Manajemen Penanganan Psikososial
Manajemen Penanganan Psikososial
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
1
A. Teori Perkembangan Psikososial Lanjut Usia (<65 tahun) Integritas Diri vs Putus
Asa
2.1 Pengertian Lansia
Usia lansia merupakan tahap ketika individu mencapai integritas diri yang utuh,
memahami makna hidup, dan membimbing generasi berikutnya. (Budi, 2011)
Lanjut usia menurut UU no 4 tahun 1965 adalah seseorang yang mencapai umur 55
tahun, tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hiduonya sehari-hari dan
menerima nafkah dari orang lain. Lansia merupakan fase menurunnya kemampuan akal
dan fisik yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. (Wahyudi,
2000.
Sedangkan menurut Prayitno dalam Aryo (2000) mengatakan bahwa setiap
orangyang berhubungan dengan lanjut usia adalah orang yang berusia 56 tahun ke atas,
tidak mempunyai penghasilan dan tidak berdaya dalam mencari nafkah untuk keperluan
pokok bagi kehidupannya sehari-hari.
Saparinah (1983) bependapat baha pada usia 55 sapai 65 tahun merupakan kelompok
umur yang mencapai tahap praenisium pada tahap ini akan mengalami berbagai
penurunan daya tahan tubuh/ kesehatan dan berbagai tekanan psikologis. Dengan
demikian akan timbul perubahan-perubahan dalam hidupnya.
2.2 Konsep Dasar Psikologi Lansia
Perkembangan psikososial lanjut usia adalah tercapainya integritas diri yang utuh.
Pemahaman terhadap makna hidup secara keseluruhan membuat lansia berusaha
menuntun generasi berikut (anak dan cucunya) berdasarkan sudut pandangnya. Lansia
yang tidak mencapai integritas diri akan merasa putus asa dan menyesali masa lalunya
karena tidak merasakan hidupnya bermakna. Sedangkan menurut Erikson yang dikutip
oleh Arya (2010) perubahan psikososial adalah perubahan yang meliputi pencapaian
keintiman, generatif dan integritas yang utuh.
2.3 Ciri Perkembangan Lansia Yang Normal Dan Menyimpang
Gangguan jantung
Vaginitis
Rasa tabu atau malu bila mempertahankan kehidupan seksual pada lansia
Sikap keluarga dan masyarakat yang kurang menunjang serta diperkuat oleh
tradisi dan budaya
lansia tidak diisi dengan kegiatan yang dapat memberikan otonomi pada
dirinya.
c. Tipe kepribadian tergantung (dependent personality), pada tipe ini sangat
dipengaruhi kehidupan keluarga, apabila kehidupan keluarga selalu harmonis
maka pada masa lansia tidak bergejolak, tetapi jika pasangan hidup
meninggal maka pasangan yang ditinggalkan akan menjadi merana, apalagi
jika tidak segera bangkit dari kedudukannya.
d. Tipe kepribadian bermusuhan (hostility personality), pada tipe ini setelah
memasuki lansia tetap merasa tidak puas dengan kehidupannya, banyak
keinginan yang kadang-kadang tidak diperhitungkan secara seksama
sehingga menyebabkan kondisi ekonominya menjadi morat-marit.
e. Tipe kepribadian kritik (self hate personality), pada lansia tipe ini umumnya
terlihat sengsara karena perilkaunya sendiri sulit dibantu orang lain atau
cenderung membuat susah dirinya.
4) Perubahanyang berkaitan dengan pekerjaan
Pada umumnya perubahan ini diawali ketika masa pension. Meskipun tujuan
ideal pensiun adalah agar para lansia dapat menikmati hari tua atau njaminan hari
tua, namun dalam kenyataannya sering diartikan sebaliknya, Karena pension
diartikan sebagai kehilangan penghasilan, kedudukan, jabatan, peran, status dan
harga diri.
Cara menyiasati pension agar tidak merupakan beban mental setelah lansia
adalah sangat bergantung pada sikap mental individu dalam menghadapi masa
pension. Dalam kenyataan ada yang menerima, takut kehilangan, ada yang merasa
senang memiliki jaminan hari tua dan ada juga yang seolah-olah acuh terhadap
pension (pasrah). Masing-masing sikap tersebut sebenarnya memiliki dampak bagi
setiap individu, baik positif maupun negatif. Dampak postif, lebih menentramkan
diri lansia dan dampak negatif akan mengganggu kesejahteraan lansia.
Agar pensiun lebih berdampak positif, sebaiknya ada persiapan pensiun yang
benar-benar diisi dengan kegiatan-kegiatan untuk mempersiapkan diri misalnya
berwiraswasta membuka usaha sendiri yang sangat banyak jenis dan macamnya.
Sehingga alternatif ini cukup menjanjikan dalam menghadapi masa tua, dan lansia
tidak membayangkan bahwa setelah pensiun mereka menjadi tidak berguna,
menganggur, penghasilan berkurang dan sebagainya.
5) Perubahan dalam peran masyarakat
Akibat berkrangnya fungsi indera pendengaran, penglihatan, gerak fisik dan
sebagainya maka muncul gangguan fungsional bahkan kecacatan pada lansia.
5
Kehilangan status (dulu mempunyai jabatan posisi yang cukup tinggi, lengkap
dengan segala fasilitasnya).
Kehilangan pekerjaan/kegiatan.
A. Askep Teori Perkembangan Psikososial Lanjut Usia (>65 tahun) Integritas Diri vs
Putus Asa
Pengkajian
Perkembangan psikososial lanjut usia (lansia) adalah tercapainya integritas diri
yang utuh. Pemahaman terhadap makna hidup secara keseluruhan menyebabkan lansia
berusaha membimbing generasi berikutnya
pandangnya. Lansia yang tidak mencapai integritas diri akan merasa putus asa dan
menyesali masa lalunya karena tidak merasakan hidupnya bermakna.
Berikut menguraikan perilaku lansia yang menunjukkan integritas diri dan putus
asa:
Tugas perkembangan
Perkembangan yang normal:
Perilaku lansia
Mempunyai harga diri tinggi
integritas diri
Penyimpangan perkembangan:
Putus asa
orang lain
Merasa kehilangan
Dignosa Keperawatan
- Potensial (norma): Potensial berkembangnya integritas kulit
- Risiko (penyimpangan): Risiko keputusasaa
Intervensi Keperawatan
Tindakan keperawatan untuk perkembangan psikososial lansia bertujuan:
Tindakan Keperawatan
Jelaskan cirri perilaku perkembangan lansia
integritas diri/keutuhan
konsep diri
Penyimpangan perkembangan:
Putus asa
Tindakan Keperawatan
Jelaskan kepada keluarga tentang
integritas diri
10
Penyimpangan perkembangan:
psikososial lansia.
Diskusikan penyebab dan hambatan dalam
Putus asa
Berapa lama, kek/ nek? Bagaimana kalau 30 menit saja? Dimana kita akan bicara, kek/
nek? Di ruangan ini? Baiklah, kita akan berbincang-bincang selama kukrang lebih 30
menit, kek/ nek.
Kerja:
kek/nek, bagaimana keadaan kakek/ nenek saat ini? Dapatkah kakek/ nenek menjelaskan
pencapaian dalam kehidupan selama ini? Apa saja keberhasilan yang dirasakan selama
hidup? (anda menganalisis selama percakapan. Jika kakek/ nenek menceritakan
keberhasilan dan merasa berarti, perkembangan mereka normal dan jika kakek/ nenek
menceritakan kekecewaan dan kehilangan, perkembangan mereka menyimpang.)
Selanjutnya, apa saja kegiatan kakek/ nenek sehari-hari? Bagus sekali. Jadi, kakek/
nenek masih melakukan kegiatan di rumah dan juga masih ikut kegiatan keagamaan dan
sosial. Apakah ada pertemuan keuarga, misalnya kakek/ nenek mengunjungi anak/ cucu?
Atau anak/ cucu mengunjungi kakek/ nenek secara teratur? Wah, senang sekali.
Bagaimana dengan teman-teman sebaya kakek/ nenek, masih sering bertemu? Apakah
mereka ada di sekitar sini? Bagaimana kalau kita bentuk kumpul-kumpul sebaya sambil
bercerita pengalaman hidup?
Terminasi:
baiklah, kita sudah membicarakan tentang kehidupan kakek/ nenek. Bagaimana
perasaan kakek/ nenek? Masih ada hal yang ingin ditanyakan? Saya akan datang lagi
minggu depan untuk berbincang-bincang dengan kakek/ nenek dan berbicara dengan
bapak/ibu untuk membahas cara merawat kakek/ nenek. Sampai jumpa.
SP 2-KELUARGA: MENJELASKAN PERILAKU LANSIA YANG
MENGGAMBARKAN PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL LANSIA YANG
NORMAL DAN MENYIMPANG, CARA MEMFASILITASI PERKEMBANGAN
PSIKOSOSIAL LANSIA, MELAKUKAN TINDAKAN UNTUK MEMFASILITASI
PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL LANSIA, DAN MERENCANAKAN
STIMULASI UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PSIKOSOSIAL
LANSIA
Orientasi:
selamat pagi/siang/sore, pak/ buk. Apa kabr? Sesuai perjanjian kita hari ini, saya datang
lagi untuk mendiskusikan cara bapak/ ibu mengembangkan kemampuan kakek/ nenek.
Kakek/ neneknya dimana, pak/ bu? Saya nanti juga ingin berbincang-bincang dengan
beliau. Apa kabar kek/ nek? Sedang apa? Duduk dib alai? Apa yang kakek/ nenek
12
lakukan d balai? Mengobrol? Dengan siapa? Bagaimana kalau setelah saya berbincang
dengan bapak/ ibu, kakek/ nenek bicara dengan saya, mau? Baiklah, pak/ bu. Dimana kita
akan bicara? Di teras? Kita akan berbicara selama kurang 3 menit, ya pak/ bu.
Kerja:
pak/bu, ini leflet tentang perkembangan psikososial lansia. Mari pak/bu kit abaca samasama. Saya akan jelaskan cirri perkembangan lansia yang normal dan menyimpang.
Menurut bapak/ ibu, apakah kakek/ nenek sudah memperlihatkan cirri tersebut? Belum
semuanya? Tidak apa-apa, masih ada kesempatan keluarga untuk melakukan berbagai hal
agar kakek/ nenek dapat mencapai perkembangan lansia yang optimal. Bagaimana
motivasi kakek/ nenek untuk melakukan kegiatan ibadah/ pengajian atau perkumpulan di
desa ini? Jika kakek/ nenek ikutkegiatan tersebut, kakek/ nenek daoat bertemu lagi
dengan banyak orang seusianya. Motivasi mereka agar dapat saling berbagi cerita
sehingga pengalaman kakek/ nenek yang baik juga dapat dicontoh oleh orang lain.
Dengan demikian, kakek/ nenek sudah membantu anak cucu dan orang lain untuk belajar
agar kehidupan menjadi leih baik. Ya, bapak/ ibu, minggu lalu saya sudah cerita banyak
dengan kakek/ nenek H. adapun tujuan stimulasi tadi adalah membuat kakek/ nenek
dihargai. Cerita tentang masa lalunya akan membuat kakek/ nenek merasa hidupnya
bermakna. Menurut bapak/ ibu, cara mana yang dapat dilakukan keluarga sesuai dengan
kemampuan? Baiklah, kalau begitu bapak/ ibu dapat meneruskan tindakan lainnya yang
tertulis di leflet.
Terminasi:
bagaimana perasaan bapak/ ibu setelah tadi berbincang-bincang? Apakah masih ada hal
yang ingin baoak/ ibu, kakek/ nenek tanyakan? Baiklah, saya akan ke sisni lagi minggu
depan untuk mendiskusikan rencana kegiatan lain yang dapat dilakukan keluarga bagi
kakek/ nenek H. baik, saya permisi. Sampai jumpa.
Evaluasi
13
Evaluasi kemampuan lansia dan keluarga dalam perkembangan psikososial lansia dan
evaluasi kemampuan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan perkembangan
psikososial lansia.
14
ASKEP KASUS
Kasus
Seorang perempuan Ny. R usia 72 tahun datang ke klinik psikiater untuk menceritakan
keluhan yang dirasakan selama ini, Ny. R sudah 6 bulan di tinggalkan suaminya yang sudah
meninggal dan anaknya tidak pernah mengunjunginya lagi, klien mengatakan dirinya tidak
berdaya, penglihatan kabur, pendengarnya sudah mulai menurun. Pada 3 bulan yang lalu Ny.
R pernah mengalami kecelakan dan kepalanya terbentur sehingga daya ingat nya menjadi
terganggu. Ny. R merasa putus asa karena tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasanya.
Saat dilakukan pemeriksaan, perawat melihat Ny. R sangat depresi dengan peristiwa yang
dialaminya. Ny. R terlihat kotor dan bau, Ny. R tampak tertekan dengan keadaannya.
A. Pengkajian
a)
Identitas
Nama
: Ny. R
Umur
: 72 tahun
Jenis kelamin
: perempuan
Alamat
Fisik
Kepala : rambut acak- acakan, kulit kepala tidak bersih terdapat lesi.
Mata : penglihatan pasien kabur
Hidung : simetris, tidak terdapat lesi, tidak ada gangguan penciuman
Telinga : telinga pasien simetris, terlihat kotor, pendengaran pasien terganggu.
15
Mulut : mukosa bibir kering, terdapat stomatitis, gigi pasien kotor dan bau.
Ekstremitas atas ka/ki : tonus otot lemah
Psikososial
Saat dirumah klien sudah tidak bisa mengerjakan pekerjaan rumah, lebih suka
menyendiri dan sudah kurang mengikuti aktivitas dengan masyarakat.
Konsep diri
Gambaran diri atau citra tubuh : memandang dirinya adalah seseorang
Identitas diri
Peran diri
Ideal diri
Harga diri
Hubungan sosial
Hubungan sosial Ny. R dalam beberapa bulan terakhir ini sudah tidak baik,
karena dia sudah mulai suka menyendiri diri rumah dan tidak mau menerima
kunjungan dari teman-temannya lagi.
Spiritual
Nilai dan keyakinan
Kegiatan ibadah
b)
Perkembangan Psikososial
Uraikan karakterisktik perilaku yang di perlihatkan lansia dengan memberi
tanda pada bagian ( )
( ) mengungkapkan perasaan berarti dan dicintai keluarga.
( ) berpartisipasi dalam aktivitas sosial/ kelompok untuk mengisi waktu luang.
( ) menceritakan kembali pengalaman masa lalunya, terutama keberhasilannya.
( ) mempunyai sistem nilai dan pandangan keagamaan yang mendukung.
( ) menerima dan menyesuaikan diri dengan kematian pasangan atau orang yang
berarti.
16
c)
Tugas perkembangan
Berikut tindakan keperawatan untuk perkembangan psikosoal lansia:
Tugas Perkembangan
Penyimpangan perkembangan:
Tindakan Keperawatan
diskusikan dengan keluarga mengenal
Putus asa
Tindakan keperawatan
Diskusikan penyebab dan hambatan dalam
mencapai tugas perkembangan lansia, seperti
Putus asa
17
d)
Diagnosis keperawatan
Risiko ( penyimpangan ): risiko keputusasaan
e)
Tindakan keperawatan
Evaluasi
S: klien mengatakan dirinya tidak berdaya, penglihatan kabur, pendengarnya sudah
mulai menurun
O: klien tampak sangat depresi dengan peristiwa yang dialaminya. Ny. R terlihat
kotor dan bau, dan tertekan dengan keadaannya.
A: masalah sudah teratasi
20
P: intervensi SP lanjut
NO
PERILAKU
TANGGAL
tgl
A.
LANSIA
1.
2.
3.
kembali
masa
lalu
nya,
terutama
keberhasilannya.
4.
5.
6.
KELUARGA
1 Memfasilitasi
lansia
untuk
mengikuti
perkumpulan
sosial/keagaman dilingkungannya
BMendiskusikan dengan lansia mengenai keberhasilan atau
nostalgia masa lalu lansia.
1 Memenuhi kebutuhan dicintai dan memiliki
2 Merawat lansia saat sakit
3 Memperlakukan lansia sebagai seseorang yang berarti dan
dicintai keluarga
4 TOTAL
21
YA
tidak
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Masa dewasa lanjut usia merupakan masa lanjutan atau masa dewasa akhir (60 ke
atas). Perlu memperhatikan khusus bagi orangtuanya yang sudah menginjak lansia
dan anaknya yang butuh dukungan juga untuk menjadi seorang dewasa yang
bertanggungjawab. Di samping itu permasalahan dari diri sendiri dengan perubahan
fisik,
mulai
tanda
penuaan
yang
cukup
menyita
perhatian.
Pada masa dewasa akhir, ada beberaa erkembangan yang kita alami. Diantaranya
adalah perkembanagn fisik, perkembangan kognitif, perkembangan psikis dan
intelektual, perkembangan emosional, perkembangan minat, dan perkembangan
kepribadian.
22
Menurut erikson ada 3 gejala penting pada perkembangan psikososial pada masa
dewasa akhir, yaitu perkembangan keintiman, perkembangan generative, dan
perkembangan integritas
B. SARAN
Setelah penyusun membuat makalah ini, perkembangan yang terjadi pada lansia.
Lansia adalah masa dimana seseorang mengalami kemunduran, dimana fungsi tubuh
kita sudah tidak optimal lagi. Oleh karena itu sebaiknya sejak muda kita persiapkan
dengan sebaik-baiknya masa tua kita. Gunakan masa muda dengan kegiatan yang
bermanfaat agar tidak menyesal dimasa tua.
23