Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
I. TUJUAN
Untuk
mengekstraksi
senyawa-senyawa
komponen-komponen
yang
Maserasi
merupakan
proses
penyarian
senyawa
kimia
secara
Ekstraksi
dilakukan
berulang-ulang
kali
sehingga
sampel
Walaupun
demikian,
cara
ini
seringkali
tidak
menghasilkan
Kelemahan sokletasi :
Tidak baik dipakai untuk mengekstraksi bahan bahan tumbuhan yang
mudah rusak atau senyawa senyawa yang tidak tahan panas karena akan
terjadi penguraian.
2.
3.
A. Alat
1.
2.
Pelarut n-heksana atau methanol digunakan untuk mengekstak senyawasenyawa atau komponen-komponen yang terdapat dalam sampel padat.
2.
sebagai
sampel
untuk
pengambilan
senyawa-senyawa
atau
ekstraktor. Hal ini berguna agar pada saat pelarut diuapkan, labu tidak
kosong sehingga pengekstraksiaan berjalan sempurna. Proses sokletasi di
hentikan bila warna pelarut pada soklet menjadi bening. Namun, pada
percobaan kali ini pelarut tidak sampai bening karena membutuhkan waktu
yang lama. Hasil sokletasi yang terdapat dalam labu kemudian dipanaskan
kembali, ini berguna untuk memekatkan atau mengeluarkan pelarutnya
agar konsentrasi ekstrak lebih pekat. Ini mempermudah saat pengkoloman.
Kemudian hasil soklet dimasukkan ke dalam botol katriol yang ditutup
dengan Aluminium Foil yang sudah dilubangi. Hal ini berguna untuk
menguapkan pelarut kembali.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
a.
b.
terjadi penguraian.
Harus dilakukan identifikasi setelah penyarian, dengan menggunakan
DAFTAR PUSTAKA
Chasles, Wilcox. 1995. Prinsip Dasar Belajar Kimia. Padang: Unand
Davia. 1995. Organik Laporatury Techniques. Second edition, USA.
Fesenden. 1998. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.
Ekstraksi
merupakan suatu proses penarikan senyawa dari tumbuh-tumbuhan, hewan dan lain-lain dengan
menggunakan pelarut tertentu. Ekstraksi bisa dilakukan dengan berbagai metode yang sesuai
dengan sifat dan tujuan ekstraksi. Pada proses ekstraksi dapat digunakan sampel dalam keadaan
segar atau yang telah dikeringkan, tergantung pada sifat tumbuhan dan senyawa yang akan
diisolasi. Penggunaan sampel segar lebih disukai karena penetrasi pelarut yang dig selama
penyarian kedalam membran sel tumbuhan secara difusi akan berlangsung lebih cepat, selain itu
juga mengurangi kemungkinan terbentuknya polimer berupa resin atau artefak lain yang dapat
terbentuk selama proses pengeringan. Penggunaan sampel kering dapat mengurangi kadar air
didalam sampel sehingga mencegah kemungkinan rusaknya senyawa akibat aktivitas anti
mikroba.
Beberapa macam metode Ekstraksi :
1. Maserasi
Maserasi merupakan proses penyarian yang sederhana yaitu dengan cara merendam sampel
dalam pelarut yang sesuai selama 35 hari.
Prinsip Maserasi :
Pelarut akan menembus ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, sehingga akan larut
karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel,
maka senyawa kimia yang terpekat didesak ke luar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi
keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Kecuali dinyatakan lain,
dilakukan dengan merendam 10 bagian simplisia atau campuran simplisia dengan derajat
kehalusan tertentu, dimasukkan kedalam bejana. Tambahkan pelarut sebanyak 70 bagian sebagai
penyari, tutup dan biarkan 3-5 hari pada tempat yang terlindung cahaya. Diaduk berulang- ulang
serta diperas, cuci ampas dengan cairan penyari secukupnya, hingga didapatkan hasil maserasi
sbyk 100 bagian. Pindahkan kedalam bejana tertutup dan biarkan ditempat sejuk terlindung dari
cahaya selama 2 hari.
Keuntungan metoda maserasi :
Teknik pengerjaan dan alat yang digunakan sederhana serta dapat digunakan untuk
mengekstraksi senyawa yang bersifat termolabil.
2. Sokletasi
Alat Sokletasi
Sokletasi adalah metode penyarian secara berulang- ulang senyawa bahan alam dengan
menggunakan alat soklet. Sokletasi merupakan teknik penyarian dengan pelarut organik
menggunakan alat soklet. Pada cara ini pelarut dan sampel ditempatkan secara terpisah.
Prinsip Sokletasi :
Prinsipnya adalah penyarian yang dilakukan berulang-ulang sehingga penyarian lebih sempurna
dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Bila penyarian telah selesai maka pelarutnya dapat
diuapkan kembali dan sisanya berupa ekstrak yang mengandung komponen kimia tertentu.
Penyarian dihentikan bila pelarut yang turun melewati pipa kapiler tidak berwarna dan dapat
diperiksa dengan pereaksi yang cocok.
Keuntungan metode sokletasi :
Sampel terekstraksi secar sempurna, karena dilakukan berulang kali dan kontinu.
Pelarut yang digunakan tidak akan habis, karena selalu didinginkan dengan kondenser dan
dapat digunakan lagi setelah hasil isolasi dipisahkan.
Proses ekstraksi lebih cepat (wkt nya singkat)
Pelarut yang digunakan lebih sedikit.
Kelemahan Sokletasi :
Tidak cocok untuk senyawa- senyawa yang tidak stabil terhadap panas (senyawa termobil),
contoh : Beta karoten.
Cara mengetahui ekstrak telah sempurna atau saat sokletasi harus dihentikan adlh :
Pelarutnya sudah bening atau tidak berwarna lagi
Jika pelarut bening, maka diuji dengan meneteskan setetes pelarut pada kaca arloji dan biarkan
menguap. Bila tidak ada lagi bercak noda, berarti sokletasi telah selesai.
Untuk mengetahui senyawa hasil penyarian (kandungannya) , dapat dilakukan dengan tes
identifikasi dengan menggunakan beberapa pereaksi.
3. Perkolasi
perkolasi
Merupakan teknik penyarian dengan pelarut organik yang sesuai secara lambat menggunakan
alat perkolator.
Prinsip Perkolator :
1. Dilakukan dg merendam 10 bagian sampel dg derajat kehalusan tertentu dg cairan penyari
sebyk 2,5- 5 bagian, perendaman sekurang-kurangnya selama 3 jam dalam bejana tertutup.
2. Pindahkan masa sedikit demi sedikit ke dlm perkolator, sambil sesekali ditekan secara hatihati, tuang dg cairan penyari secukupnya hingga cairan penyari menetes (bahan harus terendam
cairan penyari).
3. Tutup perkolator biarkan selama 24 jam. Biarkan cairan menetes selam 1 ml/menit, tambahkan
berulang-ulang cairan penyari secukupnya hingga diperoleh 100 bagian perkolat.
4. Tutup dan biarkan selama 2 hari ditempat sejuk dan terlindung dari cahaya.
5. Pada cara ini pelarut dialirkan melewati sampel sehingga penyarian lebih sempurna. Tapi
metoda ini membutuhkan pelarut yang relatif banyak.
4. Digestasi
Digestasi adalah proses penyarian yang sama seperti maserasi dengan menggunakan pemanasan
pada suhu 30-40oC. Metoda ini digunakan untuk simplisia yang tersari baik pada suhu biasa.
5. Infusa
Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air pada suhu
90oC selama 15 menit, kecuali dinyatakan lain, dilakukan dengan cara sebagai berikut : simplisia
dengan derajat kehalusan tertentu dimasukkan kedalam panci dan ditambahkan air secukupnya,
panaskan diatas penangas air selama 15 menit, dihitung mulai suhu 90oC sambil sesekali diaduk,
serkai selagi panas melalui kain flanel, tambahkan air panas secukupnya melalui ampas sehingga
diperoleh volume infus yang dikehendaki.
6. Dekokta
Proses penyarian dengan metoda ini hampir sama dengan infus, perbedaanya terletak pada
lamanya waktu pemanasan yang digunakan. Dekokta membutuhkan waktu pemanasan yang
lebih lama dibanding metoda infus, yaitu 30 menit dihitung setelah suhu mencapai 90oC. Metoda
ini jarang digunakan karena proses penyarian kurang sempurna dan tidak dapat digunakan untuk
mengekstraksi senyawa yang termolabil.
7. Fraksinasi
Fraksinasi merupakan teknik pemisahan atau pengelompokan kandungan kimia ekstrak
berdasarkan kepolaran. Pada proses fraksinasi digunakan dua pelarut yang tidak bercampur dan
memiliki tingkat kepolaran yang berbeda
Tujuan Fraksinasi
:
Tujuan fraksinasi adalah memisahkan senyawa-senyawa kimia yang ada di dalam ekstrak
berdasarkan tingkat kepolarannya. Senyawa-senyawa yang bersifat non polar akan tertarik oleh
pelarut non polar seperti heksan & pertolium eter. Senyawa yg semipolar seperti golongan
terpenoid dan alkaloid akan tertarik oleh pelarut semi polar seperti etil asetat & DCM. Senyawasenyawa yang bersifat polar seperti golongan flavonoid dan glikosida akan tertarik oleh pelarut
polar seperti butanol dan etanol.
b.
1.
Metode Maserasi
reaksi berjalan sampai selesai. Prinsip dari metode refluks adalah pelarut volatil yang
digunakan akan menguap pada suhu tinggi, namun akan didinginkan dengan kondensor
sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk uap akan mengembun pada kondensor
dan turun lagi ke dalam wadah reaksi sehingga pelarut akan tetap ada selama reaksi
berlangsung. Sedangkan aliran gas N2 diberikan agar tidak ada uap air atau gas
oksigen yang masuk terutama pada senyawa organologam untuk sintesis senyawa
anorganik karena sifatnya reaktif.
4. Metode Soxhlet
Sokletasi adalah suatu metode atau proses pemisahan suatu komponen yang
terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang-ulang dengan
menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan
terisolasi. Sokletasi digunakan pada pelarut
organik
tertentu. Dengan
cara
pemanasan, sehingga uap yang timbul setelah dingin secara kontinyu akan membasahi
sampel, secara teratur pelarut tersebut dimasukkan kembali ke dalam labu dengan
membawa senyawa kimia yang akan diisolasi tersebut. Pelarut yang telah membawa
senyawa kimia pada labu distilasi yang diuapkan dengan rotary evaporator sehingga
pelarut tersebut dapat diangkat lagi bila suatu campuran organik berbentuk cair atau
padat ditemui pada suatu zat padat, maka dapat diekstrak dengan menggunakan
pelarut yang diinginkan.