: 1607031
PENILAI
No
NILAI
1
NILAI AKHIR
KOMPONEN
ISI
Judul
Tujuan khusus
Manfaat
Jenis penelitian
penelitian.
8
Populasi
10
sampel
11
Teknik sampling
12
Pengolahan Data
13
14
Saran
HARI/TANGGAL
MASUKAN
TTD DOSEN
Semarang , .
Dosen penanggung jawab
Disusun oleh:
AHMAD ARIF WIBOWO
1219007
ANI RAHAYU
1219005
CHINTIA AFRIANA
1219027
KOMANG PURWATE
1219057
1219093
TRIA OCTIWI
1219109
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan Umum
Mengetahui gambaran perawatan luka modern pada luka diabetik di Rumah Sakit Umum Daerah
Abdoel Moeloek Bandar Lampung
1.3.2
Tujuan Khusus
a.
Memberikan gambaran proses perawatan luka secara modern terhadap proses
penyembuhan luka diabetik pasien diabetes mellitus di Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel
Moeloek Bandar Lampung
b. Memberikan gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka diabetik pada
pasien diabetes mellitus di Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Moeloek Bandar Lampung
Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat menjadi tambahan pengalaman, memperluas wawasan pengetahuan teori dan
praktik keperawatan medical bedah dalam bidang perawatan luka serta riset keperawatan
khususnya mengenai efektifitas perawatan luka secara modern dengan lama hari rawat pada luka
diabetik.
1.4.2
Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi instansi pendidikan keperawatan dalam
prosedur perawatan luka dan sebagai referensi baru yang menarik untuk dikembangkan pada
penelitian selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b.
Diabetes tipe II
Pada diabetes tipe II terdapat dua masalah utama yang berhubungan dengan insulin yaitu:
resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor
khusus pada reseptor tersebut pada permukaan sel. Sebagian akibat terikatnya insulin dengan
reseptor tersebut. Terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolism glukosa di dalam sel. Reaksi
insulin pada diabetes tipe II disertai dengan penurunan reaksi intrasel ini.Dengan demikian
insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan.
c.
Wanita yang sudah diketahui menderita diabetes sebelum terjadinya pembuahan harus
mendapatkan penyuluhan atau konseling tentang penatalaksanaan diabetes selama
kehamilan.Pengendalian diabetes yang buruk (hiperglikemia) pada saat pembuahan dapat disertai
timbulnya marformasi kongenital.Karena alasan inilah, wanita yang menderita diabetes harus
mengendalikan penyakitnya dengan baik sebelum konsepsi terjadi dan sepanjang kehamilannya.
Diabetes yang tidak terkontrol pada saat melahirkan akan disertai dengan peningkatan insidens
makrosomia janin (bayi yang sangat besar), persalinan dan kelahiran yang sulit, bedah sesar serta
kelahiran mati (still birth). Disamping itu bayi yang dilahirkan ibu yang menderita hiperglikemia
dapat mengalami hipoglikemia pada saat lahir.Keadaan ini terjadi karena pancreas bayi yang
normal telah mensekresikan insulin untuk mengimbangi keadaan hiperglikemia ibu (Smeltzer &
Suddart, 2002).
d.
Diabetes gestasional
Terjadi pada wanita yang tidak menderita diabetes sebelum kehamilannya.Hiperglikemia terjadi
akibat sekresi hormon-hormon plasenta. Semua wanita hamil harus menjalani sekrining pada
usia kehamilan 24 hingga 27 minggu untuk mendeteksi kemungkinan diabetes. Walaupun begitu,
banyak wanita yang mengalami diabetes gestasional ternyata dikemudian hari akan menderita
diabetes tipe II (Smeltzer & Suddart, 2002).
e.
Yang dimaksud diabetes tipe lain adalah diabetes yang tidak termasuk tipe I atau tipe II yang
disebabkan oleh kelainan tertentu. Misalnya, diabetes yang timbul karena kenaikan hormonehormon yang kerjanya berlawanan dengan insulin atau hormon-hormon kontra insulin.Misalnya
diabetes yang muncul karena kelebihan hormone tiroid (Kariadi, 2009).
Ketosis resisten, lebih sering pada dewasa,tapi dapat terjadi pada semua umur, kebanyakan
penderita kelebihan berat badan, ada kecenderungan familial. Mungkin perlu insulin pada saat
hiperglikemik selama stress. NIDDM dapat berhubungan dengan tingginya kadar insulin yang
beredar namun memiliki reseptor insulin dan postreseptor yang tidak efektif.
2.1.2 Luka
2.1.2.1 Definisi
Luka adalah rusaknya struktur dan fungsi anatomis pada organ tertentu akibat proses patologis
baik internal maupun eksternal (Lazarus et al, dalam Potter dan Perry, 2005). Berdasarkan uraian
tersebut, maka kesimpulan dari definisi lukayaitu rusak atau terputusnya kontinuitas suatu
jaringan akibat trauma, infeksimaupun akibat proses keganasan yang dapat menyebabkan fungsi
tubuh terganggusehingga aktivitas sehari-hari dapat terganggu.
Mekanisme Cedera
Luka Insisi
dibuat dengan dengan potongan bersih dengan menggunakan instrument tajam,sebagai contoh
luka yang dibuat oleh para ahli bedah dalam setiap prosedur oprasi.luka bersih biasanya ditutup
dengan jahitan setelah semua pembuluh yang berdarah diligasi dengan cermat.
b.
Luka Kontusi
Dibuat dengan dorongan tumpul dan ditandai dengan cedera berat bagian yang lunak,hemoragi
dan pembemkakan.
c.
Luka Laserasi
Adalah luka dengan tepi yang bergerigi ,tidak teratur,seperti luka yang dibuat oleh kaca atau
goresan kawat.
d.
Luka Tusuk
Diakibatkan oleh bukaan kecil pada kulit sebagai contoh,luka yang dibuat oleh peluru atau
tusukan pisau.
2.
Tingkat Kontaminasi
Luka Bersih
Adalah luka bersih tidak terinfeksi dimana tidak terdapat inflamasi dan saluran
pernapasan,pencernaan atau saluran kemih yang tidak terinfeksi.luka bersih biasanya dijahit
tertutup.
b.
Luka Terkontaminasi
Mencakup luka terbuka,baru,luka akibat kecelakaan dan prosedur bedah dengan pelanggaran
dalam tekhnik aseptic atau semburan banyak dari saluran gastrointestinal.
d.
Adalah luka dimana organisme yang menyebabkan infeksi pasca operatif terdapat dalam
Lapang operatif sebelum pembedahan.
Fase Inflamasi
Respon veskular dan selular terjadi ketika jaringan terpotong atau mengalami
cidera.vasokonstrksi pembuluh terjadi dan bekuan fibrinoplatelet terbentuk dalam upaya untuk
mengontrol perdarahan .reaksi ini berlangsung dari 5 menit sampai 10 menit dan diikuti oleh
vasodilatasi venula.
b.
Fase Proliferatif
Fibroblast memperbnyak diri dan membentuk jaringan jaringan untuk sel-sel yang bermigrasi.
Sel-sel epitel membentuk kuncup pada pinggirin luka kuncup ini berkembang menjadi
kapiler,yang merupakan sumber nutrisibagi jaringan granulasi yang baru.
c.
Fase Maturasi
Luka dibuat secara aseptik,dengan pengerusakan jaringan minimum,dan penutupan dengan baik
seperti dengan suture,sembuh dengan sedikit reaksi jaringan melalui intense pertama.
b.
Pada luka dimana terjadi pembentukan pus (supurasi) atau dimana tepi luka tidak saling
merapat,proses perbaikan nya kurang sederhana dan membutuhkan waktu yang lama.
c.
Jika luka dalam baik yang belum disuture atau terlepas dan kemudian disuture kembali
nantinya,dua permukaan granulasi yang berlawanan disambungkan.
a.
Nutrisi
Kadar serum albumin rendah akan menurunkan defusi (penyebaran) dan membatasi kemampuan
netrofil untuk membunuh bakteri. Oksigen rendah pada tingkat kapiler membatasi profilerasi
jaringan granulasi yang sehat. Defisiensi zat besi dapat melambatkan kecepatan epitelisasi dan
menurunkan kekuatan luka dan kalogen. Jumlah vitamin A dan C zat besi dan tembaga yang
memadai diperlukan untuk pembentukan kalogen yang efektif. Sintesis kalogen juga tergantung
pada asupan protein, karbohidrat, dan lemak yang tepat. Penyembuhan luka membutuhkan dua
kali lipat kebutuhan protein dan karbohidrat dari biasanya dari segala usia. Malnutrisi
menyebabkan terhambatnya proses penyembuhan luka dan meningkatkan terjadinya infeksi. Hal
ini dapat timbul karena kurangnya intake nutrisi (misalnya sindrom malabsorpsi).
b.
Kebersihan diri seseorang akan mempengaruhi kebersihan luka, karena kuman setiap saat dapat
masuk melalui luka jika kebersihan diri kurang.Adanya benda asing, kotoran atau jaringan
nekrotik (jaringan mati) pada luka dapat menghambat penyembuhan luka, sehingga luka harus
dibersihkan atau dicuci dengan air bersih/Nacl 0,9% dan jaringan nekrotik pada luka dihilangkan
dengan tindakan yang disebut debrideman (debridement).
c.
Posisi
Yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka, vaskularisasi yang baik dapat mempercepat
proses penyembuhan luka, sementara daerah yang memiliki vaskularisasi kurang baik proses
penyembuhan luka akan membutuhkan waktu yang lama. Luka yang terdapat didaerah yang
relative sering bergerak proses penyembuhan lukanya akan terjadi lebih lama. Pada daerah yang
tight (tegang) penyembuhan luka akan lebih lama disbanding daerah yang loose.
d.
Usia
Meningkatnya usia secara biologi akan mempengaruhi fungsi tubuh seseorang. Proses
penyembuhan pada usia tua terhambat karena terjadinya penyakit misalnya artritis atau
keganasan dan pemakaian terapi obat-obatan. Menurunnya aktifitas dan sumber keuangan akan
menyebabkan menurunnya status nutrisi.
e.
Gangguan aliran darah yang disebabkan oleh tekanan dan gesekan benda asing pada pembuluh
darah kapiler dapat menyebkan jaringan mati pada tingkat lokal. Gerakan atau mobilisasi
diperlukan untuk membantu sirkulasi khususnya pembuluh darah balik (vena) pada ekstermitas
bawah.
Hematoma (hemarogi)
Balutan diinspeksikan terhadap hemarogi pada interval yang sering selama 24 jam setelah
pembedahan. Hemoragi ini biasanya berhenti secara spontan tetapi mengakibatkan pembekuan
didalam luka.
b.
Infeksi luka bedah adalah infeksi nosokomial kedua terbanyak dirumah sakit selainitu,kebersihan
dan disenfeksikan lingkungan juga penting.
c.
Komplikasi ini terjadi akibat jahitan terlepas,infeksi dan yang lebih sering lagi setelah batuk
yang kuat atau mengejang.
a.
Lingkungan lembab /moist berhubungan dengan beberapa pendapat dari Rove et al (1972):tanpa
proses perpanjangan fase implasi, Modden et al (1989): lebih cepat karatinocite proliferasi,
Winter (1962): lebih cepat proses migrasi, Kats et al (1991):meningkatkan proses fibrolast
proliferasi, Leipziger et al (1985):meningkatkan proses sintesis collagen gats dan Holloway:
mengurangi nyeri.
Menurut seaman (2002) dressing yang ideal adalah: mempertahankan lingkungan lembab pada
luka, menyerap eksudat, mengangkat jaringan mati. Keajaiban moist dressing: absorbent,
moisture balance, debridement, pain control, cost effective.
Ada 5 konsep kerja moist dressing: pembalut luka memberikan kelembaban (wound hydration
dressing) contoh : hydrogel, pembalut luka menjaga kelembaban (moist retentive dressing)
contoh : hydrocolloid (pasta sheat dan powder), pembalut luka penyerap cairan (exudate
management dressing ). Contoh : hydrofiber (aquacel ,caltostat,aginate dan foam), Pembalut luka
sebagai proses debridement (debridement wound). Contoh : hydrogel ,trans-parans film,ekstrak
nanas, Pembalut luka sebagai anti mikroba/bakteri. Contoh: supratulle,siver dressing,cutisorb
sorbact, curasalt, anticoat, indosorb
b.
1.
Memberikan kelembaban
a.
Hydrogel
Berbahan dasar gliserin atau air yang di produksi untuk memberikan kelembaban pada luka. Saat
tersedia dalam bentuk amorphous gel,sheet (lembaran ) dan impregnated dressing. Contoh
:duoderm gel,intraset gel,suprasorb G
Kelebihan yang dimiliki dressing ini: memberikan kelembaban, membantu proses autolitik
debridement, mengurangi nyeri, bisa mengisi rongga dan mudah di bersihkan, bisa mnyerap
sedikit eksudat
Kekurangan dressing ini: memerlukan balutan sekunder, bisa menyebabkan maserasi di kulit
sekitar luka, dalam bentuk amorphous gel tidak bisa digunakan untuk mengatsi sinus.
2.
mempertahankan kelembaban
a.
Terbuat dari polyurethane film yang tipis, melekat pada kulit dan bisa digunakan sebagai balutan
sekunder ataupun primer.contoh : opsite,tegaderm,derma film,suprasob f,leukomed T.
Kelebihan yang dimiliki dressing jenis ini : permiabel untuk gas, memungkinkan terjadi nya
penguapan, impermiabel terhadap cairan dan bakteri, memudhkan melihat kondisi di balik film.
Kekurangan yang dimiliki dressing jenis ini : tidak menyerap eksudat, tidak sesuai untuk luka
dengan eksudat sedang atau banyak, bila tidak hati-hati dalam melepas dapat terjadi trauma
jaringan
b.
Hydrocoloid
Bahan utama hydrocoloid adalah carboxymethylcelulose yang bersifat lentur lengket danbisa
berubah kenjadi gel.indikasi penggunaan nya adalah untuk m,empertahankan kelembaban
luka.hydrocoloid tersedia dalam bentuk sheet,pasta,dan [powder (contoh :
suprasorb,duaderm,CGH duederm extra thin,duederem pasta dll)
Kelebihan yang dimili dressing jenis ini : mempertahankan kelembaban luka, menyerap exudat
dari tingkat minimal sampai sedang,tidak tembus air, mudah mengikuti kontur tubuh atau luka,
mengurangi nyeri, bisa berfungsi efektif selama 5-7 hari tergantung pada jumlah eksudat, bisa
mengisi rongga luka.
Kekurangan yang dimiliki decreeing ini : tidak bisa digunakan pada luka infeksi terutama pada
jenis bakteri anaerob, bila menempel pada kulit yang rapuh bia menumbulkan kerusakan, tepi
dressing mudah menggulung (untuk jenis sheet), pada saat pelepasan bisa tercium bau yang
sedikit menyengat
3.
a.
Foam
Berbahan polyurethane foam yaitu sel-sel foam yang terbuka hingga mampu menyerap eksudat
dan menahannya dengan baik tersedia dalam betuk sheet dan pengisi rongga (filter). Indikasi
pengguanaannya adalah luka dengan eksudat yang berlebihan contoh: allevyn non
adhesive,allevyn plus,suprasorb PU dll.
Kelebihan yang dimiliki dressing jenis ini : tidak lengket, menyerap eksudat dengan kapasitas
banyak, tahan air, membantu membentuk lingkungan luka yang lembab, tidak tembus bakteri.
Kekurangan yang di miliki dressing jenis ini : lingkungan lembab yang dibentuk oleh foam yang
tidak cukup membantu proses autolysis, sering memerlukam balutan sekunder,terutama jenis
filler
b.
Calsiun alginate
Terbuat dari polisakarida alami yang bersal dari rumput laut.memiliki efek hemostasis sehingga
mampu menghentikan perdarahan minor,tidak lengket pada permukaan luka,menyerap eksudat
dan perubahan menjadi gel kontak dengan jaringan tubuh.tersedia dalam bentuk sheet dan robe.
Contoh : kaltostat,sorbsan,curasorb,comfeel plus,dll. Inidkasinya untuk luka yang mudah
berdarah dan bereksudat
Kelebihan dreesing ini : membentuk lingkungan lebab pada luka, menyerap eksudat, mengurangi
nyeri,melembabkan syaraf syaraf tepi, jarang sekali menyebabkan alergi, digunkan untuk
mengisi rongga sinus, berefek hemostatis mudah dibersihkan.
Kekurangan dressing ini : memerlukan balutan sekunder, gel yang terbentuk sering di anggap
sebagai pus atau slough.
c.
Hidrofiber
Terbuat dari serat carboxymethylcellulose yang mampu menyerap banyak eksudat dan berubah
menjadi gel sehingga tidak menimbulkan trauma jaringan saat penggantian balutan contoh :
aquacel
Kelebihan dressing ini : mempertahankan lingkungan lembab pada luka, menahan cairan di
dalam dressing sehingga tidak menimbulkan maserasi, bisa digunakan pada luka infeksi, lebih
menyerap di banding alginate, tidak terjadi trauma jaringan pada saat pelepasan, bisa bertahan
diluka sampai 7 hari (tergantung banyaknya eksudat).
Kekurangan dressing ini: memerlukan balutan sekunder, sering menimbulkan keracunan dengan
pus/slogh bisa sudah bercampur dengan eksudat.
4.
proses debridement
a.
Hydrogel
Berbahan dasar gliserin atau air yang di produksi untuk memberikan kelembaban pada luka.saat
tersedia dalam bentuk amorphous gel, sheet (lembaran) dan impregnated dressing.contoh
:duoderm gel,intraset gel,suprasorb G
Kelebihan yang dimiliki dressig ini: memberikan kelembaban, membantu proses autolitik
debridement, mengurangi nyeri, bisa mengisi rongga dan mudah di bersihkan, bisa mnyerap
sedikit eksudat.
Kekurangan dressing ini: memerlukan balutan sekunder, bisa meneyebabkan maserasi di kulit
sekitar luka, dalam bentuk amorphous gel tidak bisa digunakan untuk mengatsi sinus
b.
Terbuat dari polyurethane film yang tipis, melekat pada kulit dan bisa digunakan sebagai balutan
sekunder ataupun primer.contoh : opsite,tegaderm,derma film,suprasob f,leukomed T.
Kelebihan yang dimiliki dressing jenis ini : permiabel untuk gas, memungkinkan terjadi nya
penguapan, impermiabel terhadap cairan dan bakteri, memudahkan melihat kondisi di balik film.
Kekurangan yang dimiliki dressing jenis ini : tidak menyerap eksudat, tidak sesuai untuk luka
dengan eksudat sedang atau banyak, bila tidak hati-hati dalam melepas dapat terjadi trauma
jaringan.
5.
a.
Tulle gras
Berbahan katun atau rayon yang diisi dengan paraffin lembut.beberapa tipe tulle gras,slain di isi
paraffin juga di isi dengan anti septic dan anti biotic.digunakan secara luas untuk luka-luka
superficial akut . contoh : bactigrass, supratule,daryatule.
Kelebihan dressing ini : memberikan kelembaban pad luka, paraffin yang ada mengurangi
pelengketan pada luka
Kekurangan dressing ini: tidak menyerap eksudat, memerlukan balutan sekunder, jaringan
granulasi bisa masuk ke jaringan jaringan, dressing dengan isi antiseptic atau antibiotic tidak
lagi di rekomendasikan karena masalah sensivitas dan resistensi pada bakteri.
b.
Antimikroba dressing
Penggunaan antibiotic yang berlebihan menjadi pisau bermata dua bagi pengguanaan
nya.kecenderungan resistensi bakteri terhadap antibiotic sangat meresahkan para professional
dibandingkan kesehatan yang berkembang pesat telah mengemukakan dressing anti mikroba
dengan system slow release
c.
Silver
Silver sudah digunakan sejak lama dalam perawatan luka karena kemampuannya untuk
membunuh kuman.silver yang di lepas ke area yang lembab bisa meningkatkan kecepatan
reepithelisasi sekitar 40 % di banding dengan antibiotic .penggunaan silver dressing di batasi 2-4
minggu contoh : aquasel silver,anticoat.
d.
Cadexomer iodine
Mengandung 0,9 % iodine dan beraksi slow release (lepas pelan pelan) di dalam luka
kandungan cadexomer di dalamnya membuat cadexoder iodine bisa menyerap ekudat dan di saat
bersamaan melepas iodine sedikit demi sedikit secara perlajhan lahan .aplikasi maksimum di
suatu waktu adalah 50 mg dan tidak lebih dari 150 mg dalam 1 minggu contoh : iodosorb.
e.
Kasa yang diisi dengan saline hypertonis dalam bentuk kering (Kristal) atau basah (cairan).cairan
hipertonis ini membuat dressing bisa di bersihkan luka melalui aksi osmotic dengan cara
membuang jaringan nekrotik dan eksudat purulen. Indikasi penggunaaan nya untuk luka-luka
nekrotik yang lembab,bereksudat banyak serta luka terinfeksi . contoh : curasalt.
Kelebihan : agresif debridement (support autolysis), mengurangi bau, mempertahankan
kelembaban luka, menyerap eksudat, dilaporkan efektif untuk mengurangi jaringan hiper
granulasi
Kekurangan : bisa menyebabkan rasa tidak nyaman(perih), memerlukan pergantian yang lebih
sering, memerlukan dressing sekunder, tidak direkomendasikan untuk luka yang mudah berdarah
f.
Hydrofobik
Terbuat dari katun yang dilapisi bahan aktif dialkycar-bamoilcloride yang bersifat hydrophobic
kuat.sifat ini sama dengan karakteristik bakteri sehingga mereka saling berikatan secara fisika
dan dengan pergantian dressing bakteri yang ada di permukaan luka jhuga akan terangkat
.dressing ini di gunakan pada luka bersih terkontainasi atau luka terinfeksi dengan eksudat
contoh : cutisorb sorbact
Sri Haryati dkk (2009) dalam jurnal Modern Dressing Improve the Healing Process in Diabetik
Wound mengemukakan :
Perawatan luka yang diberikan pada pasien harus dapat meningkatkan proses perkembangan
luka.Perawatan yang diberikan bersifat memberikan kehangatan dan lingkungan yang lembab
pada luka Kondisi yang lembab pada permukaan luka dapat meningkatkan proses perkembangan
perbaikan luka, mencegah dehidrasi jaringan dan kematian sel. Kondisi ini juga dapat
meningkatkan interaksi antara sel dan faktor pertumbuhan. Olehkarena itu balutan harus bersifat
menjaga kelembaban dan mempertahankan kehangatan ada luka.menjaga kelembaban dan
kehangatan area luka.Jenis balutan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Alginet,Hidrofiber, Hidrogel. Pada luka dengan exudasi sedang sampai tinggi dan luka basah
dengan terowongan yang dalam digunakan Alginet.Sedangkan pada luka yang basah dan luka
yang cenderung kering digunakan Hidrogel. Gel yang terbentuk pada luka mudah dibersihkan
dan dapat memberikan lingkungan yang lembab pada luka. Kondisi ini dapat meningkatkan
proses angiogenesis, proliferasi sel, granulasi dan epitelisasi.
(Rachma Nurullya & Megah Andriany.2013,dalam jurnal Penggunaan Pembalut Herbal
Sebagai Absorbedpada Modern Dressing) mengemukakan :
Pada teknik perawatan luka modern,luka dipertahankan dalam kondisi lembab(Miguel et. al,
2007). Kondisi ini didasarkan teori antara lain : terbentuk pada luka kronis yang dapat
dihilangkan lebih cepat oleh netrofil dan selendotel dalam suasana lembab, mempercepat
angiogenesis, karena keadaan hipoksia pada perawatan luka tertutup akan merangsang
pembentukan pembuluh darah lebih cepat, menurunkan resiko infeksi,kejadian infeksi relatif
lebih rendah daripada perawatan tipe kering, mempercepat pembentukan growth factor yang
berperan untuk membentuk stratumcorneum dan angiogenesis, yang produksinya akan lebih
cepat pada suasanalembab, mempercepat pembentukan sel aktif, karena invasi netrofil yang
diikuti, oleh makrofag, monosit dan limfosit ke daerah luka berfungsi awal dalam suasana
lembab.
Pemilihan balutan pada teknik perawatan luka modern harus memenuhisyarat. Syarat-syarat
tersebut antara lain dapat menyerap cairan yang dikeluarkanmluka (absorbing), mampu
mengangkat jaringan nekrotik dan mengurangi resikoterjadinya kontaminasi mikroorganisme
(non viable tissue removal), meningkatkan kemampuan rehidrasi luka (woundrehydration),
melindungi dari kehilangan panas tubuh akibat penguapan, dan kemampuan sebagai sarana
pengangkat atau pendistribusian antibiotik ke seluruhbagian luka (Hartman, 1999;
Ovington,1999 dalam Agustina, 2010).Perawat harus dapat menentukan jenis balutan yang
sesuai dengan kondisi lukaklien.Kondisi luka dengan eksudat yang banyak, tentunya
membutuhkan balutandengan daya serap yang tinggi sekaligus berfungsi sebagai antibiotik.
Tujuanpenelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan pembalut herbal sebagai
absorbed pada modern dressing untuk luka akibat diabetes mellitus.
2.2
Landasan Teori
Diabetes militus (DM) adalah suatu penyakit kronik yang kompleks yang melibatkan kelainan
metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Berkembangnya komplikasi
makrovaskuler,mikrovaskuler dan neurologis.Diabetes militus digolongkan sebagai penyakit
endrokrin atau hormonal karena gambaran produksi atau penggunaan insulin (C. Long, 1996).
Luka adalah rusaknya struktur dan fungsi anatomis pada organ tertentu akibat proses patologis
baik internal maupun eksternal (Lazarus et al, dalam Potter dan Perry, 2005).
Bahan pembalut luka modern adalah produk pembalut hasil teknologi tinggi yang mampu
mengontrol kelembapan disekitar luka.Bahan balutan luka modern ini di disesuaikan dengan
jenis luka dan eksudat yang menyertainya.
Sifat-sifat balutan luka modern yaitu memberikan kelembapan, mempertahankan kelembapan,
menyerap cairan (absorben), proses debridement, dan anti mikroba.
Nutrisi
Kebersihan
Posisi
Usia
Luka DM
BAB III
METODE PENELITIAN
penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat suatu gambaran tentang suatu
keadaan secara objektif (Setiadi, 2013).Sedangkan menurut Notoadmojo (2010) penelitian survei
deskriptif dilakukan untuk melihat gambaran atau mendeskrifkan suatu fenomena yang terjadi
didalam masyarakat berupa sekelompok penduduk ataupun yang tinggal didalam komunitas.
Desain ini dipilih karena peneliti bertujuan melihat gambaran perawatan luka modern pada luka
diabetik di RSUAM Bandar Lampung secara apa adanya tanpa manipulasi data.
n=
n
1+N (d2)
Keterangan :
N = Besar populasi
n = Besar sampel
d = tingkat kebergayaan yang diinginkan
pengamatan dan pengukuran status luka diabetik sebelum dan sesudah dilakukan perawatan luka
modern.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, badan/instansi yang secara rutin
mengumpulkan data (Setiadi, 2013). Data sekunder penelitian ini berupa data pasien diabetes
mellitus yang terdaftar di Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Moeloek Bandar Lampung.
Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh peningkatan kadar glukosa
dalam darah (hiperglikemi) akibat ketidak mampuan pankreas untuk mengendalikan hormon
insulin.
b.
Luka
Luka adalah rusaknya jaringan tubuh akibat trauma, infeksi maupun keganasan suatu penyakit
yang dapat menyebabkan fungsi tubuh terganggu.
c.
Perawatan luka modern adalah teknik perawatan luka dengan menciptakan kondisi lembab pada
luka
Variabel Bebas
Adalah variabel yang bila ia berubah akan mengakibatkan perubahan variabel yang lain. Dalam
penelitian ini variabel bebasnya adalah peraawatan luka modern.
b.
Variabel Terikat
Adalah variabel yang berubah akibat perubahan variabel bebas.Dalam penelitian ini variabel
terikatnya adalah luka diabetik.
Tahap ini dilakukan untuk memastikan kelengkapan, kejelasan pengisian, relevansi, dan
konsistensi jawaban atau instrumen (kuesioner) sehingga dapat meminimalkan kesalahan agar
data yang diterima dapat diolah dan dianalisis dengan baik.
Peneliti mulai melakukan pengeditan data sejak pengumpulan kuesioner dari responden.Setiap
pertanyaan dipastikan telah terisi dengan benar tanpa ada yang tertinggal.Uji validitas dan
realibilitas juga dilakukan sebelumnya agar relvansi antara pertanyaaan yang satu dengan yang
lainnya dapat dipastikan berkaitan.
2.
Kegiatan memberikan kode pada semua data.Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam
memasukkan, pengolahan dan analisis data. Peneliti memberikan kode pada setiap
pertanyaaan dengan menggunakansoftware komputer. Pemberian kode tersebut diikuti oleh
pemberian recode pada beberapa point pertanyaan agar data yang terkumpul dapat disimpulkan
hasilnya sesuai dengan tujuan penelitian.
3.
Kegiatan memeriksa data kembali dan dipastikan telah bersih dari kesalahan sehingga siap untuk
diolah dan dianalisis. Penelitian memastikan data yang akan diolah bersih dari kesalahan. Saat
memeriksa kembali data yang telah dimasukkan kedalah software komputer peneliti tidak
menemukan adanya kesalahan data yang telah dimasukkan.
4.
Kegiatan ini dilakukan untuk menetapkan nilai atau skor untuk setiap pertanyaan dalam
kuesioner sesuai dengan kategori yang telah ditetapkan.Penetapan skor dilakukan dengan
menggunakan software komputer.
5.
1.
Pengajuan judul
2. Konsultasi dan
perbaikan BAB I
3. Konsultasi dan
perbaikan BAB II
OKTOBER
NOVEMBER DESEMBER
Minggu ke-
Minggu ke-
1 2
X
X X
X X
Minggu ke4
4. Konsultasi dan
perbaikan BAB III
JUMLAH
(Rp)
Cetak proposal
Rp.1.000.000,-
Transportasi
Rp.5.000.000,-
RP. 500.000,-
Rp.10.000.000,-
Pengolahan data
Rp. 2.000.000,-
Rp. 8.000.000,-
TOTAL
Rp.17.500.000,-
DAFTAR PUSTAKA