBS dan KTR (kawasan tanpa
c.
d.
e.
f.

rokok)
Poskeskel (Pos Kesehatan Kelurahan)
Penyuluhan Posyandu
Pelaksanaan kegiatan kelurahan siaga
Saka Bakti Husada

Tabel 3.3 : Hasil Kegiatan Penyuluhan Promosi Kesehatan


Januari-September 2015
No.
1
2

Kegiatan
Penyuluhan di dalam gedung
UKS :
- Pembinaan UKS serta
-

3
4
5

pelatihan dokter kecil


Skrining siswa baru masuk

Penyuluhan di Posyandu
Penyuluhan Keliling
Penyuluhan di Kantor Camat Lubuk

Pencapaian
8 kali
27 kali
(100%) 1 kali dalam
setahun
36 kali
10 kali
2 Kali

Sikarah
2. KIA dan KB
Kegiatan Program Kesehatan Ibu :
a. Kelas Ibu Hamil
b. Pelayanan ANC
c. Kunjungan Bumil Resti
d. Kunjungan Nifas

29

e. Pemantauan Stiker P4K/ANC Berkualitas


f. Otopsi verbal
g. Pembinaan BPJS
h. Pembinaan GSI
Kegiatan Program Kesehatan Anak
a. DDTK
b. Kelas Ibu Balita
c. Kunjungan rumah balita bermasalah
d. LBI
Kegiatan Keluarga Berencana (KB)
a. Pelayanan dan konseling
b. Penanganan komplikasi ringan
Tabel 3.4 : Hasil Kegiatan Program KIA Januari-September 2015
No Program
1

Ibu

Pencapaian

Kegiatan

(%)

K1
K4
Persalinan oleh tenaga
kesehatan
Kunjungan Nifas
Deteksi resiko tinggi ibu
hamil oleh tenaga
kesehatan
Deteksi resiko tinggi ibu
hamil oleh masyarakat
Kematian ibu hamil atau

Anak

bersalin atau nifas


Jumlah KN 1
Jumlah KN Lengkap
DDTK 4 kali/tahun
Pelayanan bayi
DDTK 2 kali/tahun
Yankes anak balita
Jumlah kematian neonatus
Jumlah kematian bayi
Jumlah kematian balita

91%
68%
71%
56%

Target

Target

Sept

2015

(%)
75%
71%
67,5%

(%)
100%
95%

67,5%
60%

90%

35%

1%

80%
60%

80%

64,3%
62,2%
60%
61,1%
60%
70,7%
1

90%

67,5%
67,5%
67,5%
65%
63%
62%
-

90%
90%
90%
87%
85%
83%
-

Tabel 3.5 : Hasil Kegiatan PUS KB Januari-September 2015


No

Kegiatan

Pencapaian

Target

Target 2015

30

1
2
3
4
5
6
7

Jumlah PUS
Peserta KB Baru
Peserta KB Aktif
DO
KB paska salin
PUS Gakin
KB aktif gakin

Sept (%)
52,5%
52,5%

6,3%
70,7%
7,4%
0,3%
22,1%

(%)
3670
70%
70%

3. Perbaikan Gizi Masyarakat


Kegiatan :
a. Penimbangan masal dan pemberian vitamin A (bulan Februari dan
b.
c.
d.
e.

Agustus)
Pengukuran status gizi murid TK/PAUD
Pengukuran status gizi siswa SLTP dan SLTA
Pemantauan status gizi sekolah yang mendapat PMT-AS
Kunjungan rumah balita gizi kurang dan gizi buruk serta Bumil

f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.

KEK
Pemantauan Posyandu
Pemberian PMT pemulihan
TFC
Pengambilan sampel garam RT untuk survey GAKI
Kelas gizi
Pemberian vitamin A
Pemberian tablet Fe
Pemantauan pertumbuhan balita

Tabel 3.6 : Hasil Kegiatan Tahunan Perbaikan Gizi Masyarakat


No.

Indikator Kerja
2012
0,7
5,8
100

Pencapaian (%)
2013
2014
0,6
0,4
4,6
3,8
100
100

Target

1
2
3

Persentase balita dengan gizi buruk


Persentase balita dengan gizi kurang
Persentase balita gizi buruk yang

1,9%
16 %
100%

mendapatkan perawatan
Persentasi bayi usia 0-6 bulan

74,18

88,7

84,3

80%

mendapatkan ASI ekslusif


Cakupan rumah tangga yang

90,1

91,1

100

90%

menkonsumsi garam beryodium


Persentase anak umur 6-59 bulan

88,5

88,7

87,9

85%

yang mendapatkan kapsul vitamin A


Persentase ibu hamil mendapatkan Fe

95

95,9

98

85%

90 Tablet
Persentase survailance gizi

100

100

100

100%

31

Persentase balita ditimbang berat

67,7

57,6

59,5

85%

10

badannya (D/S)
Persentase penyediaan bufferstok MP-

100

100

100

100%

ASI untuk daerah bencana


Tabel 3.7 : Hasil Kegiatan Pelayanan Gizi JanuariSeptember
Tahun 2015
No.

Indikator Kerja

Pencapaian

Target per
Tahun 2015
1,8%
15%
100%

1
2
3

Persentase balita dengan gizi buruk


Persentase balita dengan gizi kurang
Persentase balita gizi buruk yang

(%)
0,83
3,07
100

mendapatkan perawatan
Persentasi bayi usia 0-6 bulan

74,99

85%

mendapatkan ASI ekslusif


Cakupan rumah tangga yang

95,56%

95%

mengonsumsi garam beryodium


Persentase anak umur 6-59 bulan

83,8%

87%

yang mendapatkan kapsul vitamin A


Persentase ibu hamil mendapatkan Fe

74%

89%

8
9

90 Tablet
Persentase survailance gizi
Persentase balita ditimbang berat

100%
52,8%

100%
90%

10

badannya (D/S)
Presentase balita naik berat

61,3%

90%

badannya(N/D)
4. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Kegiatan :
Tabel 3.7 : Program P2M
No
1

Program
Imunisasi

P2M

a.
b.
c.
d.
e.
a.
b.

Kegiatan
Pelayanan imunisasi
BIAS
TT WUS
Sweeping
Pelacakan KIPI
Sosialisasi P2PM dan Surveilans
Survey dan pemetaan wilayah TB

32

c. Penyegaran kader TB
d. Penyuluhan HIV/AIDS, IMS dan

TB

4
5

Rabies
DBD

6
7
8

Pneumonia
Kusta
HIV/AIDS dan

TB untuk pemuda
e. PTM
f. Posbindu
a. Pelacakan kasus kontak
b. PMO
Pelacakan kasus
a. Sosialisasi DBD
b. Pemantauan jentik
c. PE
Penemuan dan penanganan kasus
Penemuan dan penanganan kasus
Penjaringan

IMS
Hasil kegiatan :
Tabel 3.8 : Hasil Kegiatan P2M Februari-November 2015
Progra

Kegiatan

Penemuan kasus BTA (+)

P2M

Program

Imunisas
i

triwulan II
Angka bebas jentik (ABJ)
Penemuan kasus pneumonia
Pengobatan diare
Penanganan kasus DBD
Penemuan kasus kusta
Penemuan kasus ISPA
Rabies : kasus gigitan
Pemberian VAR/SAR
IVA : diperiksa hasil (+)
HIV/AIDS : kunjungan

Penemuan Kasus

Target

3 orang

9 orang

28 orang
681 orang
20 orang
2373 orang
36 orang
15 orang
262

95%
212 orang
682 orang
2/100.000 x jmlh

AFP

HIV (+)

Pencapaian

Target

63,1%
77,7%
77,7%
77,2%
75,55%
67,9%

60%
66,6%
66,6%
66,6%
66,6%
60%

Kegiatan

Imunisasi lengkap
HB 0
BCG
Polio 1
DPT + HB + HiB 1
Polio 2

pddk <15 th

33

DPT + Hb + HiB 2
Polio 3
DPT + HB + HiB 3
Polio 4
Campak
Campak (booster)
DPT + HB + HiB (booster)

63,1%
71,6%
64,8%
58,3%
64,4%
23,9%
49,5%

60%
60%
60%
60%
60%
60%
60%

5. Kesehatan Lingkungan
Kegiatan :
1. Dalam gedung
a. Klinik sanitasi
b. Pengawasan limbah medis
2. Luar gedung
a. Kunjungan rumah
b. Pengawasan kualitas air minum
c. Inspeksi sanitasi
d. Pengawasan kualitas air
e. Pengawasan dan pembinaan TTU (tempat-tempat umum) : SD,
SMP, SMA, PT, PAUD/TK, Masjid/musholla, dan Salon/pangkas
rambut.
f. Pengawasan hygiene sanitasi tempat pengolahan makanan (TPM)
g.
h.
i.
j.

:
Rumah makan/ampere
Makanan jajanan
Penyuluhan kesehatan di sekolah
Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan

Hasil kegiatan :
Tabel 3.9 : Hasil Kegiatan Kesling Triwulan II Tahun 2015
No
1

Program
Akses Air

TG
100

VI SUKU
100

SNP
100

Pencapaian
100

Target (%)
100

Bersih
Jamban

67,91

85,75

100

84,6

100

Keluarga
Pengel.

57,16

56,92

57,69

57,12

100

Limbah
Pengel.

57,86

55,19

52,56

56,53

100

5
6

Sampah
Rumah Sehat
TTU

69,55
-

80,98
-

83.65
-

74,55
100

95
80

34

7
8

TPM
Klinik Sanitasi

86,67
1,1

85
10

6. Program Pengembangan
Upaya pengembangan yang dilakukan di Puskesmas Tanah Garam adalah
sebagai berikut.
Tabel 3.10 : Program Pengembangan
di Puskesmas Tanah Garam
1
2
3

Kesehatan Jiwa
a. Penemuan dini dan penanganan kasus jiwa
b. Rujukan kasus jiwa
Kesehatan Indra Mata dan Telinga
a. Penemuan dan penanganan kasus
b. Rujukan
PKPR
a. Pelatihan kader PKPR
b. Penyuluhan dan konsultasi remaja
c. Penyulluhan dan konsultasi ke sekolah
Kesehatan Lansia
a. Pelayanan di dalam dan luar gedung
b. Pembinaan kelompok lansia
c. Senam lansia
d. Penyuluhan kesehatan lansia
e. Deteksi dini kesehatan lansia
Kesehatan Gigi dan Mulut
a. Dalam gedung
e. Pelayanan kedaruratan gigi
f. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dasar
g. Pelayanan medik gigi dasar
b. Luar gedung
h. UKGS
i. UKGM

3.3 Fokus Kajian Program Kesehatan Masyarakat


3.3.1 Identifikasi Masalah Kesehatan Masyarakat
Proses identifikasi masalah dilakukan melalui observasi, laporan, dan
wawancara dengan penanggung jawab program di puskesmas. Beberapa masalah
di Puskesmas Tanah Garam tahun 2015

35

90
80
70
60
50
tanah garam
40

VI suku

30

sinapa piliang
puskesmas

20
10
0

Diagram Cakupan N/D wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam JanuariSeptember 2015

3.3.2 Penetapan Prioritas Masalah


Tabel 3.15 : Penetapan Prioritas Masalah

MASALA
H

MASALA

MASALA

MASALAH

MASAL

MASALA

H (1)

H (2)

(3)

AH (4)

H (5)

Penemuan

Rendahny

Rendahnya

Rumah

Cakupan

Pencapaia

tanpa

imunisasi

BTA (+)

Kepedulia

n target

jamban

pentaval

Rendah

cakupan

en dan

terhadap

N/D di

boster

pemeriksa

posyandu

sangat

kasus

KRITERI

an IVA

rendah

36

Tingkat

36

16

48

12

48

Urgensi
(U)
2

Tingkat
Keseriuasa
n (S)

Tingkat
Perkemba
ngan (G)

U X S X
G

37

3.3.3 Penetapan Penyebab Masalah


Berdasarkan Penelitian Prioritas diatas, kami menganggap perlunya modifikasi,
analisis, dan upaya pemecahan mengenai Peran Posyandu dalam Upaya Pemantauan
Perkembangan Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Garam Tahun 2015.
Berdasarkan data dan hasil kegiatan program pelayanan Gizi di atas di tambah hasil
wawancara dan diskusi dengan pemegang program pelayanan gizi dan penanggung
jawab program didapatkan beberapa penyebab masalah rendahnya cakupan D/S
diwilayah kerja tanah garam tahun 2015.

38

Anda mungkin juga menyukai