TELEVISI KABEL
PERCOBAAN 4
Oleh:
KELOMPOK 2 - JTD 3C
Dicky Eka Candra
1341160065/06
PROGRAM STUDI
JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Mei, 2016
PERCOBAAN 4
TELEVISI KABEL
1.1 Tujuan :
1. Menentukan atenuasi keluaran modulator sebelum didistribusikan ke pelanggan.
2. Menentukan besarnya atenuasi sepanjang saluran.
3. Mengetahui penguatan pada penguat televisi kabel
Keterangan
1.
1 Spectrum Analyzer :
Gw Instek GSP 827 2,7 GHz
2.
1 Modulator 3 kanal :
Winerset WR 582
3.
4.
1 Power Splitter :
Dx Antena model ED 773
(10 1450 MHz)
5.
1 Amplifier :
Winersat WA 860 (40 860 MHz , 40
dB Gain)
6.
7.
8.
9.
1 Kabel penghubung 75 ( 2 m)
1.4 PENDAHULUAN
1.4.1 Ujung Head (Head End)
Ujung memberikan sinyal-sinyal acara (program) untuk semua saluran.
Penyiaran setempat dan yang jauh ditangkap oleh sebuah antena yang dipasang diatas
sebuah menara yang sangat tinggi guna memperluas jarak batas pandangan. Sinyalsinyal ini dapat didistribusi kan sebagai nomor saluran asalnya atau diheterodinkan
menjadi frekuensi-frekuensi saluran yang berlainan
1.4.2 Distribusi Kabel
Rugi-rugi frekuensi di dalam kabel koaksial adalah tinggi, terutama yang bekerja
dalam daerah frekuensi super dari TV kabel. Akan tetapi, kehilangan-kehilangan pada
saluran diimbangi dengan menggunakan penguat frekuensi radio (RF amplifier) dengan
bidang frekuensi yang lebar yang ditempatkan sepanjang jaringan kabel seperti pada
gambar 2.3.
Pada sistem distribusi, saluran utamanya adalah trunk. Dari saluran utama ini,
kabel-kabel cabang diperpanjang ke kelompok pelanggan. Saluran untuk masingmasing pelanggan disebut drop.
Setiap penguat saluran trunk mempunyai penguatan yang sama dengan kerugian
saluran untuk jarak antara penguat. Nilai khasnya adalah 40 dB, atau suatu penguatan
tegangan sebesar 100.
1.4.3 PERCOBAAN
Sebelum dilakukan pengujian, terlebih dahulu dilakukan pengkalibrasian pada
Spectrum Analyzer. Setelah itu pengujian pada output modulator dapat dimulai.
Catatan : Untuk setiap pengujian, sebelum dihubungkan ke Spectrum Analyzer akan
lebih baik jika digunakan matching impedance dari 75 ke 50 (atenuasi
7,8 dB).
Untuk pengukuran tiap TP, jangan menghubungkan seluruh sistem yang
akan diukur. Misalnya, pengukuran TP1 yang terpasang hanya modulator
saja, TP2 hanya modulator dan kabel rol saja, begitu seterusnya.
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Hubungkan I/O pada kanal modulator (TP1) ke spektrum analyzer. Ukur dan Foto
gambar spektrum frekuensi pada titik pengukuran (TP1) untuk melihat level sinyal
output modulator pada tiap-tiap kanal. Kabel yang digunakan dalam pengujian ini
berupa kabel koaxial 75 ( 2 m), dengan blok diagram seperti di bawah ini.
SPECTRUM ANALYZER
A/V1
A/V2
A/V3
MODULATOR
3. Ulangi pengujian dengan menggunakan kabel panjang ( 150 m) yaitu TP2, dengan
SPECTRUM ANALYZER
blok diagram seperti di bawah. Foto gambar spektrum frekuensi dan tentukan
levelnya. Berapa dB redaman yang terjadi pada kabel.
A/V1
A/V2
A/V3
MODULATOR
TP2
Kabel rol
( 150 m)
4. Ulangi pengujian untuk TP3, TP4 seperti pada langkah 1 dan 2. TP5, TP6, dan TP7
seperti pada langkah 1 dan 2.Tentukan penguatan pada penguat, redaman pada
kabel, redaman pada splitter tiap port.
Gambar Rangkaian
Pengujian TP 4
Gambar Rangkaian
Pengujian TP 3
Keterangan :
Start
: 0 Hz
Stop
: 928.000 MHz
Marker 2 : 503.4965 MHz, -82.3 dBm
Span
: 928.000 MHz
Marker 1 : 495,2326 MHz, -57,3 dBm
Marker 3 : 511,2743 MHz, -49,5 dBm
TP 1B
Keterangan :
Start
: 493.49650 MHz
Stop
: 513.49650 MHz
Marker 2 : 503.2383 MHz, -52.1 dBm
Span
: 20.000 MHz
Marker 1 : 495,2326 MHz, -53,3 dBm
Marker 3 : 511,2743 MHz, -48,4 dBm
TP 2
383
Keterangan :
Start
: 493.49650 Hz
Stop
: 513.49650 MHz
Marker 2 : 503.2383 MHz, -75.0 dBm
Span
: 20.000 MHz
Marker 1 : 495,2326 MHz, -81,0 dBm
Marker 3 : 511,2743 MHz, -84,2 dBm
TP 3
Keterangan :
Start
: 493.49650 Hz
Stop
: 513.49650 MHz
Marker 2 : 503.2383 MHz, -57,4 dBm
Span
: 20.000 MHz
Marker 1 : 495,2326 MHz, -66,7 dBm
Marker 3 : 511,2743 MHz, -61,3 dBm
TP 4
Keterangan :
Start
: 493.49650 Hz
Stop
: 513.49650 MHz
Marker 2 : 503.2383 MHz, -73.7 dBm
Span
: 20.000 MHz
Marker 1 : 495,2326 MHz, -83,4 dBm
Marker 3 : 511,2743 MHz, -77,2 dBm
TP5
Keterangan :
Start
: 493.49650 Hz
Stop
: 513.49650 MHz
Marker 2 : 503.2383 MHz, -76,6 dBm
Span
: 20.000 MHz
Marker 1 : 495,2326 MHz, -73,5 dBm
Marker 3 : 511,2743 MHz, -74,7 dBm
TP6
Keterangan :
Start
: 493.49650 Hz
Stop
: 513.49650 MHz
Marker 2 : 503.2383 MHz, -79,6 dBm
Span
: 20.000 MHz
Marker 1 : 495,2326 MHz, -82,0 dBm
Marker 3 : 511,2743 MHz, -78,7 dBm
TP7
Keterangan :
Start
: 493.49650 Hz
Stop
: 513.49650 MHz
Marker 2 : 503.2383 MHz, -81.0 dBm
Span
: 20.000 MHz
Marker 1 : 495,2326 MHz, -74,8 dBm
Marker 3 : 511,2743 MHz, -74,8 dBm
1.7 Saran
Sebelum Percobaan sebaiknya periksa apakah setiap kabel dalam kondisi baik
dengan menggunakan multimeter karena dengan mengetahui kondisi kabel sebelum
percobaan dapat membuat percobaan lebih efektif. Selain itu cek konektor yang
menancap pada masing-masing TP, apakah sudah benar-benar tertancap dengan erat
atau belum, karena kurang rapatnya konektor dapat mempengaruhi hasil percobaan.
Agar didapatkan sinyal yang baik maka harus ditambahkan daya sebesar :
G = 10 log P
-57,4 dBm = 10 log P
-57,4 dBm / 10 = log P
-57,4 dBm = log P
Log -5,74 dBm = P
P = 1819,7 W = 1,8197 mW
Sesuai dengan teori UHF memiliki keluaran daya 5 sampai 50 kW.
1.8 Daftar Pustaka