Anda di halaman 1dari 22

http://jendela-fantasi.blogspot.

com/
Lima
SATU diet soda.
Dua sekalian.
Mendengar suara Chanyeol, Yoona memutar tubuhnya.
Apa yang kau lakukan di sini?
Beli soda, ujarnya sambil tersenyum santai.
Dan minta sekantong popcorn juga, ya.
Pria di balik stan makanan memberikan pesanan
mereka sambil terus menatap Chanyeol. Rasanya aku
mengenalmu.
Chanyeol tersenyum lebar. Mungkin kau memang
mengenalku.
Pria itu memperhatikan wajah Chanyeol sambil
menghitung uang kembalian Chanyeol. Yoona berusaha
untuk membayar sendiri minumannya, tapi tangannya
ditahan di balik konter.
Oh, ya ampun, betul, ujar pria itu sambil tertawa
terbahak-bahak. Kau bekerja di Walmart, kan?
Di bagian peralatan olahraga?
Senyum Chanyeol memudar, tapi hanya separo. Benar.
Kau memegang tim yang mana?
Tim Tornadoes.
Sama dong. Trims. Chanyeol lalu menuntun Yoona
keluar antrean dan berjalan menuju landaian beton
yang menuju ke gelanggang olahraga sekolah.

Tawa Yoona meledak.


http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Diamlah, gerutu Chanyeol. Hal itu cukup sering terjadi
untuk membuatku tetap rendah hati.
Pria itu sama sekali tidak tampak rendah hati. Ia
tampil sebagai seorang penguasa dunia. Ia mengenakan
celana pendek, kaus biru AL yang membentuk
tubuhnya yang bidang, topi NASA, dan kacamata pilot
yang membuatnya menjadi pusat perhatian. Berjalan
di sisinya, Yoona melihat beberapa kepala menoleh
ke arah Chanyeol baik karena mengenal maupun hanya
mengagumi pria itu.
Terima kasih atas minumannya.
Sama-sama. Mau popcorn?
Tidak, terima kasih.
Karena kedua tangannya penuh, Chanyeol mengguna
kan mulutnya untuk langsung mengambil popcornnya.
Aku mendapat surat lagi, ujarnya tenang sambil mengunyah.
Benarkah?
He-eh. Hari yang sama waktu aku bertemu
denganmu. Mau duduk di mana?
Di bawah sana, yang penuh orang pakai baju
biru dan hitam. Yoona menganggukkan kepalanya
ke sebuah bagian di gelanggang tempat para pendukung
bersorak-sorai dengan meriah.
Chanyeol menepi agar Yoona dapat menduluinya

menuruni tangga. Apa isi surat itu? tanyanya sambil


menengok ke belakang.
Kurang-lebih sama. Nanti saja kita membahashttp://jendela-fantasi.blogspot.com/
nya. Setelah pertandingan selesai.
Kupikir karena kau tidak menelepon atau datang
keesokan harinya
Kau takkan melihatku lagi?
Ya, jawab Yoona terus terang.
Lalu, kau merasa senang atau sedih?
Aku tidak tahu.
Yoona merasa gamang ketika hari demi hari
berlalu tanpa Chanyeol mencoba menghubunginya lagi. Di
satu sisi ia merasa sangat lega. Di sisi lain ia tidak sang
gup membayangkan tidak dapat bertemu dengan pria
itu lagi.
Masih ditambah dengan kekecewaan Joshua
yang harus diatasinya saat tokoh idola anak itu tidak
meneleponnya untuk menindaklanjuti pertemuan per
tama mereka.
Bagaimana kalau kita duduk di sini? tanya
Chanyeol, mengarahkan Yoona ke sebuah deretan kursi.
Boleh.
Yoona melambaikan tangan ke arah para orang
tua teman satu tim Joshua, yang sebagian besar berhenti
bersorak untuk memperhatikan Chanyeol dan dirinya

dengan penuh rasa ingin tahu. Yoona memang


belum pernah menghadiri acara olahraga di sekolah
bersama seorang teman kencan. Musim semi tahun
lalu ia dijodoh-jodohkan dengan pelatih sepakbola
yang juga masih lajang. Yoona merasa kesal.
Sekarang pelatih itu sudah punya kekasih yang
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
menyoraki tim dari balkon, sehingga Yoona selamat
dari pertemuan yang dirancang untuk memaksa mereka
berduaan.
Yoona tidak pernah menceritakan pada para
makcomblang itu bahwa si pelatih pernah meneleponnya
dua kali untuk mengajaknya kencan. Ia mengarang
alasan yang terkesan dibuat-buat hingga si pelatih
tampaknya menyerah mundur.
Sekarang ia merasa semua perhatian tertuju padanya
ketika Chanyeol duduk di sampingnya. Semua yang
duduk di sekeliling mereka terus mengamati mereka
berdua.
Sudah ada kabar dari perusahaan telepon itu?
tanya Chanyeol.
Belum. Aku masih terus berdoa. Yoona mengangkat
tangannya, membuat gerakan orang berdoa.
Chanyeol meraih pergelangan tangannya dan menaikkan
kacamata hitamnya untuk melihat tangan Yoona.
Bagaimana lukanya?

Kulitnya bahkan tidak sempat melepuh. Tampaknya


menteganya cukup ampuh.
Baguslah kalau begitu. Chanyeol masih menggenggam
tangannya sesaat sebelum melepaskannya. Kau
kelihatan seperti maskot tim saja, komentarnya sambil
melahap popcorn-nya. Seharusnya kau ikut tim
pemandu sorak saja sekalian.
Yoona mengenakan celana pendek hitam dan
sebuah kaus loreng warna biru-hitam dengan sulamhttp://jendela-fantasi.blogspot.com/
an Joshuas Mom di bagian dada kirinya. Semua ibu
berpakaian seperti ini.
Tapi tidak seorang pun yang mirip denganmu.
Yoona tidak dapat melihat mata Chanyeol di balik
kacamata hitamnya, tapi ia tahu Chanyeol sedang mengamatinya.
Tiba-tiba saja ia merasa tersipu. Yoona
mengalihkan perhatiannya ke lapangan. Itu Joshua.
Nomor berapaOh, itu dia.
Joshua dan regunya sedang berlari di pinggir
lapangan setelah melakukan pemanasan. Saat ia melihat
mereka berdua duduk berdampingan di bangku
penonton, dari jauh pun Yoona dapat melihat mata
Joshua yang biru berbinar-binar. Senyum Joshua semakin
lebar dan ia melambaikan tangannya dengan penuh
semangat. Chanyeol membalas lambaiannya dan meng
acungkan kedua ibu jarinya.

Regunya pasti menang, ujarnya.


Kau tahu dari mana?
Anak itu seorang juara. Itu sudah kelihatan
jelas.
Di akhir babak pertama Yoona merasa ramalan
Chanyeol salah. Tim Tornadoes ketinggalan satu kosong.
Babak itu merupakan babak yang berat bagi kedua
regu, karena masing-masing sudah sering hampir men
cetak angka, namun digagalkan oleh para penjaga gawang
yang andal. Suasana histeris melanda penonton.
Emosi semakin meningkat.
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Karena itulah ketika paha mereka secara tak sengaja
bersentuhan, Yoona langsung menarik pahanya.
Tiap helai bulu di kakinya seperti tersengat listrik.
Maaf, ujarnya menahan napas.
Tidak apa-apa. Tanpa sadar Yoona meuggosok-gosok
pahanya yang tadi bersentuhan dengan
paha Chanyeol. Melihat hal itu, Chanyeol menambahkan, Tenang
saja. Aku takkan bisa menularkan apa-apa lewat
sentuhan ringan seperti itu.
Yoona berhenti menggosok kakinya dan menge
rutkan dahi sambil memandang Chanyeol dengan kesal.
Kau senang melakukan itu, ya?
Apa? Sentuhan ringan?
Membuat wanita salah tingkah.

Sebenarnya salah tingkah tidak membuatku


bergairah. Aku lebih suka membuat hubungan intim
sesederhana mungkin dan memusatkan perhatian
pada hal-hal yang perlu saja.
Yoona ingin menghapus senyum mengejek pria
itu, dan mengalihkan pembicaraan ke masalah serius
yang mempertemukan mereka. Apa katanya? Surat
itu, maksudku.
Matahari di balik sisi lain stadion mulai tenggelam,
membuat bayangan besar di stadion terbuka
tempat mereka duduk. Chanyeol melepaskan kacamata
gelapnya. Yoona memperhatikan mata riang pria itu
berubah sedih.
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Kurang-lebih sama.
Lebih mengancam? tanyanya, khawatir akan
keselamatan Joshua.
Tidak juga. Aku hanya diingatkan betapa pers
akan berpesta pora kalau kisah tentang Joshua sampai
bocor. Itu sih aku juga sudah tahu, ujarnya geram.
Joshua juga pasti akan kena akibatnya.
Aku tahu, tukas Chanyeol ketus. Aku bukan bajingan
egois seperti anggapanmu. Sekarang aku harus
bisa berpikir logis dan praktis, bukan emosional. Satusatunya
cara kita bisa menangkap orang ini adalah
dengan mulai berpikir seperti dia. Oke?

Yoona mengangguk. Sesaat amarah Chanyeol tampak


reda. Aku memang sasaran empuk untuk dijadikan
bulan-bulanan. Siapa pun yang menulis suratsurat
itu cukup pandai untuk menyadarinya dan
menggunakannya sebagai umpan. Dia sama sekali
tidak bisa dianggap enteng. Ini adalah rencana yang
sudah dirancang dengan matang untuk menghancurkan
karierku.
Aku bisa mengerti kalau hal ini bisa mengganggu
hidup kita, tapi bagaimana pengungkapan kesalahan
di masa muda bisa menghancurkan kariermu?
NASA sudah mendapatkan kembali kredibilitasnya
yang sempat hilang setelah kecelakaan
Challenger.
Berkat kau.
Chanyeol mengangkat bahu rendah hati. Tapi para
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
pengelola tetap saja cemas. Mereka tidak mau membuat
kesalahan lagi. Jelas mereka tidak mau ada skandal.
Dan kalau sampai foto seorang anak tidak sah
yang tidak pernah kuketahui keberadaannya muncul
di tabloid-tabloid, apa kau kira aku masih punya
kesempatan untuk dikirim ke misi luar angkasa lagi?
Memangnya kau masih ingin dikirim lagi?
Ekspresi Chanyeol mengatakan itu adalah pertanyaan
paling bodoh yang pernah didengarnya. Ya, jelas.

Hanya ada sedikit misi luar angkasa dengan sedikit


kru untuk masing-masing misi. Aku ingin terbang
sebanyak yang bisa kulakukan sebelum aku dianggap
terlalu tua atau sebelum ada masalah kesehatan menimpaku
atau sebelum pilot-pilot muda menggantikanku.
Ya, tentu saja aku masih ingin dikirim lagi.
Kau benar-benar suka terbang, ya, Chanyeol? Sama seperti aku menyukai steak yang enak,
Ray Charles, dan seks.
Kurasa baru sekarang aku mengerti betapa
rapuhnya dirimu. Tidak pernah terpikir olehku kalau
pengungkapan masalah ini ke publik bisa mempengaruhi
kariermu.
NASA tidak akan memecatku. Tapi ulasan yang
buruk bisa menamatkan karierku sebagai astronot.
Aku akan disuruh mengajar semua hal yang sebenarnya
ingin kulakukan sendiri. Chanyeol cemberut. Siapa
pun yang mengancamku tahu betul betapa berartinya
misi penjelajahan ruang angkasa bagiku.
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Bukan aku, tukas Yoona sungguh-sungguh,
sambil menunjuk dadanya. Akan lebih baik bagi
Joshua maupun aku kalau semuanya tetap seperti dulu.
Mengetahui kau adalah ayahnya hanya akan mengacaukan
hidup Joshua.
Chanyeol tampak tersinggung. Kenapa begitu?

Karena kau adalah kau. Apa yang akan kaulakukan


dengan seorang anak yang beranjak remaja?
Lebih sering menghadiri pertandingan sepakbola.
Dan lebih jarang pergi ke pesta.
Kelihatannya kau terus memantau perkembanganku.
Yoona terdiam. Pria itu tidak perlu tahu kalau
hal pertama yang dicarinya di koran pagi adalah berita
apa pun tentang dirinya. Fotonya sering menghiasi
kolom berita masyarakat.
Peluitnya sudah ditiup, ujar Yoona, kembali
memusatkan perhatian ke lapangan.
Tim Tornadoes berhasil menyarangkan gol di
awal babak kedua, sehingga menyamakan kedudukan.
Tapi ketegangan memuncak ketika waktu yang tersisa
di babak kedua itu tinggal satu menit lagi. Tampaknya
bakal ada perpanjangan waktu. Semua orang di stadion
berdiri dan menjerit sampai serak menyemangati
para pemain yang energi dan semangatnya
mulai memudar.
Sini, berdirilah di sini supaya kau bisa melihat
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
lebih jelas, ujar Chanyeol pada Yoona. Tangannya memeluk
pinggang wanita itu dan menaikkannya di atas
kursi di depan tempat duduk mereka. Lebih jelas?
Sangat. Untuk pertama kalinya sejak pertandingan
dimulai, Yoona dapat melihat lapangan tanpa

terhalang.
Oh, tidak! Yoona, dan juga semua orang di
bangku penonton mengerang ketika upaya tim Tornadoes
untuk menjebol gawang chanyeolannya gagal. Ambil
bolanya, Joshua! Ambil dan... ya, begitu! pekiknya, menangkupkan
kedua tangannya di pipi. Yoona melonjak-lonjak
di atas bangkunya. Chanyeol memeluk pinggangnya,
menjaganya agar tidak jatuh.
Hati-hati, jangan sampai jatuh. Lalu ia mengumpat
ketika seorang pemain chanyeolan merebut bola
dari Joshua, yang sedang menggiring bolanya dengan
lihai ke arah gawang. Rebut kembali, Joshua! Jaga dia,
jaga
Ayo Joshua, ayo! Yoona menjerit-jerit ketika
dengan cekatan Joshua merebut bolanya kembali dari
sela-sela kaki pemain lain tanpa menjatuhkannya.
Dua puluh detik lagi! teriaknya. Lima belas
detik lagi, Joshua! Yang lain bantu dia dong! Hadang
anak itu! Ya ampun, dia terus-menerus melakukan itu
pada mereka sepanjang pertandingan dan mereka
Wasit, pelanggaran tuh! jeritnya, menunjuk penuh
tuduhan. Mana kacamatamu? Sepuluh detik. Aduh,
sialan. Joshua, lakukan sesuatu! Lima det
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Kata-katanya yang terakhir tenggelam oleh sorak
membahana ketika Joshua menendang bola melewati

penjaga gawang dan mencetak angka kemenangan.


Hiruk-pikuk terjadi di lapangan, di pinggir
lapangan, di bangku penonton. Para pendukung tim
bersorak-sorak kegirangan.
Yang paling heboh adalah Yoona dan Chanyeol. Hanyut
dalam kegembiraan yang meluap-luap, Yoona
berbalik dan mendarat dalam pelukan Chanyeol. Ia mengangkat
Yoona tinggi-tinggi, memeluknya erat-erat,
dan memutar-mutarnya di antara bangku penonton.
Aku tak percaya. Aku tak percaya, seru Yoona,
tertawa dan menangis sekaligus. Ia menunduk
dan tersenyum menatap wajah Chanyeol. Chanyeol menengadah
dan membalas senyumnya.
Lalu senyum mereka lenyap dan mereka berpan
dangan dengan aneh. Mata mereka saling menatap
dengan perasaan yang berbeda, tapi sama bahagianya.
Mereka baru menyadari bahwa sebelah tangan
Chanyeol menopang bagian bawah tubuh Yoona dan
tangan Chanyeol yang lain menahan punggungnya. Lengan
Yoona melingkari leher Chanyeol. Lututnya berada di
pinggul Chanyeol dan payudaranya sejajar dengan mulut
pria itu.
Chanyeol menurunkannya pelan-pelan, hingga posisi
mereka berbalik dan Yoona-lah yang kini menengadah,
memandang Chanyeol dengan mata melebar dan sukar
dipahami. Pelan-pelan Yoona melepaskan peluk-

http://jendela-fantasi.blogspot.com/
annya di leher Chanyeol, tapi tangannya malah memegang
dada bidang pria itu.
Efeknya bagi indranya begitu mengejutkan hing
ga untuk beberapa saat Yoona hanya dapat menatap
pria itu. Chanyeol tampak sama terkejutnya, tapi dialah
yang pertama-tama memecah keheningan.
Anakmu penjebol gawang yang hebat.
Terima kasih, jawab Yoona parau. Tiba-tiba
menyadari bahwa ia masih menyentuh pria itu, hingga
ia langsung menarik tangannya. Walaupun Chanyeol sudah
melepaskan pelukannya, Yoona masih dapat merasakan
kehangatan tangan pria itu di bokongnya.
Mau bergabung dengan keriuhan di sana?
Pertandingan sudah berakhir. Di lapangan para
pemain melakukan upacara kemenangan. Masing-ma
sing memegang minuman kaleng, yang dikocok kuatkuat
sebelum dibuka, lalu menyiramkannya pada
teman-teman satu timnya.
Pasti, jawab Yoona, dan tertawa. Bersama-sama
mereka lari menuruni tangga stadion, melangkahi
pembatasnya, dan lari memsuki lapangan. Joshua menyambut
mereka. Dengan gembira ia menyambar
Yoona ke dalam pelukannya yang basah oleh keringat
dan memutar-mutar ibunya, sama seperti yang dilakukan
Chanyeol sesaat sebelumnya.

Kau benar-benar hebat, Joshua, hebat. Yoona


menepuk-nepuk punggung anaknya dan memberinya
ciuman yang tidak ditolak Joshua saking sedang girang
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
nya.
Selamat, ujar Chanyeol formal, menepuk keras
bahu Joshua. Lalu mereka berdua saling berjabatan
tangan.
Terima kasih sudah mau datang, Kolonel
Kincaid.
Orang yang berhasil meraih angka kemenangan
boleh memanggilku Chanyeol.
Joshua tersenyum malu. Chanyeol, kami semua mau
makan pizza. Semua anggota tim. Semua diundang.
Anda bisa ikut?
Dengan senang hati.
Joshua mengangkat sebelah tangannya dan menjerit
seperti orang Indian. Oke, kalau begitu nanti kita
ketemu di luar. Kami harus menerima pialanya.
Sebagai kapten, Joshua dan pelatihnya menerima
piala dari para panitia di tengah lapangan. Chanyeol berdiri
di samping Yoona dan lengannya melingkari bahu
Yoona. Ia meremas bahu Yoona dengan lembut ketika
Joshua melangkah maju untuk memberikan pidato.
Aku hendak mengucapkan terima kasih pada
para pimpinan sekolah yang senantiasa mendukung

kami sepanjang musim ini. Teman-teman semua, terima


kasih atas dukungannya! Penonton bersorak riuh
rendah. Joshua menunggu sampai sorakannya reda.
Aku juga ingin mengucapkan terima kasih pada Pelatih.
Kami takkan berhasil tanpanya. Kembali para
pemain dan orangtua bertepuk tangan. Aku menehttp://jendela-fantasi.blogspot.com/
rima piala ini atas nama seluruh anggota tim. Hidup
Tornadoes! pekiknya.
Chanyeol membungkuk dan mendekatkan bibirnya
di telinga Yoona. Dia juga pandai berpidato.
Terima kasih.
Untungnya gegap gempita kemenangan yang
terjadi di sekeliling mereka membuat Chanyeol tidak melihat
air matanya. Merasakan berat lengan pria itu di
bahunya ditambah rasa cinta di hatinya bagi Chanyeol dan
anaknya membuat Yoona nyaris jatuh.
Saat berjalan pelan menuju tempat parkir, mere
ka bertiga berdebat tentang kendaraan ke tempat
pizza. Akhirnya Yoona kalah dua chanyeolan satu. Seperti
skor pertandingannya saja, ujarnya, mengaku kalah.
Jangan sinis begitu. Chanyeol tidak berniat menyembunyikan
rasa senangnya atas hasil pemungutan
suara itu.
Yoona dan Joshua dibawa menuju ke sebuah
mobil sport yang keren. Berapa banyak mobil yang

kaumiliki? seru Joshua dari kursi belakang mobil Land


Rover convertible setelah mereka mulai meluncur di
jalan.
Cuma ini dan Porsche.
Maaf tadi teman-temanku mengeroyokmu seperti
itu. Mereka benar-benar norak. Mereka tidak tahu
bagaimana harus bersikap di depan orang beken.
Rasa terganggu Joshua yang dibuat-buat membuat dua
orang dewasa di depannya senyum. Tidak ada yang
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
percaya kau datang hanya untuk melihatku bertanding.
Aku tidak keberatan memberi tanda tangan
kok.
Biasanya sih mereka selalu mengerubungi
Mom.
Tidak ah! protes Yoona.
Oh, ya? Tanya Chanyeol.
Harusnya kau dengar apa kata mereka tentang
Mom, lanjut Joshua. Mereka naksir berat, atau mungkin
bernafsu pada Mom.
Joshua Hibbs, bisakah kau tidak berbicara
Tapi mereka kan memang begitu, Mom. Joshua
memandang wajah Chanyeol lewat kaca spion. Kau tahu,
Mom kan tidak setua ibu teman-temanku. Dan Mom
juga lebih cantik. Mom juga tidak kaku dan cerewet,
tapi benar-benar enak diajak mengobrol.

Benarkah? tanya Chanyeol tak acuh.


Iya, sungguh. Joshua mengerutkan dahi. Aku
senang mereka menyukainya, tapi ada satu orang
yang mulai bicara macam-macam dan bilang bahwa
dia mau, ehm, meniduri Mom segala. Aku terpaksa me
ninjunya.
Joshua! Yoona terkejut dan berbalik di kursinya
untuk menatapnya. Kau tidak pernah cerita pada
ku.
Tenang. Dia memang bajingan, bukan teman
dekatku kok. Sambil rnemandang mata Chanyeol di kaca
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
spion, ia berkata, Biasanya sih aku tidak keberatan
kalau teman-temanku mulai membicarakan Mom. Mereka
menggodaku karena Mom lajang. Joshua terkekeh
geli. Pernah ada kakak kelasku yang bertanya
padaku apakah dia boleh mengajak Mom ke pesta
dansa sekolah. Kurasa dia hanya bergurau. Ia meman
dang Yoona. Dia tidak benar-benar mengajak Mom,
kan?
Tentu saja tidak.
Joshua mengangkat bahu dan kembali menatap
Chanyeol lewat kaca spion. Kurasa tidak apa-apa kalau
mereka bercanda dengan Mom karena Mom bukan
ibu kandungku. Mom sebenarnya bibiku. Ibu kandung
ku meninggal waktu aku baru empat tahun.

Bagaimana dengan ayahmu?


Yoona berputar di kursinya lagi, kali ini untuk
menatap wajah Chanyeol. Ia memberikan tatapan peringatan
pada pria itu.
Tapi Joshua malah menjawab pertanyaan itu
dengan mantap. Itu adalah pertanyaan yang pasti
harus dijawabnya tiap kali ia mendapat teman baru.
Aku tidak pernah mengenal ayahku, tapi Mom bilang
itu bukan masalah karena aku adalah aku dan yang
penting adalah masa depanku, bukan masa laluku.
Joshua menunjuk di antara bahu kedua orang di depannya.
Di sana, Chanyeol. Di sebelah kanan.
Kemeriahan dalam restoran memekakkan telinga.
Wajah manajer yang tampak kesal langsung menhttp://jendela-fantasi.blogspot.com/
jadi pucat ketika gerombolan tim Tornadoes menyerbu
masuk memenuhi meja. Pesanan langsung dicatat
dan soda langsung habis dengan cepat. Seluruh tim
duduk di satu meja panjang di tengah-tengah ruangan
sementara para orangtua dan para penggemar lainnya,
di antaranya beberapa kelompok gadis yang cekikikan
terus, duduk di meja sekitarnya.
Chanyeol dan Yoona duduk di salah satu meja di
samping. Tempatnya memberi mereka sedikit kelelua
saan. Kurasa aku seharusnya merasa tersanjung.
Yoona mengusap mulutnya dengan tisu dan me

ngesampingkan piringnya yang sudah kosong. Kenapa?


Karena diundang ke perayaan ini?
Itu dan karena boleh duduk bersama gadis
yang paling populer.
Joshua cuma membesar-besarkan.
Kurasa tidak. Sepanjang malam ini aku dipelototi
tatapan-tatapan cemburu. Ada apa sih antara kau
dan si pelatih?
Tidak ada apa-apa. Dia sudah punya pacar
kok.
Tapi kurasa wanita itu bukan pilihan pertamanya.
Yoona menatap Chanyeol dengan tatapan menegur.
Tanpa merasa gentar, Chanyeol mencondongkan tubuhnya
di meja dan memperhatikan Yoona dalam cahaya lilin
yang bergerak-gerak. Senang juga mengetahui anak
muda zaman sekarang punya selera yang bagus.
Trims. Tapi bukan berarti kau bisa lobs begitu
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
saja karena memancing Joshua dalam perjalanan tadi.
Kalau kau mau tahu, tanya aku.
Baik. Berapa banyak?
Berapa banyak apanya?
Pria.
Bukan urusanmu.
Belum pernah menikah?
Belum.

Mengapa?
Memang apa urusannya denganmu? Aku takkan
berani menanyakan berapa banyak wanita dalam
hidupmu sejak kita bertemu di Galveston.
Tak terhitung, saking banyaknya.
Tepat.
Tapi tidak demikian halnya denganmu, kan?
Taruhan, pria yang pernah tidur denganmu palingpaling
masih bisa dihitung dengan satu tangan.
Kata-katanya menyinggung harga diri Yoona.
Kok bisa seyakin itu?
Karena adanya Joshua bisa menjadi penghalang
hubungan cinta. Iya, kan?
Benar sekali, ujar Yoona dengan nada sama
dinginnya seperti ketika ia menegur pria itu beberapa
malam sebelumnya. Hubungan cinta bisa menjadi
penghalang dalam hidupku dan Joshua. Aku jamin, Kolonel
Kincaid, anakmu diasuh dalam lingkungan yang
baik.
Aku belum mengakui dia anakku.
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Oh, ujar Yoona terkejut. Kupikir karena kau
datang menonton pertandingannya, berusaha bertemu
Joshua lagi, kupikir kau sudah yakin.
Sebelum aku mengambil Iangkah selanjutnya
Langkah selanjutnya? tanya Yoona cemas.

Langkah selanjutnya apa?


Aku belum tahu. Pertama-tama aku harus yakin
aku memang ayahnya. Kau bisa memahami itu,
kan?
Kau tidak bisa melakukan apa-apa kecuali menerima
ceritaku dan melihat betapa miripnya kalian
berdua.
Setahuku ada tes darah, ujar Chanyeol pelan. Tes
itu tidak bisa membuktikan garis keturunan, tapi cukup
efektif untuk mengesampingkan beberapa kemungkinan.
Aku pernah mendengarnya.
Aku ingin Joshua dan aku menjalani tes darah.
Aku butuh kepastian.
Haruskah kau melakukannya?
Ya, Yoona. Aku harus melakukannya. Agar aku
bisa tenang.
Yoona menghela napas dan berkata, Aku takkan
bisa mencegahmu, ya?
Maukah kau membantuku?
Yoona diam sejenak sebelum menjawab. Joshua
pasti menjalani tes kesehatan sebelum musim
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
pertandingan dimulai. Mereka mengambil darahnya
waktu itu. Pasti mereka masih menyimpan berkasnya.
Aku akan menanganinya. Siapa yang harus kuhubungi?
Yoona menuliskan nama klinik tempat Joshua

menjalani tes kesehatannya dan menyerahkan kertasnya


pada Chanyeol tepat saat Joshua menghampiri mereka.
Anak itu berlutut di samping meja mereka dan
mulai memukul-mukul meja seperti tambur. Aku siap
pergi kapan pun kalian siap. Aku sudah mengalahkan
semua orang di permainan video. Mereka mengusirku
karena mereka semua berutang padaku.
Chanyeol tertawa terbahak-bahak dan membantu
Yoona berdiri. Yoona berusaha keras untuk membayar
sendiri makanannya, Chanyeol dengan keras menolaknya.
Kepergian mereka diiringi sorakan, bagi sang
kapten yang menjadi penentu kemenangan tim Tornadoes
dan bagi tamunya yang terkenal.
Tak lama kemudian mereka sudah berada di
jalan tol. Hei, Chanyeol, kau melewati belokan menuju
stadion, ujar Joshua dari bangku belakang.
Tapi bukan belokan menuju rumahku.

Anda mungkin juga menyukai