Bab I Pendahuluan I. Defenisi: Kelenjar
Bab I Pendahuluan I. Defenisi: Kelenjar
PENDAHULUAN
I.
II.
DEFENISI
Tiroid merupakan kelenjar yang berbentuk cuping kembar dan di antara
keduanya dapat daerah yang menggenting. Kelenjar ini terdapat di bawah jakun
di depan trakea. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin yang
mempengaruhi metabolisme sel tubuh dan pengaturan suhu tubuh.
ANATOMI FISIOLOGI TIROID
Tiroid
merupakan
kelenjar
kecil,
dengan diameter sekitar 5 cm
dan terletak di leher, tepat
dibawah jakun. Kedua bagian
tiroid dihubungkan oleh ismus,
sehingga bentuknya menyerupai
huruf H atau dasi kupu-kupu.
Dalam keadaan normal, kelenjar
tiroid tidak terlihat dan hampir
tidak
teraba,
tetapi
bila
membesar,
dokter
dapat
merabanya dengan mudah dan
suatu benjolan bisa tampak
dibawah atau di samping
jakun.Kelenjar
tiroid
menghasilkan hormon tiroid,
yang mengendalikan kecepatan metabolisme tubuh.
Kelenjar
Kelenjar tiroid terdiri dari dua lobus, satu di sebelah kanan dan satu lagi
disebelah kiri. Keduanya dihubungkan oleh suatu struktur ( yang dinamakan
isthmus atau ismus). Setiap lobus berbentuk seperti buah pir. Kelenjar tiroid
mempunyai satu lapisan kapsul yang tipis dan pretracheal fascia. Pada keadaan
tertentu kelenjar tiroid aksesoria dapat ditemui di sepanjang jalur perkembangan
embriologi tiroid.
Ismus dan lobus piramidal. Struktur ismus atau isthmus yang dalam
bahasa latin artinya penyempitan merupakan struktur yang menghubungkan lobus
kiri dan kanan. Posisinya kira-kira setinggi cincin trakea 2-3 dan berukuran sekitar
1,25 cm. Anastomosis di antara kedua arteri thyroidea superior terjadi di sisi atas
ismus, sedangkan cabang-cabang vena thyroidea inferior ber-anastomosis di
1
bawahnya. Pada sebagian orang dapat ditemui lobus tambahan berupa lobus
piramidal yang menjulur dari ismus kebawah.
Salur darah, darah ke kelenjar tiroid dibekalkan oleh arteri superior thyroid
yang merupakan cabang pertama arteri external carotid(ECA). Arteri ini
menembusi pretracheal fascia sebelum sampai ke bahagian superior pole lobe
kelenjar tiroid. Saraf laryngeal terletak berhampiran(di belakang) arteri ini, jadi jika
dalam pembedahan tiroidektomi, kemungkinan besar saraf ini terpotong jika tidak
berhati-hati.
Kelenjar tiroid juga dibekalkan oleh arteri inferior thyroid yang merupakan cabang
daripada thyrocervical trunk(cabang daripada arteri subclavian).
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid, yang mengendalikan kecepatan
metabolisme tubuh.
Hormon tiroid mempengaruhi kecepatan metabolisme tubuh melalui 2 cara:
1. Merangsang hampir setiap jaringan tubuh untuk menghasilkan protein
2. Meningkatkan jumlah oksigen yang digunakan oleh sel.
Hormon tiroid terdapat dalam 2 bentuk:
1. Tiroksin (T4), merupakan bentuk yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid, hanya
memiliki efek yang ringan terhadap kecepatan metabolisme tubuh.
2. Tiroksin dirubah di dalam hati dan organ lainnya ke dalam bentuk aktif, yaitu triiodo-tironin (T3). Perubahan ini menghasilkan sekitar 80% bentuk hormon aktif,
sedangkan 20% sisanya dihasilkan oleh kelenjar tiroid sendiri.
BAB II
ISI
II.1
HORMON YANG DISEKRESIKAN OLEH TIROID
Dua jenis hormon berbeda yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid membentuk
hormon tiroid yaitu tiroksin dan triiodotironin. Kedua hormon ini merupakan asam
amino dengan sifat unik yang mengandung molekul iodium yang terikat pada struktur
asam amino.
a. Tiroksin (T4)
Hormon tiroksin (T4) mengandung empat atom iodium dalam setiap
molekulnya. Hormon ini disintesis dan disimpan dalam keadaan terikat dengan protein
di dalam sel-sel kelenjar tiriod; pelepasannya ke dalam aliran darah terjadi ketika
diperlukan. Kurang lebih 75% hormon tiroid terikat dengan globulin pengikat-protein
(TBG; thyroid-binding globulin). Hormon tiroid yang lain berada dalam keadaan terikat
dengan albumin dan prealbumin pengikat tiroid. Bentuk T4 yang terdapat secara alami
dan turunannya dengan atom karbon asimetrik adalah isomer L. D-Tiroksin hanya
memiliki sedikit aktivitas bentuk L.
Hormon tiroid yang bersirkulasi dalam plasma terikat pada protein plasma, diantaranya:
(1) globulin pengikat tiroksin (TBG).
(2) prealbumin pengikat tiroksin (TBPA).
(3) albumin pengikat tiroksin (TBA).
Dari ketiga protein pengikat tiroksin, TBG mengikat tiroksin yang paling
spesifik. Selain itu, tiroksin mempunyai afinitas yang lebih besar terhadap protein
pengikat ini di bandingkan dengan triiodotironin.7 Secara normal 99,98% T4 dalam
plasma terikat atau sekitar 8 g/dL (103 nmol/L); kadar T4 bebas hanya sekitar 2 ng/dL.
Hanya terdapat sedikit T4 dalam urin. Waktu paruh biologiknya panjang (6-7 hari), dan
volume distribusinya lebih kecil jka dibandingkan dengan cairan ekstra seluler (CES)
sebesar 10L, atau sekitar 15% berat tubuh.
b. Triiodotironin (T3)
Hormon yang merupakan asam amino dengan sifat unik yang mengandung
molekul iodium yang terikat pada asam amino ini hanya mengandung tiga atom iodium
saja dalam setiap molekulnya.6,7 Hormon tiroksin juga di bentuk di jaringan perifer
melalui deiodinasi T4. Hormon triiodotironin (T3) lebih aktif daripada hormon tiroksin
(T4). T4 dan T3 disintesis di dalam koloid melalui iodinasi dan kondensasi molekulmolekul tirosin yang terikat pada linkage peptida dalam triglobulin. Kedua hormon ini
tetap terikat pada triglobulin sampai disekresikan. Sewaktu disekresi, koloid diambil
oleh sel-sel tiroid, ikatan peptida mengalami hidrolisis, dan T3 serta T4 bebas
dilepaskan ke dalam kapiler.
Triiodotironin mempunyai afinitas yang lebih kecil terhadap protein pengikat
TBG dibandingkan dengan tiroksin, menyebabkan triiodotironin lebih mudah berpindah
3
ke jaringan sasaran. Faktor ini yang merupakan alasan mengapa aktivitas metabolik
triiodotironin lebih besar.
T3 mugkin dibentuk melalui kondensasi monoidotirosin (MIT) dengan
diidotirosin (DIT). Dalam tiroid manusia normal, distribusi rata-rata senyawa beriodium
untuk T3 adalah 7%. Kelenjar tiroid manusia mensekresi sekitar 4 g (7 nmol) T3.
Kadar T3 plasma adalah sekitar 0,15 g/dL (2,3 nmol/L), dari 0,15 g/dL yang secara
normal terdapat dalam plasma, 0,2% (0,3 ng/dL) berada dalam keadaan bebas. Sisa
99,8% terikat pada protein, 46% pada TBG dan sebagian besar sisanya pada albumin,
dengan pengikatan transtiretin sangat sedikit.
Tabel 1. Pengikatan Hormon Tiroid Pada Protein Plasma Orang Dewasa Normal
protein
Konsentrasi
plasma (mg/dl)
Globulin pengikat
tiroksin (TBG)
Transiterin
(praalbumin
pengikat tiroksin,
TBPA)
albumin
15
20
3500
13
53
II.2
KELAINAN DALAM SINTESIS & PELEPASAN HORMON
TIROID
A. Defek Metabolik yang Diturunkan (Dishormogenesis)
Defek metabolik yang diturunkan dapat melibatkan setiap fase dari
biosintesis hormonal. Hal ini menimbulkan "dishormogenesis," atau gangguan
sintesis hormon. Pasien ditemukan dengan pembesaran tiroid, atau goiter,
hipotiroidisme ringan hingga berat, serum T3 dan T4 yang rendah dan TSH serum
yang meningkat.
B. Efek Defisiensi Iodida pada Biosintesis Hormon
Suatu diet dengan iodin sangat rendah menurunkan kandungan iodin
intratiroid, meningkatkan rasio intratiroidal MIT terhadap DIT, meningkatkan rasio
T3 terhadap T4, menurunkan sekresi dari T4, dan meningkatkan TSH serum. Pada
orang dewasa, hal ini menimbulkan goiter, dengan suatu ambilan iodin yang tinggi
dan hipotiroidisme ringan sama berat; pada neonatus, hal ini dapat menimbulkan
kretinisme . Adaptasi yang terjadi dapat melibatkan peningkatan sintesis T 3 relatif
terhadap T4 dan 5'-deiodinisasi intratiroidal dari T4 menjadi T3 yang meningkat
menghasilkan suatu campuran hormon yang lebih aktif.
Pasien dengan hipotiroidisme akan datang dengan gambaran tak lazim : neurastenia
dengan gejala kram otot, parestesia, dan kelemahan; anemia; gangguan fungsi
reproduksi, termasuk infertilitas, keterlambatan pubertas atau menoragia; edema
idiopatik, efusi pleurokardial; pertumbuhan terhambat; obstipasi; rinitis kronis atau
suara parau karena edema mukosa nasal atau pita suara; dan depresi berat yang terus
berlanjut menjadi ketidakstabilan emosional atau bahkan jelas-jelas psikosa paranoid.
Pada kasus s eperti ini, pemeriksaan diagnostik akan memastikan atau menyingkirkan
hipotiroid sebagai faktor penunjang.
e. Komplikasi-komplikasi
Koma miksedema
Koma miksedema adalah stadium akhir dari hipotiroidisme yang tidak diobati.
Ditandai oleh kelemahan progresif, stupor, hipotermia, hipoventilasi, hipoglisemia,
hiponatremia, intoksikasi air, syok dan meninggal. Walaupun jarang, ini dapat terjadi
lebih sering dalam masa mendatang, dihubungkan dengan peningkatan penggunaan
radioiodin untuk terapi penyakit Graves, dengan akibat hipotiroidisme permanen.
Karena ini paling sering pada pasien-pasien tua dengan adanya dasar penyakit paru dan
pembuluh darah, mortalitasnya sangat tinggi.
Pasien (atau seorang anggota keluarga bila pasien koma) mungkin ingat akan
penyakit tiroid terdahulu, terapi radioiodin, atau tiroidektomi: Anamnesis menunjukkan
awitan bertahap dari letargi terus berlanjut menjadi stupor atau koma.
Pemeriksaan menunjukkan bradikardi dari hipotermia berat dengan suhu tubuh
mencapai 24 C (75 F). Pasien biasanya wanita tua gemuk dengan kulit kekuningkuningan, suara parau, lidah besar, rambut tipis, mata membengkak, ileus dan refleksrefleks melambat. Mungkin ada tanda-tanda penyakit-penyakit lain seperti pneumonia
infark miokard, trombosis serebral atau perdarahan gastrointestinal. Petunjuk
laboratorium dari diagnosis koma miksedema, termasuk serum "lactescent", karotin
serum yang tinggi, kolesterol serum yang meningkat, dan protein cairan serebrospinalis
yang meningkat. Efusi pleural, perikardial atau abdominal dengan kandungan protein
tinggi bisa juga didapatkan. Tes serum akan menunjukkan FT4 yang rendah dan
biasanya TSH yang sangat meningkat. Asupan iodin radioaktif tiroid adalah rendah dan
antibodi antitiroid biasanya positif kuat, menunjukkan dasar tiroiditis EKG
menunjukkan sinus bradikardi dan tegangan rendah. Seringkali bila pemeriksaan
laboratorium tidak tersedia, diagnosis harus dibuat secara klinis.
Miksedema dan Penyakit Jantung
Dahulu, terapi pasien dengan miksedema dan penyakit jantung, khususnya
penyakit arteri koronaria, sangat sukar karena penggantian levotiroksin seringkali
dihubungkan dengan eksaserbasi angina, gagal jantung, infark miokard. Namun karena
sudah ada angioplasti koronaria dan bypass arteri koronaria, pasien dengan miksedema
dan penyakit arteri koronaria dapat diterapi secara operatif dan terapi penggantian
tiroksin yang lebih cepat dapat ditolerir.
8
tanda atau goiter. Karakteristik adalah TSH disupresi, kadar T4 dan T3 serum yang
meningkat dan tidak adanya arnbilan iodin
radioaktif. Penanganan membutuhkan diskusi yang berhati-hati tentang bahaya
terapi tiroid jangka panjang, terutama kerusakan kardiovaskuler dan hilangnya otot, dan
osteoporosis. Psikoterapi formal mungkin diperlukan.
II.4
Tes TSH
Tes TRH.
Tes FT4
Tes FT3
Tes TSH
Tes fungsi tiroid bertujuan untuk membantu menentukan status tiroid. Tes T4
digunakan untuk menentukan suatu hipotiroidisme atau hipertiroidisme, menentukan
maintenance dose tiroid pada hipotiroidisme dan memonitor hasil pengobatan
antitiroid pada hipertiroidisme. Tes T3 digunakan untuk mendiagnosis hipertiroidisme
dengan kadar T4 normal .
TSHs (Thyroid Stimulating Hormon sensitive) adalah tes TSH generasi ke tiga
yang dapat mendeteksi TSH pada kadar yang sangat rendah sehingga dapat digunakan
sebagai pemeriksaan tunggal dalam menentukan status tiroid dan dilanjutkan dengan tes
FT4 hanya bila dijumpai TSHs yang abnormal. FT4 lebih sensitif daripada FT3 dan
lebih banyak digunakan untuk konfirmasi hipotiroidisme setelah dilakukan tes TSHs .
Tes Thyroid Releasing Hormone (TRH) digunakan untuk mengukur respons
hipofisis terhadap rangsangan TRH, yaitu dengan menentukan kadar TSH serum
sebelum dan sesudah pemberian TRH eksogen. Pada hipertiroidisme klinis atau
subklinis tidak tampak peningkatan TSH setelah pemberian TRH. Sebaliknya bila
pasien eutiroid atau sumbu hipotalamus-hipofisis masih intak, maka hipofisis akan
memberikan respons yang adekuat terhadap rangsangan TRH. Tes TRH yang normal
menyingkirkan diagnosis hipertiroidisme .
Tes TRH hanya dilakukan pada pasien yang dicurigai hipertiroidisme sedangkan
kadar FT4 dan FT3 masih normal atau untuk mengevaluasi kadar TSH yang rendah atau
tidak terdeteksi dengan atau tanpa hiper/hipotiroidisme yang penyebabnya
tidak
diketahui .
B. TES UNTUK MENUNJUKKAN PENYEBAB GANGGUAN FUNGSI
TIROID
Antibodi Tiroglobulin (Tg) merupakan salah satu protein utama tiroid yang
berperan dalam sintesis dan penyimpanan hormon tiroid. Tujuan tes : terutama
diperlukan sebagai petanda tumor dalam pengelolaan karsinoma tiroid berdiferensiasi
baik (well differentiated thyroid carcinoma). Kadar Tg akan meningkat pada karsinoma
tiroid berdiferensiasi baik dan akan kembali menjadi normal setelah tiroidektomi total,
kecuali bila ada metastasis. Kadar Tg rendah menunjukkan tidak ada jaringan karsinoma
atau metastasis lagi. Kadarnya akan meningkat kembali jika terjadi metastasis setelah
terapi .
13
Pada penyakit Graves ditemukan antibodi yang mmpengaruhi resepor TSH dari
sel tiroid dan merangsang produksi hormon tiroid. Antibodi ini disebut thyroid
stimulating immunoglobulins (TSI). Selain TSI, ada immunoglobulin yang merangsang
pertumbuhan kelenjar tiroid tanpa mempengaruhi produksi hormon. Antibodi ini disebut
thyroid growth immunoglobulins (TGI) .
C. TES UNTUK MONITORING TERAPI
Untuk memonitoring terapi tiroid maka diperlukan tes T4 Total, T3 , FT4, FT3
dan TSH seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Tujuan tes monitoring terapi untuk
melihat perkembangan terapi berdasarkan status tiroid.
NILAI RUJUKAN DAN INTERPRETASI
1. TES T4
Nilai Rujukan :
-
Dewasa
Diatas
Usila
Interpretasi :
- Meningkat : hipertiroidisme, tiroiditis akut, kahamilan, penyakit hati kronik,
penyakit ginjal, diabetes mellitus, neonatus, obat-obatan: heroin,
methadone, estrogen.
- Menurun :
Nilai Rujukan:
Dewasa
Interpretasi
- Meningkat : hipertiroidisme, T3 tirotoksikosis, tiroiditis akut, peningkatan
TBG, obat-obatan:T3 dengan dosis 25 g/hr atau lebih dan obat T4 300
g/hr atau lebih, dextrothyroxine, kontrasepsi oral
- Menurun : hipotiroidisme (walaupun dalam beberapa kasus kadar T3 normal),
starvasi, penurunan TBG, obat-obatan: heparin, iodida, phenylbutazone,
propylthiuracil, Lithium, propanolol, reserpin, steroid.
Interpretasi
- Meningkat : pada penyakit Graves dan tirotoksikosis yang disebabkan
kelebihan produksi T4.
- Menurun : hipertiroidisme primer, hipotiroidisme sekunder, tirotoksikosis
karena kelebihan produksi T3.
4.
Interpretasi :
- Meningkat : pada penyakit Graves dan tirotoksikosis yang disebabkan
kelebihan produksi T3.
- Menurun : hipertiroidisme primer, hipotiroidisme sekunder, tirotoksikosis
karena kelebihan produksi T3.
Interpretasi :
- Meningkat : hipotiroidisme pimer, tiroiditis (penyakit autoimun
Hashimoto), terapi antitiroid pada hipertiroidisme, hipertiroidisme
sekunder karena hiperaktifitas kelenjar hipofisis, stress emosional
15
Interpretasi
- Meningkat : hipotiroidisme pimer, tiroiditis (penyakit autoimun Hashimoto),
terapi antitiroid pada hipertiroidisme, hipertiroidisme sekunder karena
hiperaktifitas kelenjar hipofisis, stress emosional berkepanjangan, obatobatan misalnya litium karbonat dan iodium potassium.
- Menurun : hipotiroidisme sekunder, hipertiroidisme
primer, hipofungsi
Interpretasi :
- Meningkat : hipertiroidisme, subakut tiroiditis, kanker tiroid yang tidak
diterapi, penyakit Graves, tumor benigna, kista tiroid.
- Menurun : hipotiroidisme neonatal.
8. Antibodi Mikrosomal
Interpretasi :
Adanya antibodi mikrosomal menunjukkan penyakit tiroid autoimun, juga
dapat ditemukan pada kanker tiroid. Pada penderita dengan pengobatan
tiroksin, bila ditemukan antibodi tiroid memberi petunjuk kegagalan fungsi
tiroid.
9. TS Ab
16
Interpretasi :
TSAb ditemukan pada 70-80% penderita Graves yang tidak mendapat
pengobatan, 15% pada penyakit Hashimoto, 60% pada penderita Graves
oftalmik dan pada beberapa penderita kanker tiroid.
TSH sensitif
Meningkat
Hipotiroidisme
Normal
Tak terukur
Eutiroid
Hipertiroidisme??
FT4
FT4
Normal
Hipotiroidisme
subklinis
Menurun
Meningkat
Hipotiroidisme
nyata
Normal
FT3
Hipertiroidisme
Keterangan :
Sebagai tes saring fungsi tiroid urutannya sbb:
1. Tes TSHs
2. Tes FT4
3. FT3
17
Meningkat
Normal
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Tiroid merupakan kelenjar yang berbentuk cuping kembar dan di antara keduanya dapat
daerah yang menggenting. Kelenjar ini terdapat di bawah jakun di depan trakea. Dua
jenis hormon berbeda yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid membentuk hormon tiroid
yaitu tiroksin dan triiodotironin.
Kelainan-kelainan tiroid, diantaranya :
(1) Pembesaran tiroid, yang mana bisa difus atau nodular
(2) Gejala-gejala defisiensi tiroid atau hipotiroidisme
(3) Gejala-gejala kelebihan hormon tiroid, atau hipertiroidisme
(4) Komplikasi spesifik hipotiroidisme-penyakit graves-yang muncul dengan mata
yang sangat menonjol (eksofalmus) atau, yang lebih jarang, penebalan kulit tungkai
bawah (dermatopati tiroid).
18
DAFTAR PUSTAKA
Barrett, E.J. 2003. The thyroid gland. In Boron WF, Boulpaep EL. Medical
physiology.A cellular and molecular approach. Ist Edition. Saunders.
Philadelphia.
Magner JA. 1990. Thyroid stimulating hormone: biosynthesis, cell biology and
bioactivity. Endocr Rev.
Robert KM, dkk. 1997. Biokimia Harper. Edisi 24. Penerbit Buku Kedokteran. EGC
19