Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PEMBUATAN UREA
KELOMPOK 2
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Urea adalah suatu senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon,
hidrogen, oksigen dan nitrogen dengan rumus CON2H4 atau (NH2)2CO. Seiring
perkembangan zaman, menyebabkan meningkatnya kebutuhan urea dalam dunia.
Oleh karena itu diproduksi secara komersial dari sintesis amonia dan
karbondioksida dan dapat diproduksi sebagai cair atau padat. Proses dehidrasi
karbomat amonium dalam kondisi panas tinggi dan tekanan tinggi, Produksi urea
pertama kali digunakan pada tahun 1870 dan masih digunakan sampai sekarang.
Tingginya penggunaan urea sintesis, maka diproduksi banyak. Bahkan satu juta
pon urea yang diproduksi di Amerika Serikat saja setiap tahun, sebagian besar
digunakan dalam pupuk. Karena nitrogen dalam urea membuatnya larut dalam
air, sangat diperlukan dalam aplikasi pertanian. Urea juga digunakan secara
komersial untuk industri, pakan ternak, lem, pembersih toilet, produk pewarnaan
rambut, pestisida dan fungisida. Dalam pengobatan digunakan dalam barbitunat,
dermatologi, dan diuretik.
I.2
Sejarah
Urea adalah suatu senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon,
hidrogen, oksigen dan nitrogen dengan rumus CON2H4 atau (NH2)2CO. Urea juga
dikenal dengan nama carbamide yang terutama digunakan di kawasan Eropa.
Nama lain yang juga sering dipakai adalah carbamide resin, isourea, carbonyl
diamide dan carbonyldiamine. Urea pertama kali ditemukan dalam air seni oleh
H.M Rovelle pada tahun 1773. Itu disintesis pada tahun 1928 oleh Friedrich
Wohler dan merupakan senyawa organik pertama yang akan disintesis dari bahan
awal anorganik. Ditemukan ketika Wohler berusaha mensintesis amonium
cyanate, untuk melanjutkan studi sianat yang telah dilaksanakan selama beberapa
tahun. Tahun 1870 urea diproduksi dengan memanaskan amonium carbomate
Kegunaan Produk
1. Pertanian
Lebih dari 90% dari produksi dunia urea diperuntukkan sebagai pupuk
nitrogen-release. Urea memiliki kandungan nitrogen tertinggi dari semua
pupuk nitrogen solid umum digunakan. Oleh karena itu, memiliki biaya
transportasi terendah per unit nitrogen. Pada tanaman biji-bijian dan
kapas, urea sering diterapkan pada saat budidaya terakhir sebelum tanam.
Di daerah curah hujan tinggi dan pada tanah berpasir (dimana nitrogen
bias hilang melalui pencucian) dan mana yang baik di musim hujan diharapkan,
urea dapat digunakan selama musim pertumbuhan. Top-dressing juga
populer di tanaman rumput dan hijauan. Pada tanaman irigasi, urea dapat
digunakan kering di dalam tanah, atau dilarutkan dan diterapkan melalui
air irigasi. Urea akan larut dalam beratnya sendiri dalam air, tetapi
menjadi
semakin
sulit
untuk
melarutkan
sebagai
meningkatkan
2. Industri kimia
Urea merupakan bahan baku untuk pembuatan banyak senyawa kimia penting,
seperti :
-
3. Sistem Automobile
Urea digunakan dalam SNCR dan SCR reaksiuntuk mengurangi NOx polutan
dalam gas buang dari pembakaran dari diesel , bahan bakar ganda. The Blue TEC
sistem, misalnya, menyuntikkan berdasarkan urea solusi-air ke dalam system
pembuangan. Amoniak yang dihasilkan oleh hidrolisis urea bereaksi dengan
emisi oksida nitrogen dan diubah menjadi nitrogen dan air dalam catalytic
converter.
4. Terorisme
Ahmed Ressam , al-Qaeda Millenium Bomber, urea digunakan sebagai salah
satukomponen dalam bahan peledak bahwa ia siap untuk mengebom Bandar Udara
InternasionalLos Angeles pada malam Tahun Baru 1999/2000, bahan peledak yang bisa
menghasilkanledakan 40 kali lebih besar daripada sebuah menghancurkan bom mobil .
5. Penggunaan Komersial lainnya
-
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/urea
I.4
Di
dalam
air,
urea
akan
terhidrolisa
menjadi
ammonium
karbamat
Titik Leleh
Indeks Refraksi, nD20
Spesific Gravity, d420
Bentuk Kristalin
Energi Bebas Pembentukkan
Panas Pembentukkan
Panas Larutan, dalam air
Panas Kristalisasi
70% Densitas Bulk Larutan Urea
132,7C
1,484; 1,602
1,355
Tetragonal, prisma
-42,120 kal/g mol (25C)
60 kal/g
58 kal/g
-110 kal/g
0,74 g/cm2
a. Densitas
: 1300 kg/m3
b. Berat molekul
: 48.16 m3/kmol
c. Viskositas kinematik
: 2.42 x 10-6m2/s
d. Kapasitas panas
: 135.2 J/mol.K
e. Tegangan Permukaan
BAB II
RANCANGAN PROSES
: gas
Warna
: tidak berwarna
Bau
: khas
: 0.6942
: -33.34 0C
Titik lebur
: -77.73 0C
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/sifatchemist-fisis_amonia
b. Karbondioksida
Bentuk (30 0C, 1 atm)
: gas
Warna
: tidak berwarna
Bau
: tanpa bau
: 1.600 g/l(padat)
: -78 0C
Titik leleh
: -57 0C
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/sifatchemist-fisis_karbondioksida
Spesifikasi produk
Urea
Bentuk (30 0C,1 atm)
: padatan
Warna
: berwarna putih
Bau
: tanpa bau
: 1.33x103 kg/m3
Titik Lebur
: 132.7 C
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/sifatchemist-fisis_urea
Proses Pembuatan
Urea diproduksi dengan mereaksikan amonia dan CO2 pada temperatur dan
tekanan tinggi sesuai dengan reaksi Basarao sebagai berikut:
2NH3(l) + CO2(g)
NH2COONH4(l)
NH2CONH2 +H2O(l)
H=15,5 kJ/mol
Bahan baku : Gas CO2 dan Liquid NH3 yang di supply dari Pabrik Amoniak
http://mbahinox.wordpress.com/2009/03/25/karakteristik-senyawa-dalam
pembuatan-urea-dan-reaksi/
Proses pembuata Urea di bagi menjadi 6 Unit yaitu :
- Sintesa Unit
- Purifikasi Unit
- Kristaliser Unit
- Prilling Unit
- Recovery Unit
- Proses Kondensat Treatment Unit
1.
Sintesa Unit
Unit ini merupakan bagian terpenting dari pabrik Urea, untuk mensintesa
dengan mereaksikan Liquid NH3 dan gas CO2 didalam Urea Reaktor dan kedalam
reaktor ini dimasukkan juga larutan Recycle karbamat yang berasal dari bagian
Recovery.
Tekanan operasi disintesa adalah 175 Kg/Cm2 g. Hasil Sintesa Urea dikirim ke
bagian Purifikasi untuk dipisahkan Ammonium Karbamat dan kelebihan
amonianya setelah dilakukan Stripping oleh CO2.
Berikut ini beberapa metode pengembalian ammonium karbamat pada proses
sintesa adalah sebagai berikut:
Ammonia, Recycle Carbamat dan 60% CO2 sebagai feed dimasukkan melalui
bagian atas reaktor dengan tekanan 210 bar. Amonium carbamat terbentuk di
dalam reaktor yang dilengkapi dengan coil dan keluar lewat bagian bawah
dengan aliran yang berputar. Bahan yang keluar reaktor didinginkan kemudian
gas dilepaskan dan masuk dekomposer. Sebelum masuk dekomposer, gas ini
dicampurkan dengan 40% CO2 didalam separator dan diembunkan dalam heat
recovery. Gabungan dari gas tersebut diembunkan kembali sehingga terbentuk
aliran carbamat recycle. Larutan karbamat hasil evaporasi mempunyai
konsentrasi 86-88% sebelum kemudian di granulasi pada proses prilling. Proses
UTI hanya digunakan pada skala kecil dan medium.
Purifikasi Unit
Amonium Karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan Ammonia di Unit
Sintesa diuraikan dan dipisahkan dengan cara penurunan tekanan dan pemanasan
dengan 2 step penurunan tekanan, yaitu pada 17 Kg/Cm2 g. dan 22,2 Kg/Cm2 g.
Hasil peruraian berupa gas CO2 dan NH3 dikirim kebagian recovery, sedangkan
larutan Ureanya dikirim ke bagian Kristaliser.
3.
Kristaliser Unit
Larutan Urea dari unit Purifikasi dikristalkan di bagian ini secara vacum,
Prilling Unit
Kristal Urea keluaran Centrifuge dikeringkan sampai menjadi 99,8 % berat
dengan udara panas, kemudian dikirimkan kebagian atas prilling tower untuk
dilelehkan dan didistribusikan merata ke distributor,dan dari distributor
dijatuhkan kebawah sambil didinginkan oleh udara dari bawah dan menghasilkan
produk Urea butiran (prill). Produk Urea dikirim ke Bulk Storage dengan Belt
Conveyor.
5.
Recovery Unit
Gas Ammonia dan Gas CO2 yang dipisahkan dibagian Purifikasi diambil
kembali dengan 2 Step absorbasi dengan menggunakan Mother Liquor sebagai
absorben, kemudian direcycle kembali ke bagian Sintesa.
Berdasarkan prinsip recyclenya, proses total recycle dapat dibagi menjadi 5 yaitu:
a.
Pada proses ini campuran karbondioksida, ammonia, dan air ditekan dalam
beberapa tahap hingga mencapai 20-130 atm, kemudian dikondensasikan dan
dikembalikan ke reaktor.
b.
Pada proses ini karbondioksida dipisahkan dari ammonia dan ditekan secara
terpisah sebelum dikembalikan ke reaktor. Keuntungan proses ini adalah
konversinya tidak berkurang karena air tidak ikut di recycle dan dapat
menghindari masalah korosi (Larutan Carbamat).
c.
Slurry Recycle
Proses ini jarang dilakukan karena sulit dalam merecovery energi dan mahalnya
biaya untuk make up. Pada proses ini ammonia dan karbondioksida dipisahkan
dari larutan urea yang keluar dari reaktor kemudian dikondensasikan agar
terbentuk amonium karbamat. Kristal ini dipompakan dari reaktor dalam bentuk
suspensi minyak.
d.
Stripping
Perbedaan mendasar proses ini dengan keempat proses lainnya yaitu dengan cara
merecovery amonium carbamat yang tidak terkonversi dari larutan urea yang
keluar reaktor. Pada proses ini larutan karbamat di stripping dari larutan urea
pada tekanan yang sama dengan tekanan reaktor. Gas hasil stripping
dikondensasikan dan dikembalikan ke reaktor.
6.
dan dikondensasikan. Sejumlah kecil Urea, NH3 dan CO2 ikut kondensat
kemudian diolah dan dipisahkan di Strpper dan Hydroliser. Gas CO 2 dan gas NH3
nya dikirim kembali ke bagian purifikasi untuk direcover. Sedang air
kondensatnya dikirim ke Utilitas.
http://bingo3374.wordpress.com/2008/07/23/proses-pembuatan-urea-scr
umum/
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan urea adalah temperatur,
tekanan, perbandingan CO2 dan NH3 dan kandungan air dan oksigen.
a) Temperatur
Pengaruh temperatur pada proses sintesa urea dapat dijelaskan oleh asas
Le Chatelier yang berbunyi jika suatu sistem berada dalam kesetimbangan, suatu
kenaikan temperatur akan menyebabkan kesetimbangan itu bergeser ke arah yang
menyerap kalor. Perubahan temperatur akan mengakibatkan bergesernya tetapan
kesetimbangan reaksi. Naiknya temperatur akan mengakibatkan reaksi bergeser
ke arah kiri (endothermis) atau menurunkan konversi pembentukan urea.
Disamping itu, kenaikan temperatur juga akan mengakibatkan kecepatan reaksi
pembentukan urea menjadi semakin besar. Kondisi yang paling optimal dalam
reaktor adalah sekitar 2000C yaitu temperatur di mana konversi mendekati
kesetimbangan dengan waktu tinggal 0,3-1 jam. Bila temperatur reaktor turun,
maka konversi ammonium karbamat menjadi urea akan berkurang sehingga
memberi beban lebih berat pada seksi-seksi berikutnya. Jika temperatur turun
sampai 1500C akan menyebabkan timbulnya ammonium karbamat menempel
pada reaktor. Sebaliknya, bila temperatur melebihi 2000C maka laju korosi dari
Titanium Lining akan meningkat dan tekanan kesetimbangan di dalam reaktor
dari campuran reaksi akan melampaui tekanan yang dibutuhkan. Di samping itu,
hasil dari reaksi samping yang besar akan menyebabkan turunnya konversi
pembentukan urea. Jadi laju reaksi yang baik pada suhu 180-2000C dalam waktu
20-60 menit atau pada suhu rendah dengan ammonia berlebih.
b) Tekanan
Pengaruh perubahan tekanan dalam campuran kesetimbangan gas dapat
dipahami melalui asas Le Chatelier. Menurut asas ini, kenaikan tekanan
menyebabkan reaksi bergeser ke kanan, tetapi jika tekanan berkurang maka
kecepatan tumbukan molekul akan berkurang, sehingga kecepatan reaksi akan
berkurang dalam sistem kesetimbangan,
2NH3(l) + CO2(g)
NH2CONH2(aq) + H2O(l)
Tekanan yang digunakan adalah 200 kg/cm2G. Pemilihan tekanan operasi ini
berdasarkan pertimbangan bahwa konversi ammonium karbamat menjadi urea
hanya terjadi pada fase cair dan fase cair dapat dipertahankan dengan tekanan
operasi yang tinggi. Pada suhu tetap konversi naik dengan naiknya tekanan
hingga titik kritis, dimana pada titik ini reaktan berada pada fase cair. Untuk
perbandingan NH3 dan CO2 yang stokiometris suhu 150 0C dan tekanan 100 atm
memberikan keadaan yang hampir optimum tetapi pada suhu ini reaksi berjalan
lambat. Pada suhu 190 2200C, tekanan yang digunakan berkisar antara 140
250 atm.
c)
Perbandingan NH3 dan CO2 berkisar 3,5 4 karena selain mempengaruhi suhu
reaktor, jumlah ammonia dapat mempengaruhi reaksi secara langsung. Adanya
kelebihan ammonia dapat mempercepat reaksi pertama. Di samping itu,
NH2CONHCONH2(l) + NH3(g)
Adanya air akan mempengaruhi reaksi terutama reaksi kedua yaitu peruraian
karbamat menjadi urea dan air sehingga dapat mengurai konversi karbamat
menjadi urea. Pada umumnya, proses didesain untuk meminimalkan jumlah air
yang direcycle ke reaktor. Adanya sedikit oksigen akan mengurangi korosi.
Secara keseluruhan reaksi diatas adalah eksotermis sehingga diperlukan
pengaturan terhadap suhu didalam reaktor supaya suhu tetap pada kondisi
optimum, untuk mengatur suhu maka diatur:
a)
b)
c)
http://www.google.co.id/imgres?
imgurl=http://www.kppbumn.depkeu.go.id/Industrial_Profile/PK4/Proses
%2520Pembuatan
%2520Pupuk_files/PabrikUrea.jpg&imgrefurl=http://www.kppbumn.depke
u.go.id/Industrial_Profile/PK4/Proses%2520Pembuatan
%2520Pupuk.htm&usg
Diagram peralatan pada proses pembuatan pupuk urea
Kondisi Operasi
Tinjauan Termodinamika
Untuk mengetahui reaksi tersebut ekotermis atau endotermis dapat diketahui dari
perhitungan H298.
Reaksi Pembentukan Ammonium Karbamat
2NH3(g) + CO2 (g) NH2COONH4(l)
Pada 298C,
Hf NH3(g) = - 46.110 J/mol
Hf CO2(g)
= - 393.509 J/mol
46.110)
= - 158.992 J/mol
= - 38.000 kal/mol
Karena H yang dihasilkan negative, maka reaksi diatas merupakan
reaksi eksotermis
Sifat reaksi yang reversible atau irreversible dapat dikethui dari harga
konstanta keseimbangan
Pada 298K, Gf NH3(g)
Gf CO2 (g)
J/mol
Gf NH2COONH4(l) =
J/mol
446.013 J/mol
446.013 ((
= - 18.754 J/mol
= - 4.482,319 kal/mol
G = -R T ln K
K
= e-G/RT
= e-(-4.482,319/1,987x298)
= 1,9 . 103
J/mol
Hf NH2CONH2(l) =
J/mol
( 644.721)
= 32.217 J/mol
Karena H yang dihasilkan positif, maka reaksi diatas merupakan reaksi
endotermis.
Sifat reaksi yang reversible atau irreversible dapat dikethui dari harga
konstanta keseimbangan
Pada 298K, Gf NH2COONH4(l) =
G298 =
Gf H2O(g)
Gf NH2CONH2(l)
(G298
NH2CONH2(l)
J/mol
J/mol
+ G298
H2O
NH2COONH4(l))
=(
= 200.841 J/mol
= 48.002 kal/mol
G = -R T ln K
K
= e-G/RT
= e-(48.002/1,987x298)
= 6,2 . 10-36
( 446.013)
(g))
(G298
(Levenspiel : 1957)
Pada Suhu 100K
Menentukan Konstanta Kesetimbangan (K)
Menentukan Konversi
9,2
Menentukan Konversi
2,7
Menentukan Konversi
Menentukan Konversi
47235,8
0.999979
Pada Suhu 500 K
Menentukan Konstanta Kesetimbangan (K)
Menentukan Konversi
3.322
0.768659
0,00566
Menentukan Konversi
0,00563
Tinjauan Kinetika
Perhitungan Konversi vs Suhu
k = A e Ea/RT
k = (2,589 x 10-5)e-(110/1,978.T)
(Levenspiel : 1957)
Tabel 3.2 Konversi vs Suhu Tinjauan Kinetika
Suhu
(K)
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
Konversi (%)
BAB III
PENUTUP
III.1
Kesimpulan
Dalam pembuatan urea dengan pemanasan amonium carbamate yang
Saran
1.
Sebaiknya pada pembuatan ure suhu operasi dijaga konstan pada suhu
optimal, agar konversi yang didapat juga optimal
2.
3.
DAFTAR PUSTAKA