Memahami
BETON'
BERTULANG
-
penerbit
JALAN MERDEKA
P.O. BOX
cUJ
ANGKASA
bandung
KATA PENGANTAR
Buku ini merupakan hasil pengalaman saya sebagai insinyur konsultan dan pengajar selama 20
tahun. Akan tetapi, dorongan untuk menulisnya muncul dari kegiatan saya yang terakhir sebagai
tenaga ahli pada Proyek Pendidikan Politeknik di Indonesia. Sasaran proyek ini adalah menyiapkan
para profesional yang erat kaitannya dengan praktek pembangunan. Karena alasan-alasan inilah saya
telah memilih bidang-bidang yang dibutuhkan oleh para insinyur dalam kegiatannya sehari-hari dan
bukan hal-hal yang lebih berhubungan dengan penelitian dan pengembangan ilmu.
Penekanan buku ini diletakkan pada pemahaman atas apa yang terjadi dalam praktek dan bagai
mana kenyataan tersebut dapat disederhanakan oleh seorang insinyur agar ia dapat bekerja dengan
cara-cara yang sederhana, aman dan ekonomis. Pendekatan yang menyangkut pemahaman dasar
gejala-gejaia fisika ini diperlukan juga bagi pekerjaan-pekerjaan yang lebih canggih, yang data input
untuk perhitungan komputernya harus dipilih oleh pendesain berdasarkan metode-metode yang
sederhana, namun cukup teliti. Hasil perhitungan-perhitungan diperlukan juga'agar ia dapat meme
riksa keluaran perhitungan komputer, oleh karena kemungkinan adanya kekurangan tersembunyi
pada perangkat lunaknya. Pada akhirnya, yang bertanggung jawab atas hasil-hasilnya adalah pendesain, bukan komputer!
Di samping itu, proses penguasaan pengetahuan baru dalam pendidikan haruslah berakar oada
apa yang telah diketahui oleh para siswa dan pengenalan unsur-unsur baru harus diulang-ulang dengan
menghubungkannya dengan masalah dan lambang-lambang yang sederhana lan oula penting bagi
siswa. Karena itulah banyak digunakan gambar untuk menjelaskan teori, sebab gambar mengandung
informasi yang hubungannya satu dengan yang lain dapat cepat dipahami.
Harapan saya adalah, melalui pemahaman yang jelas atas suatu gejala, kepercayaan diri para siswa
akan meningkat, sehingga ia akan berani menghadapi apa yang terjadi dan dapat memecahkan masalah
masalahnya secara mandiri dan bertanggung jawab.
Saya sangat berterima kasih kepada Ir. Tonny Soewandito, Pemimpin Proyek Pendidikan Politek
nik yang telah menyetujui naskah ini diterbitkan. Hal ini membuktikan adanya usaha pengembangan
di bidang pendidikan teknik yang dijalankan oleh proyek, yang selalu ditingkatkan dan disempur
nakan.
Saya pun mengucapkan terima kasih atas segala nasihat dan saran-saran yang diberikan, sehingga
naskah ini dapat sejalan dengan tujuan proyek tersebut.
Selain itu, saya berhutang budi kepada Ir. Drs. Affan Effendi yang telah membantu secara sak
sama persiapan penyusunan naskah ini, serta atas sumbangannya, sehingga isi buku ini sesuai dengan
ukuran-ukuran dan kelaziman yang berlaku saat ini di Indonesia. Karena naskah ini disusun dalam
waktu yang singkat dan terbatas, dapat saja terjadi kekurangan-kekurangan. Saya akan berterima
kasih kepada para pembaca yang dapat menunjukkannya kepada saya.
iii
'
DAFTARISI
Halaman
Kata Pengantar .. .. .... ... ... ... ... ... .. .... .. ... ... .... ... .. ....... . . . ... .
11.
Beton rtulang ... ... ... ... ..... . .. ... .... ... ..... ... ........... .. ..... .
iii
1.1
Pegertian Dasar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1.2
MeQ;lbaca Gambar Tulangan .... . . . .. . ... .. . ...... .. . .. .... ... ... ... ..
5,
1.3
.. .. .. . ..................
11
2.1
Baja ..... ... ... ... ... ... ... ... .... ..... .. .. .. .... ..... ..........
11
2.2
Beton .... ... . .. ... .. .... ... ... ... ...... ...... ... ....... .. . .. ....
13
2.3
31
2.4 Diagram lnterak:si N-M . . ... ... ...... ... ............ ... ..... ... ... ..
94
IlL Tanki Air .. ........ ........ , ... ... ... ... ... ... .. .... .. .... ..... ......
125
3.1
Tanlrt Air yang terletak pada Permukaan Tanah .... .... .. .... ...... .......
l25
3.2
Rencana Acuan dan Perancah .... .... .. ...... ....... ... .... .... .... ...
139
3.3
Acuan dan Perancah Pelat ..... ... ... ... ... ... ... ...... ......... .....
139
3.4 Acuan Dinding ... ... ... .. .... ... ... ... ... . ... ...... .... .... .... ... .
3.5
141
1 44
BETON BERTULANG
1.1
Pengertian dasar
M (pusat lengkung)
be ban
lubang-lubang lengkungan
Pertama-tam'l harus dibayangkan perubahan bentuk sebuah sistem apaoila dibebani. Skala perubahan
bentuk ini dibesarkan sehingga terlihat lebih jelas lengkung-lengkung yang terjadi.
Di bagian paling luar dari lengkung-lengkung yang berpusat di M tersebut adalah daerah tarik dan
memerlukan tulangan utama (ingat persamaan dengan karet busa sebelumnya).
Contoh
4\
Karena pelat dapat dibayangkan sebagai terbuat dari sambungan balok-balok yang mempunyai peru
bahan bentuk yang sama pada titik silangnya maka anggapan yang sama dapat diterapkan sambungan
sambungan balok tersebut pada tiap-tiap arah.
Strip
Tingkah laku anggauta kerangka mendatar pada beton bertulang sampai sejauh m1 belum sepenuhnya
terinci, sehingga
Bisa terlihat bahwa sebuah balok yang memindahkan beban P pada titik tumpuan pada lenturnya ada
daerah tekan yang padll beton dapat memindahkan gaya tekan D. Kebalikannya pada daerah tarikan
yang retak-retak dipasang tulangan-tulangan baja yang dapat menerima gaya tarik T.
Lebih lanjut dapat dibayangkan bahwa beton dapat menerima gaya tekan sesuai dengan beban P dan
reaksi R memberikan sejenis kolom dalam yang tertekan.
Dengan memasukkan elemen-elemen tersebut bersama-sama akan diperoleh sebuah model untuk
menjelaskan tingk.ah-laku sebuah balok seperti terlihat di bawah ini.
Model tingkah laku sebuah balok
memantapkannya
diperlukan tulangan
tarik diagonal.
X 45.
tarikan
Selama tarikannya tidak. begitu besar, tarikan tersebut dapat diterima oleh beton. Apab1la M1 dapat
diterima oleh beton, bajanya hanya menahan M2 Sketsa sebuah balok yang diberi tulangan diagonal
dapat dilihat pada gambar.
-- / /
____
'
Akhir.,:akhir ini kemungkinan lain terhadap kemantapan telah ditegaskan melalui pengujian. Kerangka
dalamnya terlihat seperti berikut
*
*
beton dapat menerima gaya P dengan kolom D M yang tertekan, miring sebesar
batang-batang tariknya (disebut beugel) menjadi vertikal.
a = 45 o. ,
Apabila S1 nya sangat kecil dapat ditahan oleh beton dan hanya S2 yang harus ditahan oleh tulangan
baja.
Sketsa sebuah balok yang diberi tulangan beugel dapat dilihat pada gambar di bawah.
rrr r [
11 111
Catatan penting:
1) Perlu diperhatikan bahwa tipe perubahan bentuk yang diderita oleh balok beton apabila keman
tapannya tidak bisa dijamin ialah tipe perubahan bentuk geser.
(VL)
.........
I
I
.
V,)
(T)
.s.snwt 1.
S!SIIM 2.
- -------.:;:
Hal ini memperlihatkan bahwa tulangan diagonal dan/atau beugel berhubungan dengan tegangan
tegangan geser yang tin1bul yang menyebabkan sebuah balok tidak mantap secara internal.
Tulangan diagonal dan geugel dise but tulangan geser.
2). Perlu diperhatikan bahwa baik tipe kerangka dalam yang diperlihatkan oleh gaya tarik M2 , mau
pun S2 lebih besar dari M1 maupun S1.
Hal ini memperlihatkan bahwa kebutuhan tulangan diagonal atau beugel bertambah dengan
semakin dekatnya jarak pada tumpuan.
3 ). Perlu diperhatikan bahwa kedua tipe kerangka dalam tersebut memperlihatkan beban P yang
bekerja pada muka atas balok. Apabila beban tersebut bekerja pada muka bawah balok maka
gaya-gaya pada kerangka dalamnya berbeda. Cobalah untuk memeriksa pengaruhnya!
Pedoman praktis: penulangan geser pada:
*
pelat: pengaruh-pengaruh gesernya umumnya sangat kecil dan tidak diperlukan penulangan
geser.
*
balok: pengaruh-pengaruh gesernya lebih besar dan memerlukan tulangan geser. Penulangan
gesernya harus ditambah apabila semakin mendekati tumpuan.
Sampai pada bagian ini, kita sekarang mampu untuk mengenal dan mengerti gambar kerja beberapa
elemen beton bertulang tipikal dan konvensi yang digunakan untuk menggambar beton bertulang.
1.2
11
Contoh:
... !I
11
n
1.3
8 - 20
8
)
tanda-tanda gambar yang terdapat dalam renca:na gambar bestek. Bila tanda gambar sudah dapat
dihayati, kesalahan yang timbul dalam pelaksanaan akan kecil sekali.
Adapun tanda-tanda gambar tersebut antara lain :
[--------]
---- --
r------,
. ,
I
I
I
I
I
I
I
I
:.__ ---
__
8
3,5
nama plat
tebal plat
tinggi plat
==
8 mm
0.
...
;:1;1
=+==
I
'
,jl
t.l
tD
I
I
--
--
-------rtt
1
_,
:;;
'::;==.
r-
<"1
_._: -
-+-;:;
LL===----_-_-::.::
(;,.
1---
I'!.
li'
I i
f.+.
SETON
-- -
::--=.
______
&-
:__,:b
jl
--
-- --- -
--,
-----------
---------
--
:I!
--
K-225
U-32
------
PS 00-6-20
PG 626-20
PELAT
J.
!J-
- - ---
r-----
1
1
- --n---:1------------- - ------
PENULANGAN
JI
P3 82-8-24
][
P3 831t8-24
I
+-:-:.:::.=-_-::::.:.:o::::.- :::_-_-_t=--=-.:.:..::-..:.:=--=---------- -1
BAJA
GAMBAR
:!
P2 &1-8-24
------ ------------
---
--f-
--
!3
--)--
-[----'
-:_E'ft.-:.-:=:. ==-==_jl_-=----- -:
. ""
!'.
-!
------
-a--2-----!.:.:.
:-.::-.:.:-.::-..::-- __:_
'
--
CENAH
PLAN VIEW
SCALE 11CO
-:]
-,.
Pl 82-8-:.24
,
T
'
&o
a
----------
1
:.
'1:::
11
1 r
'
)I
1
________
- . -t---L--_______ ______l
r:---------
IL
1
t
l.
18
.i
'I
'"
130
'T
Ii
P3 82!1> 8-24
PJ 83 - 8 -24
P4
83 _8 -24
_
P2 831&8- 24
Pl
82 98- 24
][
][
JlL
Ji
J[_
1
,....
....
""'
o ;;;
s ;;;
0 0
tl!
tlll
s:: a
7J...,
tl!
zP-t
P1
164
PANJANG
Berat
,-...
s
Perbatang
s
-
Total
'$-
(m)
(m)
5.17
8 47.88
335
891.42
352
DALAM CM
c:
366
17/
40
.....
P2
166
5.37
P3
330
5 .43
P4
83
11.34
1791.9
9 41.22
708
372
c:::
336
17
332
17
1120
P5
160
10.52
1683.2
374
P6
124
10.25
1271
282
JUMLAH BERAT
2423
Ket.
STANDAR INDONESIA
(kg)
1042
1015
c:
"--
180
so
J
:::>
180
:::>
-7
:::>
5
-J
""""4ii$W$4H)
11111111
I'm
,.
I
4.12
2;28 +
[_[
I.L-nt
IlI
l-l-1
i
cp 2, 18
5(0
t-----+-
(])""
I
..
1000
I
I
I I I I I I I II I I I
I l I I l I I I I I I I I I I
I I I I I I I I 1111111 11 '11111 .
I I I
I I
1 011111111
I,
\!Ill: l1l I I I I I I I 111 I I 1 I I I I I I I I I I I I I I I '
8
A/ n "'12- 25
26t>12-10
I
I
!'i'-"\'*'' 2
2; 28
2so
7 , 28
SETON
JO
@2
' 2:0
+------4
.018
f?l
1 ,.,_-
-;----=>
BAJA
28
K-225
U-32
40
PENULANGAN BALOK
SKALA 1
---,
'j) 4.011
'-
11)
11_________
FDTONGAN
SKAI..). 1:20
SXALA 1 20
Ill
r e
L
:."zo
(4l4P18
(3) 1.Pl1
LJ'-L-'-
W-l
(.!)
I I
lr-1---. 1
,u
FDTONGAN A-A
GAMBAR
11
PENULANGAN
BALOK
B-B
\6-k(\ 2L7
.. ..___@:'
t!I2S -lOO
----(5)
1,, 1
1:
:zo
,.,
iCQitW
""'
0 ';J
S'UJ
aS
'bll
c
+>
0 0
a
z ;
PANJANG
Perbatang
Total
STANDAR INDONESIA
(m)
(m)
DALAM CM
P1
20
28
P2
10
28
12
120
580
120
580
424
376
110
5 32
440
2128
.J
P3
40
12
10,6
"
P4
20
28
P5
40
28
P6
10
28
P7
20
5,5
11
5,5
9,05
12
55
181
60
25
;.!>
25
c::
25
c:
.J
400
25
25
1150
1040
25
266
160
Ket.
500
25
1050
25
;:)
25
500
850
35
10
10
'
PS
128
12
1,42
182
70
161
46
26
P9
12
85
12
170
151
10
c::
PS
10
610
12
60
28
.,
2, 32
0,26
1415
15,60
1255
75
8 30
10
:=:>
0
26
JumL=
626,4
kg
11.
Sekarang akan diterangkan mengenai sifat-sifat baja dan beton yang merupakan komponen
beton bertulang, dan dideskripsi sesuai dngan PBI 1971.
Bab ini bukan merupakan pelajaran dasar tentang Ilmu Bahan yang dipetik pelajaran beton.
Tujuan sebenarnya adalah memperlihatkan sifat-sifat kekuatan dan perubahan bentuk apabila baja
dan
beton
dibebani
dan
PBI 1971.
2.1
B aj a
Baja yang dipakai1untuk beton bertulang harus dibuat oleh pabrik yang dikenal. Mutunya dijamin
oleh pabrik pembuatnya dan dapat diperiksa melalui laboratorium dengan cara pengujian tarik.
Sebuah tulangan baja ditarik dengan gaya tarik dan deformasinya diukur. Hasilnya diplot pacta diagram
tegangan-regangan:
T
ault
aa=
40
ault
--...
D ...._
30
20
"
baja lunak
T
10
25%
baja lunak
baja sedang
baja keras
Untuk baja lunak dan sedang hubungan tegangan dan regangannya sebanding, di atas jumlah a
(disebut yield stress).
= aav
konstan
Antara titik A dan B baja bersifat elastis karena pengurangan gaya tarik a a menyebabkan La kembali
pacta posisi sebelumnya 10
aau deformasinya menjadi besar sekali. Pacta nilai konstan a = aav dicapai
nilai C. Selama deformasi ini terjadi perubahan struktur baja bagian dalam sehingga mampu menahan
Apabila a menjadi a
11
Klasifikasi mutu beton pacta PBI 1971 dibuat sesuai dengan nilai karakteristik tegangan leleh (tabel
3 , 7 '1):
Mutu
Sebl}tan
aau
( a o,z)
U-22
baja lunak
2 2 00 kgjcm2
U-2 4
baja lunak
2 400
U- 3 2
baja sedang
3 2 00
U- 3 9
baja keras
3 900
U-4 8
baja keras
4900
batang polos
batang yang
diprofilkan
Apabila mutu baja tidak dapat diketahui dengan pasti, maka tulangan baja tersebut harus dianggap
mempunyai mutu yang paling rendah.
Semua modulus elastisitas baja sama besarnya, yakni Ea
2100000 kgjcm2 Untuk perencanaan
elemen beton bertulang sifat baja disederhanakan sebagai berikut:
=
;- --'
'
..---
...
Tau*
&.am
Ea
Deformasi baja &t yang disebabkan oleh perubahan temperatur Ae, ialah &t
sebanding dengan Lle
'
1
100000
Faktor At sama antara baja dan beton, dan hal ini sangat penting mengingat baja dan beton saling
mengikuti tanpa lepas hubungannya apabila di ekspose pada panas yang bervariasi.
Catatan: mutu baja yang diperlukan harus selalu dicantumkan pacta gambar kerja.
12
2.2
Beton
Beton merupakan campuran antara kerikil, pasir dan semen yang apabila dicampur dengan air dan
dibiarkan akan mengikat dan membentuk massa yang keras seperti batu. Beton tersebut dicampur di
lapangan dan tidak dapat diuji sebelumnya, sehingga persiapannya memerlulsan banyak perhatian dan
pengawasan. Kekuatan beton sangat tergantung dariperbandingan campuran. Pasir harus mengisi pori
pori butir-butir kerikil ( 4
31,5 mm ) untuk memperoleh kerangka yang kuat. Semen harus mengisi
pori-pori butir-butir pasir. Air berfungsi seperti pelumas-untuk mengurangi gesekan antara butir sehing
ga beton dapat dipadatkan dengan baik. Tetapi permukaan partikel semen bereaksi secara kimia de
ngan air dan membentuk bubur semen (prosesnya disebut hidrasi) yang mengikat semua butir-butir
'
menjadi satu. Kelebihan air dari jumlah yang dibutuhkan akan menyebabkan butir-butir semen t erja
rak semakin jauh satu sama lain sehingga daya ikatnya akan menjadi lebih kecil dan kekuatan beton
nya menjadi berkurang.
=
bersarna-sama. Karena a lasan tersebut jumlah pasir didalam beton tidak meleb ihi 5% ba gi an kerikil.
Pasir dan air mempunyai pengaruh yang sanga t besar terhadap basil akhir kekuatan J:reton sehingga mu
tunya harus benar-benar diketahui. Sebelum awal pekerjaan rekayasa dilakukan terlebih dahulu harus
d ilakuka n untuk memeriksa dan meng etahui perbandingan campuran bahan-bahan agar dicapai keku
atan beton yang paling tinggi (pereneanaan ca m pur an ) .
Perencanaan campuran yang paling tepat dilakukan dengan cara perbandingan massa. \Na l a upun begitu
tidak jarang perencanaan campuran dilaksanakan dengan cara perbandingan isi ( !iter ) Berikut ini da
kil
pat dilihat perencanaan campuran dalam beberapa macam cara. Setelah dilakukan penambahan air pa
da
semen maka
harus
sa mpai dua ja m (dalarn cuaca dingin bisa satu sampai dua jam). Pada keadaan clemikian (akhir waktu
ikat), kekuatan ikat beton sudah terbentuk
kin
P B I 1971
dinyatakan:
Kekuatan
135%
100%
oS%
65%
40%
,/
/
3
14
2"
90
365
log waktu
(hari)
13
Kekuatan beton diukur dengan cara pengujian tekan pada kubus-kubus berukuran 15 x 15 x 15 cm.
Karena beton bukan merupakan bahan bangunan yang homogen maka dengan pengujian yang berbeda
akan menghasilkan data yang berbeda pula. Mutu beton dinyatakan dengan karakteristik kekuatan tekan ai:,k pacta 28 hari. Ini adali1h nilai kekuatan tekan yang melampaui 95% jumlah kubus uji. Peratur
an ini juga menentukan (pasal 4 . 8 . 1) bahwa beton dengan daya tahan kurang dari 80% abk tidak
bisa diterima. Kuat tekan rata-rata abm lebih tinggi daripada nilai karakteristik serta disebutkan pula
pada peraturan tersebut. Klasifikasi beton sesuai dengan P B I 1971 tabel 4 . 2 . 1 , adalah sebagai
berikut:
Tabel4.2.1
abk 2
I
kelas
11
Ill
musu
abm
1
"
dg.s=46
2
(kg/cm )
(kg/cm )
Bo
Bt
K125
125
200
K225
225
K>225
>225
K175
mutu agregat
kekuatan tekan
non strukturil
ringan
tanpa
300
strukturil
strukturil
strukturil
strukturil
sedang
ketat
ketat
ketat
tanpa
kontinu
kontinu
kontinu
>300
strukturil
ketat
kontinu.
250
175
Pengawasan terhadap
tujuan
Mutu beton yang diperlukan juga harus disebutkan pada gambar pelaksanaan.
Tingkah laku beton dipelajari melalui pengujian tekan, dimana kubus uji dibebani sampai pecah dan
deformasinya diukur.
Diagram beban- deformasi (a-n pada pengujian tekan terlihat sebagai berikut
kenyataan
(j
2 / oo
3, 5 /oo
abu
Ah
ho
'
b b
dan deformasi
Penyederhanaan lebih lanjut pacta perencanaan dapat diselesaikan dengan menganggap bahwa pada
anggota konstruksi, tegangan-tegangan dalamnya akan selalu tetap pacta kedudukan a' b ' , lebih rendah
daripada kuat karakteristik ai,k
penyederhanaan untuk lingkup praktis tegangan
tegangan: tingkah laku elastis.
7>1)liJZ.Iilll
Daerah
tegangan
dalam
praktek
14
(I I
-,
at
1-----t?f
---
Sehingga pada lingkup tegangan tegangan praktis 0 ..;;; 'a b ..;;; a' b tingkah lakunya dapa t dianggap
.
linier. Hal ini berarti bahwa a' b dapat dianggap sebanding dengan & 'b, yaitu tintkahlakunya dianggap
elastis. Sehingga lingkup tegangan tegangan tersebut dapat dijadikan perbandingan dengan 'a b dan &'b
sebagai berikut:
-,
dimana
Eb
-ba
&f,
tan
A.
'+'
0
I!
m. r----e
Eb 0 =
0
&b
19000
(kgm/cm2
z)
Eb0 . &f,e
Tetapi apabila beton tersebut dibebani dengan sangat cepat sampai diatas a'b
'a b (deformasinya
menjadi & 'b e = 'a P /Ebo = deformasi elastis cepat), dan beban tersebut dibiarkan konstan akan terlihat
bahwa deformasinya bertambah dengan lajunya waktu.
Deformasi beton pada beban konstan disebut rangkak beton (rangkak diakibatkan karena peruQahan
'
internal struktur beton sehingga deformasi rangkak pada bagian sangat besar merupakan deforrhasi
permanen dan bukan merupakan deformasi elastik).
Deformasi rangkak mencapai nilai kira-kira 2. &'be (60% tercapai setelah 3 bulan dan 100%nya
tercapai setelah 3 tahun).
Apabila situasi tersebut digambarkan akan diperoleh
=
ah
t--""'7"---...-::-1
""
Ef,l =
&f,e =
f,
A
Terlihat bahwa apabila pada beton diberikan beban tetap (konstan atau permanen), hubungan antara
deformasi akhir dan bebannya sendiri dapat dinyatakan sebagai berikut
Ebl =
sehingga,
-1
&'bl
E bl =
tan t/J1
-I
Ob
%e
Eb0
Ob
. af,.
Ebo
=
6400
-3Ebo
(dalam kg/cm2)
f, = Ebl . &bl
Sehingga apabila elemen beton bertulang dibebani dengan berat sendirinya g dan beban hidup
p (g + p beban permanen) perencanaannya dilaksanakan dengan menggunakan:
=
____
iT9
.:;:z __
c.
I
I
I
I
!
6400
,
ab
(kgfcm2)
Ebl B,b
Apabila sebuah bagian bangunan berada pada situasi seperti ini (dibebani dengan g + p) dan kemudian
terjadi pembebanan Ap (Aa'b), seperti pada kejadian gempa bumi atau angin, maka yang terjadi
adalah:
Pada PBI 197 1 hal ini dianggap bahwa Aa'b tidak akan pernah melampaui a' b (pada beban permanen).
Untuk kasus batas ini, terdapat:
tetapi: 8, 6 2-8, 6
sehingga:
juga:
8, bz
&6
sehingga:
8,62
Akhirnya:
E b2
Eb2
16
(ab
Eb 2
Tan cp
Aab, tan dJ
--
Aa 6
8, 6
E bo
ab
ab
Ebl
Ebl
,
3a6
2 a6
&'b
tg 4>2
3-
a6
E b0
4
lh
2 a'b
8,b2
Aa6
Ebo
8, 6 +
E bo
3a 6
E bo
Aa'b)
8, 6 2
ab
E b0
a6 .
E bo
a6
Ebo
lh
=
9 600
E bo
c kg/cm2
Sehingga apabila sebuah elemen bangunan harus dibebani dene-an beban permanen + angin atau gempa
bumi (beban sementara), perencanaannya dilaksanakan dengan menggunakan:
9 600
(kg/cm2)
Kesimpulan
Terlihat bahwa dalam lingkup penggunaan tegangan praktis, beton dapat dianggap mempunyai sifat
sifat elastis yang dinyatakan dengan hubungan:
Sungguhpun demikian beton yang sama mempunyai sifat yang berbeda (memperlihatkan perbedaan
Eb) sesuai dengan kecepatan penerapan pembebanan. Di bawah ini adalah nilai-nilai Eb:
Eb 0
Ebl
Eb2
19000
Hal ini berarti bahwa beton dengan Eb yang lebih tinggi akan lebih kuat dibanding dengan beton
dengan Eb yang lebih rendah.
17
''l'"\
'
<> '\
L--:----::_'__:"'
j'\_i,
\"
Kekuatankekuatan beton :
Dari PBI1971
tegangan.
tabel1 0 . 2 . 1
Kekuatan-kekuatan b..,ton.
rumus [kg/cm2 ]
jenis kekuatan
I
Tekan lentur
Tarik lentur
abu
abu
Tekan sentris
abs. u
a bk
la'bk
0. 83
0. 75
abk
a bs. u
I
Tarik sentris
0. 83
lab k
tanpa tulangan
dengan tulangan
2.5
rbu
dengan tulangan
rbm. u
= 1.25
= 3.1 2
la'bk
la b k
lab
lab
:
----:::::2
CTb
k
k
7 bp. u
tanpa tulangan
rbpm.u
dengan tulangan
1.5
3. 0
lab
lab
k
k
Per letakan :
(PBL' 71
pasalll .11 . 2)
*
tlt1 fl
Diketahui adanya tegangan tekan karena beton yang dibebani tertahan oleh beton di sekitarnya.
Tahanan maksimumnya ialah : 2 ab k
&be
Apabila beban Ob bekerja konstan deformasi beton akan bersifat plastis karena perubahan struktur
internal: gejala ini disebut rangkakan beton. Deformasi pada pembebanan konstan sebandingdengan
elastisnya , dan plastis:
,
Gtbp
Gtb. if>
c/J
==
(/)2
l/>3
<1>4
lf>s
4
E.bp
;.
Di mana:
(/>1
(/>2
(/>3
(/>4
(/>5
if>
if>
lll bp =
!!'
ll>be
'2
cp.= 2,0dan:
Gtb = &b;
I
&b
&b:
Faktor (/>4 memperlihatkan bahwa untuk memperoleh deformasi yang lebih.kecil, acuan dan perancah
beton sebaiknya dilepas selama mungkin. Waktu pelepasan acuan dan perancah diberikan pada PBI '71
pasal 5.8.
- kerangka tanpa pembebanan
- kerangka dengan pembebanan
3 hari
3 minggu
(Mungkin pula untuk membongkar cetakan setelah dua minggu dengan meninggalkan perancahnya
untuk mengurangi beban yang bekerja pada konstruksi sampai sebesar 50%).
Deformasi lainnya yang bekerja pada beton ialah penyusutan. Penyusutan disebabkan karena penguap
an air dari pori-pori beton selama proses pengeringan yang berakibat beton tersebut menyusut.
/
Menurut PBI1971 pasal1 0.9.4, peformasi penyusutan dinyatakan dengan:
'
dengan
if>s =
Gtbso
(/>6
(/>7
if>s
9 0%)
60%)
19
(1- 0,10 . w0) menyatakan ketergantungan pacta tulangan beton yang berlawanan dengan deformasi
penyusutan.Biasanya diambil nilai perkiraan (1- 0,10 . w0) 1
=
cp6
cf>7
cf>s
Untuk
Hal
ini
10
100000
30
100000
bahwa untuk 0
berarti
6 bs
6 Qbs
1000
90%)
60%)
mm, diperoleh
seperti pada material lainnya akan mengalami pengembangan atau penyusutan apabila
terkena perubahan suhu secaralangsung.
Deformasi suhu dinyatakan de ng an:
*
Beton ,
A.
di mana
6t
1
=
100000
Menurut PBI 1971 pasal 10. 9. 5 untuk konstruksi beton harus selalu dipertimbangkan sekurang
kurangnya 6t = 10C.
Hal iniberarti bahwa untuk 0 1 m 1000 mm, diperoleh:
6 bt 0,10 mm/m
Akibat dari penyusutan dan perubahan suhu adalah, karena deformasinya dihalangi oleh kekakuan
kerangka struktur maka bagian konstruksi beton tersebut akan menampakkan retak-retak. Sehingga
untuk menghindarkan bahaya ini bangunan_bangunan tersebut dibatasi ukurannya dengan menam
bahkan sambungan..sambungan.
Sambungan konstruksi inidibuat den gan jarak maksimum 6
=
El e m e n
dinding gravitasi
dinding penahan
pondasi menerus
rangka
bangunan
dinding
bangunan
bangunan a tap
l antai
bangunan
telapak beton di atas tanah
(untuk lalu lintas)
san daran
dinding
20
6: normal
6 sangat
lembab
:
10 m
8m
30m
30 m
25m
15 m
25 m
10 m
20 m
15 m
50 m
50 m
35m
30 m
50 m
15 m
6m
25m
12 m
35m
Contoh:
8m
(0,3
dinding penahan
0,1) . 1 ,5 . 8
5 mm
c=so
L
1
Perbandingan campuran beton
AL
'IL
'
'
Perbandingan campuran (dalam volume) antara semen pasir kerikil secara kasar untuk mendapatkan
beton dengan mutu K-125, K-1 75, K-225.
Mutu Beton
Perbandingan campuran s : p : k
K-125
K-175
K-225
1
1
1
llh:
3 atau 1
21;2 atau 1
llh
2 1;2
2
Untuk:
A) beban permanen
B) beban sementara
Baj a :
beban permanen
tegangan
Beton
beban sementara
'Yp
'Ym
'Ys
'Y
'Yp
'Ym
'Ys
t arik aa
1,15
1, 5
1 , 725
1 ,1 5
1 ,05
1 , 20
tek an
1 ,1 5
1 ,5
1 ,7 25
1,15
1 ,05
1 ,20
'Y
Peraturan mera malkan (p a:s al 10 . 1.4 ) a ctanya tambahan f aktor koe fisien keamanan if> ctengan
mempertimbangkan 'Ym /<P untuk kon ctisi-kon ctisi perenc an aan yang berbecta ctan pengontrola p
(lihat PBI 1 9 7 1 t abel 1 0. 1 . 2 ).
beb an sement ar a
'Yp
'Ym let>
tekan
1, 2
tarik ab
geser rb
af,
po ns 'Tbp
'Ys
'Yif>=I
'Yp
'Ym let>
'Ys
'Y<f>=l
1 ,4
1 ,5
2,52
1,0
1 ,4
1, 05
1 ,4 7
1 ,0
1 ,4
1, 5
2,10
1 ,0
1 ,4
1, 0 5
1 ,47
1,1
1,4
15
,
1 ,0
14
,
1 ,05
1 ,4 7
1 ,1
1 ,4
1 ,5
2,31
2 ,3i
1 ,0
1 ,4
1 ,05
1 ,47
Hasil teangan kerja ijin untuk baja ctan beton ctapat ctilih at pa cta tabel 10.4. 1 pa cta PBI 1971:
Tabel 1 0 4
. .1
Te ga nga n t ega nga n ba ja ya ng ctiijinka n
Mutu
u 22
u 24
u 32
u 39
u4 8
V mum
22
1 .250
1. 400
1. 850
2.250
2 . 7 50
0 . 5 8 Oau
0. 58 00.2
0. 83 a0.2
Ta be l10.4 . 2
Tegangan,tegangan beton yang diijinkan untuk r/J
Mutu
a,; k
k.arakteristik
arik
tekan
t
Gaya aksial :
Tegangan
No tasi
tekan
tarik
100
125
125
60
75
175
lJ:
35
40
a:b s
35
40
60
(jbs
s.s
225
225
K 175
6,S
Bl
Umum
Obk
0,33 a
bk
0,48.1a
bk
75
5,S
0,33
6,5
16
0,4 3.-o'
bk
1,08.1'0j,
k
Bt
100
55
ab k ss
o.J6.1ab 5
k
K 125 K 175
125
175
70
1 00
7,5
9
225
225
125
10
100 125
70
,5
6,5
7,5
S
Umum
"Obk
0,56 Obk
0,6Yq;k
0,56 Obk
0,51.tq;k
fb
T bm
7'b
T bm
4,5
11
5,5
14
12
5.5
14
15
18
20
lcritis :
rb
p
Tb
pm
6,5
13
7,5
8,5
10
17
20
19
9
22
10
25
8,5
k.
1,3S.Iabk 21
9,5
24
11
28
13
32
0,8S.Obk
2.12..Ubk
o.6s.tab k 10
I,JO.Iabk 20
11
13
26
15
30
1,02"'abk
2,04./CJbk
17
0,54..Ub
1,5
0,68-ot,k
1.10,/0i:k
Untuk r/J =I= l nilai-nilai tegangan yang diijinkan menu rut ta bel di atas harus dtkahkan dengan r/J yang sesua1.
dengan tul3f\gan ge5er
C at at an
15
22
= 2400 kg/m 3
(PBI 1971,
Syarat-syarat perencanaan.
Pen ggunaan tegan gan ijin a dal am suatu peren can aan i al ah untuk mend ap atk an kep ast ian bahwa
kekuat an sebuah struktur cukup besar untuk menahan beban deng an am an.
PBI 1 9 7 1 j uga mensy ar atkan b ahwa se buah struktur h arus cukup k aku sehingg a defleksi f -ny a tidak
terlalu besar (PBI ' 7 1, p asal 10.5 ). Akhirny a peraturan tersebut j uga menyinggung m as al ah kerusakan
setempat p acta perlet akan (PBI ' 71, p asal 1 1 . 1 1 ) atau kerusak an yang dise babk an k aren a tid ak cukup _
ny a k ait tul ang an (PBI ' 7 1 pasal 8. 6 sampai dengan 8 . 1 3).
Se bagai tambah an terh adap y ang sud ah disebut k an di atas, per atur an terse but j ug a men gusulkan det ail
konstruksi y ang mey akinkan bahwa tidak ak an te rjadi kerusakan hubung an konstruksi.
Berikut ini diterangkan secar a singk at kriteria untuk mem bat asi lendut an konstruksi dan kriteria
untuk menghubungkan k ait tul ang an.
Perm as al ahan y ang berhubungan dengan kerus akan setemp at dan detail konstruksi ak an diberikan
di b agian lain p acta catat an kuliah ini..
Kontrol terh adap lendut an :
1
250
Dapat diambil :
1Q
;
I
!:..
#Q
o=2
:to
'I
"
;;t
Ro
)\
0,5 Q
0,75
Untuk pelat diambil bentangan paling pendek Q (kadang kadang dengan faktor pengurangan untuk
kontinuitas).
Peraturan tersebut menyebutkan sebuah cara untuk menghitung lendutan. Karena lendutan dipenp-a
ruhi oleh banyak hal maka perkiraannya sangat tidak tepat .
Perkiraan kasar dapat dibuat :
1) . Dengan cara menghitung lendutan elastis fel dengan menggunakan:
Ebo modulus elastisitas pembebanan cepat
momen inersia (bh3 /12) luas beton sesuai dengan hukum statika.
Ib
/P
5
p 4
Contoh:l'""ll'"f = 384
. El
2). Dengan mengalikan fel dengan faktor yang diambil dengan pertimbangan pengaruh rangkak beton.
f
Dimana
= fel
:
cb
cb
( 1 +L.
q
cb)
Walaupun begitu untuk menghindari permasalahan dengan adanya lendutan iaiah dengan membua t
elemen tersebut cukup tebal.
Analogi dengan ACI 318 - 77 art. 9 5 ialah apabila tebal elemen dibuat sedemikian rupa sehingga
mendekati kondisi di bawah ini, maka pemeriksaan lendutan sudah tidak dipHlukan lagi {karena
lendutannya tidak akan melampaui) .
-
22
u 24
32
39
u 48
pelat
o
30
o
28
o
25
--
o
22
balok
--
o
24
o
22
--
Qo
20
o
18
o
16
Catatan
24
o
20
__J
Q
bahwa menurut P.B.I, 9.3.1lebar badan balok harus: b;;, 50
Penyaluran tulangan:
Tulangan pada beton bertulang digunakan untuk menahan gaya tarik T. Akan diperlihatkan
di sini bagaimana sebuah tulangan beton menahan gaya T =aa . A dapat dikaitkan pada massa beton.
Gaya traksi T ditahan oleh teganP"an ikat T sepanjang
permukaan kontak antara tulangan dengan beton.
T::.-A
-c
----
----
'C
1 .
Lct
1r
Tmax.
7max.
rma . tergantung dari kekuatan beton.
x
Penyebaran
gaya T ke dalam beton di sekitarnya
terjadi di sepanjang kerangka internal ideal.
Terlihat bahwa pada kerangka ini gaya tarik T1 harus
diseimbangkan.
Tarikan melintang T1 ditahan oleh tahanan tarik beton.
Peraturan pasal 8.6.2 memberikan ekspresi untuk menghitung L1 d (kuat kait dasar) dengan memper
timbangkan batasan-batasan untuk Tm a x dan untuk tegangan tarik melintang (T 1) pada beton.
Berikut ini diberikan pernyataan yang sama tetapi sedikit dirubah untuk membuatnya lebih mudah
dipakai untuk maksud-maksud praktis.
Untuk menghitung panjang penyaluran Ld:
pertama
kedua
L 1d
ketiga
baja
K 125
(cm)
K 175
K 22!1
'
G\
-----'
1,8
Apabila
u 22
1,3
-
f1
=
pasal
batang polos
de
beton
'71
u 24
fl
f2
fl
25
19
27
25
16
25
14
f2 d2
1; -
27
8.6).
f2
20
17")
--
1;
batang
u
ft
32
f2
'
fl
yane:
39
48
f2
fl
f2
15
30
23
30
19
3G
27
20
36
23
20
20
13
20
11
36
diprofil
3
25
Faktor koreksi
a1
a2
a3
adalah :
1,4 untuk tulangan atas (untuk balok horizontal denpan tebal beton lebih dari 30 cm
di bawahnya).
0,8 untuk tulangan yang tersusun dengan baik (tulangan yang pada jarak S ;;;. 1 5 cm atau
yang rnempunyai selimut beton minimum 7,5 cm).
0, 75 untuk tulangan yang ditempatkan di dalam tulangan spiral (spiral dengan d ;;;. 6 mm
dan jarak spiral< 10 cm).
t:
= 27 ; fz
d< de
L ct
K 175 1 u 24
1\
bt
d.
ft
Lct
O't
12. c- .
17 ; de = 1 ,6
ft d = 2,7 . 1,2 = 33 cm
1,4; a2 = 0,8
O'z
33 . (1, 4 . 0,8) = 37 cm
>sd
"" ,
vso
_,'l'
'- --
..
> :t:!d
Kait miring
I <1
batang polos
Kait miring
pada sengkang
"",-__rj
>
>s
4S0
ri
===d==d( p>
Pembengkokan tulang
Pengaruh kait sama dengan panjang ekivalen Le pada tulangan lurus. Sehingga menurut PBI '71 pasal
8.9 dapat diambil:
L = Lct .
a-
Le
!-LeA
___
26
I,
Lct
L = Lct -Le
Di bawah ini diberikan perhitungan panjang Le menurut PBI '71 dengan sedikit perubahan untuk
mempermudah penggunaannya dalam hal praktis.
Perhitungan Le :
Apabila d de
Apabila d ;a. de
batang polos
u 22
de
K 125
K 175
K 225
Contoh :
maka Le
maka L e
u 24
cm
fl
fz
1,:1
10
,1 ,C
12
13
'
'
(8
beton K 1 7 5/U24
==If.
""
f1
==
'" "''
u 49
u 39
u 32
fl
fz
ft
f2
fl
f2
fl
fz
11
14
11
13
8:
17
11
14
19
11
10
10
.J
1 3; f2 = 8 ; f3 = 1 ,6 hitung
d < de
Le
untuk d = 1 , 2 cm
=-=--=.:(?=======
f' - 1SL .
Le f 1 . d = 1 3. 1 ,2 = 1 5 cm =
L kd min Ld min- Le
Ld min (60 cm; 30 cm)
LKd min (60 cm-- Le ; 30 cm- Le)
=
~
Contoh
hitung panjang bengkokan Lct untuk batang lurus dan L untuk batang dengan kait apabila
diambil =1 untuk diameter d = 8 mm; 1 2 mm; 20 mm; 22 mm; 2 5 mm; dan juga nilai-nilai
Lct dan L min
Ld
Ld ;a.
;a.
60 cm
30 cm
L = Ld - Le
baja
u 22
beton
K 125
Beton bertulang - 3
u 24
u 32
u 48
u 39
Lct
LKd
Ld
LKd
Ld
LKd
Ld
LKd
60
51
60
49
30
24
30
24
60
50
60
43
30
20
36
26
80
4:8
108
64
60
36
92
68
58
97
58
131
78
73
44
112
83
75
125
75
1 69
1 00
94
56
1 44
1 06
mm
Lct
60
52
12
60
48
20
76
48
22
92
1 19
25
batang polos
27
baja
u 24
u 22
beton
mm
8
12
20
K 175
K 225
KK
d
Lct
GO
64
22
77
25
100
60
50
}\)
45
LK
d
Ld
50
L1l.
_ ()
.,_ ;
'la
Ld "' Ld
baja
LK
d
L
d
46
30
23
30
23
60
46
30
19
36
25
48
52
28
76
52
58
63
34
92
63
144
75
81
43
119
81
_ . , ''
'
lL
106
60
50
60
49
60
45
30
22
30
22
12
60
45
60
43
60
37
30
22
30
22
20
60
45
60
28
80
36
44
20
68
44
22
68
34
73
34
97
44
53
24
82
53
25
88
44
94
44
125
76
69
31
1 06
68
1 , 4 ;;;;. 60 cm (polos) L
;;;;.
56
(et = 1, 4)
"' L - Le
d
30 cm (diprofilkan)
batang polos
beton
K 175
LK
d
56
u 22
K 125
60
0')
' '
["-
LK
d
Ld
u 48
u 39
u 32
Catatan :
28
batang polos
Ld
u 24
LK
d
Ld
u 32
LK
d
Ld
u 48
u 39
K
d
L
d
LK
d
L
d
LK
d
60
52
60
51
60
49
30
24
34
28
12
60
48
60
60
60
43
34
24
50
40
20
1 06
78
112
80
1 51
1 07
84
60
129
105
22
1 29
95
1 36
97
183
1 30
73
157
128
25
167
123
175
125
2 37
168
102
i32
94
202
164
60
50
60
50
60
46
30
23
34
27
12
60
46
60
45
60
40
34
23
50
39
20
90
62
95
63
1 29
85
73
49
106
82
22
108
74
115
76
1 55
102
88
59
129
100
25
1 40
96
1 48
98
202
1 33
11 3
75
167
1 29
baja
batang polos
u 22
Ld
beton
K 225
K
Ld
u 24
Ld
u 32
Ld
K
Ld
u 39
K
Kd
Ld
u 48
K
Ld
Ld
60
50
60
49
60
45
30
12
22
60
45
34
26
60
43
60
20
37
34
78
22
50
50
84
38
52
1 12
68
62
38
22
95
95
61
71
102
63
1 36
83
74
25
123
45
1 15
79
1 32
86
82
175
106
97
59
148
1 10
Ld tulangan tekan:
hitung panjang penyaluran dasar L ct
kalikan La dengan faktor koreksi yang diambil dari nilai pengaruh lain, sehingga
Lct == ex. L J .
Ld minimum tidak boleh lebih kecil daripada nilai Ld yang diberikan pada tabel.
Ketiga
Disini diberikan rumus yang dipakai oleh PBI '7 1 tetapi dirubah sedemikian rupa sehingga lebih mudah
digunakan untuk maksud-maksud praktis.
Panjang penyaluran tulngan tekan
Ld :
Lu
f. d .
batang yam! rliprofil
batang polos
u 22
u 24
u 32
u 39
u 48
K 125
31
33
45
28
34
K 175
26
29
38
23
28
K 225
23
25
34
20
25
1,4
1
0 ,7 5
untuk tulangan atas (yaitu tulangan horizontal yang mempunyai tebal beton lebih
dari 30 cm di bawahnya).
untuk tulangan vertikal .
untuk tulangan yang dipasang di sebelah penulangan spiral (spiral d;;;. 6 mm dan jarak
spiral o:;;: 1 0 cm).
A perlu
Aa ua
Nilai minimum
Lct
29
Ft..
s ( 1 2 ctmin
1'
Ls
1
; 5 Ls ;
1 5 cm)
juga diperbolehkan
Ls
K
Ls
1 ,3 Lct
K
1 ,3 Lct
1, 3 Lct
1,1 L
1 ,8 Lct
K
1 , 8 Lct
K as us
1
(12 dmin ; 5 Ls ; 1 5 cm)
>
1 2 drnin
; <
( 5 Ls ; 1 5 cm )
1
Lct atau L
dmin.
Apabila semua tulangan harus disambung di tempat yang sama Ls harus dikalikan 1,5 .
Sambungan tulangan tekan (PBI '7 1 pasal 8 .1 3):
Panjang lewatan dihitung dengan dmax
K 125
K 175
K 225
batang polos
u 22 ; u 24 ; u 32
Ls
Ls
Ls
50 d
50 d
50 d
Ls
Ls
Ls
Ld min.
32 d
32 d
32 d
Kait sengkang:
Sengkang tertutup hanya diperlukan pada beban torsi atau pada pelat di bawah balok.
Sengkang geser tidak tertutup,tetapi:
tulangan memanjangnya harus diletakkan pada kaitnya
dan pada ujung-ujung sengkang.
penulangan pelat harus ditempatkan sesuai seperti pada
gambar.
'[]
terbuka
tidak
terkontrol
air laut
1,0
1,5
2,0
3,0
1,5
2,0
2,5
3,5
balok
2,0
2,5
3,0
4,0
kola m
2,5
3,0
3,5
4,5
menerus
mm.
31
Akibat dari anggapan ini ialah deformasi baja dan beton pada kerangka beton bertulang akan sama.
Dasar pemikiran ini dapat diterangkan dengan baik melalui kolom beton bertulang yang dibebani
dengan gaya tekan N yang bekerja pada titik berat penampang melintang.
Catatan: ,
Biasanya gaya dalam N, M , Q, T yang bekerja pada penampang melintang diperoleh melalui
perhitungan statika. Kemudian mutu baja tulangan dan betonnya ditentukan oleh perencana
sehingga untuk maksud perhitungan hal tersebut dapat dinyatakan sebagai data yang ter
sedia.
Pada contoh-contoh berikut selalu akan digunakan:
Baja mutu
U- 24
Beton mutu K -175
a).
Dari Ilmu Kekuatan Bahan diketahui bahwa sebuah benda yang diberi tekanan akan memendek.
Cara yang umum untuk menjelaskan hal ini ialah dengan
N
melihat sebuah elemen dengan panjang 0 = '' 1 '' dan luas =
' 1'' pada sebuah kolom.
t Ll. .t
Beban persatuan luas,disebut tegangan ialah:
I
I
1-t
-+--+
-
"1,,
I
I
T
deformasi per satuan panjang
8'
6.
"1"
6.
N
A
dan
Hal ini berarti bahwa apabila sebuah kolom dibebani dengan gaya tekan N akan diperoleh tegangan
tekan:
N
a
l
I
I
I
'
',
32
r
1
--
UJ111tur=fi.
.,
I
t>
;<
wmn
L
k
"'
I,
;,
Pada bahan yang elastis deformasi sebanding dengan tegangan dengan faktor perbandingan
elastisitas),sehingga dapat dituliskan:
a' == E . &'
(index'
E (modulus
Pada penampang kolom beton bertulang pemasangan tulangan bajanya ad.alah sebagai berikut:
deformasi baja dan beton yang sama
&a dan
beton B,b
&'a
a'b
&b
==
Eb. &b
ab
aa = Ea.&
atau
atau
aa
&'a =
Ea
&
Sehingga :
Ta
{;
mutu baja dan beton yang digunakan maka rumus tersebut menjadi:
&'
harus
33
Luas baja Aa
Luas beton Ab,
dan Na disebut bagian dari beban N yang ditahan oleh tulangan baja dan Nb bagian dari N yang
ditahan oleh beton, sehingga:
(keseimbangan)
Na
di ma11a:
Terlihat bahwa apabila tula11gan baja seluas Aa diga11ti de11ga11 beto11 de11gan luas n. A a maka daya
taha11 kolom tersebut dalam menerima beba11 aka11 tetap sama.
Na
a a . A a = 11 ab. Aa
I
==
Nb ek1vale11
ab. (11 . Aa )
N = Na
Nb
Nb = ab . Ab diperoleh :
N3
L.
11 . ab. Aa
I
11 . ab . Aa
ab ( n . Aa
Sehingga:
ab. Ab atau
Ab )
n A + Ab
1)
2)
Dari rumus 1) terlihat bahwa tega11ga11 pada beton diperoleh de11ga11 membagi beban N de11ga11 luas
beton Abditambah de11ga11 luas ekivale11 beton A . Ae (luas ekivale11 tula11gan beto11).
I
Dari rumus 2) terlihat bahwa tega11ga11 di dalam tula11ga11 baja adalah sebesar 11 kali ab
-d
"!:1.'"
Catata11:
34
n.
er
G"b'
Di bawah ini akan diperlihatkan bahwa kondisi yang sama dapat digunakan untuk merencanakan
atau memeriksa suatu beton bertulang yang dibebani dengan M atau dengan M dan N.
Contoh: 1 ) Rencanakan penulangan sebuah beton bertulang dengan ukuran 25 X 30 cm yimg
dibebani dengan muatan tetap N= 60000 kg.
o-; = 1 400 kg/cm2 ; Ea= 2100000 kg/cm2
U - 24
U - 17 5
Ebl
6400
Ea
Faktor ekivalen n =
:
85000 kg/cm2
2100000
85000
= 24
... = 60 kg/cm2
ab lJlll
Untuk memikul beban semester N diperlukan beton dengan luas :
Ab, perlu
A
ada
60000
60
1000 cm2
2 5 X 30 = 7 50 cm 2
Ab+ Aekiv.
7 50+n . Aa1 perlu.
Aa , perlu
1000 - 750
= 10,4 cm2
24
dengan n = 24
10, 4 cm
O.K.
O.K.
2) Periksa apakah dengan penulangan 4 cp 25 dapat menerima beban sebesar N= 70000 kg'
4tj> 25 = 4 X 4,91 = 19,64 cm2 = Aa
Luas beton ekiv. = n . Aa 19,64 . 24 - 470 cm2
Luas beton 25 X 30= Ab = 25 X 30
750 cm2
Luas pendukung beban total
1 220 cm2
A
=
b).
73200 kg.
O.K.
Karena beotn dan baja harus mempunyai deformasi & yang sama (ikatan beton dan baja tidak boleh
lepas), sehingga dalam hal ini tegangan baja menjadi aa= n . Ob.
Untuk K - 175 apabila Ob= Ubs = 5 kg/cm2 , maka:
oa = n. Ob = 24 . 5
1 20 kg/cm2 aa = 1 400 kg/cm2
=
35
Tetapi apabila tegangan pada beton lebih besar daripada tahanan tarik ijinnya maka beton tersebut
akan retak-retak.
Deformasi untuk T
Dapat dikatakan bahwa tegangan tarik sederhana hanya ditahan oleh tulangan baja (fungsi beton
hanya untuk melindungi baja dari korosi).
Luas tulangan yang diperlukan untuk menahan T adalah:
c).
Aa perlu
Dari bab I). Dasar pengetahuan, diketahui bahwa apabila suatu beton bertulang yang mempu
nyai penampang segi empat diberi Ienturan, maka akan terdapat daerah tekan dan tarik, di mana salah
satu bagian penampang tertekan dan yang lainnya tertarik.
Untuk perhitungan beton bertulang digunakan asumsi-asumsi berikut:
2).
36
-t )--
5).
&=
.D
daerah tekan
sumbu netral (n . a)
"'
+t--:r
f'\...l
61,'
H
.
deformasi
elemen oleh
tegangan f
akibat &
ab
ab
aa
Eb . &'
Eb . & .
Ea.&*
,_, _ 11.C\.
t='l' IJt:
r\
37
Ea . &.
Cara penulisan aa = n . ab memudahkan perhitungan, seperti yang akan diperlihatkan berikut ini.
Terlihat bahwa tegangantegangan pada penampang yang disebabkan oleh M adalah:
Tegangan-tegangan
pengaruh resultan:
D
T
=
=
h-
n.C\ .
Pengaruh
38
112 . a ;,
. b.y
pada beton
dengan D
dan :
D. z = T.
D-T = 0
. ab .
atau D
distribusi tegangan :
t
t.h
diperoleh :
y
h - 3 = h (1
t
3)
b. y
T = a a . Aa
,
y
ab
=
h
aa
,
+ a
b
n
y
==
1)
M= D . z
M = 1/z ab . b . h2 t ( 1 - 3)
2)
3)
Ketiga persamaan inilah yang diperlukan untuk menjelaskan tingkah laku balok segiempat dengan
lenturan sederhana M.
Variabel-variabelnya adalah:
*
M,N
0 (dari beban)
gaya-gaya dalam
*
b,h
geometri penampang
*
penulangan
Aa
r
*
sifat-sifat bahan
11, ab , a3
*
sifat-sifat penampang
yang tergantu11g dari ab , aa , 11
Nilai tidak bisa dipilih karena tergantung dari variabel-variabellain. Sehingga hanya dua persamaan
(1) dan (2) yang dapat digunakan, dengan memasukkan persamaan 3) variabel-variabel tersebut men
jadi;
M,N
b ,h
Aa
n
dengan
.::;;;
a6
dengan
.::;;;
a3
.::;;;
.::;;;
Ob
ab
39
Kedua persamaan tersebut dapat digunakan untuk mencari dua nilai yang tidak diketahui; nilai-nilai
lainnya harus diasumsikan.
Kasus-kasus tipikal:
Diketahui atau dianggap
'
-
M, N , b ' ab
M, N , b , h
--1
Aa , a6 (x)
aa , n
h , Aa
aa , n
ab 'a a
M , ab (x)
q;
Sistem persamaan
dengan:
1)
perencanaan terikat
N , b , h 'Aa , n , aa
b , h 'Aa 'n 'ab 'Oa
(x) kadang-kadang
perencanaan bebas
,n
M, N ,b , h , Aa
kasusnya disebut
dicari
N,
mencari harga M
- interaksi M--N
2)
A). Prosedur iterasi: dimana 2 nilai dari nilai-nilai yang tidak diketahui diasumsikan (dengan memasuk
kan kondisi 3) dan bervariasi sampai persamaan 1 ) + 2) terpenuhi.
Cara ini diselesaikan dengan komputer.
B). Tabel atau grafik: di mana kolom-kolom atau kubus memberikan nilai-nilai untuk data yang
harus dicari dengan kombinasi-kombinasi yang berbeda dari data-data yang diberikan atau di
asumsi. Berikut ini akan diberikan cara menyelesaikan masalah tersebut menurut PBI '71.
Sebelum menginjak hal yang lebih jauh, terlebih dahulu akan ditinjau hal kasus yang sangat penting
tentang penampang balok:
suatu hal dimana:
disebut penampang seimbang.
Pada balok seimbang tegangan pada beton mencapai nilai max. (ijin) batas
mencapai max . (ijin) batas aa secara terus menerus .
A' lJ..
----J -----:...
-
( 1 - 3)
zo
= 0 (indeks
4u
. h = 0 . h
'
(1--)
3
dengan
T'o
0)
-rjJ--0
dengan
a[1
na
_,
6a
ab
______
_
___
__
I I
1
rpO
atau:
-I
ab
r
l
Ao
Wo
1 ).
2).
0 = D0 -T0
b.h
ab .
Do. Zo
bh .0
To. zo
. ro .
Oa . Wo = 2 .
--
I
ab
1 n . ab
n.w0 = 2- -.
T
I
Wo
1Jo
1
2
h = Ta .A 0 . r0
pada
1)
dan
2).
2)
/.;o
o = 2
1Jo
---
Contoh:
U - 24
h:50c..m
1Jo
fb=3oJ
O'a
1400 kg/cm2
Ob
60 kg/cm2
175
eTa
0,972
n ab
1
2
n w0
24
1Jo
Ao = w0. bh
1
---1Jo
+ 1
16,2
0,26
0,0108
w0
cm2
Apabila balok tersebut diberi penulangan sedemikian (A0) maka akan tercapai
menerus untuk momen MB:
Oi:=bo
h
Ao
-l
1ve. f sg
n
.Z:
To:-\.
ab-
I
ifa
+ a
b
n
__
ub
dan
60
58
u3
secara terus
0. 505
60
5
6
-h
22700 kg
To = A0 . aa
946000 kgcm = 9,46
MB= T0 . z
22700 kg.
Do = To
41 ,7 cm
tm
Sekarang akan dipelajari, bagaimana tingkah laku balok tersebut apabila luas tulangan lebih I:Jesar
atau lebih kecil daripada A0, dengan meneruskan contoh soal di atas.
41
Apabila luas tulangan A0 = 16,2 cm2 bertambah menjadi A1 = 33 cm2 > A0 : balok tersebut disebut
bertulangan kuat.
Apabila balok tersebut mencapai ab = ab = 60 dan a3 = 0'3 = 1400 max secara simultan maka akan
terjadi situasi sebagai berikut:
Kondisi keseimbangan dalam pada penampang
tersebut adalah :
..!\
M
D
T
D.z = T.z
)liT
Karena tegangan max pada beton ialah ab max = ab = 60 dan tegangan max pada baja adalah
a3
max
= a3 = 1400, sama seperti sebelumnya (kondisi keseimbangan) maka posisi n . a masih sama seperti
ab
60
0,507
58 + 60
1
. ab
2
bh
2
1
22800 kg= D0
(Perbedaan dengan Do = 22700 kg yang diperoleh sebelumnya adalah hanya karena pembulatan hasil
perhitungan ke atas atau ke bawah).
Gaya tarik yang diterima oleh A1 dengan aamax 63 = 1400 adalah :
=
Tetapi hal ini tidak mungkin karena untuk keseimbangan harus terpenuhi D =
T.
Karena tegangan beton max tidak dapat diperbesar maka jalan satu-satunya ialah mrmurunkan
tegangan baja a3 sehmgga T = A1 . aa menjadi sama dengan D yang diminta.
Apabila
'
ab
ab =
60 kg/cm 2 dan
42
1
2
. ab . bh .
35,7
+ 60
2.
1
0,627 > 0
A1 . aa = 33 . 857 = 28280 kg
0,505
= 28215 kg
dan
D
z
. h = (1 - /3) = 39, 55 cm
D.
3 5, 7
60
1L 01:.'1L
J<
Berikut ini akan diperlihatkan cara penyelesaian dengan menggunakan tabel atau grafik.
Apabila penulangan pada penampang balok tidak bertambah tetapi berkurang, dari A0 = 16,2 cm2
menjadi A= 8 cm2 , maka dikatakan bahwa balok tersebut dikatakan bertulangan lemah.
60 dan aa ffa = 1400 secara simultan,
Sekali lagi, apabila balok tersebut mencapai ai, max = a6
maka akan terdapat situasi sebagai berikut:
=
===='--':-
t.l
0,507
60
58 + 60
= 0
'
dikurangi, sehingga D =
Apabila
aa
ab
T6
hanya dapat
0}i.:-3j7,.
37 , 9 kg/cm2
= 0,395 < 0
D=
i L a
a6
aa + a
b
n
T=
. ab
bh .
+ 37,9
37,9
58
0,395
0, 505
1
2 . 37,9 . 30 . 50 . 0,395 =
1 1228 kg
A. aa = 8. 1400= 1 1200 kg
43
sehirigga D = T terpenuhi
z = t . h = (1 - 3) h = 43,4 cm
8
= 0, 128 < nw 0 = 0,260
. 30 . 50
58
1,530 > </>0 = 0,972
37,9
A
nw = n .
bh
tm
24
</> =
Juga dalam hal ini untuk mencari ab = 37,9 kg/cm2 y img memenuhi keseimbangan internal (D = T)
diperlukan iterasi, dengan mengurangi a6 dari a6 max = a6 sedikit demi sedikit dan memeriksa
apakah D = T sudah terpenuhi. Cata penyelesaian sedemikian memerlukan sebuah komputer.
}_J.1 < ff
!0
J
A
'I 'I
h--c--=::r
<3-
____.,.
___,_
t_t
n
Persiapan tabel :
Urituk menyiapkan tabel untuk balok berpenampang segiempat digunakan notasi yang sama
dengan pada PBI '71.
Di sini akan diperlihatkan sebuah kasus dimana o = 0, yaitu A' = 0. Terdapat hubungan:
*
t = 1 - -s-
apabila :
44
</>,
<P =
*
= T6 (1- 0 dan
1-
--
<P =
n. a
nw= 21
n. A
nw= .!2 a b
bh
T
a
M = T. X
2
,_
A . aa ,_ . h -- A
M
bh . a a . . bh
a
M = n . w . na t. bh2
.
-.
Ca =J;f;;_
nw
Dari <P
.
1
<P nw t
aa
n ab
diperoleh : <Pa
n a6. bh2
h2
=-n M
M
a6. b
,
n a6
Cb =
Juga:
dan
h
M
a6. b
1 Ca
Cb = .J"i.
Cb =
Ca
Ji
Terlihat bahwa untuk nilai-nilai anggapan, nilai-nilai yang berhubungan dengan dihitung diin diplotkan
pada tabel:
0,159
0,160
<P
5,289
5,250
100nw
0,947
0,947
1,503
1,524
Ca
Cb
8,382
8,326
3,645
3,634
tabel untuk = 0.
45
hitung
. aa
(/>0
n ab
dari tabel : cari (baca) Ca ,r 100nw
Ua . b
Ca.
hitung : h
A=
---
rh. aa
atau A
100nw
100n
bh
Perencanaan terikat
* Diketahui
M b , h , ffa , Ob , n
* Dicari
A , a6 , a a
* Prosedur
- hitung (/>0 =
n ab
- anggap penampang bertulangan lemah,dan
h
- hitung: Ca
,
atau A=
100nw
. bh
100n
ab. b
- dari tabel: baca (/>' r 100nw
- hitung: Oa (/> n ab
a6
ab untuk pen'ampang bertulangan kuat
M
100nw
atau A =
-- . bh
A=
100n
r. h. Oa
M
'
--
46
ab O'a
Analisa tegangan :
Diketahui
M,b ,h ,A,n ,
Dicari
Prosedur
aa
A
-
'
bh
M
A . . h
atau
net>
Menyelidiki M
Diketahui
Dicari
Prosedur
b ,h ,A,n ,
I
M , ab, aa
ab
O'a
1 ung
ht
.+.
'I'O
a_
if
n . ab
hitung lOO nw
)
1 + C/>0
1
(o
., =
-1
= 100 n .
al,
A
bh
dari Ca
ifa
net>
ifa
M =
aa
al,
ab. bh2
n . er)
al,
= et>. n .
=
ab
Cantoh 1 :
Perencanaan tinggi manfaat penampang dan tulangan tunggal pada lentur (A' = 0, N = 0).
Diketahui
Ditanyakan
Perhitungan
M = 9480 kgm
b = 30 cm
60 kg/cm2
ab
cf>o =
n al,
ifa
1400
24. 60
= 0,972
47
100 nw =
-h=Ca
(fa '. b
2, 148
0,831
26,069
948000
0,831. 50.1400
16,30 cm2
-----+
5 <P 22 (= 19 cm2 )
30
Ukuran dalam cm
Contoh 2:
Ditanyakan
M
b
Ga
A , ab, aa
Perhitungan
- 1400
30 cm; h 50 cm
kg/cm2 ; ab = 60 kg/cm2 ; n = 24
9000 kgm
- <Po =
_,
n ab
0,972
)24 . 900000'
50
2,205
1400.30
5 20
5
---
30
b=
_ana<P_
1400
24.1,008
1400 kg/cm2
Contoh 3:
9000 kgm
30 cm; h= 50
19,64 cm2 (4 <P 25)
60 kg/cm2 ; aa = 1400 kg/cm2 ; n = 24
Diketahui
M
b
A
ab
Ditanyakan
aa ' ab
48
57,87 kg/cm2
------
--
164
= 31,424
- 100. 24.
100 nw 30. 50
Untuk 100 nw = 31,424, dari tabel = 0 didapat:
= 0,821
Ocp = 0,859
900000
M
1 9, 64. 0,821 . 50
A.. h
Perhitungan
VII.
r--r--r--tt-H--
4 25
30
Contoh 4:
Perhitungan momen kerja maksimum yang dapat dipikul, pada lentur murni.
Diketahui
A
b
= 30 cm; h = 50 cm
= 60 kg/cm2 ; aa = 1400 kgjcm2 ; n =. 24
Ob
Ditanyakan
Perhitungan
<P o
k'-
ab
0,972
so
30
II I
= =
4 25
ab. b.h2
Cb 2
60,30.502
2, 1282
= 993732 kg/cm
9937,32 kgm
aa = cp.n.ab = 0,859,24. 60
1236,96 kg/cm2
Sekarang akan dipelajari pengaruh tulangan tekan A' pada tingkah laku penampang beton bertulang.
Luas tulangan teka diketahui sebesar o kali luas tulangan tekan A, yaitu A' = o . A.
Untuk penampang dengan tulangan A'= o. A, momen dalamnya dapat dipisahkan menjadi dua bagian:
1 ) . Bagian pertama ekivalen dengan kopel, dengan Db yang bekerja pada beton dan T1 bekerja pada
tulangan, tarik
A1
2). Sisanya ekivalen dengan kopel, dengan D yang bekerja pada tulangan tekan dan T 2 yang bekerja
pada tulangan tarik
A2
49
h=lihat berikutnya
Dengan melihat hal tersebut dapat dengan mudah dilihat pengaruh Tulangan tekan A', yang mening
katkan kemungkinan tahanan penampang.
Hal ini juga berarti:
D'a
+
+
'
L.
Cib'
r ,.
t-
Dari
I
aa
n
Dari
h - d'
a Ib
I.
ab
dan
aa
1)
aa
ai, (1 - _! )
aa
n
diperoleh :
Ti, (
2)
trl
n
diperoleh
aa
n
50
abI
"
d'
h
1 -
,.
aa
n
,.
I
= ab
d'
.- h
3)
= t/>
Apabila
t/> =
t/>1 =
Maka :
dari 1 )
1 -g
dari 2)
1
-...:.r-1- l:
1
t/>
aa
aa
dan
dari 3 )
Dari :
1 -
A
b h
d
+ -
._ . n . w . b h
h . a\:, n . l3 A
--=-
l:
-.
dl
h
---' --- a\:, . a6 n
b h + -----==
d'
h . S . nw
.
atau
tJ> .
nm -
l3
nw.
1 -
- d'/h
atau t/> n w
atau
diperoleh :
ab . n . A = 2 ab . b h<; +
dengan
1 -
(D) = Db + D
t/>
1
= 2
.
t/>
-- .
(l + t/>)
t/> (1 -
n w
tj>'
[j
[)
l3
nw
= Db
z 1 + D . z2 dengan :
Db + D diperoleh (Db + D) . z
Db . Zz + D . z2
+ M 2 atau D . z
Db
;=
1
I
2 . ab . b h . <;t
D = a
l3
A = a
l3 .
.
_
w. bh
a\:,
d'
-
_.::;h:.,__ . n [) w b h
51
(1 - 3 ) . h
= (1 - d1 /H) . h
z1 =
z2
= h
. a\, . b h2 + a\, . b h2
.
dl
12 . ab . b h2 <; (1 - 3<; ) + ab . b h2 . - -h .
diperoleh :
dl
h .n8w
wn
(1 - hd1 ),
1 + - d1/h . n w)
dl
12 . (1 - 3 ) + - h - w n (1 - hd1 )
- d1 /h (1 - -)
1
dl
2 (1 - 3 ) + n w .
3
atau
( 2 .
dl
h
M = A . aa . h
aa
A
=
. .
.
aa . b h2 = nw .
bh
n b h2
apabila Ca
nw
diperoleh :
a
dengan mensubstitusikan _
n
cp n w
' 52
atau
diperoleh :
M
a\, .
J;;f;;
Apabila c b
cb
diperoleh :
(/> n w
J(/> n1w t
af, b
..ri
1
cb
. Ca
Terlihat bahwa nilai dibuat berbeda, maka nili-nilai yang berhubungan dengan nilai
tabel atau plot.
Hal ini dapat dikerjakan dengan menganggap nilai 8 = A' I A dan nilai d' /h yang berbeda.
Sebagai contoh dengan menggunakan nilai
0, 1 10
0, 1 15
.
dapat dibuat
(/>
(/> '
1 00 nw
Ca
Cb
8,091
7,696
89,00
59,00
0,963
0,961
0,683
0,752
12,331
1 1,760
4, 335
4,239
. .
..
. .
. .
.
. .
= 0,4 :
hitung (/> 0
aa (penampang seimbang)
n . ab
dari tabel : baca Ca , t , 100 nw , (/>'
hitung
h = Ca =
M
A = -t h Oa
8 . A
A'
aa . b
atau
100 nw
100 n
. bh
Perencanaan terikat :
Diketahui
Dicari
Prosedur
, b , h aa , af, , n
A aj, , a a , A a
,
aa
n ab
anggap penampang bertulangan lemah, clan
h
hitung : Ca = j
nM
aa . b
hitung : (/> 0 =
_,
Apabila
> o
hitung : A
M
==
atau
Oa
.h.
100
nw
---
lOO n
. bh
,
Oa
Ob = n
A'
o. A
Apabila
< o
hitung : Cb
CJb
Ob .
Oa =
hitung
A
A'
aj,
100 nw ,
. n.
M
h . aa
= o.
atau
==
100
100
nw
---
T'a
Analisa tegangan :
Oiketahui
M' b , h ' A
O a ' ab ' aa
,
Dicari
hitung
Prosedur
'
100 nw = 100
hitung
<Ia
A
n qh
M:
M =
A. . h
,
b ' h ' A ' A (atau 0
Dicari
M , ab , aa , a
:
1 -
= A)
A'
'n
'
_,
ab ' Ua ' a a
54
,
ab =
Diketahui
Prosedur
, ( ) ,
M
atau
Penyelidikan
A'
; 0 =
0 =
hitung, 100 nw
100
dari tabel :
ambil
bh
1 + 0
bh
Apabila (jJ > (j)0 (atau < 0 ) penampangnya betitulangan lemah dari tabel : ambil Ca, (j)'
-
hitung :
( dari Ca
a3
Ja3
h
nM
b
=
(j)'
al, . b h2
hitung
Cb2
(jJ
Oa
a't,
al,
( dari Cb
ab
j M
h
ab .
Catatan
:;;;:. -'
ab
ab ""'
'
M > Mada
;
M ada.
Oa :;;;:_
Oa
""' -
Contoh 1 :
Perencanaan tinggi manfaat penampang dan tulangan pada lentur murni, dengan syarat ada tulangan
tekan
Diketahui
ab
1 5000 kgm;
30 cm
75 kg/cm2
h , A , A' ,
Ditanyakan
Perhitungan
r'
..
1850 kg/cm2 ; n = 21
a3
n Ob
2 rl 25
50
...
; Oa
= 0,5
1, 175
21 . 7 5
0, 5 didapat
Untuk (jJ = (j) 0 = 1,175, dari tabel
1,984
Ca
:::; 0,864
100 nw = 29, 3 89
(j)' = 1, 5
'
21.1500000
,.-n-.-M--'
1 ' 984
h = Ca
18"50 30
a3 b
47,3 cm "" 50 cm
1850
1500000
0,864. 50. 1850
18,77 cm2
a3
=
=
=
(=
55
Contoh 2 :
Perencanaan tulangan pada lentur murni, dengan syarat ada tulangan tekan.
Diketahui
M
15000 km; = 0, 5
30 cm; h = 50 cm
b
1850 kg/cm2 ; ab . = 75 kg/cm2
n = 21
aa
A ' A, ' _Oa ' Ob ' Oa
Ditanyakan
aa_
"''1' 0 -- _
= 1,17 5
Perhitungan
n
ab
2 ; 25
I
I
Anggap penampang ber"tulangan lemah" (under reinforced).
J
-1
-J
-J
;:-
c
5
// /.v
.,
+
}'-I< -----1'';
-1
30
h
n
50
j 21.1500000
= 2,099
18.30
aa . b
4 9! 25
5
0,5 didapat
1500000
h aa
() . A
A
A'
b
C6ntoh 3 :
Pemeriksaan tegangan-teiangan yang terjadi pada lentur murni, dengan syarat ada tulangan tekan.
Diketahui
: M
= 15000 kgm
b = 30 cm; h = 50 cm
A = 19,64 cm2 ; A'
9,82 cm2
b' = 75 kg/cm2 ; aa = = 1850 kgfcm2 , n
21
Ditanyakan
Perhitungan
100 nw
2 ; 25
I ,..
100.21.
Untuk 100 nw
didapat : t
<P
11. 1 .
30
56
(fa
4 ; 25
_,
cp'
=
=
ab = -
n cp
dari tabel ()
27,496,
A'
A '
0,866
1,222
1,571
1 500000
=
-Ath
= 27,496
19,64
30; 50
19,64. 0,866. 50
_21.1, 222
1763,85
1,571
aa
=
1763,85
(O. K)
< a
Contoh 4 :
Perhitungan momen kerja maksimum yang dapat dipikul pada lentur ml.irni, dengan syarat ada tulang
tekan.
an
Diketahui
b
a\,
M,
Ditanyakan
==
1,175
,
n ab
100 nw = 27,496
(/> o
Perhitungan
I
2 ; 25
21
A'
() = -,- =
A
0, 5
a
dan apabila h Ca
Untuk kondisi seimbang (/> 0 = ,
n
- b
diketahui bahwa kemungkinan penampangnya adalah seimbang atau bertulangan lemah.
;;;Ji;
Dalam hal ini ab .,;;; ab , dan tidak ada masalah dengan beton tersebut.
Apalagi
aa
M
aa dan : A ;;;o - mepakan tulangan yang sesuai.
h aa
(tm)
jJ;_ . . Jfj!._(m)
J7f;
---
. Ta
M (kgcm)
1000
b (cm)
Ta
(tm)
(m)
M -(tm)
h
(t)
dimana kh = Ca
dimana ka
n
)1 000
aa
r . ifa
1000
57
0,5
"'
dan o
"'
ka
kh
175 :
k
ka
175 :
k
11,03
0,956
1,24
1,12
beton/baja
Tb'
T'a
if>o
Ca
kh
K-125/U-22
40
1 250
30
1, 042
2,236
0,837
K- 175/U-24
60
1 400
24
0,972
2, 148
0,831
8,89
0, 860
K-225/U-32
75
1850
21
1,175
2, 457
0,847
8,28
0,638
0,93
0,74
K-125/U-22
40
1250
30
1,042
1, 384
0,858
6,77
0,932
0,76
1,08
K-17 5/U-24
60
1400
24
0,972
1,618
0,859
6, 70
0,831
0,7 5
0,97
K-225/U-32
75
1850
21
1,175
1, 569
0,859
5,28
0,629
0,59
0,73
Pada dua kolom terakhir nilai k dinyatakan untuk mutu beton dan baja yang berbeda yang berdasar
kan pada hubungan nilai-nilai kombinasi K-1 7 5/0-24 anggapan.
Untuk memperoleh cara perhitungan yang cepat dan mudah (contohnya untuk preliminary design)
bisa dilihat bahwa, apabila diambil :
mutu beton bertulang yang rendah
(K-125/U-22)
h(cm) ;;.. 1 1 ,0
A(cm2 ) ;;.. 0,96
J'
< tm)
b (m)
(tm)
(m)
ft-
(tm)
(m)
(tm)
(m)
Momen yang diijinkan untuk penampang dengan luas tulangan A dinyatakan oleh :
M= A.
Mo
o, 5
Mo = o
h
ka
o = 0 dan o
o=0 )
( o = 0, 5)
ka (
ka
K-125/U-22
58
'.
M o = 0,5 I M o = 0
102,5 % = 1
K-175/U-24
103, 5 % = 1
K-225/U-32
101, 4 % = 1
= 0 ,5 ialah :
Terlihat bahwa dengan adanya A' = o A secara praktis tidak menambah M yang diijinkan yang dapat
ditahan oleh penampang, sehingga tidak membawa manfaat.
Adanya A' = o A - - - - ( o ::: 0,5 ) dibutuhkan oleh PBI, bab 1 6 untuk memastikan bahwa balok
akan aman, juga selama terjadi gempa bumL
Catatan :
M(tm)
:::
A. h
( cm2 m )
- untuk beton mutu baik
Balok T:
Balok T digunakan pada konstruksi lantai, di mana pelat dan balok dicetak bersama-sama sehingga
pelat merupakan sayap dari balok .dan keduanya bekerja secara monolit.
lebar manfaat (PBI 7 1 )
bm .;::;; b o
bm .;::;; b o
+ 10 +
+
o I 5
Qo
L 1
t
f
!.o
t
--+
::::
...,...__
1o
Diagram M
Beton bertulang - 5
59
r.
1
};,""
t
it
-r-
ht
Jadi perencanaan balok T hanya dapat diselesaikan dengan p erencanaan terikat. Karena flens meng
hasilkan cukup tekanan (D), hal ini berarti bahwa ab .;;;; :Ob sehingga baja dapat digunakan dengan
kekuatan sepenuhnya dengan aa = a a . Kondisi demikian sesuai dengan balok seimbang atau balok
bertulangan lemah.
bm
Sumbu netral sering sangat tinggi, dengan y = h .;;;; t
'1 .
dan daerah tekan sesuai dengan penampang segi empat
y
;-,-,--,.....,..-:--r-;-"1-r-r 1c
dengan lebar = bm . Sehingga kemungkinan ini harus
,---....;1 +diperiksa (seperti yang akan diperlihatkan di sini) sebelum
I
balok T dianggap mempunyai tingkah laku penampang
I
I
balok T dan bukan balok segi empat.
I,
_ _ _
"
..,.
Pada perencanaan sebuah balok dengan perencanaan terikat, penampang dan momen lenturnya diketahui, yang dicari adalah luas tulangan A dan Tb yang memenuhi nilai keseimbangan dalam penampang
tersebut.
Distribusi tegangan beton dan baja dianggap elastis.
Di sini akan diterangkan sebuah penyelesaian yang berlaku untuk segala bntuk penampang dan
berlaku pula untuk penampang balok T.
Asumsi untuk penampang bertulangan lemah ialah aa = O'a , dan distribusi tegangannya ialah sebagai
berikut:
GI,'-:: 7
luas A1
2. . lUl;I.S A2
1.
60
Nilai ab harus dianggap dengan beberapa nilai yang berbeda sampai diperoleh
M = D 1 . z 1 + D 2 . z2
= T
= A
a3
, kemudian diperoleh :
Prosedur coba-coba ini menghasilkan perencanaan, yang tidak sulit tetapi memakan waktu yang lama
walaupun dengan menggunakan bantuan komputer.
D dapat pula disesuaikan dengan tegangan baja N. Pengaruh A' yang mengurangi ab biasanya
diabaikan.
Untuk mencapai hasil pendekatan yang cepat dan baik (dalam lingkup beberapa persen), sering D2
diabaikan karena perbedaannya yang kecil terhadap D 1 .
Penyelesaian praktis perencanaan terikat sebuah balok T :
Diketahui .
Dicari
Prosedur :
M,b ,b ,h ,t ,
A , ab
ab , a3 , n
bm .
61
penampang mutlak bersifat sebagai penampang segi empat yang lebar dengan
dimensi bm dan h.
Apabila y t
- hitung
aa
*
A=
- hitung
Apabila y > t
- anggap z
aa
- hitung D t
. z
D1
bm . t
ab
( untuk D 1 )
(1
----;-- -
aa
z)
(penjelasan terhadap rumus ini dapat dilihat pada catatan 1 berikut ini).
Catatan
diagram distribusi
tegangan
GA
ab'
diperoleh :
Dt
Dt
At
bm . t
Ut
aa
af, + n
a
Ut + n
I
z
I
ab
id
ab
a;
( a lt
Dt
bm . t
aa
).
h
h
z
aa
n
- - (1 - - )
z
n
aa
62
ll'- --;
;m
.....J_
- - -L
h+
flens diabaikan
aa . z
Sehingga hasilnya akan ama:n apabila pengaruh balok T tidak dipertimbangkan tetapi hanya meng
anggap sebagai balok dengan penampang segiempat biasa.
Jumlah tulangan A1 /AT kira-kira adalah sebesar:
h - t/ 2
0,85 h
AT
contoh :
A/AT
h 40
=
80
t= 12
15
1,00
0,96
1,09
1,07
Hasilnya sangat kecil hila dibandingkan dengan jumlah tulangan total yang digunakan pada bangunan
( dimana jumlah pelatnya dominan). Sehingga untuk rancang bangun bangunan balok T diperlakukan
sama' seperti balok segiempat.
e s e r:
Seperti telah diperlihatkan pada bab "pengertian dasar", bahwa sebuah balok yang cukup kuat
menahan sepasang gaya tekan pada beton dan tarik T pada baja bisa menjadi tidak stabil secara inter
nal, karena keseimbangan internalnya tidak terpenuhi.
Ambil contoh sebuah bagian balok dengan gaya-gaya dalam M dan Q yang cukup untuk membuatnya
seimbang kemudian dipotong mendatar pada permukaan sumbu netral (n . a . ), maka:
bagian atas dan bagian bawah tidak akan berada dalam
keadaan keseimbangan kalau tegangan-tegangan geser 'Tb
A
tidak
ada.
t
apabila pemotongan diulangi pada permukaan yang lain
maka akan diperoleh rb kembali.
* anggap satu satuan elemen yang diberi 'T b horizontal. Akan
terlihat bahwa:
akan berputar (tidak seimbang).
Agar seimbang diperlukan kopel vertikal yang
lain 'Tb , yang sama dengan 'T b horizontal.
( V= O , H= O , M = 0
'Tb dapat dianggap ada dari titik kerja D menuju titik kerja T
pada ketinggian= z.
G
""Cl> --
--- --- -
--- -
l:' j,
2
...
63
rbz
atau
r. b
b.z
atau :
retakan-retakan diagonal
tegangan tarik diagonal r
Sehingga selama dilakukan pengujian pembebanan pada sebuah balok akan terjadi sebagai berikut:
ILQ
Pola retakan-retakan miring akan terjadi (dengan sudut di bawah 45 ) apabila beban ditambah terus
dan rb makin lama akan semakin besar.
Apabila dilihat satu buah retakan sebagai penyederhanaan, akan diperoleh sebuah model yang dapat
dipakai untuk mencegah keruntuhan.
J!
'r
1
r
I
as <:1S t
1
,
T
Ts
=z
Q
. as
Gaya geser per panjang as (jarak sengkang) ialah:
Ts
Tetapi dari r b z
dan Ts
==
==
Q,
==
as
(lihat gambar)
diperoleh:
Ts b . as
-- ==
rb
dan
r,
"
: :
Hal ini berarti bahwa dengan menempatkan sengkang dengan luas baja As pada jarak sama
dengan as akan menyebabkan balok tersebut mampu menahan tegangan geser yang besarnya
sama dengan Ts ( lebih besar), sepanjang as .
Catatan:
Ts
Ts b . as juga berarti bahwa sengkang tersebut mampu pula untuk mengikat daerah
tekan beton dan daerah tarik tulangan bersama-sama, memberikan keseimbangan hori
zontal pada penampang horizontal pada setiap ketinggian.
==
Pacta pemasangan tulangan miring, tahanan geser yang lebih besar yang diberikan oleh tulangan ditan
dai dengan rm .
Tulangan miring harus memberikan komponen tahanan
vertikal Tm , yang sama dengan gaya
seperti pada pemasangan sengkang.
--
a , sama
_g_
z
am == Tm
65
" "'
- ...
I
l
z.
O'a
Am . O'a
Tm == Am .
Diperoleh :
Ta . vf2
dengan Tm
Tm b. am = Am . Ta
J2
== -{L . am = rm b . am
Dan :
Hal ini berarti bahwa penempatan tulangan miring dengan penampang Am pacta jarak sama dengan
am (horizontal) akan menyebabkan balok tersebut mampu menahan tegangan geser Tm , sepanjang am .
Catatan :
mahasiswa yang mempelajari pelajaran ini dengan baik akan mencatat bahwa tidak perlu
dikatakan, di mana letak komponen diagonal yang lain Tm (yang merupakan gaya tekan)
harus ditempatkan.
Dapat dengan mudah dinyatakan bahwa tulangan tersebut harus dipasang pada diagonal
tekan yang terbentuk sepanjang retak-retak miring, seperti yang telah dibicarakan sebe
lumnya, dengan ilustrasi gambar test beban.
Pacta kenyataannya mekanisme yang terbentuk oleh superimpose rangka-rangka dalam
pada pembebanan yang lebih besar akan berkembang seperti yang telah diilustrasikan
pacta bentuk yang disederhanakan, pada bab ' pengertian dasar' '.
l 2u J
! r 1L
h
30 cm
Simbol : - tarik
f3
lll l l l l ll
66
te k an
rl JJ'''
...:
i'
1I
11
,,,
,l
,,
''
rP
1
1fm
1
soJ
Sifat tulangan miring sama dengan sebuah pisau yang memotong beton !
Sehingga tidak diijinkan untuk hanya rrienggunakan
tulangan miring sebagai tulangan geser.
Pada PBI ' 71 dapat ditemukan beberapa bab
yang membicarakan masalah tulangan geser
(bab. 8 . 1 7 ; 9 . (3) ; 11 . 7 ).
Kesimpulan yang utama ialah:
Bab 8 . 1 7
Tulangan geser minimal diperlukan untuk semua elemen mendatar dengan perkecualian
sebagai berikut:
a). pelat, dinding dan pondasi telapak
b). lantai berusuk menurut pasal 9 . 4
c). balok dengan tinggi h .;;;; 25 cm
h .;;;; 2, 5 kali tebal flens t
h .;;;; 0,5 kali tebal badan b
d). bagian-bagian konstruksi, di mana pada pembebanan tetap, tegangan geser yang
terjadi dalam beton akibat beban kerja Tb .;;;; -Tb t
Bab 9 . 3 . 6
Pada balok senantiasa harus dipasang sengkang; jarak sengkang as .;;;; 30 cm sedangkan di bagian-bagian balok di mana sengkang-sengkang bekerja sebagai tulangan
2 h. Diameter batang sengkang ;;;. 6 mm.
geser as 3
Bab 8 . 1 7
Tulangan geser lentur terdiri dari:
a). sengkang-sengkang yang dipasang tegak lurus pada sumbu balok.
b). tulangan-tulangan miring dengan kemiringan 45 (miniml,lm 30 ) terhadap arah
memanjang.
c). kombinasi sengkang-sengkang dan tulangan-tulangan miring.
Di dekat tumpuan, jarak sengkang dan/atau
tulangan miring harus sedemikian
'
rupa sehingga suatu garis miring 45 yang ditarik melalui tengah-tengah tinggi
balok di atas tumpuan senantiasa terpotong oleh paling sedikit sebuah sengkang
atau sekumpulan tulangan miring.
Untuk maksud perhitungan tulangan geser, karena sifat kerangka, retak-retak kritis yang pertama
akan dapat terlihat seperti pada gambar.
Sehingga Qmax untuk perhitungan Tm ax di dekat tum
puan diambil sebagai nilai pada jarak h/ 2 dari tumpuan
tersebut.
,
ijin untuk beton tanpa tulangan geser = '7'b , 1 (pada PBI , "Tb
ijin untuk beton dengan sebagian tulangan geser = Tb ,2
b
T ijin untuk beton dengan tulangan geser penuh = 1iJ , 3 (PBI, Tb m )
Tabelnya dapat dituliskan sebagai berikut:
rb
Tb
Tb
K 125
K 175
K 225
Umum
K 125
K 175
K 225
Utnum
rb , 1
5,0
5, 5
6, 5
0, 43 ab k
7,5
9, 0
10,0
0,68 ai, k
rb , 2
7, 5
9, 0
10,0
0, 68 a b k
7,5
9,0
10,0
0,68 ab k
rb, 3
12,0
14, 0
16,0
1,08
19,0
22,0
25,0
1,70
Nilai rb
b.z
*
*
Apabila
8
7
Q
b.h
atau : rb
= 1,15
==
Q
U
- h
bahwa:
diperoleh : rb
rb
2)
rb .,;; rb , 1
tl
Karena Tb 1 , 1 5
maka diagram Q dapat
ditransformasikan menjadi diagram rb ( dengan
=
- -- - - -
"Cp
68
Tb
,.s
7
pada daerah ini tegangan geser beton tidak terlampaui sehingga hanya diperlukan
penulartgan sengkang minimal.
Baja
V 22
u 2'1
u 32
Dari As min
Daerah 2
3 b . llg
0av
pada daerah ini tegangan geser ijinnya hanya dapat menahan beban sementara (rapid
loading) tanpa penulangan, tetapi untuk beban tetap diperlukan penulangan geser
sebagian.
pada daerah ini tahanan geser balok dapat diambil sebagai tambahan tahanan geser
beton ditambah dengan tahanan geser penulangan sengkang, dan Tb,l + Ts harus Tb .
r s = rb - fb,l harus diberikan oleh sengkang.
2
Jarak sengkang as 3 . h
Diameter sengkang c/J > 6 mm
As . Oa
Dari Ts =
b . as
*
Daerah 3
11s
As . Oa
b ( Tb - Tb,l )
( rb - fb , 1 ) . b as
As . O a
b . Ts
r8 + Tm harus rb , dengan
Tm 0, 5 Tb
pada daerah ini semua tahanan geser harus diberikan sepenuhnya oleh tulangan geser.
Apabila digunakan tulangm miring (tekukan dari batang tarik), harus diingat bahw.a :
*
pengaruh Tm tidak dapat diperbesar lebih dari h
untuk satu batang yang ditekuk h
69
St
2
82
2
sl
+ 2
a "' ,
a. ... :!'>
Cl l'\ :a.
Setelah diketahui beberapa tulangan yang dapat ditekuk yang akan digunakan untuk
tulangan geser (akan dijelaskan nanti, cara menyelesaikan hal ini),
Catatan
Luar T . a sengkang terhadap tulangan yang ditekuk harus menutup seluruh diagram rb .
Untuk memudahkan penempatan tulangan di lapangan dan untuk menghindari ke
salahan perlu digunakan mal (pattern) sederhana untuk membuat tulangan geser,
bahkan apabila digunakan tulangan lebih banyak daripada kebutuhan minimalnya.
Menurut PBI ' 7 1 bab 16 untuk bangunan dengan tinggi H > 6 m dan beberapa lantai,
harus dihitung pengaruh gempa bumi (lihat: "pedoman perencanaan untuk struktur
beton bertulang . . . , D P M B 1983).
Dalam hal ini tulangan miring tidak boleh digunakan, dan hanya boleh menggunakan
sengkang.
Syarat-syarat:
4t,
OIM 1'------7'"
! l ! l l l l l l ! l l l l l l
as 2
J \
h ; 20 cm)
(2
= 10
mm
as 2
h
Amax penulangan memanjang atas atau
bawah.
Contoh
Jawa b
A C I menyarankan : dua atau tiga sengkang di dekat permukaan kolom dipakai seng
kang model tertutup.
Dari perhitngan sebuah balok, diperoleh diagram Tb sebagai berikut. Hitung penulangan
gesernya apabila dipakai beton dengan : K 1 7 5 - U 24
Penampang
Ambil
rb , l
Tb , 2
D tr:s
(3))
5, 5
9,0
< 7.b, 3
12,25 kg/cm2
K/
-,f-
2S
Potof!gan rb , 1 ; rb 2 sejajar .
,
dengan diagram Tb , memberikan
batasan masing-masing daerah.
70
H -r-
14,0
11..3
- - - - - -=--
::O'IW! z
Daerah
1.
Daerah 2.
Oa
dengan ag
Daerah 3.
2
( 3 . h)
( 8 - 5,5) . 25 . lOO
1400 '
4, 46 cm2
am bil U <P 8 - 20 ( = 5 cm 2 )
diperlukan penulangan geser penuh pacta daerah yang diarsir. Anggap dua buah tulangan
dapat ditekuk, diambil dari dua penulangan di bawah, dengan <P 20 = 3, 14 cm2
Pelaksanaannya dilakukan dengan cara:
sehingga diperoleh Tm sepanjang
2 h = 1 50 cm . . . am = h = 75 cm/btg.
Tm
. 3, 14 . 1 400 . v'2
25 . 75
3, 3 kg/cm2 50 % Tb max
2 h = 1 50 cm.
100
(15,5 cm2 )
(18 cm2 )
(16 cm2 )
( 20 cm2 )
Pilihan yang paling baik ialah yang dapat diputuskan di lapangan. Apabila pemasangan tulangannya
mudah, pekerjaan akan lebih cepat dan aman.
Karena penulangan di sebelahnya , pada daerah 2 adalah U <P 8 - 20 maka untuk daerah 3 dapat dipilih
u <P 14 - 20.
Gambar penulangan gesernya ialah :
{1 8 - Z.C
ISO
1z.r
.z.t CJ.r.c
71
Contoh:
9,0
'
85 cm
anggapan
5 .7 .6 + 4 .7
77
8,9 9 cm
72
8, 5 + 2 . 7 . 17
h
pada 2 "" 40 cm ,
gesernya ialah:
==
Q max
*
= 3
24
Diagram Q (t)
( 3 - 0,4)
==
20,8 t
f--- Tb2=9,0
-- 7 , 0 3
Diagram T
f.L"-'-L..L.-- Tb l = 5 , 6
Zt
==
==
I 10- 25
Penulangan geser
==
==
10
As < A min
5, 76 cm2 , diambil sama U if> 10 - 25
==
4, 37 cm2
Geseran pons :
(lihat PBI '71 pasal l l 9)
.
j!
- -- . hJ 2
73
fh p m > fh p
Denah
Le =
Tb p
Tb p
.:;;;
.:;;;
Le
7h p
Th p m
K 125
K 175
K 225
7, 5
8, 5
10
1 5,0
17,0
20
Apabila Tb p > fb pm , pelat harus dibuat lebih tebal atau ukuran kolom harus diperbesar (atau dua
duanya).
Untuk kolom di dekat tepi pelat atau di daerah pojok, parameter kritisnya menjadi:
pojok
sisi
tk
n lt 1
I
1
I
_ _ _ _.j
t- -.- - Kritis
kritis
Penulangan khusus terhadap pons terdiri dari tulangan yang ditekuk ( 45 ) dipasang melintang ter
hadap kerucut pons, pada H/2.
, h
r
hi
Satu penampang Ap (tulangan pons) yang mendapat tegangan oleh O'ap dapat menerima gaya tarik
dan dapat menyeimbangkan beban p/n .
Ap . ifa p
Diperoleh:
. V2 = Ap . 1'Tap
n . Ap
aa p = -
74
P . V2
O'a p
, atau :
di mana : n
Ap =
.!:
f-t tit
t+-
Pelat : K 175 - U - 24 ; H
Beban: 30.000 kg
Panjang perimeter kritis :
Le =
=
( 15
135
cm
25
+(
15
). 2
2
cm
15
25
+2.
15
)
2
T bp
p
Le .
30.000
1 35 . 15
Penulangan khusus :
Ap , tot
n Ap
P . .J2
30.000 .
'Oap
700
v'2
14,8
60, 6
kgjcm2
cm2
I
-- - - --s-----
l
Ap,tot . -y;;;-
2
Ap,tot .
Sisi 2
Ap2
Sisi 3
21,3
cm2
18,0
cm2
posisi tulangan :
. .. . .
21,3
cm2
le
l
l
Be ton bertulang - 6
.l
t=J
?. e
Mt =
75
'
Untuk menghindari berputarnya struktur tersebut, kestabilannya harus tetap dijaga dengan cara :
I
M
balok
kolom
l MA =
t
lentur pada
kolom
Momen torsi pada balok ditahan oleh tumpuan (kolom). Torsi M dan M bekerja sebagai beban
momen lentur pada kolom.
Untuk balok di antara dua kolom terdapat :
beban garis
Untuk beban terpusat
le
1
Geser
PQb I
A
MA=Mt. b l
Mt )
Torsi
' Q
I l l I I If f 11 II I I I 1 1
I.
t=P.e ! ptM
= t. a
M
l
rl
-1
i>
rtI
7 b ,v
Mt
Mt
H . b2
3 <X
Faktor koreksi diperoleh melalui pengujian.
PBI '71 memberikan faktor 1/1 = 3 ex , sebagai berikut :
76
1/1
3cx .
3' +
Mt
H2 . b
.1/1 .
2, 6
0, 45 +
Mt
H2 b
H Ut
rl:p
+i
8. h. b
1 ' 1 5 _Q--=---
h.b
Terlihat dari gambar bahwa titik 1 terdapat Tb dan Tb , ; yang bekerja pada arah yang sama. .
Tegangan geser total sebaiknya tidak melampaui nilai yang diijinkan untuk menjaga agar balok tidak
retak.
A pabila T b + Tb ,V T b maka tidak diperlukan penulangan.
Apabila Tb
rb ,V > Tb
Tetapi dalam hal ini balok akan mngalami retak-retak sifatnya terhadap geseran tarsi akan berubah.
retak-retak
Mt
Rangka ruang
Pada kenyataannya balok akan menyalurkan Mt karena rangka ruang dengan diagonal-diagonal beton
akan menahan gaya tekan dan kaki sengkang serta tulangan memanjang akan menahan gaya tarik.
Karena untuk tarsi hanya bagian superfisi penampang balok yang memindahkan M t , maka bagian
interior dapat ?iabaikan.
Sehingga balok dapat diasumsikim mempunyai
penampang berbentuk kotak (box) apabila meng
anggap p1enyaluran Mt .
Telah diketahui bahwa Q menyebabkan tegangan
geser Tb pada penampangnya.
Diperoleh elemen balok dengan satuan panjang:
Resultan dapat dinyatakan dengan t "' r b . b dan
sebut: "aliran geser" t rb b
=
.,.
,-- -- ;
/
/
77
Dari "llmu Kekuatan Bahan" diketahui bahwa torsi Mt pada penampang kotak menyebabkan aliran
geser t yang konstan di sepanjang penampang melintang kotak tersebut.
Dapat dikatakan (sama seperti pada Q) bahwa t = T . b, sehingga diperoleh :
t konstan sepanjang penampang kotak
Gaya total pada sisi potongan kotak adalah
( = gaya pada rangka ruang).
o-
!
!t
I
I
i_ _ _ --=..:..
-t
maka : M t
Ft = xy
Mt
Juga : T . b
2 Ft
Dengan T 1b1
t . x . y . y + t . y . x = 2 t , xy
atau :
2 t . Ft
Mt
atau : 2 T
m aka
2T
Mt
2 Ft
Ft . b
11
Tb
Mt
Ft . b
Sengkang untuk M t
karena balok dianggap mempunyai retak-retak (model rangka ruang) maka tahanan rb , l
dapat diabaikan rb ' 1 = 0.
Q
Q
Untuk geser Q diperlukan tulangan sengkang, dengan Tb
1,15 b . h
Catatan:
Sengkang untuk Q :
Q + Mt
Apabila dipilih Ag
1\ , Q + As ,t = (rb + T ) .
b . ag
----=
aa
= r8
b ag
--"-_
Ua
78
Mt
Juga di sekitar penampang balok segiempat, beton akan tertarik oleh M1, sehingga diperlukan tulangan
memanjang.
Tulangan memanjang perlu Am e m dapat dihitung dengan mengingat kembali sifat sebuah balok yang
dibebani dengan M1 pada saat pengtijian.
Setelah dilakukan observasi, ternyata bahwa bentuk retakan yang terjadi tidaklah sederhana melainkan
terjadi banyak sekali retak-retak dengan jalur spiral bersudut 45 di sepanjang balok tersebut.
Situasinya adalah sebagai berikut:
Penampang balok kotak
1"
Mt
luas " 1
1"
-+---1--+-
Amem Oa
Ut
As
ra; O a
2.
ag
Karena retak-retak tersebut miring sebesar 45 keseimbangan pada elemen diberikan oleh beton
yang tertekan dan baja yang tertarik, sebagai b,erikut:
Keseimbangan pada elemen akan terjadi apabila :
-u
- aa
Amem
t,
Ast as 0a
Am e m
As t
2 . ag
Ua
aa = t
1)
2)
79
Dari
Amem Q.iperoleh ; - . aa
u
1) dengan t
atau :
Am em
Darn 2)
Mt
dengan t =
Diperoleh
Mt
2 Ft . b
2 Ft
11
As t Ta
r"
atau : As, t
Ijasilnya sama dengan yang diperoleh pada penulangan sengkang untuk Mt.
2 ag
Prosedur perhitungan Q + Mt .
1 ) . Tegangan-tegangan geser pada beton yang disebabkan oleh Q dan Mt dihitung dan nilainya ditam
bahkan.
Q
1 , 1 5 ""b:h
"b
t/1
Tambahkan
2).
Mt
2,6
0,4
rb + rf,
Tb diperlukan penulangan
,.;;;
3b . Rg
Hanya Ag mi n untuk geseran yang dipasang (A8 m in = *
Ta V
Tegangan ijin untuk geser dan torsi adalah : (PBI '71 tab. 10 . 4 . 2):
*
Tb m
Tb
K 125
K 175
K 225
15
18
20
Sengkang
c). Hitung geseran total yang baru untuk balok yang retak : rb + rt;
Dengan menyebut tahanan geser yang diberikan oleh sengkang :
harus ada :
Harus diam bil As yang memastikan kondisi di atas.
ag
I
I
r7
--- - l 1v Ts untuk As/as
'- - -,.
1
t"7 ...2
v
I
I
I - - -1
I
L---
Seh-ingga cp dan ag sengkang dapat dipilih yang memberikan luas A8 per 1 m yang sama.
4). Penulangan memanjang tambahan dicari dengan :
Penulangan ini merupakan tambahan terhadap penulangan yang diperlukan karena adanya M
(lentur).
Am e m harus diletakkan:
A'
sebuah balok dengan kantilever di antara dua kolom menerima beban sebagai berikut.
Hitung penulangannya. Material U 24 - K 175.
81
.kolom
balok sederhana
_j
g= 2400.0,3.0, 4=288kg/m
M omen
p=g l, 5= 750kg/m
Q2
M=(g+p ) 8
M= 1038 .
32
= 1 1 68kgm
T
Geser
Q
Qa= Qb=(g+p) 2
i = 1 557 kg.
=10 38.
g+p=1038kg/m
Mt=p.e=675kgm/m
Torsi
MtA =MtB
Q
Q
= M t . 2 = ( P.e ) . 2
= 10 1 2 kgm.
Periksa Q + M1 :
1,15
l/1 .
Ti, max
3 +
Q
bh
b2.
Mt
1,15 .
Mt
F1 . b
101200
30 . 35
101200
40
4 45 .
302
H - '
H
0,45 + b
2,6
r"
1557
---
82
12, 50 kg/cm2
4,45
4,13 kg/cm2
816 . 30
1, 70 + 4, 13 5,83 kg/cm2
5,83 . 100 . b
5,83 . 100 . 30
As / lm
1 400
r"
1,70 kg/cm2
0K
Karena menghubungkan kantilever dengan balok dengan tulangan yang sama merupakan suatu
keuntungan, maka M dan A untuk kantilever dihitung sekalian.
o,s
M = -
1, 52
0,5
- 0, 56 tm/m
M
0,86 . h
0,86 .
0, 56
2,85 cm2 /m
--
0,17
Ts =
Oa
As
as .
1 5, 8 . 1400
100 . 30
5,13 cm2
a = zo
n<col (:fl
EJ.-- 10 lr_,a:::.::.
". ':.
..; o-t
.::; !--=a:...=::...:
.: 20
--+..!:.!..:=2.:s:oIj
r
5 %
50 %
+
Penulangan atas : (
) . 5,1 3
2
1,92 cm2
3 (/> 10
50 %
50 %
+
( -- +
) . 5, 13
2,65
2
4
4, 77 cm2
4 (/> 12
Penulangan sisi vertikal :
penu1angan
bawah
Catatan
50 %
) . 5,1 3 = 0,64 cm2
4
1 (/> 10
Penampang segiempat yang menerima tegangan akibat lentur dan gaya normal (M + N) :
4 :El
kekakuan kolom
H
4EI
kekakuan balok
q Q2
--
12
I
I
I
I
;?'777r
KK
MK = -7 . M = 14 % M
Apabila kolom lebih kaku daripada balok, ambil KK =
MK = 1l
Kesimpulan :
. M
5 Kb
= 14 % M
oleh kolom. Sehingga apabila Iruran kolom dikurangi atau ditambah , maka momo.n
yang bekerja harus ditambah atau dikurangi pula. Momen pada kolom tergantung dari
ukuran b X h nya dan tidak merupakan nilai yang tetap.
akibat dari pernyataan di atas, pada kolom jarang ditemukan permasalahan dengan
menggunakan perencanaan bebas dimana M diketahui dan h dicari, karena h yang
baru akan merubah nilai M.
Permasalahan yang harus diselesaikan ialah perencanaan terikat dimana dimensi kolom
diketahui dan penulangan A serta tegangan-tegangan aa, ab dicari atau kadang-kadang
berupa analisa tegangan.
Akibat
Perencanaan terikat:
*
*
*
Diketah ui
.
.
D1car1
N , M , b , h , aa ,
A
ab ,
, A' , ab , a a , a a .
I
n ,
Apabila dicoba mempersiapkan tabel untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan cara yang
sama seperti yang telah digunakan untuk "lentur sederhana", yaitu :
*
*
maka kita akan sampai pada suatu kesimpulan bahwa diperlukan perangkat tabel yang lengkap
untuk masing-masing perbandingan M /(N . h), atau dengan kata lain sejumlah besar tabel.
Sehingga umumnya dipilih untuk menggunakan cara lain : yaitu yang disebut "cara i". Cara ini
memungkinkan dipakainya tabel-tabel yang sama seperti yang telah dipersiapkan untuk " lentur
sederhana'".
Asumsi terhadap validitas "cara i" :
ialah bahwa M cukup besar, dimana di bawah gabungan n
penampang.
84
Penampang melintang
T. B
penampang
titik berat
gaya n
pada per
mukaan
baja
gaya eksentris
N pada A
Gaya-gaya dari
;perhitungan sta
tik N , M pada
titik berat
M
N
gaya N
pada
permukaan
baj a
Gaya normal N yang bekerja pada bidang tulangan tarik A, ditambah dengar
aD
Dengan menganggap distribusi tegangan liner yang- sama seperti pada ''lentur sederhana " , diperoleh :
I
5h
-+-
r'l
_...,.. T
...__
Apabila momert yang dimaksud adalah Ma , distribusi tegangan dan gaya-gaya dalam D dan T akan
sama seperti pada lentur sederhana sehingga dapat digunakan tabel yang sama.
Tetapi pengaruh N (tekan) hanya mengurangi tarik T. Sehingga tegangan-tegangan a{, .dan a dapat
dihitung langsung dengan Ma dan tabel-tabel untuk lentur sederhana.
Tetapi luas tulangan yang diperoleh secara langsung melalui Ma akan menjadi iA ( sebuah nilai ideal)
dan harus dikurangi menjadi nilai A karena pengaruh N.
Karena pada tabel untuk lentur sederhana luas tulangan bajanya ditujukan untuk baj a tarikan, yaitu
dalam hal ini iA , padahal yang diperlukan ialah
O e rlu
p
Nilai i diperoleh dengan pertimbangan bahwa untuk tulangan tarik dapat dituliskan :
A
Ma
th . Ta
N . ea
N . ea
Ta
th . Ta
Ta
th . Ta
th
(1 - - )
th . Ta
ea
Ma
(1 -
th
ea
N (tekan)
85
diperoleh :
Ma
h . Ta
N= 0
dan
th
akhirnya
ea
Ma
N
Ma
0
OK
==
'
Catatan
silkan i
(1
-
)
ea
t yang mengha-
belum ditentukan
Menganggap nilai
r =""
Apabila
t t anggapan,
Apabila
t =F r anggapan,
yang lainnya.
tbaru.
t tanggapan
N ( tekan ) + M.
M , b , h
, Cfa , ab
o pe rlu , d
h-d
ea = e 0 +2
Ma
0,1
h pacta tabel.
,
+ (e 0 + e 1 + e )
N . ea
hitung i
dengan nilai coba-coba
7
r ="" 8
n . Ma
. Oa . b
- dari tabel :
-
i =
86
{1 -
th
ea
Hitung : ab
a'a
Analisa tegangan :
*
Diketahui
atau :
-0. - . A
0p e rlu A
aa
n if>
aa
, M , b , h , A , A' , n , ab
d
0,1 h pada tabel.
a3 ,
Tentukan
Prosedur
- hitung e0
hitung i =
---
1 -
A'
iA
A
bh
1> '1
----
th
aa
aar
aar
Ma
iA. th
Ma
iA. th
aa
1>'
__<i_
.:n if>
87
N . ea = A , . aa ( h - d) A' =
Dari l: N = 0
Catatan
N .= A ifa + A' . a a
A=
N . ea
aa (h - d)
- A'
pada kasus N - tarik eksentrisitas tambahan e 1 dan e 2 nya adalah nol karena tidak ada
resiko tekuk untuk gaya tarik.
N . e dengan e
i6
N. H
eo
H
c2
eo
c2
0,05
0,10
5 , 86
0,15
6, 54
6,32
0,45
0,50
6,89
6,92
untuk V - 22 ; V - 24 ;
Qk = panjang tekuk kolom.
pacta umumnya : Qk == 0, 9 Q
u . .) .-)
..
88
==
0,25
0,30
0,35
0,40
6,66
6 ,74
6,79
6,83
6,86
0,60
0,70
0,80
0,90
1,0
6,94
6,96
6,98
6,-99
7,0
- 32
apabila I =
Qk
0,20
e2 dengan e2 = 0,1 5 H untuk menghitung keamanan yang lebih pada kolom yang menerima
momen lebih kecil. Contohnya pada kolom yang hanya menerima beban N, keruntuhannya dapat
terjadi seketika tanpa mengalami retak-retak, sedangkan apabila terdapat M juga maka keruntuh
annya akan didahului dengan retak-retak.
Ingat : bahwa menurut PBI '71, tidak ada kolom yang hal).ya menerima gaya normal karena adanya
tambahan M yang harus diperhitungkan.
Perencanaan kolom :
Karena perencanaan kolom selalu melibatkan proses iterasi, pemilihan ukuran b X h dan untuk
N dan M menentukan perlunya prosentase baja 100 nw dan 100 w', tetapi merubah ukuran b X H
apabila prosentase baja lebih tinggi atau lebih rendah daripada yang diakui oleh peraturan atau yang
diharapkan oleh perencana. Apabila diingat bahwa merubah ukuran kolom berarti bahwa kekakuannya
juga berubah sehingga jumlah atau besarnya momen yang bekerja juga berubah. Ingat bahwa tugas
merencanakan kolom bukanlah pekerjaan yang prosesnya bisa lancar.
Untuk mempermudah proses dapat ditetapkan suatu chart dengan kombinasi N + M yang dapat di
pikul oleh kolom b X H tersebut dengan penulangan yang dibenkan A , A'. Chart tersebut terlihat
sebagai berikut:
penampang b X h
mutu beton
mutu baja
A'
{j =
A
d
h
Dari
A ':o A
:t p
lengkung interaksi M - N
\,
Cfb'
.3
.J.
'!
lA'
I.
1
Lengkung interaksi
distribusi tegangan
penampang
89
Titik 1 sampai 6 sesuai dengan kombinasi N dan M yang menyebabkan distribusi tegangan 1 sampai 6
penampang seperti terlihat pada gambar.
Di sini dapat dihitung 6 kombinasi N dan M sesuai dengan titik-titik 1 sampai 6 lengkung interaksi
dan distribusi tegangan 1 sampai 6 seperti yang terlihat pada gambar.
Pada kasus A == A' dan d = 0,20 H, diperoleh nilai-nilai N dan M.
* Anggap sebuah distribusi tegangan.
* Tuliskan kondisi keseimbangan: N
0
0 untuk penampang tersebut.
M
*
Titik 1
distribusi tegangan 1
_o-=Z=--+--H
0 , 3 1-l
t-rt
Dan
--
I
-- -,-
I
0) .3 1-\
2.
z. H
--- Dtl,
D t>
Db = a{, . b . H
Dal = aa, . A == ab . n A aa . A == Dal (max)
Da a.a . A == a{, . n A aa . A == D a (max)
=
Db + D + Da
N,
M , = Db . 0 + D . 0, 3 H - Da . 0,3 H
0
0
==
distribusi tegangan 2
.Jl---'=
0 2.;..:.
\-\
A
3ll
' O:tt
,____
__
_ _
---\ .
(\
..
- --
__ ...
_Db
Db =
0
M
/3
)13_
- _
lz_
_
Da = n
Dan :
Dal = n
90
0 , 3 \4
-I
N
M
Titik 2
--
1
I
aa
n
A = n
aa
A= n
a{,. b . H
N 2 = Db + D a
-I
If
ab
-I
ab
H
-1
0,8 H . A = a b 0,8 A . n
.
0, 2 H . A =
Ob
. 0,2 A . n
( - ) + D . 0, 3 H - Da . 0,3 H
M z = Db . + D . 0, 3 H - D a . 0, 3 H
M 2 = Db .
Titik 3 :
distribusi tegangan 3.
U
-
o .Z.H
'
....
;:-
oa.
n
'
D...'
Db
'
,M .
-- N 3
o,.s 1-1.
H_______
_
o
--
Da1 =
Db
Ta
Dan
Titik
4 :
L N
L M
0
<ni
distribusi tegangan
aa
-I
A=
a
.. A=
n
ab
0'SH
. 0, 3 H . A =
a{,
1 I
H
1
O b . b . 2 = 4 . Ob . b H
= 2 _,
-I
Ob
-0' 5H
. 0,6 A .
. 0, 3 H . A = a6 . 0,6 A .
Db . 31 H + D . 0,3 H +
Ta .
0,3 H
..
A
_"', .
o,st -- \ . ."".. Jlo.,<4z:.Cb. lo,s ll-. .- -r
.
y
Nf
ra
_J
1 Q4 .,
dari
ab
y
dari
+ aa.f n
0,8 H
a{,
diperoleh :
1
. 0,8 H
1 + cp
---
a I n
y - 0,2H
-I
=
ab
y
diperoleh
y - 0, 2 H
y
I
Oa
aa
n
Be ton b ertulang -
-1
ab
I
ab
0,8 H
0, 2 H
1 + cp
1 + cp 0,8 H
1 + cp
0, 8 - 0,2 (1 + et> )
0, 8
0, 6 - 0, 2 cp
0,8
91
Db = lh a{, . b . y = lh .
D
Dan :
aa .
Ol.H
)
(0, 5 H - 3
.
...
_
-
"\ Ns .
- - . - _,.t--. /
-t-
3 H
---:1'--- - -
_
_
n -
\
\
0.)2 U
"
Titik
= o
Ns
Ms
- ( T + Ta )
o.z. H
----,
OJ 3 4
--
0, .3
o , z. H
M= O
Contoh
92
Ta
aa .
CTa
0,2 H
0, 8 H
--
. A =
Oa . 0,_25
f ma
1L
T
Ta
A =
t-- - - 1
I
n.
a .
Dan :
T'a
= Ta . 0,3 H - T . 0, 3 H
distribusi tegangan
0,8
f/J )
1+
0, 6 - 0, 2 fj)
)
O, 8
0, 8 H
0' 5 H - --3 (1 + fj) )
0, 7 H + 1, 5 H _</>
1, 5 H (1 + fjJ ) - 0,8 H
3 (1 + fj) )
3 (1 + f/J)
0, 7 H + 1,5 H fj)
Db
+ D . 0,3 H + Ta . 0,3 H
3 (1 + fj))
y
"
\\.
A ---t<---+----"
Dan
(lh b H .
distribusi tegangan
ab
M4 = Db
M4 =
Titik
0,8
1 + fj)
- 0, 6 - 0,2 fj)
_,
A
ob
ab ( nA
0 2
A = fj) n Ob . A = a}, ( n A fj) )
A = n
Ta
ab . b H
N6
M6 =
a .
aa .
A
A
- ifa (A + A)
tanda - berarti traksi
TA . 0, 3 H - T . 0, 3 H
N-M
Beton
Baja
a6
aa
175
24
n =
Penampang :
d
A
Tanda gaya-gaya traksi
Tanda gaya-gaya tekan
60 kg/cm2
a 1400 kgfcm2
24 ; ifJ = Oa I (n a6)
0,972
25 cm
2 5 cm
0,2 H 5 cm
A' = 2 ifJ 1 2 = 2,26 cm2
=
1
2
3
4
5
6
Nb
Na'
Na
Mb
37500
1 37 50
9375
7 606
0
0
3164
2603
1953
1650
-791
-3164
3164
651
-1953
-3164
-3164
-3164
43 828
22004
9375
6094
-395 5
-6328
0
78125
78125
69361
0
0
Ma'
23730
19522
1 4648
12375
-532
23730
Ma
-237 30
- 4882
1 4648
237 30
2 37 30
23730
0
92765
107421
10 5466
17798
0
0,2 H
Kita dapat mengatakan bahwa setiap kombinasi N-M yang digambarkan oleh titik P(M,N) dan dibatasi
antara kurva dan sumbu-sumbu memenuhi syarat, bahwa tegangan yang diij inkan ffa dan a 6 tidak
dilampaui
M adalah momen yang bekerja termasuk penambahan momen menurut P. B. I ps 10.6.
Titik penting yang perlu diperhatikan adalah bahwa
Di atas titik
Di bawah titik
jika beban N ditambah maka momen yang dapat dipikul kolom berkurang.
jika beban N dikurangi maka momen yang dapat dipikul kolom berkurang.
Dengan demikian :
Untuk kolom kita harus selalu memeriksa pola pembebanannya.
N max
M pasangannya.
Nmin , M
pasangannya
93
4, 52 = 1 % Ab ' ada
Ab , ada = 452 cm2
Nm ax = a b, . Ab , ada = 60. 452 = 27 120 kg
'
Jadi untuk penampang 2 5 X 25 dengan tulangan 4cp12 tidak ada masalah N dapat melampaui Nmax
(Tetapi Nmax = 27120 kg dapat dikombinasikan dengan m :;;;; 70.000 kgm).
Contoh:
Sebuah kolom mempunyai tinggi 3 m dan ditumpu pada ujungnya dengan Qk = 0,9 h = 270
Beban N = 6000 kg dan kita bermaksud menentukan berapa besar M dapat dikombinasikan
dengan beban N tersebut.
Tambahan momen terhadap M berdasarkan PBI 1971 adalah
.
N. e 2
12. 000 kg cm
2
270
6000. 1. 7. ( 2500
) . 25
6000. 2 =
12247 kg cm , dengan
c2
Momen ijin total yang dapat diperoleh dari diagram adalah 105.000 "kg/cm.
Dengan demikian momen M yang dapat bekerja adalah :
M = 105000 - ( 1 2000 + 12250 + 22500 ) = 58250 kg cm.
Momen tersebut relatif kecil dan untuk kolom tersebut disararikan menggunakan balok
yang kaku ( Ib ;;;;. 3 Ik )
Dalam usaha mempermudah perencanaan kolom, diagram interaksi N-M telah disediakan, yang mana
memungkinkan untuk menentukan secara cepat dan mudah penyelesaian masalah dari perencanaan
kolom
Diagram interaksi menggambarkan untuk persentase tulangan w yang berbeda, kombinasi N dan M
yang menghasilkan tegangan ijin maksimum pada baja dan beton.
Contoh:
Dari diagram interaksi dapat dilihat banwa untuk N
N1 ,
jika luas tulangan pada kolom A, maka besar momen kombinasi
engan N, yang akan menghasilkan tegangan hingga mencapai .
tegangan ijinnya Ob dan aa adalah M 1
Jika luas tulangan yang ada 2A, maka besar_ momennya M 2
=
94
Atau:
Untuk M = M 1 , jika luas tulangan A maka gaya normal N yang
bila dikombinasikan dengan M, akan mengakibatkan tegangannya mencapai tegangan ijin O b dan a a adalah N 1 .
Jika luas tulangan yang ada 2A, maka besar gaya normalnya
NL
Dalam usaha agar memungkink;m penggunaan diagram untuk penampang dengan ukurari b dan h
berapapun, maka harga-harga tersebut diplot sebagai fungsi dari
Penampang
dengan 100 w =
Diagram Interaksi
l2 A
dan
N
bh
td
!. A
bH i!.
Penggunaan Diagram :
Gambaran penggunaan diagram dengan 2 contoh dari perencanaan kolom yang umum .
Contoh 1 : ' 'Perencanaan' '
Diketahui:
Penampang b 0,25 m, H = 0,25 m, d
Bahan U- 24; K-175
Pembebanan tetap:
N 9,4 t
M = 1 ,0 5 tm
=
0,05 m = 0,2 H
H 2.5
Tentukan:
Luas tulangan
dilampaui.
A,
==
9,4
0,25 . 0,25
1,05
0, 25 . 0, 252
1 50,4
67,2
Dengan menggunakan kedua harga tersebut di atas, pada diagram dapat dilihat:
95
bH
150
(OK).
Tentukan :
M yang diij inkan, yaitu Mmax yang dapat bekerja bersama gaya Normal N, sedemikian
hingga tegangan-tegangan ijinnya tidak dilampaui.
Jawab : Untuk menggunakan diagram interaksi, perlu dihitung:
6, 16
A
100 w =
bH
----
0,25 . 0,25
7
0, 2 5 . 0,252
= 98
= 448
Dengan menggunakan kedua harga tersebut di atas, pada diagram dapat dilihat
N
bH
56
66
Dengan demikian:
M
bH2
= 66
M = 66
Tentukan:
yang diijinkan, yaitu
Nmax
M,
sedemikian hingga
100 w ""
12, 56
0,25 . 0,25
1 00
0, 25 . 0,252
20 1
64
Dengan menggunakan kedua harga tersebut di atas, pada diagram dapat dilihat:
N
bH
5,0
' -..!...
oo
-"
""-'b
,,<:
'
510
bh
--------->------------
bH l.
blt
Dengan demikian
N
-=
5 10
510
bH
5 10 . 0,25 . 0,25
31,9 t
{
"
11
A,-
-'4
"
O.BO
---
-,
.......
\
I
D. b
b = 4 D
71'
- ?1
0.7 /'f/
rrD2
4
0,8D
AT
.-----....... 2
t+
d
"fi
<
97
Tulangan total t dianggap tersebar pada j arak 0 ,7 dari sumbu. (libat gambar).
Dalam usaba untuk mengbasilkan kekuatan yang sama pada penampang persegi ekuivalen, maka
At
(D - 2 d)
2_X 2 kita pasang pada j arak
V2
Mx
Pendekatan : Linier
My
My
Untuk menyelesaikan masalab perencanaan dalam kasus ini, langkab yang diambil adalab sebagai
berikut:
1 ) Tentukan diagram interaksi
N - Mx
N - My
2 ) Untuk setiap besar Nt kita dapat memperoleb dari diagram interaksi barga Mx , dan My,
3) Untuk barga N
N + M x + My
M = Mx + My = 2Mx(y)
My
98
Dengan menggunakan M = 2Mx(y) , kita yakin bahwa basil yang diperoleb sama dengan
akibat Mx dan My oleb karena itu
untuk kolom sudut kita dapat menggunakan
" cara i ' 'dengan N dan M = 2Mx (y ).
Ti tik-titik pem bengkokan atau penghentian tulangan pada bagian-bagian konstruksi yang mengalami
lentur.
Dari perhitungan statika, kita mendapatkan harga
momen maksimum M, dan kita dapat menggambarkan
secara grafis parabola dari diagram momen sepanjang
balok. Jika kita ingat bahwa luas tulangan A ditentukan
dari harga momen maksimum M dengan menggunakan
persamaan :
A = _...:M:.:.::..._ ,
Oa . g . h
Max
maka mudah
Pergeseran diagram M
berdasark an P. B. l. 1971
Pasal 8 . 3 Ayat 2.
'
r.'*'
,( ,te
h h
P . B. I. 1971 Pasal 8 . 3 Ayat 2 juga mengharuskan memeriksa bahwa penggeseran titik pembengkokan
(C) sejauh h 12 <P ( hila sebaliknya, kita harus menggunakan 1 2 <P untuk penggeserannya).
Catatan:
Bahwa penggeseran bidang momen mengakibatkan momen dititik A (tumpuan) tidak nol
(teoritis momen di A sama dengan nol), tetapi berikut ini kita akan membahas pengaruh
tersebut.
(atau
D'
L ;;;. Ld
: (h ; 1 2 </J)
---,
h(
h ( 1 2 </J)
Penghentian Tulangan
Tulangan 1 t/J 20 lainnya yang mana dapat dihentikan di titik B, karena persyaratan
harus diper
panjang dari B melampaui B. Tetapi dalam hal ini persyaratan di tumpuan akan menjadi lebih penting,
seperti yang akan kita lihat berikut ini.
L Ld
Semua persyaratan tersebut membuat tugas perencanaan sulit dan lamban. Tetapi P.Bd Pasal 13.1
mengijinkan menghitung mm:nen-momennya berdasarkan metoda yang disederhanakan ( cara pende
katan), yang telah memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi untuk semua pola pembebanan
yang menghasilkan momen maksimum dan minimum.
Hasil dari salah satu metode tersebut di atas dapat dilihat di dalam P. B.I. Pasal 1 3.2, sedangkan metoda
lainnya dapat dilihat di Course Note STATIKA : Cara Pendekatan.
Di sini diberikan petunjuk praktis yang mencakup pertimbangan persyaratan-persyaratan di atas
dan kemungkinan dari penyesuaian momen batas berdasarkan P. B. I. Pasal 20.5.
Apabila perbedaan dari bentang-bentang yang ada tidak lebih besar dari 25% satu dengan lainnya
dan beban hidup 3 X berat sendiri, kita dapat:
1 ). Men(mtukan momen maksimum di lapangan dan di tumpuan (dengan cara pendekatan).
2). Menganggap penyederhanaan dengan momen yang mencakup pertimbangan pola pembebanan
yang menentukan untuk momen maksimum dan momen minimum sebagai berikut :
o . 2s e o , 2o e
0 ,05
o , 33 t
o , 33
o , 33 e
o , 45 e
0 , 30 t 0 , 25
Pembatasan bidang momen nominal (untuk tiga bentang) berlaku untuk balok dan pelat, tetapi belum
termasuk penggeseran bidang momen yang harus dilakukan (bidang momen rencana). Untuk balok
garis batas putus-putus harus diperhitungkan.
3). Berdasarkan bidang momen rencana, Pem bengkokan Tulangan Ke a tas hila tidak diperlukan
lagi untuk memikul lentur di titik awal pembengkokan, panjang tulangan dari titik tersebut tidak
boleh dari
Ld .
100
Ca ta tan:
Dari diagram momen terlihat bahwa sedikit faedahnya menghentikan tulangan pada sisi
momen positip; sebaliknya menguntungkan tulangan pacta sisi momen positip, sebaliknya
menguntungkan pada sisi momen negatip. Membengkokkan tulangan k atas dari sisi
momen positip mungkin dilakukan, tetapi akan mengakibatkan jaraknya dari tumpuan
tidak lebih besar P,ari 0,2 1 dan lebih sering dekat sekali dengan tumpuan.
>g
,.
<
W
0,125.l 3V
!A
lt.J
Petat
B a l ok
-.-
t.
t1
...
J j
2 l2 A
lA
.! A
t!
I
2
44
Tambahan
) I
=-rf r 1. I E2
==
l =F=
-----===r=
lA
I<
"
l o,25 e o,3o e }
"'
.! A
'1
0,10
l 0,30 i 1 o,25l
V
r
0,15 0,201! 2
0,125
l A
4
{
'27ivz',
'1' J'!Of 2
'
l 0,20 1 0,15 <e
lA
'1
101
0 , 15 .l
1t
'1
o zo
"
)\
V
"
.30
,0 . 20
'I
o 3o
o.zo..,
oToef
'l
4,
B a l mk
I,
"
.K
fto t
, 10 !' ! A
.,
lA 1
-A 8
-A
2-,20 lj 0 , 30 f
Q,JO t!
0 , 20 { "
;j'3
3 _8 A
A
8
----'-'--
'
lA
;zoetI
I
I
*
1------A------1------
8
Gay_a-gaya dalam M, Q untuk balok a tau pelat menerus dengan tebal tetap, secara pendekatan.
Menurut P.B. I ps 13.2 kita dapat menggunakan perhitungan dari metoda pendekatan dalam hal ben
.
tang tidak berbeda lebih dari 2 5% dari bentang yang berbatasan dan dalam hal beban hidup p 3g
( berat sendiri) kita dapat lakukan sebagai berikut untuk masing-masing bentang sebagai balok di atas 2
perletakan, kita hitung:
I
I
Mo
Go -v.
102
k .Q o
Gaya lintang dekat tumpuan Q
R r ( QOl + Q o2 )
M omen maksim um positip M == m.M0
M o 1 + M o1
Momen maksimum negatip M == n . (
)
2
==
0,2 2
0, 33
ab k
ab k
K- 125
K-17 5
K-225
25
40
50
40
60
75
Untuk balok 16 cm
Penulangan yang diperlukan pada tumpuan bebas dihitung dengan memperhatikan penggeseran dia
gram momen di tumpuan:
("-----1
1-- -- - -- .!
I
r
'
A1
QAda
Lk jika menggunakan
maka :
Lre q + A l
Lre q
;;;:.
MA l
--
Al
Lct (atau L/ ) ,
Qa d a
;;;:. Ld (atau
MA l
Qa d a
Lct k )
Lre q sampai
Terlihat bahwa Lre q berkurang jika MA 1 bertambah , hila A 1 bertambah. Itu berarti bahwa hila lebih
banyak tulangan dijangkarkan pada perletakan, Lre q akan bertambah pendek.
Contoh soal :
Diketahui :
Mutu bahan
U-24
K-125
A = A1 dengan kait
Lre q
L/ untuk cp
10 adalah 47 cm.
Jawab ;
47 - 1,3
b.
Lre q
47 - 1,3
------
1 300
O cm
1 5 cm
(a )
Catatan :
1
11
"
----!-
(b)
Reaksi R dari balok (a) harus dipikul oleh balok (b). Oleh sebab itu pada balok (b) harus
R.H a
R.H a
..::.
---+ As =
disediakan sengkang tambahan untuk memikul gaya tarik T =
Hb
ad H b
_
_
aa
ji)
Masalah yang timbul di dalam praktek adalah bagaimana menempatkan tulangan sedemikian hingga
hanya gaya tarik bekerja pada baj a dan gaya tekan pada beton.
Untuk hal tersebut kita juga harus berpikir bahwa kita tidak dapat menempatkan tulangan pada tahap
(1)
mengeras.
Kita lihat gantbar berikut ini, bagaimana penempatan tulangan pokok pada titik hubung berbeda,
sedemikian hingga keadaan yang disebutkan tadi
LK
T
\
,.
'..... - ,/
---
105
Hubungan di (B) :
T
o+Wlllf-U.I.U 0
T
'
l M
,/
...
' - /
Hubungan di (C) :
'
/t:.
\ fll
I
0
M
Hubungan di (D) :
......
'
I
I
D
\ /
T
_ _
Detail-detail hubungan tersebut di atas telah memperlihatkan efisiensi yang baik di dalam tes seng
kang-sengkang: pada kolom dan hubungan kaku, horisontal ; pada balok vertikal.
L d
Contoh : tangga
Juga pada titik dimana mulai terjadi perubahan, kita harus memperhatikan gaya-gaya D dan T.
diabaikan
"'+
3 +
( ( &l<i<9J}t' )
1,5 Q
=
b (hA + hB
1.6
'
rb 2
.h a
Sengkang-sengkang yang terputus oleh lubang harus dipusatkan pada sisi-sisinya dan tambahan tulang
an pada sekeliling lubang harus ditempatkan untuk terjadinya keretakan.
rJ> kecil
Sengkang
sengkang
----r't
Untuk lubang dengan D 0,2 H dan jika r b ,2 tidak ada perlakuan khusus yang diperlukan.
Beton bertulang - 8
107
Pelat
"Statika dan Kekuatan Bahan" telah kita ketahui bahwa pada pelat, beban lebih besar dipikul
dalam arah dengan kekuatan lebih besar yait'l,l dalam arah bentang pendek.
Dari
...
P . .Q 4
---+ P X QX 4
384
El
384
J' a l u r I
Qi: 4
QX 4 + Qy 4
Py
QX 4
QX 4 + .Qy 4
:I
Sedangkan
- Px
y y
S a tuan
Px + Py
maka diperoleh :
QX 2
P.Xx . 8-
Q
1 + ( __x_ ) 4
Qx
1
1 + ( _&._ )"
Qx
P.Xy
---+
My = P.Xy . _y_
8
Menurut P.B. I Pasal 13.3 kelakuan pelat seperti di atas berlaku jika:
Untuk
2, 5.
2,5,
maka : Xx =
Xy =
98% ""' 1
2% ""' 0
Ay
.-
..
0,3
Ay
0,3
tumpuan bebas
Ax
Ax
)(
cC
...
....
.
Ay
0,2
Ax
....
Ay
0 , 6 Ax
tumpuan jepit
(atau menerus)
tulangan atas
tulangan bawah
108
Dengan menggunakan:
kondisi tumpuannya.
fx
fy
dan
Px + Py
P,
Xx dan Xy
untuk berbagai
---
1,0
1,1
1,2
1 ,0
0,9
0,8
0,7
0,6
0,5
0,4
0,3
1,3
l---- r--
1,4
1 , 5.
1,6
./x /fx
1 ,7
1,8
1,9
2,0
2,1
2,2
p-
:: :== V
(])_.
..
::::t:::
V
V
/
V
V
V
V
V
V
V
/ V
V IL
1---"
>--1-'"
I"""
2,3
2,4
--:::::
I-"
2,5 .
0 ,0
0,1
0,2
0,3
0,4
/
/
V
0,2 V
0,5
0,7
0 ,8
0,1
0,9
0,0
1,0
1,0
1,1
1,2
1,3
1,4
1,5
1,6
1,7
1Y/L
x
1 ,8
1,9
2,0
2,1
2,2
2,3
2,4
2,5
109
Rencanakan pelat dari suatu bangunan (iihat gambar) Bahan-bahan yang digunakan :
Contoh soal :
@-
Beton K-175
Baja
U-24
1
lt
1
3
3 ,0
a). P e l a t :
lr
(Pl )
- 8I
G
G
Qx
4,0 ,
11
X
4,0
0-
2
"'
"
6,0
.::!
!:::=::::
::
(P2 )
= 8,0 m
= 1,5 ,
Tipe (3)
( = 63%)
Dari diagram :
Xx
Xy
= 0,83
= 0,17
(=17%)
CD
(P3 )
3,0 m ,
= 8,0 m
_&_
Xx
Xy
2,5
2,67
100 %
0%
"' 3 , 0
"
a
m
""
x )
(Pl )/(P2 )
4,0
= 0, 85
Untuk U-24 :
(P3 )
110
3 40
H ;;;;. -
p<c::::Al
3 , 00
--
2.-
12 cm
c)
Pem be banan :
Berat sendiri pelat H
Penutup lantai
Adukan
==
2400.0,12
= 12 cm
2. 24
2 cm =
4. 21
4 cm =
Ber.seniri g
Be ban hiup J}
Total
= 288 kg/m2
= 48 kg/m2
= 84 kg/m2
. = 420 kg/m2
200 kg/m2
==
Beban :
(Pl)
4,0
(P2)
4 ,00
0,83
Xx
= 0,83 _ 0,620 = 0, 51 t/m2
(P2 ) Xx = 0,83
qx = 0,51 t/m2
(Pl )
==
qx
M o 1 = M ol =
Q ot = Q ol =
Pasar--1-32
q . 2
q . 2R
0,51.42
8
0,51.4
2
1,02 tm/m'
1,02 tm/m
1
- 0,2 5 tm /m'
MA = - 4 Mo =
5M
0,85 tm/m '
Mt = 6 o
- 1 M 0 = - 1,02 tm/m'
MB
==
5
0,85 tm/m'
6 Mo =
1
Me = - 4 M o = - 0,25 tm/m'
QA = 1,0 Qot = 1,02 t/m '
QB 1 = 1,25 Qot = 1,34 tiro'
QA = 1,02 t/m'
RB = QB l + QB 2 = 2,68
RA
==
t/m'
111
CD
.._
0 , 51
0 , 25l 0 , 25 (
8
0 , 51
Penulangan
:A_
0 25
MA = -o, 2 5 A = 0,86. 010
'
= 2, 1 5 cm2 /m'
Mt
= 0,85
Ms = -1,02
= 8, 77 cm2 /m'
.,
1 . 02
1 , 25. 2
M
A = 0 86 '
'
0 86
8,85
o ' ro
A = 0 86
'
102
0, 10
if> 1 2-12, 5
1 ,02
1 , 34
"
1 ,02
2 , 68
12-25
12-25
fl 12-25
7
Q = 1020 kg ---+ A = if> 1 2-25 = :4, 57 cm2 /m' ---+ MA l = 1 400.4,57. 8 . 10 = 5 5982 kgcm
if> 12 ,
5 5 82
min 1 1
112
<
---+
3,0
O.K
O .K
Kita periksa apakah penulangannya memuaskan terhadap bidang momen rencana (sudah digeser
sejauh h;12cp) dan tersedianya panjang penanaman dengan A 4 Lct melewati titik pada bidang
momen rencana dimana tulangan terebut tidak diperlukan lagi. Dengan alasan simetri kita hanya
meninjau satu bentang saja.
=
Kita akan menggunakan persamaan : M = aa . A . h, dengan demikian kita dapat menentukan momen
pikul penampang M yang dapat dikerahkan oleh kelompok tulangan yang berbeda.
4, 57
cm2 /n - M =
1 400. 4,57 .
cm2 fm - M
10 cm
1 5 cm
4, 57
.10
=
5 5982
0 , 56
kgm/m'
tm/m
Kita gambar bidang momen rencana dan bidang momen pikul penampang yang dihasilkan oleh tulang
an.
0 , 30
M ( rll 1 2- 25 )
ii (rll 12-25 )
Ll Q
1
er u
Ap
ada
= 0
Ap
l
er u
L d untuk et> 12
--+
(O . K. )
+-
M (rll 12- 25 )
-----
M (rll 12- 2s )
r6 1 2/25
L...--t+----. - - - -,
i
- - -- "'""'L..:.
-) - - -
0 , 20 {
r6 12-25
Catatan :
Bahwa bidang momen rencana seluruhnya terletak di dalam bidang momen pikul yarig
dihasilkan tulangan. (Titik "X " berada pada bidang momen rencana tetapi disebabkan
penyederhanaan dari bidang momen nominal hal tersebut dapat diterima). Dengan demi
kian rencana penulangannya sudah benar.
Perhatikan pula bagaimana momen pikul yang dihasilkan tulangan pada titik A,B,C,D,E
diletakkan pada bidang momen rencana.'
113
(Pl)
P3 )
( P2 )
qy
(P2 ) qy
(P3 ) qx
(P l )
lS
J'
6 ,0
..,"
3,0
Xy .q =
Xy .q =
Xx.q . =
0,17.620
0,17.620
1,0. 620
= 12 cm
105 kg/m2
105 kg/m2
620 kg/m2
Karena .\ 1,25 Q2 (6 3) kita tidak dapat menggunakan penyederhanaan menurut P. B.I Pasa1 13.2
untuk menghitung momen-momennya.
Kita akan memperkirakan momen tumpuan B dengan mengambil harga rata-rata dari momen primer
(fixed end moment) dari kedua bentang yang berbatasan.
1).
A.---A-A
2).
3).
A
A
(1)
6.
QA ma xi
QB 2 ma x
QB l , ma x
Qc ma x
( 2 ) 6.
c
qy =
max MB =
min MB =
-0, 1 05.62 / 8
-o,070.62 / 8
qx .=
max MB =
min MB =
-0 , 620. 32 / 8
Sistim ( 1 ) - (2)
1 ).
max
QA
max
Qc
114
gx = 420 kg/m2
-o,70 mt/m
-o,47 mt/m
= - (0 47 + 0,70)
MB = - (0, 47 + 0,47)
-o, 59 mt/m
-o,47 t/m
= - (0,31 + 0,70)
-0, 50 mt/m
MB
3);
-Q,31 mt/m'
620 kg/m 2
-o,420. 3 2 /8
= 0, 105.6,2 - 0, 47/6
70 kg/m2
-o,47 mt/m
max MB
2).
gy = 0,17. 420
105 kg/m2
= o,24 t/m
o-, 76 t/m
QA
max M 1
2
= -2
max M2
0,242
Qc:J
2.0,105
0,762
2.0,62
0,27 mt/m
=
0,47 mt/m
* Penulangan : A = 0,86
MA
cp12-40
t RA = QA
RB = QB l
t '
R = 0,24 /m
RB
QB2
0, 39 + 1,16
'
= 1,55 t/m
Re = Qe
Re
o, 76 t tm
'
A = 2,83
7
M = 1 400.2, 83. 8 . 10
= 34667 = 0,35 mt;m'
cp8-40
A = 1,23
7
M = 1400. 1, 23. 8 . 10
= 1 5067 = 0, 1 5 mt /m'
Dari perhitungan pelat telah kita ketahui bahwa pada pelat beban diteruskan dalam arah x dan y. Kita
telah menghitung persentase Xy dan Xy dari beban yang diteruskan dalam arah x dan y dan telah
diperoleh gaya-gaya geser Q dan reaksi-reaksi R pada perletakan yang berbeda. Reaksi-reaksi R dapat
diatnbil sebagai beban pada balok yang memikul pelat.
1/1 '-!!!?(;+
iR
!
!at
Beban total yang bekerja pada balok adalah jumlah dari berat
sendiri balok ditambah reaksi dari pelat-pelat.
&alok.
Untuk perhitungan balok kita dapat juga menggunakan cara pendekatan menurut P.B.I ps 13.2.
Contoh :
Dari contoh yang baru dibahas (perencanaan pelat) kita anggap bahwa balok memikul
pelat sepanjang
2
Balok
K 17 5 - U 24
I J l O O J; J; 4 4 S U I
A
1
x
le
,.
4.0
le
"
4.0
c
""
Bentang 1 :
Dari Pl
Q B 1 = 0,39 t/m'
RB = 1,55 t/m'
Dari P2
QB 2 = 1,16 t/m '
Berat sendiri balok ( anggap 0,2.0,3.2,4) g = 0,1 5 t/m'
Total beban pada bentang 1 : q i :;: 1,70 t/m '
115
q 2 = 1, 70 t/m'
Bentang- bentang :
1 .7
- 4 -
- -4 -
Mt
0, 5
Ms
1,0
Mz
= Mt
QA
Rs
Qc
3A
o = 0,85 =
Ms =
M2
2,9
3,4 tm
tm
340 cm
9 v'
---
b. g7
gy
3 4-
'
0,2
20.
340
22 .
22
14
8
7
1 5 cm
. 20
38
2,9
1,4. . 0,38
3,4
1,4. . 0,38
6, 22
cm2
7,30 cm 2
21jl20
2 1jl 12 +
4 1jl 14
tm
3,4 tm
3,4t =
4,25
4250
Tb 3
tm
( 1,7. 4)
b = 20 cm
1
+
-u{
H
Penulangan lentur
Mt
116
9 .5
= 2,9
(1, 7. 4)
Qn 2
R:
2
( 1 , 784 )
2,9
= Qn 1 = 4, 25 t
= Qs 1 + Q n 2 = 8 , 5 t
= QA = 3,4 t = Re
Qs 1
Q:
2
( 1 , 784 )
37 cm
1 7 cm
RA
Penulangan geser :
max
Q = QB = 4,25 t
4250
Tb
20.
. 38
--+
As m in
rl
L 2 91
'
a t
l
;l
.
I
c.
ao
)
l
Sketsa penulangan :
tl
Perhatian :
tjJ 8 - 30
2 '"'
)
!ZS 8 30
36 cm
dipasang diantara 1
QA = 340 0
38
----+
20 . 423 /12
----+
10
123480 cm4
q2
10 + 1
12
---
0,20 tm (= 0,05 M 0 )
Oleh karena itu dalam konstruksi gedung, kita hitung balok sebagai balok di atas 2 perletakan dan
mmasang tulangan atas untuk M = 0,25 M0 (> 0,05 M0) pada tm;npuan tepi.
Pelat dengan salah satu tepi bebas
r-:T
P
x
Pelat jenis ini dapat juga dianalisa dengan cara yang sama dengan pelat-pelat yang umum .
1.
Con toh :
;>ye=
E,__-ie___,....,../7
,ly
7r"'
yP
ft
117
Dengan 2 persyaratan :
fx =
fy
Xx
Xx . p + Xy . p = p
dan
dapat ditulis :
5
-- Xx . p .
384
maka
EJ
Xy
= S Xy p
iT4
( 1 - Xx )
1
1 + ..__ ( )4
48
y
dan
Xy
Untuk
y
Q
x
1 - Xx
Xy
xfy
Xx
0, 5
1,00
1,0
0,90
0,10
1,5
0,65
0,35
2,0
0,37
0,63
3, 0
0, 10
0,90
4 ,0 '
0,04
0,96
NS66MN
0,00
5,0
0\.
6BDDDD
lt
3,00
"
3.00
1c
..
!.00
"
3.00
....
Tembok batu
-=:r:::..
1h
Rangka _....,
c:o-
I,
..
3 , 00
''
.....
.... .....
EJ
'
-a:::,
3,00
'i
Ring balk 15 x 25 cm
--11
11
11
W- Tembok % batu l"f----- Kolom 1 5 x 15 cm (4</> 1 2 )
1 1
Lantai 1 2 cm
11
Ii
11
Balok 1 5 x 3 5 cm
Kolom 1 5 x 15 cm (4</>14)
1f X 15
Sloof 1 5 x 35 cm
c.ta-,...----,;
-
Ill
Sudut :
- ......:r -,
Ak =
ij
Ukuran
dan a =
kolom
dapat
2 _,
, a = 3 ab
-
diperkirakan
dengan
menggunakan
119
Beban horlsontal :
a) rangka ba tang
ini adalah kelakuan dari langit-langit atau lantai kayu atau
ikatan angin horisontal.
H/z
H/z.
,.
t.
1 20
- I. -
% -l- - -
-.J . l
w. e
w. l
2.
I
I
!
Pada diafragma yang kaku (seperti pelat beton), beban horisontal disalurkan pada dinding sebanding
dengan kelakuannya, berarti terhadap panjangnya.
4 l l I I I l \JI f- w
w = w . 3
Panjang total [. = 4L
Untuk masing-masing dinding :
l,[ft[lfttln
i
- L -
- , -
w
3
w . L = 4
( = 4 w. )
haya
('t:)
retak
ll
J
V
/J
Bahaya
reta k
( "C)
a,
K.etebalan dindinq
----7
!J.. sT:
D 2. ,. 6 N
A:Tz.
i
2
AN Te.
;,"
Tarik.
!H
2
, ..iN D.2.
Tekan
Dinding dapat mengadakan perlawanan terhadap gaya batang diagonal. Gaya tekan M pada batang
diagonal dapat diuraikan ke dalam komponen V dan L ( = H ) .
Tetapi hanya sebagian saja dari dinding meneruskan M dan karena itu kita harus menyelesaikan per
hitungan dengan mereduksi panjang
paneL
a
= a1 ( 0,8 7- 0, 1
at'
a.
L. :z
Tt =
a. t
Untuk dinding tegangan geser lebih berbahaya dari pada tegangan tekan. Tetapi jika perlawanan
geser dinding tidak cukup, kita dapat menambahnya dengan memasang kolom praktis setebal dinding,
sehingga kita dapat menambah perlawanan geser dinding.
1 21
Tt
= 'ft . a . t
Ta . Aa
Tt 0,5 kg/cm2
O'a
0,5 aa
.;;;;
1000 kg/cm2
Panel dapat digunakan untuk mengadakan perlawanan terhadap gaya batang diagonal, jika:
Tidak ada lubang pada daerah yang diarsir
Luas lubang AL lebih kecil 10% dari 10% luas total
dan h o
Sepanjang sisi vertikal angker dipasang setiap 10 lapis batu bata.
h. )
(a 1 - a0 ) ( 0,85 - 0,1
at
Pada titik dimana gaya diagonal M bertemu dengan kolom, kita harus memeriksa bahwa penampang
kolom beton bertulang dapat menahan gaya geser L ( = !: H ).
bk
"
"
.r
-......,
_ 1.
==
==
4 bk atau 4h k
_
_
,__,:..__
i.\N t
i.\ N2
i.\ N z
1 22
Ht.
ht
at
-
2h t
ht
H t . - + Hz . at
a1
i.\ N 1
+ (H t + Hz )
ht
At
Dengan jalan ini kita telah membuat portal dengan dinding pengisi yang mampu menyalurkan beban
horisontal ke pondasi
Tari k
Perhatian :
Telcan
Bahwa 1 ) Sistim ganda dapat dipisahkan ke dalam rangkaian dari rangka batang sederhana
dan hasilnya dijumlahkan.
==
2 ) Ketahanan terhadap gaya horisontal ditentukan oleh geser, ukuran dari rangka batang
yang perbandingan tinggi dan lebarnya tidak boleh melampaui 3.
Memenuhi
syarat
syarat
Biasanya beban angin pada tampak depan bangunan yang panjang mengakibatkan gaya dan tegangan
yang sangat besar pada dinding melintang.
t t t t t t t
Be ton
bertulang - 9
1 23
Be.ban gempa dapat disamakan dengan 5% dari berat sendiri tetapi bekerja dalam arah horisontal
Berat sendiri untuk perhitungan dipusatkan di tingkat dari
diafragma.
Beban gempa mengakibatkan gaya dan tegangan yang sangat
besar pada dinding memanjang.
Beban geinpa dihitung berdasarkan "Peraturan perencanaan tahan gempa untuk gedung 1981 ' 1
Tegangan ijin untuk dinding batu bata
Berikut ini diberikan anjuran tentang bagaimana menghitung tegangan ijin untuk dinding batu bata
' akibat pembebanan tetap.
H
Tegangan tekan untuk -- ..;;;; 5
t
f3 (4 + 0,1 f3A )
30, 5
H
Tegangan tekan untuk -- > 5 :
t
a1
a5i [ 1
f3
f3A
faktor keamanan .
.!.L )3 1
40t
5
= 3 . als
1
= 4 . -1
as
Tegangan geser :
Contoh soal :
55 cm ; a
330 cm ;
a
a
30 ( 4 + 0,1 . 30)
1 50
1,4 [ 1 - (
)3 ]
g1
4 1
2, 33 kg/cm2
5
= 3
. 1,4
1,4 kg/cm2
= 0 ; 8 kg/cm2
0,35 kg/cm2
1,4
tras = 1
5 , f3A = 15 kg/cm2
Untuk pembebanan sementara kita dapat menambah tegangan ijin dengan 50%.
a
a
1 24
-I
+ _!!._
_
a1
--"""
dimana :
tp .
aa
.:;;;
2) Kita juga harus yakin bahwa tegangan tarik pada beton ab sebelum retak adalah
ab .:;;; ab
dengan
ab
ab
3.1
: untuk tarik
Abet o n
M
wb
dengan wb =
b . t2
6
: untuk lentur
D
> 7m
<
>
10 m
10 m
[=
G
G 'tl: O
1(
02
llG
M
1 t t t t t
(f't
=
Mo
(Keseimbangan)
Tc
',
...... _ _ __ .,.,
"
Tc
Tetapi peralihan sebesar tidak mungkin terjadi karena dinding bersatu dengan pelat lantai. Kita
dapat menghapus dengan melenturkan dinding sampai = 0 supaya dinding bersatv engi;ln pelat
lantai.
Pada daera.h (a) hanya gaya tarik Tc bekerja di
dalam dinding.
126
= 0
.6
Geser pada
dasar dinding
Tc
Pc . D-
;t,.- 0 , 3 6
--,1---r
1,6
Mv =
-0 , 1 5 'Yw .
dan
H. t. D
= -0,06 'Yw H . b2
:T - --;
, ,
I I
1 I
1.1
IT1
LLJ
<\
= -P
, ,
I
I I
I I M v.
;f{
'-----
"
T= Q
I I
){
I
M = M
V
.,-
1111111111
r _ l l l l l r! l l l
T=Q
- M-diagram
)
Gaya tarik T = Q dari dinding: kita dapat
menganggapnya konstan sepanjang pelat.
T =
. 127
To tal gaya-gaya dalam M, N = T, Q di dinding akan dihasilkan oleh penambahan dari kasus-kasus :
Tangki kosong + air ai dalam tangki = Total
Total
a
a
V
Momen akibat be
rat sendiri dinding
Mo
Momen akibat
tekanan air
-0,06 lw . H . b2
dengan Pg =
D
4G
H . b/2
dengan
b
1,6 v't.1J
Menggunakan gaya-gaya dalam tersebut kita dapat merencanakan tangki. (Untuk pelat lantai memper
timbangkanjuga catatan penting berikut itJ.i).
Gaya-gaya dalam di atas berlaku untuk :
H ;;;;. b
Perhitungan seperti di atas.
Jika H < b
...,. O , 6 H
128
M-Di a g r a m
f 1 1 1
1+
at
= - Pc
Persentase Xx dari tekanan air Pw akan dipikul oleh efek cincin horisontal seperti pada tangki si
linder .
Persentase Xy dari tekanan air Pw akan mengakibatkan momen lentur vertikal Mv pada dinding ( efek
menjalur/cantilever).
Kita menerima bahwa distribusi tekanan air mengakibatkan efek yang mana sama dengan tangkisilinder, maka distribusi tekana air harus sama dengan tangki silinder.
Bagian dari Pw yang mengakibatkan momen vertikal Mv dapat diambil sebagai berikut:
Xy . T
Pw
m aka
dan
= Xy .
Xy . H
Mv
-0, 06 'Yw . H . b2
'Yw . H . b/2
-yHb
2-
(per m)
129
Distribusi tekanan
untuk efek cantilever
M omen
b
H
Lantai :
(I
Ill
I J -P
Ill
v___....,
vl
_
/ ...l
..--,;_
Ill v
r r r t
--
-yH2
Pw
(per m)
= Xx .
Xx .
2T
t"-
p
-:-
Momen-momen :
I
I
Pz
I
I .I
I I
-P.z . Q2
M
p
Mt
-fjV( T
'Yw .
% : Kedalaman di ba
wah
permukaan
12
=
P.;s . Q2
24
= pi5 2
Kesimpulan: Dalam menentukan gaya-gaya dalam M, N = T, Q untuk tangki persegi, kita harus
menjumlahkan efek dari kasus-kasus :
Tangki kosong + air di dalam tangki
Total
..,. 11 1
11
.._ .. "":
. ....
o =-..u.......
t-+
V
air
Mv = -o,06 'Yw . H. b2
Q
dalam arah
X dan Y
= 'Yw . H . b/2
M =
dengan
b
Xy . H
Mt =
( 'Y . ) _2
24
Dengan menggunakan gaya-gaya dalam tersebut kita dapat merencanakan tangki air tersebut.
(Untuk pelat lantai perlu mempertimbangkim catatan penting berikut).
Ca tatan pen ting ten tang Perencanoon Pelat
M0 dan Mv sebagai gaya-gaya dalam pada lantai berlaku jika tanah sangat buruk dan jenuh air.
Tetapi tanah normal dengan pelat lantai tipis dan fleksibel seperti pada tangki, tekanan tanah yang
terjadi cenderung terpusat di bawah beban dan oleh karena itu momen pada pelat lantai akan menjadi
lebih kecil.
Kita ingin menggunakan konsep ini dan melihat bagaimana pengaruhnya terhadap perencanaan pel_at.
Pelat lantai dibebani oleh Mv yang berasal dari efek kantilever dari tekanan air pada dinding dan
berat sendiri dinding G.
Pertama-tama kita anggap bahwa Mv dapat diimbangi oleh berat air di dalam tangki sebagai beri
kut:
I
I
0,06 'Yw . H . b2
Sehingga
c2
( 'Yw : H ) . 2
Beban G + A akan mengQ.kibatkan at dengan harga terbesar di bawah beban tersebut dan ber
kurang dengan jarak sebagai berikut:
Jika tanah dapat menahan tekanan Ot,
G +A
maka kita akan mendapat untuk keseim
bangan :
at . a
G+A
Ot
M aka
2 (G + A)
t
(jt a2
Ml =
6
a =
dan
Dengan demikian gaya-gaya dalam total pada pelat lantai dari tangki yang terletak pada tanah
normal menjadi:
Mv
max [a;c ]
Max [ a;c ]
= Q = 'Yw H. b/2
Ot
Untuk tangki sampai D = 5 m sering ferrocement digunakan. Perhitungannya dapat dilakukan seperti
untuk beton bertulang. Ketebalan minimum dari dinding adalah t ;;;. 3 cm. Adukan yang digunakan
mempunyai perbandingan campuran semen : pasir = 1 : 3. Penulangannya dibuat dari tulangan yang'
berdiameter kecil yang satu sama lainnya berjarak 10 cm. Penulangan horisontal sering dibuat dari
kawat <P 4 mm dalam bentuk lilitan spiral .
Kawat ayam dipasang mengelilingi penulangannya untuk memungkinkan pemasangan adukan pada
lapisan luar dan dalam.
'
Tegarlgan ijin berikut ini telah memberikan hasil yang baik (S.B. Watt 1978).
Oa
ab
T =
15 kg/cm2
12 kg/cm2
Pelat lantai dari tanki biasanya dibuat dari beton bertulang dengan ketebalan minimum 7 cm.
Contoh soal: Tanki air ferrocement terletak di atas tanah.
0
I
I
I
I
c= iL
'-':::,.'5
..
1.
1 32
4
lr tr
'()
I
.5"00 Cl"\
___ ,
I'
14
ab
Mv
6
Mv
ff Mv
- bt1 2 dan t 1
15 kg/cm2
150 t{rn2
) 6. 0, 06220
- .J 1150 - 0, 05m
b. ab
Ketebalan tersebut akan berkurang sampai t = 4 cm sepanjang ""' 0,3 b ""' 25 cm ke atas. Peoulangan
vertikal dipasang pada tengah-rengah ketebalan dinding dan direncanakan untuk menahan Mv dengan
aa = 800kg/cm2
- 0,06220tm/m'
Aa
0,0 6220
,800.87 . 0,02
4, 44 cm2 /m'
= 'Y a
1,28t/m2
dan gaya tarik harus ditahan oleh tulangan
,
1,28. = 3,2t/m'
Tc
Pm a x
Pm a x
a ::. 1 , 2.S M
Dengan
ifa
0,8 t/cm2
kita peroleh
Aa
32
0,8
..
o.n. m
Jika kita gunakan tulangan spiral dengan kawat baja berdiameter </> 4 mm
, A(/)4 =
0,126cm2
A<J>4
-- 0,126
3cm.
1 00 CJI\
6 Cl"'
to
c: "'
-- -
13 3
C = 0,35 b = 0, 35 72 = 25 cm ,
G = 0, 7 t/m'
a = 2
---
Ut
dan
0,25.1.2 =
A = 0,35 -y.Hb
0,50 t/m'
0,7
= 2. - = 0,28 m = 28 cm
5
= 0,06533 tm/m
Jika kita gunakan K-17 5 untuk lantai
t
ab = 6, 5 kg/cm = 65 t/m2
;;;.. = j 6 0,06533
ab .b
6. 5. 1
kita peroleh
0,08 m
===1+,
==r
M3 = M 1 - T . ea = 0,06533 - 0, 72 . 0,02 =
'
+ _!_
a
dan Aa =
0,05093
0,8. . 0,06
0, 72
8
M, - Ml - T
'
ea = 20 cm
0,05093 tm
= 2, 11 cm2 /m'
t
I
I
Kolom
134
II
I
Kolom
II!Ir
w .L a.
Mw : 1b
gempa horizontal
"'
5% dari
kV
atAu
135
H
n
hx
2
sempurna pada
Jumlah kolom
Untuk perencanaan kita juga harus memperhitungkan penambahan momen berdasarkan P. B.I., pasal
10.6.
Reaksi pada tumpuan pela t
Berdasarkan P. B.I., pasal 13.3, ayat 10 reaksi pada tumpuan pelat atau sistim pelat yang dibebani
beban terbagi rata p, dapat ditentukan dengan membagi pelat tersebut dalam bentuk segitiga dan
trapesium seperti berikut ini:
o(
o(
Keunttmgan dari metoda ini adalah bahwa dengan mudah dapat diperiksa bahwa tidak ada beban yang
0(
terlupakan.
-----
tidak ada
tumpuan
Metoda tersebut juga berlaku untuk pelat yang tidak berbentuk persegi.
Lubang-lu bang kecil dalam pela t
Lubang-lubang kecil untuk lintasan pipa-pipa dan saluran air dapat dilakukan di dalam pelat. Jika
beberapa tulangan harus dipotong, maka tulangan-tulangan tersebut harus dipindahkan pada sisi-sisi
lubang dan jangkarkan dengan baik di dalam pelat.
Contoh :
11
Merencanakan
ditumpu oleh:
bagian
Tumpuan biasa di A
"Strong band "
B
2 "strong band " C
"Strong
band"
"Strong
band' '
"Strong
band' '
Bj
1111 11 1 1 1
/1
,eo
Beban
j&
'
Reaksi
"
11
,to
Beban
Reaksi
/1
Q0
Berat sendiri g
Berat dari dasar dan lapis permukaan jalan
Pengaruh dari beban terpusat P sehubm1gan dengan beban gandar dari truk ( 1 4 t), dikalikan
dengan pengaruh dari gerakan (efek dinamis) menjadi K.P
dengan K = 1 +
20
50
Q [ m]
137
. so
l ,7S
, ,o
Pengaruh dari roda-roda dapat didistribusikan pada pelat, yang mana tidak boleh lebih besar dari :
KP
a. b
= -
r - - -,
;;; :I
-- J
I
I
Jika roda melewati pelat, harga a ditambah dengan lebar kerja S3 berdasarkan pada P.B.I. pasal 1 3.4
ayat 3 sehingga momen d i dekat tepi yang tidak ditumpu dapat dihitung sebagai berikut.
Denah :
A. Ml
Sal (P. B. I 1 3 . 4. 3. i )
Ly
"
KP
2.Sa
KP
2.Sa
&
-F-f-----,tl-
M t [mt/m]
Lx
Dari M 1 dan M2 kita memperoleh penulangan A1 dan A2 (cm2 /m'), yang dipasang berdasarkan
momen rencana.
Momen rencana dapat disederhanak dan diambil sebagai berikut :
1 38
Ly
le
lj
it
)j
Max
11
7j
Sa2
[ Sal : -2- ]
Lx
6
c
..:....,_
n
A
...
_ _
Max
- -- -
:J
--
q, 1 4-1 5
3 .2
Acuan dan Perancah adalah suatu konstruksi kayu yang berfungsi untuk memberikan bentuk pada sisi
sam ping dan bawah dari konstruksi yang diingini.
Sambungan-sambungan antara papan acuan tidak boleh tembusfbocor, supaya campuran air semen
tidak keluar. Apabila ini terj adi lembaran-lembaran papan yang berhubungan dari sambungan papan
akan kelihatan kasar, karena bagian-bagian yang akan melicinkan permukaan beton telah keluar.
Oleh karena itu harus diperhatikan pengerjaan sambungan agar tidak bocor.
Supaya tercapai bentuk yang direncanakan; acuan harus kaku (perubahan-perubahan bentuk sedikit
sekali). Berikutnya bagian-bagian acuan yang akan terganggu harus stabil, supaya tidak terjadi kece
lakaan selama pengecoran beton.
Kayu digunakan untuk acuan dan perancah bukanlah hal yang baru lagi, tetapi sudah digunakan/
dipakai untuk berbagai jenis acuan dan telah disetujui untuk menggunakan nilai-nilai tekanan yang
diizinkan. Nilai-nilai kayu kelas III dapat dilihat dalam PKKI (Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia)
yang cocok digunakan untuk acuan . Angka/nilai-nilai ini juga bisa digunakan untuk playwood (sebagai
perkiraan) untuk menjaga pemakaian playwood dengan menunjuk/menetapkan kekuatan dan beban
bisa diketahui langsung.
3.3 Acuan dan Perancah untuk Plat
Untuk mencapai kekakuannya yang cukup diizinkan pada bagian-bagian yang berbeda mempunyai
. suatu penurunan f ..;;; Qj300.
Selama proses pengecoran beton, pekerjaan telah dimulai pada suatu tempat dan tahapan pertama dan
kedua dapat dilihat arahnya pada gambar.
(a)
Beton bertulang- 10
(b)
arah pengerjaan
Selanjutnya setelah suatu saat beton mulai mengeras,
yaitu pada daerah , berat beton itu sendiri dapat diketa
hui dari perancah ke perancah (props) dimana di daerah Q_
beton lunak/segar harus dilengkapi kebutuhan lembaran
papan. Untuk alasan-alasan tersebut beban-beban dan
penyanggah atau perancah secara statika tidak bisa diketa
hui dengan pasti. Seharusnya untuk memikul masing
masing dari pelat atau balok-balok sederhana ditentukan
dengan statika. Supaya tekanan-tekanat1 dan penurunan
akan berada pada sisi yang aman.
1 39
Masalah Beban, Kita dapat mengambil dari beton segar, besi tulangan darcberat acuan itu sendiri.
Untuk menyederhanakan perhitungan termasuk semuanya (beton dan tulangan) ditetapkan beratnya
= 2,5 t/m3 Selanjutnya ditambah dengan beban hidup P = 50 sampai 250 kg/m2 yaitu berat yang
meliputi berat orang-orang bekerja, tumpukan beton, pemberentian gerobak dan penumpukan beton
dengan derek/crane. Setelah itu didistribusikan beratnya dan disesuaikan juga dengan ketebalan pelat.
'Yb
. .
. . - :- :-
.
. : . . :.: .
.
.- .
.
s:
. .
cC:
. .
Tumpukan beton
t
+ Q) .
(P
M
w
Geser/Shear
(P
,;;;;; a (= 75 kg/cm2 )
+ Q) .
3 4
384
-+
w=
bh2
6
Q j2
Penurunan
Q2 / 8
EI
Q}
,;;;;;
Q
3 00
E
80 . 000 kg/cm3
I = bh3 /12
Papan-papan acuan dipakukan pada balok-balok supaya dia dapat memberikan suatu sanggahan yang
berlawanan pada beban-beban horisontal, (beban angi:q. dan kejutan horisontal tidak diperhitungkan).
Perancah-perancah dapat berakibat adanya penyim
pangan dari sumbu vertikal ( = tidak tegak lurus)
diperkirakan/dianggap sampai 2% dari tinggi
2
tiang/perancah (h), untuk mendapatkan keseim
100
N
bangan kita harus memberikan. suatu perlawanan
pada beban horisontal H = 2% N. Oleh karen itu
kita butuhkan penyangga diagonal terhadap
perancah/tiang vertikal agar lebih stabil untuk
mengatasi beban horisontal ke tanah dasar.
. 1 40
---
Jl
;;.. H
= tg cp
Jl
Jl
Jl
Ingat :
dari tanah
untuk kayu
untuk beton
er dengan memakukan
0,289
0,25
er
I
1
I
I
-- I
T
I
\
'
i)
/ /
\
\
\
\
I'
\
\
it
--"
\
I
\
I
Tiang-tiang peraneah lebih pendek ( er) akan mampu menahan N (beban) lebih besar.
3.4
3 0
;3
Selama pelaksanaan pengecoran beton dalam acuan pada tahap yang berbeda, beton akan menimbul
kan beban-beban yang berbeda-beda pula. Kita lihat pada daerah (a)
- beton telah dipadatkan dan
daerah (Q) adalah beton lunak.
-:-:x/::..;
:- - : ( b
)
=- -: -
(a)
(a)
..
-- '-' :\
-
1 Tahap I
Tahap 11
Tahap
Ill
Beban-beban ut'l:lk a'cuan '!:ertikal dan penyanggahnya tidak bisa diketahui dengan tepat secara statika.
Untuk memperkirakan yang selayaknya masing-masing tahap/w:aktu dari reaksi yang diberikan pada
'
Iemb8ran acuan ataq balok-balok seperti suatu bagian balok tertentu, dengan :
M c: 0,8 M0
Q
f
Be ton
bertulang - 1 1
Qo
3
. 4
384 . pE I
---+
M0 = p . 2 /8
Qo
= P . / 2
141
p =, 'Yb . h
'Yb =
2, 4
2,6
Contoh :
Kpl'l.feksi
Temperatur (T)
Pengecoran
Manual/tangan
Dengan mesin
15
20
25
30
1 5
20
25
30
5,0
4,5
3,0
2,0
4,5
3,5
2,5
2,0
6,5
5,0
3,5
2,5
5,5
4,5
, 3,0
2,5
2,4 t/m3
3 , 5Dm
P maksimum
+---f- Pmaksimum
142
""' 3 00
- 2,4
1,25 m
P rata-r.ata =
Untuk dinding juga harus kita atasi agar jangan miring/tumpang a yang disebabkan oleh tekanan angin
dan asal saja penyangga-penyangga (diagonal) memadai dan ketidak lurusan hanya 2% dari tinggi.
Pengerjaan dinding.
Pergeseran (r) yang umumnya lebih kecil dapat
kita laksanakan tanpa ketetapan khusus seperti
pada gambar (a). Jika geseran
(r) lebih tinggi
kita harus mengadakan suatu sambungan pada
bentuk yang ditunjukan gambar (b).
Kalau dinding sangat tipis dan jatuhnya beton
dari atas acuan dinding a,kan kita temukan agregat
halus pada umumnya, dan bagian atas agregat
kasar. .
Untuk mengatasi hal ini agar beton yang sudah
dicampur homogen, merata pada dasar dinding
sampai ke atas, bisa kita gunakan pipa tremi untuk
(a )
(c)
143
Dinding pertama
( b)
;;r-.1 3
+-I _!
'" I :{ *'
;\
1
3
Jika semua dinding-dinding ini tidak bisa dilaksanakan untuk suatu plat. Kadang-kadang kita harus
mein-Qedakan dinding utama dari dinding ke dua. Dinding pertama baru dicor setelah penyambungan
dengan 'btlsi tulang ditanamkan pada dinding pertama dan ditonjolkan pada dinding ke dua dengan
jalan menor acuan dinding sesuai dengan diameter tulangan penyambung, juga dibuat alur segi
tiga untuk menahan geseran antara dinding pertama dan kedua (gambar d).
3.5 Persyaratan Umum Bagian-Bagian Konstruksi
Pela t
1.
Amin = 20%
I /
jepit penuh.
Ketentuan tersebut tidak berlaku untuk
pelat kantilever.
A atau
Amin/m1 0,25% X t X [cm1 ]
=
20%
11
@ mintm 1
144
r- Amin/m1
I
L_
1
I
lm
0, 25%
..
B
t X 100
t om
[cm2 ]
A
c
Tulangan pembagi:
I
I
.
I I }
I
t ,. Z.
rr
,..
=:!=:! d t,
Balok
1. bo
1
0
50 X
bm
le
....
---le
bo
h)
"
"
145
2.
Anun =
Kecuali hila
12
11au
(h X h)
V / ...
Amin =
12
....;.;:::_
..;:
*_
11au
.A
(ho X h )
Pada halok T dengan flens dalam tarik, maka sehagian dari tulangan tarik harus disehar pada
lehar manfaat dari flens.
b111
,.
man '" 9
}
"'':/
A,n1n a O,l A
'\
Pada hentang-hentang balok berhatasan yang hanya memikul momen negatip, tulangan hawah
harus ada :
"
.t ; ; ; i i ' ; ' $ ; Jt ;
A :.....:
w = -::..:
hX h
A'
5 =
A
146
; ; J J(
1..
100 n Wmax.
75
( 1 - 5 ) '( 1 +
a,
n ab
(Tabel 1)
n ab
aa
_,
Wmax
50
( 1 + cS ) ( 1 +
Tabel l.
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1,0
'lta
_,
n ab
aa
(Tabel 2)
n Ob
_,
1 ,0
1 ,2
1 ,4
1 ,6
1 ,8
2 ,0
2 ,2
52,1
65,1
86,8
130,2
260,4
37,5
46,9
62, 5
93,8
1 87, 5
28,4
34, 3
47, 4
71,0
142,0
22,3
27,9
37, 2
55,8
111,6
18,0
22,5
30,0
45,1
90,1
14,9
18,6
24,8
37,2
74,4
12, 5
1 5,8
20, 8
31,2
62,5
10,6
1 3,3
17,8
26,6
53,2
"v
"v
"v
"v
"v
"v
"v
2 ,4
9,2
11,5
1 5,3
23,0
46,0
"v
"v
0
0,2
0, 4
0,6
0,8
1,0
0,8
1 ,0
1 ,2
1 ,4
1 ,6
1 ,8
2,0
2,2
2,4
34,7
43, 4
57,9
86,8
173,6
25,0
31,2
41,7
62,5
125,0
18, 9
23,7
31,6
47,5
94,7
14,9
18,6
24,8
37,2
74,4
12,0
15,0
20,0
30,0
60, 1
9,9
12,4
1 6,5
24,8
49,6
8,3
10, 4
1 3,9
20,8
41, 7
7,1
8,9
11,8
17,8
35,8
6,1
7, 7
10,2
1 5,4
30,6
"v
"v
"v
"v
'
"v
"v
"v
"v
"v
<Pmin. = 12 mm
==
==
h. as
Oa u *
asO
h
=
=
au * =
[cm2 1
:s;;;
jX
:s;;;
h,
!:
::: 1!
' ==
' ==
' ==
' 1::1
------- h-------
'---
1.
Ukuran melin tang kolom s truk turil ;a. 15 cm, kecuali ditentukan
A beton ada
148
;a,
-! A be ton ada
ht_
Untuk kolom-kolom portal tahan gempa sebaiknya lihat "Buku pedoman perencanaan
struktur beton bertulang biasa 1981 dan P. B.I. 1971. Demikian juga untuk kolom ber
lilitan spiral."
Dinding
bentang bersih
dinding
;;;. 12 cm, untuk dinding
pemikul lentur
X
1,_
1 111
\
( Am!ll )t.h ,. 02Sf l( t:
'
c.m 1-fM
2. Tulangan minimum untuk memikul sudut dan perubahan suhu untuk tulangan vertikal dan hori
sontal :
Am in = 0,25 %
'
3. Tulangan dinding di arah momen terkecil, pada dinding yang memikul lentur dalam 2 arah atau
tulangan pokok
- tulangan pembagi
8 mm
6 mm
.;:;;: 40 cm
Jarak p.k.p. antara batang-batang tulangan horisontal .;:;;: 1 , 5 X t
.;:;;: 40 cm
1 50
Dinding mengandung lubang untuk jendela atau pintu, maka paling sedikit 2 batang tulangan
<t>-1 6 mm. dipasang di sekeliling lubang, dan harus diteruskan paling sedikit 60 cm melalui sudut
sudut dari lubang.