Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH SISTEM MUSCULOSKELETAL 1

OSTEOMALASIA

Oleh :
KELOMPOK 6

Eka Syammirawati
Santy Elmiyati
Sari Agustin
Rizki Wulandari
M. Thariq Al Hakim
Maghfirotul Farid
Tulus Prasetya

14142010006
141420100
141420100
141420100
141420100
141420100
1414201001

STIKES NGUDIA HUSADA MADURA


BANGKALAN
2016

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala


Rahmat dan Hidayah-Nya yang telah diberikan kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Muskuloskeletal 1 yang berjudul OSTEOMALASIA
Makalah ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu kami ucapkan terima kasih kepada :
Teman -teman satu kelompok yang telah bekerja sama dalam membantu membuat
dan menyelesaikan makalah ini.
Dari pembuatan makalah ini kami menyadari bahwa makalah yang kami
buat ini masih jauh dari kesempurnaan, baik isi maupun penyusunannya, sehingga
dengan hal tersebut kami menerima segala kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan penyusunan makalah ini. Demikianlah makalah ini di susun,
semoga makalah ini dapat menjadi sumbangan yang berharga serta bermanfaat
bagi semua pihak.

Bangkalan , 31 Agustus 2016

Kelompok 6

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu mineral utama penyusun tulang adalah kalsium.
Kurangnya konsumsi kalsium akan mengakibatkan berkurangnya kalsium
yang terdapat pada tulang, sehingga semakin lama akan terjadi perubahan
pada struktur tulang. Akibatnya tulang menjadi kehilangan kepadatan dan
kekuatannya, sehingga mudah retak atau patah.
Osteomalasia

adalah

perubahan

patologik

berupa

hilangnya

mineralisasi tulang yang disebabkan berkurangnya kadar kalsium fosfat


sampai tingkat di bawah kadar yang diperlukan untuk mineralisasi matriks
tulang normal, hasil akhirnya ialah rasio antara mineral tulang dengan
matriks tulang berkurang.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan osteomalasia . Kekurangan
kalsium dan vitamin D terutama di masa kecil dan remaja saat di mana
terjadi pembentukan massa tulang yang maksimal, merupakan penyebab
utama osteomalasia Konsumsi kalsium yang rendah atau menurunnya
kemampuan tubuh untuk menyerap kalsium yang umumnya terjadi pada
dewasa , dapat menyebabkan osteomalasia ,selain itu ganguan pada
sindroma malabsorbsi usus ,penyakit hati ,gagal ginjal kronis dapat juga
menyebab terjadinya osteomalasia.
Terjadinya osteomalasia merupakan rangkaian awal terjadinya
osteoporosis .pada saat sekarang ini angka kejadian tersebut sangat
meningkat tajam baik pada anak anak ,dewasa atau pun orang tua.
Berdasarkan hasil penelitian University of Otago, Selandia Baru,
bekerja sama dengan Seameo Tropmed RCCN, Universitas Indonesia dan
Universitas Putra Malaysia, yang dipublikasikan European Journal of
Clinical Nutrition tahun 2007, perempuan Indonesia hanya mengonsumsi
270 miligram kalsium per hari.

Hal tersebut berarti asupan perempuan Indonesia bahkan kurang dari


50% rekomendasi kalsium harian yang dibutuhkan untuk menjaga kekuatan
dan kesehatan tulang.
Asupan yang kurang dari 50% rekomendasi harian tersebut bahkan
juga terjadi di 9 negara Asia, seperti terlihat pada penelitian yang dilakukan
Lyengar dan tim pada 2004. Kebutuhan kalsium yang dianjurkan per
harinya adalah 1.000-1.200 mg.
Data kepadatan tulang yang dianalisa oleh Pusat Penelitian dan
Pengembangan (Puslitbang) Gizi Bogor pada 2005, ditemukan bahwa 2 dari
5 orang Indonesia berisiko menderita kerapuhan tulang
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1 Seperti apakah anatomi fisiologi dari Tulang?
1.2.2 Apa pengertian dari Osteomalasia?
1.2.3 Apa saja etiologi dari Osteomalasia?
1.2.4 Bagaimanakah patofisiologi Osteomalasia?
1.2.5 Bagaimana manifestasi dari Osteomalasia?
1.2.6 Apa saja pemeriksaan penunjang dari Osteomalasia?
1.2.7 Bagaimana penatalaksanaannya?
1.2.8 Bagaimana asuhan keperawatan Osteomalasia?
1.3. Tujuan Penulisan
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas Sistem Muskuloskeletal yang berupa
makalah tentang osteomalasia.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Menjelaskan anatomi fisiologi Tulang
2. Menjelaskan pengertian dari Osteomalasia
3. Menjelaskan etiologi dari Osteomalasia
4. Menjelaskan patofisiologi dari Osteomalasia
5. Menjelaskan manifestasi Osteomalasia
6. Menjelaskan pemeriksaan penunjang dari Osteomalasia
7. Menjelaskan bagaimana penatalksanaan dari Osteomalasia
8. Menjelaskan asuhan keperawatan pasien Osteomalasia
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1. Bagi Pembaca:

Untuk menambah wawasan kita mengenai pengertian, penyebab,


patofisiologi, tanda gejala, serta tatalaksana dari Osteomalasia
tersebut.
1.4.2. Bagi Penulis:
Terpenuhinya tugas sistem musculoskeletal yang berupa makalah
Osteomalasia.

BAB 2
ISI
2.1. Anatomi Fisiologi Tulang
Anatomi sistem skelet ada 206 tulang dalam tubuh manusia ,yang
terbagi dalam kategori tulang panjang ,tulang pendek ,tulang pipih dan
tulang tak teratur .Bentuk dan kontriksi tulang tertentu ditentukan oleh
fungsi dan gaya yang bekerja padanya .

Tulang tersusun oleh jaringan tulang kanselus atau kortikal, tulang


terdiri atas batang tulang ( diafisis ) yang terdiri darikortikal . ujung tulang
panjang yang disebut epifisis dan terutama tersusun oleh tulang canselus
.plat epifisis memisahkan epifisis dari diafisis dan merupakan pusat
pertumbuhan longitudinal pada anak anak .ujung tulang panjang di tutup
oleh kartilago artikular pada sendi sendinya .tulang panjang disusun
untuk menyangga berat badan dan gerakan .tulang pendek terdiri dari
tulang canselus ditutpi selapis tulang kompak ,tulang pipih merupakan

tempat penting untuk hematopoesis ,dan sering memberikan perlindungan


bagi organ vital .tulang pipih tersusun dari tulang calselus diantara 2
tulang kompak .tulang tak tetratur mempunyai bentuk yang unik ,sesuai
dengan fungsinya.secara umum struktur tulang tak teratur sama dengan
tulang pipih .

Tulang tersusun atas sel ,matriks tulang ,protein dan deposit


mineral ,sel sel nya terdiri atas 3 jenis dasar yaitu Ostoblas ,Osteosit dan
Osteosklas .

1. Osteoblas berfungsi dalam pembentukan tulang dengan mensekresikan


matriks tulang .matrik tulang tersusun atas 98% kolagen dan 2%
substansi dasar dan proteiglikan .matrik merupakan kerangka dimana
garam garan mineral anorganik ditimbun.

2. Osteosit adalah sel dewasa yang terlibat dalam pemeliharaan fungsi


tulang dan terletak dalam osteon .
3. Osteoklas adalah sel multi nuclear

yang

berperan

dalam

penghancuran , resobsi dan remodeling tulang. Osteon merupakan unit


fungsional mikroskopis tulang dewasa .di tengah osteon terdapat
kapiler .di keliling kapiler tersebut merupakan matrik tulng yang
disebut lamella .di dalam lamella terdapat osteosit yang memperoleh
nutrisi melaui proses yang berlanjut ke dalam kanalikuli yang halus .

Pertumbuhan dan perkembangan tulang merupakan suatu proses


pembentukan tulang dalam tubuh. Karena adanya matriks yang keras
dalam tulang,maka pertumbuhan interstisial tulang,seperti yang terjadi
pada kartilago, tidak mungkin terjadi dan tulang terbentuk melalui
penggantian jaringan yang sudah ada. Tulang mempertahankan bentuk
eksternalnya selama masa pertumbuhan akibat proses reorganisasi
konstan, disertai proses pengerassan tulang dan proses resorpsi yang
terjadi pada pada permukaan di dalam tulang.Tulang adalah jaringan
plastik yang hidup. Tulang mengadaptasikan bentuk dan arsitekturnya
terhadap stress, aktifitas, saat pemakaian, saat tidak dipakai, dan penyakit
melalui keseimbangan kerja osteoblas dan osteoklas yang dikendalikan
oleh faktor hormon dan nutrisi.

2.2. Definisi

Osteomalasia adalah penyakit metabolisme tulang yang


dikarakteristikkan oleh kurangnya mineral dari tulang

(menyerupai penyakit yang menyerang anak-anak yang


disebut rickets) pada orang dewasa.
Osteomalasia berlangsung kronis dan terjadi deformitas skeletal,
terjadi tidak separah dengan yang menyerang anak-anak karena pada orang
dewasa pertumbuhan tulang sudah lengkap (komplit). ( Smeltzer. 2001 )
Osteomalasia adalah penyakit metabolisme tulang yang ditandai
dengan

tidakmemadainya

mineralisasi

tulang.

Pada

orang

dewasa,osteomalasia bersifat kronis dan deformitas skeletalnya tidak seberat


pada anak karena pertumbuhan skeletal telah selesai.pada pasien ini,
sejumlah besar osteosid atau remodelling tulang baru tidak mengalami
kalsifikasi. (Suratun,Heriyati,Santa manurung,Een raenah. 2008)

Osteomalasia adalah penyakit pada orang dewasa yang ditandai


oleh gagalnya pendepositan kalsium kedalam tulang yang baru tumbuh.
Istilah lain dari osteomalasia adalah soft bone atau tulang lunak.
Penyakit ini mirip dengan rakitis, hanya saja pada penyakit ini tidak
ditemukan kelainan pada lempeng epifisis (tempat pertumbuhan tulang
pada anak) karena pada orang dewasa sudah tidak lagi dijumpai lempeng
epifisis.
Osteomalasia

ialah

perubahan

patologik

berupa

hilangnya

mineralisasi tulang yang disebabkan berkurangnya kadar kalsium fosfat


sampai tingkat di bawah kadar yang diperlukan untuk mineralisasi matriks
tulang normal, hasil akhirnya ialah rasio antara mineral tulang dengan
matriks tulang berkurang. (............)
2.3. Etiologi
Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak mengalami osteomalasia
yaitu:
1. Anak kekurangan kalsium dan vitamin D. Anak yang kekurangan
kalsium akan mengalami gangguan pada proses mineralisasi. Demikian
juga apabila ia kekurangan vitamin D. Di dalam tubuh vitamin D
berfungsi membantu penyerapan kalsium di dalam tubuh. Jika kedua
unsur ini tidak terpenuhi dalam makanan tulang-tulang anak menjadi
lunak dan mudah patah. Proses mineralisasi adalah proses - proses
terakhir pembentukan tulang. Jika kebutuhan kalsium anak tercukupi
maka otomatis proses mineralisasi dalam tubuhnya akan berlangsung
dengan baik.
Kebutuhan Kalsium Per Hari pada anak:
Umur
Usia 0 - 6 bulan
Usia 6 bulan - 1 tahun
Usia 1 - 3 tahun
Usia 4 -8 tahun

Kebutuhan Kalsium
Kalsium 210 Mg/ hari
Kalsium 270 Mg/ hari
Kalsium 500 Mg/ hari
Kalsium 800 Mg/ hari

2. Anak menderita gangguan hati seperti sirosis. Hal ini karena organ
hatinya tak mampu memroses vitamin D sehingga fase mineralisasi
tidak terjadi.

3. Adanya gangguan fungsi ginjal sehingga proses ekskresi/pembuangan


kalsium akan meningkat. Dengan begitu proses mineralisasi akan
terhambat.
4. Pemakaian obat dalam jangka waktu panjang. Pada kasus tertentu, efek
pemakaian obat seperti streroid dalam jangka waktu yang panjang rentan
terhadap penyakit ini.
5. Gangguan malabsorbsi
Penyebab utama osteomalasia yang terjadi setelah masa anak-anak
ialah:
1. Menurunnya penyerapan vitamin D akibat penyakit bilier, penyakit
mukosa usus halus proksimal dan penyakit ileum.
2. Peningkatan katabolisme vitamin D akibat obat yang menyebabkan
peningkatan kerja enzim-enzim oksidase hati.
3. Gangguan tubulus renalis yang disertai terbuangnya fosfat (acquired),
renal tubular acidosis yang disertai disproteinemia kronik.
4. Gangguan hormon, hormon yang mempengaruhi pertumbuhan tulang
antara lain :
a. Hormon somatotrof (growth stimulating hormane) : Hormon ini
berfungsi

dalam

menstimulasi

pertumbuhan

tubuh

terutama pada bagian epifisis tulang panjang. Hormon


pertumbuhan

ini

disekresi

terutama

selama

masa

pertumbuhan, tetapi kemudian berkurang pada waktu


pubertas.

Somatotropin berperan dalam mengendalikan pertumbuhan tulang,


otot dan organ serta memengaruhi kecepatan pertumbuhan tubuh
dengan memberikan stimulasi kepada hati untuk mensekresi hormon
somatomedin, sebuah hormon perkembangan yang memberikan
stimulasi lebih lanjut terhadap sel untuk berkembangbiak.
Setelah pubertas, sekresi berlangsung dengan kecepatan hampir sama
seperti waktu anak-anak. Selanjutnya kecepatan sekresi meningkat
atau menurun dalam keadaan seseorang stres, gerak badan, gelisah,
dan trauma.
Kekurangan hormon ini pada usia dini menyebabkan
berhentinya

pertumbuhan

(dwarfisme),

sedangkan

sehingga

kelebihan

menjadi

hormon

ini

kerdil
akan

menyebabkan pertumbuhan menjadi bertambah secara

abnormal

sehingga

tubuh

menjadi

sangat

tinggi

(gigantisme). Jika kelebihan hormon ini terjadi setelah


dewasa, yaitu ketika pertumbuhan tulang dan cakram
epifise

sudah

bergabung,

maka

keadaan

ini

disebut

akromegali. Akromegali ditandai dengan pertumbuhan tak


seimbang pada tulang rahang, jari, tangan, kaki, dan

b.

hidung.
Hormone paratiroid

Kelenjar

paratiroid

adalah

sebuah

kelenjar endokrin di leher


yang
hormon
Manusia

memproduksi
paratiroid.
biasanya

mempunyai empat kelenjar paratiroid,


yang biasanya terdapat di bagian belakang daripada kelenjar tiroid
atau kelenjar yang dekat dengan kelenjar tiroid sehingga disebebut
dengan "paratiroid".
Hormon paratiroid mengontrol jumlah kalsium di darah dan di
dalam tulang. Hormon Paratiroid bisa menurun sangat rendah pada
pasien post operasi pengangkatan kelenjar tiroid karena ikut
terangkatnya kelenjar paratiroid yang akibatnya adalah penurunan
kadar kalsium dalam darah hipokalsemia.
Hormon Paratiroid mengakibatkan : peningkatan resorpsi kalsium
dari tulang, peningkatan reabsorbsi kalsium di ginjal, peningkatan
absorbsi kalsium di Saluran cerna oleh Vitamin D. Namun,
Peningkatan

kadar

hormon

paratiroid

juga

mengakibatkan

penurunan kadar fosfat dalam darah, karena hormon ini


meningkatkan sekresi fosfat dalam darah.
c. Hormon Kalsitonin adalah hormon yang diproduksi oleh sel
parafolikular dari kelenjar tiroid. Kalsitonin dapat mengurangi kadar

kalsium dalam aliran darah dengan menghambat aksi perombakan


sel tulang oleh osteoklas, sel-sel yang menghancurkan matrix
ekstraseluler. Sekresi hormone kalsitonin mengontrol umpan balik
negative.
Ketika kalsium dalam darah tinggi, kalsitonin menurunkan kalsium
dan fosfat dalam darah dengan menghambat resorbsi tulang
(pemecahan/penghancuran matrix extraseluler tulang) oleh osteoklas
dan meningkatkan uptake kalsium dan fosfat ke dalam matrix
ekstraseluler tulang. Miacalcin, sebuah ekstak kalsitonin dari ikan
salmon sepuluh kali lebih manjur daripada kalsitonin hasil sekresi
dari tubuh manusia, ini dapat menjadi resep untuk mencegah
osteoporosis.
Kalsitonin diproduksi oleh sel C kelenjar tiroid, juga memiliki
pengaruh pada kadar kalsium plasma. Seperti PTH, kalsitonin
memiliki dua efek pada tulang, tetapi dalam hal ini kedua efek
menurunkan kadar kalsium plasma. Pertama dalam jangka pendek
kalsitonin menurunkan perpindahan kalsium dari cairan tulang ke
dalam plasma. Kedua, dalam jangka panjang kalsitonin menurunkan
resorpsi tulang menurunkan

kadar fosfat

serta mengurangi

konsentrasi kalsium plasma. Efek hipokalsemik dan hipofosfatemik


kalsitonin seluruhnya disebabkan oleh efek hormon ini pada tulang.
Hormon ini tidak berefek pada ginjal atau usus.

2.4. Patofisiologi
Ada berbagai macam penyebab dari osteomalasia yang umumnya
menyebabkan gangguan metabolisme mineral. Faktor yang berbahaya untuk
perkembangan osteomalasia diantaranya kesalahan diet, malabsorbsi,
gastrectomy, gagal ginjal kronik, terapi anticonvulsan jangka lama
(phenyton, phenobarbital) dan insufisiensi vitamin D (diet, sinar matahari).
Tipe malnutrisi (defisiensi vitamin D sering digolongkan dalam hal
kekurangan calsium) terutama gangguan fungsi menuju kerusakan, tetapi
faktor makanan dan kurangnya pengetahuan tentang nutrisi yang juga dapat
menjadi faktor pencetus hal itu terjadi dengan frekuensi tersering dimana
kandungan vitamin D dalam makanan kurang dan adanya kesalahan diet
serta kurangnya sinar matahari.
Osteomalasia kemungkinan terjadi sebagai akibat dari kegagalan
dari absorbsi calsium atau kekurangan calsium dari tubuh. Gangguan
gastrointestinal

dimana

kurangnya

absorbsi

lemak

menyebabkan

osteomalasia. Kekurangan lain selain vitamin D (semua vitamin yang larut


dalam lemak) dan kalsium. Ekskresi yang paling terakhir terdapat dalam
faeces bercampur dengan asam lemak (fatty acid). Sebagai contoh dapat
terjadi gangguan diantaranya celiac disease, obstruksi sistem pencernaan
kronik, pankreatitis kronis dan reseksi perut yang kecil. Lagi pula penyakit
hati dan ginjal dapat menyebabkan kekurangan vitamin D, karenanya organorgan tersebut mengubah vitamin D ke dalam bentuk aktif. Terakhir,
hyperparatiroid menunjang terjadinya kekurangan pembentukan calsium,
dengan demikian osteomalasia menyebabkan kenaikan ekskresi fosfat dalam
urine.

2.5. WOC

Gangguan Fungsi Usus Halus

Gangguan Penyerapan
Ca2+ & Vit.D di Usus

Gagal Ginjal Kronis


Kekurangan Asupan Vitamin D dan Ca2
Sirosis Hepatis

Kegagalan Perubahan Vit.D


menjadi Bentuk Aktif

Kadar Ca2+ & Vit.D


Berkurang dalam Tubuh

Kegagalan Mineralisasi
Struktur Tulang
Proses Kalsifikasi
Terhambat
Kepadatan Tulang

Terjadi Perlunakan dan


Perlemahan Kerangka Tulang
OSTEOMALASIA

Terjadi kompresi pada


BB

Penipisan tulang dan


kelemahan otot

Kelainan bentuk tulang

Deformitas

Tulang melengkung

Ggn cara berjalan,


kifosis, pemendekan
tinggi badan

Gg. body

Resiko
Cedera

Gg.
Mobilitas

2.6 Manifestasi Klinis

Umumnya gejala yang


memperberat dari osteomalasia adalah :
1. Nyeri tulang dan kelemahan.
2. Sebagai akibat dari defisiensi kalsium, biasanya terdapat kelemahan otot,
3. Pasien kemudian nampak terhuyung-huyung atau cara berjalan
loyo/lemah..
4. Nyeri tulang yang dirasakan menyebar, terutama pada daerah pinggang
5.
6.
7.
8.
9.

dan paha
Kaki terjadi bengkok (karena tinggi badan dan kerapuhan tulang),
Vertebra menjadi tertekan,
Pemendekan batang tubuh pasien dan kelainan bentuk thoraks (kifosis).
Penurunan berat badan
Anoreksia

Pada anak anak


1. Munculnya tonjolan tulang pada sambungan antara tulang iga dan tulang
rawan di bagian dada.
2. Tulang terasa lunak dan jika disenduh akan merasakan nyeri mengigit
3. Sakit pada seluruh tulang tubuhnya
4. Mengalami gangguan motorik karena kurang beraktivitas dan menjadi
pasif.
5. Merasakan sakit saat duduk & mengalami kesulitan bangun dari posisi
duduk ke posisi berdiri.
6. Mudah Sekali mengalami patah tulang. Terutama di bagian tulang panjang
seperti tulang lengan atau tulang kaki.

2.7 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medik
a. Jika penyebabnya kekurangan vitamin D, maka dapat disuntikkan
vitamin D 200.000 IU per minggu selama 4-6 minggu, yang
kemudian dilanjutkan dengan 1.600 IU setiap hari atau 200.000 IU
setiap 4-6 bulan.
b. Jika terjadi kekurangan fosfat (hipofosfatemia), maka dapat diobati
dengan mengonsumsi 1,25-dihydroxy vitamin D.
2. Penatalaksanan non medik
a. Jika kekurangan kalsium maka yang harus dilakukan adalah
memperbanyak konsumsi unsur kalsium. Agar sel osteoblas
(pembentuk tulang) bisa bekerja lebih keras lagi. Selain
mengkonsumsi sayur-sayuran, buah, tahu, tempe, ikan teri, daging,
yogurt. Konsumsi suplemen kalsium sangatlah disarankan.
b. Jika kekurangan vitamin D, sangat dianjurkan

untuk

memperbanyak konsumsi makanan seperti ikan salmon, kuning


telur, minyak ikan, dan susu. Untuk membantu pembentukan
vitamin D dalam tubuh cobalah sering berjemur di bawah sinar
matahari pagi antara pukul 7 - 9 pagi dan sore pada pukul 16 17
c. Makan makanan yang kaya akan kalsium dan vitamin D
1. Yogurt : kebanyakan orang mendapatkan vitamin D melalui
paparan sinar matahari, tapi makanan tertentu, seperti yoghurt
juga kaya dengan vitamin D. Satu cangkir yoghurt bebas
lemak cukup untuk memenuhi kebutuhan kalsium harian
Anda.
2. Susu : delapan ons susu bebas lemak akan menghasilkan 90
kalori. Pilihlah produk susu tanpa lemak yang diperkaya
dengan vitamin D untuk mendapatkan manfaat ganda.
Seandainya tidak gemar susu murni, bisa juga digantikan
produk olahan seperti smothies atau jus buah yang dicampur
dengan susu.
3. Keju : hanya karena keju penuh kalsium tidak berarti Anda
perlu makan keju berlebihan. Sebanyak 1,5 ons keju cheddar
mengandung lebih dari 30% dari nilai harian kalsium.
Kebanyakan keju mengandung sedikit vitamin D namun tidak
akan cukup memenuhi kebutuhan kalsium.

4. Ikan sarden : ikan sarden ini biasanya dikemas dalam kaleng.


Ia memiliki pemenuhan kalsium dan Vitamin D yang cukup
tinggi. Rasanya pun gurih bisa ditambahkan di pasta dan
salad.
5. Telur : meskipun telur hanya mengandung 6% vitamin D
harian Anda. Jangan memilih hanya bagian putih atau kuning
saja karena akan mengurangi kalori. Vitamin D justru
terdapat dalam bagian kuning telurnya.
6. Ikan salmon : dikenal karena banyak mengandung lemak
omega 3 yang baik untuk jantung. Sepotong salmon dengan
berat 3 ons sudah memenuhi 100 persen kebutuhan vitamin D
Anda.
7. Bayam : Tidak suka susu? Bayam akan jadi cara favorit
Anda untuk mendapatkan kalsium. Satu cangkir bayam yang
dimasak mengandung hampir 25% dari kebutuhan kalsium
harian Anda. Bayam diperkaya serat, besi, dan vitamin A.
8. Sereal : mengandung 25% vitamin D. Ini adalah cara
termudah daripada memasak ikan salmon atau mesti
berjemur.
9. Ikan tongkol : Tuna atau lemak ikan lainnya merupakan
sumber vitamin D. Tiga ons tuna kaleng mengandung 154 IU,
atau sekitar 39% dari dosis harian Anda dari vitamin sinar
matahari.
10. Sawi hijau : Sama seperti bayam, sayuran berdaun hijau ini
kaya akan kalsium. Satu cangkir sawi yang dimasak
mengandung 25% kalsium untuk kebutuhan harian Anda.
Sawi ini mudah diselipkan dalam makanan Anda.
11. Jus jeruk : Segelas jus jeruk segar yang diperas tidak
memiliki

kalsium

atau

vitamin

D.

Penelitian

telah

menunjukkan bahwa asam askorbat dalam jus jeruk dapat


membantu dengan penyerapan kalsium, sehingga Anda akan
lebih mungkin mendapatkan manfaat dari minuman ini.
2.8 Pemeriksaan Penunjang
1. Kalsium dan fosfat anorganik rendah atau di bawah normal
2. Fosfatase alkali meninggi

3. Rontgen menunjukkan fraktur yang khas (Looser's zones) pada tulangtulang pelvis dan tulang panjang dan terutama metatarsal dan metacarpal
4. Kadar vitamin D

BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN OSTEOMALASIA
3.1. Pengkajian
1. Biografi Klien
Nama lengkap

Umur

Jenis kelamin

Alamat

Pekerjaan

Agama

Status

2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang :
1. Pasien mengeluh nyeri tulang
2. Ekstremitas disertai nyeri tekan
3. Kelemahan otot
4. Cara jalan bebek atau pincang
b. Riwayat kesehatan dahulu :
1. Kemungkinan klien pernah Malabsorbsi
2. Kekurangan calsium dalam diet
3. Klien pernah mengalami gagal ginjal kronik
4. Klien pernah mengalami gangguan hati
c. Riwayat kesehatan keluarga :
1. Orangtua klien pernah mengalami osteomalasia
3. Pemeriksaan Fisik
a. Ekstermitas
1. Deformitas skelet
2. Deformitas vertebra
3. Deformitas lengkungan tulang panjang
4. Otot Lemah
b. Data dasar Pengkajian
1. Aktivitas / istirahat
Tanda : keterbatasan fungsi pada bagian yang terkena, nyeri
2. Sirkulasi
Tanda : takikardia ( Respon stress )
3. Neurosensori
Gejala : hilang gerakan
Tanda : Deformitas local, kelemahan
4. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : nyeri tekan
c. Pemeriksaan Diagnostik

Pada foto x ray umumnya nampak kekurangan mineral dari tulang


sangat nyata. Berdasar dari vertebra mungkin menunjukkan fraktur
kompressi dengan nyeri pada ujung vertebra. Pemeriksaan
laboratorium menunjukkan lambatnya rata-rata serum kalsium dan
jumlah fosfor serta kurangnya kenaikan alkaline phosfat. Ekskresi
urine calsium dan creatinin lambat.
3.2 Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri b/d kelemahan , cedera pada jaringan lunak
2. Gangguan mobilitas fisik b/d deformitas
3. Resiko cidera b/d deformitas
4. Gangguan citra diri b/d deformitas
3.3 Intervensi
1. Nyeri b/d kelemahan , cedera pada jaringan lunak
Tujuan : Setelah di intervensi selama 3x6 jam keluhan nyeri pasien
berkurang / hilang
Kriteria Hasil :
a. Wajah tidak meringis
b. kala 0
c. Pasien mengatakan nyeri berkurang / hilang
Intervensi

Rasional

Mandiri
Berikan kompres hangat
Observasi
Kaji

status

frekuensi,

nyeri

durasi,

Mengurangi sensasi nyeri

lokasi, Mempengaruhi

dan

pilihan/pengawasa

skala keefektifan intervensi

nyeri )
HE
Ajarkan teknik manajemen nyeri Membantu menghilangkan perasaan
seperti teknik relaksasi napas nyeri
dalam, visualisasi, dan bimbingan
imajinasi
Kolaborasi
Kolaborasi

Berikan

analgesik Mengurangi keluhan nyeri

sesuai kebutuhan untuk nyeri

2. Gangguan mobilitas fisik b/d deformitas


Tujuan : Setelah di intervensi selama 3x24 jam
Kriteria Hasil :
a. Meningkatkan/mempertahankan mobilitas pada tingkat paling tinggi
yang mungkin
b. Mempertahankan posisi fungsional
Intervensi

Rasional

Mandiri
Lakukan body mechanic dan ambulasi
Observasi

Melatih otot-otot

Kaji tingkat kemampuan ROM aktif Mengatahui


pasien
Kolaborasi
Kolaborasi

tentang

penyakit yang di derita


dengan

fisioterapi

dalam Meningkatkan

posisi

penanganan traksi yang boleh digerakkan fungsional


dan yang belum boleh digerakkan
3. Resiko cidera b/d deformitas
Tujuan : Setelah di intervensi selama 3x24 jam pasien tidak mengalami
cedera
Kriteria Hasil :
1. Pasien aman dari jatuh/cedera
2. Terhindar dari komplikasi
Intervensi

Rasional

Mandiri
Lakukan modifikasi lingkungan agar lebih Mencegah adanya cedera /
aman (memasang pinggiran tempat tidur, jatuh
dll)
Observasi
1. Kaji ulang adanya faktor-faktor resiko Mengetahui perkembangan
jatuh pada klien dan Tulis, laporkan terhadap faktor-faktor resiko
adanya faktor-faktor resiko
jatuh
2. Pantau klien secara berkala terutama 3
Mengetahui perkembangan
hari pertama kunjungan rumah
pasien
4. Gangguan citra diri b/d deformitas

Tujuan : Setelah di intervensi selama 1x24 jam pasien menerima pada diri
sendiri dalam situasional
Kriteria Hasil :
1. Mengungkapkan peningkatan rasa harga diri dalam hubungannya
dengan diagnosis
2. Mengungkapkan persepsi realistis dan penerimaan diri dalam
perubahan peran/gaya hidup
Intervensi

Rasional

Mandiri
Dorong klien untuk menyebutkan aspek Memperbaiki kontrol diri
positif yang ada pada dirinya

dan meningkatkan harga diri


pasien

HE

Mencegah adanya ansietas

Jelaskan tujuan intervensi

terhadap
diberikan

intervensi

yang

BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Osteomalasia

adalah

penyakit

metabolisme

tulang

yang

dikarakteristikkan oleh kurangnya mineral dari tulang (menyerupai


penyakit yang menyerang anak-anak yang disebut rickets) pada orang
dewasa, osteomalasia berlangsung kronis dan terjadi deformitas skeletal,
terjadi tidak separah dengan yang menyerang anak-anak karena pada orang
dewasa pertumbuhan tulang sudah lengkap .( Smeltzer. 2001: 2339 )
Osteomalasia terjadi akibat defisiensi vitamin D ataupun akibat
defisiensi kalsium.Penyakit malabsorbsi ,gangguan hati dan gagal ginjal
kronik dapat juga mengakibatkan terjadinya osteomalasia
Adapun tanda dan gejala dari osteomalasia ini adalah nyeri tulang
dan kelemahan. Sebagai akibat dari defisiensi kalsium, biasanya terdapat
kelemahan otot, pasien kemudian nampak lemah. Nyeri tulang yang
dirasakan menyebar, terutama pada daerah pinggang dan paha .Kemudian
kaki terjadi bengkok (karena tinggi badan dan kerapuhan tulang), vertebra
menjadi tertekan, pemendekan batang tubuh pasien dan kelainan bentuk
thoraks (kifosis).dan banyak tanda dan gejala lainnya.
4.2 Saran
Makalah sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami
sebagai kelompok mengharapkan kritikan dan saran dari dosen
pembimbing dan teman teman sesama mahasiswa. Selain itu penyakit
osteosarkoma ini sangat berbahaya dan kita sebagai host harus bisa
menerapkan pola hidup sehat agar kesehatan kita tetap terjaga.

DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda juall. 2001. Dokumentasi Asuhan Keperawatan Edisi 8. Jakarta :
EGC.
Doenges, E, Marilyn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk
perencanaan keperawatan pasien. Edisi 3 . Jakarta : EGC.
Ganong, W.F. 1999. Fisiologi kedokteran. Jakarta : EGC.
Price, Sylvia & Loiraine M. Wilson. 1998. Patofisiologi Konsep Klinis Proses
Penyakit. Edisi 4. Jakarta : EGC.
Smeltzer & Brenda G. bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Vol III.
Edisi 8. Jakarta : EGC.
Suratun, Heryati, Santa manurung, Een raenah. 2008. Klien gangguan sistem
musculuskeletal. Jakarta : EGC.

Teguh,

Aris.2011.
Askep
osteomalasia.
http://ariesteguh.blogspot.com/2011/11/askep-osteomalasia.html. Diakses tanggal 23
september 2012 pukul 08.30 WIB

Anda mungkin juga menyukai