Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Penyusunan tugas ini bertujuan untuk memenuhi tugas dan kewajiban kami sebagai
mahasiswa serta agar mahasiswa yang lain dapat melakukan kegiatan seperti yang kami
lakukan. Dalam tugas ini kami akan membahas mengenai Pengembangan Kurikulum. Dengan
ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
mendukung kami terutama kepada dosen mata kuliah Pengembangan dan Telaah Kurikulum
Sekolah selaku pembimbing kami.
Tiada gading yang tak retak, demikian pepatah mengatakan. Kami sadari tugas ini masih
jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun sehingga kami dapat memperbaiki kesalahan kami.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih. Semoga tugas ini bermanfaat dan berguna bagi kita
semua.

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Dewasa ini berkembang suatu anggapan bahwa pendidikan bukan lagi merupakan suatu ilmu,
melainkan suatu teknologi. Hal ini disebabkan oleh upaya pengembangan dan penyempurnaan
pendidikan, khusunya kurikulum, lebih banyak datang dari praktik di sekolah, dibandingkan
dengan dari penerapan teori-teori yang sudah mapan. Perubahan dan penambahan isi
kurikulum sering diadakan karena adanya kebutuhan-kebutuhan praktis. Karena selalu
menekankan pada hal-hal praktis itulah, masa berlaku kurikulum tidak bisa lama. Pada makalah
ini akan dibahas mengenai apa, mengapa, dan bagaimana teori, khususnya pentingnya dasardasar teoritis dalam pengembangan suatu kurikulum.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah klasifikasi teori kurikulum?
2. Apakah konsep Teori Kurikulum?
3. Apa Itu Perkembangan Teori Kurikulum?
4. Apa Saja Sumber Kurikulum?
5. Curriculum Design dan Curriculum Engineering

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori
Teori atau dalam tulisan bahasa Inggris Theory dan dalam kamus bahasa Arab diketahui
dengan nama .
Pengertian akan teori itu sendiri menuai banyak definisi, pada kesempatan yang
membahagiakan ini penulis akan menampilkan dua definisi saja yaitu : teori adalah suatu set
sistem pernyataan (a set of statement) yang menjelaskan serangkaian hal Definisi seperti ini
dikabarkan telah menjadi kesepakatan umum dikalangan ilmuan kiranya begitu ada beberapa
ilmuan yang pada dasarnya ikut serta mengamini definisi dari teori ini, namun ternyata mereka
memiliki perbedaan persepsi dalam menyikapi karakteristik dari pernyataan tersebut. Sehingga
sekiranya melahirkan tiga kelompok karakteristik atau ciri utama sistem pernyataan suatu teori.
Pertama, pernyataan dalam suatu teori bersifat memadukan (unifying statement) yang didukung
oleh banyak perumus teori, diantaranya Kaplan, Hall, Lindsay dan Snow. Kedua, Oleh Rose,
pernyataan tersebut berisi kaidah-kaidah umum (universal preposition) menurutnya,
karakteristik pernyataan (set of statement) tersebut meliputi definisi, asumsi, dan kaidah-kaidah
umum.. Ketiga, Oleh Travers, pernyataan bersifat meramalkan (predictive statement). Ia
memandang suatu teori itu adalah sifatnya prediktif (meramalkan). Teori harus mampu
menjangkau ke depan, bukan hanya menggambarkan apa adanya tetapi mampu meramalkan
apa yang terjadi atas suatu hal.
Menjadi lengkap apabila kita melihat apa yang dikemukakan oleh Kerlinger dalam
rumusannya yang bersifat menyeluruh yakni suatu teori mengandung tiga karakteristik utama
(unifying, universal prepositions, dan predictive). Penulis merasa setuju apabila tiga karakteristik
ini senantiasa tidak dipisah dengan mengambil satu diantaranya, melainkan sejatinya tiga ciri
utama ini tetap ditampilkan karena satu sama lain tentunya saling melengkapi dalam segi
kejelasan memahami karakteristik pernyataan suatu teori. Juga tingkat pemahaman seseorang
akan ciri suatu teori itu berbeda-beda.
Satu lagi pengertian akan teori yang bagus dan penulis rasa pendefinisian berikut sedikti
menguatkan akan pendapat Kerlinger di atas. Teori adalah pernyataan hubungan sejumlah
konsep (variabel) tentang suatu fenomena yang berfungsi menjelaskan dan memprediksikan.

B. Fungsi Teori
Menjadi barang tentu berangkat dari beberapa definisi di atas paling tidak ada tiga fungsi dari
sebuah teori yakni : sebuah teori Mampu menggambarkan, menjelaskan (Teori harus mampu
membuat suatu penjelasan tentang hal yang diamatinya. Misalnya mampu menjelaskan polapola hubungan dan menginterpretasikan peristiwa-peristiwa tertentu), karena itu lalu dapat
digunakan untuk memprediksi atau meramalkan. Fungsi yang terbesar dari suatu teori adalah
melahirkan teori baru.
C. Ciri suatu teori yang baik
A. harus memungkinkan deduksi yang dapat diuji secara empiris;
B. Sebuah teori harus cocok, baik dengan pengamatan dan dengan thories sebelumnya
divalidasi (disahkan);
C. Teori harus dinyatakan dalam istilah yang sederhana, teori yang terbaik yang menjelaskan
dalam bentuk yang paling sederhana;
D. Teori-teori ilmiah harus didasarkan pada fakta empiris (Data empiris berarti data yang
dihasilkan dari percobaan atau pengamatan) dan berhubungan.
D. Cara berteori
Sangat mudah untuk berteori, insyaAllah langkah-langkah berikut dapat memudahkan bagi
kita yang ingin ikut terjun dalam berteori.

Pendefinisian istilah merupakan hal yang sangat penting dalam berteori, terutama
berkenaan dengan kejelasan atau ketepatan penggunaan istilah.
Klasifikasi yaitu pengelompokan informasi-informasi yang relevan dengan kategori-kategori
yang sejenis. Klasifikasi juga merupakan pengelompokan fakta dan generalisasi ke dalam
kelompok-kelompok yang homogen, tetapi tidak menjelaskan interelasi antar kelompok atau
interaksi antara fakta dengan generalisasi dalam suatu kelompok.
Mengadakan induksi dan deduksi. Induksi dan deduksi merupakan dua proses penting di
dalam mengembangkan pernyataan-pernyataan teoretis setelah pendefinisian dan
pengklasifikasian. Induksi adalah pengambilan kesimpulan secara umum dengan berdasarkan
pengetahuan yang diperoleh dari fakta-fakta khusus. Sedangkan deduksi adalah pengambilan
kesimpulan untuk suatu atau beberapa kasus khusus yang didasarkan kepada suatu fakta
umum.
Contoh : Pandangan seorang anak bernama Jesika. Pada suatu hari, Jesika melihat seekor
singa memangsa Dono. Pada hari berikutnya, Jesika melihat singa tersebut memangsa Putri.
Dari dua kejadian ini, Jesika menyimpulkan: Singa suka memangsa manusia. Hal ini berarti
Jesika telah melakukan kesimpulan secara induktif. (Induktif bersifat spekulatif) Beberapa hari
kemudian, Jesika bertemu dengan singa. Ia masih ingat kesimpulannya bahwa singa suka
memakan manusia (premis mayor). Ia juga tahu bahwa dirinya adalah manusia (premis minor).
Sehingga ia menyimpulkan bahwa Singa suka memangsa dirinya. Kesimpulan ini adalah
kesimpulan secara deduktif. (Deduktif bersifat pasti).
Informasi, prediksi, dan penelitian. Pembentukkan suatu teori yang komples mungkin
berpangkal dari inferensi-inferensi yaitu penyimpuan dari apa yang diamati. Inferensi ini
mungkin ditarik melalui perumusan asumsi, hipotesis, dan generalisasi dari hasil observasi.
Sesuai dengan fungsi dari teori yaitu memberikan prediksi, teori juga berkembang melalui
predisi dan juga penelitian. Ada prediksi yang dibuktikan dengan suatu penelitian, tetapi ada
juga prediksi yang tetap sebagai prediksi.
Pembentukan model-model. Karena yang dicakup dengan teori sering menyangkut hal-hal
yang sifatnya abstrak dan kompleks, maka untuk memberikan gambaran yang lebih konkret dan
sederhana dibut model-model. Model ini menggambarkan kejadian-kejadian serta interaksi
antara kejadian.
Pembentukan subteori. Suatu teori yang telah mapan dan komprehensif mendorong untuk
terbentuknya sub-subteori. Subteori ini cenderung memperluas lingkup dari suatu teori dan juga
memberikan penyempurnaan.
Dengan banyaknya cara berteori seperti yang tertera di atas, tidak menutup kemungkinkan
adanya cara-cara berteori yang lebih mudah (simpel) lagi. Melihat fungsi dari berteori itu sebuah
teori sekiranya mampu menggambarkan, menjelaskan (sebab-akibat), karena itu lalu dapat
digunakan untuk memprediksi atau meramalkan lebih lanjutnya. Serta menilik pula pada kriteria
teori yang baik sebagaimana yang telah kita baca di atas alenia ini, maka penulis menyarankan,
bagi siapapun yang hendak berteori, agar memilih cara-cara yang ia anggap memudahkan
jangan sebaliknya dan pastinnya dengan berpacuan kepada kriteria teori yang baik.
2. A. Teori Kurikulum
Sebelumnya kita telah sedikit mengenal apa yang dimaksud dengan teori, selanjutnya kita
coba mengenali apa yang dimaksud akan kurikulum. Kurikulum yang terambil dari bahasa latin,
yakni curriculae, artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada saat itu
kurikulum tidak ubahnya hanya sebagai sarana mendapatkan ijazah, dalam arti pastinya ijazah
adalah bukti seorang murid telah melewati kurikulum yang berupa rencana pelajaran. Layaknya
pelari yang harus melewati jarak yang ditentukan dan berakhir pada suatu titik finish.
Pendapat lain akan kurikulum adalah kurikulum memuat isi dan materi pelajaran. Kurikulum
ialah sejumlah mata ajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh

sejumlah pengetahuan.
Salah satu sub teori dari teori pendidikan adalah teori kurikulum, teori kurikulum, yaitu
sebagai suatu perangkat pernyataan yang memberikan makna terhadap kurikulum sekolah,
makna tersebut terjadi karena adanya penegasan hubungan antara unsur-unsur kurikulum,
karena adanya petunjuk perkembangan, penggunaan dan evaluasi kurikulum.

B. Konsep Kurikulum
Konsep terpenting yang perlu mendapatkan penjelasan dalam teori kurikulum adalah konsep
kurikulum. Ada tiga konsep tentang kurikulum, kurikulum sebagai substansi, sebagai sistem,
dan sebagai bidang studi.
a. Konsep pertama, kurikulum sebagai suatu substansi:
Suatu kurikulum, dipandang orang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi murid-murid di
sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum juga dapat
menunjuk kepada suatu dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan
belajar-mengajar, jadwal, dan evaluasi. Suatu kurikulum juga dapat digambarkan sebagai
dokumen tertulis sebagai hasil persetujuan bersama antara para penyusun kurikulum dan
pemegang kebijaksanaan pendidikan dengan masyarakat. Suatu kurikulum juga dapat
mencakup lingkup tertentu, suatu sekolah, suatu kabupaten, propinsi, ataupun seluruh negara.
b. Konsep kedua, adalah kurikulum sebagai suatu sistem:
Yaitu sistem kurikulum. Sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem persekolahan, sistem
pendidikan, bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup struktur personalia,
dan prosedur kerja bagaimana cara menyusun suatu kurikulum, melaksanakan,
mengevaluasi, dan menyempurnakannya. Hasil dari suatu sistem kurikulum adalah
tersusunnya suatu kurikulum, dan fungsi dari sistem kurikulum adalah bagaimana memelihara
kurikulum agar tetap dinamis.
c. Konsep ketiga, kurikulum sebagai suatu bidang studi:
Yaitu bidang studi kurikulum. Ini merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli
pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah mengembangkan
ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum. Mereka yang mendalami bidang kurikulum
mempelajari konsep-konsep dasar tentang kurikulum. Melalui studi kepustakaan dan berbagai
kegiatan penelitian dan percobaan, mereka menemukan hal-hal barn yang dapat memperkaya
dan memperkuat bidang studi kurikulum.
Seperti halnya para ahli ilmu sosial lainnya, para ahli teori kurikulum juga dituntut untuk:
(1) mengembangkan definisi-definisi deskriptif dan preskriptif dari istilah-istilah teknis,
(2) mengadakan klasifikasi tentang pengetahuan yang telah ada dalam pengetahuanpengetahuan baru,
(3) melakukan penelitian inferensial dan prediktif,
(4) mengembangkan subsubteori kurikulum, mengembangkan dan melaksanakan modelmodel kurikulum.
Keempat tuntutan tersebut menjadi kewajiban seorang ahli teori kurikulum. Melalui pencapaian
keempat hal tersebut baik sebagai subtansi, sebagai sistem, maupun bidang studi kurikulum
dapat bertahan dan dikembangkan.

C. Perkembangan Teori Kurikulum


1. Franklin Bobbit : kehidupan manusia terbentuk oleh sejumlah kecakapan, diperoleh melalui
pendidikan yakni penguasaan pengetahuan, keterampilan, sikap, kebiasaan, apresiasi tujuan
Kurikulum. Keseluruhan tujuan & pengalaman menjadi bahan kajian teori kurikulum.
2. 1920 : pengaruh pendidikan progresif berkembang gerakan pendidikan yang berpusat pada
anak. Isi kurikulum didasarkan pada minat & kebutuhan siswa.

3. Caswell : konsep kurikulum yang berpusat pada masyarakat kurikulum interaktif yang
menekankan pada partisipasi guru.
4. 1947 : dirumuskan 3 tugas teori kurikulum :
Identifikasi masalah yang muncul dalam pengembangan kurikulum.
Menghubungkan masalah dengan struktur yang mendukungnya.
Meramalakan pendekatan di masa yang akan datang..
5. Ralph W Tyler : 4 pertanyaan pokok inti kajian kurikulum :
1. Tujuan
2. Pengalaman pendidikan
3. Organisasi pengalaman
4. Evaluasi
6. 1963 : Beauchamp : teori kurikulum berhubungan erat dengan teori-teori lain
Othanel Smith : sumbangan filsafat terhadap teori kurikulum (perumusan tujuan & penyusunan
bahan).
5. Mc Donald (1964) : 4 sistem dalam persekolahan yakni kurikulum, pengajaran, mengajar,
belajar.
6. Beauchamp (1960 1965) : 6 komponen kurikulum sebagai bidang studi (1) landasan
kurikulum, (2) isi kurikulum, (3) disain kurikulum, (4) rekayasa kurikulum, (5) evaluasi kurikulum,
(6) penelitian dan pengembangan.
7. Mauritz Johnson (1967) : membedakan kurikulum (tujuan) dengan proses pengembangan
kurikulum. Pengalaman belajar merupakan bagian dari pengajaran.

D. Sumber Pengembangan Kurikulum


Kurikulum bersumber dari hasil analisis pekerjaan dan kehidupan orang dewasa
Kurikulum bersumber dari semua unsur budaya
Kurikulum bersumber dari anak
Kurikulum bersumber dari dari pengalaman kurikulum yang telah lalu
Kurikulum bersumber dari nilai
Kurikulum bersumber dari kekuasaan sosial-politik

E. Curriculum Design dan Curriculum Engineering


Subteori dari teori kurikulum ada dua, yaitu Curriculum design dan curriculum engineering.
Curriculum design merupakan suatu pengorganisasian tujuan, isi, serta proses belajar yang
akan diikuti siswa pada berbagai tahap perkembangan pendidikan.
Curriculum engineering berkenaan dengan bagaimana proses memfungsikan kurikulum di
sekolah, upaya-upaya yang perlu dilakukan para pengelola kurikulum agar kurikulum dapat
berfungsi sebaik-baiknya.

BAB III
KESIMPULAN
Dari keseluruhan ulasan tentang hal-hal yang memiliki korelasi dengan teori
kurikulum, penulis mengambil atau menukil pendapat Beauchamp yang
mengemukakan lima prinsip dalam pengembangan teori kurikulum, yaitu :
a) Setiap teori kurikulum harus diulai dengan perumusan (definisi) tentang
rangkaian kejadian yang dicakupnya.
b) Setiap teori kurikulum harus mempunyai kejelasan tentang nilai-nilai dan
sumber-sumber pangkal toaknya.
c) Setiap teori kurikulum erlu menjelaskan karakteristik dari desain kurikulumnya.
d) Setiap teori kurikulum harus menggambarkan proses-proses penentuan
kurikulumnya serta interaksi di antara proses tersebut.
e) Setiap teori kurikulum hendaknya menyiapkan diri bagi proses
penyempurnaannya.

DAFTAR PUSTAKA
Dr. Hamidi, M.Si, Metode Penelitian dan Teori Komunikasi, Malang : UNMU Malang,
2007.
Dr. Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2005
Sukmadinata Nana Syaodih, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek,
Bandung :
PT Remaja Rosdakarya, 2006.

Anda mungkin juga menyukai