Anda di halaman 1dari 5

1

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendekatan Saintifik (Scientific Approach) dalam pembelajaran merupakan ciri khas
dan menjadi kekuatan tersendiri dari keberadaan Kurikulum 2013. Dalam
Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah telah mengisyaratkan tentang perlunya proses pembelajaran yang dipadu
dengan kaidah-kaidah pendekatan saintifik/ilmiah. Kemendikbud (2013: 3)
memberikan konsepsi tersendiri bahwa pendekatan ilmiah dalam pembelajaran di
dalamnya mencakup komponen: mengamati, menanya, mencoba, mengolah,
menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Komponen-komponen tersebut
semestinya dapat dimunculkan dalam setiap praktik pembelajaran, tetapi bukanlah
siklus pembelajaran sehingga siswa dapat berperan aktif dalam setiap proses kegiatan
pembelajaran.
Penerapan pendekatan saintifik menuntut adanya perubahan setting dan bentuk
tersendiri yang berbeda dengan pembelajaran konvensional. Salah satu model
pembelajaran yang dipandang sejalan dengan prinsip pendekatan saintifik/ilmiah

2
yaitu model inkuiri. Model inkuiri memiliki beberapa tipe, salah satunya model
inkuiri terbimbing. Model inkuiri terbimbing menekankan pada siswa yang
memecahkan masalah dari guru atau buku teks melalui cara-cara ilmiah, melalui
pustaka dan melalui pertanyaan dan guru membimbing siswa dalam menentukan
proses pemecahan dan identifikasi solusi sementara dari masalah tersebut.
Penerapan pendekatan saintifik dalam model pembelajaran inkuiri terbimbing di
dalam pembelajaran di kelas dapat berjalan jika tersedia media yang mendukungnya.
Media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran mampu menjadikan siswa
termotivasi dan belajar aktif serta belajar secara mandiri. Media pembelajaran
sebaiknya dibuat sendiri oleh guru dengan disesuaikan kondisi sekolah dan kondisi
peserta didiknya. Media pembelajaran juga harus tepat sesuai kebutuhan peserta didik
agar membantu siswa dalam memahami materi serta tidak mengalami kesulitan
dalam menggunakannya.
Media pembelajaran yang mendukung penerapan model pembelajaran inkuiri
terbimbing di kelas salah satunya Lembar Kerja Siswa (LKS). Direktorat Menengah
Umum (Depdiknas, 2004: 18) menyatakan bahwa LKS berisikan lembaran yang
bermuatan sejumlah informasi serta instruksi yang ditujukan untuk mengarahkan
siswa bertingkah laku sebagaimana yang diharapkan oleh guru. LKS yang baik
adalah LKS yang mampu menjadikan siswa mempunyai keinginan untuk beraktivitas
sesuai dengan instruksi. Pada dasarnya LKS sangat tepat digunakan untuk
menjadikan siswa bekerja secara mandiri. Selain itu, melalui LKS siswa akan mampu

3
mengingat suatu konsep lebih lama bahkan permanen karena konsep tersebut
diperolehnya melalui keterlibatan mental atau berpikir mandiri.
Berdasarkan observasi di SMAN 1 Kotaagung, pembelajaran fisika belum
menggunakan LKS sebagai media pembelajaran. Sedangkan pada proses
pembelajaran di kelas, guru menjadi pusat pembelajaran (teacher centered) dan
peserta didik hanya menjadi objek penerima. Dengan demikian, peserta didik menjadi
pasif karena guru terus-menerus menyampaikan materi pembelajaran secara lisan,
sementara siswa mengerjakan soal latihan. Sedangkan pembelajaran fisika erat
kaitannya dengan pengalaman langsung tentang konsep materi fisika, sehingga
peserta didik memiliki kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan. Untuk itu
diperlukan media pembelajaran, salah satunya LKS yang mampu membuat siswa
belajar secara mandiri serta dapat mengembangkan pengetahuan dan pemahaman
siswa.
Berdasarkan pengisian angket oleh siswa diperoleh sebanyak 64,5% dari siswa
mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajaran, khususnya pada materi
fluida statis. Materi fluida statis dinyatakan oleh guru memiliki nilai KKM dan
kompleksitas tinggi, Berdasarkan uraian tersebut maka telah dilakukan penelitian
dengan judul Pengembangan LKS berbasis inkuiri terbimbing untuk pembelajaran
Fluida Statis di SMAN 1 Kotaagung.

4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
yaitu:
1. Bagaimana LKS fisika berbasis inkuiri terbimbing untuk pembelajaran fluida
statis?
2. Bagaimana kemenarikan, kemanfaatan, dan kemudahan LKS fisika berbasis
inkuiri terbimbing untuk pembelajaran fluida statis?
3. Bagaimana keefektifan LKS fisika berbasis inkuiri terbimbing untuk
pembelajaran fluida statis?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dalam penelitian ini yaitu:
1. Mendeskripsikan LKS fisika berbasis inkuiri terbimbing untuk pembelajaran
fluida statis.
2. Mendeskripsikan kemenarikan, kemanfaatan, dan kemudahan LKS fisika berbasis
inkuiri terbimbing untuk pembelajaran fluida statis.
3. Mendeskripsikan keefektifan LKS fisika berbasis inkuiri terbimbing untuk
pembelajaran fluida statis.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diperoleh dari pengembangan ini yaitu memberikan model
LKS alternatif yang dikembangkan menggunakan model inkuiri terbimbing dalam

5
kegiatan observasi, merumuskan masalah, menyusun hipotesis, mengumpulkan data,
menganalisis data, dan menyimpulkan untuk pembelajaran fluida statis.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini yaitu:


1. Pengembangan ini berorientasi menghasilkan pengembangan produk, produk
yang dihasilkan yaitu LKS sebagai media pembelajaran.
2. Pengembangan produk yang dimaksud berupa LKS untuk pembelajaran fluida
statis.
3. Produk LKS yang akan dikembangkan menggunakan model pembelajaran inkuiri
terbimbing meliputi kegiatan observasi, merumuskan masalah, menyusun
hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menyimpulkan.
4. Materi yang disajikan dalam LKS ini adalah materi fisika SMA/MA kelas X
semester genap yaitu fluida statis yang tercantum pada silabus Kurikulum 2013.
5. Subjek penelitian pengembangan adalah siswa kelas X MIPA 2 SMAN 1
Kotaagung, Tanggamus.
6. Uji validasi produk pengembangan yang terdiri dari uji bidang isi/materi dan uji
ahli desain yang dilakukan oleh guru fisika SMAN 1 Kotaagung dan dosen
FMIPA dan Pascasarjana FKIP Universitas Lampung.
7. Uji kemenarikan, kemudahan, dan kemanfaatan produk pengembangan dilakukan
pada uji satu lawan satu dan uji lapangan.
8. Uji kefektifan produk pengembangan oleh Siswa kelas X MIPA 2 SMAN 1 Kotaagung,
Tanggamus.

Anda mungkin juga menyukai