Disusun Oleh :
NOVA MAHARDIKA
E11.2012.00505
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktek Kerja Lapangan
DI PT. INDONESIA POWER
UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
Dengan Judul
MONITORING KONTROL VALVE
Disusun Oleh :
Nova Mahardika
E11.2012.00505
Laporan kerja praktek ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing Kerja
Praktek dan Dosen Pembimbing untuk memenuhi persyaratan mengambil Tugas
Akhir dan kelulusan Progam Studi Strata-1 (S1) Progam Studi Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
Telah diperiksa pada tanggal :
Dosen Pembimbing
Pembimbing Lapangan
WACHID SOFWAN
Mengetahui,
Ketua Progam Studi Teknik Elektro
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan kerja praktek ini dapat
penulis selesaikan dengan baik.
Laporan Kerja Praktek yang berjudul MONITORING KONROL VALVE
pada HRSG blok 1 PLTGU Tambak Lorok Semarang Di PT. Indonesia Power UP
Semarang ini dibuat dalam rangka melengkapi syarat-syarat yang diperlukan
guna memenuhi Sistem Kredit Semester (SKS) perkuliahan dan untuk memenuhi
tugas Kerja Praktek yang diberikan oleh PT. Indonesia Power UP Semarang.
Dalam penulisan laporan kerja praktek ini penulis banyak mendapatkan
bantuan, bimbingan, dorongan, doa, saran serta kritikan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, dengan segala hormat penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ibu dan Bapak tercinta, yang tak pernah lelah memberi semangat, kasih
sayang, serta mendidik, membimbing dan memanjatkan doa tanpa henti.
2. Bapak Tarwaji selaku General Manager PT Indonesia Power UP.
Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan kerja
praktek.
3. Bapak Rizal Fahruddin A. selaku Supervisor senior Pemeliharaan PLTGU
Blok I PT Indonesia Power UP. Semarang yang telah menerima dan
membantu dalam Kerja Praktek.
4. Bapak Wakhid Sofwan selaku Supervisor Instrumen listrik Blok I PT
Indonesia Power UP. Semarang yang telah menerima dan membantu
iii
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................ii
KATA PENGANTAR................................................................................... iii
DAFTAR ISI.............................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR..................................................................................vii
DAFTAR TABEL..................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1
Latar Belakang............................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah...........................................................................2
1.3
Batasan Masalah............................................................................. 2
1.4
Tujuan Penulisan............................................................................ 3
1.5
Manfaat Penulisan...........................................................................3
1.6
1.7
1.8
2.2
2.2.2
Lokasi................................................................................ 10
2.2.3
Pendahuluan................................................................................ 12
3.2
Kemampuan Unit..........................................................................13
3.3
3.4
3.4.2
3.5
3.4.2.1
Valve.........................................................................20
3.4.2.2
Circulation Pump..........................................................22
3.5.2
Fungsi DCS.........................................................................25
3.5.3
3.5.4
Kumpulan Permasalahan.................................................................29
4.2
4.3
4.3.1.1
Valve........................................................................... 30
4.3.1.2
Aktuator.......................................................................31
4.3.1.3
Positioner......................................................................32
4.3.2
4.4
Analisis Permasalahan....................................................................34
4.5
Solusi Permasalahan......................................................................35
BAB V PENUTUP.................................................................................... 38
5.1
Kesimpulan................................................................................. 38
5.2
Saran......................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 40
LAMPIRAN............................................................................................ 41
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
Tabel 2.1 Unit-unit Pembangkit yang dikelola oleh PT Indonesia Power UBP
Semarang...............................................................................................................9
Tabel 2.2 Perbandingan antara PLTU dan PLTG..................................................10
Tabel 3.1 Perbandingan PLTU dan PLTG.............................................................12
Tabel 3.3 Keterangan Gambar 3.3.2......................................................................16
Tabel 3.4 Keterangan Gambar 3.4.........................................................................18
Tabel 4.3 Kumpulan permasalahan kontrol valve.................................................29
viii
BAB I
PENDAHULUAN
sebuah
perumusan
permasalahan
yaitu
Bagaimana
2.
3.
4.
5.
Untuk
melatih
kemampuan
mahasiswa
dalam
menganalisa
3. Bagi Perusahaan
Untuk
merealisasikan
partisipasi
dunia
usaha
terhadap
BAB II
GAMBARAN UMUM PT. INDONESIA POWER UBP SEMARANG
4
5
JENIS PEMBANGKIT
UNIT
1
2
3
GTG 1.1
GTG 1.2
GTG 1.3
STG 1.0
GTG 2.1
GTG 2.2
GTG 2.3
STG 2.0
1 UNIT
1
2
DAYA
TERPASANG
50 MW
50 MW
200 MW
109,65 MW
109,65 MW
109,65 MW
188 MW
109,65 MW
109,65 MW
109,65 MW
188 MW
20 MW
29 MW
26 MW
JUMLAH
1.408,93 MW
TEMPAT
SEMARANG
SEMARANG
SEMARANG
SEMARANG
SEMARANG
SEMARANG
SEMARANG
SEMARANG
SEMARANG
SEMARANG
SEMARANG
CIREBON
CILACAP
CILACAP
Uraian
PLTU
PLTGU
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Biaya Pembangunan
Waktu Pembangunan
Lokasi
Kapasitas
Biaya Operasi
Kebutuhan Air Pendingin
Sistem Pembebanan
Waktu start sampai beban penuh
Temperatur Kerja
Jumlah Operator
Tinggi
Lama
Luas
Besar
Sedang
Banyak
Tetap
Lama
Sedang
Banyak
Rendah
Cepat
Sempit
Sedang
Tinggi
Tidak ada
Bervariasi
Cepat
Tinggi
Sedikit
2.2.2
Lokasi
PT. INDONESIA POWER Unit Pembangkitan Semarang terletak di
10
11
BAB III
PROSES PRODUKSI TENAGA LISTRIK PADA PLTGU
3.1 Pendahuluan
PT. Indonesia Power Unit Pembangkit Semarang sebagai
pembangkit listrik berskala besar, secara garis besar mempunyai
pembangkit
a.
b.
Uraian
PLTU
PLTGU
Biaya Pembangunan
Tinggi
Rendah
Waktu Pembangunan
Lama
Cepat
Lokasi
Luas
Sempit
Kapasitas
Besar
Sedang
Biaya Operasi
Sedang
Tinggi
Banya
k
Tidak ada
Sistem Pembebanan
Tetap
Bervariasi
Lama
Cepat
Temperatur Kerja
Sedang
Tinggi
10
Jumlah Operator
Banya
k
Sedikit
Turbin gas tersebut buatan General Electric (GE) dengan kode MS9001 E GE. Untuk temperatur udara luar 27 0 C, 38 % humidity dan bahan
bakar gas alam akan mampu membangkitkan 110 MW.
13
Open Cycle
Open cycle merupakan proses produksi listrik pada PLTGU dimana
gas buangan dari turbin gas (ditunjukkan gambar 3.2 no. 8) langsung
dibuang ke udara melalui cerobong exhaust.
No
Keterangan Gambar
No
Keterangan Gambar
No
Keterangan Gambar
Kapal
Selector Valve
17
Deaerator
2
3
10
Generator
18
Feed WaterPump
11
HRSG
19
Motor Cranking
12
Drum
20
atau 150 KV
Air filter
13
Turbin Uap
21
Switch Yard
Couple
14
Generator
Ruang Bakar
15
Condensor
Turbin Gas
16
Condensate Pump
Transmisi Tegangan
22
dan Tegangan
Ekstra Tinggi
16
17
Keterangan
Fungsi
Gambar
Drum Ketel
2.
Deaerator
3.
Condensate Pump
4.
LP Circulating
Pump
5.
HP Transfer
Pump
6.
HP Circulating
Pump
7.
Injection Cooler
(Desuperheater)
alat ini digunakan untuk menurunkan temperatur uap panas lanjut dari
superheater dengan cara dipancar dengan sejumlah air. Air yang
dipancarkan akan langsung berubah menjadi uap kering, sehingga
temperatur uap akan turun sesuai yang diinginkan.
By pass Steam
Alat ini digunakan untuk memby-passkan uap yang terjadi dan yang
belum memenuhi persyaratan untuk digunakan turbin uap ketika
HRSG di start, atau ketika membatasi laju aliran massa uap yang
masuk ke turbin uap, dengan demikian tekanannya juga selalu konstan
saat beroperasi. Apabila turbin uap trip, katup bypass ini akan terbuka
sepenuhnya, sedang katup ke turbin uap akan tertutup rapat, sehingga
seluruh uap dibypasskan ke dalam condenser
8.
18
untuk
memutar
turbin
mengalami
penurunan
umum valve memiliki bagian yang sama yaitu; stem, bonet, body,
dan plug.
tenaga
pneumatic
sebagai
aktuator
untuk
21
22
besar. Proses yang dikontrol dapat berupa proses yang berjalan secara
kontinyu atau proses yang berjalan secara bersamaan.
DCS secara terdiri dari gabungan beberapa digital controller
terdistribusi yang mampu melakukan proses pengaturan 1 256 loop
atau lebih. Peralatan I/O dapat diletakkan menyatu dengan kontroler atau
dapat juga diletakkan secara terpisah kemudian dihubungkan dengan
jaringan.
DCS Oc 6000e yang digunakan pada PT. Indonesia Power
merupakan buatan GE energy, DCS buatan GE ini mempunyai
kehandalan dalam sistem pengendalian dan dirancang dengan perhatian
khusus pada fitur diagnostic dan fitur redudansi hal ini dapat mengurangi
downtime dan meningkatkan ketersediaan sistem produksi.
Untuk menghubungkan antar kotroler, sampai ke aktuator DCS OC
6000e memerlukan sebuah sebuah topologi jaringan interkoneksi,
gambar berikut adalah tipical topologi DCS OC 6000e.
23
24
dan software untuk konfigurasi control. Hal ini akan memudahkan user
dalam perancangan aplikasi. DCS dapat bekerja untuk satu atau lebih
workstation dan dapat dikonfigurasi di workstation atau dari PC secara
offline. Komunikasi lokal dapat dilakukan melewati jaringan melalui
kabel atau fiber optic.
3.5.2 Fungsi DCS
Berdasarkan fungsinya, DCS mempunyai fungsi :
Berfungsi
sebagai
pengganti
alat control
manual
dan
26
b. Control Module
Control modul merupakan bagian utama dari DCS. Control modul
adalah pusat kontrol atau sebagai otak dari seluruh pengendalian proses.
Control modul melakukan proses komputasi algoritma dan menjalankan
ekspresi logika. Pada umumnya control module berbentuk blackbox yang
terdapat pada lemari atau cabinet dan dapat ditemui di control room.
Control module biasanya menggunakan mode redundant untuk
meningkatkan kehandalan control.
Fungsi dari control module adalah mengambil input variable yang
akan dkontrol. Nilai variable tersebut akan dikalkulasi. Hasil dari
kalkulasi ini akan dibandingkan dengan set point yang sudah ditentukan.
Set point ini adalah nilai yang diharapkan sebuah proses. Jika hasil
kalkulasi berbeda dengan set point, nilai tersebut harus dimanipulasi
sehingga mencapai set point yang sudah ditentukan. Hasil manipulasi
nilai akan dikirim ke input output modul dan untuk disampaikan ke
aktuator.
27
c. I/O Module
I/O Module merupakan interface antara control module dengan
field instrument. I/O module berfungsi menangani input dan output dari
suatu nilai proses, mengubah sinyal dari digital ke analog dan sebaliknya.
Modul input mendapatkan nilai dari transmitter dan memberikan nilai
proses kepada FCU untuk diproses, sedangkan FCU mengirimkan
manipulated value kepada modul output untuk dikirim ke actuator. Setiap
field instrument pasti memiliki alias di I/O module. Setiap field
instrument memiliki nama yang unik di I/O Module.
28
BAB IV
MONITORING KONTROL VALVE
Permasalahan
Dampak
Permasalahan
Positioner Mati
valve tidak
Mengganti positioner
bekerja
(Kontrol valve
perlu dikalibrasi)
Permasalahan
sambungan baut
tertutup atau
Mengencangkan kembali
selesai (Kontrol
terbuka secara
valve kembali
penunjuk tekanan
penuh
belum selesai
Kebocoran
Pemantauan posisi
dari persahaan
Permasalahan
Sistem kontrol
1
Dampak Solusi
Normal)
Pengamatan secara
Produksi pada
HRSG terganggu
karena tidak
membandingkan dengan
sesuai dengan
kontroler kemudian
diinginkan
Timbul masalah
baru kondisi
valve tidak
diketahui secara
real time
kontrol valve
Valve sulit
macet
terbuka
Pemberian minyak
pelumas pada komponen
aktuator valve
Permasalahan
selesai (Kontrol
valve kembali
Normal)
29
mempunyai cara kerja yang sama seperti pada gambar 3.4.3 penggunaan
jenis valve yang berbeda-beda dikarenakan karakteristik dari jenis valve
mempunyai kemampuan yang berbeda beda-beda sehingga masingmasing dari proses didalam HRSG digunakan jenis valve yang sesuai
dengan karakteristiknya.
4.3.1.2 Aktuator
Aktuator merupakan alat peralatan mekanis untuk menggerakan
atau menghasilkan masukan ke plant sesuai dengan sinyal kontrol.
Jenis jenis aktuator terdiri dari 3 jenis pokok :
1. Aktuator listrik
2. Aktuator Hidrolik
3. Aktuator Pneumatik
Pada HRSG PT. Indonesia digunakan aktuator jenis Pneumatik,
Aktuator pneumatik adalah aktuator yang memanfaatkan udara
bertekanan menjadi gerakan mekanik. Dengan memberikan udara
bertekanan pada sisi permukaan piston sesuai dengan gerak pistonnya.
Gambar berikut contoh dari sebuah actuator control
valve:
1. Upper Diaphragm Case
2. Lower Diaphragm Case
3. Diaphragm
4. Spring.
5. Yoke
6. Travel Indicator
7. Aktuator Stem
8. Signal Air Pressure
Prinsip
kerja
terakumulasi didalam
aktuator
tekanan
sinyal
pneumatic
yang
POSITION
ER
Aktuator
Valve
33
ii.
iii.
kondisi kontrol valve secara berkala dengan mengukur dan melihat secara
langsung dari fisik kontrol valve, monitoring seperti ini mempunyai
kelemahan yaitu tidak memberikan kodisi valve secara realtime, hal ini
tentu saja menyebabkan produksi pada HRSG tidak mencapai titik optimal
yang diharapkan karena untuk menemukan perbedaan nilai bukaan valve
memerlukan waktu.
34
DC
S
Aktuator
35
Mikrokontroler
(Arduino)
Sensor
PING
Valv
ping (Parallax #28015) perbedaan tegangan kerja ini dapat dilihat didalam
datasheet, sebelum dihubungkan ke perangkat DCS I/O modul sensor ping
harus diperintah/dikendalikan oleh mikrokontroler (arduino).
Gambar 4.2.6 Alur kerja kontrol valve dengan monitoring sensor PING.
Untuk mengukur jarak sensor ping memerlukan inputan pulsa dari
mikrokontroler, pulsa dikonversi menjadi gelombang ultrasonik yang
dipancarkan oleh transmiter sensor ping kemudian pantulan gelombang
ultrasonik ditrima oleh receiver sensor ping, gelombang pantulan diubah
menjadi pulsa yang akan diproses oleh mikrokontroler.
Mikrokontroler (arduino) menghitung delay waktu ketika pulsa
dipancarkan dengan pulsa yang diterima, delay pulsa antara yang dikirim
dengan yang diterima dikalkulasi menjadi jarak oleh mikrokontroler
kemudian nilai jarak diubah menjadi nilai PWM (pulse with modulation).
Output PWM dari mikrokontroler akan diubah oleh PWM to Current
Signal Converter (AX130200) menjadi sinyal berbentuk arus 0-20 mA.
Sinyal arus 0-20 mA merupakan sinyal yang dapat diproses oleh pin
analog DCS I/0 modul.
Jadi dengan jarak yang dideteksi oleh sensor PING posisi gaya
vertikal dari aktuator dapat diketahui dengan cara seperti gambar 4.2.4
Sensor PING ditempatkan pada sumbu aktuator sehinga ketika aktuator
36
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pengamatan dan analisa yang dilakukan selama kerja praktek,
praktikan mendapat kesimpulan bahwa :
1. Kontroler Distributed Control System (DCS) merupakan kontroler
dengan konsep plant terpisah tidak terpusat.
2. Kontrol valve merupakan Final Control Element sehingga elemen
perangkat ini rawan terjadi suatu masalah karena merupakan komponen
kontrol aktif yang langsung bersentuhan dengan proses plant.
37
3. Untuk menjaga kerja kontrol valve sesuai dengan setting point, kontrol
valve
harus
dimonitoring
secara
real
time
dan
dilakukan
5.2 Saran
1. Untuk rekan-rekan PKL :
Khusus
anak-anak
penjurusan
kontrol
sering-seringlah
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
40