Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN

PRAKTIKUM KERJA DRAINASE

DI SUSUN OLEH

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI MALANG
2016

DAFTAR ISI
LEMBARAN PENGESAHAN.............................................................................
i
KATA PENGANTAR ...........................................................................................
ii
DAFTAR ISI .........................................................................................................
iii
BAB I PEDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................
.................................................................................................................3
1.2 Ruang Lingkup..................................................................................
.................................................................................................................3
1.3 Perkembangan...................................................................................
.................................................................................................................4

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
Sebelum pembahasan tentang lembaran job sheet praktek kerja drainase
terlebih dahulu penulis uraikan sedikit tentang dasar teori teknik drainase. Pada
dasarnya sistem drainase yang kita jumpai ada beberapa jenis, diantaranya yaitu
drainase pertanian yang biasa digunakan untuk pengeringan lahan pertanian.
Drainase jalan raya berfungsi untuk menjaga kondisi jalan raya tidak tergenang air
hujan sehingga merusak badan jalan bahkan dengan genangan air ini akan
merusak kontruksi jalan raya itu. Drainase perkotaan berfungsi untuk
mengeringkan areal perkotaan dari air limbah rumah tangga dan air hujan yang
merupakan preoritas utama dalam memberikan pelayan kepada masyrakat kota.
Drainase gedung yang berfungsi untuk menjaga pengaliran air limbah gedung
secara baik dan memenuhi syarat kesehatan.
1.2 RUANG LINGKUP
Sistem drainase merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam
pembangunan gedung oleh karena itu perencanaan dan perancangan sistem
drainase haruslah dilakukan bersamaan dan sesuai dengan tahapan-tahapan
perencanaan dan perancangan gedung itu sendiri.
Perencanaan dan perancangan sistem drainase dimulai dengan rencana
konsep, rencana dasar, rancangan pendahuluan, dan gambar-gambar pelaksanaan,
dengan selalu memperhatikan koordinasi dan keserasian dengan perencanaan dan
perancangan element lainnya dalam gedung.

1.3 PERKEMBANGAN
Perkembangan tentang ilmu drainase ini sudah banyak memiliki kemajuan
yang sangat tinggi seperti system pembuangan ideal yang sering digunakan oleh
Negara-negara eropa dan Negara-negara maju.
Air limbah rumah tangga dibuang pada suatu tempat pengolahan limbah
yang khusus(water tritman plant) areal treatmeantini biasanya ditempatkan diluar
kota

disalurkan melalui pipa property drains ke pipa main sewer dan terus ke

pipa induk (pipa main out fall), lalu ke treatment plant dimana dari rumah
penduduk diolah sehingga memisahkan bahan organik lain lain diolah menjadi
pupuk organic sedangkan air disaring dan dibuang ke laut setelah melalui proses
normalisasi yang steril, yang aman terhadap ligkungan.

BAB II
DASAR TEORI
2.1 PENGERTIAN.
Drainase merupakan pekerjaan pembuatan saluran pembuangan. Baik air
buangan hujan, air permukaan maupun air buangan dari kamar mandi, dapur dan
WC. Secara umum drainase didefisinikan sebagai ilmu pengetahuan yang
mempelajari usaha untuk mengalirkan air yang berlebihan dalam suatu konteks
pemanfaatan tertentu.
Sedangkan drainase perkotan adalah ilmu drainase yang mengkhususkan
pengkajian pada kawasan perkotaan yang erat kaitannya dengan kondisi
lingkungan fisik dan lingkungan sosial yang ada dikawasan kota tersebut.
Dengan

demikian

kriteria

desain

drainase

perkotaan

memiliki

kekhususan, sebab untuk perkotaan ada atambahan desain seperti keterkaitan


dengan tata guna lahan, keterkiatan dengan master plan drainase kota,
keterkaitan dengan masalah social ( kurangnya kesadaran masyarakat dalam
ikut memelihara fungsi drainase kota ) dan lain-lain.
2.2 PENGGUNAAN DRAINASE
Pemakaian atau pemasangan pekerjaan drainase digunakan pada
berbagai bangunan yang berhubungan dengan pengerjaan pengeringan atou
pembuangan zat cair ( Air ) yang dapat mengurangi umur pakai maupun
merusak bangunan tersebut.
Bangunan-bangunan tersebut adalah :
Rumah tinggal.

Pekerjaan penyaluran/ pembuangan air hujan dan limbah domestic


( buangan dari kamar mandi/ WC, dapur, air cucian dll ).

Perkantoran

Asrama.

Hotel.

Kampus / Sekolahan.

Rumah Sakit.

Pabrik-Pabrik / Industrial Estate

Stadion / Kompleks Olahraga

Kompleks Perumahan / Real Estate.

Padang / Lembah Golf.

Jalan Raya.

Lapangan Terbang / Bandara.

Pelabuhan Laut.

Bendungan / Waduk.

Bhumi perkemahan.

Tempat tempat rekreasi.

Tempat Penngolahan/Pembuangan Sampah Akhir (TPA), dll.

2.3 Fungsi Dan Tujuan Pekerjaan Drainase


2.3.1 Untuk Pengeringan
Adakalanya di sekitar suatu kompleks perumahan penduduk terdapat
rawa-rawa atou suatu lapangan yang digenangi air. Keadaan lingkungan yang
seperti ini dapat mendatangkan wabah penyakit bagi penduduk yang tinggal di
sekitar area tersebut. Oleh karena genangan air atau rawa tersebut telah menjadi
sarang berbagai penyakit seperti Malaria, Cholera, Demam berdarah dan lainlainnya. Untuk menghindari hal itu diperlukan suatu sistem drainase yang baik
agar tidak terjadi genangan air agar lingkungan di situ sehat, aman, dan
sejahtera.
2.3.2 Untuk Pencegahan Banjir

Ada daerah-daerah tertentu yang hujannya turun sering seperti pada


saat musim sekarang curah hujan hampir di daerah-daerah di wilayah Indonesia
curah hujan sangat tinggi jadi hampir tiap harti terjadi hujan, kalau saluran
drainase tidak dibuat dengan baik maka banjir akan terjadi di mana-mana. Maka
saluran drainase harus difungsikan sebagai mana mestinya.

2.3.3 Untuk Pembuangan Air Kotor


Air buangan dari industri adalah penyebab pencemaran lingkungan ,
kerena air buangan ini mengandung berbagai macam bahan kimia, sampahsampah pabrik, dll. Banyak ikan dan hewan ternak penduduk mati disebabkan
air lingkungan mereka tercemari oleh air buangan dari industri atau di sebut
dengan air limbah pabrik. Untuk mencegah agar lingkungan tempat tinggal
penduduk tidak tercemari, maka buangan dari industri harus dialirkan secara
khusus dengan melalui pengolahan limbah yang sesuai dengan semestinya agar
pada saat dialirkan ke pembuangan air, tidak berbahaya karena sudah steril.
2.3.4 Penyuplaian Air Untuk Penduduk
Dalam suatu kota pada umumnya, air yang dibutuhkan penduduk
didatangkan dari suatu kabupaten pada umumnya, air yang dibutuhkan
penduduk tersebut akan dialirkan kerumah-rumah penduduk melalui pipa-pipa
yang diinstalasi sedemikian rupa agar air tersalurkan dengan lancar dan baik ke
konsumen.
2.3.5 Jenis Saluran
Saluran drainase pada umumnya ada yang terbuka dan ada juga yang
terbuka. Tetapi layaknya pada saluran terbuka untuk mengalirkan air buangan
yang relative tidak berbau , seperti air hujan maupun air permukaan ( rembesan
system irigasi, mata air, dll ).
Sedangkan Saluran tertutup digunakan untuk mengalirkan air buangan
dari kamar mandi, WC, dapur, cucian maupun buangan hasil proses industry.

2.4 JENIS DRAINASE


Saluran drainasi pada umumnya terbuka atau tertutup. Tetapi
selayaknya pada saluran terbuka hanya untuk mengalirkan air buangan yang
relatif tidak berbau, seperti air hujan maupun air permukaan (rembesan sistem
irigasi, mata air, dll).
Sedangkan saluran tertutup digunakan untuk mengalirkan air buangan
dari kamar mandi, WC, dapur, cucian maupun buangan hasil proses industri.

Saluran Terbuka

Saluran Tertutup

2.5 PENAMPANG SALURAN


Ada berbagai macam penampang saluran yang digunakan , tetapi pada
saluran terbuka banyak digunakan saluran berpenampang segi empat maupun
trapezium. Untuk penampang saluran tertutup, banyak digunakan pipa saluran
berpenampang bulat.

Penampang Saluran Terbuka


a. Saluran Segi Empat

b. Saluran Segi Empat Dengan Saluran Kecil (Cunnette)

c. Saluran Trapesium

d. Saluran Trapesium Dengan Saluran Kecil (Cunnette)

e. Saluran Bentuk Lainnya

f. Penampang Saluran Tertutup

Gorong-gorong
Gorong-gorong
Bulat Telur Bulat

Gorong-gorong Segi Empat (Box Culvert)

Gorong-gorong Tapal Kuda


2.6 JENIS AIR BUANGAN
Jenis air buangan atau limbah baik yang mengandung kotoran manusia,
hewan, bekas tumbuhan dibagi menjadi 4 golongan :

1. Air kotor : yangberasal dari kloset, peturasan, bidet, dan air buangan yang
mengandung kotoran manusia yang berasal dari alat-alat saniter lainnya.
2. Air bekas : air yang berasal dari bak mandi (bath tub), bak cuci tangan,
bak dapur dan sebagainya.
3. Air hujan : dari atap, halaman.
4. Air buangan :yang berasal dari pabrik, laboratorium rumah sakit, tempat
pemotongan hewan dan air buangan yang bersifat radioaktif.
2.7 KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN AIR
Sistem pembuangan air umumnya dibagi dalam bebrapa klasifikasi
menurut jenisair buangan, cara membuang air, dan sifat-sifat lain dari lokasi
dimana saluran itu dipasang.
1.Klasifikasi menurut jenis air buangan
Sistem pembuangan air kotor
Sistem pembuangan air bekas
Sistem pembuangan air hujan
Sistem pembuangan air khusus
Sistem pembuangan air dapur
2. Klasifikasi menurut cara pembuangan air
Sistem pembuangan air campuran
Sistem pembuangan terpisah
Sistem pembuangan tak langsung
3. Klasifikasi menurut cara pengaliran
Sistem grafitasi
Sistem bertekanan

4. Bak kontrol

Bak kontrol di pasang dimana pipa bawah tanah membelok tajam, berubah
diameternya, bercabang atau pada lokasi-lokasi yang mirip penempatan lobang
pembersih. Ukuran bak kontrol harus sesuai dengan ukuran pipa dan cukup besar
untuk memudahkan pembersihan. Pada dasar bak kontrol untuk pembuangan air
hujan dipasang tumpukan batu koral setabal 15cm atau lebih. Jarak antara bak
kontrol sebaiknya tidak lebih dari 120 kali diameter dalam pipanya. Dibawah ini
diperlihatkan contoh bak kontrol dengan pasangan batu bata.
2.8 PERALATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK KERJA DRAINASE
2.8.1 ALAT UKUR DAN PENGATUR
1. meteran lipat
2. baja ukur
3. benang
4. waterpass
5. unting-unting
6. siku
7. meteran gulung
2.8.2 ALAT PEMUKUL DAN PEMUTAR
1. obeng
2. palu besi
3. palu kayu
4. palu kayu bundar
5. pembentuk timah hitam

2.8.3 ALAT GALIAN TANAH DAN PASANGAN MANUAL

1. blincok
2. linggis
3. sekop runcing
4. sekop ujung rata
5. sendok semen
6. skrap
7. ruskam kayu

BAB III

PRAKTIKUM
3.1 PEMASANGAN BOUWPLANK
A. TUJUAN
1. dapat memasang memasang bouplank dan galian tanah untuk saluran tanah
secara baik dan benar.
2. mampu memasang stake out untuk saluran drainase sesuai dengan
kemiringan dasar saluran yang ditentukan secara benar.
3. dapat menggali tanah untuk saluran terbuka berdasarkan karakter tanah
yang digali dengan kemiringan talud yang cocok.
4. mampu menenytukan kemiringan dasar saluran dilapangan sesuai dengan
material yang dipakai.
5. menggunakan perlatan kerja secara benar dan sesuai dengan fungsinya.
B. DASAR TEORI
Stake out merupakan papan duga (Bouwplank). Dingunakan untuk titik
pedoman yang menentukan letak pemasangan jalur pipa yang dilengkapi dengan
penentuan

arah

aliran

air

dan

penentuan

kemiringan

pemasangan

pipa/roil.sehingga dengan adanya stake out ini menjadi tolok ukur semua
pekerjaan yang dilaksanakan. Stake out dibuat dari papan , panjang berkisar 130
cm dipaku pada dua batang patok kayu dolken ataupun balok broti 5x7cm dengan
panjang patok 100 cm. Stake out dipasang pada daerah hulu saluran dan
dihilirnya, dengan pajang saluran menurut gambar kerja.

C. DAFTAR ALAT DAN BAHAN

Alat

1. Hammer
2. Palu
3. Gergaji mesin
4. Rol meter
5. Waterpass
6. Selang level
Bahan :

1. Papan

2
20

2. Kayu

4
6

x 75

3. Paku
4. Benang

Perhitungan Bahan :

1. Balok kayu

: 4 buah @1 meter

2. Papan Kayu

: 2 buah @0,75 meter

3. Paku 5 cm

: 14 butir

4. Benang

: 1 rol

D. KESELAMATAN KERJA
1. Baca lembaran kerja (job sheet) terlebih dahulu sebelum bekerja
2. Pakailah pakaian praktek lengkap dengan sepatu safetynya
3. tempatkan alat pada tempatnya (tool box)
4. Gunakan peralatan sesuai fungsinya

5. jangan memaksa alat,bila tumpul tajamkan terlebih dahulu


6. jangan bersenda gurau sedang bekerja
7. Pusatkan pikira pada pekerjaan dan harus kosentrasi
8. Usahakan selang air yang digunakan jangan berangin (bergelembung)
9. Jangan menggunakan alat yang belum tau cara penggunaannya
10. tanyakan pada instruktur bila ada yang belum

E. LANGKAH KERJA
1. Tentukan lokasi yang baik untuk memasang stake out dan pasang stake out
sesuai gambar kerja yang ada pada job sheet
2. Potong kayu patok berupa dolken/broti sesuai kebutuhan dengan panjang
masing-masing 100 cm, lakukan pemasangan dua batang patok pada hulu
saluran (patok A), pasang sejajar dan tegak lurus terhadap jalur saluran
yang akan digali, pasang papan horizontal sebagai stake out dan levelkan
agar rata. Tinggi dari dasar tanah terhadap Papan adalah 80cm.
3. Ukur panjang saluran yang akan digali seperti ukuran pada gambar,
jauhkan galian dari stake out 25 cm, pasang dua patok lagi sebagai stake
out hilir (patok B)sama posisinya seperti pada patok hulu
4. Lakukan leveling kedua stake out menggunakan slang air agar rata beri
tanda dengan pensil pada patok hilir
5. Kemiringan dasar galian sudah ditentukan sebesar 2% cara menghitungnya
adalah panjang saluran yang akan dikerjakan dikalikan dengan factor
kemiringan 2% panjang saluran yang dikerjakan tiap kelompok adalah 7m
sehingga penurunan hanya 14cm, maka tandai pada patok hilir (B) dengan
cara turunkan 14cm dari garis leveling artinya beda tinggi patok A (hulu)
dengan patok B (hilir) sebesar 14cm
6. Pasang papan stake out pada patok tepat digaris yang sudah diturunkan
14cm tadi lalu pakukan dengan kokoh.
7. Ambil titik tengah saluran dengan membagi dua panjang stake out sebagai
as galian, tentukan ukuran bukaan saluran dan ukuran dasarnya sesuai
gambar pasang paku sebagai As galian, tentukan ukuran bukan saluran dan

ukuran dasarnya sesuai dengan gambar danpasang paku sebagai tempat


mengikat benang. Lakukanlah pekerjaan yang sama pada pekerjaan stake
out baik hulu atau stake out hilir.
8. Sebelum menggalikan tanah unting-unting pada benang batas galian
ketanah sambil memberi tanda dengan menaburkan kapur searah dengan
benang, sebagai batas pinggir saluran yang akan digali. Bisa juga
menggunakan benang pembatas tetapi patut diketahui agar menjaga
benang tidak putus saat melaksanakan pekerjaan.
9. Lalu kita ukurketinggian tanah dari benang dngan elevasi 0,5 m sepanjang
6m untuk menghitung volume galian.
F. GAMBAR KERJA

G. PEMERIKSAAN
Pemeriksaan Pekerjaan Kelompok Lain
Menurut kelompok kami, pekerjaan yang telah dilakukan oleh kelompok 3
sudah sesuai dengan yang diperintahkan, yaitu ukuran serta spesifikasi bahan yang
sudah sesuai. Jadi kesimpulan secara umum kualitas pekerjaan cukup baik.

3.2 GALIAN TANAH


A. TUJUAN
1. dapat menggali tanah untuk saluran terbuka berdasarkan karakter tanah
yang digali dengan kemiringan talud yang cocok.
2. mampu menenytukan kemiringan dasar saluran dilapangan sesuai
dengan material yang dipakai.
3. menggunakan perlatan kerja secara benar dan sesuai dengan fungsinya.
B. DASAR TEORI
Galian tanah merupakan pekerjaan selanjutnya setelah stake out dipasang.
Galian tanah untuk saluran tersebut sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan
pada stake out, tanah digali mempuyai talud yang sesuai dengan karakter tanah.
Bila tanah cadas (keras) talud galian bisa tegak, namun bila tanah berpasir maka
talud ukuran dalam 1 juga ukuran miring seperti dibawah ini :

2
1

Tanah Cadas

1
1

Tanah Berpasir

Gambar : kemiringan talud


Sifat tanah dan karakteristiknya perku diketahui agar pada saat digali tidak
terjadi longsoran yang akan mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

C. DAFTAR ALAT DAN BAHAN


-

Alat
1. Cangkul
2. Sekop
3. Linggis
4. Rol meter
5. Garpu

Perhitungan Bahan
1. Benang 1 gulung
2. Air
3. Paku

D. KESELAMATAN KERJA
1. Baca lembaran kerja (job sheet) terlebih dahulu sebelum bekerja
2. Pakailah pakaian praktek lengkap dengan sepatu safetynya
3. Tempatkan alat pada tempatnya (tool box)
4. Gunakan peralatan sesuai fungsinya
5. Jangan memaksa alat,bila tumpul tajamkan terlebih dahulu
6. Jangan bersenda gurau sedang bekerja

7. Pusatkan pikiran pada pekerjaan dan harus kosentrasi


8. Jangan menggunakan alat yang belum tau cara penggunaannya
9. Tanyakan pada instruktur bila ada yang belum
E. LANGKAH KERJA
1. Penggalian tanah berbeda untuk tiap masing masing kelompok.
Dikarenakan sesuai teori air mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah.
2. Cangkul tanah sesuai rencana galian 6m untuk masing masing kelompok,
bila pada tahap penggalian menemukan kendala yaitu batu gunakan
lempak untuk mencongkel batu ataupun bisa menggunakan linggis untuk
mencongkelnya.
3. Pinggirkan hasil galian menggunakan skop, tanah galian ini sangat
berguna untuk urugan.
4. Pada saat menggali cek terus kedalaman galian sesuai job sheet jangan
sampai kedalaman melampaui dari yang ditentukan.
5. Bila galian sudah sempurna, lakukan pemeriksaan ulang kemiringan dasar
saluran dengan cara mengukur tinggi benang dengan saluran sama
tingginya dari hulu sampai hilir dan lakukan perapihan kemiringan talud
serta minta petunjuk instuksur untuk penyempurnaan dan penilaian.
6. Konsentrasikan pikiran anda pada pekerjaan utamakan keselamatan kerja
dan jaga kekompakan sesama teman kerja.
7. Periksakan hasil kerja anda.
8. Gambarkan kembali apa yang sudah anda praktekkan dan buat laporan.
F. GAMBAR KERJA
1. Gambar galian

2. Gambar skets untuk ketinggian tanah

3. Sketsa urugan

4. Gambar skets untuk kemiringan tanah 2%

G. MENGHITUNG VOLUME GALIAN


Mencari Elevasi :
S1 = 0,42
S2 = 1 ((2:100)0,50) + 0,42 = 0,43
S3 = 2 ((2:100)0,50) + 0,42 = 0,44
S4 = 3 ((2:100)0,50) + 0,42 = 0,45
S5 = 4 ((2:100)0,50) + 0,42 = 0,46
S6 = 5 ((2:100)0,50) + 0,42 = 0,47
S7 = 6 ((2:100)0,50) + 0,42 = 0,48
S8 = 7 ((2:100)0,50) + 0,42 = 0,49
S9 = 8 ((2:100)0,50) + 0,42 = 0,50
S10 = 9 ((2:100)0,50) + 0,42 = 0,51
S11 = 10 ((2:100)0,50) + 0,42 = 0,52
S12 = 11 ((2:100)0,50) + 0,42 = 0,53
S13 = 12 ((2:100)0,50) + 0,42 = 0,54

Menghitung Luas :
L = L segitiga + L Trapesium
L1 = ((502,5):2) +[((42+43)50):2] = 2187,5
L2= ((506):2) +[((43+44)50):2] = 2325
L3= ((501):2) +[((44+45)50):2] = 2250
L4= ((5012):2) +[((45+46)50):2] = 2575
L5= ((502):2) +[((46+47)50):2] = 2375
L6= ((501):2) +[((47+48)50):2] = 2400
L7= ((500,5):2) +[((48+49)50):2] = 2437,5
L8= ((501,5):2) +[((49+50)50):2] = 2512,5
L9= ((500,5):2) +[((50+51)50):2] = 2550
L10 = ((501,5):2) +[((51+52)50):2] = 2650
L11 = ((502,5):2) +[((52+53)50):2] = 2687,5
L12 = ((500,5):2) +[((53+54)50):2] = 2687,5
Menghitung Volume :
V galian = ( Luas Total Galian Lebar Galian )
= 29637,5 45
= 1333687,5 cm
= 1,3336875 m

H. PEMERKSIAAN KELOMPOK
Pemeriksaan Kelompok 1
1. Lebar Bouwplank

: 40 cm

2. Panjang Galian

: 6,90 cm

3. Jarak Antar Simpul

: 50 cm

4. Kedalaman

Dari Hulu menuju Hilir


No
.

Meter

Elevasi

1
2
3
4
5
6
7
8
9
19
11
12
13

0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
5
5,5
6
6,5

117,5
117,8
116
115
114
114
113,5
114
115
115,5
117
118,5
119

Perhitungan Slope per-Segmen :


S1= ((117,5-117,8) : 0,5) = - 0,6 %
S2 = ((117,8-116) : 0,5)

= 3,6 %

S3 = ((116-115) : 0,5)

=2%

S4 = ((115-114) : 0,5)

=2%

S5 = ((114-114) : 0,5)

=0%

S6 = ((114-113,5) : 0,5)

=1%

S7 = ((113,5-117,4) : 0,5) = - 1 %
S8 = ((114-115) : 0,5)

=-2%

S9 = ((115-115,5) : 0,5)

=-1%

S10 = ((115,5-117) : 0,5)

=-3%

S11 = ((117-118,5) : 0,5)

=-3%

S12 = ((118,5-117,9) : 0,5) = - 1 %


Slope Total

Slope Total

= ((Slope Awal- Slope Akhir) : Jarak Total)


= ((117,5 -119) :6,5)
= -1,5 %

Spesifikasi Bahan
Kualitas bahan yang digunakan dalam proses pengerjaan dapat dikatakan
cukup baik
Spesifikasi Pekerjaan

Menurut Kelompok kami, kualitas pekerjaan yang dilakukan oleh


kelompok 1 dapat dikatakan cukup baik walaupun tidak begitu rapi dan sesuai
dengan ketentun.

3.3 URUGAN PASIR DAN PEMASANGAN BUIS BETON


A. TUJUAN
1. dapat memasang roil beton setengah lingkaran untuk saluran terbuka
dengan ukuran dan kemiringan tertentu secara baik dan benar.
2. menyambung Buis beton setengah lingkaran dengan benar.
3. memasang Buis beton setengah lingkaran dengan posisi yang benar.
B. DASAR TEORI
Buis beton setengah bulat merupakan jenis saluran yang sering digunakan
sebagai bahan dasar saluran terbuka. Ukuran ini berfariasi dari ukuran

10 cm

hingga berdiameter 50 cm, namun bila pipa beton mencapai diameter 1 m bahkan
lebih. Cara menyambung Buis ini yaitu menggunakan mortal /adukan semen spesi
dengan campuran 1 : 5 ( 1 semen : 5 pasir ) yang kedapair dengan cara

ditempelkan pada daerah sambungan Buis benar- benar sudah lurus serta rapi.
Penyambugan dilakukan bila posisi Buis benar-benar sudah lurus serta kemiringan
yang benar. Letak mortal ditempatkan dibagian luar dari Buis atau dibagian
bawah, selain sebagai penguat sambungan juga berfungsi sebagai pondasi per
letekan Buis. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar kerja pada job sheet.
C. DAFTAR ALAT DAN BAHAN
Alat yang dipakai adalah :
1. Meteran lipat
2. Meteran gulung panjang 50 m

3. Slang pelastik

12 mm ( Slang Timbang )

4. Martil besar
5. Pensil
6. Siku-siku
7. Martil kecil
8. Unting-unting
Bahan yang di pakai :
1. Kayu dolken atau broti 5x7 cm (untuk patok)
2. Benang
3. Paku 2 inci
4. Semen
5. Pasir pasang

6. Buis beton

20 cm

Perhitungan Bahan :
1. Pasir
2. 5 buah buis beton
3. 18 buah batu bata

D. KESELAMATAN KERJA

1. Baca lembar kerja (job sheet) terlebih dahulu sebelm bekerja


2. Pakailah pakaian praktek lengkap dengan sepatu safetynya
3. Tempatkan alat pada tempatnya(tool box)
4. Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya
5. Jangan memaksa alat, bila tumpul tajamkan terlebih dahulu
6. jangan bersenda gurau sedang bekerja
7. Pusatkan pikiran pada pekerjaan dan harus konsentrasi.
8. usahakan selang air yang digunakan jangan berangin (bergelembung)
9. jangan menggunakan alat yang belum tahu cara pengguanaannya.
10. tanyakan pada instruktur bila ada yang belum jelas

E. LANGKAH KERJA
1. Siapkan bahan dan alat serta perhatikan gambar kerja pada jobsheet
2. Letakkan Buis beton pada pinggir galian yang sudah disiapkan secara
teratur dan pada posisi yang benar
3. Hamparkan pasir urug pada dasar saluran dengan tebal 5 cm secara
merata, dan tumbuk hingga padat
4. Susunlah Buis beton pada dasar saluran dalam posisi terlentang, secara
bertahap satu persatu
5. Pasanglah 3 buah batu bata sper buis beton untuk ujung ujung
penumpunya.
6. Letakkan Buis berikutnya hingga terpasang lurus dengan kemiringan
aliran yang sudah ditentukan pada benang yang ada pada bouplank
7. Ukur kemiringan pasangan Buis yang sudah dipasang dengan cara
menjinjingkan unting-unting pada jalur benang As saluran,beri tanda pada

pertemuan antara benang unting unting dan benang As saluran.pindahkan


ukuran tersebut dari hulu Buis/saluran hingga hilirnya atau hingga ujung
Buis/saluran.
8. Setelah Buis terpasang dengan kemiringan yang benar lalu diwaterpas
secara lurus dan rapi,timbunlah sisi kiri dan kanan dengan tanah
urug/timbun,
9. Bila pasangan sudah selesai dan benar ukurannya,maka periksalah
kebenarannya kepada instruktur yang membimbing anda untuk dilakukan
pengukuran dan penilitian.
10. Periksakan hasil kerja anda pada instruktur untuk dilakukan pengecekan
dan penilaian.
11. Konsentrasikan pikiran anda pada pekerjaan utamakan keselamatan kerja
dan jaga kekompakan bersama team kerja.

F. PERHITUNGAN
1. Diameter Buis Beton
kanan
1
2
3
4
5

Diameter Dalam (cm)


19
19
19
19,5
20

Diameter Luar (cm)


27
26,5
26
26
27

kiri
1
2
3
4
5

Diameter Dalam (cm)


19,5
19,5
19
21
20,5

Diameter Luar (cm)


26
26
26
27
27

2. Elevasi Atas Permukaan Buis Beton


Jarak

Elevasi

0
1
2
3
4
5

73,5
73
74,2
74
74
73,5

3. Slope Tiap 1 Meter


S1 = ((73,5-73)

: 100) = 0,005 %

S2 = ((73-74)

: 100) = -0,01 %

S3 = ((74,2-74)

: 100) = 0,002 %

S4 = ((74-74)

: 100) = 0

S5 = ((73,5-73,5) : 100) = 0,005 %


Slope Awal Akhir :
((73,5-73,5) : 500) = 0%
4. Perbaikan yang Diperlukan
Adapun perbaikan yang diperlukan oleh kelompok kami adalah kerapian,
ketelitian kerja pada saat pengukuran, penggalian bata, serta pemasangan buis.
Karena pada yang sebenarnya belum didapatkan / belum sesuai dengan ketentuan
walaupun selisihnya tidak terlalu banyak.

G. GAMBAR KERJA
Contoh pasangan buis beton.

Buis beton

Pasir Urug + 5cm


Pas. Bata

Potongan Melintang Saluran

Gambar Kerja

Buis Beton

Pasir Urug + 5cm


Pas. Bata
3.4 PEKERJAAN PLENGSENGAN
(Mc 0%, bouwplank, galian, pasangan batu pondasi)
A. TUJUAN
1. dapat memasang bouplank dengan benar dan memenuhi syarat
bouplank
2. mampu memasang pondasi untuk plengsengan dengan standart dan
pemasangan batu kali yang sesuai dengan syarat
3. mampu menenytukan kemiringan plengsengan
4. menggunakan perlatan kerja secara benar dan sesuai dengan fungsinya.
B. DASAR TEORI
Plengsengan adalah salah satu dari unsure pekerjaan drainase dan
pekerjaan ini sering dijumpai pada pekerjaan drainase sungai, secara garis besar
pekerjaan plengsengan ini memiliki fungsi yang sangat besar di dalam drainase,
karena plengsengan ini bisa menghambat adanya penggerusan tanah dipinggir
sungai. Dan bisa memberikan efek jangka panjang untuk sungai tanpa
penggerukan dasar sungai akibat longsoran tanah dari pinggir sungai. Dan untuk
orang orang yang memasang plengsengan dibutuhkan orang yang hreatif dan

memiliki jiwa seni untuk menata batu agar tatanan batu di pinggir bisa rapid an
indah. Dan tatanan bisa rata agar air bisa jalan dengan mulus tidak ada hambatan
dari bronjolan batu yang tidak rata.
C. DAFTAR ALAT
Alat yang dipakai adalah :
-

Alat

1. Cangkul
2. Sekop
3. Gancu
4. Linggis
5. Rol Meter
6. Bak spesi
7. Selang Level
8. Spesi
9. Grobak Dorong
10. Ayakan Pasir
-

Bahan
1. Pasir
2. Kapur
3. Benang
4. Paku
5. Papan Duga
6. Batu Kali
7. Air

Perhitungan Kebutuhan Bahan :


1. Benang 1 gulung
2. 12 Paku
3. Air
4. Pasir + Air + Kapur = 9 ember untuk pondasi

D. KESELAMATAN KERJA

1. Baca lembaran kerja (job sheet) terlebih dahulu sebelum bekerja


2. Pakailah pakaian praktek lengkap dengan sepatu safetynya
3. Tempatkan alat pada tempatnya (tool box)
4. Gunakan peralatan sesuai fungsinya
5. Jangan memaksa alat,bila tumpul tajamkan terlebih dahulu
6. Jangan bersenda gurau sedang bekerja
7. Pusatkan pikiran pada pekerjaan dan harus kosentrasi
8. Jangan menggunakan alat yang belum tau cara penggunaannya
9. Tanyakan pada instruktur bila ada yang belum

E. LANGKAH KERJA
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Sebulum menggali pondasi buatlah terlebih dahulu bouwplank untuk
mempermudah proses pengerjaan plengsengan.
3. Lakukan pengukuran tinggi bouwplank yaitu 25 cm, lebar serta panjang
bouwplank dengan menggunakan selang level.
4. Buatlah pondasi plengsengan. Galilah tanah untuk pondasi dengan lebar 30
cm, timggi 30 cm, dan panjang 1 m.
5. Ukurlah kedalaman, panjang serta lebar pondasi. Apabilah sudah selesai
maka ambillah batu kali.
6. Lakukan pencampuran pasir, kapur dan air.
7. Susunlah batu kali kedalam galian pondasi secari rapi dan masukkan
campuran kapur, semen dan air .
8. Lakukan metode nomer 6 dan 7 untuk langkah selanjutnya.

F. MASALAH YANG DIHADAPI

Adapun masalah yang di dapatkan pada saat pengerjaan di lapangan


adalah kurang hati-hatinya pekerja sehimgga mengakibatkan pekerja terpleset.
Serta pengambilan air yang jarakmya cukup jauh. Jadi dapat memakan waktu.
G. VOLUME PEKERJAAN
-

Ukuran Bouwplank
Panjang = 1,34 meter
Lebar
= 1,64 meter
Tinggi
= 25 cm
Profil Tanah Asli
Profil tanah asli, yaitu bergelombang / tidak rata
Volume Galian Pondasi
V = plt
= 1 0,30 0,30
=0,90 m
Volume Pasangan Batu Kali
V = 80% dari volume pondasi
= 80% 0,90
= 0,072 m

H. GAMBAR KERJA

Tampak samping benda kerja

3.5 PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI


A. TUJUAN
1. mampu memasang pondasi untuk plengsengan dengan standart dan
pemasangan batu kali yang sesuai dengan syarat
2. mampu memasang batu kali dengan rapid an rata permukaan dan
kerapian batu kali
3. menggunakan perlatan kerja secara benar dan sesuai dengan fungsinya.
B. DASAR TEORI
Untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi kehilangan air karena
kebocoran (leakage) dan rembesan (seepage) sering saluran dilapisi dengan bahan
yang tahan terhadap gerusan air.
Pelapisan saluran berupa pasangan dari batu, bata merah, beton atau baja
(untuk talang dan sipon) atau sering dinamakan dengan lining saluran (canal
lining) juga bertujuan untuk memantapkan stabilitas tanggul. Sebenarnya

peliningan/pasangan diperlukan apabila kehilangan air akibat perkolasi tinggi dan


kemiringan tanah lebih dari 1,0 sampai 1,5%.
Saluran dengan konstruksi pasangan batu kali biasaya digunakan pada
saluran irigasi (saluran primer dan sekunder) dan saluran drainase (saluran induk),
dengan finishing siar pada pasangan batu dan pada bagian atas dibuat kepala
pasangan diplester + 10 cm, dengan tebal pasangan 20 30 cm. Berikut gambar
dan contoh pekerjaan pasangan batu kali :

C. DAFTAR ALAT
Alat yang dipakai adalah :
Alat

:
1. Cangkul
2. Bak spesi
3. Cetok spesi
4. Timba spesi
5. Gerobak dorong
6. Palu
7. Sekop

Bahan

:
1. Pasir
2. Kapur
3. Batu kali
4. Benang

Perhitungan Bahan:
1. Pasir kapur duduk menjadi sebanyak 27 timba
2. Batu kali seseuai kebutuhan
3. Benang 1 rol

D. KESELAMATAN KERJA
1. Baca lembaran kerja (job sheet) terlebih dahulu sebelum bekerja
2. Pakailah pakaian praktek lengkap dengan sepatu safetynya
3. Tempatkan alat pada tempatnya (tool box)
4. Gunakan peralatan sesuai fungsinya
5. Jangan memaksa alat,bila tumpul tajamkan terlebih dahulu
6. Jangan bersenda gurau sedang bekerja
7. Pusatkan pikiran pada pekerjaan dan harus kosentrasi
8. Jangan menggunakan alat yang belum tau cara penggunaannya
9. Tanyakan pada instruktur bila ada yang belum
E. LANGKAH KERJA
1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan.
2. Buatlah campuran spesi sesuai di perlukan.
3. Tatalah batu kali, letakkan permukaan yang rata di atas.
4. Tuang spesi di permukaan batu, tumpuk batu dengan metode zig zag.
5. Isilah rongga-rongga batu dengan spesi
6. Dalam penataaan batu, sebaiknya ditata dengan rapi agar menimbulkan
nilai estetika.
7. Jangan lupa pasang benang pada ketentuan yang di instruksikan agar
memperoleh permukaan yang rapi dan rata.

F. MASALAH YANG DIHADAPI


1. Lokasi pengambilan batu kali terlalu jauh.
2. Kurang berhati-hati pada saat bekerja.
3. Tanah mudah longsor.
4. Kurang berhati-hati dalam berkerja ada mahasiswa yang hingga terpleset.
5. Lokasi bersebelahan di selokan.
G. VOLUME PEKERJAAN
Panjang = 150 cm

Lebar = 100 cm
Tebal = 30 cm
1 timba = 3 liter
27 timba x 3 liter = 81 liter
= 0,081 m3
Volume Plengsengan
V= Panjang x Lebar x Tinggi
= 150 x 100 x 30
= 450.000 cm2
= 0,45 m3

H. GAMBAR KERJA

3.6 PEKERJAAN PLESTERAN


A. TUJUAN
1. mampu memasang plesteran untuk plengsengan dengan standart
2. menggunakan perlatan kerja secara benar dan sesuai dengan fungsinya.
B. DASAR TEORI
Pekerjaan Plesteran adalah pekerjaan yang melapisi atau untuk menutupi
bidang bangunan agar tingkat kekuatannya lebih kokoh. Memplester berarti
melapisi suatu bidang bangunan memakai adukan yang terbuat dari campuran

smen,pasir, dan air. Dengan mengaplikasikan plesteran, suatu bidang bangunan


juga bakalan terlihat lebih rapi. Tidak hanya dinding, plesteran juga biasanya
diterapkan di struktur plafon lantai bangunan maupun plengsengan pada drainase.
C. DAFTAR ALAT
Alat yang dipakai adalah :
-

Alat :
1. Cetok
2. Bak Spesi
3. Gerobak
4. Palu
5. Ruskam
6. Ember

Bahan :
1. Paku
2. Benang
3. Pasir
4. Kapur
5. Batu Kali
6. Papan Kayu
7. Air

Perhitungan Bahan :
1. Pasir
2. Kapur
3. Air
4. Volume Pasir + Kapur + Air = 8 Ember x 3 = 24 dm3 = 0,024 m3
D. KESELAMATAN KERJA
1. Baca lembaran kerja (job sheet) terlebih dahulu sebelum bekerja
2. Pakailah pakaian praktek lengkap dengan sepatu safetynya
3. Tempatkan alat pada tempatnya (tool box)
4. Gunakan peralatan sesuai fungsinya
5. Jangan memaksa alat,bila tumpul tajamkan terlebih dahulu
6. Jangan bersenda gurau sedang bekerja
7. Pusatkan pikiran pada pekerjaan dan harus kosentrasi
8. Jangan menggunakan alat yang belum tau cara penggunaannya

9. Tanyakan pada instruktur bila ada yang belum


E. LANGKAH KERJA
1. Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Jangan lupa untuk selalu menggunakan APD sebelum bekerja
3. Buatlah campuran spesi sesuai perhitungan.
4. Pasang benang pada daerah yg akan diplester agar dihasilkan pekerjaan
yang rapih dan sesuai dengan yang diharapkan.
5. Ketentuan Plesteran yaitu dengan lebar 7 cm dan tebal 3 cm
6. Lakukanlah pekerjaan plesteran dengan sangat cermat dan teliti
7. Lakukan plesteran pada keempat sisi
8. Jangan lupa untuk selalu memperhatikan pekerjaan untuk mendapatkan
pekerjaan plesteran plengsengan yang diinginkan
9. Setelah pekerjaan plesteran selesai maka lakukanlah pekerjaan siar pada
pekerjaan plengsengan tersebut
10. Pekerjaan siaran memiliki tebal 3 cm
11. Pekerjaan siaran dilakukan dengan spesi lalu dicetak dengan kayu kecil
yang telah disiapkan sebelumnya
12. Lakukan pekerjaan siaran dengan cermat dan hati hati agar didapat
pekerjaan siar yang diinginkan
13. Setelah pekerjaan siaran selesai dilakukan maka jangan lupa lakukan
finishing dengan mempolesnya dengan kuas agar didapat hasil yang
maksimal
F. MASALAH YANG DIHADAPI
1. Hujan
2. Posisi basecamp batu dengan lokasi pekerjaan jauh sehinggan
membutuhkan waktu agak lama dalam proses mobilisasi
G. VOLUME PEKERJAAN
-

Perhitungan Ukuran/Volume Plesteran :


1. Plesteran Terpasang

Volume cair = 8 ember x 3 = 24 dm3 = 0,024 m3


Luas Terpasang = 150 x 7,5 = 1125 cm2
100 x 7,5 = 750 cm2
150 x 7,5 = 1125 cm2
= 3000 cm2
= 0,3000 m2
2. Plesteran Belum Terpasang
Luas belum terpasang = 85 x 7,5
= 637,5 cm2
= 0,06375 m2
Luas total sampai dengan pekerjaan selesai = 0,3000 + 0,06375 =
0,036375 m2

H. GAMBAR KERJA

Plesteran

Pas. Batu Kali

Celah Antar Batu

3.7 PEKERJAAN BENANGAN / SIARAN


A. TUJUAN
1. mampu memasang benangan untuk plengsengan dengan standart
2. menggunakan perlatan kerja secara benar dan sesuai dengan fungsinya.
B. DASAR TEORI
Pekerjaan benangan atau siaran adalah salah satu pekerjaan finishing dari
pekerjaan drainase secara umum. Dan pekerjaan siaran dimaksudkan untuk
menutup celah celah dianta pasangan batu. Dan memiliki fungsi untuk mencegah

terjadinya rusak pada pasangan batu akibat gerusan air, dan menghambat
tumbuhnya tanaman tanaman kecil yang akan tumbuh diselah selah pasangan batu
pada plengsengan yang akibatnya akan merusak kondisi kuat dari plengsengan.
Dan ada 2 jenis dari siaran atau benangan ini yaitu ada siaran yang menonjol
keluar dan ada juga siaran yang tidak menonjol tetapi meutup dari celah celah
pasanagn batu.

C. DAFTAR ALAT
Alat yang dipakai adalah :
-

Alat :
1. Cetok
2. Bak Spesi
3. Gerobak
4. Palu
5. Ruskam
6. Ember

Bahan :
1. Paku
2. Benang
3. Pasir
4. Kapur
5. Batu Kali
6. Papan Kayu
7. Air

Perhitungan Bahan :
1. Pasir
2. Kapur
3. Air
4. Volume Pasir + Kapur + Air = 3 Ember x 3 = 9 dm3 = 0,009 m3
D. KESELAMATAN KERJA
1. Baca lembaran kerja (job sheet) terlebih dahulu sebelum bekerja
2. Pakailah pakaian praktek lengkap dengan sepatu safetynya
3. Tempatkan alat pada tempatnya (tool box)
4. Gunakan peralatan sesuai fungsinya

5. Jangan memaksa alat,bila tumpul tajamkan terlebih dahulu


6. Jangan bersenda gurau sedang bekerja
7. Pusatkan pikiran pada pekerjaan dan harus kosentrasi
8. Jangan menggunakan alat yang belum tau cara penggunaannya
9. Tanyakan pada instruktur bila ada yang belum
E. LANGKAH KERJA
1. Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Jangan lupa untuk selalu menggunakan APD sebelum bekerja
3. Buatlah campuran spesi sesuai perhitungan.
4. Lakukan pekerjaan siaran memiliki tebal 3 cm
5. Pekerjaan siaran dilakukan dengan spesi lalu dicetak dengan kayu kecil
yang telah disiapkan sebelumnya
6. Lakukan pekerjaan siaran dengan cermat dan hati hati agar didapat
pekerjaan siar yang diinginkan
7. Setelah pekerjaan siaran selesai dilakukan maka jangan lupa lakukan
finishing dengan mempolesnya dengan kuas agar didapat hasil yang
maksimal
F. MASALAH YANG DIHADAPI
1. Hujan
2. Lokasi pekerjaan yang terlalu berdekatan dengan kelompok lain yang
menyebabkan kericuhan.
G. VOLUME PEKERJAAN
-

Perhitungan Ukuran/Volume Benangan :


Volume cair = 3 ember x 3 = 9 dm3 = 0,009 m3
Jadi volume total sampai dengan pekerjaan benangan selesai = 0,009
m3

H. GAMBAR KERJA

Pas. Batu Kali


Benangan / Siaran

Celah Antar Batu

Plesteran

BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Dalam kerja drainase sangat perlu kita perlukan ketilitian dimana saat kita
menetukan ukuran-ukuran yang harus kita patokan. Kerja drainase merupakan
salah satu sifat yang harus dilaksanakan didalam tekhnik sipil karena bila nanti
kita membuat denah / bangunan kita harus dapat pastikan dimana posisi
kedudukannya.

Karena apabila kita tidak melakukannya dengan baik maka akan berakibat
yang fatal karena dalam pembuatan instalasi ini harus benar dan tepat, supaya air
yang kita ingin buang mengalir ketempat yang telah kita tentukan terlebih dahulu.
4.2 SARAN
Kami mengharapkan agar praktek yang kedepan akan lebih memadai
fasilitas pendukung dalam kerja drainase dan melengkapi peralatan terutama
pompa penguras.

BAB V
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai