Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH PROFITABILITAS, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, DAN

PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE


SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
(Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI periode 2013-2014)
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan industri yang sangat cepat menuntut perusahaan untuk terus
berinovasi, merespon dengan cepat dan meningkatkan kinerjanya agar dapat
mempertahankan usahanya dalam persaingan bisnis. Perusahaan juga harus memiliki value
added dalam bidang usahanya agar dapat bersaing dengan kompetitornya.
CSR (Corporate Social Responsibility) adalah tanggung jawab perusahaan kepada
seluruh pemangku kepentingan dalam perusahaan tersebut seperti karyawan, pemegang
saham, konsumen, komunitas, masyarakat dan lingkungan sekitar. Kebijakan CSR ini
didasari atas keinginan perusahaan untuk melakukan pembangunan perusahaan secara
berkelanjutan yang tidak hanya bertujuan meningkatkan ekonomi perusahaan (profit, dividen,
dll) tetapi juga bisa berdampak positif untuk kehidupan sosial dan lingkungan sekitar dalam
jangka pendek, menengah, dan panjang.
Perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di sekitar masyarakat harus
melaksanakan CSR sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas, karena dampak yang ditimbulkan dari aktivitas bisnis perusahaan akan
mempengaruhi lingkungan di daerah sekitar pertambangan misalnya, pencemaran udara,
pencemaran air, dll. Menurut Utama (2007) mengungkapkan bahwa saat ini tingkat pelaporan
dan pengungkapan CSR di Indonesia masih relatif rendah. Selain itu, apa yang dilaporkan
dan diungkapkan sangat beragam, sehingga menyulitkan pembaca laporan tahunan untuk
melakukan evaluasi. Pada umumnya yang diungkapkan adalah informasi yang sifatnya
positif mengenai perusahaan. Laporan tersebut menjadi alat publik relation perusahaan dan
bukan sebagai bentuk akuntabilitas perusahaan ke publik. Terjadinya ketidakonsistenan hasil
penelitian mengenai pengungkapan CSR membuat penulis tertarik untuk menulis tema ini
namun dengan variabel yang berbeda dengan penelitian sebelumnya.

A. KAJIAN TEORI
1. Teori Stakeholder (Stakeholder Theory)
Stakeholder Theory mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya
beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat bagi
stakeholdernya. Stakeholder merupakan pihak eksternal maupun internal, seperti: pemerintah,
pesaing, masyarakat sekitar, lingkungan internasional, karyawan, dan lembaga diluar
perusahaan.
2. Teori Legitimasi
Legitimasi merpakan sistem pengelolaan perusahaan yang berorientasi pada
keberpihakan terhadap masyarakat (society), pemerintah, individu, dan kelompok
masyarakat. Legitimasi perusahaan di mata stakeholder merupakan faktor signifikan untuk
mendukung citra dan reputasi perusahaan di mata stakeholder.
Teori legitimasi menganjurkan perusahaan untuk meyakinkan bahwa aktivitas dan
kinerjanya dapat diterima oleh masyarakat. Perusahaan menggunakan laporan tahunan
mereka untuk menggambarkan kesan tanggung jawab lingkungan, sehingga mereka diterima
oleh masyarakat.
3. Signaling Theory
Teori ini menekankan kepada pentingnya informasi dikeluarkan oleh perusahaan
terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya
asimetri informasi anatara manajemen perusahaan dan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan informasi tersebut. Informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan
memberikan sinyal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman
tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pelaku pasar akan bereaksi pada waktu
pengumuman tersebut dan diterima oleh para pelaku pasar. Jika suatu perusahaan memiliki
kinerja finansial yang tinggi maka dapat memberikan sinyal positif bagi stakeholder melalui
laporan keuangan atau laporan tahunan yang akan diungkapkan. Dengan disertakannya
laporan tambahan seperti laporan aktivitas CSR perusahaan maka diharapkan hal tersebut
akan berdampak positif bagi perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan memberikan tanda
(signal) kepada stakholders mengenai kepedulian perusahaan terhadap lingkungan
sekitarnya. Dengan demikian diharapkan investor dapat melihat sinyal yang diberikan
perusahaan bahwa perusahaan tidak mengejar keuntungan semata namun, tetap
memperhatikan lingkungan sekitarnya.

4. Agency Theory
Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham (shareholders)
sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen. Manajemen merupakan pihak yang dikontrak
oleh pemegang saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham.
Menurut teori keagenan, konflik antara prinsipal dan agen dapat dikurangi dengan
mensejajarkan kepentingan antara prinsipal dan agen. Kehadiran kepemilikan saham oleh
manajerial (insider ownership) dapat digunakan untuk mengurangi agency cost yang
berpotensi timbul, karena dengan memiliki saham perusahaan diharapkan manajer merasakan
langsung manfaat dari setiap keputusan yang diambilnya. Dari penjelasan diatas dapat di
peroleh kesimpulan bahwa perusahaan mengeluarkan biaya kontrak kepada agen selaku
pengelola perusahaan dan biaya tambahan dalam hal ini pelaksanaan CSR dalam rangka
menaikkan reputasi perusahaan pada masyarakat.
5. Konsep CSR
a. Pengertian CSR
Suatu konsep diamana perusahaan memutuskan dengan sukarela untuk berkontribusi
demi masyarakat yang lebih baik dan lingkungan yang lebih bersih. Secara khusus, CSR
menyarankan bahwa perusahaan mengidentifikasi kelompok pemegang kepentingan
perusahaan dan memasukkan kebutuhan dan nilai-nilai mereka ke dalam proses pengambilan
keputusan strategis dan operasional perusahaan
b. Pengungkapan CSR dalam laporan tahunan
Pengungkapan CSR dalam laporan tahunan menurut UU No. 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas pasal 74 bersifat wajib (mandatory) bagi kriteria perusahaan tertentu
yaitu Perseroan yang menjalankan usahanya dibidang dan atau berkaitan dengan sumber daya
alam.
c. ISO 26000
Badan Standarisasi Internasional ISO sejak November 2010 telah mengeluarkan ISO26000 sebagai Panduantentang penerapan Tanggung Jawab Sosial oleh organisasi apapun
baik itu sektor swasta maupun pelayanan masyarakat, di negara maju maupun negara
berkembang, yang bukan dimaksudkan sebagai sebuah standar atau kebutuhan sertifikasi

CSR. Pedoman pelaksanaan CSR menurut ISO 26000 adalah Tata kelola organisasi, Hak
asasi manusia, Praktik ketenagakerjaan, Lingkungan, Prosedur operasi yang wajar, Isu
konsumen, Pelibatan dan pengembangan masyarakat.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi CSR


a) Profitabilitas
Tingkat profitabilitas perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memperoleh keuntungan dari kegiatan operasional. Tingkat profitabilitas dapat dihitung
dengan rasio: return on sales, return on equity, dan return on assets. Profitabilitas yang tinggi
akan memberikan kesempatan bagi manajer dalam mengungkapan dan melakukan program
CSR, maka sesuai teori legitimasi dan stakeholder semakin tinggi tingkat profitabilitas
perusahaan maka semakin luas dalam mengungkapkan CSR. Jadi, profitabilitas berpengaruh
positif terhadap pengungkapan CSR.
b) Kepemilikan menejerial
Kepemilikan manajerial adalah presentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh
direksi, manajer, dan dewan komisaris. Konflik kepentingan antara manajer (agen) dan
pemilik perusahaan (principal) terjadi ketika kepemilikan saham oleh agen semakin kecil.
Agen akan memaksimalkan kepentingannya sendiri dibanding kepentingan perusahaan, dan
sebaliknya. Oleh karena itu, dibutuhkan pengawasan dengan CSR. Manajer akan
mengungkapkan untuk meningkatkan reputasi (image) perusahaan, meskipun ada biaya yang
harus ditanggung dari pelaksanaan CSR tersebut.
c) Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan perusahaan menjadi salah satu pertimbangan investor untuk
berinvestasi, karena pertumbuhan menunjukkan peningkatan kinerja keuangan yang
berpeluang menjadi profit. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan tinggi akan banyak
sorotan maka perusahaan dengan tingkat pertumbuhan tinggi cenderung melakukan
pengungkapan CSR yang lebih luas. Pertumbuhan dapat diukur melalui penjualan, laba
operasional, dan laba bersih. Sesuai teori signaling maka pertumbuhan perusahaan
berpengaruh postif terhadap CSR.

B. KERANGKA KONSEPTUAL
Profitabilitas (+)

Kepemilikan
Manajerial (+)

CSR

Pertumbuhan
Perusahaan (+)
C. PENELITIAN TERDAHULU
PENULIS
1. Rizzah Fega
Pratiwi, 2014

2. Sayekti Indah

JUDUL

METODE
HASIL
PENELITIAN
Pengaruh Managerial 1. Variabel
1. Variabel
Ownership, Ukuran
Independen
Pengaruh
Pengaruh
Perusahaan,
Managerial
Managerial
Profitabilitas, dan
Ownership dan
Ownership,
Leverage Terhadap
Profitabilitas
Ukuran
Pengungkapan
tidak
Perusahaan,
Corporate Social
berpengaruh
Profitabilitas,
dan
Responsibility (CSR)
terhadap
Leverage
pada Perusahaan
pengungkapan
2. Variabel Dependen
Manufaktur yang
CSR
CSR
2. Variabel Ukuran
Listing di BEI 2010Perusahaan
2012
berpengaruh
positif terhadap
pengungkapan
CSR
3. Variabel
Leverage
berpengaruh
negatif terhadap
CSR
Pengaruh
1. Variabel
1. Variabel

Kusumawardhan
y, 2014

3. Erni Masdupi,
2005

Profitabilitas dan
Independen
Profitabilitas dan
Profitabilitas dan
Leverage terhadap
Leverage
Leverage
pengungkapan
Berpengaruh
2.
Variabel
Dependen
tanggung jawab
negatif terhadap
CSR
sosial perusahaan
CSR
(Pada Perusahaan
Pertambangan yang
terdaftar di BEI
2010-2012)
Pengaruh Insider
1. Variabel
1. Variabel insider
ownership, struktur
Independen
ownership
Insider ownership,
modal, dan
mempunyai
struktur modal, dan
pertumbuhan
pengaruh negatif
pertumbuhan
perusahaan terhadap
dan tidak
perusahaan
kebijakan dividen
signifikan
2. Variabel Dependen
perusahaan syariah
terhadap
kebijakan
dividen
yang terdaftar di BEI
kebijakan
dividen, struktur
modal
berpengaruh
negatif dan
signifikan
terhadap
kebijakan
dividen, dan
pertumbuhan
perusahaan
memiliki
pengaruh positif
dan signifikan
terhadap
kebijakan
dividen
perusahaan
syariah yang
terdaftar di BEI

A. METODE PENELITIAN
1. Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yaitu definisi, pengukuran data
kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah. Penelitian kuantitatif dibagi
menjadi dua metode yaitu kuantitatif metode survei dan metode eksperimen. Penelitian ini
menggunakan kuantitatif metode eksperimen yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk
menjelaskan hubungan sebab- akibat antara satu variabel dengan variabel lain dengan
melakukan kontrol dan pengukuran yang sangat cermat terhadap variabel penelitian.
2. Variabel
a) Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini merupakan pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR). Pengungkapan CSR dengan menggunakan ISO 26000 sebagai
pedoman pengungkapan CSR di Indonesia meliputi: tata kelola organisasi, HAM, Praktik
ketenagakerjaan, lingkungan, praktik operasi yang adil, isu-isu konsumen, pemeliharaan dan
pengembangan masyarakat. Dari semua indikator diatas, dilakukan check list dengan melihat
pengungkapan CSR perusahaan berdasarkan indikator-indikator tersebut. Kemudian
dilakukan penghitungan indeks pengungkapan tanggung jawab sosial masing-masing
perusahaan yang dihitung dengan membagi jumlah item yang diungkapkan perusahaan
dengan jumlah item yang diharapkan perusahaan.
CSRdisclosure

V
M

Keterangan:
CSRdisclosure: indeks pengungkapan perusahaan.
V

: jumlah item yang diungkapkan, dinyatakan dalam dummy Variabel :


1 = Jika item I diungkapkan; 0 : Jika item I tidak diungkapkan

: jumlah item yang diharapkan perusahaan

b) Variabel Independen
Profitabilitas

a)

Tingkat profitabilitas menggambarkan kinerja keuangan suatu perusahaan, dimana


hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Profitabilitas
dalam penelitian ini akan diukur melalui Return on Equity dengan rumus sebagai berikut:
ROE=

b)

EAT
EKUITAS akhir periode

Kepemilikan Manajerial
Struktur kepemilikan manajerial dapat diukur sesuai dengan proporsi saham biasa

yang dimiliki oleh manajerial, dapat dirumuskan:

Kepemilikan Manajerial=

Jumlah kepemilikan saham oleh pihak manajemen


X 100
Jumlah saham yang beredar

Total saham manajerial yang dimaksud adalah jumlah persentase saham yang dimiliki
oleh manajemen pada akhir tahun. Sedangkan total saham yang beredar, dihitung dengan
menjumlahkan seluruh saham yang diterbitkan oleh perusahaan tersebut pada akhir tahun.
c) Pertumbuhan perusahaan
Pertumbuhan perusahaan dapat diukur dengan penjualan, laba operasional, dan
laba bersih. Penelitian ini menggunakan pengukuran penjualan sebagai pengukur
pertumbuhan perusahaan, dengan rumus:

Growth=

PenjualantPenjualan t1
X 100
Penjualant 1

Keterangan:
Growth

: Pertumbuhan Perusahaan

Penjualan t

: Total Penjualan periode berjalan

Penjualan t-1 : Total Penjualan periode yang lalu

Anda mungkin juga menyukai