Anda di halaman 1dari 12

JARINGAN DIGITAL PELAYANAN TERPADU

Y.1910 IPTV Over Next Generation Network


Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Jaringan Digital Pelayanan Terpadu
Semester IV
PEMBIMBING :
Edi Soerjanto Ir. MSi

Oleh :
Kelompok 4
JTD 2A
No.

Nama

NIM

1.

Novan Ferdiansyah

1441160096

2.

Pradita Ghanda Septian

1441160026

3.

Ratna Dwi Larasati

1441160103

4.

Reksa Nirvana Alam

1441160042

5.

Sisca Arisya HarryAndhina

1441160062

PROGRAM STUDI JARINGAN TELEKOMUNIKASI

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI MALANG


2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang

IPTV merupakan layanan pengiriman suara (audio), gambar (video), dan data
(Internet) secara simultan melalui Internet Protocol (IP) yang bersifat tertutup dan aman.
Dikatakan tertutup karena yang dapat menikmati layanan ini hanya pelanggan yang terdaftar
pada operator. Tidak seperti televisi internet yang menggunakan jaringan internet publik yang
bersifat terbuka dan memungkinkan semua orang terlibat tanpa harus diketahui identitasnya,
alias gratis seperti streaming video dan streaming audio pada situs Youtube, Google Video,
Metacafe, dan Truveo.
Dianggap aman karena arsitektur IPTV berbasis NGN (next generation network) yang
memiliki fungsi kontrol layanan, sumber daya dan izin masuk. Operator IPTV juga sangat
memanjakan pelanggannya dengan layanan yang bersifat personal (proprietary) dan
interaktif. Pada saat acara berlangsung, pelanggan dapat melakukan koreksi, pooling, rating
dan voting hingga usulan perbaikan program.
1.2. Tujuan
1. Mengetahui pendekatan arsitektur IPTV
2.

Mengetehaui perbedaan arsitektur pada IPTV berdasarkan Rekomendasi ITU-T Y.1910

3. Mengetahui dan menjelaskan kerangka arsitektur fungsional IPTV berdasarkan Rekomendasi


ITU-T Y.1910

BAB II
TEORI DASAR
1. IPTV
IPTV disebut juga sebagai Protocol Television atau Telco TV, atau Broadband TV, dimana secara
aman dapat mengirimkan siaran dengan kualitas yang baik atau video on demand dan konten audio
melawati suatu jaringan bandwidth. IPTV secara umum adalah pengiriman siaran dari TV tradisonal,
film, dan konten video on demand melawati suatu jaringan privat.
Beberapa feature yang dimiliki oleh IPTV ini adalah, IPTV dapat menyiarkan secara live atau
prerecorded digital video program-program pendidikan, komersial, dsb, serta dapat melakukan
capturing dan transmisi program dari berbagai source. IPTV dapat melakukan scheduling
/penjadwalan program sesuai dengan kebutuhan antara pemilik informasi dan audience. Viewer dapat
memilih program dari suatu listing yang akan dilihatnya. IPTV dapat memberikan layanan yang
ekonomis namun dengan tidak mengorbankan kualitas layanan. Ini karena teknologi bandwidth
transmisi yang efisien, yaitu IP multicasting. IPTV mendukung format standard MPEG (Motion
Picturre Experts Group) untuk memberikan high quality, full motion video. Feature ini merupakan
tambahan terhadap standard CODEC (compression/decompression) untuk menjamin kualitas gambar
yang optimal sesuai dengan spesifikasi aplikasi dan bandwidth yang tersedia.

Secara high level, arsistektur IPTV dapat digolongkan atas 4 blok yaitu content provider,
IPTV service provider, Network Provider dan Subcriber. Content provider adalah penyedia
content, sebagian besar IPTV service provider (SP) tidak memiliki content, tetapi
memperoleh contect dari penyedia content (broadcaster, Hollywood studio, Network
Entertainment, Penyelenggara Kuis dll). Walaupun tidak tertutup kemungkinan content
tertentu tetap dipegang oleh IPTV SP. Blok kedua adalah IPTV Service Provider. Entiti ini
bertanggung jawab terhadap pentransformasian sumber content ke ke IP content dan
mengirimkannya ke pelanggan melalui network provider. Network provider bertanggung
jawab mengirimkan content dari IPTV Service Provider ke Pelanggan. Network Provider
dan IPTV SP tidak selalu dalam entitas yang sama. Untuk kasus PT Telkom, Network
Provider dan IPTV SP dalam Entitas (perusahaan) yang sama.

Ada tiga komponen utama untuk infrastruktur IPTV :


1. Head End, yang meliputi seluruh content feeds, termasuk dari sumber third party dan
proprietary content.
2. Home End, meliputi modem dan peralatan penerima termasuk PC dan set top boxes
(STB).
3. Aggregation Network, meliputi seluruh peralatan komunikasi antara Home End dan
Head End.
Penyelenggaraan layanan IPTV di Indonesia saat ini diatur dalam keputusan Menteri
Komunikasi dan Informatika nomor 30/PER/M.KOMINFO/8/2009 yang ditetapkan pada tanggal
19 Agustus 2009. Penyelenggaraan IPTV di Indonesia antara lain bertujuan agar investasi pada
infrastruktur jaringan telekomunikasi broadband lebih meningkat pesat, utilitas penggunaan
jaringan tetap local yang sudah ada menjadi lebih efisien, dan memacu pertumbuhan industry
konten, perangkat keras, dan perangkat lunak dalam negeri.
2. Next Generation Network (NGN)
Next Generation Networking (NGN) adalah suatu konsep jaringan berbasis paket yang
menyediakan kerangka kerja sangat luas meliputi penyatuan berbagai arsitektur dan teknologi yang
memungkinkan penyediaan berbagai jenis layanan meliputi suara, data maupun video (triple play).
NGN, sesuai namanya adalah model jaringan telekomunikasi masa depan, merupakan packet switch
network yang menginginkan semua informasi dikirimkan lewat paket-paket; paket-paket itu dilabel
sesuai tipenya (data,suara,dsb) dan ditangani secara berbeda dengan peralatan manajemen trafik.
NGN akan fokus pada migrasi Time Division Multiplexing (TDM) menuju data teknologi. Hal ini
menawarkan akses yang tidak terbatas oleh pengguna kepada penyedia layanan-layanan yang
berbeda dan memungkinkan penyediaan layanan broadband. Hal ini juga mendukung perkembangan
mobilitas yang akan memungkinkan konsistensi layanan kepada pengguna kapanpun dan dimanapun
berada.
3. Rekomendasi ITU-T Y.1910
Rekomendasi ini menjelaskan arsitektur fungsional IPTV dimaksudkan untuk mendukung
layanan IPTV berdasarkan persyaratan layanan IPTV dan definisi [b-ITU-T IPTVFG]. Mulai dari
deskripsi dasar peran dan layanan IPTV, model fungsional IPTV tingkat tinggi akan diuraikan.
Model ini kemudian dikembangkan menjadi arsitektur fungsional yang lebih rinci. kasus-kasus

tertentu juga dijelaskan secara lebih rinci. Arsitektur fungsional IPTV didasarkan pada penggunaan
komponen jaringan dan teknologi yang ada, serta pada arsitektur NGN. Hal ini menyebabkan tiga
opsi yang mungkin untuk representasi arsitektur:
1) Arsitektur fungsional IPTV untuk komponen jaringan non-NGN.
2) Arsitektur fungsional IPTV didasarkan pada arsitektur fungsional NGN, tapi tidak berdasarkan
IMS.
3) Arsitektur fungsional IPTV berdasarkan NGN dan komponen IMS nya.

BAB III
PEMBAHASAN
1. Mengetahui arsitektur fungsional IPTV
Rekomendasi ini mengidentifikasi tiga pendekatan arsitektur IPTV yang memungkinkan penyedia
layanan untuk memberikan layanan IPTV:
1) " Arsitektur fungsional Non-NGN IPTV" (non-NGN IPTV): non-NGN IPTV
arsitektur didasarkan pada komponen jaringan yang ada dan protokol / interface. Teknologi
komponen, protokol dan interface yang digunakan dalam arsitektur IPTV ini sudah digunakan dan
karenanya pendekatan ini adalah representasi dari jaringan yang ada menyediakan layanan IPTV.
Pendekatan arsitektur ini opsional dapat digunakan sebagai dasar untuk evolusi menuju arsitektur
IPTV lain yang tercantum di bawah ini.
2) " Arsitektur fungsional berbasis NGN non-IMS IPTV " (NGN non-IMS IPTV): arsitektur NGN non
IMS-IPTV menggunakan komponen dari arsitektur referensi kerangka NGN untuk mendukung
penyediaan layanan IPTV, di hubungannya dengan layanan NGN lainnya jika diperlukan.
3) "NGN IMS berbasis IPTV arsitektur fungsional" (NGN-IMS IPTV): Arsitektur IPTV berbasis IMS
NGN menggunakan komponen dari arsitektur NGN termasuk komponen IMS untuk mendukung
penyediaan layanan IPTV dalam hubungannya dengan layanan lain IMS jika diperlukan .
2. Mengetehaui perbedaan arsitektur pada IPTV berdasarkan Rekomendasi ITU-T Y.1910
Perbedaan arsitektur antara IPTV berbasis NGN dan IPTV tanpa menggunakan NGN:

Arsitektur IPTV berbasis NGN menggunakan jaringan fungsi kontrol lampiran


(NACF) untuk menyediakan fungsi seperti otentikasi dan konfigurasi IP.

Arsitektur IPTV berbasis NGN menggunakan sumber daya dan fungsi kontrol
penerimaan (RACF) untuk menyediakan fungsi sumber daya dan kontrol masuk.

Arsitektur IPTV berbasis NGN menggunakan fungsi kontrol layanan untuk


menyediakan fungsi kontrol layanan.

Perbedaan arsitektur antara IPTV berbasis NGN dengan IMS dan IPTV berbasis NGN tanpa
IMS:
Arsitektur IPTV berbasis NGN-IMS menggunakan inti fungsi IMS dan fungsi yang terkait
seperti profil pengguna jasa blok fungsional didefinisikan untuk memberikan fungsi kontrol
layanan. Arsitektur IPTV berbasis non-IMS NGN menggunakan fungsi kontrol layanan selain
inti IMS fungsi untuk memberikan fungsi kontrol layanan
3. Mengetahui dan menjelaskan kerangka arsitektur fungsional IPTV berdasarkan Rekomendasi
ITU-T Y.1910

Arsitektur IPTV memiliki 5 fungsi, yaitu :


1. Content Operation Function Set

Kumpulan fungsi operasi konten (Content Operation Function Set) menyediakan


program-program TV dan konten multimedia lainnya. Kumpulan fungsi ini terdiri dari
empat komponen fungsional, yaitu:
1. DRM (Digital Right Management) : system untuk mengatur siklus hidup
media digital yang diberikan. Sehingga, DRM dapat mengatur media yang
diberikan pada CODEC lain, mengedit sebagian atau semua bagian media
yang diberikan, mendistribusikan ulang ke perangkat atau pengguna lain,
mengatur waktu atau durasi media yang diberikan, memindahkan hak
permainan ke pengguna lain, dan lain sebagainya.
2. Encoding/Trans-coding : Isi harus dikodekan jika program sumber tidak
dikompresi, atau trans-kode untuk format khusus jika format pengkodean asli
tidak sesuai dengan spesifikasi sistem IPTV.
3. Media Assets Management : Media Asset Management komponen
bertanggung jawab atas penyimpanan konten manajemen, metadata kompilasi
dan pemeliharaan, menyediakan antarmuka query konten, dan konten
manajemen transaksi terkait.
2. System Management and Security Function Set
Kumpulan fungsi manajemen jaringan (Network Management Function Set)
bertanggungjawab untuk pengawasan dan perlindungan sistem, menyediakan
pengawasan kualitas layanan, pemeriksaan kegagalan, dan perlindungan layanan.
System Management and Security memiliki 3 fungsi, yaitu :
1. System Management : Komponen ini bertanggung jawab atas pengawasan dan
pengelolaan sistem IPTV, dapat memeriksa dan menemukan kegagalan online
dan / atau offline.
2. Terminal Management : Manajemen Terminal dapat memantau keadaan
terminal baik dalam mode real-time atau non-real-time, dan juga menyediakan
memperbarui perangkat lunak dan layanan untuk inisialisasi terminal.

3. Security Management : Komponen ini bertanggung jawab atas reksa derek


otentikasi antara sub-sistem, dan bermain-out pemantauan untuk menjamin
layanan terkendali dan juga sah.
3. Service Operation and Management Function Set
Kumpulan fungsi manajemen dan operasi layanan (Service Operation & Management
Function Set) bertugas dalam pengendalian dan pengaturan khusus layanan IPTV.
Service Operation and Management memiliki 5 fungsi, yaitu :
1. Products Creation : Kemasan ke layanan penyampaian produk dalam
komponen fungsional ini. Fungsi komponen Penciptaan Produk terdiri dari
saluran TV linier penjadwalan, menerbitkan pengelolaan on-demand program,
memberikan layanan pembuatan kebijakan dan pengaturan modus pengisian.
2. Content Engine : Mendapatkan metadata yang terkait konten dan informasi
harga dari penyedia konten dan menyediakan antarmuka pencarian, dan
menyediakan interface untuk pelanggan IPTV query untuk memfasilitasi
layanan informasi dan / atau memodifikasi catatan berlangganan mereka.
3. Subscriber Management : Memelihara dasar dan informasi tambahan dari
pelanggan dan mengelola recodes berlangganan layanan.
4. Billing and Accounting : Generasi akuntansi dan informasi penagihan
(misalnya CDR) sesuai layanan pelanggan menggunakan catatan dan profil.
Sistem IPTV akan membuat penyelesaian berdasarkan informasi ini baik
prabayar ataupun pascabayar mode.
5. Authentication : Mengidentifikasi user berdasarkan username dan password
atau lainnya berarti tepat. Hanya pengguna dikonfirmasi bisa mendapatkan
hak untuk mengakses layanan IPTV.
6. Portal : Menyediakan antarmuka bagi pelanggan untuk mengakses jaringan
IPTV, dan ini juga merupakan pintu masuk opsional pengguna untuk
mengakses Manajemen Pelanggan komponen dan komponen Authentication.

7. Electronic Program Guide : Memperoleh metadata konten dan informasi EPG


lain, memberikan data EPG yang terintegrasi kepada pelanggan, dan
mengumpulkan informasi dan statistik pelayanan utilitas dan tunduk kepada
Layanan fungsi Manajemen Operasi dan ditetapkan.
Other Service Guide : Portal dan menyediakan interface untuk layanan selain
layanan dasar.
4. Media Distribution and Delivery Function Set
Stream konten layanan IPTV dikirim ke subscriber disertai dengan fungsi-fungsi
pengendalian, distribusi, penyimpanan dan Streaming. Sistem pengiriman dan
distribusi media seharusnya diterapkan berdasarkan pada topologi yang handal untuk
mengimbangi permintaan efisiensi dan ketersediaan yang tinggi dengan harga yang
tetap rendah. Media Distribution and Delivery memiliki 3 fungsi, yaitu :
1. Control : Selama arus media distribusi, komponen melakukan load balancing
dan fungsi pengendalian distribusi termasuk :
1. Kebijakan (misalnya menurut spesifik pembatasan spasial atau
temporal) dari distribusi manajemen.
2. Layanan informasi statistik menggunakan pengumpulan dan
penyerahan.
3. Manajemen bandwidth transportasi.
4. Penyimpanan manajemen dalam distribusi dan sistem penyaluran.
5. Isi ID dan konten pemetaan lokasi.
6. Layanan streaming node switching.
7. Siaran langsung rekaman.

2. Distribusi : Penyaluran konten media untuk tujuan yang ditetapkan sesuai


dengan kebijakan dari komponen Kontrol. Konten dapat diangkut baik dengan
cara file-based atau aliran berbasis selama proses distribusi.
3. Streaming : Fungsi komponen ini adalah sebagai berikut :
1. Menyampaikan isi media ke layanan pelanggan terminal di premis.
2. Menanggapi sinyal kontrol bermain dari pengguna.
3. Mengumpulkan dan mengirimkan informasi dasar untuk akuntansi dan
adaptif pengendalian media stream.
5. Customer Function Set
Kumpulan fungsi pelanggan (Customer Function Set) adalah sekumpulan fungsi
eksekusi layanan sistem IPTV pada sisi pelanggan. Customer memiliki 4 fungsi,
yaitu:

Interaksi Kontrol : Menerima perintah pengguna dan transfer ke komponen


fungsi terkait lainnya, dan kemudian mendapatkan pesan kembali untuk
hadir kepada pengguna. Hal ini juga bertindak sebagai perantara antara
komponen di dalam dan di luar Fungsi Pelanggan Tetapkan.

Digital Right Management : Mendapatkan kunci untuk dekripsi dan konten


lisensi dari Konten Operasi Fungsi, dan mendekripsi data konten. DRM
harus komponen komponen yang terpercaya.

Media Processor : Yang diterima data media didekode dan pasca-diproses


dalam komponen ini. Data Output komponen ini dapat dikirim ke Tampilan
Komponen untuk ditampilkan secara langsung.

Display : Portal atau EPG dan dibangun ulang audio dan video ditampilkan
dalam komponen ini bagi pengguna untuk melihat.

BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan :

Tiga pendekatan arsitektur IPTV yang memungkinkan penyedia layanan untuk memberikan
layanan IPTV:
1. Arsitektur fungsional Non-NGN IPTV
2. Arsitektur fungsional berbasis NGN non-IMS IPTV
3. NGN IMS berbasis IPTV arsitektur fungsional" (NGN-IMS IPTV)

Berdasarkan Rekomendasi ITU-T Y.1910 IPTV memiliki 2 perbedaan arsitektur yaitu :


a. Perbedaan arsitektur antara IPTV berbasis NGN dan IPTV tanpa menggunakan NGN
b. Perbedaan arsitektur antara IPTV berbasis NGN dengan IMS dan IPTV berbasis NGN
tanpa IMS

Arsitektur IPTV memiliki 5 fungsi yaitu :


1. Content Operation Function Set
2. System Management and Security Function Set
3. Service Operation and Management Function Set
4. Media Distribution and Delivery Function Set
5. Customer Function Set

Anda mungkin juga menyukai