Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan kepada kita rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul SPEKTRUM
ATOM . Shalawat beriring salam marilah kita sanjung sajikan kepangkuan nabi besar
muhammad SAW yang telah menuntun umat manusia dari alam kebodohan kepada ilmu
yang berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini .
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing Dr.Abdul
Halim, M.Si. yang telah memberikan tugas ini kepada kami sehingga sedikit banyak penulis
mengetahui bahwa pentingnya bagi kita untuk mengetahui pelajaran fisika moderen dalam
kehidupan sehari-hari.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan terutama penggunaan bahasa atau pengetikan ejaan. Untuk itu penulis berharap
adanya saran perbaikan dan kritikan yang bersifat membangun.
Sesuatu yang baik itu datangnya dari Allah dan kesalahan dalam penyajian data dan
penyampaian berasal dari kesalahan kami. Akhirnya kepada Allah jualah kita berserah diri.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fisika mengalami perubahan yang sangat pesat semenjak tahun 1900. Demikian juga
teori tentang atom. Istilah atom pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli filsafat Yunani
bernama Demokritus (460 370 SM ). Setiap zat dapat dibagi atas bagian-bagian yang lebih
kecil, sampai mencapai bagian yang paling kecil yang tidak dapat dibagi lagi. Bagian yang
tak dapat dibagi itu oleh Demokritus disebut atom , dari kata Yunani atomos yang artinya
tak dapat dibagi.
Selanjutnya , para filsuf yang muncul kemudian , seperti Plato dan Aristoteles
merumuskan sebuah pemikiran bahwa bisa jadi tidak ada partikel yang tidak dapat dibagi.
Berarti, menurut dugaan mereka atom pun masih dapat dibagi lagi. Bersamaan dengan itu
,pandangan mengenai atom berdasarkan pemikiran Demokritus mulai tersingkir.
Sejak ditemukannya partikel-partikel dasar atom, teori atom banyak mengalami perubahan .
hal ini menggoyahkan teori atom Dalton yang menyatakan bahwa atom tidak dapat dibagibagi . Diantara yang menggoyahkan teori atom ini ialah hasil percobaan yang dilakukan oleh
Thomson pada tahun 1897.
Atom dalam suatu unsur dapat menghasilkkan spektrum emisi (spektrum diskret)
dengan menggunakan alat spectrometer, sebagai contoh spectrum hidrogen. Atom hidrogen
memiliki struktur paling sederhana. Spektrum yang dihasilkan adalah atom hidrogen yang
merupakan spektum yang paling sedehana. Spektrum garis atom hydrogen berhasil
dijelaskan oleh Niels Bohr pada tahun 1913.
Pada tahun 1913, tidak lama setelah penemuan Planck dan Einstein, fisikawan
Denmark
hydrogen. Dalam atom hidrogen, dipercaya bahwa gaya tarik elektrostatik antara proton
(diibaratkan matahari) yang positif dan elektron (diibaratkan planet) yang negatif menarik
elektron ke dalam dan gaya ini diimbangi secara tepat oleh percepatan yang disebabkan oleh
gerak melingkar elektronnya. Pancaran radiasi dari atom berenergi, dapat dihubungkan
dengan jatuhnya elektron dari orbit berenergi tinggi ke orbit yang berenergi rendah, dan
memberikan satu kuantum energi (foton) dalam bentuk cahaya.
Model atom Bohr berhasil menjelaskan kestabilan elektron dengan memasukkan
konsep lintasan atau orbit stasioner dimana elektron dapat berada di dalam lintasannya tanpa
membebaskan energi. Spektrum garis atomik juga merupakan efek lain dari model atom
Bohr. Spektrum garis adalah hasil mekanisme elektron di dalam atom yang dapat berpindah
lintasan dengan menyerap atau melepas energi dalam bentuk foton cahaya.
1.2 Tujuan Penulisan
Untuk menunjukkan adanya spektrum diskret atom hidrogen.
Untuk melihat bahwa setiap atom gas memiliki spektrum tersendiri.
1.3 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah :
1. Dapat menambah pengetahuan mengenai spektrum atom hidrogen sebagai
atom yang paling sederhana.
2. Dapat menambah pengetahuan mengenai spektrum atom yang menunjukkan
karakteristik atom itu sendiri.
BAB II
TEORI
2.1 Definisi
2.2 Sejarah
Pada tahun 1914 James Chadwick merupakan orang pertama yang memperoleh
spektrum.Energipartikel beta dari bahan radioaktif.Hal ini ikut menyebabkan Wolfgang Pauli
memasti kan adanyan etrino.Padatahun 1920 Chadwick merupakan orang pertama yang
mengukur hamburan partikel alfa dan menemukan muatan listrik pada inti.
Sejak tahun 1919 ia bekerja sama dengan Rutherford. Mereka berdua membuat
transmutasi buatan dengan jalan menembakkan partikel alfa pada unsur-unsur.Mereka
berdua giat sekali mempelajari atom. Pada tahun 1897 Thomson menemukan elektron.Pada
tahun 1911 Rutherford menemukan proton. Kita sudah tahu bahwa atom terdiri darielektron
dan inti.Inti terdiri dari proton dan netron.Tapi waktu itu netron belum ditemukan orang.
Pada tahun 1930 Walther Bothe dan H. Becker yang sedang mengadakan riset di Jerman
mengebom (menembak, menumbuk) berilium dengan partikel alfa.Akibat nya timbullah
sinar yang sangat kuat daya tembusnya. daIam mengirasinaritu gamma yang bertenaga
tinggi. Pada bulan Januari 1932 Irene dan Frederic Joliot-Curie di Perancis mengulang
eksperimen tersebut.Mereka menemukan bahwa sinar itu melemparkan proton dar ibahanbahan yang mengandung bahan hidrogen.Tapi mereka tidak memberitafsiran apap-apa
mengenai sinar tersebut.Pada saa tini di Inggris Chadwick juga sedang mengadakan
eksperimen yang sama.
. Pada akhir bulan Februari tahun itu juga (1932) Chadwick berhasi lmenafsirkan dengan
betul sinar itu.Sinar itu tidak bersifat gelombang elektromagnetik, daya tembusnya
sangatkuat, tidak terpengaruh oleh medan listrik, dengan mudah menyepak proton keluar.
Akhirnya Chadwick menyebut partikel itu netron, sesuai dengan saran Rutherford.
Pada tahun 1932, Chadwick membuat penemuan fundamental dalam bidang ilmu
pengetahuan nuklir: ia membuktikan keberadaan neutron partikel dasar tidak memiliki
muatan listrik apapun. Berbeda dengan inti atom helium (alfasinar) yang dibebankan, dan
karena itu ditolak oleh kekuatan listrik yang cukup besarada di dalam inti atom berat, alat
baru ini atom di sintegrasi tidak perlu mengatasi hambatan listrik dan mampu menembus dan
membelah inti bahkan unsur-unsur terberat. Chadwick dengan cara ini menyiapkan jalan
menujufisi uranium 235 dan menuju penciptaan bom atom.
energi elektron. Sehingga elektron di orbit yang rendah akan memiliki energi yang lebih
kecil daripada elektron di orbit yang lebih tinggi.
Pada waktu itu Bohr menghubungkan elektron yang mengorbit dan pengamatan
terhadap spektrum gas melalui sebuah pemikiran bahwa sejumlah energi yang dikandung
dalam elektron dapat berubah, dan karena itu elektron dapat mengubah orbitnya tergantung
dari perubahan energinya. Dalam situasi pemakaian arus listrik melewati gas bertekanan
rendah, elektron menjadi de-eksitasi dan berpindah ke orbit yang lebih rendah. Dalam
perubahan ini, elektron kehilangan sejumlah energi yang merupakan perbedaan tingkat
energi kedua orbit. Energi yang dipancarkan ini dapat dilihat dalam bentuk sebuah photon
cahaya yang panjang gelombangnya berdasar pada perbedaan tingkat energi kedua orbit.
Pada atom-atom kompleks, penafsiran spektrum garis sangat rumit sekali oleh
karena itu, kita hanya akan membahas spektrum garis dari atom paling sederhana, yaitu
atom hidrogen. Atom hidrogen merupakan unsur yang paling sederhana karena hanya
memiliki satu elektron dan pola yang teratur. Sehingga spektrum warna hidrogen dapat
dijadikan acuan bagi penelitian struktur atom yang lebih rumit, karena tiap-tiap spektrum
warna atom merupakan krakteristik dari atom itu sendiri.
Pada akhir abad kesembilan belas ditemukan bahwa panjang gelombang yang
terdapat pada spektrum atom memiliki harga-harga tertentu yang membentuk deret. Deret
ini dikenal sebagai deret spektral. Panjang gelombang dalam setiap deret dapat juga
dijelaskan dengan rumus empiris
Deret spektral pertama ditemukan oleh sorang guru sekolah menengah berkebangsaan
Swiss pada tahun 1885, yaitu J.J. Balmer, ketika ia mempelajari spektrum atom hidrogen
dalam daerah cahaya tampak. Gambar 2.1 menunjukkan deret Balmer. Garis dengan panjang
gelombang terbesar, yaitu 6.562 , diberi lambag H , garis disebelahnya dengan panjang
gelombang 4.863 diberi lambang H, dan seterusnya. Ketika panjang gelombangnya
bertambah kecil, garis-garisnya makin rapat dan intensitasnya melemah. Panjang gelombang
terpendek deret Balmer adalah 3.644 dan disebut batas deret Balmer. Di luar batas deret
ini tidak terdapat garis terpisah, hanya terdapat spektrum kontinu yang lemah. Rumus
Balmer untuk panjang gelombang dalam deret ini adalah:
1
1 1
=R 2 2 n=3,4,5, .
2 n
(2.1)
(deret Balmer)
Tetapan R disebut tatapan Rydberg, dengan nilai
R = 1,097 x 107 m-1
besesuaian
dengan
n=4,
dan
seterusnya. Batas deret bersesuaian dengan n = , sehingga panjang gelombang batas deret
adalah
1
1 1
1 R
=R 2 2 =
4
2
4
4
7
= =
=3,646 x 10 m
R 1,097 x 107 m1
= 364,6 nm = 3,646
Deret Balmer hanya berisi panjang gelombang cahaya tampak dari spektrum atom
hidrogen. Garis spektral hidrogen dalam daerah ultraviolet dan inframerah berada pada deret
lain. Dalam daerah ultraviolet terdapat deret Lyman yang panjang gelombang anggotanya
ditentukan dengan rumus :
1
1 1
=R 2 2 n=2,3,4,
1 n
(deret Lyman)
Dalam daerah inframerah telah diperoleh tiga deret spektral (deret Paschen, deret
Brackett, dan deret Pfund) yang panjang gelombang anggotanya ditentukan dengan rumus
1
1 1
=R 2 2 , n=4,5, 6,
3 n
(deret Pashen)
1
1 1
=R 2 2 ,n=5, 6,7,
4 n
(deret Brackett)
1
1 1
=R 2 2 , n=6,7,8,
5 n
(deret Pfund)
Dapat dilihat pada gambar bahwa deret Brackett tumpang-tindih dengan deret
Paschen dan deret Pfund.
Pada tahun 1855 J.J Balmer berhasil menemukan rumus empiris dengan ketepatan yang cukup
teliti dalam menentukan panjang gelombang garis spektrum hidrogen yang terletak didaerah cahaya
tampak.
Secara matematis rumusan empiris yang diperoleh balmer untuk spektrum atom hidrogen adalah :
1/ = R
( 21 n1 )
2
Keterangan :
n = 3,4,5,.....
= panjang gelombang garis spektrum
R = konstanta rydberg
=
1,097 107 m1
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pembagian spektrum.
Ketika zat padat dipanaskan terus-menerus, maka zat ini akan memancarkan cahaya
dalam bentuk spektrum kontinu. Pancaran atom radiasi cahaya ini disebabkan oleh getaran
atom-atom penyusun zat padat.Spektrum merupakan suatu bukti adanya tingkat energi dalam
suatu atom. Spektrum dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu spektrum emisi dan spektrum
absorpsi.
a. Spektrum emisi.
Spektrum emisi adalah spektrum yang dihasilkan oleh suatu zat yang memancarkan
gelombang elektromagnetik dan dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu spektrum garis,
spektrum pita, dan spektrum kontinu. Spektrum garis dihasilkan oleh gas-gas bertekanan rendah
yang dipanaskan. Spektrum ini terdiri dari cahaya monokromatik dengan panjang gelombang
tertentu yang merupakan karakteristik dari unsur yang menghasilkan spektrum tersebut. Spektrum
pita dihasilkan oleh gas dalam keadaan molekuler, misalnya gas H 2, O2, N2, dan CO. Spektrum
yang dihasilkan berupa kelompok-kelompok garis yang sangat rapat sehingga membentuk pitapita.Spektrum kontinu adalah spektrum yang terdiri atas cahaya dengan semua panjang gelombang,
walaupun dengan intensitas berbeda-beda. Spektrum ini dihasilkan oleh zat padat, cair, dan gas
berpijar.
b. Spektrum Absorbsi
Spektrum absorpsi adalah spektrum yang terjadi karena penyerapan panjang gelombang
tertentu oleh suatu zat terhadap radiasi gelombang elektromagnetik yang memiliki spektrum
kontinu . Contoh spektrum absorpsi adalah spektrum matahari. Secara sepintas spektrum matahari
tampak seperti spektrum kontinu. Akan tetapi, jika dicermati akan tampak garis-garis gelap terang
yang disebut dengan spektrum.
c.
Spektrum atomik.
1
Gejala spektrum atau pembiasan sinar dapat diamati secara langsung dengan
melewatkan seberkas sinar matahari melalui sebuah prisma. Keluar dari prisma terjadi
penguraian sinar matahari menjadi berbagai panjang gelombang sinar, yaitu sinar merah. ,
orange, kuning, hijau, biru dan violet (dapat dilihat pada gambar 3.1). Percobaan pembiasan
cahaya ini telah dilakukan sejak zaman Newton.
Dari analisis dengan spektroskopi, spektrum yang terdiri dari garis-garis warna
disebut spektrum garis. Setiap atom dari suatu unsur selalu menghasilkan garis-garis
spektrum yang sama , baik atom unsur tersebut dalam keadaan bebas, maupun sebagai
senyawa atau tercampur dengan senyawa lain. Demikian pula ternyata atom dari unsur
berbeda menghasilkan spektrum garis yang berbeda pula. Oleh karena spektrum garis
bersifat sangat spesifik (khas), maka disebut spektrum atom. Apabila contoh yang
dimunculkan lebih dari satu, seperti yang telihat pada spektrum sinar matahari, maka
spektrum yang diperoleh menunjukkan gabungan spektrum yang terpisah dari semua unsur
yang ada, spektrum seperti ini disebut juga spektrum kontinu atau spektrum pita.
Penyelidikan terhadap spektrum hidrogen penting sekali dalam kaitannya dengan
struktur atom. Spektrum hidrogen ini terdiri dari beberapa garis spektrum yang dapat
digolongkan dalam kelompok tertentu. Terdapat 5 seri spektrum yang diberi nama sesuai
dengan nama penemunya, yaitu
Penyelidikan terhadap spektrum hidrogen penting sekali dalam kaitannya dengan
struktur atom. Spektrum hidrogen ini terdiri dari beberapa garis spektrum yang dapat
digolongkan dalam kelompok tertentu. Terdapat 5 seri spektrum yang diberi nama sesuai
dengan nama penemunya, yaitu
seri Balmer pada daerah spektrum tampak yang ditemukan oleh J.J
Balmer (1885)
seri Lyman pada daerah spektrum ultra violet yang ditemukan oleh T.
Lyman (1906)
berada pada
daerah spektrum
infra red
Bilangan gelombang dari kelima deret tersebut meskipun dihitung dengan persamaan
yang berlainan dan kelihatannya sejumlah garis-garis spektrum yang ditemukan tidak ada
sangkut pautnya satu sama lain, ternyata dapat dihubungkan satu dengan lainnya dengan
satu persamaan saja dengan hubungan yang serba sederhana. Fakta ini menunjukkan adanya
hubungan yang erat antara garis-garis spektrum dengan struktur atom. Namun demikian
teori atom yang ada pada masa itu (sebelum teori Bohr) belum dapat memberikan
penjelasan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Suatu spektrum merupakan hasil yang diperoleh bila suatu berkas energi radiasi dibagi-
DAFTAR PUSTAKA
Halim A,2008. Dokumen ( foto dan grafik ) Mata Kuliah Fisika Moderen, FKIP Unsyiah
Kanginan,Marthen.1996. Fisika SMA . Jakarta: Penerbit Erlangga.
Serway, R.A., Moses, C.J, 2005. Moderen physics ( 3rd Edition ) United Kingdom:
Thomson.