Anda di halaman 1dari 102

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PELAKSANAAN

INDIKATOR PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)


PADA IBU RUMAH TANGGA DESA MAROWO, KECAMATAN
ULUBONGKA, KABUPATEN TOJO UNA UNA
TAHUN 2016

SKRIPSI

OLEH :
FARADILA SIMPU
NIM. 12010078

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
HUSADA MANDIRI POSO
2016

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PELAKSANAAN


INDIKATOR PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
PADA IBU RUMAH TANGGA DESA MAROWO, KECAMATAN
ULUBONGKA, KABUPATEN TOJO UNA UNA
TAHUN 2016
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan
(S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Husada Mandiri Poso

OLEH :
FARADILA SIMPU
NIM. 12010078

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
HUSADA MANDIRI POSO
2016

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN


Saya yang bertanda tanda di bawah ini :
Nama

: Faradila Simpu

NIM

: 12010078

Program Studi : Ilmu Keperawatan


Judul Skripsi

: Hubungan

Pengetahuan

dengan

Perilaku

Pelaksanaan

Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Ibu


Rumah Tangga Desa Marowo, Kecamatan Ulubongka,
Kabupaten Tojo Una-Una Tahun 2016.
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau
pemikiran orang lain.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini
merupakan hasil ciplakan, maka saya besedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut.

Poso, 23 Agustus 2016


Yang membuat pernyataan,

Faradila Simpu

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
bimbingannya saya dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul Hubungan
Pengetahuan dengan Perilaku Pelaksanaan Indikator PHBS pada Ibu Rumah
Tangga di Desa Marowo, Kecamatan Ulubongka, Kabupaten Tojo Una-Una Tahun
2016. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Keperawatan (S.Kep.) pada Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Husada
Mandiri Poso.
Bersamaan dengan ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Tasnim Mahmud, S.Kep, Ns, MM, selaku Ketua STIKES Husada Mandiri
Poso.
2. Ibu Anggri Alfira Y. Assa, S.Kep, MM, selaku Kaprodi S1 Keperawatan
STIKES Husada Mandiri Poso.
3. Ibu Sisilya Oktaviana Bolilanga, SKM, M.Sc, selaku Pembimbing I sekaligus
sebagai Penguji II.
4. Bapak Muh. Zamil Mardani, SKM, M.Kes, selaku Pembimbing II sekaligus
sebagai Penguji III.
5. Ibu Sri Hardianti, SST, selaku Penguji I.
6. Seluruh Dosen STIKES Husada Mandiri Poso yang telah memberikan bekal
ilmu pengetahuan dan keterampilan selama penulis mengikuti pendidikan.

7. Buat kedua orang tuaku tercinta Abd. Rasyid Simpu dan Ahrina Tambilalo serta
saudaraku Abd. Manaf, S.Pd.I yang telah memberikan dorongan, motivasi dan
doa serta kasih sayang sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Buat Hasrul yang selalu memberikan motivasi dan semangat sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Teman-teman dan sahabat saya sesama mahasiswa di STIKES Husada Mandiri
Poso angkatan 2012 yaitu : Vita, Yuni, Vira, Iti, Anisa, Aisya, Midan, Ike, Ecy,
dan lain-lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Tak lupa juga saya
mengucapkan terima kasih untuk teman-teman kos yang selalu memberikan
semangat yaitu : Umu, Dija, Aning.
Mohon maaf atas segala kesalahan dan ketidaksopanan yang mungkin telah
saya perbuat. Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan langkah-langkah kita
menuju kebaikan dan selalu menganugerahkan kasih sayangnya untuk kita semua,
Amin.

Poso, 23 Agustus 2016


Penulis

vi

ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PELAKSANAAN
INDIKATOR PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
PADA IBU RUMAH TANGGA DESA MAROWO, KECAMATAN
ULUBONGKA, KABUPATEN TOJO UNA-UNA
TAHUN 2016
Faradila Simpu1, Sisilya Oktaviana Bolilanga2, Muh. Zamil Mardani3
1

Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Husada Mandiri Poso


2,3
Dosen STIKES Husada Mandiri Poso

Latar Belakang : PHBS adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu
mempraktikkan PHBS. Dari data Puskesmas Marowo, Kecamatan Ulubongka memiliki PHBS
rendah yaitu sebesar 22% dari target yang ditentukan yaitu 75% pada tahun 2016.
Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku
Pelaksanaan Indikator PHBS pada Ibu Rumah Tangga di Desa Marowo, Kecamatan Ulubongka,
Kabupaten Tojo Una-Una Tahun 2016.
Metode Penelitian : Penelitian ini dilakukan dengan metode survey analitik dengan pendekatan
Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu rumah tangga yang berada di Desa
Marowo, dengan jumlah sampel sebanyak 87 responden.
Hasil : Berdasarkan hasil gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak
74 ibu rumah tangga atau sebesar 85,1% dan yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 13 ibu
rumah tangga atau sebesar 14,9%, dan gambaran perilaku pelaksanaan indikator PHBS yang
berperilaku positif sebanyak 72 ibu rumah tangga atau sebesar 82,8% dan yang berperilaku negatif
sebanyak 15 ibu rumah tangga atau sebesar 17,2%.
Kesimpulan : Berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh nila p = 0,000 < = 0,05, maka Ho ditolak
dan Ha diterima, berarti terdapat hubungan antara pengetahuan dengan perilaku pelaksanaan
indikator PHBS pada ibu rumah tangga.
Saran : Dinkes Kabupaten Tojo Una-Una perlu meningkatkan sosialisasi program PHBS di tatanan
rumah tangga melalui diseminasi informasi di tingkat Puskesmas untuk menjangkau semua
masyarakat.
Kata Kunci : Pengetahuan, Perilaku Indikator PHBS, Ibu Rumah Tangga
Sumber Literatur : 20 Kepustakaan (2010-2015)

vii

ABSTRACT
Correlation of Knowledge and Behavior the Implementation of Indicators
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Program on Housewife in Marowo
Village, Ulubongka, District of Tojo Una-Una 2016
Faradila Simpu1, Sisilya Oktaviana Bolilanga2, Muh. Zamil Mardani3
1

Student of Undergraduate Program Institute of Health Science Husada Mandiri Poso


2,3
Lecturer of Institute of Health Science Husada Mandiri Poso

Background : PHBS empower people who are aware, willing and able to practice the clean and
healthy behavior. Data from Primary Health Care at Marowo, Ulubongka, showed the low
implementation indicator of PHBS (22%) from the target on 2016 (75%).
Objective : The objective of this study was to determine the correlation of knowledge and behavior
the implementation of indicators Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) program on housewife
in Marowo Village, Ulubongka, district of Tojo Una-Una 2016.
Methods : This research was conducted with cross sectional approach. All housewife in the marowo
village (600) household, were used as population in this study.
Result : From 87 respondent, 74 (85.1%) have a good knowledge PHBS, and the other half 13
respondent (14.9%). From 87 respondent, 72 respondent (82.8%) had practice PHBS in their house
and 15 respondent (17.2%) not practice all indicators of PHBS.
Conclusion : Based on Chi Square test, p value = 0.000 < = 0.05, on this study was Ha accepted
and Ho rejected, were means there is relationship between knowledge and behaviour of
implementation indicators PHBS on housewifes.
Recommendation : District Health Officer of Tojo Una-Una need to improved the socialization of
PHBS program at household with dissemination at the Primary Health care to reach all household.
Keywords : Knowledge, behavior the implementation of indicators PHBS, housewife
Source Literature : 20 Library (2010-2015)

viii

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... v
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1

Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2

Rumusan Masalah ..................................................................................... 4

1.3

Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4

1.4

Manfaat Penelitian .................................................................................... 5

1.5

Keaslian Penelitian.................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 10


2.1

Pengetahuan ............................................................................................ 10

2.2

Perilaku ................................................................................................... 15

2.3

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) .............................................. 18

2.4

Ibu Rumah Tangga .................................................................................. 34

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS....................................... 40


3.1

Kerangka Konsep .................................................................................... 40

3.2

Hipotesis Penelitian ................................................................................ 41

BAB IV METODE PENELITIAN .................................................................... 42


4.1

Desain Penelitian .................................................................................... 42

4.2

Populasi, Sampel dan Sampling.............................................................. 42

ix

4.3

Variabel Penelitian .................................................................................. 46

4.4

Definisi Operasional ............................................................................... 46

4.5

Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 49

4.6

Instrumen Penelitian ............................................................................... 49

4.7

Prosedur Pengumpulan Data ................................................................... 50

4.8

Pengolahan Data ..................................................................................... 50

4.9

Analisis Data ........................................................................................... 51

4.10 Etika Penelitian ....................................................................................... 52


BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 54
5.1

Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................................................... 54

5.2

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Desa Marowo ................... 56

5.3

Hasil Penelitian ....................................................................................... 59

5.4

Pembahasan............................................................................................. 65

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 69


6.1

Kesimpulan ............................................................................................. 69

6.2

Saran ....................................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 71


LAMPIRAN ......................................................................................................... 74
RIWAYAT HIDUP PENULIS ........................................................................... 88

DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Definisi Operasional Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku
Pelaksanaan Indikator PHBS pada Ibu Rumah Tangga Desa Marowo,
Kecamatan Ulubongka, Kabupaten Tojo Una-Una Tahun 2016 ....... 47
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Umur Responden dalam Penelitian Hubungan
Pengetahuan dengan Perilaku Pelaksanaan Indikator PHBS pada Ibu
Rumah Tangga di Desa Marowo, Kecamatan Ulubongka, Kabupaten
Tojo Una-Una Tahun 2016 ................................................................ 59
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden dalam Penelitian
Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Pelaksanaan Indikator PHBS
pada Ibu Rumah Tangga di Desa Marowo, Kecamatan Ulubongka,
Kabupaten Tojo Una-Una Tahun 2016 .............................................. 60
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden dalam Penelitian
Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Pelaksanaan Indikator PHBS
pada Ibu Rumah Tangga di Desa Marowo, Kecamatan Ulubongka,
Kabupaten Tojo Una-Una Tahun 2016 .............................................. 61
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Jumlah Kelahiran Responden dalam Penelitian
Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Pelaksanaan Indikator PHBS
pada Ibu Rumah Tangga di Desa Marowo, Kecamatan Ulubongka,
Kabupaten Tojo Una-Una Tahun 2016 .............................................. 61
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Tentang PHBS di Desa Marowo,
Kecamatan Ulubongka, Kabupaten Tojo Una-Una Tahun 2016 ....... 62
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Perilaku Pelaksanaan Indikator PHBS di Desa
Marowo, Kecamatan Ulubongka, Kabupaten Tojo Una-Una Tahun
2016 .................................................................................................... 63
Tabel 5.7 Analisis Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Pelaksanaan
Indikator PHBS pada Ibu Rumah Tangga di Desa Marowo,
Kecamatan Ulubongka, Kabupaten Tojo Una-Una Tahun 2016 ....... 64

xi

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1

Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan ............................ 21

Gambar 2.2

Pemberian ASI Ekslusif pada Bayi Usia 0-6 bulan ....................... 22

Gambar 2.3

Menimbang Bayi Setiap Bulan ...................................................... 23

Gambar 2.4

Menggunakan Air Bersih .............................................................. 24

Gambar 2.5

Mencuci Tangan dengan Air Bersih dan Sabun ............................ 26

Gambar 2.6

Menggunakan Jamban Sehat ......................................................... 27

Gambar 2.7

Memberantas Jentik Nyamuk di Rumah ....................................... 30

Gambar 2.8

Makan Buah dan Sayur Setiap Hari .............................................. 31

Gambar 2.9

Melakukan Aktivitas Fisik Setiap Hari ......................................... 32

Gambar 2.10 Tidak Merokok di Dalam Rumah .................................................. 33


Gambar 3.1

Kerangka Konsep Penelitian Hubungan Pengetahuan dengan


Perilaku Pelaksanaan Indikator PHBS pada Ibu Rumah Tangga
Desa Marowo, Kecamatan Ulubongka, Kabupaten Tojo Una-Una
Tahun 2016 .................................................................................... 40

Gambar 5.1

Peta Desa Marowo ......................................................................... 55

Gambar 5.2

Media Cetak Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di


Puskesmas Marowo, Kecamatan Ulubongka, Kabupaten Tojo UnaUna Tahun 2016 ............................................................................ 58

xii

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Permohonan Pengambilan Data
Lampiran 2 : Surat Izin Pengambilan Data
Lampiran 3 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 4 : Kuesioner
Lampiran 5 : Tabel Rekapitulasi Data
Lampiran 6 : Hasil Pengolahan Data
Lampiran 7 : Dokumentasi
Lampiran 8 : Jadwal Penelitian

xiii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah bentuk perwujudan
paradigma sehat dalam budaya perorangan, keluarga, dan masyarakat yang
berorientasi sehat, bertujuan untuk meningkatkan, memelihara, dan
melindungi kesehatannya baik fisik, mental, spiritual, maupun sosial.
Selain itu juga program PHBS bertujuan untuk memberikan pengalaman
belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, kelompok,
keluarga, dengan membuka jalur komunikasi, informasi dan edukasi untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, sehingga masyarakat sadar,
mau dan mampu mempraktikkan PHBS melalui pendekatan pimpinan
(advocacy), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat
(empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan
mengatasi masalahnya sendiri terutama pada tatanannya masing-masing.
Masih tingginya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit
menular dan tidak menular disebabkan oleh kondisi kesehatan lingkungan,
perilaku masyarakat yang belum mengikuti pola PHBS, dan belum
optimalnya upaya-upaya penanggulangan penyakit. Capaian rumah tangga
berperilaku hidup sehat tahun 2011 sekitar 7.961.965 dari jumlah rumah
tangga di Indonesia yaitu sebanyak 59.118.900 (Profil DEPKES RI, 2012).

Konsep PHBS yang ditandai dengan sepuluh indikator yaitu :


1.

Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

2.

Memberi bayi ASI ekslusif

3.

Menimbang balita setiap bulan

4.

Menggunakan air bersih

5.

Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

6.

Menggunakan jamban sehat

7.

Memberantas jentik nyamuk di rumah sekali seminggu

8.

Makan buah dan sayur setiap hari

9.

Melakukan aktivitas fisik setiap hari

10. Tidak merokok di dalam rumah (Profil BAPPENAS, 2010)


Kesehatan adalah aset masa depan dan merupakan modal untuk
mencapai hidup yang sejahtera. Banyak faktor yang menunjang agar hidup
kita dapat sehat, salah satunya adalah lingkungan yang bersih. PHBS
merupakan langkah awal yang dapat dilakukan untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal bagi setiap orang.
Sehat menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009, adalah keadaan
sehat

baik

secara

fisik,

mental,

spiritual,

maupun

sosial

yang

memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan


ekonomis.

Sehat

adalah

suatu

keadaan

yang

lengkap,

meliputi

kesejahteraan fisik, mental dan sosial, bukan semata-mata bebas dari


penyakit dan cacat atau kelemahan (Chayatin, 2009 dalam Damayanti,
2014 : Hal : 1-3).

Di dalam keluarga terjadi interaksi dan komunikasi antara anggota


keluarga yang menjadi awal penting dari suatu proses pendidikan.
Ditanamkannya PHBS sejak dini dalam keluarga dapat menciptakan
keluarga yang sehat. Keluarga yang sehat akan membentuk masyarakat,
desa, kelurahan, kecamatan, kabupaten, provinsi dan bangsa yang sehat.
Bangsa yang sehat memiliki derajat kesehatan yang tinggi, sehingga
meningkatkan produktivitas bangsa tersebut.
Dalam rumah tangga ibu mempunyai peran yang sangat besar dalam
memberi contoh, teladan dan pendidikan di suatu keluarga dari pada ayah.
Ibu juga lebih mendominasi dalam hal pengaturan menu makanan dan
menjaga kebersihan rumah, termasuk di dalam memberikan pendidikan
kesehatan di keluarga, seperti menanamkan PHBS sejak dini dalam
keluarga dapat menciptakan keluarga yang sehat.
Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013
Rumah Tangga di Indonesia yang mempraktikkan PHBS baru mencapai
38,7%. Padahal Rencana Strategis Tahun 2010 Kementrian Kesehatan
menetapkan target pada tahun 2014 rumah tangga yang mempraktikkan
PHBS adalah 70%. Dalam hal ini sudah terlihat jelas menuntut untuk
peningkatan

kinerja

yang

luar

biasa

dalam

pembinaan

PHBS

(RISKESDAS, 2013).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una-Una angka
PHBS Kabupaten Tojo Una-Una hanya sebesar 37,1% dari target yang

telah ditentukan yaitu sebesar 75% pada tahun 2016. Dari 13 Puskesmas
yang ada di Kabupaten Tojo Una-Una yang melaksanakan sosialisasi
PHBS, salah satunya yaitu Puskesmas Marowo, Kecamatan Ulubongka
memiliki PHBS rendah yaitu sebesar 22% dari target yang ditentukan
yaitu 75% pada tahun 2016.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Pelaksanaan
Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Ibu Rumah
Tangga di Desa Marowo, Kecamatan Ulubongka, Kabupaten Tojo UnaUna Tahun 2016.
1.2 Rumusan Masalah
Menurut data cakupan PHBS Puskesmas Marowo sebesar 22% maka
penulis ingin meneliti Bagaimana Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku
Pelaksanaan Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Ibu
Rumah Tangga di Desa Marowo, Kecamatan Ulubongka, Kabupaten Tojo
Una-Una Tahun 2016?.
1.3 Tujuan Penelitian
Mengetahui Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Pelaksanaan
Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Ibu Rumah
Tangga di Desa Marowo, Kecamatan Ulubongka, Kabupaten Tojo UnaUna Tahun 2016.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Bagi Ilmu Pengtahuan Stikes Husada Mandiri Poso
Penelitian ini dapat menjadi acuan PHBS khususnya PHBS pada Ibu
Rumah Tangga.
2. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una-Una
Penelitian ini dapat dijadikan acuan agar selalu mengadakan sosialisasi
dan Pembinaan Tentang PHBS.
3. Bagi Puskesmas Marowo
Sebagai bahan perencanaan

program untuk lebih meningkatkan

Program PHBS sehingga dapat mewujudkan Rumah Tangga yang sehat


dan ber- PHBS.
4. Bagi Masyarakat Desa Marowo
Dapat digunakan sebagai masukan kepada masyarakat Desa Marowo
dalam upaya untuk lebih meningkatkan PHBS di dalam Rumah Tangga.
1.5 Keaslian Penelitian
Penelitian tentang PHBS pada Ibu Rumah Tangga yang pernah dilakukan
yaitu :
1. Penilitian yang dilakukan oleh Suryani (2013) dengan Topik Hubungan
Pengetahuan dan Sikap Ibu Rumah Tangga Terhadap Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) di Kelurahan Payo Selincah, Provinsi Jambi
Tahun 2013. Penelitian ini merupakan Penelitian Cross Sectional
dengan teknik Cluster Random Sampling melibatkan 102 ibu rumah

tangga yang bertempat tinggal di Kelurahan Payo Selincah, Provinsi


Jambi sebagai Responden dan tersebar dalam 29 Rukun Tetangga (RT).
Hasil penelitian ini menemukan sebanyak 68% ibu rumah tangga
berpengetahuan baik mengenai PHBS, sebanyak 57% ibu rumah tangga
bersikap baik mengenai PHBS dan 54% rumah tangga merupakan
rumah tangga ber PHBS.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Nurjanah (2013) dengan judul Tingkat
Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) di Dukuh Kaden Wetan, Kelurahan Kaden, Kecamatan
Kalijambe, Kabupaten Siragen Tahun 2013. Jenis penelitian ini
menggunakan Deskriptif Kuantitatif populasi 38 ibu rumah tangga
dengan tehnik sampling jenuh. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner
dan penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu Tingkat
Pengetahuan Ibu Terhadap PHBS. Menggunakan analisa univariat dan
menghasilkan distribusi persentase. Hasil penelitian ini menemukan
Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) di Dukuh Kaden Wetan, Kelurahan Kaden,
Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Siragen pada tingkat baik sebanyak
6

responden

(15,8%),

tingkat

pengetahuan

cukup

sebanyak

27

responden (71,1%) dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 4


responden (13%).
3. Penelitian yang dilakukan oleh Hanik (2011), dengan judul Hubungan
antara Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Bersih dan Sehat Pada

Ibu Rumah Tangga di Kecamatan Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman,


Sumatera Barat Tahun 2011. Metode penelitian bersifat studi cross
sectional. Sampel adalah ibu rumah tangga yang dipilih berdasarkan
metode cluster random sampling yaitu 102 responden. Pengumpulan
data

dilakukan

dengan

pengisian

kuesioner.

Hasil

penelitian

menunjukkan bahwa responden yang berpengetahuan baik sebanyak


17,6%, cukup sebanyak 70,6%, dan kurang sebanyak 11,8%; bersikap
baik sebanyak 8,8%, cukup sebanyak 77,5%, dan kurang sebanyak
13,7%; berperilaku baik sebanyak 12,7%, cukup sebanyak 76,5%, dan
kurang sebanyak 10,8%. Hasil uji statistik (uji chi square) menunjukkan
bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan dan sikap
responden serta antara sikap dan perilaku responden.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2015) dengan judul
Gambaran Sikap Ibu Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Dalam
Tatanan Rumah Tangga di RT 02, RW 07, Dusun Nguter, Kecamatan
Nguter, Kabupaten Sukoharjo Tahun 2015. Metode Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan cross sectional
dengan populasi sejumlah 41 orang. Penelitian ini tidak menggunakan
tekhnik sampling tetapi subjek penelitian yaitu semua ibu rumah tangga
di RT.02/07, Desa Nguter, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo
pada bulan April 2015. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner.
Analisa data menggunakan analisis deskriptif dengan Rentang Skala
dan disajikan dengan Distribusi Frekuensi. Hasil Penelitian : Sikap Ibu

Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam kategori baik yaitu
28 responden (68,3%), kategori cukup sebanyak 11 responden (26,8%)
dan kategori kurang sebanyak 2 responden (4,9%). Karateristik umur
responden mayoritas umur 26-30 tahun sebanyak 15 responden (36,6%),
pendidikan mayoritas SMA sebanyak 23 responden (56,1%), pekerjaan
karyawan swasta sebanyak 17 responden (41,5%). Sikap berdasarkan
karakteristik menurut umur yang berkategori baik dalam kelompok
umur 26-30

tahun

sebanyak

pendidikan

SMA

sebanyak

berdasarkan

pekerjaan

14
18

karyawan

responden
responden

(50%),

berdasarkan

(64,3%).

Sedangkan

swasta sebanyak

12

responden

(42,8%).
5. Penelitian yang dilakukan oleh Damaiyanti (2014) dengan judul
Hubungan Pengetahuan Ibu Rumah Tangga dan Peran Kader dengan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam Rumah Tangga di
Kelurahan Laing, wilayah Kerja Puskesmas Nan Balimo, Kecamatan
Tanjung Harapan, Kota Solok Tahun 2014. Jenis penelitian yang
digunakan adalah Deskriptif Analitik dengan pendekatan cross sectional
study. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai anak
yang

berdomisili

di

Kelurahan

Laing.

Sampel

diambil

dengan

menggunakan teknik total populasi dengan jumlah 45 orang. Kemudian


data dikumpulkan dengan cara membagikan kuisioner secara lansung.
Setelah itu data dianalisis dengan cara univariat menggunakan distribusi
frekuensi dan bivariat menggunakan chi-square. Hasil analisa univariat

didapatkan sebanyak 62,2% responden berpengetahuan rendah, 53,3%


responden yang merasakan peran kader kurang aktif, 55,6% responden
tidak menerapkan PHBS. Sedangkan hasil analisa bivariat didapatkan
bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan PHBS p value =
0,000 (< 0,05) dan terdapat hubungan peran kader dengan PHBS p
value = 0,000 (< 0,05).
Dari beberapa penelitian di atas tentang pelaksanaan PHBS pada
ibu rumah tangga, maka penulis ingin meneliti tentang Hubungan
Pengetahuan dengan Perilaku Pelaksanaan Indikator Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) pada Ibu Rumah Tangga di Desa Marowo, Kecamatan
Ulubongka, Kabupaten Tojo Una-Una Tahun 2016, dengan responden ibu
rumah tangga.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
2.1.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahauan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan
terjadi

melalui

pancaindra

manusia

yakni

indra

penglihatan,

penciuman, pendengaran, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan


manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2010
dalam Hanik, 2011 Hal : 13-15).
Pengetahuan adalah merupakan hasil mengingat suatu hal,
termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik
secara sengaja maupun tidak sengaja dan ini terjadi setelah orang
malakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu
(Mubarak, 2010).
Pengetahuan adalah informasi yang telah dikombinasikan
dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki yang lantas
melekat di benak seseorang. Pada umumnya, pengetahuan memiliki
kemampuan prediktif terhadap sesuatu sebagai hasil pengenalan atas
suatu pola (Bambang, 2010).

10

11

2.1.2 Cara Memperoleh Pengetahuan


Menurut Notoatmojo, 2010 dalam Nurjanah, 2013. Ada
beberapa cara untuk mengetahui pengetahuan yaitu :
1. Cara coba-salah (Trial and error)
Cara coba-coba ini dengan menggunakan kemungkinan
dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinantersebut
tidak

berhasil,

kemungkinan

dicoba

kedua

kemungkinan

ini gagal

pula,

yang
maka

lain.

Apabila

dicoba

dengan

kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal


dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah
tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut
metode trial (coba) and error (gagal atau salah) atau metode cobasalah.
2. Cara kekuasaan atau otoritas
Dalam

kehidupan

manusia

sehari-hari, banyak

sekali

kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang


tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau
tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun
dari

generasi

ke

generasi

berikutnya,

dengan

kata

lain

pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau


kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin
agama maupun ahli-ahli ilmu pengetahuan. Prinsip ini adalah,
orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang

12

yang

mempunyai

otoritas

tanpa

lebih

dulu

menguji

atau

membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris


ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena
orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa yang
dikemukakannya adalah benar.
3. Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah,
pepatah

ini

mengandung

maksud

bahwa

pengalaman

itu

merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan


suatu cara untuk memperoleh pengetahuan.
4. Melalui jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir
pun

ikut

berkembang.

Dari

sini

manusia

telah

mampu

menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya.


Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan
manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi
maupun deduksi.
5. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan
Cara baru dalam memperoleh pengetahuan dalam dewasa
ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode
penelitian ilmiah . Atau lebih populer disebut metodologi
penelitian (research methodology).

13

2.1.3 Tingkat Pengetahuan dalam Domain Kognitif


Menurut Notoatmodjo, 2010 dalam Hanik, 2011 Hal : 13-15.
Pengetahuan yang mencakup dalam domain kognitif mempunyai 6
tingkatan, yaitu :
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Keadaan pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik dari seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, oleh
sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling
rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa tahu tentang apa yang
dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,
menyatakan dan sebagainya.
2. Memahami (Comprehension)
Memahami

diartikan

sebagai

suatu

kemampuan

untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang telah diketahui dan


dapat diinterprestasikan materi tersebut secara benar.
3. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi yang sebenarnya, aplikasi
di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum,
rumus, metode, prinsip atau sebagainya dalam konteks atau
langsung yang lain.

14

4. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih
dalam satu proses struktur organisasi dan masih ada kaitanya satu
dengan yang lainya. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
penggunaan kata kerja dapat menggambarkan (membuat bagan),
membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
5. Sintesis (Syntesis)
Sintesis

menunjukan

kepada

suatu

kemampuan

untuk

meletakan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam bentuk


keseluruhan yang baru dengan kata lain sintesis ini suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang ada.
Misalnya

dapat

menyusun,

merencanakan,

meringkaskan,

menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusanrumusan yang telah ada.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian suatu materi atau objek, penilaianpenilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ada.

15

2.2 Perilaku
2.2.1 Pengertian Perilaku
Perilaku adalah tanggapan atau reaksi inividu yang terwujud
dalam gerakan (sikap), tidak hanya badan atau ucapan. Sedangkan
batasan-batasan perilaku menurut Chaplin, 2010 dalam Hanik, 2011
: Hal 13-15, adalah : respon (reaksi, tanggapan, jawaban dan balasan)
yang dilakukan suatu organisme, secara khusus merupakan bagian
dari kesatuan pola reaksi suatu perbuatan atau aktivitas, suatu gerak
atau kompleks gerak-gerik.
2.2.2 Bentuk Perilaku
Menurut Irwanto (2010) dalam Suryani 2013 : Hal 15-16,
bentuk perilaku diklasifikasikan menjadi dua yaitu :
1. Bentuk pasif adalah respon internal, yaitu tidak secara langsung
dapat terlihat oleh orang lain (perilaku tidak kasat mata), misalnya
berfikir, tanggapan dan motivasi.
2. Bentuk aktif (perilaku kasat mata) adalah jika perilaku tersebut
jelas dapat diobservasi secara langsung. Misalnya : makan,
menangis dan mempraktikan.
2.2.3 Strategi Perubahan Perilaku
Menurut Notoatmojo (2010) dalam Handayani 2015 : Hal 1315, terdapat beberapa bagian untuk memperoleh perubahan perilaku
oleh WHO dikelompokan menjadi tiga yaitu :

16

1. Menggunakan kekuatan, kekuasaan atau dorongan


Perubahan perilaku dipaksakan kepada sasaran sehingga ia
melakukan sesuai harapan, dapat ditempuh dengan peraturan
perundang-undangan yang harus dipatuhi oleh masyarakat. Hasil
cepat tetapi belum tentu berlangsung lama karena perubahan tidak
disadari oleh kesadaran sendiri.
2. Pemberian informasi
Dengan

diberikan

pengetahuan

masyarakat

menimbulkan

kesadaran

berperilaku

sesuai

informasi
tentang
mereka

dengan

maka
sesuatu

dan

pengetahuan

meningkatkan
sehingga

akan

menyebabkan

orang

yang

dimilikinya.

Perubahan ini memakan waktu yang lama tetapi hasil yang


diperoleh bersifat langsung karena disadari oleh kesadaran mereka
sendiri.
3. Diskusi dan partisipasi
Cara ini sebagai peningkatan cara kedua, dimana dalam
memberikan informasi tidak bersifat searah saja, tetapi dua arah.
Hal ini berarti masyarakat yang diterimanya. Dengan demikian
pengetahuan yang diperoleh mendalam dan mantap. Cara Ini
membutuhkan waktu yang lebih lama dari cara yang pertama.
Sebelum orang mengadapi perilaku baru (berperilaku baru),
didalam diri seorang mengalami proses yang berurutan yaitu :

17

1. Awareness (kesadaran), yakni : orang tersebut menyadari dalam


arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.
2. Interest, yakni orang mulai tertarik pada stimulus.
3. Evaluating, yakni menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus
tersebut bagi dirinya.
4. Trial, orang yang mulai mencoba berperilaku baru.
5. Adaption, subjek telah berperilaku baru sesuai pengetahuan,
kesadaran dan sikap stimulusnya (Notoatmojo, 2009 dalam
Marlina 2011 : Hal 14-15).
Indikator perilaku terhadap kesehatan antara lain adalah
tindakan (praktik) (Notoatmojo, 2009 dalam Marlina 2011 : Hal 1618). Tindakan (praktik) sehubungan dengan penyakit yang mencakup,
antara lain :
1. Pencegahan

penyakit,

mengimunisasi

anak,

menguras

bak

seminggu sekali ;
2. Penyembuhan penyakit, minum obat sesuai petunjuk dokter,
melakukan anjuran dokter ;
3. Tindakan (praktik) pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang
mencakup, antara lain : mengkonsumsi makanan dengan gizi
seimbang, olahraga secara teratur, tidak merokok ;

18

4. Tindakan (praktik) kesehatan lingkungan yang mencakup, antara


lain : buang air besar di jamban, membuang sampah pada
tempatnya.
2.3 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Seiring dengan cepatnya perkembangan dalam era globalisasi, serta
adanya transisi demografi dan epidemiologi penyakit, maka masalah
penyakit akibat perilaku dan perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan
perilaku

dan

sosial

budaya

cenderung

akan

semakin

kompleks.

Perbaikannya tidak hanya dilakukan pada aspek pelayanan kesehatan,


perbaikan pada lingkungan dan merekayasa kependudukan atau faktor
keturunan, tetapi perlu memperhatikan faktor perilaku yang secara teoritis
memiliki andil 30-35% terhadap derajat kesehatan.
Mengingat dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup
besar, maka diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang
tidak sehat menjadi sehat. Salah satunya melalui program Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (DEPKES RI, 2012).
Program PHBS telah diluncurkan sejak tahun 1996 oleh Pusat
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, yang sekarang bernama Pusat Promosi
Kesehatan. Sebagai daerah model/laboratoriumnya adalah Kabupaten
Bekasi dan Kabupaten Tangerang, Provinsi Jawa Barat (DEPKES RI,
2011).

19

2.3.1 Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


Menurut DEPKES RI pengertian PHBS dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Perilaku Sehat
Perilaku sehat adalah pengetahuan, sikap dan tindakan
proaktif untuk memelihara dan mencegah risiko terjadinya
penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan
aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.
2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
PHBS adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar,
mau dan mampu mempraktikkan PHBS. Dalam hal ini ada 5
program prioritas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya
Hidup, Dana Sehat / Asuransi Kesehatan / JPKM.
3. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Program PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman
belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga,
kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi,
memberikan
meningkatkan

informasi

dan

pengetahuan,

melakukan
sikap

dan

edukasi,
perilaku,

untuk
melalui

pendekatan pimpinan, binasuasana dan pemberdayaan masyarakat.


Dengan demikian, masyarakat dapat mengenali dan mengatasi
masalahnya sendiri dan dapat menerapkan cara-cara hidup sehat
dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

20

PHBS pada tatanan rumah tangga adalah upaya untuk


memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu
melakukan PHBS untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya,
mencegah risiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari
ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di
masyarakat.

PHBS

tatanan

institusi

pendidikan

adalah

upaya

pemberdayaan dan peningkatan kemampuan untuk berperilaku hidup


bersih dan sehat di tatanan institusi pendidikan. PHBS tatanan
tempat

umum

adalah

upaya

pemberdayaan

dan

peningkatan

kemampuan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat di tatanan


tempat umum. PHBS tatanan pelayanan kesehatan adalah upaya
pemberdayaan dan peningkatan kemampuan untuk berperilaku hidup
bersih dan sehat di tatanan pelayanan kesehatan. PHBS tatanan
tempat

kerja

adalah

upaya

pemberdayaan

dan

peningkatan

kemampuan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat di tatanan


tempat kerja.
2.3.2 Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
1. Anggota keluarga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit.
2. Anak tumbuh sehat dan cerdas.
3. Produktivitas anggota keluarga meningkat.
4. Pengeluaran biaya dapat dialokasikan untuk pemenuhan gizi
keluarga,

pendidikan

pendapatan.

dan

modal

usaha

untuk

peningkatan

21

2.3.3 Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


Indikator

PHBS

adalah

suatu

alat

ukur

untuk

menilai

permasalahan kesehatan di rumah tangga. Indikator mengacu Standar


Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan yaitu :
1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
Gambar 2.1 Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

Pertolongan persalinan dalam rumah tangga yang dilakukan


oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga para medis
lainnya). Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli
dalam membantu persalinan, sehingga keselamatan Ibu dan bayi
lebih terjamin. Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan
segera ditolong atau dirujuk ke Puskesmas atau rumah sakit.
Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan
peralatan yang aman, bersih, dan steril sehingga mencegah
terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.

22

2. Ibu hanya memberikan ASI eklusif kepada bayinya (0-6 bulan)


Gambar 2.2 Pemberian ASI Ekslusif pada Bayi Usia 0-6 bulan

Menurut PP Nomor 33 tahun 2012 tentang Pemberian Air


Susu Ibu Eksklusif dalam Bab I pasal 1 ayat 2, pengertian ASI
Eksklusif yakni ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan
selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan atau mengganti
dengan makanan atau minuman lain. Pemberian ASI secara
mutlak,

penting dilakukan, mengingat manfaat yang akan

diperoleh si bayi. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) hal


ini untuk menghindari alergi dan menjamin kesehatan bayi secara
optimal. Karena di usia ini, bayi belum memiliki enzim
pencernaan

yang sempurna untuk mencerna makanan

atau

minuman lain. Selain itu, ASI jauh lebih sempurna dibandingkan


susu formula mana pun.

23

3. Rutin melakukan penimbangan berat badan balita


Gambar 2.3 Menimbang Bayi Setiap Bulan

Penimbangan

balita

dimaksudkan

untuk

memantau

pertumbuhan balita setiap bulan dan mengetahui apakah balita


berada pada kondisi gizi kurang atau gizi buruk. Menurut
Peraturan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia

Nomor

155/Menkes/Per/I/2010. Tentang Penggunaan Kartu Menuju Sehat


(KMS) Bagi Balita, perubahan berat badan merupakan indikator
yang sangat sensitif untuk memantau pertumbuhan anak. Bila
kenaikan berat badan anak lebih rendah dari yang seharusnya,
pertumbuhan anak terganggu dan anak berisiko akan mengalami
kekurangan gizi, sebaliknya bila kenaikan berat badan lebih besar
dari yang seharusnya merupakan indikasi risiko kelebihan gizi.

24

4. Menggunakan air bersih


Gambar 2.4 Menggunakan Air Bersih

Menurut Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/2009 tentang


syarat-syarat dan pengawasan kualitas, air bersih adalah air yang
digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi
syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak
(Permenkes RI, 1990). Air yang kita pergunakan sehari-hari untuk
minum,

memasak,

mencuci

alat-alat

mandi,
dapur,

berkumur,
mencuci

membersihkan

pakaian,

dan

lantai,

sebagainya

haruslah bersih, agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar


dari penyakit. Air merupakan sumber kehidupan manusia dan
sangat peting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih cepat
meninggal karena kekurangan air dari pada kekurangan makanan.
Di dalam tubuh manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari
air, untuk anak-anak sekitar 65%, dan untuk bayi sekitar 80%.
Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk
minum, masak, mandi, mencuci (bermacam-macam cucian). Air

25

yang kita pergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi,


berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci
pakaian, membersihkan bahan makanan haruslah bersih agar tidak
terkena penyakit atau terhindar dari penyakit.
Air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indra kita,
antara lain dapat dilihat, dirasa, dicium dan diraba. Meski terlihat
bersih, air belum tentu bebas kuman penyakit. Kuman penyakit
dalam air mati pada suhu 100 C (saat mendidih). Syarat-syarat
air minum yang sehat agar air minum itu tidak menyebabkan
penyakit, maka air itu hendaknya memenuhi persyaratan kesehatan
sebagai berikut :
a. Syarat fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tidak
berwarna), tidak berasa.
b. Syarat bakteriologis air untuk keperluan minum yang sehat
harus bebas dari segala bakteri, terutama bakteri Pathogen.
Cara ini untuk mengetahui apakah air minum terkontaminasi
oleh bakteri Pathogen, adalah dengan memeriksa sampel air
tersebut dan bila dari pemeriksaan 100 cc air terdapat kurang
dari 4 bakteri E. Coli maka air tersebut sudah memenuhi
kesehatan.
c. Syarat kimia air minum yang sehat harus mengandung zat-zat
tertentu dalam jumlah yang tertentu pula.

26

5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun


Gambar 2.5 Mencuci Tangan dengan Air Bersih dan Sabun

Mencuci tangan dapat dilakukan setiap kali kita kotor


(setelah memegang uang, memegang binatang, berkebun dan lainlain), setelah buang air besar, setelah menceboki bayi atau anak,
sebelum makan dan menyuapi anak, sebelum memegang makanan,
sebelum menyusui bayi. Setelah bersin, batuk dan mengeluarkan
ingus. Cara mencuci tangan yang benar adalah sebagai berikut :
a. Cuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun
khusus anti bakteri.
b. Gosok tangan setidaknya selama 15-20 detik
c. Bersihkan bagian pergelangan tangan, punggung tangan, selasela jari dan kuku.
d. Basuh
e. Basuh tangan sampai bersih dengan air mengalir
f. Keringkan dengan handuk bersih dan alat pengering

27

g. Gunakan

tisu

atau

handuk

sebagai

penghalang

ketika

mematikan kran air (Profil Departemen Kesehatan RI, 2012).


Manfaat mencuci tangan adalah :
a. Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan.
b. Mencegah penularan penyakit seperti diare, kolera disentri,
typus, kecacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernapasan
Akut

(ISPA),

flu

burung

atau

Severe Acute Respiratory

Syndrome (SARS).
c. Tangan menjadi bersih dan bebas kuman.
6. Menggunakan jamban sehat
Gambar 2.6 Menggunakan Jamban Sehat

Setiap rumah tangga harus memiliki dan menggunakan


jamban leher angsa dan tangki septic atau lubang penampungan
kotoran sebagai penampung akhir. Kotoran manusia (fases) adalah
sumber penyebaran penyakit yang multikompleks yakni melalui
berbagai macam jalan atau cara. Beberapa penyakit yang dapat
disebarkan oleh tinja manusia antara lain : tipus, disentri, kolera,

28

bermacam-macam

cacing

(gelang,

kremi,

tambang,

pita),

schistosomiasis, dan sebagainya.


Untuk

mencegah

sekurang-kurangnya

mengurangi

kontaminasi tinja terhadap lingkungan, maka pembuangan kotoran


manusia harus dikelola dengan baik, maksudnya pembuangan
kotoran harus disuatu tempat tertentu atau jamban yang sehat.
Jamban keluarga yang sehat adalah jamban yang memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut (Profil Depkes RI, 2012) :
a. Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung
berjarak 10-15 meter dari sumber air minum.
b. Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga
maupun tikus.
c. Cukup luas dan landai/miring ke arah lubang jongkok sehingga
tidak mencemari tanah sekitar.
d. Mudah dibersihkan dan aman penggunannya.
e. Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan
warna.
f. Cukup penerang
g. Lantai kedap air
h. Ventilasi cukup baik
i. Tersedia air dan alat pembersih.

29

Jamban berfungsi sebagai pengisolasi tinja dari lingkungan.


Jamban yang baik dan memenuhi syarat kesehatan akan menjamin
beberapa hal, yaitu :
a. Melindungi kesehatan masyarakat dari penyakit
b. Melindungi dari gangguan estetika, bau dan penggunaan sarana
yang aman.
c. Bukan

tempat

berkembangnya

serangga

sebagai

vektor

penyakit.
d. Melindungi pencemaran pada penyediaan air bersih dan
lingkungan.
Dengan

menggunakan

jamban

maka

dapat

menjaga

lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau, tidak mencemari


sumber air yang ada disekitarnya, tidak mengundang datangnya
lalat atau serangga yang dapat menjadi penular penyakit diare,
kolera, disentri, thypus, kecacingan, penyakit saluran pencernaan,
penyakit kulit, dan keracunan. Jenis jamban yang digunakan
adalah jamban cemplung dan jamban tangki septik atau leher
angsa.

30

7. Memberantas jentik nyamuk


Gambar 2.7 Memberantas Jentik Nyamuk di Rumah

Pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengan


adalah kegiatan mamberantas telur, jenti dan kepompong nyamuk
penular

DBD

(Aedes

Aegypti)

di

tempat-tempat

perkembangbiakannya. Pemberantasan jentik nyamuk dilakukan


dengan cara 3M, yaitu :
a. Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air,
seperti bak mandi/wc, drum dan lain-lain seminggu sekali.
b. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air, seperti gentong
air/tempayan dan lain-lain.
c. Mengubur dan menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat
menampung air hujan. Selain itu ditambah dengan cara lainnya,
seperti :
Mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau tempat
lainnya yang sejenis seminggu sekali.
Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar/rusak.

31

Menutup lubang-lubang pada potongan bambu/pohon dan


lain-lain.
Menaburkan bubuk larvasida, misalnya di tempat-tempat
yang sulit di kuras atau di daerah yang sulit air.
Memelihara

ikan

pemakan

jentik

di

kolam/bak-bak

penampung air.
Memasang kawat kasa.
Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar.
Mengupayakan

pencahayaan

dan

ventilasi

ruang

yang

memadai.
Menggunakan kelambu.
Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk.
8. Makan buah dan sayur setiap hari
Gambar 2.8 Makan Buah dan Sayur Setiap Hari

Menu seimbang adalah makanan yang beraneka ragam yang


memenuhi kebutuhan zat gizi sesuai dengan Pedoman Umum
Gizi Seimbang (PUGS). Pola menu 4 sehat 5 sempurna adalah

32

pola menu seimbang yang bila disusun dengan baik mengandung


semua zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Membiasakan anggota keluarga mengkonsumsi minimal 2
porsi sayur dan 3 porsi buah atau sebaliknya setiap hari, tidak
harus mahal, yang penting memiliki kecukupan gizi. Semua jenis
sayuran bagus untuk dimakan, terutama sayuran yang berwarna
(hijau tua, kuning, oranye) seperti bayam, kangkung, daun katuk,
kacang panjang, selada hijau atau daun singkong. Begitu pula
dengan buah, semua bagus untuk dimakan, terutama yang
berwarna (merah, kuning) seperti mangga, pepaya, jeruk, jambu
biji atau apel lebih banyak mengandung vitamin dan mineral
serta seratnya.
9. Olahraga atau melakukan aktifitas fisik secara teratur
Gambar 2.9 Melakukan Aktivitas Fisik Setiap Hari

Olahraga adalah aktivitas fisik yang terencana, terstruktur,


berulang dan bertujuan memperbaiki atau menjaga kesegaran
jasmani.

33

Dengan
seseorang

demikian

khususnya

akan

menentukan

anak-anak

pada

status

masa

kesehatan

pertumbuhan.

Dorongan olahraga secara teratur dapat memelihara jantung,


peredaran darah dan frekuensi nadi. Macam-macam olahraga dapat
kita lakukan antara lain bersepeda, lari, berenang dan senam.
Anggota rumah tangga umur 10 tahun keatas melakukan
aktivitas fisik 30 menit setiap hari misalnya jalan, lari, senam
dan sebagainya. Aktifitas fisik dilakukan secara teratur paling
sedikit 30 menit dalam sehari, sehingga dapat menyehatkan
jantung, paru-paru alat tubuh lainnya. Lakukan aktifitas fisik
sebelum makan atau 2 jam sesudah makan.
10. Tidak merokok di dalam rumah
Gambar 2.10 Tidak Merokok di Dalam Rumah

Rokok ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok


yang dihisap akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia
berbahaya, diantaranya yang paling berbahaya adalah Nikotin,
Tar, dan Carbon Monoksida (CO).

34

a. Nikotin menyebabkan ketagihan dan merusak jantung dan


aliran darah.
b. Tar menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker
c. CO menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa
oksigen, sehingga sel-sel tubuh akan mati.
2.4 Ibu Rumah Tangga
2.4.1 Pengertian Ibu Rumah Tangga
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ibu rumah tangga
dapat

diartikan

sebagai

seorang

wanita

yang

mengatur

penyenggalaraan berbagai macam pekerjaan rumah tangga, atau


dengan pengertian lain ibu rumah tangga merupakan seorang istri
(Ibu) yang hanya mengurusi berbagai pekerjaan dalam rumah tangga
(Purwardaminta, 2015 dalam Nurjanah, 2013 : Hal 28-30).
2.4.2 Rumah Tangga
Rumah Tangga merupakan unit terkecil dalam lingkungan
PHBS selayaknya harus diterapkan dan ditanamkan kepada seluruh
anggota keluarga. Peranan keluarga dalam sebuah rumah memegang
kunci utama untuk meningkatkan kualitas kesehatan sejak dini.
Karena jika keluarga sehat, akan membentuk masyarakat yang sehat
pula. Untuk itu, sehat harus diawali dari dalam rumah sendiri
(Purwardaminta, 2015 dalam Nurjanah, 2013 : Hal 28-30).

35

Peranan

keluarga

menggambarkan

seperangkat

perilaku

interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu


dalam posisi dan situasi tertentu.
Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan
pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai
peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
1. Peranan Ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak,
berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi
rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari
kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya.
2. Peranan Ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu
mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai
pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah
satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat
berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3. Peranan Anak : Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai
dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan
spiritual.

36

2.4.3 Jenis Rumah Tangga


1. Keluarga Inti
Keluarga inti atau disebut juga dengan keluarga batih adalah
keluarga yang terdiri atas ayah, ibu dan anak. Keluarga inti
merupakan bagian dari lembaga sosial yang ada pada masyarakat.
Bagi masyarakat primitif yang mata pencahariaannya adalah
berburu dan bertani, keluarga sudah merupakan struktur yang
cukup

memadai

untuk

menangani

produksi

dan

konsumsi.

Keluarga merupakan lembaga sosial dasar dari mana semua


lembaga lainnya berkembang karena kebudayaan yang makin
kompleks menjadikan lembaga-lembaga itu penting (Paul, 2010
dalam Nurjayana 2015 : Hal 53-58).
2. Keluarga Konjugal
Keluarga

konjugal

adalah

keluarga

yang

terdiri

dari

pasangan dewasa (ibu dan ayah) dan anak. Mereka yang terdapat
interaksi dengan kerabat dari salah satu atau dua pihak orang tua
(Paul, 2010 dalam Nurjayana, 2015 : Hal 54-58).
3. Keluarga Luas
Keluarga luas adalah keluarga yang ditarik atas dasar garis
keturunan di atas keluarga aslinya. Keluarga luas meliputi
hubungan antara paman, bibi, keluarga kakek dan keluarga nenek
(Paul, 2010 dalam Nurjayana, 2015 : Hal 55-58).

37

2.4.4 Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam Rumah


Tangga
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas
kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong
dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. Perilaku hidup bersih dan
sehat merupakan cerminan pola hidup keluarga yang senantiasa
memperhatikan dan menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga.
Mencegah lebih baik daripada mengobati, prinsip kesehatan inilah
yang menjadi dasar pelaksanaan Program PHBS.
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan
anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan
perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan
kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk
mencapai Rumah Tangga Sehat. Rumah tangga sehat berarti mampu
menjaga, meningkatkan dan melindungi kesehatan setiap anggota
rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang
kurang kondusif untuk hidup sehat. PHBS merupakan salah satu
strategi yang dapat ditempuh untuk menghasilkan kemandirian di
bidang kesehatan baik pada masyarakat maupun pada keluarga,
artinya

harus

ada

komunikasi

antara

kader

dengan

keluarga/masyarakat untuk memberikan informasi dan melakukan


pendidikan kesehatan (Profil DEPKES RI, 2012).

38

2.4.5 Tujuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam Rumah Tangga
Tujuan umum dari PHBS adalah meningkatnya rumah tangga
sehat di desa, kabupaten/kota diseluruh Indonesia, dan tujuan
khususnya

untuk

meningkatkan

pengetahuan,

kemauan

dan

kemampuan anggota rumah tangga untuk melakukan PHBS serta


berperan aktif dalam gerakan PHBS di masyarakat (Profil DEPKES
RI, 2012).
2.4.6 Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam Rumah Tangga
Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi rumah
tangga adalah setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan
tidak mudah sakit, anak tumbuh sehat dan cerdas, produktivitas
kerja anggota keluarga meningkat, dan dengan meningkatnya
kesehatan

anggota

rumah

tangga

maka

biaya

yang

tadinya

dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi


seperti biaya pendidikan, pemenuhan gizi keluarga dan modal usaha
untuk peningkatan pendapatan keluarga.
Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi
masyarakat antara lain masyarakat mampu mengupayakan lingkungan
sehat, masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalahmasalah kesehatan, masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan
yang ada, masyarakat mampu mengembangkan upaya kesehatan
bersumber

masyarakat

(UKBM)

seperti

Posyandu,

jaminan

39

pemeliharaan kesehatan, tabungan bersalin (Tabulin), arisan jamban,


kelompok pemakai air, ambulans desa dan lain-lain.
2.4.7 Sasaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam Rumah Tangga
Sasaran PHBS di rumah tangga adalah seluruh anggota
keluarga secara keseluruhan dan terbagi dalam :
1. Sasaran Primer
Sasaran primer adalah sasaran utama dalam rumah tangga yang
akan dirubah perilakunya atau anggota keluarga yang bermasalah
(individu dalam keluarga yang bermasalah).
2. Sasaran Sekunder
Sasaran sekunder adalah sasaran yang dapat mempengaruhi
individu dalam keluarga yang bermasalah misalnya, kepala
keluarga, ibu, orangtua, tokoh keluarga, kader tokoh agama, tokoh
masyarakat, petugas kesehatan dan lintas sektor.
3. Sasaran Tersier
Sasaran tersier adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi
unsur pembantu dalam tercapainya pelaksanaan PHBS misalnya,
kepala desa, lurah, camat, kepala Puskesmas, guru, dan tokoh
masyarakat.

BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konsep
Kerangka

konsep

adalah

kerangka

hubungan

antara

Variabel

Independen dan Variable Dependen yang ingin diamati atau diukur melalui
penelitian yang dilaksanakan (Notoatmodjo, 2011 dalam Ramlia 2015 :
Hal 19-20). Adapun alur kerangka konsep dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Hubungan Pengetahuan
dengan Perilaku Pelaksanaan Indikator PHBS pada Ibu Rumah
Tangga Desa Marowo, Kecamatan Ulubongka, Kabupaten
Tojo Una-Una Tahun 2016

Sumber : Diolah Peneliti


Dari Gambar 3.1 di atas penulis ingin meneliti tentang Hubungan
Pengetahuan dengan Perilaku Pelaksanaan Indikator PHBS pada Ibu

40

41

Rumah Tangga di Desa Marowo, Kecamatan Ulubongka, Kabupaten Tojo


Una-Una Tahun 2016.
3.2 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara penelitian atau dalil
sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut.
Adapun hipotesa dalam penelitian ini yaitu :
Ha : Ada Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Pelaksanaan Indikator
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Ibu Rumah Tangga
di Desa Marowo, Kecamatan Ulubongka, Kabupaten Tojo Una-Una
Tahun 2016.
Ho : Tidak ada Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Pelaksanaan
Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Ibu Rumah
Tangga di Desa Marowo, Kecamatan Ulubongka, Kabupaten Tojo
Una-Una Tahun 2016.

BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik
untuk

mencari

Analisis

Hubungan

Pengetahuan

dengan

Perilaku

Pelaksanaan Indikator PHBS pada Ibu Rumah Tangga. Dengan pendekatan


Cross Sectional (potong lintang) diteliti dan diukur dalam waktu yang
bersamaan, dan menggunakan uji Chi Square (Notoatmodjo, 2011 dalam
Riwidikdo : Hal 21-25).
4.2 Populasi, Sampel dan Sampling
4.2.1 Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek
atau subjek yang mempunyai kualitas dengan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan (Notoatmodjo, 2011 dalam Riwidikdo, 2015 : Hal 2125).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua Ibu Rumah Tangga
yang berada di Desa Marowo yang terdiri dari 3 dusun yaitu Dusun
1, Dusun 2 dan Dusun 3, masing-masing dusun terdiri dari 200 Ibu
Rumah Tangga sehingga jumlah populasi yaitu 600 Ibu Rumah
Tangga.

42

43

4.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil
populasi yang diteliti). Sampel adalah objek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi (Wicaksono Putra, 2015).
Sampel pada penelitian ini adalah semua Ibu Rumah Tangga
yang ada di Desa Marowo yang terdiri dari 3 dusun. Karena jumlah
populasi di Desa Marowo diketahui maka teknik pengambilan sampel
digunakan Probability Sampling dengan cara Simple Random
Sampling yaitu teknik yang paling sederhana (simple).
Sampel diambil secara acak, tanpa memperhatikan tingkatan
yang ada dalam populasi dengan menggunakan rumus menurut
Slovin.

1 + ()2

Keterangan : n = Jumlah sampel


N = Jumlah populasi
d = Taraf signifikansi (1%, 5% dan 10%)

44

Menentukan jumlah sampel keseluruhan :


Jumlah populasi keseluruhan (N) = 600
Taraf signifikansi (d) = 10%
Jumlah sampel keseluruhan
=

600
=
= 85,7 = 86
2
1 + ()
1 + 600(10%)2

Menentukan jumlah sampel di setiap dusun :


a. Dusun 1
Jumlah populasi keseluruhan = 600
Jumlah sampel keseluruhan = 86
Jumlah populasi di Dusun 1 = 200
Jumlah sampel di Dusun 1
1 =

200
(86) = 28,7 = 29
600

b. Dusun 2

Jumlah populasi keseluruhan = 600


Jumlah sampel keseluruhan = 86
Jumlah populasi di Dusun 2 = 200
Jumlah sampel di Dusun 2
2 =

200
(86) = 28,7 = 29
600

45

c. Dusun 3
Jumlah populasi keseluruhan = 600
Jumlah sampel keseluruhan = 86
Jumlah populasi di Dusun 3 = 200
Jumlah sampel di Dusun 3
3 =

200
(86) = 28,7 = 29
600

Dari hasil perhitungan jumlah sampel di atas, diperoleh jumlah


sampel keseluruhan sebanyak 86 responden dan jumlah sampel di
setiap dusun sebanyak 29 responden. Karena jumlah sampel di
Dusun 1, Dusun 2 dan Dusun 3 masing-masing sebanyak 29
responden, maka jumlah sampel keseluruhan menjadi 87 responden.
a. Kriteria Inklusi
Responden yang diambil dalam penelitian ini adalah Ibu
Rumah Tangga yang dalam rumah tangga atau keluarga, tidak
dibatasi profesinya, yang mempunyai balita.
b. Kriteria Eksklusi
Responden yang diambil dalam penelitian ini adalah Ibu
Rumah Tangga yang tidak ada dalam rumah tangga atau keluarga,
yang tidak mempunyai anak balita, menolak menjadi responden,
dan tidak dapat ditemui.

46

4.3 Variabel Penelitian


Variabel adalah ukuran/ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu
kelompok yang berbeda dengan yang dimilki oleh kelompok lain.
1. Variabel Independen (Bebas)
Variabel

bebas

adalah

variabel

yang

menyebabkan

atau

mempengaruhi suatu masalah (Nursalam, 2012 dalam Ramlia, 2015).


Variabel Independen dalam penelitian ini adalah Pengetahuan tentang
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
2. Variabel Dependen (Terikat)
Variabel terikat adalah variabel yang berubah akibat perubahan
variabel bebas (Nursalam, 2012 dalam Ramlia, 2015). Variabel
Dependen dalam penelitian ini adalah Perilaku Pelaksanaan Indikator
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
4.4 Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang
lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti seperti
pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Definisi Operasional Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Pelaksanaan Indikator PHBS
pada Ibu Rumah Tangga Desa Marowo, Kecamatan Ulubongka, Kabupaten Tojo Una-Una Tahun 2016
No.

Variabel

Definisi

Alat ukur

Cara ukur

Kategori

Pengetahuan
Tentang
PHBS

Pengetahuan dimaksud dalam


penelitian ini adalah pemahaman
responden terhadap pelaksanaan
indikator PHBS, seperti :
1. Persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan
2. Memberi bayi ASI ekslusif
3. Menimbang balita setiap bulan
4. Menggunakan air bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih
dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik nyamuk
dirumah sekali seminggu
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktivitas fisik setiap
hari
10. Tidak merokok di dalam rumah

Kuesioner

Wawancara Pengetahuan Baik, jika total


jawaban responden 8

Skala
Ordinal

Pengetahuan Kurang, jika total


jawaban responden 8

47

Tabel 4.1 Lanjutan


No.

Variabel

Definisi

Alat ukur

Cara ukur

Kategori

Perilaku
Pelaksanaan
Indikator
PHBS

Pelaksanaan indikator PHBS yang


dimaksud adalah perilaku yang
berkaitan dengan upaya dan kegiatan
untuk mempertahankan atau
meningkatkan kesehatan keluarga
melalui 10 indikator PHBS, yaitu :
1. Persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan
2. Memberi bayi ASI ekslusif
3. Menimbang balita setiap bulan
4. Menggunakan air bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih
dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik nyamuk
dirumah sekali seminggu
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktivitas fisik setiap
hari
10. Tidak merokok di dalam rumah

Kuesioner

Wawancara Positif, jika dilaksanakan


kriteria 9

Skala
Ordinal

Negatif, jika tidak


dilaksanakan kriteria 9

48

49

4.5 Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di tiga Dusun di Desa Marowo,
Kecamatan Ulubongka, Kabupaten Tojo Una-Una.
2. Waktu Penelitian
Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juli, tahun 2016.
4.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat ukur yang akan digunakan untuk
mengumpulkan data, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
berupa kuesioner dengan teknik pengisian kuesioner dan disusun sendiri
oleh peneliti dan sudah disediakan pertanyaannya sehingga responden
hanya mengisi pertanyaan dan memberikan tanda silang () untuk
pertanyaan Pengetahuan dan tanda check-list () untuk pertanyaan
Perilaku yang

dianggap benar dengan pilihan Ya dan Tidak. Dari

Pengetahuan dan Perilaku masing-masing terdapat 15 pertanyaan, 10


pertanyaan Positif dan 5 pertanyaan Negatif.
Pada Pengetahuan pertanyaan positif nomor 1, 3, 4, 7, 9, 11, 12, 13,
14, 15, pertanyaan negatif nomor 2, 5, 6, 8, 10.
Pada Perilaku Pertanyaan positif Nomor 1, 2, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 12,
14, pertanyaan negatif nomor 3, 6, 11, 13, 15.

50

4.7 Prosedur Pengumpulan Data


1. Data Primer
Data primer, yaitu data yang dikumpulkan oleh peneliti sendiri
secara langsung kepada responden dengan mewawancarai Ibu Rumah
Tangga di tiga Dusun di Desa Marowo, Kecamatan Ulubongka,
Kabupaten Tojo Una-Una dengan menggunakan kuesioner.
2. Data Sekunder
Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari Puskesmas Marowo
dan Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una-Una tentang PHBS pada
Ibu Rumah Tangga.
4.8 Pengolahan Data
Data yang telah diambil dan dikumpulkan kemudian diolah melalui
tahapan-tahapan sebagai berikut (Setiadi, 2011 dalam Ramlia Hal : 2830).
1. Editing
Berfungsi untuk memeriksa kembali isian lembar kuesioner yang
dikumpulkan oleh responden dengan cara memeriksa kelengkapan,
kesalahan pengisian, dan konsistensi dari setiap jawaban sehingga
apabila ada kekurangan bisa segera dilengkapi.
2. Coding
Mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para responden kedalam
kategori. Biasanya klasifikasi dilakukan dengan cara menandai masing-

51

masing jawaban berupa angka kemudian dimasukkan ke dalam


lembaran tabel kerja guna mempermudah pembacaannya.
3. Tabulating
Memasukkan data-data hasil penelitian kedalam tabel-tabel sesuai
dengan kriteria.
4. Data Entry
Proses pemasukan data ke dalam komputer melalui program SPSS 23.
Sebelum dilakukan analisis dengan komputer dilakukan pengecekan
ulang terhadap data.
5. Cleaning
Koreksi data bila ditemukan penomoran yang salah atau huruf-huruf
yang kurang jelas.
6. Data Analysis
Menganalisis data yang sudah diolah secara bertahap sesuai dengan
tujuan penelitian dengan menggunakan program SPSS 23.
4.9 Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil
penelitian. Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan variabel
penelitian yang disajikan dalam distribusi frekuensi dalam bentuk
persentase dari tiap variabel.

52

2. Analisis Bivariat
Analisis ini menggunakan analisis dari variabel bebas yang diduga
mempunyai

hubungan

dengan

variabel

terikat.

Analisis

bivariat

bertujuan untuk melihat hubungan antara variable terikat. Uji statistik


yang digunakan adalah Chi Square, yaitu salah satu uji statistic non
parametrik yang cukup sering digunakan dalam penelitian yang
menggunakan dua variable, dan Fishers Exact Test atau uji yang
digunakan untuk melakukan analisis pada dua sampel independen yang
jumlah sampelnya relatif kecil, Fishers Exact Test adalah uji alternatif
yang digunakan jika syarat untuk uji Chi Square tidak terpenuhi.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
Chi Square Dengan taraf signifikan 5% atau 0,05 sehingga tingkat
ketepatan 95%, diolah dengan menggunakan program SPSS Versi 23
dengan rumus :
( )2
=

Keterangan : 2 = Nilai Chi kuadrat


f o = Frekuensi yang diobservasikan (frekuensi empiris)
f e = Frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoritis)

4.10 Etika Penelitian


Penelitian ini adalah penelitian tertutup yang hanya diketahui oleh
responden dan peneliti yang bersifat rahasia. Penelitian ini akan diberi
jaminan atas data-data yang diberikan agar indentitas subjek pada sampel

53

penelitian ini dapat dirahasiakan dan tidak akan dipublikasikan tanpa


seizin subjek penelitian (Firdaus, 2010).
1. Lembar persetujuan (informed consent)
Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang diteliti
untuk ketersediannya menjadi responden penelitian. Persetujuan dari
responden merupakan hak dari responden yang sebelumnya sudah
diberi tahukan oleh peneliti mengenai tujuan penelitian, prosedur
pelaksanaan, manfaat penelitian dan kerahasiaan responden. Lembar
persetujuan ini ditandatangani oleh responden yang bersedia menjadi
responden penelitian.
2. Tanpa nama (anonymity)
Penelitian ini mencantumkan nama respoden pada lembar
pengumpulan data yang diisi oleh responden, tetapi mengurutkan
nomor pada lembar pengumpulan data yang diberikan kepada
responden.
3. Kerahasiaan (confidentiality)
Penelitian ini memberikan jaminan kerahasiaan terhadap hasil
penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya.

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
5.1.1 Gambaran Umum
Desa Marowo merupakan salah satu desa dari 17 desa yang
ada di wilayah Kecamatan Ulubongka dan merupakan desa terluas,
dengan luas 3.482 ha atau 34,82 km2, yang terdiri dari 3 dusun.
Menurut sejarahnya Desa Marowo telah ada sejak tahun 1878.
Nama Marowo diambil dari bahasa Taa yang berasal dari kata
Maroro yang berarti Diam, nama tersebut yang pertama kali
diucapkan oleh sekelompok masyarakat yang tinggal di sekitar aliran
Sungai Marowo dan menjadi penduduk pertama yang tinggal
menetap di kampung Marowo kala itu.
5.1.2 Keadaan Geografis
Desa Marowo terletak 0 km dari Ibu Kota Kecamatan dengan
luas 34,82 km2, dan terbagi atas tanah perkebunan rakyat seluas
733,1 ha, pemukiman seluas 500 ha, kantor desa 1.680 m2, lapangan
olahraga 10.000 m2, sekolah dasar 5.000 m2 dan selebihnya adalah
hutan negara/bebas 2.247,23 ha.
Orbitasi Desa Marowo menunjukan bukan merupakan desa
terpencil dan mudah diakses melalui jalan darat baik dari wilayah
provinsi maupun dari kabupaten. Kondisi ini menunjukan bahwa

54

55

proses mobilisasi penduduk dalam melakukan akses ke luar desa


dapat dilakukan dengan mudah melalui jalan darat. Adapun
gambaran jarak desa dengan ibu kota propinsi dan kabupaten serta
kecamatan dapat dilihat sebagai berikut :
Jarak ke Ibu Kota Provinsi

: 360 km

Jarak ke Ibu Kota Kabupaten : 25 km


Jarak ke Ibu Kota Kecamatan : 0 km
Posisi

secara

kewilayahan

administrasi

berbatasan dengan wilayah antara lain :


Sebelah Utara

: Teluk Tomini

Sebelah Selatan

: Hutan Negara

Sebelah Barat

: Desa Bonevoto

Sebelah Timur

: Desa Malotong
Gambar 5.1 Peta Desa Marowo

Sumber : Kantor Desa Marowo

Desa

Marowo

56

5.1.3 Iklim
Kondisi iklim suatu wilayah ditentukan oleh banyaknya bulan
hari hujan dan bulan hari kering, namun data ini tidak tersedia di
Desa Marowo. Atas dasar informasi secara lisan bahwa musim
penghujan dan musim kemarau kecenderungan lebih banyak pada
musim kemarau. Sebagaimana wilayah-wilayah lainnya di Kabupaten
Tojo Una-Una.
Namun secara umum bahwa Desa Marowo lebih banyak bulan
basah dibandingkan dengan bulan kering. Sebagai gambaran secara
umum adalah sebagai berikut :
Curah hujan

: 3.500 mm/tahun

Suhu rata-rata

: 30 C

Tinggi tempat

: 3 mdpl

Bentang wilayah : Datar


5.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Desa Marowo
Perilaku Hidup Bersih dan sehat (PHBS) adalah bentuk perwujudan
Paradigma Sehat dalam budaya hidup perorangan, keluarga dan masyarakat
yang berorientasi sehat, bertujuan untuk meningkatkan, memelihara dan
melindungi kesehatannya baik fisik, mental, spiritual maupun sosial.
Sedangkan pengertian dari PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang
dilakukan atas dasar kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga

57

dapat menolong dirinya sendiri dalam hal kesehatan dan berperan aktif
dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.
Pada

kenyataannya

di

lapangan

istilah

PHBS

belum

semua

masyarakat memahami dan melaksanakannya dalam kehidupan sehariharinya, hal ini dibuktikan dengan hasil survey PHBS yang menunjukan
tidak semua rumah tangga itu sehat. Cakupan rumah tangga sehat untuk
Desa Marowo belum memenuhi target yaitu hanya sebesar 22% dari
target yang ditentukan yaitu sebesar 75%, untuk itu perlu adanya
peningkatan dalam mewujudkan cakupan rumah tangga sehat di Desa
Marowo.
Salah satu upaya untuk mensukseskan program PHBS desa adalah
dengan memberikan stimulus berupa lomba desa PHBS. Program ini
sudah berjalan dari bulan April 2016, lomba tersebut diharapkan desa
dan seluruh komponen masyarakat lebih tergerak untuk mensukseskan
program PHBS. Lomba ini diadakan dalam rangka Lomba Hari Kesatuan
Gerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Marowo.
Ada beberapa kegiatan unggulan yang diprogramkan oleh masyarakat
Desa Marowo untuk mewujudkan tatanan PHBS di Desa Marowo.
Program unggulan tersebut merupakan kegiatan PHBS yang akan
dilaksanakan di setiap dusun, rukun warga, rukun tetangga dan rumah
tangga, dengan program sebagai berikut :

58

1.

Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.

2.

Memberi bayi ASI eksklusif

3.

Menimbang balita setiap bulan

4.

Menggunakan air bersih

5.

Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

6.

Menggunakan jamban sehat

7.

Memberantas jentik di rumah sekali seminggu

8.

Makan buah dan sayur setiap hari

9.

Melakukan aktivitas fisik setiap hari

10. Tidak merokok di dalam rumah


Gambar 5.2 Media Cetak Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) di Puskesmas Marowo, Kecamatan Ulubongka,
Kabupaten Tojo Una-Una Tahun 2016

Sumber : Puskesmas Marowo

59

5.3 Hasil Penelitian


Populasi dalam penelitian sebanyak 600 ibu rumah tangga dengan
jumlah sampel yang diteliti sebanyak 87 ibu rumah tangga sebagai
responden dan dilakukan dengan metode survey analitik yang bertujuan
untuk

mencari

Analisis

Hubungan

Pengetahuan

dengan

Perilaku

Pelaksanaan Indikator PHBS pada Ibu Rumah Tangga dengan pendekatan


Cross Sectional (potong lintang), diteliti dan diukur dalam waktu yang
bersamaan (Notoatmodjo, 2011 dalam Riwidikdo, 2015 : Hal 21-25).
Adapun hasil penelitian yang telah dilakukan di Desa Marowo
adalah sebagai berikut :
5.3.1 Karakteristik Responden
1. Umur
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Umur Responden dalam
Penelitian Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku
Pelaksanaan Indikator PHBS pada Ibu Rumah
Tangga di Desa Marowo, Kecamatan Ulubongka,
Kabupaten Tojo Una-Una Tahun 2016
Umur

Frekuensi

< 20

1,1%

20 35

71

81,6%

> 35

15

17,2%

Total

87

100%

Sumber : Data Primer, 2016


Dari Tabel 5.1 di atas distribusi frekuensi berdasarkan umur
ibu rumah tangga dari total 87 ibu rumah tanggga diketahui

60

bahwa umur < 20 tahun sebanyak 1 ibu rumah tangga atau


sebesar 1,1%, sebagian besar ibu rumah tangga berumur 20 35
tahun sebanyak 71 ibu rumah tangga atau sebesar 81,6%, dan
ibu rumah tangga yang berumur > 35 tahun sebanyak 15 ibu
rumah tangga atau sebesar 17,2%.
2. Pendidikan
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden dalam
Penelitian Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku
Pelaksanaan Indikator PHBS pada Ibu Rumah
Tangga di Desa Marowo, Kecamatan Ulubongka,
Kabupaten Tojo Una-Una Tahun 2016
Pendidikan

Frekuensi

SD

11

12,6%

SMP

38

43,7%

SMA

25

28,7%

Perguruan Tinggi

13

14,9%

Total

87

100%

Sumber : Data Primer, 2016


Berdasarkan

Tabel 5.2

di

atas

distribusi

frekuensi

berdasarkan tingkat pendidikan dari total 87 ibu rumah tangga


diketahui bahwa sebagian besar ibu rumah tangga tingkat
pendidikannya yaitu SMP sebanyak 38 atau sebesar 42,9%,
pendidikan SMA sebanyak 25 atau sebesar 28,7%, perguruan
tinggi sebanyak 13 atau sebesar 14,9%, dan pendidikan SD
sebanyak 11 atau sebesar 12,6%.

61

3. Pekerjaan
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden dalam
Penelitian Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku
Pelaksanaan Indikator PHBS pada Ibu Rumah
Tangga di Desa Marowo, Kecamatan Ulubongka,
Kabupaten Tojo Una-Una Tahun 2016
Pekerjaan

Frekuensi

IRT

79

90,8%

Guru

9,2%

Total

87

100%

Sumber : Data Primer, 2016


Berdasarkan

Tabel 5.3

di

atas

distribusi

frekuensi

berdasarkan pekerjaan dari total 87 ibu rumah tangga diketahui


bahwa sebagian besar bekerja sebagai IRT yaitu sebanyak 79
atau sebesar 90,8%, dan guru sebanyak 8 atau sebesar 9,2%.
4. Jumlah Kelahiran
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Jumlah Kelahiran Responden
dalam Penelitian Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku
Pelaksanaan Indikator PHBS pada Ibu Rumah Tangga
di Desa Marowo, Kecamatan Ulubongka, Kabupaten
Tojo Una-Una Tahun 2016
Jumlah Kelahiran

Frekuensi

23

26,4%

63

72,4%

1,1%

Total

87

100%

Sumber : Data Primer, 2016

62

Berdasarkan

Tabel 5.4

di

atas

distribusi

frekuensi

berdasarkan jumlah kelahiran dari total 87 ibu rumah tangga


diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki jumlah
kelahiran dua kali yaitu sebanyak 63 atau sebesar 72,4%, yang
memiliki jumlah kelahiran satu kali sebanyak 23 atau sebesar
26,4%, dan jumlah kelahiran tiga kali sebanyak 1 atau sebesar
1,1%.
5.3.2 Analisa Unvariat
1. Pengetahuan
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Tentang PHBS
di Desa Marowo, Kecamatan Ulubongka, Kabupaten
Tojo Una-Una Tahun 2016
Pengetahuan Tentang PHBS

Frekuensi

Baik

74

85,1%

Kurang

13

14,9%

Total

87

100%

Sumber : Data Primer, 2016


Berdasarkan Tabel 5.5 di atas dari 87 responden yang
mempunyai pengetahuan baik sebanyak 74 responden (85,1%)
dan yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 13 responden
(14,9%).

63

2. Perilaku
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Perilaku Pelaksanaan Indikator
PHBS di Desa Marowo, Kecamatan Ulubongka, Kabupaten
Tojo Una-Una Tahun 2016
Perilaku Pelaksanaan
Indikator PHBS

Frekuensi

Positif

72

82,8%

Negatif

15

17,2%

Total

87

100%

Sumber : Data Primer, 2016


Berdasarkan Tabel 5.6 di atas dari 87 ibu rumah tangga
yang perilaku positif melaksanakan 10 indikator PHBS yang
meliputi persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberikan
ASI esklusif, menimbang bayi setiap bulan, menggunakan air
bersih, mencuci tangan dengan sabun, menggunakan jamban sehat,
memberantas jentik nyamuk seminggu sekali, makan buah dan
sayur, melakukan aktivitas fisik dan tidak merokok di dalam
rumah, yaitu sebanyak 72 responden (82,8%) dan yang perilaku
negatif sebanyak 15 responden (17,2%).

64

5.3.3 Analisa Bivariat


Tabel 5.7 Analisis Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku
Pelaksanaan Indikator PHBS pada Ibu Rumah Tangga
di Desa Marowo, Kecamatan Ulubongka, Kabupaten
Tojo Una-Una Tahun 2016

Pengetahuan
Tentang
PHBS

Perilaku Pelaksanaan
Indikator PHBS
Positif

Total

Negatif

Baik

72

82,8%

2,3%

74

85,1%

Kurang

0%

13

14,9%

13

14,9%

Total

72

82,8%

15

17,2%

87

100%

P Value

0,000

Berdasarkan Tabel 5.7 dari 87 responden terdapat 72 responden


atau sebesar 82,8% yang mempunyai pengetahuan baik dan
berperilaku positif, dan terdapat 2 responden atau sebesar 2,3% yang
mempunyai pengetahuan baik tetapi berperilaku negatif, sedangkan
responden yang mempunyai pengetahuan kurang dan berperilaku
negatif sebanyak 13 atau sebesar 14,9%.
Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,000 < = 0,05, maka
Ho ditolak dan Ha diterima, berarti terdapat hubungan antara
pengetahuan dengan perilaku pelaksanaan indikator PHBS pada ibu
rumah tangga di Desa Marowo, Kecamatan Ulubongka, Kabupaten
Tojo Una-Una tahun 2016.

65

5.4 Pembahasan
5.4.1 Pengetahuan Tentang PHBS
Distribusi frekuensi pengetahuan ibu rumah tangga tentang
PHBS berdasarkan Tabel 5.5 dari 87 responden yang mempunyai
pengetahuan baik sebanyak 74 responden (85,1%) dan yang
mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 13 responden (14,9%).
Menurut teori, pengetahuan adalah informasi yang telah
dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki
yang

lantas

melekat

di

benak

seseorang.

Pada

umumnya,

pengetahuan memiliki kemampuan prediktif terhadap sesuatu sebagai


hasil pengenalan atas suatu pola (Bambang, 2010).
5.4.2 Perilaku Pelaksanaan Indikator PHBS
Distribusi frekuensi perilaku pelaksanaan indikator PHBS
berdasarkan Tabel 5.6 dari 87 ibu rumah tangga yang perilaku positif
melaksanakan 10 indikator PHBS yang meliputi persalinan ditolong
oleh tenaga kesehatan, memberikan ASI esklusif, menimbang bayi
setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan sabun,
menggunakan jamban sehat, memberantas jentik nyamuk seminggu
sekali, makan buah dan sayur, melakukan aktivitas fisik dan tidak
merokok di dalam rumah, yaitu sebanyak 72 responden atau sebesar
82,8%, dan yang perilaku negatif sebanyak 15 responden atau
sebesar 17,2%.

66

Menurut teori, perilaku adalah tanggapan atau reaksi inividu


yang terwujud dalam gerakan (sikap), tidak hanya badan atau
ucapan. Sedangkan batasan-batasan perilaku Menurut Chaplin, 2010
dalam Hanik, 2011 : Hal 13-15, adalah : respon (reaksi, tanggapan,
jawaban dan balasan) yang dilakukan suatu organisme, secara khusus
merupakan bagian dari kesatuan pola reaksi suatu perbuatan atau
aktivitas, suatu gerak atau kompleks gerak-gerik.
5.4.3 Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Pelaksanaan Indikator
PHBS pada Ibu Rumah Tangga.
Hasil analisis dari 87 responden terdapat 72 responden atau
sebesar 82,8% yang mempunyai pengetahuan baik dan berperilaku
positif, dan terdapat 2 responden atau sebesar 2,3% yang mempunyai
pengetahuan baik tetapi berperilaku negatif, sedangkan responden
yang mempunyai pengetahuan kurang dan berperilaku negatif
sebanyak 13 atau sebesar 14,9%.
Berdasarkan uji Chi Square diperoleh nilai p = 0,000 < = 0,05,
maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti terdapat hubungan antara
pengetahuan dengan perilaku pelaksanaan indikator PHBS pada ibu
rumah tangga di Desa Marowo, Kecamatan Ulubongka, Kabupaten
Tojo Una-Una tahun 2016.
Penilitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Suryani (2013) dengan Topik Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu

67

Rumah Tangga Terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


di Kelurahan Payo Selincah, Provinsi Jambi Tahun 2013. Penelitian
ini merupakan Penelitian Cross Sectional dengan teknik Cluster
Random Sampling melibatkan 102 ibu rumah tangga yang bertempat
tinggal di Kelurahan Payo Selincah, Provinsi Jambi sebagai
Responden dan tersebar dalam 29 Rukun Tetangga (RT). Hasil
penelitian

ini

menemukan

sebanyak

68%

ibu

rumah

tangga

berpengetahuan baik mengenai PHBS, sebanyak 57% ibu rumah


tangga bersikap baik mengenai PHBS dan 54% rumah tangga
merupakan rumah tangga ber PHBS. Hasil analisis didapatkan bahwa
ada hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap perilaku hidup
bersih dan sehat pada ibu rumah tangga di Kelurahan Payo Selincah,
Kota Jambi (P-Value = 0,042).
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Damaiyanti (2014) dengan judul Hubungan Pengetahuan Ibu
Rumah Tangga dan Peran Kader dengan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) dalam Rumah Tangga di Kelurahan Laing, wilayah
Kerja Puskesmas Nan Balimo, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota
Solok Tahun 2014. Jenis penelitian yang digunakan adalah Deskriptif
Analitik dengan pendekatan cross sectional study. Populasi dalam
penelitian ini adalah ibu yang mempunyai anak yang berdomisili di
Kelurahan Laing. Sampel diambil dengan menggunakan teknik total
populasi dengan jumlah 45 orang. Kemudian data dikumpulkan

68

dengan cara membagikan kuisioner secara lansung. Setelah itu data


dianalisis dengan cara univariat menggunakan distribusi frekuensi
dan bivariat menggunakan chi-square. Hasil analisa univariat
didapatkan sebanyak 62,2% responden berpengetahuan rendah, 53,3%
responden yang merasakan peran kader kurang aktif, 55,6%
responden tidak menerapkan PHBS. Sedangkan hasil analisa bivariat
didapatkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan
PHBS p value = 0,000 (< 0,05) dan terdapat hubungan peran kader
dengan PHBS p value = 0,000 (< 0,05).
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Anih Kurnia, S.Kep., Ners. (2013) dengan judul Hubungan
Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Hidup Bersih Sehat di
Kelurahan Setiajaya, Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya
Tahun

2013,

jenis

penelitan

analisis

asosiatif

pendekatan

crossectional, hasil pengujian statistik dengan menggunakan Chi


Square diperoleh nilai p = 0,000, jika dibandingkan dengan = 0,05,
maka nilai p < (0,000 < 0,05), sehingga dapat disimpulkan Ho
ditolak, artinya terdapat hubungan pengetahuan dan sikap dengan
perilaku PHBS.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan

hasil

penelitian

yang

telah

dilaksanakan

tentang

Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Pelaksanaan Indikator PHBS pada


Ibu Rumah Tangga di Desa Marowo, Kecamatan Ulubongka, Kabupaten
Tojo Una-Una Tahun 2016 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Gambaran

pengetahuan

ibu

yang

mempunyai

pengetahuan

baik

sebanyak 74 ibu rumah tangga atau sebesar 85,1% dan yang


mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 13 ibu rumah tangga atau
sebesar 14,9 %.
2. Gambaran perilaku pelaksanaan indikator PHBS yang berperilaku positif
sebanyak 72 ibu rumah tangga atau sebesar 82,8 % dan yang
berperilaku negatif sebanyak 15 ibu rumah tangga atau sebesar 17,2%.
3. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,000 < = 0,05, maka Ho
ditolak dan Ha diterima, berarti terdapat Hubungan antara Pengetahuan
dengan Perilaku Pelaksanaan Indikator PHBS pada Ibu Rumah Tangga
di Desa Marowo, Kecamatan Ulubongka, Kabupaten Tojo Una-Una
Tahun 2016.

69

70

6.2 Saran
1. Bagi STIKES Husada Mandiri Poso
Penelitian ini dapat menjadi acuan atau referensi penelitian tentang
PHBS khususnya PHBS pada Ibu Rumah Tangga agar dapat
meningkatkan pengetahuan.
2. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una-Una
Penelitian ini dapat dijadikan acuan agar selalu mengadakan sosialisasi
dan Pembinaan Tentang PHBS.
3. Bagi Puskesmas Marowo
Sebagai bahan perencanaan program untuk lebih meningkatkan program
PHBS sehingga dapat mewujudkan Rumah Tangga yang sehat dan berPHBS

dan

menyediakan

fasilitas

yang

dapat

mendukung

agar

masyarakat dapat selalu berperilaku hidup bersih dan sehat dalam


kehidupan sehari-hari.
4. Bagi Masyarakat Desa Marowo
Dapat digunakan sebagai masukan kepada masyarakat Desa Marowo
dalam upaya untuk lebih meningkatkan PHBS di dalam Rumah Tangga
dan keluarga agar selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

DAFTAR PUSTAKA
BAPPENAS, 2010. Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2011. Jakarta.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. [Online]. Diunduh pada 20 Juni
2016. Pada web: http://www.bappenas.go.id/id/profil-bappenas/.
Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan. 2010. RISKESDAS 2013.
Jakarta. RISKESDAS 2013.
Departemen Kesehatan RI, 2012. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. [Online].
Diunduh

pada

20

Juni

2016.

Pada

Web:

dari http://www.promosikesehatan.com.
Departemen Kesehatan RI, 2012. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah
Tangga. Pusat Promosi Kesehatan Depkes RI. Jakarta. [Online]. Diunduh
pada

17

Juli

2016.

Pada

web: http://eprints.ums.ac.id/38210/17/Daftar%20Pustaka.pdf.
Damaiyanti, 2014. Hubungan Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Dan Peran kader
Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Dalam Rumah Tangga Di
Kelurahan Laing Wilayah Kerja Puskesmas nan Balimo Kecamatan Tanjung
Harapan Kota Solok. 2014. [Skripsi]. Program Studi S1 Keperawatan
STIKES Yarsi Sumbar Bukittinggi.
Departemen Kesehatan RI. Pedoman PHBS. [Online]. [diunduh pada 20 Juni 2012].
Pada web: http://new/images/pdf/pedoman/pedoman%20phf.
Firdaus, 2010 Etika dalam Penelitian. [Online]. [diunduh pada 20 Juli 2016]. Pada
web: http://ftaman.wordpress.com/2010/01/03/etika-dalam-penelitian/.
Hanik, 2011. Hubungan antara pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Bersih dan
Sehat Pada Ibu Rumah Tangga di Kecamatan Lubuk Sikaping Kabupaten
Pasaman, Sumatera Barat Tahun 2011. [Skripsi]. Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Hilya, 2011. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
[Online].

Diunduh

pada

20

Juni

2016.

Pada

web: http://perilakuhidupbersihsehat.com/category/artikel/.
Handayani (2015) Gambaran Sikap Ibu Tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
Dalam Tatanan Rumah Tangga Di Rt 02 Rw 07 Dusun Nguter Kecamatan
Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun 2015. [Skripsi]. Program Studi S1
Keperawatan STIKES Harapan Bangsa Purwokerto.
Marlina, 2015. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
[Online]. https://manyundarma.wordpress.com/2012/01/05/konsep-perilakukesehatan-menurut-prof-dr-soekidjo-notoatmodjo-2010/.
Nurjanah, 2015. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Nurjayanah, 2011. Ilmu Keerawatan Komunitas Teori dan Aplikasi dalam
Konsep Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC. [Online]. Di unduh pada
tanggal

17

juli

2016.

Pada

Web: https://Nurjayanah.wordpress.com/2011/03/29/konsep-keperawatankeluarga/.
Riwidikdo, 2015. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press.
Ramlia, 2015. Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta: Fakultas Kesehatan.
[Online]. http://widisudharta.weebly.com/metode-penelitian-skripsi.html.
Ramlia, 2015. Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta: Fakultas Kesehatan.
[Online]. http://widisudharta.weebly.com/metode-penelitian-skripsi.html.
Suryani, 2013. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Rumah Tangga Terhadap
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) Di Kelurahan Payo Selincah
Provinsi Jambi Tahun 2013. [Skripsi]. Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Jambi.

Wicaksono Putra, 2015. Analisis Statistik. [Online]. [diunduh pada 20 Juni 2012].
Pada

web:

http://analisis-statistika/2012/09/menentukan-jumlah-sampel-

dengan-rumus.html.
Anih Kurnia, 2013. Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Hidup
Bersih Sehat di Kelurahan Setiajaya, Kecamatan Cibeureum, Kota
Tasikmalaya Tahun 2013. [Skripsi]. Program Studi D-III Keperawatan
STIKES Bakti Tunas Husada Tasikmalaya.
Desa Marowo. 2014. Profil Desa Marowo Tahun 2014. Marowo: Kantor
Kelurahan.

LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Permohonan Pengambilan Data

Lampiran 2 : Surat Izin Pengambilan Data

Lampiran 3 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

INFORMED CONSENT
Responden yang terhormat,
Saya Faradila Simpu, Mahasiswa S1 Keperawatan STIKES Husada Mandiri Poso.
Saya sedang mengadakan penelitian tentang Hubungan Pengetahuan dengan
Perilaku Pelaksanaan Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Ibu
Rumah Tangga Desa Marowo, Kecamatan Ulubongka, Kabupaten Tojo Una-Una
Tahun 2016. Dalam rangka mengumpulkan data, saya memohon kesediaan anda
meluangkan waktu untuk menjawab kuesioner ini. Data ini sangat tergantung jawaban
anda yang sejujurnya dan sesuai dengan diri anda, data yang anda berikan ini bersifat
rahasia dan hanya digunakan untuk penelitian ini.
Atas segala bantuan dan kerja sama yang anda berikan saya mengucapkan banyak
terima kasih.
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia menjadi responden.

Marowo,

Juli 2016

.........................

Lampiran 4 : Kuesioner

KUESIONER
A. Identitas Responden
Nama

Usia

Pendidikan

Pekerjaan

Alamat

Jumlah Kelahiran :
B. Pengetahuan Responden
Jawablah pernyataan di bawah ini dengan tanda silang () pada pilihan yang menurut
anda benar.
1.

Apakah persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan?


a. YA
b. TIDAK

2.

Apakah asap rokok hanya berbahaya pada perokok saja?


a. YA
b. TIDAK

3.

Apakah pemberian ASI tetap dilanjutkan hingga bayi berusia 2 tahun?


a. YA
b. TIDAK

4.

Apakah waktu untuk menimbang bayi harus 1 bulan sekali?


a. YA
b. TIDAK

5.

Apakah air dapat diminum tanpa di masak terlebih dahulu?


a. YA
b. TIDAK

6.

Apakah ASI diberikan pada bayi sehari setelah bayi lahir?


a. YA
b. TIDAK

7.

Apakah merokok membahayakan kesehatan?


a. YA
b. TIDAK

8.

Apakah bayi pada usia 2 bulan sudah diberikan makanan pendaping ASI?
a. YA
b. TIDAK

9.

Apakah mencuci tangan yang baik harus dengan air bersih dan sabun?
a. YA
b. TIDAK

10. Apakah air hujan merupakan salah satu sumber air bersih?
a. YA
b. TIDAK
11. Apakah bayi tidak perlu ditimbang setiap bulan?
a. YA
b. TIDAK
12. Apakah tempat buang air besar yang baik harus di jamban?
a. YA
b. TIDAK
13. Apakah perlu memberantas jentik nyamuk di rumah seminggu sekali?
a. YA
b. TIDAK
14. Apakah perlu kita makan sayur dan buah setiap hari?
a. YA
b. TIDAK
15. Apakah aktifitas fisik baik untuk menjaga kesehatan setiap hari?
a. YA
b. TIDAK

C. Perilaku Responden
Isilah kolom di bawah ini dengan check list () sesuai dengan keadaan anda.
NO.

PERTANYAAN

Persalinan yang pernah ibu alami, apakah ditolong


oleh tenaga kesehatan?

Ketika berusia 0-6 bulan, apakah anak ibu diberikan


ASI?

Apakah ibu bersalin ditolong oleh dukun?

Apakah ibu menggunakan air bersih sehari-hari?

Apakah ibu mencuci tangan dengan sabun dan air


bersih setelah BAB?

Apakah ibu tidak makan sayur dan buah setiap hari?

Apakah ibu selalu menguras dan menyikat tempat


penampungan air 1 kali dalam 1 minggu?

Apakah ibu mengkonsumsi sayur dan buah setiap


hari?

Apakah ibu melakukan aktifitas fisik setiap hari?

10

Apakah anggota keluarga ibu merupakan perokok


aktif yang merokok di luar rumah?

11

Apakah bayi ibu tidak pernah ditimbang setiap 1


kali dalam 1 bulan?

12

Apakah ibu selalu membersihkan jamban?

13

Apakah ibu menggunakan air hujan untuk


memasak?

14

Apakah bayi ibu ditimbang di Posyandu setiap 1


kali dalam 1 bulan?

15

Apakah ibu BAB di sungai?

YA

TIDAK

Lampiran 5 : Tabel Rekapitulasi Data

TABEL REKAPITULASI DATA

KATEGORI

TOTAL

KATEGORI

Marowo

13

Baik

14

Positif

IRT

Marowo

12

Baik

12

Positif

Ny. N

29

S1

Guru

Marowo

13

Baik

14

Positif

Ny. F

30

SMA

IRT

Marowo

11

Baik

14

Positif

Ny. T

26

SMA

IRT

Marowo

12

Baik

15

Positif

Ny. G

28

SMA

IRT

Marowo

12

Baik

14

Positif

Ny. M

29

SMA

IRT

Marowo

13

Baik

14

Positif

Ny. D

27

SMA

IRT

Marowo

12

Baik

12

Positif

Ny. O

28

SMA

IRT

Marowo

12

Baik

14

Positif

10

Ny. H

30

SMP

IRT

Marowo

13

Baik

13

Positif

11

Ny. A

32

S1

Guru

Marowo

14

Baik

14

Positif

12

Ny. R

34

SMP

IRT

Marowo

12

Baik

15

Positif

13

Ny. J

33

SMP

IRT

Marowo

12

Baik

14

Positif

14

Ny. B

27

S1

Guru

Marowo

13

Baik

14

Positif

15

Ny. S

26

SMP

IRT

Marowo

12

Baik

14

Positif

16

Ny. A

29

SMA

IRT

Marowo

12

Baik

15

Positif

17

Ny. D

28

SMP

IRT

Marowo

11

Baik

14

Positif

18

Ny. H

36

SMP

IRT

Marowo

13

Baik

14

Positif

19

Ny. A

35

SMA

IRT

Marowo

12

Baik

13

Positif

20

Ny. N

34

SMA

IRT

Marowo

12

Baik

12

Positif

21

Ny. M

33

SMP

IRT

Marowo

13

Baik

13

Positif

22

Ny. E

39

SMP

IRT

Marowo

Kurang

Negatif

23

Ny. R

37

SMP

IRT

Marowo

14

Baik

14

Positif

ALAMAT

Guru

SMP

PEKERJAAN

S1

36

PENDIDIKAN

25

Ny. I

UMUR

Ny. R

NAMA

NO.

TOTAL

PERILAKU PELAKSANAAN INDIKATOR PHBS

JUMLAH KELAHIRAN

PENGETAHUAN TENTANG PHBS

SKOR PERTANYAAN

10

11

12

13

14

15

SKOR PERTANYAAN

10

11

12

13

14

15

24

Ny. D

38

SMA

IRT

Marowo

13

Baik

10

Positif

25

Ny. F

34

SMA

IRT

Marowo

13

Baik

13

Positif

26

Ny. S

35

SMA

IRT

Marowo

13

Baik

13

Positif

27

Ny. R

30

SMP

IRT

Marowo

10

Baik

14

Positif

28

Ny. F

23

SMA

IRT

Marowo

11

Baik

14

Positif

29

Ny. G

25

S1

Guru

Marowo

13

Baik

15

Positif

30

Ny. F

28

SMP

IRT

Marowo

10

Baik

11

Positif

31

Ny. A

28

SMP

IRT

Marowo

14

Baik

12

Positif

32

Ny. M

29

SMA

IRT

Marowo

14

Baik

14

Positif

33

Ny. S

27

S1

IRT

Marowo

14

Baik

15

Positif

34

Ny. V

30

SMP

IRT

Marowo

13

Baik

15

Positif

35

Ny. H

31

SMA

IRT

Marowo

11

Baik

12

Positif

36

Ny. N

33

SMP

IRT

Marowo

12

Baik

14

Positif

37

Ny. J

29

SMP

IRT

Marowo

14

Baik

13

Positif

38

Ny. K

27

SMP

IRT

Marowo

13

Baik

14

Positif

39

Ny. L

26

SMA

IRT

Marowo

13

Baik

14

Positif

40

Ny. O

27

SMA

IRT

Marowo

12

Baik

13

Positif

41

Ny. Y

36

SMP

IRT

Marowo

13

Baik

14

Positif

42

Ny. A

38

SD

IRT

Marowo

Kurang

Negatif

43

Ny. R

32

SMP

IRT

Marowo

12

Baik

13

Positif

44

Ny. T

31

SMP

IRT

Marowo

12

Baik

14

Positif

45

Ny. G

38

SD

IRT

Marowo

Kurang

Negatif

46

Ny. U

30

SMP

IRT

Marowo

13

Baik

14

Positif

47

Ny. T

29

SMA

IRT

Marowo

14

Baik

14

Positif

48

Ny. E

28

SMP

IRT

Marowo

13

Baik

14

Positif

49

Ny. A

40

SD

IRT

Marowo

Kurang

Negatif

50

Ny. A

36

SMP

IRT

Marowo

14

Baik

14

Positif

51

Ny. D

33

SMP

IRT

Marowo

13

Baik

15

Positif

52

Ny. G

35

SMA

IRT

Marowo

13

Baik

15

Positif

53

Ny. S

32

SMP

IRT

Marowo

15

Baik

14

Positif

54

Ny. H

28

SMA

IRT

Marowo

14

Baik

12

Positif

55

Ny. B

27

SMA

IRT

Marowo

14

Baik

14

Positif

56

Ny. N

29

S1

IRT

Marowo

13

Baik

13

Positif

57

Ny. N

28

D3

IRT

Marowo

14

Baik

14

Positif

58

Ny. A

30

SMP

IRT

Marowo

15

Baik

13

Positif

59

Ny. S

31

SMP

IRT

Marowo

11

Baik

13

Positif

60

Ny. E

39

SD

IRT

Marowo

Kurang

Negatif

61

Ny. S

38

SD

IRT

Marowo

Kurang

Negatif

62

Ny. W

34

SMP

IRT

Marowo

13

Baik

14

Positif

63

Ny. A

36

S1

Guru

Marowo

14

Baik

14

Positif

64

Ny. S

30

SMA

IRT

Marowo

11

Baik

13

Positif

65

Ny. A

28

SMA

IRT

Marowo

12

Baik

13

Positif

66

Ny. N

27

S1

Guru

Marowo

14

Baik

12

Positif

67

Ny. A

32

S1

Guru

Marowo

15

Baik

12

Positif

68

Ny. D

33

S1

IRT

Marowo

15

Baik

14

Positif

69

Ny. S

34

SMP

IRT

Marowo

11

Baik

14

Positif

70

Ny. P

29

S1

IRT

Marowo

15

Baik

14

Positif

71

Ny. R

30

S1

IRT

Marowo

14

Baik

14

Positif

72

Ny. F

39

SD

IRT

Marowo

Kurang

Negatif

73

Ny. S

36

SMP

IRT

Marowo

11

Baik

14

Positif

74

Ny. A

33

S1

IRT

Marowo

15

Baik

12

Positif

75

Ny. H

38

SD

IRT

Marowo

Kurang

Negatif

76

Ny. E

29

SMP

IRT

Marowo

13

Baik

14

Positif

77

Ny. W

39

SD

IRT

Marowo

Kurang

Negatif

78

Ny. D

36

SD

IRT

Marowo

Kurang

Negatif

79

Ny. M

39

SD

IRT

Marowo

Kurang

Negatif

80

Ny. A

39

SMP

IRT

Marowo

14

Baik

11

Positif

81

Ny. J

38

SMP

IRT

Marowo

14

Baik

12

Positif

82

Ny. Y

34

SMP

IRT

Marowo

14

Baik

13

Positif

83

Ny. O

19

SMP

IRT

Marowo

12

Baik

13

Positif

84

Ny. D

28

SMA

IRT

Marowo

13

Baik

11

Positif

85

Ny. R

23

SMA

IRT

Marowo

12

Baik

10

Positif

86

Ny. I

26

SD

IRT

Marowo

Kurang

Negatif

87

Ny. A

37

SMP

IRT

Marowo

Kurang

Negatif

Lampiran 6 : Hasil Pengolahan Data

>Warning # 849 in column 23. Text: in_ID


>The LOCALE subcommand of the SET command has an invalid parameter. It
could
>not be mapped to a valid backend locale.
GET
FILE='D:\proposal skripsi\output data.sav'.
DATASET NAME DataSet1 WINDOW=FRONT.
FREQUENCIES VARIABLES=UMUR PENDIDIKAN PEKERJAAN JLHKLN PENGETAHUAN PERILAKU
/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies
[DataSet1] D:\proposal skripsi\output data.sav
Statistics
UMUR
N

Valid
Missing

PENDIDIKAN

PEKERJAAN

JLHKLN

PENGETAHUAN

PERILAKU

87

87

87

87

87

87

Frequency Table
UMUR
Frequency
Valid

<20

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

1,1

1,1

1,1

20-35

71

81,6

81,6

82,8

>35

15

17,2

17,2

100,0

Total

87

100,0

100,0

PENDIDIKAN
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

SD

11

12,6

12,6

12,6

SMP

39

44,8

44,8

57,5

SMA

30

34,5

34,5

92,0

8,0

8,0

100,0

87

100,0

100,0

PERGURUAN TINGGI
Total

PEKERJAAN
Frequency
Valid

IRT

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

79

90,8

90,8

90,8

Guru

9,2

9,2

100,0

Total

87

100,0

100,0

JLHKLN
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

23

26,4

26,4

26,4

63

72,4

72,4

98,9

1,1

1,1

100,0

87

100,0

100,0

Total

PENGETAHUAN
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

BAIK

74

85,1

85,1

85,1

KURANG

13

14,9

14,9

100,0

Total

87

100,0

100,0

PERILAKU
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

POSITIF

72

82,8

82,8

82,8

NEGATIF

15

17,2

17,2

100,0

Total

87

100,0

100,0

CROSSTABS
/TABLES=PENGETAHUAN BY PERILAKU
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ
/CELLS=COUNT ROW TOTAL RESID
/COUNT ROUND CELL.

Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid
N
PENGETAHUAN *
PERILAKU

Missing

Percent
87

100,0%

Total

Percent
0

0,0%

Percent
87

100,0%

PENGETAHUAN * PERILAKU Crosstabulation


PERILAKU
POSITIF
PENGETAHUAN

BAIK

Count

Total

Total

72

74

% within PENGETAHUAN

97,3%

2,7%

100,0%

% of Total

82,8%

2,3%

85,1%

10,8

-10,8

13

13

% within PENGETAHUAN

0,0%

100,0%

100,0%

% of Total

0,0%

14,9%

14,9%

Residual

-10,8

10,8

72

15

87

% within PENGETAHUAN

82,8%

17,2%

100,0%

% of Total

82,8%

17,2%

100,0%

Residual
KURANG

NEGATIF

Count

Count

Chi-Square Tests
Asymptotic

Value
Pearson Chi-Square
Continuity

Correctionb

Likelihood Ratio

df

Significance

Exact Sig.

Exact Sig.

(2-sided)

(2-sided)

(1-sided)

73,362a

,000

66,702

,000

61,597

,000

Fisher's Exact Test


Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases

,000
72,519

,000

87

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,24.
b. Computed only for a 2x2 table

,000

Lampiran 7 : Dokumentasi

DOKUMENTASI

Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Responden

Kartu Menuju Sehat (KMS) Anak Responden

Catatan Persalinan Responden

Catatan Imunisasi Anak Responden

Lampiran 8 : Jadwal Penelitian

JADWAL PENELITIAN

Juni 2016
No.

Juli 2016

Agustus 2016

September 2016

Uraian Kegiatan
1

Menyusun Proposal Penelitian

Seminar Proposal

Perbaikan Proposal

Pelaksanaan Penelitian

Pengolahan dan Analisis Data

Menyusun Laporan Hasil Kegiatan

Seminar Hasil Riset/Ujian Sidang

Perbaikan Hasil Penelitian

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Identitas Mahasiswa
Nama

: Faradila Simpu

NIM

: 12010078

Tempat dan tanggal lahir

: Marowo, 31 Desember 1993

Jenis kelamin

: Perempuan

Alamat

: Desa Marowo

Nomor HP

: 082291423792

E-mail

: dhylha.simpu@gmail.com

Riwayat Pendidikan Formal


1. TK

: Taman Kanak-kanak Dharma Wanita Marowo, lulus tahun 2000.

2. SD

: Sekolah Dasar Negeri 2 Morowo, lulus tahun 2006.

3. SMP

: Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Ulubongka, lulus tahun 2009.

4. SMA

: Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Ampana Kota, lulus tahun 2012.

5. Perguruan Tinggi : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Husada Mandiri Poso,
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan, masuk tahun 2012, selesai tahun
2016.

Anda mungkin juga menyukai