ACNE VULGARIS
Kuliah Dermatology
FK UWK
Surabaya
Epidemiologi
Faktor2 predisposisi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
keturunan (genetik)
stress dan emosi
hormonal (androgen)
menstruasi
kosmetika
? diet
akne komedonal :
sebagian besar lesi
berupa komedo
terbuka (black
heads) dan komedo
tertutup (white
heads)
6/8/2008
akne
papulopustuler :
akne fulminan :
akne konglobata
yang sangat
meradang disertai
dengan demam,
demam
malaise,
leukositosis dan
nyeri persendian.
Sering pada pria.
Predileksi : dada
dan punggung
Akne infantile
(acne neonatorum)
Akne pada bayi
akibat pengaruh
h
hormon
ibu
ib
sewaktu dalam
kandungan
akne sikatrikal :
sebagian besar lesi
berupa jaringan
parut hipertropik,
keloid ice
keloid,
ice-pick
pick
scars, depressed
fibrotic scars dan
macula atropik
akne konglobata :
sebagian besar lesi
berupa nodus dan
kista yang
meradang kadang2
meradang,
terbentuk sinus
Cysts pada acne
adalah PseudoCyst
krn tidak
mempunyai capsul
( epithelial Lining)
akne kosmetika :
akibat pemakaian
kosmetika yang
bersifat
komedogenik
6/8/2008
akne ekskoriae :
Akne mekanikal :
terjadi pada tempat
yang sering terjadi
gesekan seperti
akibat ikat kepala
pada dahi, pengikat
helm
Akne venenata :
akne timbul
setempat akibat
adanya kontak
dengan bahan yang
bersifat
komedogenik
misalnya akibat
minyak, klor
6/8/2008
AKNE KONGLOBATA
sama seperti akne papulopustuler berat
bisa dikombinasi dengan suntikan kortikosteroid
intra lesi
alternatif lain :
dib
diberikan
ik tambahan
t b h kortikosteroid
k tik t
id orall dalam
d l
waktu
kt 2 3
minggu sampai inflamasi reda
isotretinoin oral (Roaccutane) : 0,5-1 mg/kg BB, selama 1620 minggu, dosis total sekitar 120 mg/ kg BB, hindari
pemberian bersamaan dengan tetrasiklin
efek samping : teratogenik, peningkatan kadar kolesterol
dan trigliserida, cheilitis, nyeri otot, bertambah beratnya
kondisi jerawat pada awal pengobatan, gangguan fungsi
hati, depresi
Erupsi Akneformis
Kelainan kulit yang menyerupai akne, tetapi
disebabkan oleh obat2an Lesi biasanya
berupa papula dan pustula, tanpa komedo
(monomorfis)
akibat iritasi epitel kelenjar pilosebasea
akibat ekskresi obat pada kelenjar tersebut
bukan merupakan reaksi alergi
contoh : dermatitis perioral akibat pemakaian
kortikosteroid, topical pada muka dan
sistemik
Penatalaksanaan
Erupsi Akneformis
penghentian obat pencetus
pengobatan akne secara
topical/sistemik tergantung berat
ringannya erupsi
6/8/2008
Patogenesis Rosasea
infeksi : Demodex folliculorum brevis
Degenerasi perivaskuler dan jaringan
ikat pada dermis
Pengaruh
P
h mediator
di t : histamin,
hi t i
serotonin, prostaglandin eritema
Klinis Rosacea
Stadium 2
Klinis Rosacea
Rosasea diathesis : episodic eritema
Stadium 1 : persisten eritema dan
telangiektasia pada muka bagian tengah
Stadium 2 : std 1 + papula, pustula
Stadium 3 : std 2 + nodus, persisten deep
eritema, edema, hidung merah dan bengkak
Komplikasi : Std 3 + rhinophyma
Kulit sensitif, burning and stinging
Ocular rosacea
Klinis Rosacea
Stadium 3
6/8/2008
Klinis Rosacea
Klinis Rosacea
Klinis Rosacea
Rhinophyma
6/8/2008
hindari pemberian
kortikosteroid topical
memperburuk keadaan