Kasus 2 Retinoblastoma
Kasus 2 Retinoblastoma
RESUME KASUS II
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Persepsi Sensori dalam
Keperawatan
220110140029
Melinda Christie A.
220110140040
220110140042
220110140066
Kartiani Dewi
220110140070
Lisnawati
220110140082
220110140094
Dandy Akmal
220110140110
220110140113
220110140133
Rizkiana Samarind
220110140138
Tisa Mahdiansari
220110140139
Adinda Utami
220110140148
Dara Saputri
220110140167
Kasus II
"ANAKKU, MATA HATIKU
Nama saya Mawar, saya seorang perawat di Ruang Anak. Saat ini saya merawat seorang anak
yang bernama Raffa usia 2 tahun. Raffa merupakan anak satu-satunya dari pasangan Rofiq dan
Slovina. Menurut Ibunya, sejak lahir mata Raffa sering terlihat seperti mata kucing terutama jika
dilihat malam hari. Sang Ibu sangat senang, karena menurutnya mungkin itu berkah bawaan
untuk keluarga. Satu bulan yang lalu, ketika Raffa sedang bermain tembak-tembakan karet
gelang dengan temannya, secara tidak sengaja mata Raffa terkena jepretan karet gelang. Ibunya
mengatakan, sejak saat itu, mata Raffa semakin menonjol, hingga seluruh bola mata keluar, Raffa
semakin rewel, sering mengeluh sakit, dan penglihatan Raffa semakin menurun, kemudian Raffa
dibawa ke RS. Saat ini Raffa sudah dirawat hampir dua minggu.
Saat melakukan pengkajian pada Raffa dan keluarga tadi pagi, saya mendapatkan data sebagai
berikut: Orbita sinistra mengalami pembesaran dan menonjol keluar (proptosis) sekitar 10 cm,
terdapat benjolan di belakang telinga kanan 3 x 0.5 cm, mobile, keras dan di bagian preauricular
telinga kiri 3 x 0.5 cm, mobile, keras. kesadaran komposmentis, dengan TD: 160/100 mmHg, N:
88x/menit, Respirasi rate: 24x/menit dan suhu : 36.2C. Raffa sedang mendapat kemoterapi
siklus I: Vinkristine 70 mg iv, Etoposid 260 mg iv, dan carboplatin 70 mg iv. Raffa juga
mendapatkan terapi nifedifine 2 mg, dexamethasone 3 x 2.5 mg i.v, manitol 25 ml, I.V. Saya baru
saja melakukan ganti balutan dengan NaCl 0,9%. Kedua orangtua Raffa sering menangis ketika
melihat Raffa kesakitan, dan sering menanyakan apakah mata Raffa bisa kembali seperti semula
dan bisa melihat lagi karena Raffa merupakan mata hatinya.
Learning Objectives :
1.
2.
Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa keperawatan yang tepat pada kasus diatas
3.
Mahasiwa mampu merumuskan intervensi keperawatan pada diagnosa prioritas untuk kasus
diatas.
4.
Mahasiswa mampu melakukan simulasi penkes pre-post operasi yang tepat buat pasien
1. Pengkajian
A. Biodata
1. Nama
2. Usia
3. Alamat
4. Agama
5. Penanggung jawab
6. Tgl dirawat
7. Diagnosa Medis
: Raffa
: 2 tahun
: perlu dikaji
: perlu dikaji
: Orangtua ( Ayah )
: - ( 2 minggu dirawat )
: Retinablastoma
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
2. Riwayat kesehatan saat ini
: Mata menonjol
: Ibu pasien mengeluh mata anaknya menonjol sejak
bulan yang lalu karena terkena jepretan karet gelang.
Anak sering mengeluh kesakitan dan menjadi rewel
10 cm
benjolan di belakang telinga kanan 3 x 0.5 cm, mobile, keras.
Di bagian preauricular telinga kiri 3 x 0.5 cm, mobile, keras.
D. Data Psikologis :
Anak semakin rewel
Orang tua pasien sering menangis melihat anaknya kesakitan
Orangtua sering bertanya tentang kesembuhan anak
E. Data sosial dan spiritual : Perlu dikaji keadaan sosial keluarga mengingat penanganan
retinoblastoma adalah pembedahan yang memerlukan biaya besar.
F. Terapi Farmakologis :
Kemoterapi siklus I:
2. Diagonsa Keperawatan
a. Nyeri akut b.d penekanan saraf mata sekunder terhadap TIO
ditandai dengan :
DO :
(perlu dikaji skala dan dari face skills)
Contoh : skala nyeri klien adalah 4 dari 5
DS :
-
Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut b.d penekanan
Tujuan
Dengan dilakukannya
terhadap TIO
ditandai dengan :
Dengan kriteria :
berkurang menjadi 1.
Tidak mengeluh
kesakitan
Tidak rewel
adalah 4 dari 5.
DS :
- menurut ibu, anak sering
mengeluh kesakitan
- Anak menjadi rewel
Intervensi
Kolaborasi :
Berikan obat analgetik
Terapi distraksi:
mendengarkan music dan
Kolabor
-
Ana
mer
Kem
untu
men
-
anti
anti
men
Oku
Mandiri
- Dist
men
bercerita.
pada
-
men
men
-
sakit.
Daftar Pustaka
teka
Gluk
keda
klien
Posi
men
Untu
terja