Chapter II PDF
Chapter II PDF
URAIAN TEORITIS
adalah
medium
penting
bagi
pembentukan
atau
ide,
sikap,
pikiran
dan/atau
pendapat
(http://kawanlaba.wordpress.com/2008/04/15/41/)
atau
membentuk
perilaku
orang
lain/khalayak
(http://meiliemma.wordpress.com/2006/10/17/definisi-komunikasi)
Theodorson 1969 (Liliweri 1991:11), mengungkapkan komunikasi adalah
pengalihan informasi dari satu orang atau kelompok kepada orang lain, terutama
dengan menggunakan simbol.
yang
dibicarakan
untuk
memudahkan
proses
empati
(http://www.lusa.web.id/komunikasi-antar-pribadi-interpersonal-communication/)
Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaianpikiran
atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikaan).
Pikiran bisa berupa gagasan, informasi, opini dan lain-lainyang muncul dari
benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan,
kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan dan sebagainya yang timbul
dari lubuk hati (Effendy 2006:11).
Halloran (1980) dalam Liliweri (1991), mengemukakan bahwa manusia
melakukan komunikasi dikarenakan beberapa faktor, yakni : perbedaan antar
pribadi , manusia meskipun merupakan makhluk yang utuh namun tetap
mempunyai kekurangan., adanya perbedaan motivasi antar manusia dan
kebutuhan akan harga diri yang harus mendapat pengakuan dari orang lain.
Adapun tujuan komunikasi bisa menghasilkan kesepakatan-kesepakatan
bersama terhadap ide atau pesan yang disampaikan dan fungsi dari komunikasi
adalah :
- Membangun konsep diri (establishing self concept)
- Eksitensi diri (self existence)
- Kelangsungan hidup (live continuity)
- Memperoleh kebahagiaan (obtaining happiness)
- Terhindar dari tekanan dan ketegangan (free from pressure and stress)
(Fajar 2009:30).
Bentuk-bentuk komunikasi dalam kehidupan sehari-hari yang sering
dilakukan dan dijumpai adalah :
- Komunikasi persona (personal communication)
1. Komunikasi intrapersona (intrapersonal comunication)
2. Komunikasi antarpersona (interpersonal comunication)
- Komunikasi kelompok (group communication)
1. Komunikasi kelompok kecil (small group communication)
2. Komunikasi kelompok besar (large group communication)
- Komunikasi massa(mass communication)
- Komunikasi medio (medio communication)
(Effendy 2006:7).
1. Keterbukaan (Opennes)
3. Kesamaan (Equality)
4. Empati (Empathy)
5. Dukungan (Supportiveness)
Komunikasi antarpribadi akan efektif bila dalam diri seseorang ada perilaku
supportif. Maksudnya satu dengan yang lainnya saling memberikan dukungan
terhadap pesan yang disampaikan. Jack R. Gibb (Fajar 2009:84), menyebutkan
tiga perilaku menimbulkan sikap suportif, yakni :
Konsep diri adalah keyakinan yang dimiliki individu tentang atribut (ciriciri/ sifat) yang dimilikinya (Dayakisni, 2003:65).
yang sangat banyak dan bervariasi mengenai dirinya. Fitts membagi konsep diri
ke dalam 2 (dua) dimensi pokok, yaitu :
1. Dimensi Internal
Dimensi internal atau yang disebut juga kerangka acuan internal (internal
frame of reference) adalah bila seorang individu melakukan penilaian terhadap
dirinya sendiri berdasarkan dunia batinnya sendiri atau dunia dalam dirinya
sendiri terhadap identitas dirinya, perilaku dirinya, dan penerimaan dirinya.
Dimensi internal terdiri dari :
a. Diri sebagai obyek/identitas (identity self)
Identitas diri ini merupakan aspek konsep diri yang paling mendasar.
Konsep ini mengacu pada pertanyaan "siapakah saya ?", dimana di
dalamnya tercakup label-label dan simbol-simbol yang diberikan pada diri
oleh individu yang bersangkutan untuk menggambarkan dirinya dan
membangun identitasnya. Identitas diri akan mempengaruhi cara individu
mempersepsikan dunia fenomenalnya, mengobservasinya, dan menilai
dirinya
sendiri
sebagaimana
ia
berfungsi.
Identitas
diri
sangat
kecenderungan
evaluasi diri ini tidak saja hanya merupakan komponen utama dari persepsi
diri, melainkan juga merupakan komponen utama pembentukan harga diri.
Penjelasan
mengenai
ketiga
bagian
dari
dimensi
internal,
kedudukannya
sebagai
anggota
keluarga.
Bagian
diri
ini
Buta
Tersembunyi
Tidak Dikenal
Diketahui diri sendiri tetapi tidak Tidak diketahui diri sendir dan orang
diketahui orang lain
lain
kan atau memegang hidung bila sedang marah serta hal-hal lainnya.
Komunikasi menuntut keterbukaan dari pihak-pihak yang saling terkait.
Pada daerah buta, komunikasi akan menjadi sulit. Melukiskan hubungan
antara kedua belah pihak baik pengurus dan anak-anak panti asuhan hanya
diketahui orang lain namun tidak diketahui oleh diri sendiri.
3. Bidang III (Daerah Tersembunyi)
Daerah tersembunyi (hidden self) mengandung semua hal yang kita ketahui
tentang diri sendiri dan tentang orang lain tetapi disimpannya hanya untuk
diri sendiri. Ini adalah suatu daerah untuk merahasiakan segala sesuatu
tentang diri sendiri dan tentang orang lain. Dimana masalah hubungan antara
kedua belah pihak baik pengurus maupun anak-anak panti asuhan yang
diketahui diri sendiri namun tidak diketahui orang lain.
4. Bidang IV (Daerah Tidak Dikenal)
Daerah tidak dikenal (unknown self) adalah bagian dari diri kita yang tidak
diketahui baik oleh kita sendiri maupun orang lain. Ini adalah informasi
yang tenggelam di alam bawah sadar atau sesuatu yang luput dari perhatian.
Dimana kedua pihak sama-sama tidak mengetahui masalah hubungan
diantara pengurus dan siswa.
Keadaan yang sebenarnya dikehendaki dalam komunikasi antarpribadi
khususnya didalam sebuah panti asuhan adalah bidang I (daerah terbuka),
dimana antar komunikastor (pengurus) dengan komunikan (anak-anak panti
asuhan) saling mengetahui makna pesan yang sama. Meskipun demikian
kenyataan hubungan antarpribadi tidak seideal yang diharapkan, ini disebabkan
karena dalam hubungan dengan orang lain baik pengurus dan anak-anak panti
asuhan
sering
mempunyai
peluang
untuk
menyembunyikan
atau