Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA

RUKUN ISLAM KE-4

PUASA

KELOMPOK 4
ARIEF DARMAWAN S
RATU NURIL ISLAMIATI ELMADANI
SITI BELIANI
YUSTIKA ERINA

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seperti yang kita ketahui agama islam mempunyai lima rukun islam yang salah
satunya ialah puasa, yang mana puasa termasuk rukun islam yang keempat. Akan tetapi
umat muslim masih banyak yang hanya mengetahui pengertian puasa tanpa tahu
bagaimana menjalankan puasa dengan baik dan benar.Banyak yang melaksanakan puasa
hanya sekedar melaksanakan, tanpa mengetahui syarat sah puasa dan hal-hal yang
membatalkan puasa. Hasilnya, pada saat mereka berpuasa mereka hanya mendapatkan
rasa lapar dan haus saja. Sangatlah rugi bagi kita jika sudah berpuasa tetapi tidak
mendapatkan pahala.Padahal puasa dapat menjadi sebagai sarana latihan bagi kita untuk
menahan hawa nafsu yang timbul dalam diri kita, puasa juga memberikan kesehatan
jasmani bagi orang yang melaksanakannya salah satunya adalah kesehatan pencernaan.
Oleh karena fenomena yang terjadi di atas, kami berusaha untuk menjabarkan hal-hal
yang berkaitan dengan puasa dalam makalah ini.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah puasa itu?
2. Kapan waktu diperbolehkan berpuasa?
3. Apa manfaat puasa secara umum?
4. Bagaimana agar puasa dikatakan sah? Apa syaratnya?
C. TUJUAN
1. Memenuhi tugas mata pelajaran pendidikan agama.
2. Menjadi sumber referensi untuk angkatan selanjutnya.
3. Mengetahui hal-hal yang telah dipaparkan pada rumusan masalah.
D. MANFAAT
1. Agar lebih mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan puasa dan cara
menjalankannya .

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PUASA
Menurut bahasa Shiyam/puasa berarti "menahan diri". Firman Allah aku bernadzar
kepada tuhan yang maha pengasih akan berpuasa.(QS Maryam : 26)
Menurut syara' ialah : menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkannya dari mulai
terbit fajar hingga terbenam matahari, karena perintah Allah semata mata, dengan disertai
niat dan syarat-syarat tertentu.Allah azza wajalla Telah berfirman: semua amalaan
manusia adalah untuk dirinya, kecuali puasa, maka itu hendaklah untukku dan Aku akan
memberinya ganjaran. Dan puasa itu merupakaan benteng, maka ketika datang saat
puasa, janganlah seseorang berkata keji, berteriak atau mencaci-maki! Dan seandainya
dicaci maki oleh seseorang, atau diajak berkelahi, maka jawablah : saya ini berpuasa
sampai dua kali. Demi Tuhan yang nyawa Muhammad ada dalam genggaamannya, bau
mulut orang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah pada haari kiamat daripada kasturi.
Dan orang berpuasa itu akan beroleh kegembiraan yang menyenangkan hati: Di kala
berbuka, dia akan gembira dengan berbuka itu, dan di saat ia menemui Tuhannya nanti,
ia akan gembira karena puasanya.(HR. Ahmad, Muslim dan Nasai)
B. SYARAT WAJIB DAN SYARAT SAHNYA PUASA
1. Syarat-syarat wajib berpuasa
Syarat-syarat wajib berpuasa sebagai berikut :
a. Beragama islam.
b. Baligh dan berakal. Anak-anak tidak diwajibkan berpuasa,

tetapi apabila

kuatmengerjakannya boleh diajak berpuasa sebagai latihan.


c. Suci dari haidh dan nifas (ini tertentu bagi wanita).
d. Kuasa (ada kekuatan). Kuasa disini artinya, tidak sakit dan bukan yang sudah tua.
Orang sakit dan orang tua, mereka ini boleh tidak berpuasa, tetapi wajib membayar
fidyah.
Besaran fidyah itu adalah satu mud dengan mud nabi. Setiap satu mud digunakan
untuk membayar puasa yang ditinggalkan selama sehari.

2. Syarat-syarat sahnya puasa


Syarat-syarat sahnya puasa sebagai berikut :
a. Islam.
b. Tamyiz. Artinya orang- orang/ anak- anak bisa membedakan mana yang baik dan
benar.

c. Suci dari haid dan nifas. Wanita yang sedang haid dan nifas tidak sah jika mereka
berpuasa, tetapi wajib qadla pada waktu lain, sebanyak bilangan hari yang ia
tinggalkan.
d. Tidak di dalam hari-hari yang dilarang untuk berpuasa, yaitu di luar bulan Ramadhan.
C. RUKUN PUASA
1. Niat
Yaitu menyengaja puasa Ramadhan, setelah terbenam matahari hingga sebelum fajar
shadiq. Artinya pada malam harinya, dalam hati telah tergerak (berniat), bahwa besok
harinya akan mengerjakan puasa wajib Ramadhan. Adapun puasa sunnah, boleh
niatnya dilakukan pada pagi harinya.
Dari Hafshah Ummul Mu'minin ra. Bahwasanya Nabi saw bersabda : "Barangsiapa
yang tidak menetapkan akan berpuasa sebelum fajar, maka tiada sah puasa-nya". (HR.
Imam yang lima, Nasa'i dan Turmudzi cenderung mentarjih mauqufhya, tapi disahkan
secara marfu' oleh Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban)
Dan dalam riwayat Daru Quthni: "Tidak sah puasanya bagi orang yang tidak
menetapkannya dari malam harinya". Niat itu sah pada salah satu saat di malam hari,
dan tidak disyaratkan menngucapkannya, karena itu merupakan pekerjaan hati tak
ada sangkut pautnya dengan lisan. Hakikat niat adalah menyengaja suatu perbuatan
demi mentaati perintah Allah SWT dalam mengharapkan keridhaanNya(Sayyid
Sabiq, 1993:175)
2. Meninggalkan segala yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar shadiq
hingga terbenam matahari.
Dalam Quran surat Al Baqarah ayat 187 :
Artinya : Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan
isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi
mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena
itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma'af kepadamu. Maka sekarang
campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan Makan
minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, Yaitu fajar.
kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu
campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikafdalam masjid. Itulah larangan Allah, Maka
janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepada manusia, supaya mereka bertakwa.

D. MACAM-MACAM PUASA
1. Puasa Fardhu
Puasa fardhu adalah puasa yang harus dilaksanakan berdasarkan ketentuan syariat Islam.
Yang termasuk ke dalam puasa fardhu antara lain:
a. Puasa bulan Ramadhan.
Puasa Ramadhan adalah salah satu sendi ibadah yang dilakukan pada bulan Ramadhan,
selama satu bulan (29 atau 30) hari. Ketentuan yang mewajibkan puasa ini ialah firman
allah swt:
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,(yaitu) dalam
beberapa hari yang tertentu. Maka Barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau
dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari
yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. dan wajib bagi orang-orang yang
berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu):
memberi Makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati
mengerjakan kebajikan, Maka Itulah yang lebih baik baginya. dan berpuasa lebih baik
bagimu jika kamu mengetahui.
b. Puasa Kafarat.
Puasa kafarat adalah puasa sebagai penebusan yang dikarenakan pelanggaran terhadap
suatu hukum atau kelalaian dalam melaksanakan suatu kewajiban, sehingga
mengharuskan seorang mukmin mengerjakannya supaya dosanya dihapuskan, bentuk
pelanggaran dengan kafaratnya antara lain :
1. Apabila seseorang melanggar sumpahnya dan ia tidak mampu memberi makan dan
pakaian kepada sepuluh orang miskin atau membebaskan seorang roqobah, maka ia
harus melaksanakan puasa selama tiga hari.
2. Apabila seseorang secara sengaja membunuh seorang mukmin sedang ia tidak
sanggup membayar uang darah (tebusan) atau memerdekakan roqobah maka ia harus
berpuasa dua bulan berturut-turut (QS, An Nisa: 94).
3. Apabila dengan sengaja membatalkan puasanya dalam bulan Ramadhan tanpa ada
halangan yang telah ditetapkan, ia harus membayar kafarat dengan berpuasa lagi
sampai genap 60 hari.
4. Barangsiapa yang melaksanakan ibadah haji bersama-sama dengan umrah, lalu tidak
mendapatkan binatang kurban, maka ia harus melakukan puasa tiga hari di Mekkah
dan tujuh hari sesudah ia sampai kembali ke rumah. Demikian pula, apabila

dikarenakan suatu mudharat (alasan kesehatan dan sebagainya) maka berpangkas


rambut, (tahallul) ia harus berpuasa selama 3 hari.
c. Puasa Nazar.
Puasa nadzar adalah puasa yang tidak diwajibkan oleh Tuhan, begitu juga tidak
disunnahkan oleh Rasulullah SAW., melainkan manusia sendiri yang telah
menetapkannya bagi dirinya sendiri untuk membersihkanatau mengadakan janji pada
dirinya sendiri bahwa apabila Tuhan telah menganugerahkan keberhasilan dalam suatu
pekerjaan, maka ia akan berpuasa sekian hari. Mengerjakan puasa nazar ini sifatnya
wajib. Hari-hari nazar yang ditetapkan apabila tiba, maka berpuasa pada hari-hari
tersebut jadi wajib atasnya dan apabila dia pada hari-hari itu sakit atau mengadakan
perjalanan maka ia harus mengqadha pada hari-hari lain dan apabila tengah berpuasa
nazar batal puasanya maka ia bertanggung jawab mengqadhanya.
2. Puasa Sunnah
Puasa sunnah adalah puasa yang apabila dikerjakan akan mendapatkan pahala dan apabila
tidak dikerjakan tidak berdosa. Adapun puasa sunnat itu antara lain :
a. Puasa 6 (enam) hari di bulan Syawal.
Bersumber dari Abu Ayyub Anshari r.a. sesungguhnya Rasulallah saw bersabda:
Barang siapa berpuasa pada bulan Ramadhan, kemudian dia menyusulkannya dengan
berpuasa enam hari pada bulan syawal , maka seakan-akan dia berpuasa selama
setahun
b. Puasa pertengahan bulan (13, 14, 15) dari tiap-tiap bulan Qomariyah.
Pada suatu hari ada seorang Arab dusun datang pada Rasulullah saw. dengan
membawa kelinci yang telah dipanggang. Ketika daging kelinci itu dihidangkan pada
beliau maka beliau saw. hanya menyuruh orang-orang yang ada di sekitar beliau saw.
untuk menyantapnya, sedangkan beliau sendiri tidak ikut makan, demikian pula ketika
si arab dusun tidak ikut makan, maka beliau saw bertanya padanya, mengapa engkau
tidak ikut makan? Jawabnya aku sedang puasa tiga hari setiap bulan, kalau
engkau bisa melakukannya puasa tiga hari setiap bulan maka sebaiknya lakukanlah
puasa di hari-hari putih yaitu pada hari ke tiga belas, empat belas dan ke lima belas.
c. Puasa hari Senin dan hari Kamis.
Dari Aisyah ra. "Nabi saw. memilih puasa hari senin dan hari kamis". (H.R. Turmudzi)
d. Puasa hari Arafah (Tanggal 9 Dzulhijjah atau Haji).

Dari Abu Qatadah, Nabi saw bersabda: Puasa hari Arafah itu menghapuskan dosa
dua tahun, satu tahun yang tekah lalu dan satu tahun yang akan datang. (H.R.
Muslim)
e. Puasa tanggal 9 dan 10 bulan Muharam.
Dari Salim, dari ayahnya berkata: Nabi saw bersabda: Hari Asyuro (yakni 10
Muharram) itu jika seseorang menghendaki puasa, maka berpuasalah pada hari itu.
f. Puasa nabi Daud as. (satu hari bepuasa satu hari berbuka).
Bersumber dari Abdullah bin Amar ra. dia berkata : Sesungguhnya Rasulullah saw
bersabda: Sesungguhnya puasa yang paling disukai oleh Allah swt. ialah puasa Nabi
Daud as. sembahyang yang paling d sukai oleh Allah ialah sembahyang Nabi Daud
as. Dia tidur sampai tengah malam, kemudian melakukan ibadah pada sepertiganya
dan sisanya lagi dia gunakan untuk tidur, kembali Nabi Daud berpuasa sehari dan
tidak berpuasa sehari.
Mengenai masalah puasa Daud ini, apabila selang hari puasa tersebut masuk pada hari
Jumat atau dengan kata lain masuk puasa pada hari Jumat, hal ini dibolehkan. Karena
yang dimakruhkan adalah berpuasa pada satu hari Jumat yang telah direncanakan
hanya pada hari itu saja.
g. Puasa bulan Rajab, Syaban dan pada bulan-bulan suci.
Dari Aisyah r.a berkata: Rasulullah saw. berpuasa sehingga kami mengatakan: beliau
tidak berbuka. Dan beliau berbuka sehingga kami mengatakan: beliau tidak berpuasa.
Saya tidaklah melihat Rasulullah saw. menyempurnakan puasa sebulan kecuali
Ramadhan. Dan saya tidak melihat beliau berpuasa lebih banyak daripada puasa di
bulan Syaban.

3. Puasa Makruh
Menurut fiqih 4 (empat) mazhab, puasa makruh itu antara lain :
a. Puasa pada hari Jumat secara tersendiri.
Berpuasa pada hari Jumat hukumnya makruh apabila puasa itu dilakukan secara
mandiri. Artinya, hanya mengkhususkan hari Jumat saja untuk berpuasa.
Dari Abu Hurairah ra. berkata: Saya mendengar Nabi saw. bersabda: Janganlah
kamu berpuasa pada hari Jumat, melainkan bersama satu hari sebelumnya atau
sesudahnya.
b. Puasa sehari atau dua hari sebelum bulan Ramadhan.

Dari Abu Hurairah r.a dari Nabi saw beliau bersabda: Janganlah salah seorang dari
kamu mendahului bulan Ramadhan dengan puasa sehari atau dua hari, kecuali
seseorang yang biasa berpuasa, maka berpuasalah hari itu.
c. Puasa pada hari syak (meragukan).
Dari Shilah bin Zufar berkata: Kami berada di sisi Amar pada hari yang diragukan
Ramadhan-nya, lalu didatangkan seekor kambing, maka sebagian kaum menjauh. Maka
Ammar berkata: Barangsiapa yang berpuasa hari ini maka berarti dia mendurhakai
Abal Qasim.
4. Puasa Haram
Puasa haram adalah puasa yang apabila dilakukan malah akan mendapat dosa. Puasa yang
diharamkan. Puasa-puasa tersebut antara lain:
a. Puasa pada dua hari raya.
Dari Abu Ubaid hamba ibnu Azhar berkata: Saya menyaksikan hari raya (yakni
mengikuti shalat id) bersama Umar bin Khattab r.a, lalu beliau berkata:Ini adalah dua
hari yang dilarang oleh Rasulullah saw untuk mengerjakan puasa, yaitu hari ini kamu
semua berbuka dari puasamu (1 Syawwal) dan hari yang lain yang kamu semua makan
pada hari itu, yaitu ibadah hajimu.(Shahih Bukhari, jilid III:1901)
b. Puasa seorang wanita dengan tanpa izin suami.
Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. bersabda: Tidak boleh seorang wanita berpuasa
sedangkan suaminya ada di rumah, di suatu hari selain bulan Ramadhan, kecuali
mendapat izin suaminya.(Sunan Ibnu Majah,jilid II:1761)

E. HAL-HAL YANG MEMBATALKAN PUASA


1. Memasukkan sesuatu ke dalam lobang rongga badan dengan sengaja. Seperti makan,
minum, merokok, memasukkan benda ke dalam telinga atau ke dalam hidung hingga
melewati pangkal hidungnya. Tetapi jika karena lupa, tiadalah yang demikian itu
membatalkan puasa. Suntik di lengan, di paha, di punggung atau lainnya yang
serupa, tidak membatalkannya, karena di paha atau di punggung bukan berarti melalui
lobang rongga badan.
2. Muntah dengan sengaja.
3. Haidh dan nifas. Wanita yang haidh dan nifas haram mengerjakan puasa, tetapi wajib
mengqadha sebanyak hari yang ditinggalkan waktu haidh dan nifas.
4. Jima' pada siang hari atau pada waktu fajar shadiq telah nampak.
5. Gila walaupun sebentar.

6. Mabuk atau pingsan sepanjang hari.


7. Murtad.
8. Perlu diterangkan disini tentang sangsi orang yang jima' (bercampur) pada siang hari di
bulan Ramadhan. Orang yang berjima' (melakukan hubungan kelamin) pada siang hari
bulan Ramadhan, puasanya batal. Selain itu ia wajib membayar denda atau kifarah.

F. MANFAAT PUASA
1. Ditinjau dari segi Agama
Puasa membiasakan kesabaran, menguatkan kemauan, mengajari dan membantu
bagaimana menguasai diri, mewujudkan dan membentuk ketaqwaan yang kokoh
dalam diri,
2. Dilihat dari aspek sosial
Membiasakan umat berlaku disiplin, bersatu, cinta keadilan dan persamaan,
melahirkan perasaan kasih sayang dalam diri orang- orang beriman, mendorong
mereka berbuat kebajikan.
3. Ditinjau dari segi kesehatan
Membersihkan usus- usus, memperbaiki kerja pencernaan, membersihkan tubuh dari
sisa dan endapan makanan, mengurangi kegemukan dan kelebihan lemak.

G. HIKMAH PUASA
Puasa merupakan ajaran agama yang mempunyai hikmah sangat banyak. Puasa ialah
ibadat badaniyah, dan tindakan serentak yang bertalian antara perasaan jiwa dan perasaan
badan dan kerja yang menghubungkan langsung antara bathin dan lahir.
Dalam berpuasa seseorang dapat mengontrol anggauta badannya hingga gerak gerik
jiwa dan bathinnya dan ucapan mulutnya. Kesucian yang ditimbulkan dari akibat puasa
adalah kesucian "ma'nawi". Bukan hanya kesucian lahir semata-mata yang mungkin dapat
dibersih-kan dengan air, juga kesucian bathin dapat dibersihkan dengan latihan jiwa dan
perbuatan kalbu.
Hikmah puasa dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Mendidik para mu'min supaya berperangai luhur dan agar dapat mengontrol seluruh
nafsu dalam keinginan manusia biasa.
2. Mendidik jiwa agar biasa dan dapat menguasai diri, sehingga mudah menjalankan
semua kebaikan dan meninggalkan segala larangan.
3. Membiasakan orang yang berpuasa bersabar dan tahan uji.
4. Mendidik jiwa agar dapat memegang amanat sebaik-baiknya, karena orang berpuasa
itu sebagai seorang yang mendapat amanat untuk tidak makan dan minum atau hal-hal

yang membatalkannya. Sedang amanat itu harus dapat dipegang teguh, baik di hadapan
orang banyak maupun di kala sendirian.
5. Untuk mendidik manusia agar jangan

mudah lekas dipengaruhi oleh benda

sekalipun ia dalam keadaan sengsara/kelaparan dapat mempertahankan pribadinya dan


pribadi Islam hingga tidak lekas terjerumus ke jurang ma'shiat dan sebagainya.
6. Ditinjau dari segi kesehatan, puasa sangat berguna untuk menjaga dan
memperbaiki kesehatan.
7. Untuk menyuburkan rasa syukur kepada "Allah" atas karunia yang telah diberikan
kepada hamba-Nya.
8. Menanamkan rasa cinta kasih" sesama manusia, terutama terhadap orang-orang
miskin, orang-orang yang menderita kelaparan dan kesengsaraan. Dengan berlatih
lapar dan dahaga setiap hari selama satu bulan, orang yang mampu dapat merasakan
nasib fakir dan miskin.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Puasa adalah salah satu rukun islam yang wajib dikerjakan oleh hamba Allah yang
bertaqwa, didalamnya banyak terdapat manfaat bagi jasmani dan rohani, puasa sendiri
dibagi menjadi dua macam, yaitu puasa wajib dan puasa sunah.
Puasa wajib adalah puasa yang dikerjakan mendapat pahala dan tidak dikerjakan
mendapat dosa. Puasa sunah adalah puasa yang boleh dikerjakan ataupun tidak.puasa wajib
meliputi puasa ramadhan, puasa kafarat, dan puasa nadzar.Sedangkan puasa sunah meliputi
puasa daud, puasa senin kamis, puasa syawal, puasa arafah, puasa asyura, puasa syaban,
dan puasa pada bulan pertengahan komariah. Puasa dapat dilakukan pada selain hari-hari
yang telah diharamkan dan dalam menjalankannya pun yang menghindari hal- hal yang
dapat membatalkan puasa. Diantaranya muntah dengan sengaja, ragu, berubah niat. Puasa
mengadung banyak hikmah baik dalam segi kejiwaan seperti membiasakan sabar dan
berperilaku baik, dalam segi sosial seperti sikap saling tolong menolong, dalam segi
kesehatan seperti membersihkan usus- usus, dan memperbaiki kerja pencernaan.

Anda mungkin juga menyukai