HTTPR
HTTPR
com/
Lima
SATU diet soda.
Dua sekalian.
Mendengar suara Chanyeol, Yoona memutar tubuhnya.
Apa yang kau lakukan di sini?
Beli soda, ujarnya sambil tersenyum santai.
Dan minta sekantong popcorn juga, ya.
Pria di balik stan makanan memberikan pesanan
mereka sambil terus menatap Chanyeol. Rasanya aku
mengenalmu.
Chanyeol tersenyum lebar. Mungkin kau memang
mengenalku.
Pria itu memperhatikan wajah Chanyeol sambil
menghitung uang kembalian Chanyeol. Yoona berusaha
untuk membayar sendiri minumannya, tapi tangannya
ditahan di balik konter.
Oh, ya ampun, betul, ujar pria itu sambil tertawa
terbahak-bahak. Kau bekerja di Walmart, kan?
Di bagian peralatan olahraga?
Senyum Chanyeol memudar, tapi hanya separo. Benar.
Kau memegang tim yang mana?
Tim Tornadoes.
Sama dong. Trims. Chanyeol lalu menuntun Yoona
keluar antrean dan berjalan menuju landaian beton
yang menuju ke gelanggang olahraga sekolah.
terhalang.
Oh, tidak! Yoona, dan juga semua orang di
bangku penonton mengerang ketika upaya tim Tornadoes
untuk menjebol gawang chanyeolannya gagal. Ambil
bolanya, Joshua! Ambil dan... ya, begitu! pekiknya, menangkupkan
kedua tangannya di pipi. Yoona melonjak-lonjak
di atas bangkunya. Chanyeol memeluk pinggangnya,
menjaganya agar tidak jatuh.
Hati-hati, jangan sampai jatuh. Lalu ia mengumpat
ketika seorang pemain chanyeolan merebut bola
dari Joshua, yang sedang menggiring bolanya dengan
lihai ke arah gawang. Rebut kembali, Joshua! Jaga dia,
jaga
Ayo Joshua, ayo! Yoona menjerit-jerit ketika
dengan cekatan Joshua merebut bolanya kembali dari
sela-sela kaki pemain lain tanpa menjatuhkannya.
Dua puluh detik lagi! teriaknya. Lima belas
detik lagi, Joshua! Yang lain bantu dia dong! Hadang
anak itu! Ya ampun, dia terus-menerus melakukan itu
pada mereka sepanjang pertandingan dan mereka
Wasit, pelanggaran tuh! jeritnya, menunjuk penuh
tuduhan. Mana kacamatamu? Sepuluh detik. Aduh,
sialan. Joshua, lakukan sesuatu! Lima det
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Kata-katanya yang terakhir tenggelam oleh sorak
membahana ketika Joshua menendang bola melewati
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
annya di leher Chanyeol, tapi tangannya malah memegang
dada bidang pria itu.
Efeknya bagi indranya begitu mengejutkan hing
ga untuk beberapa saat Yoona hanya dapat menatap
pria itu. Chanyeol tampak sama terkejutnya, tapi dialah
yang pertama-tama memecah keheningan.
Anakmu penjebol gawang yang hebat.
Terima kasih, jawab Yoona parau. Tiba-tiba
menyadari bahwa ia masih menyentuh pria itu, hingga
ia langsung menarik tangannya. Walaupun Chanyeol sudah
melepaskan pelukannya, Yoona masih dapat merasakan
kehangatan tangan pria itu di bokongnya.
Mau bergabung dengan keriuhan di sana?
Pertandingan sudah berakhir. Di lapangan para
pemain melakukan upacara kemenangan. Masing-ma
sing memegang minuman kaleng, yang dikocok kuatkuat
sebelum dibuka, lalu menyiramkannya pada
teman-teman satu timnya.
Pasti, jawab Yoona, dan tertawa. Bersama-sama
mereka lari menuruni tangga stadion, melangkahi
pembatasnya, dan lari memsuki lapangan. Joshua menyambut
mereka. Dengan gembira ia menyambar
Yoona ke dalam pelukannya yang basah oleh keringat
dan memutar-mutar ibunya, sama seperti yang dilakukan
Chanyeol sesaat sebelumnya.
Mengapa?
Memang apa urusannya denganmu? Aku takkan
berani menanyakan berapa banyak wanita dalam
hidupmu sejak kita bertemu di Galveston.
Tak terhitung, saking banyaknya.
Tepat.
Tapi tidak demikian halnya denganmu, kan?
Taruhan, pria yang pernah tidur denganmu palingpaling
masih bisa dihitung dengan satu tangan.
Kata-katanya menyinggung harga diri Yoona.
Kok bisa seyakin itu?
Karena adanya Joshua bisa menjadi penghalang
hubungan cinta. Iya, kan?
Benar sekali, ujar Yoona dengan nada sama
dinginnya seperti ketika ia menegur pria itu beberapa
malam sebelumnya. Hubungan cinta bisa menjadi
penghalang dalam hidupku dan Joshua. Aku jamin, Kolonel
Kincaid, anakmu diasuh dalam lingkungan yang
baik.
Aku belum mengakui dia anakku.
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Oh, ujar Yoona terkejut. Kupikir karena kau
datang menonton pertandingannya, berusaha bertemu
Joshua lagi, kupikir kau sudah yakin.
Sebelum aku mengambil Iangkah selanjutnya
Langkah selanjutnya? tanya Yoona cemas.