Agama Dan Semangat Kapitalisme PDF
Agama Dan Semangat Kapitalisme PDF
pesat
Kapitalisme
tidak
bisa
lepaskan
dari
Ebenstein
bagian
dari
gerakan
individualisme.
Sedangkan
Hayek
perekonomian
kapitalis
setiap
warga
dapat mengatur
Utara. Risalah terkenal Adam Smith, yaitu The Wealth of Nations (1776),
diakui sebagai tonggak utama kapitalisme klasik yang mengekspresikan
gagasan "laissez faire"1) dalam ekonomi. Bertentangan sekali dengan
merkantilisme yaitu adanya intervensi pemerintah dalam urusan negara.
Smith
berpendapat
bahwa
jalan
yang
terbaik
untuk
memperoleh
industri
yang
cenderung
menjadi
birokratis
uniform
dan
Tesis terkenal Max Weber, The Protestant Ethic and the Spirit of
Capitalism pada intinya membicarakan tentang etika dari suatu keyakinan
religius dan semangat dari sebuah sistem ekonomi dan terbangunnya
hubungan antara jiwa dengan keseimbangan neraca. Dalam konteks ini,
kata kapitalisme atau semangat kapitalisme4
pengertian
yang
sangat
partikular,
yaitu
digunakan dalam
mengenai
struktur
yang
hukumnya,
struktur
politik,
ilmu
dan
teknologi
yang
dari
Calvinisme.
Protestan,
dalam
ragam
Calvinisnya
Dennis Wrong, Ed., Max Weber, Sebuah Khazanah, (Yogyakarta: Ikon Teralitera,
2003), h. 193
bisa dikenai sanksi oleh otoritas spriritual eksternal, tapi hanya dikenai
sanksi-batin dari hati nuraninya sendiri. Perilaku kaum Protestan ini
termanifestasikan
dalam
signifikansi
religius
kerja
dalam
sebuah
kerja/wirausaha,
dimana
kemudian
mereka
memberikan
Ibid, h. 200
suatu
tradisi
ataupun
agama.
Agama
Budha,
misalnya,
dan
Sedekah
dalam
Islam,
yang
menjadi
batas
bagi
Penutup
Etika Protestan dan semangat kapitalisme, merupakan sebuah tema
yang
mempertanyakan
bentuk
hubungan
agama
dan
semangat
motivasi
untuk
merubah
wacana
dalam
beragama
sangat
kapitalisme
itu
sendiri
yaitu
pergeseran
pandangan
Referensi
Bagus, L., Kamus Filsafat, Gramedia, Jakarta, 1996.
Ebenstein, W., Isme-Isme Dewasa Ini, (terjemahan), Erlangga,
Jakarta, 1990.
Teori ini didasarkan pda fenomena empiris dimana Max Weber menemukan
bahwa terdapat hubungan atau korelasi antara afiliasi agama protestan pada
kondisi pra kapitalis pada kemajuan. Hal tersebut didasarkan pada fenomena
banyak dijumpainya agen-agen penting (pimpinan perusahaan, tenaga teknis,
dan komersial terlatih yang cenderung didominasi oleh orang-orang protestan).
Etika protestan mendorong seseorang untuk bekerja sungguh-sungguh, tidak
berfoya-foya, tidak konsumtif, sehingga hal-hal tersebut mendorong kesuksesan.
Bagi Weber, hal inilah yang dianggab berpengaruh besar pada peralihan dari
ekonomi tradisional ke arah ekonomi modern.
Kekurangan dari teori
1. Teori ini hanya menjelaskan secara parsial variabel tingkat afiliasi seseorang
pada etika protestan, tanpa berusaha menggali variabel lain yang bekerja
seperti misalnya budaya masyarakat, konflik sosial, aspek politis dan variabel
yang lain yang masih mungkian berpengaruh.
2. Teori ini tidak memberikan saran/ kejelasan teknis pencapaian, padahal
spiritualitas, kepatuhan pada agama merupakan sesuatu yang bersifat personal
dan sulit dikontrol oleh lembaga-lembaga sosial maupun Negara. Oleh karena itu
teori ini lebih kearah hanya pembuktian dari suatu fenomena tanpa arahan yang
jelas untuk mengkondisikan pada suatu fenomena.
Kelebihan dari teori
1. Memberikan alternatif pemikiran dan pembuktian bahwa tidak selamanya
spiritualitas dan kepatuhan pada agama bersifat oposan dengan kemajuan. Hal
tersebut juga dapat memberikan jawaban pada para Marxism yang selama ini
beranggapan bahwa spiritualitas agama hanya merupakan ampas dari Super
struktur.
2. Agama seringkali memberikan efek-efek pada stabilitas sosial, kenyamanan
sosial sehingga ketika teori ini memberikan kejelasan bahwa terdapat
keselarasan antara agama dengan kemajuan, maka agama dapat menjalankan
peran aktifnya dalam mengamankan kemajuan dari efek-efek negatif yang
kemungkinan terjadi seperti misalnya ketidak nyamanan sosial dan distabilitas
sosial.